MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 2 Maret 2010
Kepada Yang Terhormat :
1. Para Pimpinan Kementerian/Lembaga Republik Indonesia; 2. Para Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah
Provinsi/Kepala Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam bidang pembinaan bangunan gedung negara.
di -
seluruh Indonesia
Perihal : Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dalam rangka Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
SURAT EDARAN Nomor : 06/SE/M/2010
Pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara melakukan pembinaan teknis dan pengawasan teknis kepada pengguna anggaran dan penyedia jasa konstruksi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, pasal 4 ayat (1) setiap pembangunan Bangunan Gedung Negara yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga harus mendapat bantuan teknis berupa tenaga Pengelola Teknis dari Departemen Pekerjaan Umum.
Dalam rangka pelaksanaan pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis kepada Kementerian/Lembaga penyelenggara pembangunan bangunan gedung negara tersebut, perlu ditetapkan Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dengan Surat Edaran Menteri sebagai berikut :
I. UMUM
Maksud dari petunjuk teknis adalah agar pembangunan bangunan gedung negara yang di biayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber dana lainnya yang sah dan yang akan dijadikan sebagai aset negara oleh Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran, dapat dilaksanakan secara tertib, efektif dan efisien.
Tujuan dari petunjuk teknis ini adalah agar setiap penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, dapat mewujudkan bangunan gedung negara yang sesuai dengan fungsinya, memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, efisien dalam penggunaan sumber daya, serasi dan selaras dengan lingkungannya.
II. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);
3. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
4. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan - perubahannya;
5. Keputusan Presiden RI Nomor 84/P Tahun 2009;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
III. PEMBERIAN BANTUAN TENAGA PENGELOLA TEKNIS
1. Kepala Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran yang melaksanakan pembangunan bangunan gedung negara mengajukan permintaan bantuan tenaga Pengelola Teknis secara tertulis kepada :
1) Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
2) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta.
2. Atas dasar permintaan bantuan tenaga Pengelola Teknis Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara menugaskan secara tertulis kepada tenaga teknis Kementerian Pekerjaan Umum untuk melaksanakan tugas sebagai Tenaga Pengelola Teknis, Tenaga Ahli/Nara Sumber, dan Tenaga Pembantu Pengelola Teknis.
3. Kepala Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran, yang telah mendapatkan Tenaga Pengelola Teknis, segera menerbitkan Surat Keputusan Organisasi Pengelola Kegiatan Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yang didalamnya melibatkan unsur Pengelola Teknis, dan tembusan Surat Keputusan tersebut disampaikan kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara.
4. Dalam rangka melakukan koordinasi pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Kepala Instansi Teknis Pemetintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara membentuk Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
5. Pembentukan Organisasi/Bagan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, diatur sebagaimana tercantum di dalam lampiran I yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Edaran ini.
IV. TENAGA PENGELOLA TEKNIS
1. Tenaga Pengelola Teknis merupakan pejabat fungsional Bidang Tata Bangunan dan Perumahan sekurang-kurangnya Ahli Pratama Pangkat Golongan III/b, yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum atau Pegawai Negeri Sipil Pangkat Golongan III/b Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bersertifikat Pengelola Teknis Kualifikasi C yang ditetapkan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum 2. Tenaga Pengelola Teknis yang diperbantukan kepada
Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung negara, bertugas untuk mengelola kegiatan di bidang teknis administratif selama masa penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara di setiap tahapan, baik di tingkat program maupun di tingkat operasional.
3. Dalam melaksanakan tugasnya, Tenaga Pengelola Teknis dapat didampingi oleh Tenaga Ahli/Nara Sumber dan Tenaga Pembantu Pengelola Teknis.
4. Tenaga Pengelola Teknis bertugas pada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara untuk masa waktu satu tahun anggaran, dan dapat diminta perpanjangan penugasan untuk kegiatan pembangunan bangunan gedung negara yang merupakan kegiatan lanjutan dan atau kegiatan proyek yang melebihi satu tahun anggaran (multi years).
5. Tugas, Fungsi, Tanggung Jawab, dan Kompetensi Tenaga Pengelola Teknis diatur sebagaimana tercantum di dalam lampiran I yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Edaran ini.
V. BIAYA KEGIATAN UNSUR PENGELOLA TEKNIS.
Biaya operasional kegiatan unsur Pengelola Teknis termasuk didalamnya untuk Pembiayaan kegiatan Pengelola Teknis/Tenaga Ahli/Nara Sumber/Pembantu Pengelola Teknis dibebankan pada biaya kegiatan unsur Pengelolaan Teknis yang besarnya 35% dari keseluruhan biaya pengelolaan kegiatan yang telah tersedia pada mata anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran.
Biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis digunakan untuk keperluan :
1. Honorarium; 2. Perjalanan dinas; 3. Transport lokal; 4. Biaya rapat;
5. Biaya pembelian/penyewaan bahan dan alat; dan 6. Biaya-biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara yang bersangkutan.
Realisasi pembiayaan kegiatan unsur Pengelola Teknis dapat dilakukan secara bertahap sesuai kemajuan pekerjaan (tahap persiapan, tahap perencanaan, dan tahap pelaksanaan konstruksi).
Pengusulan pencairan biaya operasional kegiatan unsur Pengelola Teknis kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara, dilakukan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara selaku Ketua Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis.
Format Formulir Pertanggung Jawaban Biaya Unsur Pengelola Teknis sebagaimana tercantum pada lampiran II yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Edaran ini.
Demikian kami sampaikan untuk diteruskan dan dilaksanakan oleh Kepala Instansi/ Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran yang melaksanakan pembangunan bangunan gedung negara, dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DJOKO KIRMANTO Tembusan Kepada Yth :
1. Para Sekretaris Jenderal/Sekretaris Kementerian/Lembaga Republik Indonesia;
2. Para Gubernur Provinsi di Seluruh Indonesia;
3. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan;
4. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan;
5. Para Eselon I dan II di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.
DAFTAR ISI
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum i
DAFTAR ISI vii
Lampiran Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum :
LAMPIRAN I PEMBENTUKAN ORGANISASI/BAGAN ORGANI-SASI, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
I. PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,
BAGAN ORGANISASI 1
A. Pembentukan Tim Pelaksana Koordinasi
B. Susunan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi
C. Bagan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi
II. TUGAS, FUNGSI dan TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA
A. Ketua Tim Pelaksana
B. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis
C. Tenaga Pengelola Teknis
D. Tenaga Pembantu Pengelola Teknis
E. Tenaga Ahli
LAMPIRAN I.1 Prosedur Operasi Standar Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis
LAMPIRAN I.2 Laporan Monitoring Pengelola Teknis LAMPIRAN I.3 Prosedur Operasi Standar Pembangunan
Bangunan Gedung Negara dengan Manajemen Konstruksi
LAMPIRAN I.4 Prosedur Operasi Standar Pembangunan Bangunan Gedung Negara dengan Konsultan Pengawas
LAMPIRAN I.5 Model Kerangka Acuan Kerja, Kontrak, Surat Perintah Mulai Kerja, dan Berita Acara Pelaksanaan Pekerjaan
LAMPIRAN II FORMULIR PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA UNSUR PENGELOLA TEKNIS
LAMPIRAN II.1 Susunan Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis dan Pengelola Teknis
LAMPIRAN II.2 Rencana Penyerapan Biaya Operasional Kegiatan Pengelolaan Teknis
LAMPIRAN II.3 Rincian Penggunaan Biaya Operasional LAMPIRAN II.4 Daftar Pembayaran Transport Pengelola
Teknis
LAMPIRAN II.5 Daftar Pembayaran Honorarium Pengelola Teknis
LAMPIRAN I
PEMBENTUKAN ORGANISASI/BAGAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS
PEMBENTUKAN ORGANISASI/BAGAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
I. PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, BAGAN ORGANISASI
A. Pembentukan Tim Pelaksana Koordinasi
Dalam rangka melakukan koordinasi pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara membentuk Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis.
B. Susunan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi
Susunan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara terdiri dari :
1. Pembina 2. Pengarah
3. Tim Pelaksana Bantuan Tenaga Teknis, terdiri dari: a. Ketua;
b. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis; c. Tenaga Pengelola Teknis;
d. Tenaga Pembantu Pengelola Teknis;
e. Tenaga Ahli Teknis ( bidang arsitektur, struktur, mekanikal/ elektrikal, dan lingkungan);
f. Tenaga Ahli Administrasi (ahli pengadaan barang/jasa konstruksi, ahli keuangan, penilai dan ahli hukum);
g. Sekretariat.
C. Bagan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi
Bagan organisasi tim pelaksana koordinasi bantuan tenaga teknis pembangunan bangunan gedung negara, sebagai berikut :
ORGANISASI TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS
PENGARAH
DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
KETUA TIM PELAKSANA
DIREKTUR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN/
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI/INSTANSI TEKNIS PROVINSI YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG
KOORDINATOR BANTUAN TENAGA TEKNIS
KASUBDIT PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA/
KEPALA SUB DINAS INSTANSI PEKERJAAN UMUM PROVINSI YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG
SEKRETARIAT
TENAGA PEMBANTU PENGELOLA TEKNIS
TENAGA AHLI TEKNIS
(ARSITEKTUR, STRUKTUR, MEKANIKAL/ELEKTRIKAL,
LINGKUNGAN)
TIM PELAKSANA
PEMBINA
MENTERI PEKERJAAN UMUM
TENAGA PENGELOLA TEKNIS TENAGA AHLI ADMINISTRASI (PENGADAAN, HUKUM, PENDAFTARAN BGN, PENILAI KEUANGAN) 2
1. Pembina adalah Menteri Pekerjaan Umum,
2. Pengarah adalah Direktur Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum; 3. Ketua Tim Pelaksana adalah :
a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta.
4. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis adalah Kepala
Sub Direktorat Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/ Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri atau
Kepala Sub Dinas Instansi Teknis Pekerjaan Umum Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta.
5. Tenaga Pengelola Teknis adalah tenaga teknis
Umum/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara, yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung negara dalam mengelola kegiatan di bidang teknis administratif selama penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara.
6. Tenaga Pembantu Pengelola Teknis adalah tenaga
teknis yang ditugaskan oleh Koordinator Bantuan Tenaga Teknis untuk membantu kegiatan Pengelola Teknis atau Tenaga Ahli.
7. Tenaga Ahli Teknis adalah tenaga ahli teknik di
bidang arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas bangunan, pertamanan (landscape), lingkungan dan tenaga ahli teknis lainnya yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk mendukung tenaga Pengelola Teknis.
8. Tenaga Ahli Administrasi adalah tenaga ahli di
bidang hukum, keuangan, manajemen pengelolaan aset dan tenaga ahli administrasi lainnya yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk mendukung tenaga Pengelola Teknis.
9. Sekretariat adalah unit kerja yang dibentuk oleh
Ketua Tim Pelaksana untuk membantu koordinator bantuan tenaga teknis dalam melaksanakan tugas keSekretariatan termasuk pertanggungjawaban administrasi biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis.
II. TUGAS, FUNGSI dan TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA A. Ketua Tim Pelaksana
1. Tugas
Ketua Tim Pelaksana melaksanakan tugas koordinasi dan pengelolaan dalam hal pemberian bantuan Tenaga Pengelola Teknis
kepada Pimpinan Instansi/ Kepala Satuan Kerja
Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara, dan berkewajiban melakukan pelaporan atas tugasnya, sebagai berikut:
a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan selaku Ketua Tim Pelaksana, memberikan laporan atas Pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis pembangunan bangunan gedung negara yang telah dilaksanakannya termasuk yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi kepada Menteri Pekerjaan Umum melalui Direktur Jenderal Cipta Karya setiap semester dan setiap tahun.
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab atas pembinaan gedung negara selaku Ketua Tim Pelaksana memberikan laporan atas kegiatan pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis pembangunan bangunan gedung negara yang telah dilaksanakan di wilayahnya kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan setiap semester dan setiap tahun, Dan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan dilaporkan kepada Menteri Pekerjaan Umum melalui Direktur Jenderal Cipta Karya.
2. Fungsi
Fungsi Ketua Tim Pelaksana adalah untuk melakukan:
a. Pengendalian program bantuan teknis pembangunan bangunan gedung negara; b. Pengolahan data dan informasi kegiatan
c. Mengkordinasikan pelaksanaan tugas tenaga Pengelola Teknis di wilayahnya;
d. Pemberian saran teknis atas persoalan tingkat program dan operasional, yang timbul dalam pembangunan bangunan gedung negara;
e. Pemantauan dan pembinaan tenaga Pengelola Teknis di wilayahnya.
3. Tanggung Jawab
Ketua Tim Pelaksana bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Cipta Karya, atas :
a. Ketertiban dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Teknis;
b. Kontinuitas evaluasi/pelaporan kegiatan pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara;
c. Ketertiban pertanggung jawaban penggunaan biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis.
B. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis 1. Tugas
a. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis melaksanakan tugas operasional koordinasi dan pengelolaan pemberian tenaga bantuan teknis pembangunan bangunan gedung negara yang diberikan kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja
Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan
bangunan gedung negara,
b. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis ditetapkan oleh Ketua Tim Pelaksana, dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Sekretariat Koordinator Bantuan Tenaga Teknis.
2. Fungsi
Koordinator Bantuan Tenaga Teknis berfungsi untuk melaksanakan penyiapan materi :
a. Pengendalian program bantuan teknis pembangunan bangunan gedung negara; b. Pengolahan data dan informasi kegiatan
pembangunan bangunan gedung negara; c. Koordinasi pelaksanaan tugas tenaga
Pengelola Teknis di wilayahnya;
d. Pemberian saran teknis atas persoalan tingkat program dan operasional, yang timbul dalam pembangunan bangunan gedung negara;
e. Pemantauan dan pembinaan Tenaga Pengelola Teknis di wilayahnya.
3. Tanggung Jawab
Koordinator Bantuan Tenaga Teknis bertanggung jawab kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Kepala Dinas Teknis Provinsi, selaku Ketua Tim Pelaksana, dalam hal membantu melaksanakan :
a. Ketertiban dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan tenaga pengelola teknis;
b. Kontinuitas evaluasi/pelaporan atas kegiatan pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara;
c. Ketertiban pertanggungjawaban penggunaan biaya kegiatan unsur
Secara umum pelaksanaan Pemberian Bantuan Tenaga Teknis berupa tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat dalam Bagan Prosedur Operasi Standar Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis sebagaimana tercantum pada lampiran I.1 yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Edaran ini.
C. Tenaga Pengelola Teknis
Tenaga Pengelola Teknis adalah tenaga teknis Kementerian Pekerjaan Umum yang bertugas membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara dalam mengelola kegiatan dibidang teknis administratif selama penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara pada setiap tahapan, baik di tingkat program maupun di tingkat pelaksanaan.
Pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis atas dasar permintaan Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran kepada:
ď‚· Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, atau;
ď‚· Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta.
1. Tugas
Tenaga Pengelola Teknis bertugas pada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara untuk masa waktu satu tahun anggaran, dan Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara dapat meminta perpanjangan penugasan tenaga Pengelola Teknis untuk kegiatan pembangunan bangunan gedung negara yang merupakan kegiatan lanjutan dan atau kegiatan proyek yang melebihi satu tahun anggaran (multi years).
Tenaga Pengelola Teknis bertugas berdasarkan permintaan tertulis dari Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara, dan ditetapkan sebagai Tenaga Pengelola Teknis kegiatan melalui Surat Keputusan Organisasi Pengelola kegiatan oleh Pimpinan Instansi/ Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang bersangkutan;
Tenaga Pengelola Teknis bertugas dalam rangka
pembinaan teknis, memantau kegiatan para
penyedia jasa konstruksi pada saat pengadaan/ pemilihan dan pada saat melaksanakan pekerjaan;
Tenaga Pengelola Teknis memberikan masukan saran teknis administrasi kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara;
Tenaga Pengelola Teknis dapat memberikan masukan saran teknis teknologis dan manajemen untuk percepatan penyelenggaraan
pembangunan yang tertib, efektif, efisien dan berkualitas.
Secara terinci Tenaga Pengelola teknis bertugas membantu kepala satuan kerja, pejabat pembuat komitmen, bendahara, pejabat verifikasi, pengelola administrasi kegiatan Kementerian/Lembaga dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, antara lain:
a. Pada tahap persiapan dan perencanaan konstruksi, membantu dalam kegiatan :
1) Menyiapkan bahan masukan untuk penetapan organisasi kegiatan;
2) Menyiapkan bahan, Jadual, waktu, dan strategi penyelesaian kegiatan;
3) Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa manajemen konstruksi termasuk menyusun KAK;
4) Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa perencanaan termasuk menyusun KAK;
5) Menyiapkan surat penetapan penyedia barang/jasa (SPPBJ), surat perjanjian kerja, dan surat perintah mulai kerja (SPMK);
6) Mengendalikan kegiatan MK atau Pengawasan dan mengendalikan kegiatan perencanaan untuk pekerjaan yang menggunakan konsultan Pengawas;
7) Menyiapkan model berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran dan berita acara lainnya yang berkaitan dengan kegiatan MK / Pengawasan dan kegiatan perencanaan.
b. Pada tahap pelaksanaan konstruksi, membantu dalam kegiatan:
1) Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa pengawasan termasuk menyusun KAK;
2) Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa pelaksana konstruksi;
3) Mengendalikan kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi;
4) Mengendalikan kegiatan pelaksanaan konstruksi dan penilaian atas prestasi kemajuan tahap pelaksanaan konstruksi;
5) Menyiapkan model berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran dan berita acara lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi;
6) Menyiapkan model berita acara serah terima bangunan yang telah selesai dari pelaksana konstruksi.
c. Pada tahap pasca-konstruksi, membantu dalam kegiatan persiapan untuk mendapatkan status dari Pengguna Anggaran, Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Instansi Teknis Daerah, dan pendaftaran sebagai bangunan gedung negara untuk mendapatkan Huruf Daftar Nomor (HDNo)
dari Kementerian Pekerjaan Umum.
Pengelola Teknis yang mendapat penugasan dari:
a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat
dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, atau
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan bangunan gedung negara untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta,
wajib memberikan laporan atas pelaksanaan tugasnya secara periodik setiap bulan, menggunakan format Formulir Laporan Bulanan Pengelola sebagaimana tercantum pada lampiran I.2 yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Edaran ini. 2. Fungsi
Berfungsi sebagai tenaga teknis yang membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara dalam pengelolaan teknis administratif selama masa pembangunan bangunan gedung negara pada setiap tahapan, baik di tingkat program maupun di tingkat operasional.
Secara terinci Tenaga Pengelola Teknis berfungsi membantu Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen, antara lain:
a. Memberikan masukan (input) dari segi teknis
administratif penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara;
serta
b. Memberikan masukan (input) teknologi dan manajemen, untuk percepatan penyelenggaraan pembangunan yang tertib, efektif, efisien dan berkualitas.
Karenanya, untuk melakukan fungsi tersebut diatas maka Tenaga Pengelola Teknis harus memliki kompetensi sebagai mana tercantum dibawah ini:
Tenaga Pengelola Teknis adalah pejabat fungsional Bidang Tata Bangunan dan Perumahan yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum atau Tenaga Teknis yang bersertifikat Pengelola Teknis yang ditetapkan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum.
Tenaga Pengelola Teknis sekurang-kurangnya pejabat fungsional Tata Bangunan dan Perumahan Ahli Pratama Pangkat Golongan III/b, atau Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara Pangkat Golongan III/b yang bersertifikat Pengelola Teknis dengan Kualifikasi C, yang dianggap mampu dan dapat menjalankan tugas secara profesional di bidang tata bangunan, serta ditugaskan secara proporsional sesuai kapasitas tenaga teknis yang bersangkutan.
Tenaga Pengelola Teknis dalam melaksanakan tugas pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara, wajib memiliki kompetensi di dalam menerapkan peraturan pokok dalam setiap tahapan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara diantaranya :
a. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah termasuk perubahannya, terkait dengan :
1) Persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah,
2) Proses pengadaan barang/jasa yang memerlukan penyedia barang/ jasa,
3) Pelaksanaan penilaian kualifikasi.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi terkait dengan :
1) Pedoman Penilaian Kualifikasi Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi (buku 8)
2) Standar Dokumen Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi Kontrak Lump Sum (buku 7)
3) Pedoman Evaluasi Penawaran Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi (buku 9)
4) Pedoman Penilaian Kualifikasi Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi/Pemborongan (buku 3)
5) Standar Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) Untuk Kontrak Lump Sum (buku 2)
6) Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan (Pemborongan) Untuk Kontrak Lump Sum (buku 5)
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara terkait dengan:
1) Persyaratan bangunan gedung negara, 2) Tahapan pembangunan bangunan
gedung negara,
3) Pembiayaan pembangunan bangunan gedung negara,
4) Tata cara pembangunan bangunan gedung negara,
5) Pendaftaran bangunan gedung negara. d. Peraturan LPJK Nomor 11b Tahun 2008
Tentang Registrasi Usaha Jasa Perencana Konstruksi Dan Jasa Pengawas Konstruksi terkait dengan :
1) Sertifikat usaha jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas konstruksi,
2) Bentuk, sifat, persyaratan, penggolongan klasifikasi dan kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas konstruksi,
e. Peraturan LPJK Nomor 11a Tahun 2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi terkait dengan :
1) Sertifikat usaha jasa pelaksana konstruksi , 2) Bentuk, sifat, persyaratan, penggolongan
klasifikasi dan kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi.
f. Peraturan Daerah tentang Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
g. Peraturan lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara.
h. Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara dengan Konsultan Manajemen Konstruksi sebagaimana tercantum pada lampiran I.3 yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Edaran ini.
i. Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara dengan Konsultan Pengawas sebagaimana tercantum pada
lampiran I.4 yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Edaran ini.
j. Model-model Kerangka Acuan Kerja, Kontrak, Surat Perintah Memulai Pekerjaan, Berita Acara (Manajeman Konstruksi, Perencanaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Konstruksi) sebagaimana tercantum pada lampiran I.5 yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Edaran ini.
3. Tanggung jawab
Secara struktural Tenaga Pengelola Teknis bertanggung jawab kepada:
a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, atau;
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai
pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta. Secara operasional/fungsional Tenaga Pengelola Teknis bertanggung jawab kepada Pimpinan
Instansi/Kepala Satuan Kerja
Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara.
D. Tenaga Pembantu Pengelola Teknis 1. Tugas
Tenaga Pembantu Pengelola Teknis adalah tenaga teknis yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk membantu kegiatan Tenaga Pengelola Teknis dan atau Tenaga Ahli.
Tenaga Pembantu Pengelola Teknis bertugas untuk memonitor perkembangan kegiatan (Progress Fisik dan Keuangan) dari Tenaga Pengelola Teknis dan atau Tenaga Ahli, baik ditingkat program maupun pelaksanaan.
2. Fungsi
Tenaga Pembantu Pengelola Teknis berfungsi untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan Tenaga Pengelola Teknis dan atau Tenaga Ahli.
Untuk itu, maka Tenaga Pembantu Pengelola Teknis harus memiliki kompetensi setinggi-tingginya adalah Pejabat Fungsional Tata Bangunan Ahli Pratama Pangkat Golongan III/a, atau Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum/ Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara dengan Pangkat Golongan III/a atau bersertifikat Pengelola Teknis dengan kualifikasi D.
Dalam hal kualifikasi Tenaga Pengelola Teknis, Tenaga Ahli, dan Tenaga Pembantu Pengelola Teknis untuk wilayah provinsi tidak termasuk wilayah Provinsi DKI Jakarta yang sesuai dengan kriteria tidak mencukupi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum/instansi teknis provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara dapat menugaskan Pejabat yang dianggap mampu dan memiliki jabatan atau kepangkatan setingkat lebih rendah.
3. Tanggung Jawab
Tenaga Pembantu Pengelola Teknis bertanggung jawab atas hal-hal yang ditugaskan kepadanya, dan secara profesional bertanggung jawab penuh terhadap kebenaran hal-hal yang dilaporkan kepada Tenaga Pengelola Teknis dan atau Tenaga Ahli.
E. Tenaga Ahli
Tenaga Ahli bertindak sebagai Narasumber dan bekerja secara profesional.
Tenaga Ahli dibagi atas Tenaga Ahli Teknis dan Tenaga Ahli Administrasi.
Tenaga Ahli Teknis adalah tenaga ahli teknik di bidang
arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal/utilitas bangunan, pertamanan (landscape), lingkungan dan tenaga ahli teknik lainnya yang ditugaskan oleh Direktur Penatan Bangunan dan Lingkungan atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi untuk mendukung kegiatan dari tenaga Pengelola Teknis.
1. Tugas
Tenaga Ahli bertugas mendukung Tenaga Pengelola Teknis dalam rangka melakukan kegiatan, antara lain :
a. Analisa kebutuhan ruang dan biaya pembangunan bangunan gedung negara dan atau;
b. Uji kelayakan konstruksi atas bangunan gedung negara dan atau;
c. Evaluasi atas kegagalan bangunan pasca konstruksi (evaluasi terhadap perencanaan/ pelaksanaan/ pengawasan/ pemanfaatan).
Tenaga Ahli yang mendapat penugasan dari Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi wajib membuat laporan hasil kajian/analisa/telaahan/pengujian/evaluasi/ informasi/standar/manual yang dilakukan dan disampaikan kepada yang menugaskan serta kepada Tenaga Pengelola Teknis yang bersangkutan.
2. Fungsi
Secara terinci Tenaga Ahli Teknis berfungsi membantu tenaga Pengelola Teknis, dibidang teknis antara lain:
a. Memberikan masukan (input) dari segi teknis teknologis penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara; serta
b. Memberikan masukan (input) teknologi dan manajemen, untuk percepatan penyelenggaraan pembangunan yang tertib, efektif, efisien dan berkualitas.
Karenanya, untuk melakukan fungsi tersebut diatas maka Tenaga Ahli Teknis harus memliki kompetensi sebagai mana tercantum dibawah ini:
Kompetensi Tenaga Ahli sekurang-kurangnya adalah Pejabat Fungsional Tata Bangunan dan Perumahan Ahli Madya yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum, atau Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara yang bersertifikat Pengelola Teknis dari Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dengan kualifikasi A dan minimal Pangkat Golongan IV/a, atau Tenaga Ahli profesional bersertifikat Keahlian (SK) dengan kualifikasi Ahli Madya.
3. Tanggung Jawab
Tenaga Ahli Teknis secara profesional bertanggungjawab penuh terhadap hasil kajian/analisa/telaahan/pengujian/
evaluasi/informasi/standar/manual yang dilakukannya dan disampaikan kepada Direktur
Penataan Bangunan dan Lingkungan atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi yang menugaskannya.
Tenaga Ahli Administrasi adalah tenaga ahli administratif di bidang hukum, keuangan, manajemen pengelolaan aset dan tenaga ahli administratif lainnya yang ditugaskan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan/Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi untuk mendampingi tenaga Pengelola Teknis.
1. Tugas
Tenaga Ahli Administrasi bertugas mendukung Tenaga Pengelola Teknis dalam rangka melakukan kegiatan, antara lain:
a. Proses penyusunan kontrak jasa konstruksi dan atau
b. Proses Pengadaan penyedia jasa konstruksi (Konsultan Manajeman Kostruksi, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, Pelaksana Konstruksi) dan atau,
c. Proses Penaksiran dan atau penakaran nilai aset bangunan gedung negara untuk pemanfaatan dan atau penghapusan.
d. Proses Pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.
Tenaga Ahli yang mendapat penugasan dari Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi wajib membuat laporan hasil kajian/analisa/telaahan/pengujian/evaluasi/
informasi/standar/manual yang dilakukan dan disampaikan kepada yang menugaskan serta kepada Tenaga Pengelola Teknis yang bersangkutan.
2. Fungsi
Secara terinci Tenaga Ahli Administrasi berfungsi membantu tenaga Pengelola Teknis, dibidang Administrasi antara lain:
a. Memberikan masukan (input) dari segi
Administrasi penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara;
serta
b. Memberikan masukan (input) Administrasi pembangunan yang tertib, efektif, efisien dan berkualitas.
Karenanya, untuk melakukan fungsi tersebut diatas maka Tenaga Ahli Administrasi harus memliki kompetensi sebagai mana tercantum dibawah ini:
Kompetensi Tenaga Ahli sekurang-kurangnya adalah Pejabat Struktural atau Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara dengan minimal Pangkat Golongan IV/a, atau Tenaga Ahli profesional bersertifikat Keahlian (SK) dengan kualifikasi Ahli Madya.
3. Tanggung Jawab
Tenaga Ahli Adminstrasi secara profesional bertanggungjawab penuh terhadap hasil kajian/analisa/telaahan/pengujian/
evaluasi/informasi/standar/ manual yang dilakukan dan disampaikan kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi yang menugaskannya.
LAMPIRAN I.1
PELAKSANA
NO KEGIATAN
1
MENGAJUKAN SURAT PERMINTAAN BANTUAN TENAGA PENGELOLA TEKNIS
2
MEMBERIKAN DISPOSISI UNTUK DISIAPKAN DATA KEGIATAN PEMBANGUNAN PGN DAN NOMINASI PENGELOLA TEKNIS
3
MENYIAPKAN DATA KEGIATAN PEMBANGUNAN PGN, NOMINASI PENGELOLA TEKNIS DAN DRAFT SURAT PENUGASAN PENGELOLA TEKNIS
4
MENETAPKAN SURAT PENUGASAN PENGELOLA TEKNIS DAN MENDISPOSISIKAN UNTUK PENYAMPAIAN KEPADA YBS
5
PENYAMPAIAN SURAT PENUGASAN PENGELOLA TEKNIS KEPADA YBS
6 MENERIMA SURAT PENUGASAN PENGELOLA TEKNIS
7
MENETAPKAN PENGELOLA TEKNIS DALAM SURAT KEPUTUSAN PEMBENTUKAN ORGANISASI PENGELOLA KEGIATAN PEMBANGUNAN PGN, DAN MENYAMPAIKAN KEPADA YBS
8
MENERIMA TEMBUSAN SURAT KEPUTUSAN PEMBENTUKAN ORGANISASI PENGELOLA KEGIATAN PEMBANGUNAN PGN
9
MELAKSANAKAN TUGAS PENGELOLA TEKNIS DAN MENYAMPAIKAN LAPORAN BULANAN
10 MELAKUKAN MONITORING ATAS KEGIATAN PENGELOLA TEKNIS
11
MENYAMPAIKAN LAPORAN MONITORING ATAS KEGIATAN PENGELOLA TEKNIS
PROSEDUR OPERASI STANDAR PEMBERIAN BANTUAN TENAGA PENGELOLA TEKNIS
KEMEN T E R IAN / LEMBAG A DIRE K T UR P B L DJ CK D EP. PU / KA D IN AS PU PR O VI N SI K O O RDINA TO R BAN T U AN TE NA GA T EKN IS PENG E LO LA T EKN IS 22
LAMPIRAN I.2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
UNTUKLAPOO,oNBUL,oN 11 1213141516171819 _ 111121
brl
DIREKTORAT JENDER,aL CIPTAKAAYAO'"EKTOOAT eE"ATM" """GU""" 0"" lI"GW"GA" L """~~" .0"""","" "' ..
I DA TA UMUM PROYEK 1 OEPAATEMENILEMBAGA
2 OITJENISETINGVAT
3 NAMA SATUA.N KERJA 4 NAMA KEPALA SATKER/ PPK
5 ALAMAT KEPALA. SATKER/ PPK 5 LOVASI PEKERJAA.N
a KECAMATA.N
b KABUPATENIYOTA
c PROPINSI
7 NAMA PEKERJAA.NMEGIAT A.N
II DA TA TEKNIS
J I I
GEDUNG RU~,aM DIN AS
BA.NGUNA.N L!<.IN-LAIN
1 CAAA PELAYSA.NAA.N 0 PERUSAHAftN D SW-'I(ELOLA D DISAIN PROTOTIP D PERU~NAS D LAlN-LI4N
2 DATA
PELAKSANAAN : NNoAAREKA'U"~ : AlNoAAT
KONSUL T,oN
PERENCANA
KONSUL T,oN
PENGAWAS KONTR-'I(TOR
PELAKSANA
3 STATUS • PERSIAPAN • PERENCANA,oN
4 REALISASI FISIK OA.N KEUA.NGA.N
RENC,oNA(%) REA<JSASI ('\:0)
KEGIAT,oN ----
---PERSIAPAN
PERENCANAAN
PENGAWAS
PELAKSANAAN
III CATATAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA TENAGA TEKNIS • NILAi KONTRAK ("'00"" "UP1AH) . PELEL,oNG,oN KUALIFI KASI J,oNGKAWAKTU
D PE~ElIHARAAN
CAT AT,oN ~AS,aLAH DAN PE~ECAHANNYA
IIV DATA PELAPOR TENAGA TEKNIS :2 Nama Nip/Gol i 3 Nama j Nip/Gol UNTUK lAPOO,oN BUlAN 11 12131415161,1819. 111121
I LAPORAN MONITORING KOOE [ [ T T T f ] ]
~ DIREKTORAT JENDERAl CIPTAKAAYA KEG1ATA"
OI"EKT,,"AT PEHATM" """GU""" 0"" lI"Gf4J"""" PENGELOLAAN TEKNIS KEGIAT A.N T""GGl l T'. " .... _ .... "'o,,~'o, "''''' "K'~ PEMB.GEDUNG D,oN RUMAH NEGARA
,
DA TA UMUM PROYEK1. OEPAATEMENILEMBAGA
, OIT
JENISETINGVAT3. NAMA SATUA.N VERJA
4. NAMA VEPALA SATVER/ PPV
; ALAMAT VEP!<LA. SATVER/ PPV
,
LOVASI PEVERJAA.N '_.;::;~;._ .. , __ ._~_'~YAO~.~'P ...•. _ .•.... _., VECAMATA.N i APBN B L N TN1UNA.NGGAAA.N
0 KABUPATENIYOTA
:. ,"'.~ '0"'' ...
, PROPINSI
GEDUNG RUM,aM DIN AS
BANGUNA.N LAIN-LAIN
7, NAMA PEVERJAA.NNGIAT A.N KELAS
1 JU""Hl""'! '~~. '~:;~ ';; eo:,::' , ',:~: '''0 'M"''''' " •
,
•,
,
,
,
,
• II DA TA TEKNIS, C
AAA PELAYSA.NAA.No
PERUSAHAftN D SW,<KELOLA D DISAIN PROTOTIP D PERUMNAS D LAlN-L.oJN2 DATA ,
NA'AAREK,oN,oN 1 AlA'AAT : NILAi KONTRAJ( KUALIFI J,oNGKAWAKTU PELAKSANAAN (",oom "UP1AH) KASI
KONSUL T,oN • 1 •
I:
::·
PERENCANA KONSUL T,oNI:
::.
PENGAWAS!
j:
::'
. KONTR,<KTOR : : PELAKSANA2 STATUS • PERSIAPAN • PERENCANAftN . PELEL,oNG,oN • PEL,<KS,oNMN D PEMEUHARAAN
4. REALISASI FISIK OA.N VEUA.NGA.N
RENC,oNA(%) REAlISASI (%)
KEGIAT,oN ------ --- CAT AT,oN MASAlAH DAN PEMECAHANNYA
'ISIK ""' "SI-( ""' PERSIAPAN 1 PERENCANAAN PENGAWAS 1 PELAKSANAAN
III CATATAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA IIV DATA PELAPOR TENAGA TEKNIS
TENAGA TEVNIS T,oNDAT,oNGm
1
!,
',m, ~ Nip/Gol >,
!,
',m, I ! Nip/Gol!
i
2 Namai
1 Nip/Gol,
LAMPIRAN I.3
NO
1
2
3.1PRAKUALIFIKASI KONSULTAN 3.2PENGUMUMAN SORT LIST 3.3PEMASUKAN PENAWARAN 3.4EVALUASI PENAWARAN 3.5PENGUMUMAN CALON 3.6PENETAPAN KONSULTAN 3.7KONTRAK KONSULTAN 3.8SPMK KONSULTAN 4 5 6 7 8.1PRAKUALIFIKASI 8.2DAFTAR PESERTA 8.3PENGAMBILAN DOKUMEN 8.4ANWIJZING 8.5PEMASUKAN PENAWARAN 8.6EVALUASI PENAWARAN 8.7PENGUMUMAN CALON 8.8PENETAPAN PELAKSANA 8.9KONTRAK PELAKSANAAN 8.10 SPMK PELAKSANA 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 PEN YED IA JASA PEL AKSAN A KO N ST R U KSI
PENERBITAN SK PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA
PROSEDUR OPERASI STANDAR
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
P E N G E LO LA T EKN IS K O NS ULT A N M K K O NS ULT A N P E RE NCA NA KO N T R AKT O R PEL AKSAN A KO N ST R U KSI KASAT KER /PPK KEMEN T ER IAN / L EMBAG A P A N ITIA PEN G AD AAN BAR AN G / JASA PEN YED IA JASA K O NS ULT A NS I 3
PENYUSUNAN JADWAL DAN BESARAN PAKET PENGADAAN BARANG/ JASA
8 PELAKSANA KEGIATAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI SELEKSI KONSULTAN A.MANAJEMEN KONSTRUKSI B.PERENCANA PENGENDALIAN PEKERJAAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAHAP PELAKSANAAN
PENDAFTARAN SEBAGAI BANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA SERAH TERIMA PEKERJAAN PERENCANAAN
SERAH TERIMA II PEKERJAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI SERAH TERIMA PEKERJAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN
PENGADAAN JASA PELAKSANA KONSTRUKSI
SERAH TERIMA I PEKERJAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERBAIKAN/PENYEMPURNAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI EVALUASI HASIL PERENCANAAN
PENGENDALIAN PEKERJAAN MANAJEMEN KOSTRUKSI TAHAP PERENCANAAN
PENGESAHAN DOKUMEN PELELANGAN
PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PENGAWASAN BERKALA KONSULTAN PERENCANA
LAMPIRAN I.4
NO
1
2
3.1 PRAKUALIFIKASI KONSULTAN 3.2 PENGUMUMAN SORT LIST 3.3 PEMASUKAN PENAWARAN 3.4 EVALUASI PENAWARAN 3.5 PENGUMUMAN CALON 3.6 PENETAPAN KONSULTAN 3.7 KONTRAK KONSULTAN 3.8 SPMK KONSULTAN 4 5 6 8.1 PRAKUALIFIKASI 8.2 DAFTAR PESERTA 8.3 PENGAMBILAN DOKUMEN 8.4 ANWIJZING 8.5 PEMASUKAN PENAWARAN 8.6 EVALUASI PENAWARAN 8.7 PENGUMUMAN CALON 8.8 PENETAPAN PELAKSANA 8.9 KONTRAK PELAKSANAAN 8.10 SPMK PELAKSANA 8 9 10 11 12 13 14 15 16
EVALUASI DAN PENGENDALIAN PEKERJAAN PERENCANAAN
PENGESAHAN DOKUMEN PELELANGAN
SERAH TERIMA PEKERJAAN PERENCANAAN SERAH TERIMA I PEKERJAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERBAIKAN/PENYEMPURNAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SERAH TERIMA II PEKERJAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI SERAH TERIMA PEKERJAAN PENGAWASAN 7
PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PENGAWASAN BERKALA KONSULTAN PERENCANA
PENGADAAN JASA PELAKSANA KONSTRUKSI PENGENDALIAN PEKERJAAN KONSULTAN PENGAWAS SELEKSI KONSULTAN A.PERENCANA B.PENGAWAS PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN 3
PENYUSUNAN JADWAL DAN BESARAN PAKET PENGADAAN BARANG/ JASA
PELAKSANA
KEGIATAN
PENERBITAN SK PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA
PROSEDUR OPERASI STANDAR
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN KONSULTAN PENGAWAS
KASATKER/ PPK KEMENTERI AN/ LEMBAGA PA N IT IA PENGADAAN BARANG/ JASA PENYEDI A
JASA KONSULTANSI PENYEDI
A
JASA PELAKSANA KONSTRUKSI PENG
E LO LA TEKNI S KONSULTAN PENGAW A S
26
LAMPIRAN I.5
MODEL
KERANGKA ACUAN KERJA,
KONTRAK, SURAT PERINTAH MULAI KERJA, DAN
BERITA ACARA PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pendahuluan
Model Kerangka Acuan Kerja, Kontrak dan Surat Perintah Mulai Kerja, Berita Acara merupakan dokumen yang dapat diacu oleh Kepala Satuan Kerja/Pejebat Pembuat Komitmen, Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi dan Pengelola Teknis dalam menyusun dokumen pengadaan yang akan dilakukannya.
Apabila model-model tersebut telah disepakati oleh Pengguna Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa Konstruksi dalam proses pengadaan jasa konstruksi. Maka model-model terebut diberlakukan dalam seluruh tahapan pembangunan gedung negara sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan penyedia jasa.
2. Model Kerangka Acuan Kerja, Kontrak, Surat Perintah Mulai Kerja, Berita
Acara terdiri dari :
1. MODEL KERANGKA ACUAN KERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI 2. MODEL KONTRAK
3. SURAT PERINTAH MULAI KERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI 4. MODEL BERITA ACARA MANAJEMEN KONSTRUKSI
5. MODEL KERANGKA ACUAN KERJA PERENCANAAN 6. MODEL KONTRAK
7. SURAT PERINTAH MULAI KERJA PERENCANAAN 8. MODEL BERITA ACARA PERENCANAAN
9. MODEL KERANGKA ACUAN KERJA PENGAWASAN 10. MODEL KONTRAK
11. SURAT PERINTAH MULAI KERJA PENGAWASAN 12. MODEL BERITA ACARA PENGAWASAN
13. MODEL KONTRAK
14. SURAT PERINTAH MULAI KERJA PELAKSANAAN 15. MODEL BERITA ACARA PELAKSANAAN
28
KODE II.2.1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN/ REHABILITASI/ RENOVASI/ RESTORASI
... KEGIATAN
...
1.
PENDAHULUAN
A. UMUM.
1. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri PU Nomor 45//KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Konsultan Manajemen Konstruksi digunakan untuk pembangunan bangunan gedung negara yaitu:
a. Bangunan bertingkat diatas 4 lantai, dan atau
b. Bangunan dengan luas total diatas 5.000 m2, dan atau c. Bangunan khusus, dan atau
d. Melibatkan lebih dari satu konsultan perencana maupun kontraktor, dan atau.
e. Dilaksanakan secara bertahap yang tidak dapat diselesaikan dalam satu tahun anggaran.
2. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) akan melaksanakan pengendalian/ pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh konsultan Perencana dan kontraktor Pelaksana/pemborong yang diikut sertakan dalam satuan kerja bersangkutan, yang menyangkut aspek mutu, waktu, dan biaya, serta administrasi kontrak.
3. Secara kontraktual Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja.
Dalam kegiatan operasionalnya, konsultan MK mendapatkan bantuan bimbingan teknis dan administrasi dalam menentukan arah pekerjaan pengendalian/ pengawasan dari Pengelola satuan kerja, yang terdiri dari Pengelola Administrasi dan Keuangan serta Pengelola Teknis yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja.
B. LATAR BELAKANG.
1) Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian kegiatan Satuan Kerja ………..………
2) Latar belakang dilaksanakannya kegiatan ini……….
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
2.
MAKSUD DAN TUJUAN.
1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Manajemen Konstruksi yang memuat masukan, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas.
2) Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan MK dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang optimal sesuai KAK ini.
3.
SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pembangunan/ Rehabilitasi/ Restorasi Bangunan :
……….
1) .……….
4.
NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pengguna Jasa adalah : Satuan Kerja... Nama PPK : ……….
Alamat : Jl………..
5.
SUMBER PENDANAAN
A. Biaya Manajemen Konstruksi.
1) Untuk pelaksanaan pekerjaan Manajemen Konstruksi ini diperlukan biaya kurang lebih Rp……….(…………..) dan mengikuti pedoman dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 perihal tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
a. Besarnya biaya Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan biaya tetap dan pasti.
b. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan yang dibuat oleh Satker/ PPK……….dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
2) Biaya pekerjaan Konsultan Manajemen Kosntruksi dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan Manajemen Kosntruksi sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang b. Materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian bahan dan ATK,
d. Biaya penyelidikan tanah sederhana e. Pembelian dan atau sewa peralatan f. Biaya rapat-rapat
g. Perjalanan (lokal maupun luar kota/ Internasional) h. Jasa dan overhead Manajemen Konstruksi
i. Pajak dan iuran daerah lainnya.
3) Pembayaran biaya Konsultan Manajemen Kosntruksi didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan perencanaan dan Pemborong.
30
B. Sumber Biaya.
Sumber biaya dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada DIPA Departemen ...Tahun Anggaran 200... Nomor : ...
6.
LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG
A. Lingkup Kegiatan; adalah Majemen Konstruksi Pembangunan/ Rehabilitasi/ renovasi/Restorasi Gedung ...(sesuai DIPA).
B. Lokasi Kegiatan; ...
C. Data Lokasi;...
1) data – data tentang lokasi.
(Peta, Peraturan ttg Bangunan utk lokasi tsb),dll... 2) program alih teknologi.
3) staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
7.
LINGKUP PEKERJAAN
A. Lingkup Pekerjaan; yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pekerjaan Umum Nomor. 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, yang terdiri dari :
1) Tahap Persiapan :
i. membantu pengelola kegiatan melaksanakan pengadaan penyedia jasa perencanaan, termasuk menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK), memberi saran waktu dan strategi pengadaan, serta bantuan evaluasi proses pengadaan;
ii. membantu Pengelola Kegiatan dalammempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan;
iii. membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam penyebarluasan pengumuman seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik;
iv. membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa melakukan pra-kualifikasi calon peserta seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan;
v. membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan;
vi. membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Harga Perhitungan Sendiri (HPS)/Owner’s Estimate (OE) pekerjaan Perencanaan;
vii. membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap usulan teknis dan biaya dari penawaran yang masuk;
2) Tahap Perencanaan :
i. Mengevaluasi program pelaksanaan kegiataan perencanaan yang dibuat oleh konsultan perencana yang meliputi program penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan penyusunan dokumen lelang.
ii. Memberikan konsultasi kegiatan perencanaan, yang meliputi penelitian dan pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut efisiensi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan konstruksi fisik.
iii. Mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi program terhadap hasil perencanaan, perubahan-perubahan/penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan yang timbul serta pengusulan koreksi program.
iv. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap perencanaan.
v. Menyusun Laporan Bulanan kegiatan Konsultansi manajemen konstruksi tahap perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
vi. Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan sampai dengan dokumen pelelangan, menyusun program pelaksanaan pelelangan bersama konsultan perencana, dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan serta membantu kegiatan panitia pelelangan.
vii. Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan.
viii. Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi dan membuat lapoaran kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.
3) Tahap Pelelangan/ Pengadaan Kontraktor
i. Membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan pekerjaan kontruksi fisik.
ii. Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik.
iii. Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa melakukan prakualifikasi calon peserta pelelangan (apabila pelelangan dilakukan melalui prakualifikasi).
iv. Membantu memberikan penjelasanan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan.
v. Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Harga Perhitungan Sendiri (HPS)/ Owner’s Estimate (OE) pekerjaan konstruksi fisik.
vi. Membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran yang masuk.
vii. Membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik.
32
4) Tahap Pelaksanaan
i. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh pemborong yang meliputi program-program pencapaian sasaran konstruksi, penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan bahan bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance / Quality Control dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
ii. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik, (kuantitas dan kualitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
iii. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
iv. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik.
v. Melakukan kegiatan pengawasan yang tediri atas :
ď‚· Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan. ď‚· Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi. ď‚· Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.
ď‚· Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
ď‚· Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan dan laporan harian/mingguan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksanan konstruksi. ď‚· Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan
dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
ď‚· Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh Kontraktor
ď‚· Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan (As Built Drawing) sebelum serah terima I.
ď‚· Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima I dan mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.
ď‚· Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.
ď‚· Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.
ď‚· Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran.
ď‚· Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/ Kota setempat.
vi. Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.
B. KRITERIA
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Konsultan Manajemen Konstruksi harus memperhatikan persyaratan – persyaratan sebagai berikut :
1) Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan Manajemen Konstruksi harus dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
2) Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan.
3) Persyaratan Fungsional
Pekerjaan Manajemen Konstruksi pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik, baik yang menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi.
4) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
C. PROGRAM KERJA
Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera menyusun program kerja yang meliputi :
1) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci.
2) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya), tenaga yang diusulkan konsultan Manajemen Konstruksi harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas atas rekomendasi Tim Teknis.
3) Uraian konsepsi konsultan Manajemen Konstruksi atas pekerjaan pengawasan proyek tersebut.
4) Setelah ketiga hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan dari Pejabat Pembuat Komitmen, maka akan menjadi pedoman penugasan dalam pelaksanaan tugas pengawasan bagi konsultan Manajemen Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya.
34
D. TANGGUNG JAWAB
1) Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab secara professional atas jasa manajemen konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik, tata laku profesi yang berlaku.
2) Secara umum tanggung jawab Konsultan adalah menjaga agar proyek memiliki kinerja sebagai berikut :
i. Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu berlakunya anggaran / waktu yang telah ditetapkan.
ii. Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang tersedia atau yang telah ditetapkan.
iii. Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai standard dan peraturan yang berlaku.
iv. Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan.
3) Penanggung jawab professional manajemen konstruksi adalah tidak hanya konsultan sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional manajemen konstruksi yang terlibat.
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan Manajemen Konstruksi diperkirakan selama...(....) bulan atau...(...) hari kalender, terhitung sejak terbit SPMK sampai dengan Serah Terima
Kedua.
Dengan perincian sebagai berikut :
ď‚· Tahap Persiapan = ...bulan atau...(...) hari kalender. ď‚· Tahap perencanaan = ... bulan atau ...(...) hari kalender.
ď‚· s.d. pelelangan pengadaan Kontraktor = 1 bulan atau (tiga puluh) hari kalender. ď‚· Tahap Konstruksi Fisik = ... bulan atau ...(. ...) hari kalender.
9. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi harus menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Manajemen Konstruksi untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI TUGAS. Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai berikut :
No. JABATAN KEAHLIAN JML
(org) KUALI FIKASI PENGALAMAN MINIMAL A. TENAGA AHLI 1. 2. 3. 2.
Team Leader / Koordinator Pengawas
Ahli Struktur Ahli Utilitas (ME)
ARSITEK SIPIL Arsitektur Struktur Utilitas (ME) 1 1 1 1 1 1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 9 tahun 7 tahun 5 tahun 5 tahun 5 tahun 5 tahun
3. 4. 5. 6. Pengawas Lapangan: a. Pengawas -1 b. Pengawas - 2 c. Pengawas - 3 d. Seterusnya… B. TENAGA PENDUKUNG 1. 2. Operator Komputer Administrasi Kantor Dll 2 1 D3 S1 4 tahun 4 tahun
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat tenaga ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.
10. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah :
A. Koordinasi, pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan Pembangunan/ Rehabilitasi/ renovasi.. Gedung Kantor ..., yang dilaksanakan oleh Konsultan Perencana dan Kontraktor yang menyangkut kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta kelengkapan dan kelancaran administrasi ketepatan pekerjaan yang efisien, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.
Dokumen yang dihasilkan selama proses Manajemen Konstruksi adalah :
i. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Manajemen Konstruksi. ii. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk penting dari
Konsultan Manajemen Konstruksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, konsekuensi keuangan, kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
iii. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan dari resume kemajuan pekerjaan, tenaga, dan hari kerja.
iv. Berita Acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran angsuran.
v. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang, bilamana terdapat perubahan pekerjaan.
vi. Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan.
vii. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan. viii. Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan
ix. Memeriksa gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing). x. Laporan rapat di lapangan (site meeting).
xi. Memeriksa gambar kerja terperinci (shop drawings), Bar chart dan S curve serta Net Work Planning yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
36
B. Ko
C. nsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap sesuai dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja. Kelancaran pelaksanaan kegiatan satuan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi.
11. PELAPORAN
Jenis laporanManajemen Konstruksi yang harus diserahkan ke Pejabat Pembuat Komitmen :
1) Laporan Review Disain 2) Buku Harian
3) Laporan Mingguan 4) Laporan Bulanan
5) Laporan Akhir (ST-1 dan ST-2)
12. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan bahan tersebut konsultan menyusun program kerja sebagai bahan diskusi untuk menghasilkan Pedoman Penugasan.
Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang Pengarahan Penugasan ini dari Panitia Pengadaan, konsultan agar segera membuat Usulan Teknis dan Biaya sesuai dengan Pengarahan Penugasan KAK ini, dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan dengan jadwal dan ketentuan sebagaimana terlampir dalam KAK ini.
DIBUAT DI ……… TANGGAL ………
MENGETAHUI:
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
... NIP ...
DIBUAT OLEH:
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
... NIP ...
Catatan: Model KAK tersebut diatas berdasarkan Permen PU nomor: 43/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 dan bersifat pokok yang masih harus disesuaikan, dikembangkan/ dilengkapi untuk kebutuhan Kegiatan Satuan Kerja yang bersangkutan.
KODE II.2.2
Untuk Surat Perjanjian Pekerjaan Manajemen Konstruksi, Syarat Umum dan Syarat Khusus Kontrak Mengacu kepada Permen PU Nomor 43/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Standar Dokumen Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi Kontrak Lump Sum (buku 7), Pelaporan dan Tahapan Pekerjaan, mengikuti Permen PU. Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007.