• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHA INDUSTRI RENGGINANG SINGKONG SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SRAGEN. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS USAHA INDUSTRI RENGGINANG SINGKONG SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SRAGEN. Skripsi"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS USAHA INDUSTRI RENGGINANG SINGKONG

SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SRAGEN

Skripsi

Oleh:

SHARAYUSA DYAH PARMAWATI H 1306036

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

i

ANALISIS USAHA INDUSTRI RENGGINANG SINGKONG

SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SRAGEN

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

SHARAYUSA DYAH PARMAWATI H1306036

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS USAHA INDUSTRI RENGGINANG SINGKONG

SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SRAGEN

Yang dipersiapkan dan disusun oleh : SHARAYUSA DYAH PARMAWATI

H1306036

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal :

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji Ketua

Wiwit Rahayu, SP.MP NIP.19711109 199703 2 004

Anggota I

Mei Tri Sundari, SP.MSi NIP.19780503 200501 2 002

Anggota II

Dr. Ir. Mohd. Harisudin, MSi NIP.19671012 199302 1 001

Surakarta, Januari2011

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP.19551217 198203 1 003

(4)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan pada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sragen dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pi-hak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, MSi selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis.

3. Ir. Sugiharti Mulya H, MP selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan/Prodi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis.

4. Ibu Wiwit Rahayu, SP. MP selaku Dosen Pembimbing Utama, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, tuntunan serta saran yang berharga sehingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Mei Tri Sundari, SP. MSi selaku Dosen Pembimbing Pendamping, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, tuntunan serta saran yang berharga sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, MSi selaku Dosen Penguji Tamu, yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan.

7. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staff Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang diberikan dan bantuannya selama masa perkuliahan penulis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

8. Badan Kesbangpol dan Linmas, Bappeda, Disperindagkop dan UMKM, BPS, dan Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin pengambilan data.

9. Seluruh produsen rengginang singkong Kabupaten Sragen yang telah menyediakan waktu dan berbagi infomasi mengenai usahanya.

10. Buat papa dan mama yang aku cintai, Om Kilal, Om Budin dan semua keluarga besarku yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangat. 11. Teman-teman terbaik yang aku miliki selama kuliah beserta keluarganya :

Antik, Vitria, Ika, Hana, Dita, Nana dan semuanya terima kasih atas bantuan, semangat, dukungan, perhatian dan kebersamaannya selama ini.

12. Teman-teman Ekstensi Agrobisnis Angkatan 2005, angkatan 2006 dan angkatan 2007 terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan kalian semua.

Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran demi lebih baiknya karya ilmiah ini. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat memberikan

manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Januari2011

(6)

commit to user v HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGESAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... RINGKASAN ... SUMMARY... I. ENDAHULUAN... A. atar Belakang... B. erumusan Masalah... C. ujuan Penelitian... D. egunaan Penelitian... II. INJAUAN PUSTAKA... A. enelitian Terdahulu... B. andasan Teori... 1.

ingkong /Ubi Kayu... 2. engginang Singkong... 3. Halaman i ii iii v viii x xi xii xiii 1 1 3 4 5 6 6 7 7 10 11 13 13 14 14 15 16 16 20 20 20

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ndustri Rumah Tangga... 4. iaya... 5. enerimaan... 6. euntungan... 7. rofitabilitas... 8. fisiensi Usaha... 9. isiko... C.

erangka Teori Pendekatan Masalah... D. ipotesis... E. sumsi... F. embatasan Masalah... G.

efinisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel...

III.

ETODE PENELITIAN...

A.

etode Dasar Penelitian... B.

etode Pengumpulan Data... 1.

etode Pengambilan Daerah Penelitian... 2. 20 23 23 23 23 24 25 25 25 26 26 26 26 26 26 28 28 31 31 31 32 32 32 33 34 35 36 37 38 38 39

(8)

commit to user

vii C.

enis dan Sumber Data... 1.

ata Primer... 2.

ata Sekunder... D.

eknik Pengumpulan Data... 1. bservasi... 2. awancara... 3. encatatan... E.

etode Analisis Data... 1.

iaya, Penerimaan, Keuntungan dan Profitabilitas... 2.

nalisis Efisiensi Usaha... 3.

nalisis Risiko Usaha...

IV.

EADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN...

A.

eadaan Alam... 1.

okasi dan Batas Daerah Penelitian... 2.

eadaan Tanah dan Iklim... B. 41 41 42 43 44 45 46 46 48 49 51 52 52 56 57 58 59 60 61 62 62 62

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user viii eadaan Penduduk... 1. ertumbuhan Penduduk... 2.

eadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin... 3.

eadaan Penduduk Menurut Umur... 4.

eadaan Penduduk Menurut Pendidikan... 5.

eadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian... C.

eadaan Perindustrian... D.

eadaan Pertanian... 1.

eadaan Sektor Pertanian... 2.

eadaan Usahatani Ubi Kayu...

V.

ASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A.

dentitas Responden Industri Rengginang Singkong... 1.

mur Responden... 2.

umlah Anggota Keluarga... 3.

endidikan Responden... 4.

(10)

commit to user

ix 5.

lasan Responden Dalam Mengusahakan... 6.

tatus Usaha... B.

ahan Baku Usaha Industri Rengginang Singkong... C.

eralatan Usaha Industri Rengginang Singkong... D.

roses Produksi Pembuatan Rengginang Singkong... E.

emasaran Rengginang Singkong... F.

nalisis Usaha Industri Rengginang Singkong... 1. nalisis Biaya... 2. enerimaan... 3. euntungan... 4. rofitabilitas... 5. fisiensi Usaha... 6. isiko Usaha... G.

ermasalahan Usaha Industri Rengginang Singkong Di Kabupaten Sragen...

VI.

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user x A. esimpulan... B. aran... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL

(12)

commit to user

xi

Nomor Judul Halaman

1 Jumlah Unit Usaha Agroindustri di Kabupaten Sragen

Tahun 2008... 3 2 Kandungan Gizi dalam Tiap 100 Gram Ubi Kayu

(Singkong)... 9 3 Jumlah Unit Usaha Industri Rengginang Singkong di

Beberapa Desa di Kecamatan Sambirejo Kabupaten

Sragen Tahun 2009... 24 4 Penentuan Jumlah Sampel Produsen Rengginang

Singkong di Kabupaten Sragen... 25 5 Perkembangan Penduduk Kabupaten Sragen Tahun

2004-2008... 33 6 Keadaan Penduduk Kabupaten Sragen Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2008... 33 7 Keadaan Penduduk Kabupaten Sragen Menurut Umur

Tahun 2008... 34 8 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di

Kabupaten Sragen Tahun 2008... 36 9 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di

Kecamatan Sambirejo 2008... 37 10 Jumlah Unit Usaha Sektor Industri Menurut jenis Industri

dan Jumlah Unit Usaha di Kecamatan Sambirejo Tahun

2008... 38 11 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten

Sragen dan Kecamatan Sambirejo Tahun

2008... 39 12 Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Pada Tahun

2003-2007 di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Sambirejo

Tahun 2008... 40 13 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Kelompok Umur di Kecamatan Sambirejo Kabupaten

Sragen... 41 14 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jumlah

Anggota Keluarga di Kecamatan Sambirejo Kabupaten

Sragen... 42 15 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Sragen... 43 16 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Pengalaman Usaha Industri Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen... 44 17 Alasan Mengusahakan Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen... 45 18 Status Usaha Industri Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen... 46 19 Jenis, Pengadaan, Tempat Pembelian, Sistem Pengadaan,

dan Cara Pembayaran... 47 20 Rata - Rata Biaya Tetap Usaha Industri Rengginang

Singkong Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sragen

Bulan Juni 2010... 53 21 Rata-rata Biaya Variabel Usaha Industri Rengginang

Singkong Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sragen

Bulan Juni 2010... 55 22 Rata-rata Biaya Total Usaha Industri Rengginang

Singkong Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sragen

Bulan Juni 2010... 56 23 Rata-Rata Produksi dan Penerimaan Usaha Industri

Rengginang Singkong Skala Rumah Tangga di

Kabupaten Sragen Bulan Juni 2010... 57 24 Rata-rata Keuntungan Usaha Industri Rengginang

Singkong Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sragen

Bulan Juni 2010... 57 25 Rata-rata Profitabilitas Usaha Industri Rengginang

Singkong Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sragen

Bulan Juni 2010... 58 26 Efisiensi Usaha Industri Rengginang Singkong Skala

Rumah Tangga di Kabupaten Sragen Bulan Juni

2010... 59 27 Risiko Usaha dan Batas Bawah Keuntungan Usaha

Industri Rengginang Singkong Skala Rumah Tangga di

Kabupaten Sragen Bulan Juni 2010... 60

(14)

commit to user

xiii

Nomor Judul Halaman

1 Proses Pembuatan Rengginang Singkong... 11 2 Bagan Kerangka Teori Pendekatan Masalah Analisis

Usaha Industri Rengginang Singkong Skala Rumah Tangga Di Kabupaten Sragen...

19 3 Proses Produksi dalam Pembuatan Rengginang

Singkong... 51

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Nomor Judul Halaman

1 Identitas Responden Usaha Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Juni 2010... 66 2 Biaya Penyusutan Usaha Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Juni 2010... 67 3 Total Biaya Penyusutan di Kecamatan Sambirejo Juni

2010... 71 4 Biaya Variabel Usaha Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Juni 2010... 72 5 Biaya investasi Usaha Rengginang Singkong Bulan Juni

2010... 74 6 Bunga Modal Investasi Usaha Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Juni 2010... 77 7 Biaya Tenaga Kerja Usaha Rengginang Singkong Juni

2010... 79 8 Biaya Bahan Baku Pembuatan Rengginang

Singkong... 80 9 Total Biaya Variabel Usaha Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Juni 2010... 81 10 Biaya Tetap Usaha Rengginang Singkong di Kecamatan

Sambirejo Juni 2010... 82 11 Biaya Total Usaha Rengginang Singkong di Kecamatan

Sambirejo... 83 12 Total Penerimaan Usaha Usaha Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Juni 2010... 84 13 Analisis Usaha Industri Rengginang Singkong di

Kecamatan Sambirejo Juni 2010... 86 14 Foto Penelitian... 88 15

16

Kuisioner... Surat Keterangan Disperindagkop...

91 100 17 Surat Rekomendasi Survey/Research... 101 18

Peta Kabupaten Sragen... 102

(16)

commit to user

xv

SHARAYUSA DYAH PARMAWATI H1306030

RINGKASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi dan risiko usaha industri rengginang singkong skala rumah tangga di Kabupaten Sragen.

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Jambeyan dan Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo. Responden sebanyak 30 orang diambil dengan metode judgmental sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan pencatatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya total rata-rata yang dikeluarkan oleh produsen rengginang singkong di Kabupaten Sragen selama bulan Juni 2010 sebesar Rp 1.887.629,17. Penerimaan rata-rata yang diperoleh setiap produsen sebesar Rp 2.268.000,00dan keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 380.370,83. Usaha industri rengginang singkong skala rumah tangga di Kabupaten Sragen tersebut termasuk menguntungkan dengan nilai profitabilitas 16,67%.

Industri rengginang singkong di Kabupaten Sragen yang dijalankan selama ini sudah efisien yang ditunjukkan dengan R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,20 yang berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan mendapat penerimaan sebesar 1,20 kali dari biaya yang dikeluarkan. Besarnya nilai koefisien variasi 1,07 dan nilai batas bawah keuntungan sebesar minus Rp 435.401,00. Hal ini dapat diartikan bahwa industri rengginang singkong kemungkinan menanggung risiko sebesar Rp 435.401,00.

BUSINESS ANALYSIS ON HOUSEHOLD-SCALE OF

“RENGGINANG SINGKONG” IN SRAGEN REGENCY

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

SHARAYUSA DYAH PARMAWATI H1306030

SUMMARY

The purpose of this research are to know the level of cost, revenue, profit, profitability, efficiency, and risk of household-scale rengginang singkong industry in Sragen Regency.

The basic method of this research is descriptive method. This research was done in Jambeyan and Sukorejo Village, Sambirejo districts, Sragen Regency. The number of respondents is 30 respondents are found and gathered by using the judgmental sampling method. The data used in this research are primary and secondary data. The data are collected through an observation, direct interview, and recording.

The result of this research shows that total average cost spent by those industrialists in Sragen Regency during on Juni 2010 is Rp 1.887.629,17. The average revenue for each of them is Rp 2.268.000,00 and the profit is Rp 380.370,83. The household-scaled of rengginang singkong industry in Sragen Regency is profitable business of which profitability value is 16,77%.

The running of rengginang singkong industry in Sragen Regency is efficient. It can be known by efficiency value (R/C ratio) 1,20. It’s means that every one rupiah which has been spent will obtain revenue as many as 1,20 times from the spending cost. The level of coefficient variation (CV) value is 1,07 and the lowest profit value (L) is minus Rp 435.401,00. This may mean that the industry likely to bear the risk of rengginang singkong is Rp 435.401,00.

(18)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembangunan ekonomi di dalam pembangunan nasional jangka panjang di Indonesia mempunyai sasaran utama mencapai keseimbangan antara sektor pertanian dan industri. Keseimbangan tersebut dapat tercapai apabila ada kerjasama antara kedua sektor tersebut.

Adanya kerjasama yang baik antara sektor pertanian dan industri menciptakan suatu bentuk kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian yang merupakan bagian dari konsep agrobisnis. Konsep dari agrobisnis yang sebenarnya adalah suatu kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas, yaitu kegiatan usaha yang menunjang pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh sektor pertanian (Nopianto, 2009:1).

Pengembangan industri pengolahan pangan di Indonesia yang didukung oleh sumberdaya alam pertanian, baik nabati maupun hewani mampu menghasilkan berbagai produk olahan yang dapat dibuat dan dikembangkan dari sumber daya alam lokal atau daerah. Saat ini di beberapa negara Asia banyak produk pangan yang diangkat dari jenis pangan lokal dan diolah secara tradisional. Dengan berkembangnya produk lokal tersebut, maka jumlah dan jenis produk pangan menjadi semakin banyak jumlahnya.

Melalui pengembangan agroindustri pangan di pedesaan yang menggunakan bahan baku pangan lokal, diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah pangan dan jenis produk pangan yang tersedia di pasar lebih beragam, yang pada gilirannya akan berdampak pada keanekaragaman produksi dan konsumsi pangan. Selain itu, adanya pengembangan agroindustri pangan juga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan petani serta berkembangnya perekonomian di pedesaan secara luas dan menghemat devisa negara. Usaha pengembangan pertanian yang mengarah pada kegiatan

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

agroindustri yaitu pengolahan hasil pertanian menjadi bahan makanan dan salah satu produk pertanian yang dapat diolah adalah singkong (Said, 2008:1).

Singkong (Manihot utilissima) merupakan salah satu tanaman pangan rakyat Indonesia dan memiliki kelebihan tertentu dibandingkan tanaman pangan lainnya, yaitu harganya murah, mudah diusahakan, biaya produksi rendah, mengandung banyak karbohidrat, dan tanaman ketela pohon tidak begitu dipengaruhi musim. Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Tanaman singkong sangat mudah tumbuh dan banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah (Anonim, 2010:1). Dalam dasawarsa ini berbagai pihak instansi baik pemerintah maupun swasta telah melakukan inovasi pengolahan singkong sehingga akan dapat memperoleh nilai tambah komoditas tersebut dengan berbagai jenis panganan olahan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah serta industri kecil yang mengolah singkong menjadi rengginang (Priwit, 2009:1).

Situasi sekarang ini, industri berskala kecil seperti industri rumah tangga yang berbasiskan bahan baku sumber daya alam lokal mampu bertahan dan berkembang meskipun kurang mendapat perhatian karena dipandang kurang memberikan keuntungan. Oleh karena itu, pembangunan industri rumah tangga yang mengolah produksi pertanian sangatlah penting untuk mendapatkan perhatian yang lebih besar. Walaupun industri rumah tangga sebagian besar menggunakan peralatan yang sederhana, tetapi industri rumah tangga ini mampu untuk bersaing dengan industri yang mempunyai skala lebih besar. Industri rumah tangga dapat menghasilkan berbagai macam produk dengan keunikan dan kekhasan tertentu yang menjadi nilai lebih produk untuk membuatnya memiliki daya saing lebih di pasar.

Salah satu industri pengolahan pangan yang berbahan baku singkong di Kabupaten Sragen adalah industri rengginang singkong. Rengginang singkong yang dihasilkan oleh masyarakat di Kabupaten Sragen adalah rengginang yang

(20)

terbuat dari singkong sebagai bahan baku utamanya. Adapun jumlah unit usaha agroindustri yang ada di Kabupaten Sragen sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Unit Usaha Agroindustri Di Kabupaten Sragen Tahun 2008

No Jenis Agroindustri Jumlah Unit Usaha

1. Makanan dari singkong 527

2. Krupuk ketan/beras 260

3. Makanan dari kacang kedelai 200

4. Roti 40 5. Mie 8 6. Tahu 163 7. Tempe 711 8. Tempe keripik 70 9. Tepung beras 13 10. Keripik pisang 36 11. Emping melinjo 190 12. Geplak jahe 50 13. Emping garut 153

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa usaha pembuatan makanan dari singkong menempati urutan kedua setelah usaha pembuatan tempe di Kabupaten Sragen. Rengginang singkong merupakan salah satu jenis usaha pengolahan makanan dari singkong. Usaha pembuatan rengginang singkong di Kabupaten Sragen ada 75 unit usaha yang berpusat di Kecamatan Sambirejo (Tabel 3). Ditengah berkembangnya berbagai jenis makanan olahan, ternyata rengginang singkong di Kabupaten Sragen masih tetap bertahan. Kenyataan inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai usaha rengginang singkong di Kabupaten Sragen terutama mengenai besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, efisiensi dan risiko dari usaha rengginang singkong tersebut.

B. Perumusan masalah

Salah satu agroindustri yang ada di Kabupaten Sragen adalah industri rumah tangga rengginang singkong, yaitu industri pengolahan makanan dengan berbahan dasar ubi kayu yang sudah dilakukan dalam waktu lebih dari 10 tahun di Kabupaten Sragen.

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Rengginang singkong merupakan produk makanan berbahan baku singkong yang cukup dikenal masyarakat tetapi masih diusahakan dalam skala rumah tangga. Produsen rengginang singkong di Kabupaten Sragen dalam menjalankan usahanya menghadapi beberapa masalah antara lain permodalan. Hal ini merupakan masalah utama yang dihadapi produsen rengginang singkong. Selain itu, persaingan antar produsen rengginang singkong dalam pemasaran, karena sebagian besar produsen memasarkan rengginang singkong di Kabupaten Sragen. Serta pengeringan yang mengandalkan sinar matahari pada saat musim hujan sehingga proses penjemuran membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya yang menyebabkan para produsen rengginang singkong tersebut tidak dapat berproduksi secara optimal. Dengan adanya masalah tersebut akan mempengaruhi kelangsungan hidup usaha industri rengginang singkong di Kabupaten Sragen.

Berdasarkan masalah di atas, maka permasalahan yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas usaha industri rengginang singkong skala rumah tangga di Kabupaten Sragen? 2. Berapa besarnya efisiensi usaha industri rengginang singkong skala rumah

tangga di Kabupaten Sragen?

3. Berapa besarnya risiko usaha industri rengginang singkong skala rumah tangga di Kabupaten Sragen?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas usaha industri rengginang singkong skala rumah tangga di Kabupaten Sragen.

2. Mengetahui besarnya efisiensi usaha industri rengginang singkong skala rumah tangga di Kabupaten Sragen.

3. Mengetahui besarnya risiko usaha industri rengginang singkong skala rumah tangga di Kabupaten Sragen.

(22)

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang keadaan industri rengginang singkong di Kabupaten Sragen serta merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan, serta evaluasi terhadap penetapan kebijakan, terutama dalam pengembangan industri rumah tangga rengginang singkong di Kabupaten Sragen.

3. Bagi Pelaku Usaha, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pemikiran dalam peningkatan usaha dan mampu memberikan pendapatan yang lebih baik.

4. Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan sebagai bahan pustaka/referensi untuk penyusunan penelitian selanjutnya.

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah dari produk pertanian adalah dengan mengolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Usaha pengolahan produk pertanian sering disebut dengan agroindustri. Dengan adanya industri pengolahan produk pertanian, diharapkan akan semakin dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut, yang secara langsung akan berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha agroindustri pada khususnya dan petani pada umumnya.

Menurut penelitian Suhesti (2007:94) dengan judul Analisis Usaha Industri Geplak di Kabupaten Bantul, diketahui bahwa biaya total rata-rata yang dikeluarkan oleh produsen selama satu bulan sebesar RP 13.698.084,85, dan penerimaan rata-rata yang diperoleh produsen sebesar Rp 15.811.792,86, sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh produsen selama satu bulan sebesar RP 2.113.708,01. Sedangkan nilai profitabilitas dari usaha industri geplak sebesar 15,43%, dan nilai efisiensinya sebesar 1,15, artinya setiap satu unit rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan 1,15 kali dari biaya yang dikeluarkan.

Menurut penelitian Widianti (2010:61) yang berjudul Analisis Usaha Industri Krupuk Pathilo Skala Rumah Tangga di Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa biaya total rata-rata yang dikeluarkan dalam satu kali produksi sebesar Rp 2.427.208,75. Penerimaan yang diperoleh dalam satu kali produksi sebesar Rp 3.822.414,79 sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp 1.395.205,04 dengan profitabilitas sebesar 29,3%. Koefisien variasi dari usaha ini sebesar 0,25 dengan batas bawah keuntungan sebesar Rp671.569,90. Usaha industri krupuk pathilo skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri ini sudah efisien, terbukti dari nilai R/C-nya sebesar 1,57.

Selain itu, menurut penelitian Candrawati (2005:67) yang berjudul Analisis Usaha Industri Intip di Kota Surakarta menunjukkan bahwa biaya total rata-rata yang dikeluarkan dalam satu kali produksi sebesar

(24)

Rp11.306.025,00. Penerimaan yang diperoleh dalam satu kali produksi sebesar Rp 14.616.452,00, sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp 3.310.025,00 dengan profitabilitas sebesar 29,3%. Koefisien variasi dari usaha ini sebesar 0,652 dengan batas bawah keuntungan sebesar minus Rp 1.004.615,00. Besarnya risiko yang mungkin terjadi Rp 2.157.521,00. Walaupun nilai risiko dari usaha ini cukup besar, namun usaha industri intip di Kota Surakarta ini sudah efisien, terbukti dari nilai R/C-nya sebesar 1,293.

Berdasarkan hasil penelitian ketiga peneliti tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha industri geplak, usaha industri krupuk pathilo dan usaha industri intip dapat memberikan keuntungan. Besarnya keuntungan tersebut dipengaruhi oleh besarnya penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Ketiga usaha yang dijalankan tersebut efisien, meskipun memiliki kemungkinan risiko usaha yang cukup besar. Berpijak dari hasil tersebut peneliti mencoba untuk menerapkan konsep penelitian dari ketiga peneliti tersebut pada industri rengginang singkong di Kabupaten Sragen.

B. Landasan Teori

1. Singkong atau Ubi Kayu

Ubi kayu (Manihot utilissima), termasuk dalam kelurga Euphorbiaceae, batangnya berkayu, beruas dan berbuku, panjangnya kadang-kadang sampai 3 meter. Warna batangnya bermacam-macam yang ditentukan oleh warna kulit luar, kulit dalam, adanya penyusunan selaput gabus pada batang. Pada waktu masih muda warna batangnya biasanya hijau, setelah tua warnanya ada yang keputih-putihan, kelabu, hijau kelabu, dan ada yang coklat kelabu. Empulur batang warnanya putih, lunak, dan kenampakannya serupa gabus. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Daun ubi kayu mempunyai susunan berurat tangan terbagi dengan jumlah anak daun lima sampai sembilan, serta tangkai daun agak panjang

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Di Indonesia, tanaman ubi kayu tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi, yakni antara 10 − 1.500 m dpl. Daerah yang paling ideal (baik) untuk mendapatkan produksi yang optimal adalah daerah dataran rendah yang berketinggian antara 10 − 700 m dpl. Makin tinggi daerah penanaman dari permukaan laut, akan makin lambat pertumbuhan tanaman ubi kayu sehingga umur panennya makin lama (panjang) (Rukmana, 1997:36).

Berdasarkan deskripsi varietas ubi kayu, maka penggolongan jenisnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Jenis ubi kayu manis, yaitu jenis ubi kayu yang dapat dikonsumsi langsung. Contoh varietasnya antara lain : gading, adira 1, mangi, betawi, mentega, randu, lanting, dan kaliki.

2. Jenis ubi kayu pahit, yaitu jenis ubi kayu untuk diolah atau prosesing. Contoh varietasnya antara lain : bogor, SPP, dan adira 2.

(Rukmana, 1997:35)

Hal penting yang harus diperhatikan dalam menghidangkan aneka macam makanan dari ubi kayu adalah memilih jenis atau varietas ubi kayu yang berkadar asam sianida (HCN) rendah. Aneka makanan yang dibuat dari ubi kayu, selain mensuplai energi (kalori) cukup tinggi, kandungan gizinya juga berguna bagi kesehatan tubuh. Ubi kayu mengandung gizi (nutrisi) cukup tinggi dan komposisinya lengkap. Adapun kandungan gizi ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :

(26)

commit to user

Tabel 2. Kandungan Gizi dalam Tiap 100 Gram Ubi Kayu (Singkong)

No Kandungan Gizi Komposisi

1. Kalori 146 Kal 2. Air 62,50 g 3. Karbohidrat 34,70 g 4. Protein 1,20 g 5. Lemak 0,30 g 6. Kalsium 0,03 g 7. Zat Besi 0,90 g 8. Vitamin A/B/C 0,09 g 9. Niacin 0,70 mg 10. Thiamin 0,80 mg 11. Riboflavin 0,03 mg Sumber : Damardjati dkk (1994:16)

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa dalam tiap 100 gram ubi kayu mengandung 146 kal Kalori, 62,50 g Air, 34,70 g Karbohidrat, 1,20 g Protein, 0,30 g Lemak, 0,03 g Kalsium, 0,90 g Zat Besi, 0,09 g Vitamin A/B/C, 0,70 mg Niacin, 0,80 mg Thiamin, 0,03 mg Riboflavin. Ubi kayu merupakan sumber karbohidrat pengganti beras karena memiliki kandungan gizi yang mendekati beras. Pola konsumsi ubi kayu di beberapa negara bervariasi, tergantung masing-masing daerah atau negara. Ada yang digunakan untuk konsumsi langsung dan ada juga yang digunakan untuk bahan baku industri pangan. Di Indonesia 55% dari total produksi ubi kayu nasional dikonsumsi sebagai bahan pangan dalam berbagai bentuk produk. Bahan pangan dari ubi kayu dalam bentuk segar memiliki kandungan kalori dan protein yang rendah.

Tanaman ubi kayu (Manihot utilissima) merupakan salah satu hasil komoditas pertanian di Indonesia yang biasanya dipakai sebagai bahan makanan. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka ubi kayu ini bukan hanya dipakai sebagai bahan makanan saja tetapi juga dipakai sebagai bahan baku industri. Selain itu ubi kayu juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan pengganti, misalnya saja rengginang singkong. Pembuatan rengginang singkong ini merupakan salah satu cara pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan suatu produk yang relatif awet dengan

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Rengginang Singkong

Rengginang singkong merupakan makanan ringan yang menyerupai rengginang beras ketan yang terbuat dari ubi kayu yang berbentuk persegi panjang, warnanya putih, dan setelah digoreng rasanya gurih dan renyah. Adapun bahan-bahan yang diperlukan dan cara pembuatan rengginang singkong adalah sebagai berikut :

a. Bahan :

1. 500 gr singkong, parut, peras dan buang airnya 100 ml. 2. 3/4 sdt garam 3. 1/4 sdt penyedap rasa 4. 50 gr tepung sagu 5. 100 ml air 6. Minyak goreng Bumbu halus :

1. 5 butir bawang merah 2. 3 siung bawang putih 3. 2 sdt ketumbar 4. 2 ½ sdt terasi goreng b. Cara Membuat :

1. Singkong dikupas dan dicuci bersih.

2. Singkong diparut, kemudian parutan singkong dicuci bersih. 3. Ampas parutan singkong dihancurkan, ditambahkan bumbu

(campur singkong, garam, penyedap rasa, tepung sagu dan

air), aduk rata, kemudian dibuat butiran-butiran kemudian dicetak. 4. Dikukus selama 10 menit hingga matang, kemudian didinginkan

dan dijemur hingga kering.

5. Rengginang singkong kering dan dikemas. (Anonim, 2009:1).

(28)

Gambar 1. Proses pembuatan rengginang singkong 3. Industri Rumah Tangga

Menurut BPS (1998:196), usaha industri adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi, atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya atau sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Dalam industri pengolahan terdapat tiga kegiatan utama yaitu : 1) kegiatan pengadaan bahan baku, 2) kegiatan pengolahan produk primer dan 3) kegiatan pemasaran. Pembahasan mengenai industri tidak terlepas dari ketiga di atas karena kegiatan

Ubi kayu

Dikupas, dicuci bersih

Diparut, diperas

Ampas dihancurkan, dicampur bumbu

Dikukus, didinginkan, dan dijemur

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

tersebut merupakan suatu sistem yang apabila terjadi kegagalan di satu bidang kegiatan maka akan mempengaruhi seluruh kegiatan lainnya.

Menurut Aristanto (1996:82), sektor industri di Indonesia dibagi menjadi empat kelompok yaitu :

a. Industri besar yaitu industri yang proses produksinya secara keseluruhan sudah menggunakan mesin dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang.

b. Industri sedang yaitu industri yang proses produksinya menggunakan mesin sebagian dan tenaga kerja yang digunakan berkisar 20-99 orang. c. Industri kecil yaitu industri yang umumnya memakai sistem pekerja

upahan dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang.

d. Industri rumah tangga yaitu industri yang mempunyai tenaga kerja kurang dari 5 orang dan terdapat di pedesaan.

Perkembangan industri tentunya tidak saja ditujukan kepada industri-industri besar dan sedang, tetapi perhatian yang sepadan harus pula diarahkan kepada industri-industri kecil dan rumah tangga. Sebab pada kenyataannnya, industri jenis ini masih sangat diperlukan sampai waktu tidak tertentu untuk memberikan kesempatan kerja sekaligus pemerataan pendapatan (Todaro, 1994:71).

Menurut Suratiyah (1991:58), industri kecil dan rumah tangga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan ekonomi, yaitu :

1. Menciptakan peluang kerja dan pembiayaan yang relatif murah. 2. Mengambil peranan dalam peningkatan mobilitas tabungan domestik. 3. Mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

sedang karena dapat menghasilkan barang murah dan sederhana. 4. Dapat menyebabkan barang-barang sampai ke tangan konsumen

dengan harga murah karena letak industri kecil dan rumah tangga menyebar dan dekat dengan konsumen.

Kegiatan industri kecil lebih-lebih rumah tangga yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia memiliki kaitan yang dekat dengan mata pencaharian pertanian di daerah pedesaan, serta tersebar di seluruh tanah

(30)

commit to user

air. Kegiatan ini umunya merupakan pekerjaan sekunder para petani dan penduduk desa yang memiliki arti sebagai sumber penghasil tambahan dan musiman (Rahardjo, 1986:44).

4. Biaya

Biaya adalah nilai dari semua masukan ekonomik yang diperlukan, yang dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan sesuatu produk (Prasetya, 1995:7). Biaya dalam proses produksi berdasarkan jangka waktunya dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya jangka pendek dan jangka panjang. Biaya jangka pendek berkaitan dengan penggunaan faktor produksi tidak lama, jumlah masukan (input) faktor produksi tidak sama, dapat berubah-ubah. Namun demikian biaya produksi jangka pendek masih dapat dibedakan adanya biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan dalam jangka panjang semua faktor produksi adalah biaya variabel (Lipsey et al., 1990:110).

Dilihat dari segi sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat output, maka biaya produksi dibagi menjadi :

a. Biaya tetap total (TFC) adalah jumlah biaya-biaya yang tetap dibayar produsen berapapun tingkat outputnya. Jumlah biaya tetap total adalah tetap untuk setiap output. Misalnya : penyusutan alat dan sewa gedung. b. Biaya variabel total adalah jumlah biaya-biaya yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang diproduksi. Misalnya : biaya bahan mentah, upah, dan biaya angkutan.

c. Biaya total adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Secara matematis bisa dituliskan sebagai berikut :

TC = TFC + TVC (Boediono, 2002:81) 5. Penerimaan

Menurut Boediono (1985:34), yang dimaksud dengan penerimaan adalah penerimaan produksi dari hasil penjualan outputnya. Untuk mengetahui penerimaan total diperoleh dari output atau hasil produksi

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 14 TR = Q x P Keterangan : TR = penerimaan total (Rp)

Q = jumlah output/produk yang dihasilkan (Unit) P = harga jual (Rp)

6. Keuntungan

Keuntungan adalah tujuan utama dalam pembukuan usaha. Semakin besar keuntungan yang diterima, maka semakin layak pembukuan usaha. Didasarkan pada perkiraan dan perencanaan produksi, dapat diketahui pada jumlah berapa perusahaan mendapat kerugian. Informasi ini dapat digunakan sebagai indikator dalam pengendalian produksi (Soetrisno, 2003:9).

Menurut Suparmoko (1992:171), keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya produksi sesuai dengan tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi pada penggunaannya yang terbaik. Secara matematis dapat dirumuskan :

p = TR – TC Keterangan : p = keuntungan (Rp) TR = penerimaan total (Rp) TC = biaya total (Rp) 7. Profitabilitas

Menurut Riyanto (2001:37), profitabilitas dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penerimaan. Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya kinerja usaha. Dengan kata lain, profitabilitas merupakan perbandingan antara keuntungan dari penjualan dengan penerimaan total yang dinyatakan dengan prosentase. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

(32)

commit to user Profitabilitas = x100% TR p Keterangan :

p

= keuntungan (Rp) TR = penerimaan total (Rp) 8. Efisiensi

Pendapatan yang tinggi tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi, karena kemungkinan penerimaan yang besar tersebut diperoleh dari investasi yang besar. Efisiensi mempunyai tujuan memperkecil biaya produksi persatuan produk yang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah memperkecil biaya keseluruhan dengan mempertahankan produksi yang telah dicapai untuk memperbesar produksi tanpa meningkatkan biaya keseluruhan (Rahardi, 1999:60).

Efisiensi usaha dapat dihitung dari perbandingan antara besarnya penerimaan dan biaya yang digunakan untuk berproduksi yaitu dengan menggunakan R/C Rasio. R/C Rasio adalah singkatan Return Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara metematis sebagai berikut:

Efisiensi usaha = C R Keterangan : R = penerimaan C = biaya total

Kriteria yang digunakan dalam penentuan efisiensi usaha adalah:

R/C > 1 berarti usaha rengginang singkong yang dijalankan sudah efisien R/C = 1 berarti usaha rengginang singkong belum efisien atau usaha

mencapai titik impas

R/C < 1 berarti usaha rengginang singkong yang dijalankan tidak efisien (Soekartawi, 1995:14).

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

9. Risiko

Terdapat dua macam risiko yang dikenal dalam perusahaan pertanian seperti halnya dalam perusahaan-perusahaan lainya yaitu risiko perusahaan dan risiko keuangan. Risiko perusahaan berhubungan dengan macam-macam tingkat keuntungan yang diterima akibat dari bermacam-macam kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan agrobisnis. Risiko keuangan adalah risiko menderita kerugian yang lebih besar akibat bertambahnya pemakaian modal pinjaman atau karena bertambah besarnya rasio pemakaian modal pinjaman dan modal milik pribadi. Risiko perusahaan disebabkan oleh sekurang-kurangnya lima sebab utama yaitu : a. Ketidakpastian produksi

b. Tingkat harga

c. Perkembangan teknologi

d. Tindakan-tindakan perusahaan dan organisasi atau pihak lain e. Sakit, kecelakaan dan kematian

(Kadarsan, 1992:154).

Untuk menghitung besarnya risiko usaha adalah dengan menggunakan perhitungan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan. Koefisien variasi merupakan perbandingan antara simpangan baku usaha tersebut dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh. Batas bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai nominal terendah yang mungkin diterima oleh pengusaha. Apabila L ≥ 0 maka pengusaha tidak akan mengalami kerugian, sebaliknya jika nilai L ≤ 0 maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses produksi terdapat peluang kerugian yang akan diterima oleh pengusaha (Hernanto, 1993:15).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Industri rengginang singkong di Kabupaten Sragen merupakan industri yang mengolah singkong menjadi rengginang singkong. Dari usaha tersebut akan dikaji mengenai biaya, penerimaan, keuntungan, efisien, profitabilitas,

(34)

dan risiko industri rengginang singkong skala rumah tangga di Kabupaten Sragen.

Pengambilan suatu keputusan oleh pengusaha selalu memanfaatkan analisis biaya. Biaya itu sendiri merupakan nilai korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi. Menurut Samryn (2001:12) biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan perilaku biaya, dimana biaya tersebut dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yaitu biaya yang konstan secara total sekalipun terjadi perubahan tingkat aktivitas dalam suatu kisaran relevan (relevan range) tertentu. Adapun biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha industri rengginang singkong ini terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya penyusutan peralatan yang dihitung dengan metode garis lurus dan bunga modal investasi. Sedangkan pengertian biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat aktivitas. Dalam industri rengginang singkong ini yang termasuk dalam biaya variabel antara lain : biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya kemasan, dan biaya label. Biaya total (TC) merupakan penjumlahan dari biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC).

Proses produksi adalah suatu proses dimana beberapa barang atau jasa yang disebut input diubah menjadi barang lain atau output. Pengertian dari industri pengolahan rengginang singkong ini adalah kegiatan pengolahan singkong menjadi rengginang singkong yang dilakukan secara sengaja. Menurut Arsyad (1991:17) dalam suatu proses produksi akan diperoleh penerimaan yaitu perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual produk.

Keuntungan yaitu selisih antara penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Kemampuan usaha industri untuk menghasilkan keuntungan dapat diukur dengan rasio profitabilitas, yaitu perbandingan antara keuntungan dengan penerimaan total yang dinyatakan dalam persen.

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Efisiensi merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Dimana pada saat R/C > 1 berarti efisien, R/C = 1 berarti usaha tersebut dalam kondisi break event point, dan R/C < 1 berarti usaha tersebut tidak efisien. Untuk itu tujuan setiap produsen adalah menekan biaya serendah mungkin dengan menggunakan kombinasi usaha pada usaha pembuatan rengginang singkong.

Risiko merupakan konsekuensi yang harus ditanggung produsen rengginang singkong saat mengambil keputusan. Kerugian atau keuntungan yang terjadi sebagai akibat dipilihnya suatu alternatif dalam berusaha pasti mempunyai risiko. Secara statistik risiko dapat dihitung dengan menggunakan ukuran keragaman (variance) atau simpangan baku (standart deviation).

Hubungan antara simpangan baku dengan keuntungan rata-rata diukur dengan koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L). Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung produsen dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi. Semakin besar nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung oleh produsen semakin besar dibanding dengan keuntungannya. Batas bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai normal yang terendah yang mungkin diterima oleh produsen. Apabila nilai ( L) ini sama dengan atau lebih dari nol, maka produsen tidak akan mengalami kerugian. Sebaliknya jika nilai L kurang dari nol maka dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses produksi ada peluang kerugian yang akan diderita produsen.

Hubungan antara nilai batas bawah, keuntungan dengan koefisien variasi (CV) adalah apabila nilai CV > 0,5 atau nilai L < 0, maka produsen akan terhindar dari kerugian. Sebaliknya apabila nilai CV < 0,5 atau nilai L ≥ 0, maka akan ada peluang kerugian yang diderita oleh produsen.

(36)

commit to user

Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Gambar 2. Bagan Kerangka Teori Pendekatan Masalah Analisis Usaha Industri Rengginang Singkong Skala Rumah Tangga Di Kabupaten Sragen Analisis usaha : · Keuntungan · Profitabilitas · Efisiensi · Risiko Penerimaan Biaya total Biaya variabel : · Biaya bahan baku · Biaya bahan penolong · Biaya kemasan

· Biaya label Biaya tetap :

· Biaya tenaga kerja · Biaya penyusutan alat · Bunga modal investasi

Keluaran (Rengginang Singkong) Masukan (Singkong) Proses Produksi Rengginang Singkong

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

D. Hipotesis

1. Diduga industri rengginang singkong yang diusahakan menguntungkan. 2. Diduga industri rengginang singkong yang diusahakan efisien.

E. Asumsi

1. Faktor produksi berupa tenaga kerja keluarga dalam kegiatan memproduksi rengginang singkong, diasumsikan menerima upah yang besarnya sama dengan upah tenaga kerja luar.

2. Aset rumah dan bangunan tidak diikutsertakan dalam perhitungan biaya tetap karena mempunyai fungsi ganda.

F. Pembatasan Masalah

1. Analisis usaha yang dimaksud dalam penelitian ini didasarkan pada biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi, dan risiko usaha industri rengginang singkong di Kabupaten Sragen.

2. Usaha rengginang singkong merupakan kegiatan yang memproduksi rengginang singkong mentah di Kabupaten Sragen yang sampai periode penelitian masih berproduksi.

3. Penelitian ini dibatasi pada industri rumah tangga yang mengusahakan pembuatan rengginang singkong dengan menggunakan tenaga kerja 1-4 orang di Kabupaten Sragen.

4. Penelitian ini menggunakan data produksi selama periode satu bulan yaitu pada bulan Juni 2010.

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Rengginang singkong merupakan makanan ringan yang terbuat dari ubi kayu yang berbentuk persegi panjang, berwarna putih dan merah, dan rasanya asin.

2. Analisis usaha adalah penyidikan terhadap kelangsungan suatu usaha dengan meninjau dari berbagai hal yang meliputi : biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi, dan besarnya risiko usaha.

(38)

3. Industri rengginang singkong adalah kegiatan pengolahan singkong menjadi rengginang singkong.

4. Responden adalah produsen rengginang singkong yang mengolah sendiri mulai dari singkong sampai menjadi rengginang singkong dan berdomisili di Kabupaten Sragen.

5. Biaya total adalah semua biaya yang digunakan dalam usaha pembuatan rengginang singkong, baik yang benar-benar dikeluarkan atau tidak, yang terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel, yang dinyatakan dengan satuan rupiah.

6. Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang besarnya tidak dipengaruhi oleh kuantitas output yang dihasilkan. Yang termasuk dalam biaya tetap adalah :

a. Biaya tenaga kerja

b. Biaya penyusutan peralatan yang dihitung dengan metode garis lurus dalam satuan rupiah.

Penyusutan = ekonomi umur akhir nilai awal nilai

-c. Bunga modal investasi, yaitu perkalian antara suku bunga kredit riil pada bulan penelitian dengan investasi awal yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

Bunga modal investasi = suku bunga kredit riil pada bulan penelitian x investasi awal

7. Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang besarnya berubah-ubah secara proporsional terhadap kuantitas output yang dihasilkan. Yang termasuk dalam biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya bahan bakar, biaya bahan kemasan, dan biaya label yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

8. Penerimaan adalah jumlah rengginang singkong yang diproduksi dikalikan harga jual rengginang singkong yang dinyatakan dalam rupiah.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

10. Profitabilitas adalah perbandingan antara keuntungan dengan penerimaan total, dinyatakan dalam persen.

11. Efisiensi adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan.

12. Risiko adalah terjadinya kondisi merugi yang dihadapi oleh produsen yang ditunjukkan dari nilai koefisien variasi dan batas bawah keuntungan.

(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif mempunyai ciri bahwa metode ini memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, masalah-masalah yang aktual, dan data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan, dan dianalisis (Surakhmad, 1994:140).

Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survey, yaitu pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan dengan menggunakan beberapa daftar pertanyaan berbentuk kuisioner (Surakhmad, 1994:140).

B. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Pengambilan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di Kecamatan Sambirejo. Menurut Disperindagkop, Kecamatan Sambirejo merupakan satu-satunya kecamatan yang memiliki daerah industri rengginang singkong di Kabupaten Sragen. Data mengenai jumlah unit usaha dan jumlah produksi rengginang singkong setiap desa yang terdapat di Kecamatan Sambirejo dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah Unit Usaha Industri Rengginang Singkong di Beberapa Desa di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun 2009

No Desa Jumlah Unit Usaha

1. Jambeyan 42

2. Sukorejo 31

3. Sambirejo 2

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Sragen Tahun 2009

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dari ketiga desa tersebut diambil sampel desa secara purposive (sengaja) dengan kriteria yang terbanyak mengusahakan rengginang singkong. Berdasarkan kriteria tersebut dapat diketahui bahwa Desa Jambeyan dan Desa Sukorejo mempunyai jumlah unit usaha rengginang singkong yang terbanyak, sehingga dua desa tersebut terpilih sebagai desa sampel.

2. Metode Pengambilan Responden

Populasi penelitian ini adalah produsen yang mengusahakan rengginang singkong skala rumah tangga di Desa Jambeyan dan Desa Sukorejo. Sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 30 produsen rengginang singkong, karena menurut Singarimbun dan Effendi (1995:155), bahwa jumlah sampel yang akan dianalisis harus mengikuti distribusi normal yaitu sampel yang jumlahnya lebih besar atau sama dengan 30.

Penentuan jumlah sampel tiap desa dilakukan secara proporsional menggunakan rumus : Ni = N Nk x n Keterangan :

Ni : Jumlah sampel produsen rengginang singkong pada lokasi tepilih. Nk : Jumlah populasi produsen rengginang singkong pada lokasi tepilih. N : Jumlah populasi produsen rengginang singkong di Kecamatan

Sambirejo

n : Jumlah sampel produsen rengginang singkong yang dikehendaki (30).

Dengan menggunakan rumus di atas maka sampel tiap desa yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(42)

Tabel 4. Penentuan Jumlah Sampel Produsen Rengginang Singkong di Kabupaten Sragen

No Desa Populasi Sampel

1. Jambeyan 42 17

2. Sukorejo 31 13

Jumlah 73 30

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Sragen Tahun 2009

Pengambilan sampel produsen rengginang singkong masing-masing desa dilakukan secara judgmental sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian atau pertimbangan peneliti mengenai individu-individu dalam populasi yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel (Soeratno, 1988:120). Sampel yang dipilih adalah individu yang hanya memproduksi rengginang singkong dan yang sampai pada periode penelitian masih berproduksi.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh langsung dari produsen rengginang singkong dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Data primer tersebut berupa karakteristik produsen rengginang singkong, biaya, produksi, tenaga kerja, harga, kendala yang dihadapi produsen rengginang singkong, dan data-data lain yang menunjang tujuan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut berasal dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, BPS, Dinas Pertanian serta instansi-instansi lain yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder tersebut berupa keadaan umum daerah penelitian, keadaan penduduk, keadaan perekonomian, dan data-data lain yang menunjang tujuan penelitian.

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung dengan obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang akan diteliti.

2. Metode Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan wawancara secara luas dan mendalam dengan responden sampel dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan.

3. Metode Pencatatan, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan data dari segala sumber yang berkaitan dengan penelitian.

E. Metode Analisis Data

1. Analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas usaha a. Biaya

Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel yang harus dikeluarkan dari usaha pembuatan rengginang singkong. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

TC = TFC + TVC Keterangan :

TC = biaya total dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp) TFC = biaya tetap total dari usaha pembuatan rengginang singkong

(Rp)

TVC = biaya variabel total dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp)

b. Penerimaan

Penerimaan total merupakan nilai uang dari jumlah rengginang singkong yang terjual atau hasil perkalian antara jumlah rengginang singkong yang terjual (Q) dan harga jual rengginang singkong (PQ). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

(44)

TR = Q x PQ Keterangan :

TR = penerimaan total dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp)

Q = jumlah rengginang singkong yang diproduksi dari usaha pembuatan rengginang singkong (Kg)

PQ = harga jual rengginang singkong (Rp) c. Keuntungan

Keuntungan usaha merupakan pengurangan penerimaan total dengan biaya total dari usaha pembuatan rengginang singkong. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

p

= TR –TC

= Q . PQ – (FC + VC) Keterangan :

p = keuntungan usaha dari usaha pembuatan rengginang singkong

(Rp)

TR = penerimaan total dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp)

TC = biaya total dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp) Q = jumlah rengginang singkong yang diproduksi dari usaha

pembuatan rengginang singkong (Kg) PQ = harga jual rengginang singkong (Rp)

FC = biaya tetap dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp) VC = biaya variabel dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp) d. Profitabilitas

Nilai profitabilitas usaha pembuatan rengginang singkong merupakan tingkat keuntungan usaha yang dinyatakan dalam persen. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 28 Profitabilitas = x100% TR p Keterangan :

p

= keuntungan usaha dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp)

TR = penerimaan total dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp)

2. Analisis Efisiensi Usaha

Besarnya efisiensi usaha pada usaha pembuatan rengginang singkong dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Efisiensi usaha = C R

Keterangan :

R = penerimaan total dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp) C = biaya total dari usaha pembuatan rengginang singkong (Rp) Dimana :

C

R > 1, berarti usaha pembuatan rengginang singkong sudah efisien

C

R = 1, berarti usaha pembuatan rengginang singkong belum efisien atau baru mencapai kondisi impas (tidak untung atau rugi) C

R < 1, berarti usaha pembuatan rengginang singkong tidak efisien 3. Analisis Risiko Usaha

Untuk menghitung besarnya risiko usaha industri rengginang singkong adalah dengan menggunakan perhitungan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan.

Koefisien variasi merupakan perbandingan antara simpangan baku keuntungan usaha industri rengginang singkong dengan jumlah keuntungan yang diperoleh, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

(46)

CV = E V

Keterangan :

CV = koefisien variasi usaha industri rengginang singkong

V = simpangan baku keuntungan usaha industri rengginang singkong (Rp)

E = keuntungan rata-rata usaha industri rengginang singkong (Rp) Sebelum mengukur koefisien variasi harus mencari keuntungan rata-rata usaha industri rengginang singkong dan simpangan bakunya, yang dirumuskan sebagai berikut :

E = n Ei n i 1S= Keterangan :

E = keuntungan rata-rata usaha industri rengginang singkong (Rp) Ei = keuntungan usaha industri rengginang singkong yang diterima

produsen rengginang singkong (Rp)

n = jumlah produsen rengginang singkong (orang)

Setelah mengetahui keuntungan rata-rata usaha industri rengginang singkong selanjutnya mencari simpangan baku dengan menggunakan metode analisis ragam, karena simpangan baku merupakan akar dari ragam, yaitu :

V = V 2

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 30 V2 = ) 1 ( ) ( 1 2 1

= n E E n i Keterangan : V2 = ragam

n = jumlah produsen rengginang singkong (orang)

E = keuntungan rata-rata usaha industri rengginang singkong (Rp) Ei = keuntungan usaha industri rengginang singkong yang diterima

produsen rengginang singkong (Rp)

Untuk mengetahui batas bawah keuntungan usaha industri rengginang singkong digunakan rumus :

L = E – 2V Keterangan :

L = batas bawah keuntungan usaha industri rengginang singkong (Rp) E = keuntungan rata-rata usaha industri rengginang singkong (Rp)

V = simpangan baku keuntungan usaha industri rengginang singkong (Rp)

Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa risiko usaha industri rengginang singkong yang harus ditanggung produsen semakin besar. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai CV ≤ 0,5 dan L ≥ 0 menyatakan bahwa produsen industri rengginang singkong akan selalu terhindar dari kerugian. Apabila nilai CV > 0,5 dan L < 0 berarti ada peluang kerugian yang akan diderita oleh produsen industri rengginang singkong.

(48)

commit to user

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Lokasi dan Batas Daerah Penelitian

Kabupaten Sragen merupakan kabupaten yang berada paling timur di Propinsi Jawa Tengah yang terletak antara 110045'_111010' bujur timur dan 7015'-7030' lintang selatan dengan ketinggian rata-rata 109 mdpl. Kabupaten Sragen mempunyai luas wilayah sebesar 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan, 208 desa/kelurahan. Adapun batas-batas wilayah kabupaten Sragen sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan

Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi (Propinsi Jawa Timur) Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali

Kecamatan Sambirejo merupakan salah satu kecamatan yang ada diantara 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen. Kecamatan Sambirejo terletak di sebelah selatan ibukota Kabupaten Sragen yang berjarak 12 km dari ibukota Kabupaten Sragen dan 45 km dari Kota Solo. Luas wilayah Kecamatan Sambirejo adalah 4.842,51 ha yang terdiri dari : tanah sawah 1.489,49 ha (30,76%) dan tanah kering 3.353,02 ha (69,24%). Kecamatan Sambirejo terdiri dari 9 desa atau kelurahan dengan pusat pemerintahan berada di Desa Sambirejo. Adapun Kecamatan Sambirejo memiliki batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Gondang Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar Sebelah Barat : Kecamatan Kedawung

Desa Jambeyan dan Desa Sukorejo merupakan desa yang terpilih menjadi daerah sampel penelitian dari 9 desa yang ada di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Desa Jambeyan memiliki wilayah dengan luas 7.60 km2 dan Desa Sukorejo memiliki wilayah dengan luas 4.12 km2.

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Keadaan wilayah Kecamatan Sambirejo yaitu terletak pada ketinggian antara 191 mdpl. Wilayah selatan merupakan lereng Gunung Lawu, wilayah tengah daerah berbukit dengan curah hujan 27,52 mm/th dan hari hujan rata-rata 112 hr/th serta suhu rata-rata 18-27° C.

2. Keadaan Tanah dan Iklim

Kabupaten Sragen mempunyai topografi yang bervariasi baik dataran rendah hingga dataran sedang. Wilayah Kabupaten Sragen menjadi dua yaitu bagian utara dan bagian selatan. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan sektor pertanian di Kabupaten Sragen. Sedangkan klasifikasi tanah yang ada di Kabupaten Sragen terdiri dari enam macam yaitu Grumosol, Latosol, Aluvial, Litosol, Mediteran dan Kompleks Mediteran.

Iklim adalah keadaan rata-rata dari cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama yang sifatnya tetap. Kabupaten Sragen beriklim tropis dan bertemperatur sedang. Ditinjau dari keadaan curah hujan, maka Kabupaten Sragen termasuk daerah beriklim kering dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/th dan mempunyai hari hujan rata-rata dibawah 150 hari/th. Sedangkan untuk temperature terendah 24°C dan tertinggi 39°C.

B. Keadaan Penduduk

1. Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, jumlah kematian dan migrasi yang terjadi di daerah tersebut. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Sragen tahun 2004-2008 ditampilkan pada tabel berikut :

(50)

Tabel 5. Perkembangan Penduduk Kabupaten Sragen Tahun 2004-2008

Tahun Jumlah penduduk (jiwa) Persentase pertumbuhan

(%) 2004 855.244 19,81 2005 858.266 19,88 2006 863.914 20,01 2007 867.572 20,10 2008 871.951 20,20 Rata-rata 4.316.947 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, 2009

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah penduduk Kabupaten Sragen tahun 2004-2008 adalah 4.316.947 jiwa. Penduduk Kabupaten Sragen dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada tabel diatas.

2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Dengan melihat komposisi penduduk menurut jenis kelamin maka dapat diketahui jumlah penduduk serta besarnya sex ratio di suatu daerah, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Keadaan penduduk Kabupaten Sragen menurut jenis kelamin ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 6. Keadaan Penduduk Kabupaten Sragen Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008

Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Laki-laki Perempuan 431.191 440.760 49,45 50,55 Jumlah 871.951 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, 2009

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Sragen jumlah penduduk perempuan lebih banyak yaitu 440.760 jiwa dari jumlah penduduk laki-laki dimana perbedaan tersebut tidak terlalu jauh, terlihat dari persentasenya yang hanya terpaut yaitu 1,1% dari keseluruhan penduduk Kabupaten Sragen.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Unit Usaha Agroindustri Di Kabupaten Sragen Tahun 2008
Gambar 1. Proses pembuatan rengginang singkong  3.  Industri Rumah Tangga
Gambar 2. Bagan Kerangka Teori Pendekatan Masalah Analisis Usaha  Industri Rengginang Singkong Skala Rumah Tangga Di  Kabupaten Sragen  Analisis usaha : ·  Keuntungan  ·  Profitabilitas ·  Efisiensi ·  Risiko  Penerimaan Biaya total Biaya variabel :
Tabel 7. Keadaan Penduduk Kabupaten Sragen Menurut Umur Tahun 2008     Umur (tahun)  Jumlah (jiwa)  Persentase (%)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melihat kecukupan unit sampling yang digunakan oleh Susenas, berikut ini dilakukan metode resampling dengan cara mengambil sampel dari data sampel rumah tangga Susenas tahun

Simulasi Prototype Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Ditinjau dari Diameter Nozzle Terhadap Energi Listrik yang Dihasilkan.. (Fitriyani, 2017 : 70 halaman, 6 tabel,

pertunjukan di Surakarta melalui sarana dan prasarana yang lebih baik serta wadah yang representatif, akan mendorong masyarakat menikmati karya seni yang beragam

Maraknya pernikahan diluar negeri yang pasangannya berbeda agama ini disebabkan karena masih lemahnya Undang-undang Perkawinan yang memberikan peluang terjadinya

Blast chill equipment provides food chilling optimum for 90-120 min to +3 °C, reaching an internal temperature of food particularly for the perishable ready-to-eat product

BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG yang menyetujui permohonan kerja praktek mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi

Skema Kerja Pembiayaan Musyarakah dengan Revenue Sharing Skema tersebut menjelaskan pembiayaan musyarakah dengan revenue sharing dilakukan dengan cara menggabungkan dua

Adapun saran yang dapat disampaikan penulis melalui Karya Ilmiah ini adalah jika para pembaca ingin meningkatkan nafsu makan anda bisa mengkonsumsi cabe