Responden dalam penelitian ini adalah produsen usaha industri rengginang singkong yang pada saat penelitian masih aktif berproduksi dan berdomisili di Kabupaten Sragen. Identitas responden sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kegiatan produksi rengginang singkong. Identitas responden rengginang singkong yang diteliti antara lain : umur responden, lama pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam produksi, lama mengusahakan, status usaha dan alasan usaha.
1. Umur Responden
Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-59 tahun dan usia non produktif antara 0-14 tahun serta lebih atau sama dengan 60 tahun. Usia sangat mempengaruhi dalam kegiatan usaha pembuatan rengginang singkong. Jumlah dan persentase responden berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen
No Kelompok Umur (Th) Jumlah Responden Persentase
(%)
1. 0-14 0 0
2. 15-59 26 86,67
3. ≥60 4 13,33
Jumlah 30 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2010 (lampiran 1)
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa jumlah responden yaitu 30 orang yang terdiri dari 26 orang umur produktif dan 4 orang umur non produktif. Produsen rengginang singkong di Kabupaten Sragen rata-rata berumur 47 tahun. Pada usaha industri rengginang singkong ini umur produsen tidak terlalu berpengaruh dalam kegiatan produksi, karena semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
kegiatan dalam proses produksi dapat dilakukan baik yang masih muda ataupun orang tua. Lebih dibutuhkan dan diutamakan adalah kemampuan fisik atau tenaga yang memadai dari produsen. Melihat rata-rata umur produsen maka dapat digolongkan dalam usia produktif, dengan demikian produsen lebih mudah menerima informasi dan inovasi baru serta lebih cepat mengambil keputusan dalam menentukan teknologi yang diterapkan dalam mengelola usahanya. Maka dengan usia produktif responden diharapkan mampu memenuhi selera pasar dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan keuntungan dari mengusahakan.
2. Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi dalam usaha pembuatan rengginang singkong. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, akan menuntut produsen untuk mendapatkan uang yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhannya. Jumlah anggota keluarga terdiri dari bapak, ibu dan anak. Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen
No Anggota Keluarga Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 2-4 18 60,00
2. 5-6 11 36,67
3. 7-8 1 3,33
Jumlah 30 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2010 (lampiran 1)
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (60%) mempunyai jumlah anggota keluarga 2-4 orang. Berdasarkan data tersebut diketahui seluruh responden mempunyai anggota keluarga lebih dari 2 orang. Jumlah rata-rata anggota keluarga produsen rengginang singkong adalah 4 orang. Anggota keluarga yang dimaksud disini adalah keluarga inti (terdiri dari ayah, ibu, dan anak) dan rata-rata jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam kegiatan produksi
commit to user
sebanyak 3 orang. Rata-rata jumlah anggota keluarga dengan jumlah tenaga kerja yang aktif dalam produksi tidak berbeda jauh. Hal ini disebabkan seluruh tenaga kerja yang terdapat pada usaha industri rengginang singkong ini berasal dari tenaga kerja keluarga. Jadi hampir semua anggota keluarga yang ada terlibat dalam proses produksi. Adapun anggota keluarga yang tidak terlibat dikarenakan mereka masih bersekolah. Besar kecilnya jumlah anggota keluarga ini berpengaruh terhadap ketersediaan jumlah tenaga kerja usaha industri rengginang singkong, terutama tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan produksi.
3. Pendidikan Responden
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk responden dalam hal menerima dan menerapkan teknologi baru, disamping kemampuan dan ketrampilan dari produsen sendiri. Pendidikan akan mempengaruhi pola pikir produsen dalam menjalankan kegiatan usahanya dan pengambilan keputusan dalam pemasaran rengginang singkong yang dihasilkannya. Selain itu pendidikan juga akan mempengaruhi produsen dalam menyerap informasi terbaru yang dapat diterapkan dalam kegiatan usahanya. Pada Tabel 15 dapat dilihat Jumlah dan persentase responden berdasarkan pendidikan di Kabupaten Sragen.
Tabel 15. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
(Orang) Persentase (%)
1. Tidak sekolah 8 26,67
2. Tamat SD 20 66,67
3. Tamat SLTP 2 6,67
Jumlah 30 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2010 (lampiran 1)
Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa sebagian besar responden adalah tamat SD sebanyak 20 orang atau 66,67%. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan masih rendah di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi modal bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
produsen dalam menjalankan usaha, dapat menghitung pengeluaran maupun keuntungan dari usahanya, dan dapat memasarkan produk sampai ke luar daerah.
Seluruh produsen rengginang singkong di Kabupaten Sragen pernah memperoleh pendidikan, walaupun pada tingkatan yang berbeda-beda. Rata-rata lama pendidikan yang telah ditempuh oleh produsen adalah 6 tahun atau setara dengan SD. Pada usaha industri rengginang singkong ini pendidikan tidak terlalu berpengaruh karena dalam kegiatan produksi tidak memerlukan keahlian khusus yang diperoleh dari pendidikan formal. Semua produsen mempelajarinya melalui orang lain dan pengalaman mereka sendiri.
4. Pengalaman Responden Dalam Usaha Pembuatan Rengginang Singkong Dalam usaha pembuatan rengginang singkong selain tingkat pendidikan, juga diperlukan bakat dan pengalaman untuk mengusahakannya. Pengalaman ini akan sangat mempengaruhi ketrampilan responden dalam membuat rengginang singkong, semakin lama pengalaman mengusahakan maka ketrampilan dalam pembuatan rengginang singkong semakin baik. Pada Tabel 16 dapat dilihat jumlah dan persentase responden berdasarkan pengalaman mengusahakan rengginang singkong di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.
Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha Industri Rengginang Singkong di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen No Pengalaman Mengusahakan (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) 1. 1-4 4 13,33 2. 5-9 8 26,67 3. ≥10 18 60,00 Jumlah 30 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2010 (lampiran 1)
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa pengalaman responden dalam mengusahakan rengginang singkong di Kecamatan Sambirejo
commit to user
Kabupaten Sragen selama 1-4 tahun sebanyak 4 orang atau 13,33%, selama 5-9 tahun sebanyak 8 orang atau 26,67%, dan selama ≥10 tahun sebanyak 18 orang atau 60%. Walaupun responden memiliki pendidikan yang rendah, tetapi mereka tidak diragukan lagi dalam hal pembuatan rengginang singkong karena mereka memahami dan menguasai hal tersebut dari pengalaman yang sudah bertahun-tahun.
Kegiatan usaha industri rengginang singkong di Kabupaten Sragen telah dijalankan antara 3-20 tahun dan rata-rata secara keseluruhan telah dijalankan selama 12 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa produsen sudah cukup lama menjalankan usaha tersebut dan mampu mempertahankan usahanya sampai saat ini.
5. Alasan Responden Dalam Mengusahakan
Alasan responden dalam menjalankan usahanya sebagai produsen rengginang singkong dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.
Tabel 17. Alasan Mengusahakan Rengginang Singkong di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen
No Alasan usaha Jumlah Persentase (%)
1. Lebih menguntungkan 4 13,33
2. Usaha warisan - -
3. Tidak mempunyai usaha lain 18 60,00 4.
5.
Pengalaman sebagai buruh Lainnya 1 7 3,33 23,33 Jumlah 30 100,00
Sumber: Analisis Data Primer, 2010 (lampiran 1)
Tabel 17 menunjukkan bahwa sebagian besar alasan responden mengusahakan rengginang singkong karena tidak mempunyai usaha lain yaitu sebesar 18 orang atau 60%, sedangkan urutan berikutnya adalah dikarenakan alasan lain yaitu untuk menambah penghasilan sebanyak 7 orang atau 23,33%. Sedangkan 4 orang mengusahakan rengginang singkong dikarenakan lebih menguntungkan dari usaha lain sebesar 13,33%, dan alasan pengalaman sebagai buruh tani sebanyak 1 orang atau 3,33%. Ada sebagian warga yang mempunyai usaha lain untuk mendapatkan penghasilan yaitu usaha industri krupuk singkong (trowolo).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Kenyataannya, keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut tidak begitu besar dibanding dengan mengusahakan rengginang singkong.
6. Status Usaha
Setiap usaha yang dilakukan dapat merupakan usaha utama ataupun usaha sampingan. Begitu juga dengan industri rengginang singkong skala rumah tangga di Kabupaten Sragen. Berikut ini tabel mengenai status usaha industri rengginang singkong di Kabupaten Sragen.
Tabel 18. Status Usaha Industri Rengginang Singkong di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen
No Status usaha Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Pekerjaan utama 23 76,67
2. Pekerjaan sampingan 7 23,33
Jumlah 30 100,00
Sumber: Analisis Data Primer, 2010 (lampiran 1)
Tabel 18 menunjukkan bahwa mayoritas status usaha pembuatan rengginang singkong di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dijadikan sebagai pekerjaan utama yaitu sebesar 23 orang atau 76,67%, sedangkan yang dijadikan sebagai pekerjaan sampingan sebanyak 7 orang atau 23,33%. Usaha industri rengginang singkong menjadi pekerjaan utama karena penerimaan yang diperoleh hanya berasal dari usaha industri rengginang singkong tersebut. Sedangkan usaha industri rengginang singkong menjadi pekerjaan sampingan karena responden memiliki pekerjaan utama sebagai petani dan penerimaan yang diperoleh berasal dari usahataninya.