• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Penjadwalan Proyek

2.3.3 Diagram Vektor

Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, landasan bandar udara, terowongan atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat baik untuk diterapkan pada proyek – proyek tersebut karena menggunakan sumberdaya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu pekerjaan atau kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.

Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat dengan keragaman masing - masing tingkat bangunan yang relatif sama.

Pada proyek yang cukup besar, metode ini membantu memonitor perkembangan beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek.

Hal ini dapat dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan linear dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat ditampilkan oleh metode network.

2.3.4 Metode Jalur Kritis ( Critical Path Method )

CPM (Critical Path Method) merupakan model teknik proyek yang dikembangkan pada tahun 1950-an oleh Morgan R. Walker dari DuPont dan James E.

Kelley, Jr dari Remington Rand. Kelley dan Walker menghubungkan ingatan mereka untuk pengembangan CPM pada tahun 1989. Kelley menujukan istilah Critical Path untuk para pengembang Program Evaluation and Review Technique yang dikembangkan pada waktu yang sama dengan Booz Allen Hamilton dan US Navy.

Sebuah pendahuluan dari apa yang kemudian dikenal sebagai critical path dikembangkan dan dipraktekkan oleh DuPont antara tahun 1940 dan 1943 dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan proyek Manhattan. CPM umumnya digunakan dengan segala bentuk proyek, termasuk konstruksi, kedirgantaraan dan perumahanan, pengembangan perangkat lunak, proyek penelitian, pengembangan produk, rekayasa, dan pemeliharaan tanaman. Setiap proyek dengan kegiatan yang

saling tergantung dapat menerapkan metode analisis matematis. Meskipun program CPM dan pendekatannya tidak lagi digunakan, istilah ini umumnya diterapkan pada pendekatan yang digunakan untuk menganalisis diagram proyek jaringan logika.

CPM (Critical Path Method) adalah prosedur yang menggunakan analisis jaringan untuk mengidentifikasi tugas – tugas yang berada di jalur kritis: yaitu di mana setiap keterlambatan dalam penyelesaian tugas – tugas akan memperpanjang skala waktu proyek, kecuali diambil tindakan (Antonio Prensa, 2002)

Critical Path Method atau Critical Path Analysis, adalah algoritma matematis didasarkan untuk penjadwalan serangkaian kegiatan proyek (Jesse Santiago & Desirae Magallon dalam seminar VDC, 2009)

CPM (Critical Path Method) adalah salah satu dari beberapa penggabungan teknik untuk melakukan perencanaan proyek. CPM untuk proyek – proyek yang terdiri dari sejumlah kegiatan individu. Jika beberapa kegiatan memerlukan kegiatan lain untuk menyelesaikan sebelum mereka dapat memulai, maka proyek menjadi kompleks jaringan kegiatan (Samuel L. Baker, 2004)

Jika ditarik kesimpulan dari beberapa definisi di atas, maka yang dimaksud CPM (Critical Path Method) adalah teknik yang digunakan untuk melakukan perencanaan proyek menggunakan algoritma matematis.

CPM (Critical Path Method) merupakan metode jaringan kerja yang digambarkan dengan anak panah yang menghubungkan dua lingkaran atau kotak, yang mewakili dua peristiwa.

Gambar 2.2 Peristiwa Critical Path Method (CPM)

EET/SPA

Saat Paling Awal (Earliest Event Time)

LET/SPL

Saat Paling Lambat (Latest Event Time) Nomer Peristiwa

(Event)

Peristiwa (event) yang terdapat dalam CPM sering digambarkan berbentuk lingkaran atau kotak. EET/SPA (Earliest Event Time) adalah saat paling awal yang mungkin dimulainya suatu aktivitas dan/atau saat paling awal yang mungkin untuk berakhirnya suatu kegiatan. LET/SPL (Latest Event Time) adalah saat paling lambat yang mungkin dimulainya suatu aktivitas dan/ atau saat paling lambat yang mungkin untuk berakhirnya suatu kegiatan.

A B

Gambar 2.3 Hubungan Aktivitas yang Berurutan

Gambar diatas menggambarkan hubungan aktivitas yang berurutan (menurut sistem garis lurus) yang dimana kegiatan B dapat dimulai setelah kegiatan A selesai.

A

C

B

Gambar 2.4 Contoh Peristiwa pada CPM

Bila beberapa aktivitas harus selesai dulu, sebelum aktivitas selanjutnya dapat dimulai, berarti akhir aktivitas – aktivitas tersebut jatuh bersamaan dengan awal aktivitas berikutnya (merge event).

2.3.5 Precedence Diagram Method (PDM)

Menurut Iman Soeharto (1999), PDM (Precedence Diagram Method) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON. Disini kegiatan dituliskan didalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai petunjuk hubungan antara kegiatan – kegiatan yang bersangkutan.

Kegiatan dan peristiwa pada PDM (Precedence Diagram Method) ditulis dalam node yang berbentuk kotak segiempat, didalam PDM kotak tersebut menandai suatu kegiatan, dengan demikian harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya.

Setiap node mempunyai dua peristiwa yaitu peristiwa awal dan akhir. Ruangan dalam node dibagi menjadi kompartemen – kompartemen kecil yang berisi keterangan spesifik dari kegiatan dan peristiwa yang bersangkutan dan dinamakan atribut.

Beberapa atribut yang sering dicantumkan adalah kurun waktu kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor dan nama), mulai dan selesainya kegiatan (ES, LS, EF, LF, dan lain – lain).

Didalam kotak node sering dicantumkan kolom kecil sebagai tempat mencantumkan tanda persen (%) penyelesaian pekerjaan. Kolom ini akan membantu mempermudah mengamati dan memonitor progress pelaksanaan kegiatan.

Gambar 2.5 Informasi Denah Node PDM

Aktivitas pada PDM digambarkan oleh bujur sangkar. Informasi mengenai aktivitas yang akan dilakukan terdapat didalam bujur sangkar. Pada PDM terdapat 4 hubungan yang sering digunakan

Nomor Urut

1. Early Start (ES) adalah waktu paling awal dari beberapa kegiatan yang berasal dari node tersebut dimulai, karena menurut aturan CPM suatu kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan terdahulunya telah selesai.

2. Late finish (LF) adalah waktu paling lambat yang diperbolehkan bagi suatu peristiwa yang terjadi tanpa memperlambat penyelesaian proyek.

3. Early finish (EF) adalah waktu selesai paling awal suatu kegiatan, dimana EF adalah ES ditambah dengan durasi.

4. Late Start (LS) adalah waktu paling lambat kegiatan tersebut dapat dimulai tanpa memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan, dimana LS adalah LF dikurangi dengan durasi dari aktivitas tersebut.

Pada PDM perhitungan yang dilakukan memiliki dua cara yaitu perhitungan ke belakang dan perhitungan kedepan. Perhitungan ke depan dipergunakan untuk menghitung kegiatan yang paling lambat (latest) sedangkan perhitungan ke belakang dipergunakan untuk menghitung kegiatan yang paling cepat (earliest). Sama seperti pada Activity On Arrow, ketika terdapat lebih dari satu panah pada satu aktivitas, pilih nilai yang terbesar pada perhitungan ke belakang, dan pilih nilai yang terkecil pada perhitungan ke depan. Dan waktu penyelesaian paling akhir (Latest Finish) sama dengan waktu penyelesaian paling cepat pada seluruh proyek.

2.3.6 Program Evaluation and Review Technique (PERT)

Program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah variasi dari Critical Path Method (CPM) yang memiliki pandangan yang lebih skeptis/realistis mengenai perhitungan waktu yang digunakan dalam setiap tahapan suatu proyek. Dalam penggunaanya PERT memperhitungkan waktu yang terpendek, memperhitungkan waktu normal, dan waktu terlama yang di gunakan jika aktivitas tersebut mengambil waktu yang lebih banyak dari yang telah di perkirakan. PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian - bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. Fungsi PERT adalah untuk menentukan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu

proyek PERT pertama kali digunakan pada tahun 1950 dimana U.S Navy’s Special Project Office di tugaskan untuk mengembangkan Polaris - Submarine Weapon System dan The Fleet Ballistic Missile Capability atau dengan kata lain pengembangan system persenjataan bawah air dan pengembangan rudal balistik bagi armada bawah laut mereka. PERT di aplikasikan sebagai alat pengambil keputusan yang di desain untuk menghemat waktu dalam pencampaian hasil akhir dari proyek. PERT juga menarik bagi mereka yang tertarik dengan pengembangan dan penelitian dimana waktu merupkan suatu faktor yang penting dan krusial. Teknik manajemen mengakui ada tiga faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan dari tujuan suatu penelitian dan program pengembangan, ketiga faktor tersebut adalah: waktu, sumber daya, dan spesifikasi kinerja teknis. PERT menggunakan waktu sebagai variabel yang mencerminkan direncanakan sumber daya - aplikasi dan spesifikasi kinerja. Dengan satuan waktu sebagai Common Denominator, PERT mengkuantifikasi pengetahuan tentang ketidakpastian yang terlibat dalam program - program pembangunan yang membutuhkan usaha di tepi, atau di luar, pengetahuan saat subjek - upaya yang pengalaman sebelumnya sedikit atau tidak ada.

Melalui komputer elektronik, teknik PERT memproses data yang mewakili, prestasi utama terbatas (peristiwa) penting untuk mencapai tujuan – tujuan, saling ketergantungan dari peristiwa – peristiwa, dan perkiraan waktu dan rentang waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan antara dua berturut - turut peristiwa.

Harapan waktu tersebut termasuk perkiraan "waktu paling mungkin", "waktu optimis", dan "waktu pesimis" untuk setiap kegiatan. Teknik ini adalah kontrol manajemen alat yang ukuran sampai prospek untuk mencapai tujuan tepat waktu, sinyal bahaya menyoroti membutuhkan keputusan manajemen, mengungkapkan dan mendefinisikan baik kegawatan dan kendur dalam rencana aliran atau jaringan kegiatan sekuensial yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan; membandingkan harapan saat ini dengan tanggal penyelesaian dijadwalkan dan menghitung probabilitas untuk pertemuan tanggal dijadwalkan, dan mensimulasikan efek dari pilihan untuk pengambilan – sebelum keputusan. Konsep PERT dikembangkan oleh Tim riset operasi staff dengan perwakilan dari Departemen Riset Operasi Booz, Allen dan

Hamilton, Kantor Evaluasi Divisi Rudal Lockheed Sistem, dan Evaluasi Program Cabang, Kantor Proyek Khusus, Departemen Angkatan Laut. (Willard Fazar (Kepala, Program Evaluasi Cabang, Kantor Proyek Khusus, US Navy), The Statistician America, April 1959). PERT berguna karena memberikan informasi berikut:

1. Waktu penyelesaian proyek yang diharapkan.

2. Probabilitas penyelesaian sebelum tanggal yang ditentukan.

3. Kegiatan jalur kritis yang berdampak langsung terhadap waktu penyelesaian.

4. Kegiatan yang memiliki waktu kendur dan yang dapat meminjamkan sumber daya untuk kegiatan jalur kritis.

5. Kegiatan awal dan akhir tanggal

2.4 Microsoft Project Profesional

Microsoft Project telah dikenal sebagai sebuah aplikasi pengelola proyek konstruksi yang handal dan digunakan untuk mengelola rencana pekerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga sebuah proyek yang sedang berjalan dapat dipantau dan dievaluasi sesuai dengan tahapan – tahapannya. Aplikasi program ini juga memberikan unsur – unsur manajemen proyek yang sempurna dengan memadukan kemudahan penggunaan, kemampuan, dan fleksibilitas sehingga menjadi lebih produktif dengan mengintegrasikan program – program seperti Microsoft Office dalam membuat laporan, mengendalikan perencanaan, dan sebagai sarana yang fleksibel. Metode kerja program MSP ini dapat membuat jalur kritis berdasarkan prioritas (Critical Path) yang ditampilkan dalam Gantt chart, mengatur durasi dan jadwal aktivitas, mengatur hubungan antar aktivitas, menentukan milestone dan constraint dari sebuah proyek, melakukan tracking pada jadwal proyek, menentukan target proyek. Hasil keluaran dari program MSP dapat berupa tampilan tabel, grafik Gantt Chart, kemajuan dan optimasi proyek serta dapat berkolaborasi dengan Microsoft Office seperti Microsoft Excel.

Microsoft Project memperlihatkan hasil perhitungan secara langsung. Tapi, rencana proyek tidak akan selesai sebelum semua informasi kritis mengenai proyek

dan kegiatan-kegiatannya dimasukkan. Setelah itu, baru anda dapat melihat kapan proyek anda selesai dan kapan jadwal keseluruhan dari semua aktivitas benar - benar terlihat. MSP menyimpan data yang dimasukkan oleh pengguna dan menggunakannya untuk menghasilkan informasi spesifik seperti deskripsi kegiatan, jalur kritis proyek atau lamanya. Dalam MSP, setiap data dimasukkan melalui field, yang kemudian dapat dimunculkan melalui sebuah kolom.

2.5 Oracle Primavera P6

Perangkat lunak Primavera dirancang untuk mendukung kebutuhan organisasi manajemen proyek untuk mengelola sejumlah proyek – proyek besar pada satu waktu.

Aplikasi ini terintegrasi menggunakan manajemen proyek PPM (Portfolio Project Management) untuk mendukung kebutuhan manajemen tim proyek di lokasi yang berbeda dan pada berbagai tingkat perusahaan.

Oracle Primavera P6 telah dikenal sebagai sebuah aplikasi pengelola proyek konstruksi dengan ruang lingkup yang lengkap, terukur dan terintegrasi dalam merencanakan (planning), pengaturan (organizing), pengawasan (controlling), dan koordinasi (coordinating) proyek. Aplikasi program ini sering digunakan pada manajemen pengendalian proyek mulai dari merencanakan jadwal pelaksanaan proyek, biaya, waktu dan tenaga kerja pada proyek dengan skala kecil, sedang, dan besar.

Biasanya proyek - proyek yang menggunakan Oracle Primavera P6 relatif besar dan kompleks. Metode kerja P6 menggunakan CPM (Critical Path Method) dalam mengkalkulasi jadwal dan floats setiap aktivitas proyek. P6 juga menggunakan PDM (Precedence Diagram Method) dalam menampilkan hubungan antar aktivitas. Hasil keluaran dari program Oracle Primavera dapat berupa layout gantt chart, kurva S, tabel dan profil sumber daya dan lain sebagainya yang dapat digunakan dalam pengontrolan proyek. Adapun kebutuhan pada PPM ini menyediakan informasi yang komperhensif tentang semua proyek dalam suatu organisasi dan ringkasan tingkat eksekutif untuk rencana rinci oleh proyek. Individu di semua tingkat perusahaan dapat menganalisa, merekam, dan mengkomunikasikan informasi yang dapat dipercaya dan tepat waktu,

informasi yang mendukung misi perusahaan mereka. Dengan meletakkan alat yang tepat ditangan yang tepat, PPM memungkinkan sebuah organisasi untuk :

1) Membuat strategi pelaksanaan.

2) Mengontrol detail yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek – proyek.

3) Memahami kebutuhan sumber daya, menetapkan prioritas, dan mengevaluasi kebutuhan staf jangka panjang.

4) Menggunakan kemampuan sumber daya secara baik dan merata.

5) Mengorganisir ulang proyek agar sesuai dengan pergeseran prioritas tanpa mengorbankan kualitas.

2.6 Tahapan Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dalam Program

Proyek pada dasarnya adalah seperangkat operasi atau aktivitas yang harus diselesaikan dalam urutan logis untuk mencapai outcome yang ditentukan oleh waktu akhir definitif (Harris, 2010, page 33). Jadwal proyek adalah upaya untuk mendesain aktivitas-aktivitas proyek yang ada berdasarkan jangka waktu dan hubungan antar aktivitas tersebut. Setiap aktivitas membutuhkan waktu untuk mencapai target proyek dan dapat menggunakan sumber daya yang memiliki ketersediaan terbatas seperti orang, material, peralatan, dan uang.

Aplikasi program perencanaan dan penjadwalan proyek memungkinkan pengguna untuk:

a) Memasukkan Work Breakdown Structure (WBS) dari data proyek dan semua struktur proyek yang dibutuhkan ke dalam aplikasi program.

b) Menyederhanakan proyek ke dalam aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam aplikasi program. Aktivitas tersebut disesuaikan dengan WBS.

c) Menetapkan kalender, jangka waktu, constraints , predecessors dan successor setiap aktivitas dan kemudian menghitung tanggal mulai dan akhir dari aktivitas tersebut.

d) Menetapkan sumber daya dan biaya seperti pekerja, peralatan atau bahan dari setiap aktivitas yang kemudian disesuaikan dan dihitung menurut kebutuhan sumber daya proyek.

e) Mengoptimalkan rencana kerja proyek.

f) Menetapkan tanggal dasar dan anggaran biaya dasar untuk dapat dibandingkan sesuai kemajuannya dalam proyek.

g) Menyepakati tanggal dimulainya pekerjaan proyek.

h) Mengamati kemajuan aktual dari setiap aktivitas terhadap rencana awal dan memperbaiki rencana yang ada jika diperlukan,

i) Mengamati penggunaan sumber daya dan biaya sehingga dapat memperkirakan sumber daya dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek itu.

j) Membuat laporan kemajuan manajemen proyek.

Selanjutnya, setiap aplikasi program yang digunakan untuk penjadwalan proyek setidaknya telah dibuat untuk memiliki kemampuan standar yang terbagi menjadi beberapa tahapan sehingga dapat digunakan dengan efektif. Ada 4 tahapan/level dalam perencanaan dan penjadwalan suatu software (Harris, 2008, page 4) yaitu:

PLANNING TRACKING

Scheduling with resources, roles, and budget

LEVEL 4:

Monitoring progress of a resourced schedule

Tabel 2.1. Tahapan Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Sumber: Harris (2010, page 4)

Dengan meningkatnya level, jumlah informasi yang diperlukan untuk penjadwalan proyek ini akan meningkat. Selain itu, keterampilan dan pengetahuan dalam menggunakan aplikasi program juga akan meningkat sesuai level yang ada.

2.6.1 Level 1 - Perencanaan Tanpa Sumber Daya

Ini adalah level paling sederhana dalam perencanaan proyek pada aplikasi program, meliputi:

a) Memulai proyek.

b) Mendefinisikan calendar.

c) Mendefinisikan sistem struktur pengkodean proyek.

d) Menambahkan sub-aktivitas untuk mewakili sebuah aktivitas.

e) Mendefinisikan aktivitas dan menggunakan milestone.

f) Menambahkan hubungan yang logis antar aktivitas.

g) Menentukan constraints.

h) Menganalisa resiko.

i) Penjadwalan proyek dengan critical path.

j) Menyiapkan tolerance.

k) Mengatur tampilan – views, tables, dan filter.

l) Printing and Reports.

m) Mengkomunikasikan rencana proyek.

2.6.2 Level 2 – Memonitor Perkembangan Tanpa Sumber Daya

Pada level ini, ada beberapa perkembangan dari level sebelumnya, yaitu:

a) Mengatur baseline

b) Melakukan tracking progress

2.6.3 Level 3 – Perencanaan Dengan Sumber Daya

Level ini untuk merencanakan suatu proyek dengan memasukkan sumber daya yang ada sehingga dapat:

a) Estimasi dan Perencanaan Pengendalian Biaya

b) Keseimbangan antara jumlah kegiatan dan sumber daya.

c) Menciptakan dan menggunakan sumber daya

d) Kalender sumber daya, jenis kegiatan, dan mengendalikan sumber daya e) Penggunaan task types

f) Penggunaan Grafik dan Tabel sumber daya g) Adanya Resource Leveling

2.6.4 Level 4 – Memantau Kemajuan Jadwal Sumber Daya

Level ini dipakai jika ingin memperbaharui sumber daya proyek tetapi dengan mengumpulkan informasi tambahan terlebih dulu seperti:

a) Kuantitas atau jam atau biaya yang dikeluarkan sampai saat ini per kegiatan untuk setiap sumber daya.

b) Kuantitas atau jam atau biaya yang dibutuhkan per sumber daya untuk menyelesaikan setiap kegiatan.

Data-data tersebut akan dapat menjelaskan status penjadwalan dari setiap sumber daya. Status sumber daya tersebut harus direview dari kebutuhan sumber daya masa depan, kemajuan proyek, tanggal akhir proyek, arus kas, dan kinerja sebelumnya.

Menjadwalkan status sumber daya membutuhkan pemahaman yang baik tentang bagaimana aplikasi program tersebut menghitungnya.

2.7 Analisa Perbandingan Fitur dan Evaluasi Program Penjadwalan

Untuk mencari keunggulan dan kekurangan sebuah aplikasi program, terdapat rumusan kemampuan aplikasi program yang dibahas melalui 12 poin kriteria evaluasi (J. De Wit, 1990, page 104) berikut ini, yaitu:

2.7.1 Persyaratan Untuk Hardware dan Software

Karena pembaharuan software yang terjadi dari waktu ke waktu, maka sebelum membeli ada baiknya mempertimbangkan untuk memeriksa kecocokan antara persyaratan software dan kemampuan perangkat keras yang dimilikinya. Batasan ini penting sebelum pengguna melakukan penginstalan dan pengoperasian software.

Terdapat 10 poin pada analisa terhadap persyaratan untuk hardware dan software yaitu:

a) Main Memory b) Hard disk required

c) Two floopy disk drives possible d) Hardware copy protection e) Printer support

2.7.2 Karakteristik Pendukung Skema Jaringan Proyek

Kemampuan setiap software akan berbeda dalam menampilkan skema jaringan dalam metode perencanaan yang digunakan. Terdapat 4 poin pada analisa terhadap karakteristik pendukung skema jaringan proyek, yaitu:

a) Gantt chart b) Activity On Arrow

c) Precedence diagramming method d) True networking capability

2.7.3 Kapasitas Software Dalam Mengatur Hubungan Aktivitas Proyek

Istilah ‘kapasitas’ mengacu pada kemampuan maksimal software untuk jumlah aktivitas dan sub-aktivitas dan hubungan antar aktivitas (precedence). Terdapat 3 poin pada analisa terhadap kapasitas software dalam mengatur hubungan aktivitas proyek, yaitu:

a) Kapasitas maksimum dari aktivitas dan sub aktivitas

b) Jumlah dan tipe dari hubungan antar aktivitas (precedence)

c) Kalender, working and nonworking days, milestone, dan due dates 2.7.4 Proses Input, Mengganti, dan Verifikasi Data

Ada prosedur dalam penggunaan software penjadwalan proyek yang harus diikuti selama tahap entri data, mulai dari kemampuan mendefinisian periode waktu kerja, mengkonversi standar / sistem penulisan tanggal (tergantung negara), rencana periode kerja ke tanggal kalender, dan penentuan jenis relasi (precedences) untuk mengurutkan antar aktivitas. Pada fase ini software harus mampu merespon dengan memberikan pesan ‘diagnostic’ jika terjadi kesalahan dalam pengentrian data dan pengguna bisa memperbaiki kesalahan tersebut. Terdapat 9 poin pada analisa terhadap proses input, megganti, dan verifikasi data, yaitu:

a) Jumlah karakter yang dapat diinput dalam deskripsi aktivitas

b) Jumlah karakter yang dapat diinput dalam mengidentifikasi kode aktivitas, zona kerja, dan sebagainya

c) Memasukkan aktivitas baru di antara aktivitas yang sudah ada d) Mengubah akivitas

e) Menghapus aktivitas

f) Mengubah atau menghapus hubungan antar aktivitas (precedence) g) Mengirim dari / untuk proyek lainnya

h) Error message activity loops i) Error message open ends

2.7.5 Pengaturan waktu pada aktivitas proyek

Penggunaan waktu yang sesuai dengan perencanaan yang diinginkan merupakan kemampuan software yang perlu diukur karena mempengaruhi ketepatan perhitungan waktu proyek. Kemampuan lainnya adalah bisa memperbaharui durasi suatu aktivitas, durasi lag dan lead time, dan total durasi proyek. Terdapat 7 poin pada analisa terhadap penggunaan waktu yang tepat pada aktivitas proyek, yaitu:

a) Time unit

b) In calender days c) In working days

d) Kalender dan hari kerja ditampilkan dalam list yang sama e) Dapat mengupdate data waktu dari precedence

f) Dapat mengupdate durasi aktivitas g) Dapat mengupdate durasi total proyek 2.7.6 Laporan kemajuan Proyek

Setiap software dalam memproses dan menampilkan laporan kemajuan / progress tiap kegiatan akan berbeda. Pada kategori ini terdapat 5 sub kategori, yaitu:

a) Laporan hubungan antar aktivitas b) Waktu nyata mulai dan selesai proyek c) Persentase pekerjaan selesai

d) Waktu yang sedang berjalan (remaining durations) e) Laporan lain

2.7.7 Kontrol dan pemantauan biaya

Perbedaan memanfaatkan fitur pengendalian biaya proyek ini terkait dengan jenis, jumlah, tata letak laporan pengendalian biaya, grafik profil biaya, kumulatif profil biaya, dan lain-lain menurut biaya rencana, biaya aktual, dan waktu pekerjaan rencana dan realisasinya. Pada kategori ini terdapat 6 sub kategori, yaitu:

a) Biaya dalam proyek

b) Budget untuk setiap aktivitas

c) Jumlah dan tipe satuan / unit biaya yang tersedia d) Kode untuk WBS

e) Time-cost trade-off f) Project bidding support

2.7.8 Perencanaan Sumber Daya

Terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam fitur perencanaan sumber daya, yaitu dalam hal jumlah jenis sumber daya yang dapat ditentukan untuk per proyek / per aktivitas dan dalam rincian prosedur entri data untuk menentukan kebutuhan sumber daya dan biaya yang sesuai. Pada kategori ini terdapat 6 sub kategori, yaitu:

a) Jumlah tipe sumber daya per proyek b) Jumlah tipe sumber daya per aktivitas

c) Kemampuan kapasitas untuk spesifikasi sumber daya d) Pembuatan dan identifikasi kategori sumber daya e) Harga satuan untuk masing-masing tipe sumber daya

c) Kemampuan kapasitas untuk spesifikasi sumber daya d) Pembuatan dan identifikasi kategori sumber daya e) Harga satuan untuk masing-masing tipe sumber daya