• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bunga-bunga Cinta untuk SC. Kamu sudah dengar cerita dariku. Sekarang giliranmu bercerita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Bunga-bunga Cinta untuk SC. Kamu sudah dengar cerita dariku. Sekarang giliranmu bercerita"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1.Bunga-bunga Cinta untuk SC

“Kamu sudah dengar cerita dariku. Sekarang giliranmu bercerita mengenai liburanmu di Makassar.” Kata JT pada SC suatu hari di Play Ground. SC tersenyum dan berayun di ayunan dan kemudian berkata.

“Tetapi katakan dulu padaku, mengapa kamu tidak menelponku saat kamu menjadi gila karena TJ?” SC balik bertanya.

“Well, aku tidak ingin menambah masalahmu dengan masalahku…. Maksudku…. Aku tahu kamu sedang bersedih dan tujuanmu ke Makassar untuk menenangkan diri. Jika aku bercerita padamu, pasti kamu mencemaskan aku. Dan itu terbukti „kan? Begitu CJ menelponmu kamu langsung meminta Mamamu untuk mencarikan tiket pesawat. Lalu bagaimana dengan tiket bus-mu? Kamu kembalikan atau kamu buang begitu saja?”

(2)

“Hmmmm….mengenai itu, aku bersyukur karena CJ menelponku. Jika CJ tidak menelponku aku tidak akan bertemu someone cute…..” kata CJ dengan gemas, lalu mencubit pipinya sendiri.

“Heeeyyyy???” kaget JT.

“Yahhh….kejadiannya luar biasaaaaa……” kata SC semakin gemas. “Ceritain dongggg…..” pinta JT.

“Ayooo….” SC menarik tangan JT dan mengajak JT untuk duduk di sudut lain play ground, di atas rumbut tebal, jauh dari anak-anak kecil yang ribut bermain.

“Begini ceritanya…” kata SC sambil bersila di atas rumput tebal, “saat itu…….”

Saat itu, sekitar pukul 10 pagi, SC tengah jalan-jalan di mall saat CJ menelpon. SC segera mengangkat telponnya dan terdengar suara CJ yang begitu khawatir,

(3)

“C….kamu dimana? Kapan kamu kembali ke Soroako?”

“Aku lagi di MaRi (Mall Ratu Indah), aku baru kembali ke Soroako besok. Kenapa?”

“Apakah kamu sudah mendengar dari JT tentang masalahnya?” “Masalah apa?”

“Kamu tidak tahu?!!” pekik CJ.

“Aku sama sekali tidak tahu, Jay. Apa yang terjadi?”

“Aku juga tidak tahu pasti, tapi aku yakin ini karena TJ!” geram CJ.

“Apa maksudmu?”

“Aku tidak tahu. Tapi aku bisa merasakan itu.”

Mendengar hal tersebut, SC buru-buru menelpon Ibunya yang saat itu tengah berada di kantor,

(4)

“Maaa….bisakah carikan saya tiket pesawat, aku harus pulang ke Soroako hari ini juga. Mumpung masih jam segini. Aku masih bisa mengejar pesawat, Ma.”

“Kenapa kamu tiba-tiba ingin kembali ke Soroako hari ini?” “JT…Ma….JT….”

“Kenapa JT?”

“Aku juga tidak tahu, tetapi CJ menelponku dan mengatakan telah terjadi sesuatu dengan JT. Tapi CJ tidak mengatakan ada apa. Dan anehnya JT tidak menelponku dan memberitahukan apa yang menimpanya. Aku mengkhawatirkan JT, Ma.”

“Hmmm….baiklah…Mama akan usahakan, tetapi jika tidak dapat, ya terpaksa kamu harus pulang besok. Lalu bagaimana dengan tiket busmu?”

(5)

“Aku akan mengembalikannya begitu Mama mengatakan aku dapat pesawat.”

“Baiklah, tunggu dulu, ya.” Ujar Mama dengan tenang.

SC terlihat begitu panik dan cemas, ia segera meninggalkan MaRi dan meluncur kembali ke hotel tempatnya menginap untuk merapikan barang.

SC lagi beruntung. Mama berhasil mendapatkan tiket untuk SC. Begitu mendengar kabar itu, SC berlari keluar ke lobi dan menyelesaikan pembayarannya. Setelah itu, SC berlari ke jalan, mencegat sebuah taksi dan memintanya untuk mengantarkan SC ke Perwakilan. Perwakilan adalah istilah untuk agen-agen bis. Uniknya bis-bis yang menuju ke Soroako, mereka tidak mulai naik dari terminal seperti di beberapa tempat di Indonesia, bis-bis itu menaikkan penumpang jarak jauh mereka di agen-agen bis, setelah itu bis akan memasuki terminal dan akan mengambil penumpang dadakan.

(6)

SC tengah berlari-lari memasuki halaman sebuah agen bus sementara pintu taksi yang ditumpanginya masih terbuka. SC sengaja membiarkannya seperti itu karena SC meminta sopir taksi untuk menantinya.

SC berniat membatalkan tiket bus-nya karena ia harus kembali saat ini juga ke Soroako. Saat SC masuk ke dalam agen, terlihat seorang pemuda memakai topi berwarna biru tua sedang berusaha merayu agen bis itu untuk memberikannya satu tiket.

“Mbakk….cantumkan saja nama saya di situ, kalau ada yang membatalkan perjalanan „kan saya bisa ambil tuh. Saya harus kembali ke Soroako besok, Mbak. Penting sekali ini.” Kata cowok itu.

“Saya mengerti, Pak. Tapi kami tidak bisa janji kalau Bapak akan mendapatkan tiket-nya.”

(7)

“Kakak….apakah Kakak sedang nyari tiket bis ke Soroako?” tanya SC cepat.

“Iya,” Kata cowok itu sambil memutar topinya ke belakang, “kenapa, dik?”

“Ini. Ambil tiket saya.” SC segera mengulurkan tiket itu kepada cowok itu.

“Apa maksudnya?” tanya cowok itu tidak percaya.

“Ambil sajaaaaa….” Kata SC sambil berlari, melambaikan tangan dan segera masuk ke dalam taksi. Setelah itu taksi berlalu begitu cepat sebelum cowok itu sadar.

“Hahhh????!!! Benerankah ini?” tanya si cowok itu terkejut, “Mbak, tolong cekkan, apakah ini masih berlaku?”

(8)

“Coba saya lihat.” Kata petugas agen itu mengambil tiket dari lelaki itu. Petugas itu membalik lembaran buku pemesanannya dan menemukan nama SC di sana.

“Iya, ini masih berlaku dan akan berangkat besok malam pukul tujuh. Ini bis VIP ya.”

“Yeaaaahhhh……!!!” seru pemuda itu kegirangan.

“Anda beruntung.” Petugas itu tersenyum sambil menutup bukunya. Sementara itu, SC tidak sabar untuk segera sampai di bandara. SC meminta sopir taksi itu mengambil jalan tol agar mereka lebih cepat. SC gelisah di tempat duduknya dan melongok-longok ke depan. Sopir taksi melirik SC dari kaca di atasnya. Kemudian ia menancap gas melaju kencang menuju bandara.

Setelah membayar taksi, SC melesat keluar dan segera berlari memasuki antrian di ruang keberangkatan dan segera berlari untuk check in. SC hampir ketinggalan pesawat karena saat SC masih berada

(9)

agak jauh dari boarding pass, operator bandara sudah memanggil penumpang yang menuju ke Soroako. SC segera berlari dan menjumpai petugas bandara yang memeriksa tiketnya.

SC baru dapat bernafas dengan lega saat ia sudah duduk di pesawat. Pesawat kemudian lepas landas dan meninggalkan Makassar menuju ke Soroako. Setibanya di Soroako, SC langsung mencari ojek dan memintanya untuk membawa SC langsung ke rumah JT.

Setibanya di sana, ternyata JT baik-baik saja dan sedang belajar dengan TJ. Sepertinya TJ malu karena ketahuan belajar dengan JT, oleh karena itu TJ kemudian buru-buru keluar. Selanjutnya, SC menginterogasi JT mengenai apa yang terjadi.

SC hampir tidak percaya bahwa JT sudah jadian dengan TJ, dan itu bukan karena TJ yang mengatakan suka, tetapi karena JT yang mengatakan suka. Mata SC terbelalak mendengarkan cerita JT yang memalukan itu. Keduanya tertawa terbahak-bahak menyadari kegilaan ini.

(10)

Setelah mengetahui bahwa JT baik-baik saja, SC pulang ke rumahnya. Terlihat SC berjalan menuruni jalan perbukitan yang mengarahkannya ke rumahnya. Setelah itu, SC masuk ke dalam kamarnya untuk menyimpan tas ranselnya.

SC melangkah ke kamar mandi untuk membasuh diri. SC merasakan tebalnya debu Makassar masih melekat di kulitnya. Setelah mengganti bajunya dan melemparkan bajunya ke mesin cuci, SC masuk kembali ke kamarnya dan merebahkan diri di atas tempat tidur.

Hari yang melelahkan untuk SC. SC sangat capek dengan aktifitasnya yang wara-wiri itu. Perlahan, tangannya meraih tas ranselnya karena ia ingat bahwa ia belum mengaktifkan teleponnya sejak turun dari pesawat. SC memencet tombol untuk mengaktifkan telepon, kemudian meletakkan telepon itu di meja rendah di samping tempat tidurnya sementara telpon sedang memproses permintaan SC. SC menutup matanya dan mencoba tidur, tetapi belum sempat SC terlelap, SC mendengar bunyi SMS dari teleponnya.

(11)

Perlahan SC meraih kembali telepon itu dan menemui sebuah nomor asing masuk di kotak pesannya. SC terlihat memincingkan mata tidak berselera membuka pesan dari nomor yang tidak pernah dikenalnya itu. Isi pesan itu,

“Terima kasih atas tiketnya ya, saya akan menggantikan uangmu setelah saya nanti tiba di Soroako. Maaf juga, karena tadi tidak sempat mengucapkan terima kasih karena saking kagetku. DJ.”

SC melompat dari rebahannya saat membaca isi pesan itu. SC duduk di tempat tidur sambil mencermati isi pesan itu. Ia ingat seorang cowok yang berpenampilan keren yang ia temui di Perwakilan. Ia ingat bahwa ia sudah memberikan tiketnya pada orang itu. SC tersenyum dan segera membalas pesan itu,

“Sama-sama, Kak. Tidak usah dikembalikan. Saya ikhlas kok. Ngomong-ngomong kok namanya DJ saja, ya?”

(12)

Pesan diterima

“Ahhh…saya jadi tidak enak. Pokoknya, besok kalau saya tiba di Soroako, saya akan menemui kamu untuk mengembalikan uangmu. Eh…ngomong-ngomong dimana rumahmu? Oya, namaku Dean Jayden, tapi panggil aja DJ.”

“Saya tinggal di Pontada, Kak. Di Jalan Sumba nomor 39.” “Bohong! Saya juga tinggal di Jalan Sumba loh.”

“Serius, Kak? Nomor berapa?”

Mata SC terbelalak saat DJ mengatakan bahwa ia tinggal di Jalan Sumba juga.

“Saya tinggal di Jalan Sumba No. 38.”

SC menjerit kemudian berlari keluar dan mengintip rumah yang letaknya ada di sudut bagian bawah rumahnya.

(13)

“Kakak bohong! Kenapa saya tidak pernah ketemu dengan Kakak?” SC mengirim pesannya lagi.

“Ahhh…seharusnya kamu menyadari, bagaimana kehidupan kita di Soroako. Kita tidak akan saling mengenal jika kita tidak saling dikenalkan dari kecil. Lagian, saya sejak SMA saya sekolah di Surabaya dan jarang juga pulang ke Soroako. Karena keluargaku yang sering pulang ke Jawa.” Jelas DJ pada isi pesannya.

“Jadi sekarang Kakak SMA kelas berapa?” tanya SC lagi. “Saya sudah kuliah. Sekarang saya sudah semester dua.”

“Woooowwww…..kakak-kakak kuliahan….” Dengung SC pada dirinya sendiri. Bagi anak SMA rasanya bagaimanaaaaaa gitu kalau bisa punya pacar anak kuliahan….

SC tengah memakai sepatunya saat sebuah ojek berhenti di sebuah rumah di Jalan Sumba No.38. SC menoleh sebentar ke arah pemuda jangkung, kurus, dan berkulit kuning. Pemuda itu memakai topi

(14)

baseball berwarna biru, celana jeans yang warnanya hampir pudar, memakai kaos berwarna putih dan menyandang ransel berwarna hitam. Tiba-tiba hati SC berdebar-debar memandangi pemuda itu. Setelah menyelesaikan membayar ojek, pemuda itu memalingkan wajah kepada SC, SC buru-buru memalingkan wajahnya dan pura-pura sibuk dengan tali sepatunya, tetapi karena saking berdebar-debar, tali sepatu itu tidak segera terikat. SC semakin berdebar-debar saat pemuda itu menghampirinya dan memberi salam,

“Selamat pagi.”

“Selamat pagi,” jawab SC dengan tercekat.

“Ternyata kamu memang tinggal di sini ya?” DJ – pemuda yang turun di rumah no.38 itu bersandar di pegangan tangga di rumah SC. DJ memandangi SC yang grogi memakai sepatu itu. Dari tadi tali sepatunya tidak dapat terikat dengan benar. Tangan SC dingin. SC merasa lemas dan SC serasa sudah mau pingsan saja.

(15)

“Begini caranya mengikat sepatu.” Kata DJ sambil mengambil tali sepatu dan merapikan sepatu SC. SC terperangah atas perbuatan DJ yang semakin menebarkan gambar lope-lope di sekelilingnya – xixixixiixxiii –

“Semoga harimu menyenangkan.” Kata DJ lagi sambil berlalu meninggalkan SC setelah selesai mengikatkan tali sepatu SC. DJ berjalan membelakangi SC dan melambai tanpa membalikkan wajahnya pada SC.

SC melambung tinggi dengan perlakuan DJ pagi ini, hingga ia tidak mendengar saat JT, TJ dan CJ memanggilnya untuk mengajaknya segera berangkat sekolah. SC seperti orang linglung, sepanjang jalan ia tersenyum-senyum sendiri sehingga teman-temannya merasa kebingungan. SC masih belum dapat menceritakan itu semuanya, karena setiap SC teringat akan hal itu, SC tidak dapat menghentikan senyumannya………

Referensi

Dokumen terkait

Jika nilai Threshold selalu di update, maka jumlah data yang menjadi inputan akan lebih banyak karena tidak akan terjadi out of memory ketika proses clustering, namun tidak

Lebih lanjut dikatakan bahwa siswa SMP Negeri 37 Halmahera Selatan rata-rata masih tergolong dalam fase pra remaja sehingga Siswa membuat sesuatu dengan

a) Kitab suci (al-Qur’an atau al-Hadi ṡ ). c) Buku ajar, Peraturan Perundang-undangan. d) Pemikiran tokoh atau lainnya. Alasan menggunakan penelitian kepustakaan sesuai jenis

Morfologi dari lokasi pengamatan yaitu berada di lembah kawah sikidang dimensi manifestasi panas bumi yang dapat ditemukan berupa mudpool atau boiling water sekitar 15 x

Kata Kunci : Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Sound Level Meter, Tingkat Bising Sinambung Setara, Tingkat Polusi Bising, Ambang Batas Kebisingan

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kandungan logam berat Pb yang terdapat dalam daging Kerang Darah ( Anadara granosa ) setelah diberi perlakuan logam

Jurusan Pendidikan Seni Musik berdampingan dengan Jurusan Seni Tari senantiasa terlibat dalam setiap upacara Dies.. Kehadiran kedua Jurusan ini dianggap penting karena

Tahapan terakhir adalah pendampingan pemasaran produk anyaman bambu (Salehi et al.,2012), sebagai solusi pemasaran yang lebih global. Tim PKM bersama Prima Bambu Secara