ANALISIS PERBANDINGAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT DAN ORACLE PRIMAVERA TERHADAP
PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI
(STUDI KASUS : PROYEK GEDUNG CADIKA – LUBUK PAKAM)
TUGAS AKHIR
diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana S1 pada Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Sumatera Utara
ALFRED 13 0404 127
Dosen Pembimbing :
Ir. SYAHRIZAL, M.T.
NIP: 196111231988111001 INDRA JAYA, ST, MT NIP: 198006302017061001
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2019
ABSTRAK
Perencanaan dan penjadwalan terhadap manajemen proyek adalah suatu hal yang penting, mengingat banyaknya kendala yang diakibatkan oleh tingkat kerumitan permasalahan dari tiap – tiap proyek itu sendiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibutuhkan bantuan suatu program yang sesuai untuk menangani permasalahan tersebut sekaligus membantu mengelola sebuah manajemen proyek konstruksi. Microsoft Project dan Oracle Primavera adalah software yang paling sering digunakan untuk membantu sekaligus mengatasi permasalahan didalam sebuah manajemen proyek konstruksi. Agar dapat mengetahui kesesuaian program yang digunakan terhadap sebuah proyek, maka dilakukan penelitian dengan membandingkan kedua program berdasarkan 12 kategori menurut J.D Witt serta mengetahui bagaimana program tersebut dalam mengolah data terhadap penjadwalan proyek konstruksi.
Hasil penelitian perbandingan perencanaan penjadwalan dengan menggunakan Microsoft Project dan Oracle Primavera P6 menunjukkan keduanya memiliki kemampuan serta hasil yang relatif sama terhadap perencanaan penjadwalan pembangunan gedung cadika. Namun disisi lain Oracle Primavera P6 mampu mengevaluasi sebuah risiko untuk kebutuhan manajemen proyek dan perbandingan kapasitas yang dimiliki oleh kedua program menurut 12 sub analisa dapat disimpulkan bahwa Microsoft Project unggul pada 6 sub analisa dan Primavera unggul dalam 6 sub analisa, dimana Microsoft Project lebih sederhana dalam pengoperasian dan pendokumentasian yang diberikan serta memiliki integrasi dengan MS Office.
Sedangkan Primavera lebih unggul terhadap perencanaan sumber daya dan pengendalian biaya serta memiliki pengorganisasian yang baik terhadap manajemen proyek. Primavera juga dilengkapi dengan sistem keamanan untuk meminimalisir hal – hal yang tidak diinginkan pada pekerjaan proyek yang bersifat sensitif.
KATA KUNCI : perencanaan, program, Microsoft Project, Oracle Primavera.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulisan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS PERBANDINGAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT DAN ORACLE PRIMAVERA TERHADAP PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PROYEK GEDUNG CADIKA – LUBUK PAKAM)” ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat penyelesaian Pendidikan Sarjana di Bidang Studi Manajemen Rekayasa Konstruksi, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini hingga dapat terselesaikan tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang berperan yaitu:
1. Bapak Ir. Syahrizal, M.T., selaku Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Bapak Indra Jaya, S.T., M.T., selaku Co Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Medis S. Surbakti, S.T, M.T, sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak DR. M. Ridwan Anas, S.T, M.T, sebagai Sekretaris Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak DR. M. Ridwan Anas, S.T, M.T. dan Ibu Rezky Ariessa Dewi S.T., M.T., sebagai Dosen Pembanding dan Penguji Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
6. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya kepada Pak Ari Martiansyah S.T., dan yang staf Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman yang memberikan waktu bimbingan, masukan, data serta arahan agar saya dapat melaksanakan penelitian ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen staf pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan pengajaran kepada penulis selama menempuh masa studi di Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas, Sumatera Utara.
8. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
9. Kedua orangtua saya Victor Hardjono Widjaja dan Ibunda tercinta Sok Hoa dan abang saya Kevin Hardjono Widjaja serta seluruh keluarga besar, yang tak pernah berhenti memberikan doa, dukungan, motivasi, kasih sayang dan segalanya selama ini.
10. Terkhusus untuk teman – teman yang saya sayangi ‘penikmat senja’ yang hampir setiap hari selalu membantu saya menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. Seluruh teman-teman mahasiswa Teknik Sipil 2013 yang telah banyak membantu penulis mulai dari awal proses pengerjaan, proses maju seminar, hingga pembiayaan Tugas Akhir sampai selesai. Adik 2015 yang telah membantu penulis mulai dari awal proses pengerjaan Tugas Akhir hingga selesai, Theodesya Yolanda Vayolita Silalahi 12. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini, terima kasih atas jasa-jasanya dalam mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Desember 2019
Penulis (Alfred)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR NOTASI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian... 3
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Manfaat Penelitian... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Manajemen Proyek ... 6
2.2 Perencanaan Proyek ... 7
2.3 Penjadwalan Proyek ... 8
2.3.1 Bagan Balok (Barchart) ... 11
2.3.2 Kurva S (Hanumm Curve) ... 11
2.3.3 Diagram Vektor ... 15
2.3.4 Metode Jalur Kristis (Critical Path Method) ... 15
2.3.5 Precedence Diagram Method (PDM) ... 18
2.3.6 Program Evaluation and Review Technique (PERT) ... 19
2.4 Microsoft Project Profesional ... 21
2.5 Oracle Primavera P6 ... 22
2.6 Tahapan Perencanaan dan Penajadwalan Proyek dalam Program 23 2.6.1 Level 1 - Perencanaan Tanpa Sumber Daya ... 25
2.6.2 Level 2 - Memonitor Perkembangan Tanpa Sumber Daya 25
2.6.3 Level 3 - Perencanaan dengan Sumber Daya ... 25
2.6.4 Level 4 - Memantau Kemajuan Jadwal Sumber Daya ... 26
2.7 Analisa Perbandingan Fitur dan Evaluasi Program Penjadwalan 26
2.7.1 Persyaratan untuk Hardware dan Software ... 26
2.7.2 Karakteristik pendukung skema jaringan proyek ... 27
2.7.3 Kapasitas software dalam mengatur hubungan aktivitas proyek ... 27
2.7.4 Proses input, mengganti, dan verifikasi data ... 28
2.7.5 Pengaturan waktu pada aktivtias proyek ... 28
2.7.6 Laporan kemajuan proyek ... 29
2.7.7 Kontrol dan pemantauan biaya ... 29
2.7.8 Perencanaan sumber daya ... 30
2.7.9 Laporan hasil pengujian ... 30
2.7.10 Pengaturan tampilan pada software ( Software Interface Option ) ... 31
2.7.11 Kemudahan penggunaan dan dokumentasi software yang diberikan ... 31
2.7.12 Penyesuaian data yang akan dimasukkan dan kebutuhan untuk manajemen proyek ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Lokasi Proyek ... 33
3.3 Metode Penjadwalan ... 33
3.4 Pengumpulan Data ... 33
3.4.1 Data Primer ... 33
3.4.2 Data Sekunder ... 34
3.5 Proses Input Data ... 34
3.5.1 Informasi Proyek ... 34
3.5.2 Pengaturan Proyek ... 34
3.5.3 Pemilihan Penggunaan Tampilan Perencanaan ... 34
3.5.4 Identifikasi Aktivitas untuk Pembuatan WBS ... 34
3.5.5 Penentuan Durasi Aktivitas Pekerjaan ... 35
3.5.6 Penyusunan Urutan Aktivitas / Struktur Jaringan Pekerjaan 35 3.5.7 Penyusunan Sumber Daya Pekerjaan ... 35
3.5.8 Penggunaan Sumber Daya Terhadap Aktivitas Pekerjaan 35
3.6 Perbandingan Analisa Program ... 38
3.6.1 Peralihan Analisa Program ... 38
3.6.2 Prosedur Evaluasi Program ... 38
3.7 Flowchart ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Input Data Microsoft Project ... 41
4.2 Proses Input Data Primavera P6 ... 45
4.3 Perbandingan Microsoft Project dan Primavera P6 ... 51
4.3.1 Peralihan Analisa Perbandingan ... 51
4.4 Persyaratan Spesifikasi Hardware dan Software ... 59
4.5 Karakteristik Pendukung Skema Jaringan Proyek ... 59
4.6 Kapasitas Software Dalam Mengatur Aktivitas Proyek ... 62
4.7 Proses Memasukkan, Mengganti dan Memverifikasi Data ... 65
4.8 Pengaturan Waktu pada aktivitas proyek ... 68
4.9 Laporan Kemajuan Proyek ... 70
4.10 Kontrol dan Pemantauan Biaya ... 72
4.11 Perencanaan Sumber Daya ... 74
4.12 Laporan Hasil Pengujian ... 77
4.13 Pilihan Berbagai Macam Tampilan Pada Software ... 79
4.14 Kemudahan Penggunaan dan Dokumentasi Software yang
Diberikan ... 80
4.15 Persyaratan dan Kebutuhan Data yang Dimasukkan pada Proyek 80 4.16 Penjadwalan dengan Microsoft Project dan Primavera P6…… 90
4.16.1 Identifikasi Aktivitas pada WBS……… 90
4.16.2 Penyusunan Urutan Aktivitas….……… 91
4.16.3 Penentuan Durasi Aktivitas……… 93
4.16.4 Penentuan Predecessor pada Aktivitas Pekerjaan……….. 93
4.17 Evaluasi Risiko pada Primavera P6………. 100
4.17.1 Risiko Kualitatif……….. 100
4.17.2 Probabilitas dan Dampak Matriks………….……….. 101
4.17.3 Perhitungan Nilai Risiko pada Oracle Primavera P6……. 102
4.17.4 Evaluasi Risiko Kualitatif………..…… 102
4.17.5 Perhitungan Nilai Biaya Eksposur..………..…… 107
4.17.6 Identifikasi Penggunaan Nilai…...………..…… 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 110
5.1 Kesimpulan ... 110
5.2 Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... xv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
2.1 Contoh penjadwalan proyek metode Barchart - Kurva S 14
2.2 Peristiwa Critical Path Method (CPM) 16
2.3 Hubungan Aktivitas yang Berurutan 17
2.4 Contoh Peristiwa pada CPM 17
2.5 Informasi Denah Node PDM 18
3.1 Flowchart Microsoft Project 36
3.2 Flowchart Oracle Primavera P6 37
3.3 Fowchart Alur Penelitian 40
4.1 Tampilan Informasi Proyek 41
4.2 Tampilan waktu jam kerja 42
4.3 Tampilan sumberdaya pada resource sheet view 43
4.4 Gantt Chart view 44
4.5 Tampilan proses assign sumberdaya kedalam pekerjaan 44
4.6 Tampilan membuat proyek baru 45
4.7 Tampilan detail kalender yang digunakan 46 4.8 Tampilan detail kalender yang digunakan Primavera 47
4.9 Tampilan Input Aktivitas 47
4.10 Tampilan Work Breakdown Structure 48
4.11 Tampilan Layout Sumberdaya 49
4.12 Tampilan Layout barchart, timescale, columns, bottom layout dan top layout
50
4.13 Tampilan assign resource dan relationship 51
4.14 PDM/AON pada Microsoft Project 60
4.15 CPM pada tampilan network activity Microsoft Project 60
4.16 PDM/AON pada Primavera 61
4.17 CPM pada Gantt Chart Primavera 61
4.18 Tampilan pengaturan working/non working days pada MSP 62
4.19 Tampilan pengaturan kalender pada MSP 63
4.20 Auto scheduled pada MSP 63
4.21 Tampilan pengaturan milestone pada Primavera 64 4.22 Tampilan pengaturan working/non working days 64 4.23 Tampilan pengaturan unit waktu sumber daya 65 4.24 Menghubungkan aktivitas dengan memasukan nomor aktivitas
pada kolom predecessor (MSP)
66
4.25 Menghubungkan aktivitas dengan assign relationship pada bottom layout (Primavera)
66
4.26 Mengubah, menghapus dan menambahkan aktivitas (Primavera)
67
4.27 Tampilan pesan error yang terjadi pada MSP 67 4.28 error message yang terjadi pada Primavera 68
4.29 Tampilan pengaturan time unit pada MSP 68
4.30 Tampilan mengatur time unit pada Primavera 69 4.31 Tampilan update jadwal proyek pada Primavera 69 4.32 Penentuan kemajuan aktual aktivitas dan progress line pada
MSP
70
4.33 Berbagai macam laporan lain terkait biaya dan perencanaan penjadwalan pada MSP
70
4.34 Penentuan kemajuan aktual aktivitas dan progress line Pada Primavera
71
4.35 Berbagai macam laporan lain terkait biaya dan perencanaan penjadwalan pada Primavera
71
4.36 Tampilan input nilai budget dan assign resource pada Primavera
72
4.37 Tampilan dalam mengatur pendefinisian mata uang 72
4.38 Pengaturan kode WBS pada Primavera 73
4.39 Tampilan input nilai budget beserta unit biaya sumberdaya pada MSP
73
4.40 Tampilan Currency option untuk project pada MSP 74 4.41 Tampilan resource leveling pada Primavera 75
4.42 Tampilan label unit resource 75
4.43 Tampilan unit of measure, dan type resource pada Primavera 76 4.44 Tampilan Resource Leveling dan Resource Constraint 76 4.45 Tampilan laporan schedule report sebelum diprint pada MSP 77
4.46 Tampilan laporan schedule report sebelum diprint pada Primavera
77
4.47 Tampilan laporan resource usage table pada software MSP 78 4.48 Tampilan laporan resource usage table pada software
Primavera
78
4.49 Tampilan export file pada Primavera 79
4.50 Work Breakdown Structure aktivitas proyek 91 4.51 Penyusunan Urutan Aktivitas Pekerjaan Microsoft Project
2013
92
4.52 Penyusunan Urutan Aktivitas Pekerjaan Oracle Primavera P6 92 4.53 Predecessor aktivitas pekerjaan pada Microsoft Project 94 4.54 Predecessor aktivitas pekerjaan pada Oracle Primavera P6 95 4.55 Penjadwalan dengan Microsoft Project Bag I 96 4.56 Penjadwalan dengan Microsoft Project Bag II 97 4.57 Penjadwalan dengan Oracle Primavera P6 Bag I 98 4.58 Penjadwalan dengan Oracle Primavera P6 Bag II 99 4.59 Struktur rincian item pekerjaan proyek 103 4.60 tampilan tab Impact pada Pre-Response dan Post-Response 104 4.61 Tampilan bottom layout dengan tab Activities, Description,
Cause, Effect, dan Notes
106
4.62 Penggunaan nilai terhadap Pre-Response, Response Type, dan Post-Response
109
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
2.1 Tahapan Perencanaan dan Penjadwalan Proyek 24 4.1 Perubahan Sub Analisa dan Keterangannya 59 4.2 Hasil Sub Analisa Perbandingan Microsoft Project dan Oracle
Primavera P6
81
4.3 Jumlah penggunaan tenaga kerja 93
4.4 Perhitungan durasi aktivitas 93
4.5 Jenis – jenis tipe risiko 100
4.6 Probabilitas dan Dampak Matriks 101
4.7 Perhitungan nilai risiko Pra-Respons/Pasca-Respons 102 4.8 Penentuan nilai skor risiko terhadap biaya/jadwal 105 4.9 Rumus perhitungan Biaya Eksposur Pra-Response/Pasca-
Response
107
4.10 Rumus perhitungan Titik Tengah Probabilitas 107
4.11 Rumus perhitungan Titik Tengah Biaya 108
4.12 Perhitungan Biaya Pre-Response dan Post-Response Exposure 109
DAFTAR NOTASI
AOA = Activity on Arrow (Kegiatan Pada Anak Panah) AON = Activity on node
Barchart = Bagan Balok
CPM = Critical Path Methode (Metode Jalur Kritis) D = Kurun waktu suatu kegiatan
Dummy = Kegiatan Fiktif Event = Peristiwa
EF = Earliest Finish Time (Waktu selesai paling awal suatu kegiatan) ES = Earliest Start Time (Waktu mulai paling awal suatu kegiatan) Float = Tenggang Waktu/Waktu Mengambang
FF = Konstrain Finish to Finish (Akhir ke Akhir) FS = Konstrain Finish to Start (Akhir ke Awal) Lag = Waktu Terlambat/Tunda
Lead = Waktu Mendahului
LF = Latest Allowable Finish Time (Waktu paling akhir kegiatan selesai) LS = Latest Allowable Start Time (Waktu paling akhir kegiatan dimulai) PDM = Precedence Diagram Methode (Metode Diagram Preseden)
PERT = Project Evaluation and Review Technique Method SF = Konstrain Start to Finish (Awal ke Akhir)
SS = Konstrain Start to Start (Awal Ke Awal)
WBS = Work Breakdown Structure (Hirarki Aktivitas Pekerjaan)
OBS = Organization Breakdown Structure (Hirarki Organisasi Pekerjaan)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Didalam sebuah proyek konstruksi tidak dipungkiri selalu memiliki banyak permasalahan. Tiap - tiap permasalahan ini dapat disebabkan oleh tingkat kerumitan dari tiap - tiap proyek. Semakin besar skala konstruksinya maka semakin rumit juga didalam perencanaan konstruksi tersebut, dan juga banyaknya aktivitas - aktivitas yang harus dikerjakan memerlukan ketelitian dan waktu yang lebih untuk merencanakan proyek konstruksi tersebut.
Dengan demikian, dibutuhkan bantuan untuk membantu pekerjaan tiap – tiap proyek tersebut. Terdapat berbagai program (software) yang sangat berguna dalam mengelola suatu proyek konstruksi dengan efektif dan efisien. Program (software) ini bertujuan untuk memudahkan proses perencanaan di awal agar pekerjaan yang dilakukan dapat menjadi lebih mudah, baik itu skala kecil maupun besar. Selain itu dapat memaksimalkan kegiatan monitoring dan controlling saat proyek sedang berjalan. Untuk proyek - proyek berskala besar dengan aktivitas - aktivitas yang banyak sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan dan dikendalikan secara manual untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Dengan bantuan program, maka perencanaan proyek yang dulunya harus dikerjakan secara manual dan memakan waktu yang lebih lama, menjadi lebih cepat dan sederhana. Bagi seorang engineer yang mampu mengoperasikan program Microsoft Project dan Primavera akan mempunyai daya tarik khusus bagi perusahaan - perusahaan konstruksi yang ingin merekrut karyawannya, terutama yang berkaitan dengan bidang perencanaan.
Banyak jenis software yang sering digunakan dalam upaya untuk membantu pekerjaan didalam sebuah proyek konstruksi agar menjadi lebih mudah. Yang cukup terkenal adalah Microsoft Project dan Primavera. Software tersebut banyak digunakan khususnya dibidang konstruksi oleh project planner, project control, project manager,
scheduler, estimator, dan lain - lain. Dalam merencanakan penjadwalan kegiatan proyek, pengunaan material, penggunaan peralatan dan pengunaan tenaga kerja.
Microsoft Project dan Primavera juga digunakan dalam mengelola sebuah proyek konstruksi untuk membantu sekaligus memudahkan perencanaan dan juga beberapa masalah seperti tabrakan antara aktivitas - aktivitas proyek dan lain-lain.
Penginputan data bisa dilakukan dengan dengan lebih cepat dan tersusun dengan rapi dan teratur, jika terjadi perubahan - perubahan terhadap aktivitas dan jadwal akan relatif lebih mudah untuk diperbaiki kembali. Memberikan analisa yang cepat dan lebih akurat dalam menampilkan graph resources (material, labor, equipment) cost dan kurva-S dalam bentuk persen untuk setiap periode waktu tertentu. Dengan kedua aplikasi program tersebut, maka kita dapat melakukan proses Work Breakdown Structure (WBS), perencanaan sumberdaya (resource planning), penjadwalan (scheduling), pengaturan biaya, proses kontroling dan evaluasi agar perencanaan pada proyek konstruksi dapat diimplementasikan dengan baik dan matang.
Microsoft Project dan Primavera memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lainnya dan disesuaikan dengan jenis tipe proyek konstruksinya. Kedua software tersebut merupakan software yang sangat diperlukan dalam mengelola berbagai macam tipe penjadwalan proyek konstruksi. Walaupun secara umum semua software tersebut bertujuan sama, tetapi tentunya masing - masing software tersebut memiliki kemampuan yang berbeda. Perbedaan kemampuan tersebut juga mempengaruhi berbagai faktor dalam pemakaiannya sehingga kedua software tersebut dapat dibandingkan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penjadwalan proyek konstruksi dengan Microsoft Project Profesional dan Oracle Primavera P6 ?
2. Bagaimana perbandingan antara Microsoft Project Profesional dan Oracle Primavera P6 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penjadwalan proyek konstruksi dengan menggunakan Microsoft Project Professional 2013 dan Oracle Primavera P6
2. Untuk mengetahui perbandingan antara Microsoft Project Professional 2013 dan Oracle Primavera P6
1.4 Batasan Masalah
Dalam menyusun tugas akhir ini, terdapat batasan ruang lingkup pembahasan agar tidak menyimpang dari pemasalahan dan mudah dimengerti. Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan, batasan – batasan tersebut meliputi hal – hal sebagai berikut:
1. Pembahasan hanya dibatasi pada perencanaan pekerjaan pendahuluan, pengukuran, pekerjaan tanah dan pekerjaan pondasi pada proyek konstruksi dengan menggunakan program Microsoft Project Professional 2013 dan Oracle Primavera P6.
2. Kemampuan kedua aplikasi program ini hanya dibandingkan pada proses dan hasil perencanaan penjadwalan proyek.
3. Data sumber daya yang diinputkan meliputi tenaga kerja dan material sebagai data pekerjaan dalam mengetahui perbandingan.
4. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trial-version a) Microsoft Project Profesional 2013
b) Oracle Primavera P6 R8.3 PPM ( Project Portofolio Management )
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan, pertimbangan, penjabaran serta penggunaan aplikasi program Microsoft Project Professional 2013 dan Oracle Primavera P6
sehingga dapat memilih dengan tepat software yang akan digunakan ketika terlibat dalam sebuah proyek konstruksi.
2. Bagi Institusi
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan pembelajaran dalam memilih dan menggunakan aplikasi program Microsoft Project Professional 2013 dan Oracle Primavera P6.
3. Bagi Peneliti Lain
Dapat menjadi masukkan atau refrensi untuk penelitian selanjutnya 1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam pembuatan tugas akhir ini akan dibagi kedalam 5 bagian utama dan daftar pustaka. Adapun deskripsi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut :
Bab. 1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang mengapa perlu dilakukan studi tentang perbandingan program Microsoft Project Professional 2013 dan Oracle Primavera P6 terhadap penjadwalan proyek konstruksi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan.
Bab. 2 Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perencanaan, penjadwalan, dan program
Bab. 3 Metode Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, teknik pengumpulan data, tahapan dan prosedur penelitian, serta diagram alir penelitian.
Bab. 4 Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini membahas mengenai hasil dan pembahasan dari data yang telah dianalisis dengan menggunakan model dan teknik pengolahan data yang telah ditentukan.
Bab. 5 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi mengenai hasil akhir yang didapat setelah dilakukannya penelitian, serta saran memuat mengenai hal-hal yang perlu dilakukan untuk penelitian yang berkaitan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek
Manajemen proyek terdiri dari dua kata yaitu “Manajemen” dan “Proyek”.
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap sumber – sumber daya terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien (Husen, 2009:2)
Sedangkan proyek adalah gabungan dari sumber - sumber daya seperti manusia, material, peralatan, dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan (Husen, 2009:4)
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpukan beberapa pengertian dari manajemen proyek. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu serta keselamatan kerja (Husen, 2009:4)
Manajemen merupakan proses terpadu dimana individu – individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan, dan menjalankan program – program yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu (Dipohusodo, 1996:2)
Sedangkan proyek adalah upaya yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan - harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Dipohusodo, 1996:9)
Sebuah proyek adalah usaha yang kompleks, tidak rutin, yang dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber daya, dan spesifikasi kinerja yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Larson, 2006:3)
Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu (Ervianto, 2005:21)
2.2 Perencanaan Proyek
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan (Soeharto, 1997)
Adapun tujuan perencanaan adalah melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu, dan waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan kerja (Husen, 2009:77).
Dari pengertian diatas menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses yang berarti bahwa perencanaan mengalami tahap - tahap pengerjaan tertentu. Adapun proses perencanaan itu sendiri terdiri dari:
1. Penentuan tujuan: sesuatu yang memberikan arah gerak kegiatan yang akan dilakukan.
2. Penentuan sasaran: sasaran adalah titik - titik tertentu yang perlu dicapai bila organisasi tersebut ingin memenuhi tujuannya.
3. Pengkajian posisi awal terhadap tujuan: untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi perencanaan saat awal terhadap sasaran.
4. Pemilihan alternatif: dalam mencapai tujuan dan sasaran terdapat berbagai alternatif, umumnya dipilih alternatif yang terbaik.
5. Penyusunan rangkaian langkah untuk mencapai tujuan: proses ini menetapkan langkah yang terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan.
2.3 Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumberdaya baik itu berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan suatu proyek. Dan jika dilakukan dengan tepat, hal - hal seperi keterlambatan, pembengkakan biaya, dan lain - lain yang dapat menimbulkan kerugian dapat dihindari. Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing - masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek dengan mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan yang ada.
Suatu penjadwalan proyek akan berlangsung sesuai dengan yang telah direncanakan apabila didukung dengan ketersediaan sumberdaya pada lokasi proyek tersebut. Dan tujuan dari proses konstruksi dapat dicapai apabila proses perencanaan dan penjadwalan dapat dilakukan dengan baik, dikarenakan proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian proses dari seluruh aktivitas agar tercapai alokasi sumberdaya yang yang sesuai dengan yang direncanakan.
Adapun manfaat penjadwalan berguna untuk:
a) Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas - batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing - masing tugas.
b) Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
c) Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
d) Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
e) Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
f) Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.
Dalam suatu proyek konstruksi, memiliki berbagai rangkaian macam aktivitas.
Oleh karena itu, perencanaan yang baik sangat dibutuhkan dalam membuat susunan pekerjaan proyek, pengadaan material dan peralatan, serta alokasi tenaga kerja, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik antar kegiatan dan hal - hal lainnya yang dapat menghambat pengerjaan suatu proyek.
Secara umum penjadwalan dapat didefinisikan sebagai suatu tahap identifikasi kegiatan dengan mengurutkan tahapan – tahapan kegiatan untuk dapat menyelesaikan suatu proyek. Dengan demikian perencanaan proyek merupakan suatu keharusan dalam penjadwalan proyek karena tidak mungkin dapat ditentukan suatu susunan pekerjaan ataupun waktu mulai dan selesai pekerjaan jika kegiatan belum teridentifikasi.
Proyek merupakan suatu kegiatan yang kompleks, dikarenakan baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya diperlukan perhatian terhadap berbagai faktor seperti biaya, waktu, sumberdaya, keadaan alam, keselamatan, perkembangan pekerjaan, dan banyak hal lainnya.
Dalam pengerjaan suatu proyek terdapat batasan - batasan yang harus dipenuhi karena berpengaruh terhadap sukses atau tidaknya proyek tersebut, yaitu anggaran (cost), waktu (time), dan mutu (quality). Ketiga hal tersebut secara umum dikenal dengan istilah triple constraint dan merupakan parameter penting yang harus diperhatikan dalam pengerjaan suatu proyek. Triple constraint tersebut adalah sebagai berikut:
1) Anggaran/biaya (cost)
Setiap proyek memerlukan biaya untuk dapat dijalankan, diantaranya seperti biaya tenaga kerja, biaya peralatan dan pengadaan material. Oleh karena itu, perkiraan biaya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memastikan proyek dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik biaya tiap item pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir proyek.
2) Waktu (time)
Setiap proyek memiliki batas waktu dalam penyelesaiannya, ada yang memerlukan waktu panjang, ada juga memerlukan waktu pendek. Kegagalan dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek akan berakibat buruk terhadap instansi penyelenggara, seperti diberi denda akibat keterlambatan, dan penambahan biaya.
Salah satu penyebab umum terjadinya kegagalan dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek adalah kurangnya sumber daya. Oleh karena itu proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncakan dan ditunjukkan dalam suatu progres.
3) Mutu (quality)
Hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria mutu yang telah ditentukan dalam kontrak. Tiga batasan tersebut diatas bersifat saling bersangkutan dan saling tarik - menarik. Jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah ditentukan, maka secara umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya jika ingin menekan atau memperkecil biaya, maka biasanya harus memperhatikan jadwal atau waktu dan mutu.
Ada beberapa metode penjadwalan proyek konstruksi yang sering digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing – masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Pertimbangan penggunaan metode – metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penjadwalan.
Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variabel – variabel yang mempengaruhinya juga harus di monitor, misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan peralatan dan material, serta stakeholder yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap pada kondisi yang diinginkan.
2.3.1 Bagan Balok (Gantt chart)
Gantt chart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor pada tahun 1917.
Sampai diperkenalkannya metode ini dianggap belum pernah ada prosedur yang sistematis analitis dalam aspek perencanaan dan pengendalian proyek. Metode ini telah digunakan secara luas dalam proyek konstruksi karena sederhana, mudah dalam pembuatannya dan mudah dimengerti oleh pemakainya.
Gantt chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang (Ervianto, 2005:162).
Gantt chart dapat dibuat secara manual atau dengan menggunakan komputer.
Bagan ini tersusun pada koordinat X dan Y. Pada sumbu tegak lurus X, dicatat pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu proyek, dan digambar sebagai balok. Sedangkan pada sumbu horizontal Y, tertulis satuan waktu, misalnya hari, minggu atau bulan.
2.3.2 Kurva S ( Hannum Curve )
Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang dipresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan proyek.
Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam pengendalian proses pengendalian proyek. Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang dikombinasikan, misalnya metode Barchart atau
network planning dengan memperbaharui sumberdaya maupun waktu pada masing - masing pekerjaan.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing - masing kegiatan pada suatu metode diantara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil. Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/ kegiatan dibagi total anggaran atau berdasarkan volume rencana dari komponen kegiatan terhadap volume total kegiatan.
Secara umum langkah - langkah menyusun kurva S adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan.
2. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi biaya total pekerjaan dikalikan 100%.
3. Setelah bobot masing - masing item dihitung, lalu distribusikan bobot pekerjaan selama durasi masing - masing aktivitas.
4. Setelah itu jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu, dijumlahkan secara kumulatif.
5. Angka kumulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu y (koordinat) dalam grafik dan waktu pada sumbu x (absis).
6. Dengan menghubungkan semua titik didapat kurva S.
Pada umumnya kurva S diplot pada barchart, dengan tujuan untuk mempermudah melihat kegiatan – kegiatan yang masuk dalam suatu jangka waktu tertentu pengamatan progress pelaksanaan proyek. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal.
Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang dikombinasikan,
misal dengan metode bagan balok yang dapat digeser – geser dan network planning dengan memperbaharui sumber daya maupun waktu pada masing – masing kegiatan.
jumlah persentase kumulatif bobot masing – masing kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil. Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/ kegiatan dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.
BARCHART – KURVA S PROYEK: CONTOH
LOKASI: XYZ
No. Deskripsi Kegiatan Nilai Durasi Bobot Minggu
Rupiah Minggu % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pekerjaan persiapan 1.000.000 2 2,22 1,11 1,11
2 Pekerjaan galian tanah 500.000 2 1,11 0,56 0,56
3 Pekerjaan pondasi 1.500.000 3 3,33 1,11 1,11 1,11
4 Pekerjaan beton bertulang 10.000.000 2 22,22 11,11 11,11
5 Pekerjaan pasangan/ plesteran 2.000.000 3 4,44 1,48 1,4 8 1,48
6 Pekerjaan pintu, jendela 6.000.000 2 13,33 6,67 6,67
7 Pekerjaan atap 7.000.000 2 15,56 7,78 7,78
8 Pekerjaan langit-langit 2.000.000 2 4,44 2,22 2,22
9 Pekerjaan lantai 5.000.000 2 11,11 5,56 5,56
10 Pekerjaan finishing 10.000.000 2 22,22 11,11 11,11
NILAI NOMINAL 45.000.000 100,00
PRESTASI PERMINGGU 1,11 1,67 1,67 12,22 13,70 8,15 15,93 15,56 18,89 11,11
PRESTASI KUMULATIF 1,11 2,78 4,44 16,67 30,37 38,52 54,44 70,00 88,89 100,00
Gambar 2.1 Contoh penjadwalan proyek metode Barchart - Kurva S
2.3.3 Diagram Vektor
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, landasan bandar udara, terowongan atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat baik untuk diterapkan pada proyek – proyek tersebut karena menggunakan sumberdaya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu pekerjaan atau kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.
Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat dengan keragaman masing - masing tingkat bangunan yang relatif sama.
Pada proyek yang cukup besar, metode ini membantu memonitor perkembangan beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek.
Hal ini dapat dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan linear dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat ditampilkan oleh metode network.
2.3.4 Metode Jalur Kritis ( Critical Path Method )
CPM (Critical Path Method) merupakan model teknik proyek yang dikembangkan pada tahun 1950-an oleh Morgan R. Walker dari DuPont dan James E.
Kelley, Jr dari Remington Rand. Kelley dan Walker menghubungkan ingatan mereka untuk pengembangan CPM pada tahun 1989. Kelley menujukan istilah Critical Path untuk para pengembang Program Evaluation and Review Technique yang dikembangkan pada waktu yang sama dengan Booz Allen Hamilton dan US Navy.
Sebuah pendahuluan dari apa yang kemudian dikenal sebagai critical path dikembangkan dan dipraktekkan oleh DuPont antara tahun 1940 dan 1943 dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan proyek Manhattan. CPM umumnya digunakan dengan segala bentuk proyek, termasuk konstruksi, kedirgantaraan dan perumahanan, pengembangan perangkat lunak, proyek penelitian, pengembangan produk, rekayasa, dan pemeliharaan tanaman. Setiap proyek dengan kegiatan yang
saling tergantung dapat menerapkan metode analisis matematis. Meskipun program CPM dan pendekatannya tidak lagi digunakan, istilah ini umumnya diterapkan pada pendekatan yang digunakan untuk menganalisis diagram proyek jaringan logika.
CPM (Critical Path Method) adalah prosedur yang menggunakan analisis jaringan untuk mengidentifikasi tugas – tugas yang berada di jalur kritis: yaitu di mana setiap keterlambatan dalam penyelesaian tugas – tugas akan memperpanjang skala waktu proyek, kecuali diambil tindakan (Antonio Prensa, 2002)
Critical Path Method atau Critical Path Analysis, adalah algoritma matematis didasarkan untuk penjadwalan serangkaian kegiatan proyek (Jesse Santiago & Desirae Magallon dalam seminar VDC, 2009)
CPM (Critical Path Method) adalah salah satu dari beberapa penggabungan teknik untuk melakukan perencanaan proyek. CPM untuk proyek – proyek yang terdiri dari sejumlah kegiatan individu. Jika beberapa kegiatan memerlukan kegiatan lain untuk menyelesaikan sebelum mereka dapat memulai, maka proyek menjadi kompleks jaringan kegiatan (Samuel L. Baker, 2004)
Jika ditarik kesimpulan dari beberapa definisi di atas, maka yang dimaksud CPM (Critical Path Method) adalah teknik yang digunakan untuk melakukan perencanaan proyek menggunakan algoritma matematis.
CPM (Critical Path Method) merupakan metode jaringan kerja yang digambarkan dengan anak panah yang menghubungkan dua lingkaran atau kotak, yang mewakili dua peristiwa.
Gambar 2.2 Peristiwa Critical Path Method (CPM)
EET/SPA
Saat Paling Awal (Earliest Event Time)
LET/SPL
Saat Paling Lambat (Latest Event Time) Nomer Peristiwa
(Event)
Peristiwa (event) yang terdapat dalam CPM sering digambarkan berbentuk lingkaran atau kotak. EET/SPA (Earliest Event Time) adalah saat paling awal yang mungkin dimulainya suatu aktivitas dan/atau saat paling awal yang mungkin untuk berakhirnya suatu kegiatan. LET/SPL (Latest Event Time) adalah saat paling lambat yang mungkin dimulainya suatu aktivitas dan/ atau saat paling lambat yang mungkin untuk berakhirnya suatu kegiatan.
A B
Gambar 2.3 Hubungan Aktivitas yang Berurutan
Gambar diatas menggambarkan hubungan aktivitas yang berurutan (menurut sistem garis lurus) yang dimana kegiatan B dapat dimulai setelah kegiatan A selesai.
A
C
B
Gambar 2.4 Contoh Peristiwa pada CPM
Bila beberapa aktivitas harus selesai dulu, sebelum aktivitas selanjutnya dapat dimulai, berarti akhir aktivitas – aktivitas tersebut jatuh bersamaan dengan awal aktivitas berikutnya (merge event).
2.3.5 Precedence Diagram Method (PDM)
Menurut Iman Soeharto (1999), PDM (Precedence Diagram Method) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON. Disini kegiatan dituliskan didalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai petunjuk hubungan antara kegiatan – kegiatan yang bersangkutan.
Kegiatan dan peristiwa pada PDM (Precedence Diagram Method) ditulis dalam node yang berbentuk kotak segiempat, didalam PDM kotak tersebut menandai suatu kegiatan, dengan demikian harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya.
Setiap node mempunyai dua peristiwa yaitu peristiwa awal dan akhir. Ruangan dalam node dibagi menjadi kompartemen – kompartemen kecil yang berisi keterangan spesifik dari kegiatan dan peristiwa yang bersangkutan dan dinamakan atribut.
Beberapa atribut yang sering dicantumkan adalah kurun waktu kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor dan nama), mulai dan selesainya kegiatan (ES, LS, EF, LF, dan lain – lain).
Didalam kotak node sering dicantumkan kolom kecil sebagai tempat mencantumkan tanda persen (%) penyelesaian pekerjaan. Kolom ini akan membantu mempermudah mengamati dan memonitor progress pelaksanaan kegiatan.
Gambar 2.5 Informasi Denah Node PDM
Aktivitas pada PDM digambarkan oleh bujur sangkar. Informasi mengenai aktivitas yang akan dilakukan terdapat didalam bujur sangkar. Pada PDM terdapat 4 hubungan yang sering digunakan
Nomor Urut
ES Nama Kegiatan
Kurun Waktu (D)
EF
LS Tanggal Tanggal LF
1. Early Start (ES) adalah waktu paling awal dari beberapa kegiatan yang berasal dari node tersebut dimulai, karena menurut aturan CPM suatu kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan terdahulunya telah selesai.
2. Late finish (LF) adalah waktu paling lambat yang diperbolehkan bagi suatu peristiwa yang terjadi tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
3. Early finish (EF) adalah waktu selesai paling awal suatu kegiatan, dimana EF adalah ES ditambah dengan durasi.
4. Late Start (LS) adalah waktu paling lambat kegiatan tersebut dapat dimulai tanpa memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan, dimana LS adalah LF dikurangi dengan durasi dari aktivitas tersebut.
Pada PDM perhitungan yang dilakukan memiliki dua cara yaitu perhitungan ke belakang dan perhitungan kedepan. Perhitungan ke depan dipergunakan untuk menghitung kegiatan yang paling lambat (latest) sedangkan perhitungan ke belakang dipergunakan untuk menghitung kegiatan yang paling cepat (earliest). Sama seperti pada Activity On Arrow, ketika terdapat lebih dari satu panah pada satu aktivitas, pilih nilai yang terbesar pada perhitungan ke belakang, dan pilih nilai yang terkecil pada perhitungan ke depan. Dan waktu penyelesaian paling akhir (Latest Finish) sama dengan waktu penyelesaian paling cepat pada seluruh proyek.
2.3.6 Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah variasi dari Critical Path Method (CPM) yang memiliki pandangan yang lebih skeptis/realistis mengenai perhitungan waktu yang digunakan dalam setiap tahapan suatu proyek. Dalam penggunaanya PERT memperhitungkan waktu yang terpendek, memperhitungkan waktu normal, dan waktu terlama yang di gunakan jika aktivitas tersebut mengambil waktu yang lebih banyak dari yang telah di perkirakan. PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian - bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. Fungsi PERT adalah untuk menentukan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu
proyek PERT pertama kali digunakan pada tahun 1950 dimana U.S Navy’s Special Project Office di tugaskan untuk mengembangkan Polaris - Submarine Weapon System dan The Fleet Ballistic Missile Capability atau dengan kata lain pengembangan system persenjataan bawah air dan pengembangan rudal balistik bagi armada bawah laut mereka. PERT di aplikasikan sebagai alat pengambil keputusan yang di desain untuk menghemat waktu dalam pencampaian hasil akhir dari proyek. PERT juga menarik bagi mereka yang tertarik dengan pengembangan dan penelitian dimana waktu merupkan suatu faktor yang penting dan krusial. Teknik manajemen mengakui ada tiga faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan dari tujuan suatu penelitian dan program pengembangan, ketiga faktor tersebut adalah: waktu, sumber daya, dan spesifikasi kinerja teknis. PERT menggunakan waktu sebagai variabel yang mencerminkan direncanakan sumber daya - aplikasi dan spesifikasi kinerja. Dengan satuan waktu sebagai Common Denominator, PERT mengkuantifikasi pengetahuan tentang ketidakpastian yang terlibat dalam program - program pembangunan yang membutuhkan usaha di tepi, atau di luar, pengetahuan saat subjek - upaya yang pengalaman sebelumnya sedikit atau tidak ada.
Melalui komputer elektronik, teknik PERT memproses data yang mewakili, prestasi utama terbatas (peristiwa) penting untuk mencapai tujuan – tujuan, saling ketergantungan dari peristiwa – peristiwa, dan perkiraan waktu dan rentang waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan antara dua berturut - turut peristiwa.
Harapan waktu tersebut termasuk perkiraan "waktu paling mungkin", "waktu optimis", dan "waktu pesimis" untuk setiap kegiatan. Teknik ini adalah kontrol manajemen alat yang ukuran sampai prospek untuk mencapai tujuan tepat waktu, sinyal bahaya menyoroti membutuhkan keputusan manajemen, mengungkapkan dan mendefinisikan baik kegawatan dan kendur dalam rencana aliran atau jaringan kegiatan sekuensial yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan; membandingkan harapan saat ini dengan tanggal penyelesaian dijadwalkan dan menghitung probabilitas untuk pertemuan tanggal dijadwalkan, dan mensimulasikan efek dari pilihan untuk pengambilan – sebelum keputusan. Konsep PERT dikembangkan oleh Tim riset operasi staff dengan perwakilan dari Departemen Riset Operasi Booz, Allen dan
Hamilton, Kantor Evaluasi Divisi Rudal Lockheed Sistem, dan Evaluasi Program Cabang, Kantor Proyek Khusus, Departemen Angkatan Laut. (Willard Fazar (Kepala, Program Evaluasi Cabang, Kantor Proyek Khusus, US Navy), The Statistician America, April 1959). PERT berguna karena memberikan informasi berikut:
1. Waktu penyelesaian proyek yang diharapkan.
2. Probabilitas penyelesaian sebelum tanggal yang ditentukan.
3. Kegiatan jalur kritis yang berdampak langsung terhadap waktu penyelesaian.
4. Kegiatan yang memiliki waktu kendur dan yang dapat meminjamkan sumber daya untuk kegiatan jalur kritis.
5. Kegiatan awal dan akhir tanggal
2.4 Microsoft Project Profesional
Microsoft Project telah dikenal sebagai sebuah aplikasi pengelola proyek konstruksi yang handal dan digunakan untuk mengelola rencana pekerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga sebuah proyek yang sedang berjalan dapat dipantau dan dievaluasi sesuai dengan tahapan – tahapannya. Aplikasi program ini juga memberikan unsur – unsur manajemen proyek yang sempurna dengan memadukan kemudahan penggunaan, kemampuan, dan fleksibilitas sehingga menjadi lebih produktif dengan mengintegrasikan program – program seperti Microsoft Office dalam membuat laporan, mengendalikan perencanaan, dan sebagai sarana yang fleksibel. Metode kerja program MSP ini dapat membuat jalur kritis berdasarkan prioritas (Critical Path) yang ditampilkan dalam Gantt chart, mengatur durasi dan jadwal aktivitas, mengatur hubungan antar aktivitas, menentukan milestone dan constraint dari sebuah proyek, melakukan tracking pada jadwal proyek, menentukan target proyek. Hasil keluaran dari program MSP dapat berupa tampilan tabel, grafik Gantt Chart, kemajuan dan optimasi proyek serta dapat berkolaborasi dengan Microsoft Office seperti Microsoft Excel.
Microsoft Project memperlihatkan hasil perhitungan secara langsung. Tapi, rencana proyek tidak akan selesai sebelum semua informasi kritis mengenai proyek
dan kegiatan-kegiatannya dimasukkan. Setelah itu, baru anda dapat melihat kapan proyek anda selesai dan kapan jadwal keseluruhan dari semua aktivitas benar - benar terlihat. MSP menyimpan data yang dimasukkan oleh pengguna dan menggunakannya untuk menghasilkan informasi spesifik seperti deskripsi kegiatan, jalur kritis proyek atau lamanya. Dalam MSP, setiap data dimasukkan melalui field, yang kemudian dapat dimunculkan melalui sebuah kolom.
2.5 Oracle Primavera P6
Perangkat lunak Primavera dirancang untuk mendukung kebutuhan organisasi manajemen proyek untuk mengelola sejumlah proyek – proyek besar pada satu waktu.
Aplikasi ini terintegrasi menggunakan manajemen proyek PPM (Portfolio Project Management) untuk mendukung kebutuhan manajemen tim proyek di lokasi yang berbeda dan pada berbagai tingkat perusahaan.
Oracle Primavera P6 telah dikenal sebagai sebuah aplikasi pengelola proyek konstruksi dengan ruang lingkup yang lengkap, terukur dan terintegrasi dalam merencanakan (planning), pengaturan (organizing), pengawasan (controlling), dan koordinasi (coordinating) proyek. Aplikasi program ini sering digunakan pada manajemen pengendalian proyek mulai dari merencanakan jadwal pelaksanaan proyek, biaya, waktu dan tenaga kerja pada proyek dengan skala kecil, sedang, dan besar.
Biasanya proyek - proyek yang menggunakan Oracle Primavera P6 relatif besar dan kompleks. Metode kerja P6 menggunakan CPM (Critical Path Method) dalam mengkalkulasi jadwal dan floats setiap aktivitas proyek. P6 juga menggunakan PDM (Precedence Diagram Method) dalam menampilkan hubungan antar aktivitas. Hasil keluaran dari program Oracle Primavera dapat berupa layout gantt chart, kurva S, tabel dan profil sumber daya dan lain sebagainya yang dapat digunakan dalam pengontrolan proyek. Adapun kebutuhan pada PPM ini menyediakan informasi yang komperhensif tentang semua proyek dalam suatu organisasi dan ringkasan tingkat eksekutif untuk rencana rinci oleh proyek. Individu di semua tingkat perusahaan dapat menganalisa, merekam, dan mengkomunikasikan informasi yang dapat dipercaya dan tepat waktu,
informasi yang mendukung misi perusahaan mereka. Dengan meletakkan alat yang tepat ditangan yang tepat, PPM memungkinkan sebuah organisasi untuk :
1) Membuat strategi pelaksanaan.
2) Mengontrol detail yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek – proyek.
3) Memahami kebutuhan sumber daya, menetapkan prioritas, dan mengevaluasi kebutuhan staf jangka panjang.
4) Menggunakan kemampuan sumber daya secara baik dan merata.
5) Mengorganisir ulang proyek agar sesuai dengan pergeseran prioritas tanpa mengorbankan kualitas.
2.6 Tahapan Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dalam Program
Proyek pada dasarnya adalah seperangkat operasi atau aktivitas yang harus diselesaikan dalam urutan logis untuk mencapai outcome yang ditentukan oleh waktu akhir definitif (Harris, 2010, page 33). Jadwal proyek adalah upaya untuk mendesain aktivitas-aktivitas proyek yang ada berdasarkan jangka waktu dan hubungan antar aktivitas tersebut. Setiap aktivitas membutuhkan waktu untuk mencapai target proyek dan dapat menggunakan sumber daya yang memiliki ketersediaan terbatas seperti orang, material, peralatan, dan uang.
Aplikasi program perencanaan dan penjadwalan proyek memungkinkan pengguna untuk:
a) Memasukkan Work Breakdown Structure (WBS) dari data proyek dan semua struktur proyek yang dibutuhkan ke dalam aplikasi program.
b) Menyederhanakan proyek ke dalam aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam aplikasi program. Aktivitas tersebut disesuaikan dengan WBS.
c) Menetapkan kalender, jangka waktu, constraints , predecessors dan successor setiap aktivitas dan kemudian menghitung tanggal mulai dan akhir dari aktivitas tersebut.
d) Menetapkan sumber daya dan biaya seperti pekerja, peralatan atau bahan dari setiap aktivitas yang kemudian disesuaikan dan dihitung menurut kebutuhan sumber daya proyek.
e) Mengoptimalkan rencana kerja proyek.
f) Menetapkan tanggal dasar dan anggaran biaya dasar untuk dapat dibandingkan sesuai kemajuannya dalam proyek.
g) Menyepakati tanggal dimulainya pekerjaan proyek.
h) Mengamati kemajuan aktual dari setiap aktivitas terhadap rencana awal dan memperbaiki rencana yang ada jika diperlukan,
i) Mengamati penggunaan sumber daya dan biaya sehingga dapat memperkirakan sumber daya dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek itu.
j) Membuat laporan kemajuan manajemen proyek.
Selanjutnya, setiap aplikasi program yang digunakan untuk penjadwalan proyek setidaknya telah dibuat untuk memiliki kemampuan standar yang terbagi menjadi beberapa tahapan sehingga dapat digunakan dengan efektif. Ada 4 tahapan/level dalam perencanaan dan penjadwalan suatu software (Harris, 2008, page 4) yaitu:
PLANNING TRACKING
WITHOUT RESOURCES
LEVEL 1:
Planning without resources
LEVEL 2:
Monitoring progress without resources
WITH RESOURCES
LEVEL 3:
Scheduling with resources, roles, and budget
LEVEL 4:
Monitoring progress of a resourced schedule
Tabel 2.1. Tahapan Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Sumber: Harris (2010, page 4)
Dengan meningkatnya level, jumlah informasi yang diperlukan untuk penjadwalan proyek ini akan meningkat. Selain itu, keterampilan dan pengetahuan dalam menggunakan aplikasi program juga akan meningkat sesuai level yang ada.
2.6.1 Level 1 - Perencanaan Tanpa Sumber Daya
Ini adalah level paling sederhana dalam perencanaan proyek pada aplikasi program, meliputi:
a) Memulai proyek.
b) Mendefinisikan calendar.
c) Mendefinisikan sistem struktur pengkodean proyek.
d) Menambahkan sub-aktivitas untuk mewakili sebuah aktivitas.
e) Mendefinisikan aktivitas dan menggunakan milestone.
f) Menambahkan hubungan yang logis antar aktivitas.
g) Menentukan constraints.
h) Menganalisa resiko.
i) Penjadwalan proyek dengan critical path.
j) Menyiapkan tolerance.
k) Mengatur tampilan – views, tables, dan filter.
l) Printing and Reports.
m) Mengkomunikasikan rencana proyek.
2.6.2 Level 2 – Memonitor Perkembangan Tanpa Sumber Daya
Pada level ini, ada beberapa perkembangan dari level sebelumnya, yaitu:
a) Mengatur baseline
b) Melakukan tracking progress
2.6.3 Level 3 – Perencanaan Dengan Sumber Daya
Level ini untuk merencanakan suatu proyek dengan memasukkan sumber daya yang ada sehingga dapat:
a) Estimasi dan Perencanaan Pengendalian Biaya
b) Keseimbangan antara jumlah kegiatan dan sumber daya.
c) Menciptakan dan menggunakan sumber daya
d) Kalender sumber daya, jenis kegiatan, dan mengendalikan sumber daya e) Penggunaan task types
f) Penggunaan Grafik dan Tabel sumber daya g) Adanya Resource Leveling
2.6.4 Level 4 – Memantau Kemajuan Jadwal Sumber Daya
Level ini dipakai jika ingin memperbaharui sumber daya proyek tetapi dengan mengumpulkan informasi tambahan terlebih dulu seperti:
a) Kuantitas atau jam atau biaya yang dikeluarkan sampai saat ini per kegiatan untuk setiap sumber daya.
b) Kuantitas atau jam atau biaya yang dibutuhkan per sumber daya untuk menyelesaikan setiap kegiatan.
Data-data tersebut akan dapat menjelaskan status penjadwalan dari setiap sumber daya. Status sumber daya tersebut harus direview dari kebutuhan sumber daya masa depan, kemajuan proyek, tanggal akhir proyek, arus kas, dan kinerja sebelumnya.
Menjadwalkan status sumber daya membutuhkan pemahaman yang baik tentang bagaimana aplikasi program tersebut menghitungnya.
2.7 Analisa Perbandingan Fitur dan Evaluasi Program Penjadwalan
Untuk mencari keunggulan dan kekurangan sebuah aplikasi program, terdapat rumusan kemampuan aplikasi program yang dibahas melalui 12 poin kriteria evaluasi (J. De Wit, 1990, page 104) berikut ini, yaitu:
2.7.1 Persyaratan Untuk Hardware dan Software
Karena pembaharuan software yang terjadi dari waktu ke waktu, maka sebelum membeli ada baiknya mempertimbangkan untuk memeriksa kecocokan antara persyaratan software dan kemampuan perangkat keras yang dimilikinya. Batasan ini penting sebelum pengguna melakukan penginstalan dan pengoperasian software.