• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nicola Riess Dosen Pembimbing : Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nicola Riess Dosen Pembimbing : Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Nicola Riess - 2509100095

Dosen Pembimbing :

Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN

PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA (KPS)

DENGAN PENDEKATAN SWOT-AHP

PADA RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUNG REYOG

KABUPATEN PONOROGO

(2)
(3)

4,06 % PDB

Rp28.039 T

Rp13.468,97 T

Rp11.976,3 T

Rp9.314,97 T

Rp7.603,45 T

World

Indonesia

Salah satu sektor terbesar penyumbang

devisa negara

(BPS 2010)

TOURISM

(4)

Kabupaten Ponorogo

(5)

5

Festival Reyog Mini

Larung Risalah

Festival Reyog Nasional

Pariwisata menjadi salah satu sektor andalan penyumbang

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ponorogo

Grebeg Suro

Pentas Seni Rakyat

...

Kirab Pusaka

Wayang Kulit

(6)

Kampung

Reyog

Stok merak

semakin

menipis

Berkurang-nya minat

pemuda

Pusat info

wisatawan &

pusat

pengkajian

Stok unit reyog berkurang

Biaya maintenance mahal

(7)

Progress Proyek Kampung Reyog

Latar Belakang (5)

Latar Belakang (5)

1.Inisiasi

2.Analisis

kelayakan

1.Jadwal

2.Anggaran

3.Sumber Daya

4.Risiko

5.Staffing

1.Laporan status

2.Perubahan

3.Kualitas

4.Forecasts

1.Training customer

2.Transfer dokumen

3.Penugasan kembali

staff

4.Lesson learned

1. Tujuan Kampung Reyog : menjadi

lokomotif investasi dan ekonomi serta

media pelestarian budaya Ponorogo

(8)

Kondisi Pariwisata Ponorogo

Kegiatan

kepariwisataan murni

ditangani pemerintah

Riset

Operasional

Teknologi

Pendanaan

Maintenance

Alokasi APBD tidak

mencukupi

1.

Perekonomian ekslusif

2.

Perluasan lapangan kerja

3.

Pengentasan kemiskinan

Realisasi Kampung

Reyog membutuhkan

biaya besar

Setu Babakan

291 M

Kampung budaya Kalbar

60 M

Kampung budaya Semarang

20 M

Latar Belakang (6)

Memperbaiki

(9)

Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diselesaikan dalam

penelitian ini adalah bagaimana merumuskan

strategi

pengembangan

proyek

Kerjasama

Pemerintah dan Swasta (KPS) Kampung Reyog

dengan

penerapan

SWOT-AHP

menurut

(10)

Tujuan

Mengidentifikasi

faktor-faktor

SWOT

pembangunan proyek KPS Kampung Reyog

berdasarkan perspektif

stakeholder

proyek

Melakukan penilaian kuantitatif terhadap

faktor-faktor SWOT dengan menggunakan

pendekatan AHP

Merumuskan strategi pengembangan proyek

KPS Kampung Reyog melalui output

(11)

Ruang Lingkup

Stakeholder

dalam penanganan proyek Kampung Reyog adalah sebagai

berikut:

Pemerintah

Sektor swasta potensial

Masyarakat sebagai pelaku maupun pihak yang secara langsung

merasakan dampak dari pembangunan proyek ini

Dana pemerintah tidak memungkinkan untuk membiayai realisasi proyek

Kampung Reyog secara keseluruhan sehingga sumber pembiayaan didapatkan

melalui kerjasama antara pemerintah dan swasta (KPS)

Batasan

(12)

Manfaat

Memberikan informasi terintegrasi mengenai

kesiapan realisasi proyek KPS Kampung Reyog

dari perspektif

stakeholder

terkait

Memudahkan

pemerintah

daerah

merumuskan strategi pengembangan KPS pada

sektor pariwisata Kabupaten Ponorogo di masa

mendatang

(13)

Penelitian Terdahulu

No Judul Th Penulis Konteks Tools Perspektif Output Kategori

1

Perumusan Strategi Kemitraan PT. Inka dan Industri Kecil Menengah dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analisa SWOT

2004 Syafril Syafar Kerjasa ma umum SWOT-AHP -

Rumusan strategi kemitraan

terbaik Tugas akhir

2 Applying Modified SWOT–AHP Method to the

Tourism of Gornje Medimurje 2011

Robert Fabac dan Ivan Zver Non- kerjasa ma SWOT-AHP Pemerintah dan swasta Rumusan strategi pengembangan daerah wisata Medimurje Jurnal internasional 3

Quantitative SWOT Analysis of Public Housing Delivery by Public-Private Partnership in China Based on the Perspective of the Public Sector

2011 Jingfeng Yuan et al. KPS SWOT-AHP Pemerintah Rumusan strategi pengembangan KPS Jurnal internasional 4

A case study of the GSPP (Government-State-owned Enterprise-Private Enterprise–Public) model in the public-private cooperation on the ecological project construction in Kunming 2012 Bao Jianbin KPS Game-theory, SWOT Pemerintah, masyarakat, swasta

Keuntungan dan kerugian implementasi KPS; model kemitraan terbaik dan dampak KPS bagi proyek eco-construction

Thesis

5 Hybrid SWOT-AHP Analysis of Saudi Arabia

E-Government 2012 Saleh Alshomrani Non- kerjasa ma SWOT-AHP Pemerintah Rumusan strategi implementasi e-government Jurnal internasional 6

Perumusan Strategi Pengembangan Proyek Kerjasama Pemerintah Dan Swasta (KPS) Dengan Pendekatan SWOT-AHP Pada Rencana Pembangunan Kampung Reyog Kabupaten Ponorogo

2013 Nicola Riess KPS SWOT- AHP

Pemerintah, swasta dan masyarakat

perumusan strategi

(14)
(15)

15

Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan

Tujuan

Studi Pustaka Studi Lapangan

Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait : · Literatur review

· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog

Analisa dan intepretasi

Penetapan desain sampling

Tahap Identifikasi & Perumusan Masalah Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data

Tahap Analisis & Pembuatan hierarki AHP

Pairwise comparation

(software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic

value

Pembuatan radar chart

Perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog

Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Verifikasi faktor SWOT

SWOT-AHP

Metodologi

(16)

Desain Sampling

Stakeholder

Responden

P

em

erint

ah

Disbudparpora Kab.

Ponorogo

Kepala Dinas

Sekretaris Dinas

Kabid Kebudayaan

Kabid Jasa dan Sarana Wisata

Kabid Pemuda dan Olahraga

Kabid Pengembangan Pariwisata

Bappekab Ponorogo

Sekretaris Dinas

Kabid Penanaman Modal

Kabid Sosial dan Budaya

Kabid Prasarana

Kabid Litbang

Kabid Indakop dan ESDM

Indakop Kab. Ponorogo Sekretaris Dinas Indakop

Dinas Pekerjaan Umum

Kasi Penataan Ruang dan

Bangunan-Bidang Cipta Karya

DPPKAD Kab. Ponorogo Kepala Dinas DPPKAD

Paguyuban Reyog

Ponorogo

Sekretaris 1 Yayasan Reyog

Ponorogo

Owner CV. Inti Konsult Ponorogo

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Expert Sampling

Stakeholder

Responden

M

as

yar

ak

at

Tokoh Masyarakat

Kecamatan

Kauman

Camat Kecamatan Kauman

Sekretaris Kecamatan Kauman

Kasi 1 Kecamatan Kauman

Kasi 2 Kecamatan Kauman

Tokoh masyarakat

Kecamatan

Ponorogo

Camat Kecamatan Kauman

Sekretaris Kecamatan Kauman

Kasi 1 Kecamatan Kauman

Kasi 2 Kecamatan Kauman

Budayawan

Dosen 1 Unmuh Ponorogo

Dosen 2 Unmuh Ponorogo

Pengusaha

Owner Hotel Latiban

Owner Toko Souvenir Khas

Ponorogo 1

Owner Toko Souvenir Khas

Ponorogo 2

Manager Swalayan Luwes

Owner Restoran Sami

Lumayan

(17)

Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan

Tujuan

Studi Pustaka Studi Lapangan

Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait : · Literatur review

· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog

Kesimpulan & Saran Analisa dan intepretasi

Penetapan desain sampling

Tahap Identifikasi & Perumusan Masalah Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data

Tahap Analisis & Kesimpulan Pembuatan hierarki AHP

Pairwise comparation

(software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic

value

Pembuatan radar chart

Perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog

Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Verifikasi faktor SWOT

SWOT-AHP

Metodologi

(18)

Identifikasi Faktor SWOT

Faktor Strengths Pem erin ta h

S1 Solusi limitasi dana pemerintah S2 Risk transferring dan risk sharing

S3 Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik S4 Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance S5 Ketersediaan jumlah human resource yang cukup

S6 Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek

Sw

asta

S7 Memfasilitasi pihak swasta dalam pengembangan bisnis dan ketrampilan yang dimiliki

S8 Sharing value antar pelaku proyek KPS

S9 Kemudahan mengakses data di berbagai bidang

Ma

sy

ar

ak

at S10 Iklim kerja yang lebih terstandarisasi dan terkoordinasi

S11 Meningkatkan service level terhadap pelayanan publik S12 Meningkatkan kualitas fasilitas publik

Faktor Weaknesses Pem erin ta h

W1 Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan pihak swasta

W2 Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks

W3 Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS W4 Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara

pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek W5 Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan

pemerintah pusat

Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan

Faktor Opportunities

Pem

erin

ta

h

O1 Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi O2 Banyaknya objek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo yang masih

sangat perlu untuk dikembangkan O3

Dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan proyek-proyek KPS berupa dibentuknya lembaga-lembaga yang membantu regulasi maupun penjaminan pembiayaan proyek KPS

Sw

asta

O4 Menciptakan peluang bisnis baru pada lingkup domestik

O5 Urgensi pemerintah untuk mendapatkan sokongan dana pembangunan kampung reyog

O6 Disediakannya jaminan, insentif dan financial return atas investasi pihak swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim kerjasama O7 Perijinan dan proses birokrasi pemerintah yang lebih mudah dalam

menjalankan proses bisnis

Ma

sy

ar

ak

at O8 Terbukanya lahan baru untuk mengembangkan usaha

O9 Ketersediaan ruang untuk melakukan negosiasi kepada pemerintah dalam memperoleh keadilan dan kesetaraan

Faktor Threats

Pem

erin

ta

h T1 Terbatasnya jumlah perusahaan swasta domestik untuk mengikuti tender pemerintah daerah

T2 Kurangnya minat investor lokal untuk berinvestasi pada proyek pariwisata

T3 Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS T4 Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS pada proyek

(19)

Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan

Tujuan

Studi Pustaka Studi Lapangan

Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait :

· Literatur review

· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog

Kesimpulan & Saran Analisa dan intepretasi

Penetapan desain sampling

Tahap Identifikasi & Perumusan Masalah Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data

Tahap Analisis & Kesimpulan Pembuatan hierarki AHP

Pairwise comparation

(software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic

value

Pembuatan radar chart

Perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog

Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Verifikasi faktor SWOT

SWOT-AHP

Proses ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar dampak masing-masing

faktor SWOT terhadap pemerintah,

swasta dan masyarakat.

Metodologi

Scoring

Hasil dari

pairwise comparation

berupa

local importance

merepresentasikan

tingkat keberartian faktor satu relatif

terhadap faktor lain dalam satu grup.

(20)

Nama Responden

:

Instansi

:

Jabatan

:

Faktor SWOT Skala

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

S1

Solusi batasan dana pemerintah

S2

Risk transferring dan risk sharing

S3

Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik

S4

Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance

S5

Ketersediaan jumlah human resource yang cukup

S6

Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek

W1 Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan dengan pihak swasta W2 Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks W3 Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS W4 Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek W5 Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat

KUISIONER A : SCORING FAKTOR SWOT TERHADAP PROYEK KPS KAMPUNG REYOG

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

(21)

No Faktor SWOT Skala Skala Faktor SWOT 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Faktor Strengths

1 Solusi limitasi dana pemerintah Risk transferring dan risk sharing

2 Solusi limitasi dana pemerintah Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik

3 Solusi limitasi dana pemerintah Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance

4 Solusi limitasi dana pemerintah Menambah ketersediaan human resource 5 Solusi limitasi dana pemerintah Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek 6 Risk transferring dan risk sharing Memacu transfer teknologi dan management skill

yang lebih baik

7 Risk transferring dan risk sharing Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance

8 Risk transferring dan risk sharing Menambah ketersediaan human resource 9 Risk transferring dan risk sharing Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek 10 Memacu transfer teknologi dan

management skill yang lebih baik

Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance

11 Memacu transfer teknologi dan

management skill yang lebih baik Menambah ketersediaan human resource 12 Memacu transfer teknologi dan

management skill yang lebih baik Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek 14 Menekan biaya konstruksi,

operasional maupun maintenance Menambah ketersediaan human resource 15 Menekan biaya konstruksi,

operasional maupun maintenance Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek 16 Menambah ketersediaan human Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek

21

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

KUISIONER B : PAIRWISE COMPARISON SELURUH FAKTOR SWOT

(22)

Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan

Tujuan

Studi Pustaka Studi Lapangan

Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait :

· Literatur review

· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog

Penetapan desain sampling

Tahap Identifikasi & Perumusan

Masalah

Pembuatan hierarki AHP

Pairwise comparation

(software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic

value

Pembuatan radar chart

Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Verifikasi faktor SWOT

SWOT-AHP

Output dari perhitungan SWOT-AHP

adalah berupa :

Metodologi

1. Nilai

intensities

yang

merepresentasikan seberapa besar

tingkat keberartian faktor SWOT

relatif terhadap faktor lain

2. Final strategy value

untuk melihat

seberapa

dominan

faktor

(23)

Langkah 1 : pembuatan hierarki AHP

Strategic Goal S W O T S9 S10 S11 S12 W1 W2 W3 W4 O6 O7 O8 O9 T6 T7 T8 T9 Strategy WS(wS=0,) WW(wW=0,) WO(wO=0,) WT(wT=0,) S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 W5 W6 W7 W8 W9 W10 W11 O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5

(24)

Langkah 2 : Perhitungan Local Importance

Rekap data

pairwise comparation

akan menjadi input dari

software

Expert Choice

untuk mendapatkan nilai local importance

(25)

Contoh rekap skor dan

local importance

pihak swasta

SW

O

T

Responden

CV.

Cendrawa-sih Karya Putra

BPK Aksindo

CV. Inti Konsult

Ponorogo

CV. Nartantari

Graha Arsitektur

CV. Murti Agung

CV. Armenida

CV. Karya

Indonesia

U

w

U

w

U

w

U

w

U

w

U

w

U

w

S7

4

0,69

0

0,13

4

0,58

3

0,64

1

0,20

0

0,08

1

0,13

S8

1

0,09

0

0,13

1

0,08

2

0,26

1

0,12

1

0,24

2

0,21

S9

2

0,22

3

0,75

3

0,34

2

0,11

3

0,68

3

0,68

3

0,66

W7

0

0,25

0

0,50

0

0,14

-3

0,17

-3

0,75

0

0,11

-1

0,20

W8

-1

0,75

0

0,50

0

0,86

-2

0,83

-3

0,25

-4

0,89

-2

0,80

O4

3

0,13

4

0,68

4

0,21

3

0,09

3

0,14

0

0,08

2

0,27

O5

4

0,38

0

0,06

0

0,13

4

0,28

3

0,21

4

0,38

3

0,49

O6

3

0,13

0

0,06

0

0,04

2

0,16

0

0,04

0

0,13

3

0,08

O7

4

0,38

2

0,22

4

0,62

2

0,47

3

0,61

4

0,40

2

0,15

T4

-2

0,21

-3

0,61

-1

0,14

-4

0,47

-4

0,31

-3

0,18

-2

0,14

T5

0

0,06

0

0,09

0

0,17

-3

0,16

-2

0,15

-4

0,36

-1

0,10

T6

-2

0,21

0

0,09

0

0,62

-2

0,27

-4

0,44

-4

0,40

-2

0,20

T7

-3

0,53

-1

0,22

0

0,07

-3

0,10

-3

0,10

0

0,06

-3

0,56

25

Keterangan :

U

: Skor

w

:

Local importance

(26)

Faktor SWOT Total Skor

Total Skor Grup

(Us, Uw, Uo, Ut)

Weight

(w

S

, w

W

, w

O

, w

T

)

Factor Intensities

Group

Intensities

(I

S

, I

W

, I

O

, I

T

)

S

S7

13

40

0,221

7,314

18,771

S8

8

1,457

S9

19

10,000

W

W7

-7

-19

0,105

-2,951

-11,273

W8

-12

-8,322

O4

19

5,134

O5

18

6,258

Langkah 3 : Perhitungan group intensities dan strategic value

I

Si

=

7𝑟=1

U

Si

. w

Si

I

Wi

=

7𝑟=1

U

Wi

. w

Wi

I

Oi

=

7𝑟=1

U

Oi

. w

Oi

I

Ti

=

7𝑟=1

U

Ti

. w

Ti

Perhitungan Total Skor,

Weight

dan

Intensities

Grup SWOT (Contoh Responden

Swasta)

w

S

=

| 7𝑟=1 3𝑖=1𝑈𝑟𝑠𝑖|

(27)

Weight

(w

S

, w

W

, w

O

, w

T

)

Faktor

SWOT

Mean Factor Intensities

(I

mSi

, I

mWi

, I

mOi

, I

mTi

)

Total Mean

Final Factor

intensities All Group

Final Group

Intensities

(I

FS

, I

FW

, I

FO

, I

FT

)

Final strategy

value (V

F

)

0,221

S7

1,045

2,682

0,231

0,593

0,770

S8

0,208

0,046

S9

1,429

0,316

0,105

W7

-0,422

-1,610

-0,044

-0,169

W8

-1,189

-0,125

0,365

O4

0,733

3,065

0,267

1,118

O5

0,894

0,326

O6

0,134

0,049

O7

1,304

0,475

0,309

T4

-0,905

-2,4 94

-0,280

-0,772

T5

-0,333

-0,103

T6

-0,673

-0,208

T7

-0,583

-0,180

V

F

=

I

FS

+

I

FW

+

I

FO

+

I

FT

Perhitungan

Final Strategy Value

(Contoh Responden Swasta)

Si =

w

S

. I

mSi

Oi =

w

O

. I

mOi

(28)

Hasil Pengolahan Data (Responden Pihak Pemerintah)

S

trength

(1,220)

Opportunity

(0,650)

Weakness

(-0,613)

Threat

(-0,299)

0,200 0,250 0,300 S1 S2 S3 S4 T1 T2 T3

Factor Intensities Pemerintah

0 0,5 1 1,5 O S T W

Final Factor Intensities All Groups

(Pemerintah)

Final Strategy

Value

: 0,958

Faktor-faktor

positif

cukup

dominan dibandingkan dengan

hambatan dalam pengembangan

proyek KPS Kampung Reyog.

S5 : Ketersediaan jumlah

human resource

yang cukup

W4 : Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas

antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek

(29)

Hasil Pengolahan Data (Responden Pihak Swasta)

29

0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 S7 S8 S9 W7 W8 O4 O7 T4 T5 T6 T7

Factor Intensities Swasta

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 O S T W

Final Factor Intensities All Groups

(Swasta)

Opportunity

(1,118)

(-0,772)

Threat

Strength

(0,593)

Weakness

(-0,169)

Final Strategy

Value

: 0,770

Faktor-faktor positif masih relatif

lebih

dominan

dibandingkan

dengan faktor-faktor penghambat

proyek KPS Kampung Reyog

S9 : Kemudahan mengakses data di berbagai bidang

W8 : Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan

dalam pengerjaan proyek publik

O7 : Kemudahan perijinan dan proses birokrasi dalam

menjalankan proses bisnis

T4 : Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS

pada proyek pariwisata belum mencapai level operasional

(30)

Hasil Pengolahan Data (Responden Pihak Masyarakat)

0,200 0,250 0,300 0,350 S10 S11 T9

Factor Intensities Masyarakat

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 O S T W

Final Factor Intensities All Groups

(Masyarakat)

Strength

(0,938)

Weakness

(-0,688)

Threat

(-0,568)

Opportunity

(0,479)

Final Strategy

Value

: 0,160

faktor pendukung proyek KPS masih

sedikit lebih dominan dibandingkan

dengan faktor-faktor negatif. Nilai ini

tergolong kecil yang mengindikasikan

bahwa

hambatan-hambatan

dalam

pengimplementasian skema KPS ini juga

perlu mendapatkan perhatian serius

S12 : Meningkatkan kualitas fasilitas publik

(31)

Penentuan Objek Amatan dan Identifikasi Masalah Perumusan masalah & Penentuan

Tujuan

Studi Pustaka Studi Lapangan

Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait : · Literatur review

· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog

Kesimpulan & Saran Analisa dan intepretasi

Penetapan desain sampling

Tahap Identifikasi & Perumusan Masalah Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data

Tahap Analisis & Kesimpulan Pembuatan hierarki AHP

Pairwise comparation

(software expert choice) Perhitungan group intensities & strategic

value

Pembuatan radar chart

Perumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog

Penyusunan dan penyebaran kuisioner (scoring & pairwise comparation) Verifikasi faktor SWOT

SWOT-AHP

Matriks SWOT (Rangkuti, 2009)

Strengths

(S)

Weaknesses

(W)

Opportunities

(O)

Threats

(T)

Strategi SO :

Menggunakan

kekuatan untuk

memanfaatkan

peluang

Strategi WO :

Meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan

peluang

Strategi ST :

Menggunakan

kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Strategi WT :

Meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Internal

Eksternal

Metodologi

(32)

Strategi WO

1.

Kombinasi O6/W1/W2/W3/W4/W5/W6/W7/W8/W9/ W10/W11

O6

Disediakannya jaminan, insentif dan financial return atas investasi pihak

swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim kerjasama

W1

Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan

pihak swasta

Secara

nasional,

telah

dibentuk

lembaga-lembaga

pendukung

pengembangan KPS diantaranya adalah PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) untuk

menutup celah pembiayaan proyek dan

Indonesia Infrastructure Guarantee Fund

(IIGF) yang dibentuk untuk memitigasi risiko-risiko tertentu pada pembangunan

proyek infrastruktur. Dibawah naungan lembaga-lembaga tersebut terdapat

sebanyak 38 proyek KPS yang menjadi prioritas dalam program kerja Master Plan

Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) hingga periode tahun

2017.

Pemerintah daerah dapat secara proaktif melakukan studi terhadap

keberlangsungan proyek-proyek tersebut untuk mempelajari lebih mendetail

mengenai mekanisme dan kebijakan yang dapat diaplikasikan pada

proyek-W2 Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks

W3 Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS

W4

Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara

pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek

W5

Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan

pemerintah pusat

W6

Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan

baik oleh Pemda dan swasta sehingga menyebabkan rendahnya

kemampuan penyiapan proyek KPS

(33)

Strategi Pengembangan Proyek KPS

Kampung Reyog

Strategi SO

Strategi ST

1. Perubahan mindset pemerintah untuk menempatkan pihak

swasta sebagai mitra sejajar

2. Perancangan rumusan kebijakan KPS mengenai pelaku proyek

KPS, jobdesk dan hak masing-masing pelaku KPS oleh pemerintah

3. Perumusan kebijakan jaminan investasi pihak swasta

4. Perumusan strategi pembagian risiko yang berimbang

5. Pembuatan KPI (Key Performance Indikator) mengenai seluruh

tahapan KPS secara terperinci dan terukur

1. Pemerintah melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada para

stakeholder mengenai penyamaan persepsi untuk mencapai

tujuan bersama

2. Perbaikan konten informasi pada media Layanan Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE) Kabupaten Ponorogo, dengan menyediakan

penawaran dan informasi yang mencukupi bagi pihak swasta

3. Memanfaatkan keunggulan ketrampilan manajemen dan teknologi

pihak swasta untuk membentuk kader-kader tenaga profesional di

bidang KPS

Strategi WO

Strategi WT

1. Pemerintah daerah secara proaktif melakukan studi terhadap

keberlangsungan proyek-proyek KPS di Indonesia

2. Menggunakan potensi pembangunan Kampung Reyog untuk

menarik minat perusahaan swasta berinvestasi pada proyek

tersebut

3. Pembentukan lembaga pelaksana khusus KPS di tingkat daerah

1. Pembentukan komitmen pada lingkup pemerintah kabupaten

untuk mulai fokus mengembangkan skema KPS

2. Dilakukannya sosialisasi dan edukasi mengenai penyelenggaraan

proyek KPS di daerah-daerah secara intensif oleh pemerintah pusat

3. Kerjasama dengan pihak konsultan atau lembaga sejenis PT SMI

(34)

Strategi Pengembangan Proyek KPS

Kampung Reyog (

cont’d

)

S-W

O-T

Pemerintah

0,607

0,351

Swasta

0,424

0,346

Masyarakat

0,250

-0,089

I. Mendukung strategi Agresif III. Mendukung strategi Turn-around

W

S

O

0,607 0,346 0,424 0,351 0,250 -0,089

Dalam perspektif pemerintah dan

pihak swasta, peluang proyek KPS

Kampung Reyog berada dalam

tingkatan

kuadran

I,

yaitu

mendukung strategi agresif dengan

mengaplikasikan strategi SO

(35)
(36)

Kesimpulan

1. Faktor-faktor SWOT Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog

Faktor

Weaknesses

1.

Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan pihak swasta

Faktor

Strengths

1.

Solusi limitasi dana pemerintah

2.

Risk transferring

dan

risk sharing

3.

Memacu transfer teknologi dan

management skill

yang lebih baik

4.

Menekan biaya konstruksi, operasional maupun

maintenance

5.

Ketersediaan jumlah

human resource

yang cukup

6.

Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek

7.

Memfasilitasi pihak swasta dalam pengembangan bisnis dan ketrampilan yang dimiliki

8.

Sharing value

antar pelaku proyek KPS

9.

Kemudahan mengakses data di berbagai bidang

10.

Iklim kerja yang lebih terstandarisasi dan terkoordinasi

11.

Meningkatkan

service level

pemerintah terhadap pelayanan publik

12.

Meningkatkan kualitas fasilitas publik

(37)

1. Faktor-faktor SWOT Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog

(

cont’d

)

Faktor

Opportunities

1. Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi

2. Banyaknya objek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo yang masih sangat perlu untuk dikembangkan

3. Dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan proyek-proyek KPS berupa dibentuknya lembaga-lembaga yang membantu

regulasi maupun penjaminan pembiayaan proyek KPS

4. Menciptakan peluang bisnis baru sektor swasta pada lingkup domestik

5. Urgensi pemerintah untuk mendapatkan sokongan dana pembangunan kampung reyog

6. Disediakannya jaminan, insentif dan

financial return

atas investasi pihak swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim

kerjasama

7. Kemudahan perijinan dan proses birokrasi sektor swasta dalam menjalankan proses bisnis

8. Membuka lahan baru untuk mengembangkan usaha

9. Ketersediaan ruang untuk melakukan negosiasi kepada pemerintah dalam memperoleh keadilan dan kesetaraan.

Faktor

Threats

1. Terbatasnya jumlah perusahaan swasta domestik untuk mengikuti tender pemerintah daerah

2. Kurangnya minat investor lokal untuk berinvestasi pada proyek pariwisata

3. Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS

4. Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS pada proyek pariwisata belum mencapai level operasional

5. Belum adanya batasan yang jelas dan standar pengukuran performansi bagi para pelaku KPS sehingga proses evaluasi lebih sulit

dilakukan

6. Pihak pemerintah pada umumnya akan lebih dominan dalam penetapan desain, kebijakan dan alur pengerjaan proyek

7. Terbatasnya perusahaan swasta regional berskala besar

8. Standar pelayanan dan kualitas produk lokal yang masuk ke dalam Kampung Reyog akan relatif lebih tinggi

(38)

Perspektif pemerintah :

Final strategy value

0,958 menunjukkan bahwa,

faktor pendukung lebih dominan dibandingkan dengan

faktor-faktor penghambat dalam pengembangan proyek KPS Kampung Reyog.

Perspektif swasta :

Final strategy value

0,77

menunjukkan bahwa,

faktor-faktor pendukung relatif lebih dominan dibandingkan dengan

faktor-faktor penghambat proyek KPS Kampung Reyog.

Perspektif masyarakat :

Final strategy value

0,16

menunjukkan bahwa

meskipun nilai tersebut bernilai positif, namun nilainya relatif kecil yang

2. Hasil dari proses penilaian faktor-faktor SWOT pengembangan

proyek KPS Kampung Reyog

(39)

1.Perubahan mindset pemerintah untuk menempatkan pihak swasta sebagai mitra

sejajar

2.Perancangan rumusan kebijakan KPS mengenai pelaku proyek KPS, jobdesk dan hak

masing-masing pelaku KPS oleh pemerintah

3.Perumusan kebijakan jaminan investasi pihak swasta

4.Perumusan strategi pembagian risiko yang berimbang

5.Pembuatan KPI (Key Performance Indikator) mengenai seluruh tahapan KPS secara

terperinci dan terukur

3. Rumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung

Reyog

Dalam perspektif pemerintah dan pihak swasta,

peluang proyek KPS Kampung Reyog berada

dalam tingkatan kuadran I, yaitu mendukung

strategi agresif dengan mengaplikasikan strategi

SO sebagai berikut :

(40)

Menurut perspektif masyarakat, tingkat peluang

proyek KPS Kampung Reyog berada di kuadran II,

yaitu mendukung strategi diversifikasi dengan

mengaplikasikan strategi ST sebagai berikut :

1.Pemerintah melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada para

stakeholder mengenai penyamaan persepsi untuk mencapai tujuan

bersama

2.Perbaikan konten informasi pada media Layanan Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE) Kabupaten Ponorogo, dengan menyediakan penawaran

3. Rumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog

(41)

Saran

1.

Penelitian selanjutnya dapat merumuskan metode penentuan batas atas dan

bawah nilai intensitas dan

strategy value

2.

Penelitian selanjutnya dapat merumuskan standar batas atas dan bawah nilai

intensitas dan

strategy value

serta seberapa besar dampak perubahan

nilai-nilai tersebut bagi objek amatan

3.

Penelitian selanjutnya dapat dilanjutkan hingga proses

decision making

layak

atau tidaknya proyek KPS untuk direalisasikan dengan menetapkan dan

mengukur parameter-parameter kelayakan proyek KPS

(42)

Daftar Pustaka

Aji, Sandhi Marta (2012), Arahan Lokasi Kampung Reyog di Kabupaten Ponorogo, Tugas Akhir Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Alshomrani, Saleh dan Qamar, Shahzad (2012), ”Hybrid SWOT-AHP Analysis of Saudi Arabia E-Government”, Faculty of Computing and IT King Abdulaziz University, Vol. 48, No. 2.

Fabac, Robert dan Zver, Ivan (2011), “Applying Modified SWOT–AHP Method to the Tourism of Gornje Medimurje”, Tourism and Hospitality Management, Vol. 17, No. 2, hal. 201-215.

Hartono (2012), Peluang Kerjasama Pemerintah-Swasta pada Pembangunan Graving Dock dan Pengelolaan Galangan Kapal dengan Metoda SWOT Analysis (Studi Kasus di PT. Janata Marina Indah, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang), Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Riptek Vol. 6, No.I, Hal. 17 – 25

Jianbin, Bao. (2012), “A case study of the GSPP (Government - State-owned Enterprise - Private Enterprise – Public) model in the public-private cooperation on the ecological project construction in Kunming”, Tesis Magister Business Administration, Tongji University, China.

Kim, Dae-Kwan et al. (2005), “Public and Private Partnership for Facilitating Tourism Investment in the APEC Region”, College of Hotel and Tourism Management, Kyung Hee University.

Kurniawan, Eri Setianto; Pudjianto, Bambang dan Wicaksono, Y.I. (2009), Analisis Potensi Penerapan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam Pengembangan Infrastruktur Transportasi di Perkotaan (Studi Kasus Kota Semarang), Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Vol. 30 No. 3.

Kurttila et al. (2000), “Utilizing the analytic hierarchy process AHP in SWOT analysis-a hybrid method and its application to a forest-certification case”, Forest Policy and Economics, Vol. 1, hal. 41-52.

Li, B., Akintoye, A., Edwards, P. J., and Hardcastle, C. (2005). “Perceptions of positive and negative factors influencing the attractiveness of PPP/PFI procurement for construction projects in the UK: Findings from a questionnaire survey”. Eng., Constr. Archit. Manage., 12(2), 125–148.

McCarthy dan Tiong (1991), “Financial and Contractual Aspects of Build-Operate-Transfer Projects”, Vol.9, No. 4, hal. 222-227.

Osuna, Edgar Elias dan Aranda, Alvaro (2007), “Combining SWOT and AHP Techniques for Strategic Planning”, Instituto de Estudios Superiores de Administración (IESA) and Constructora Parque Habitat, C.A., Venezuela.

Sari, Karmila dan Utomo, Christiono (2012), Analisa Pembeayaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta pada Proyek Sidoarjo Town Square. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Vol. 1, No. 1.

(43)

Referensi

Dokumen terkait