BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Gambaran umum Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
Kabupaten Demak bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah, visi misi, dasar
hukum, tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi.
4.1.1 Sejarah
Sejalan dengan dilaksanakannya otonomi daerah sebagai wujud pelaksanaan
undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, yang
ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 dan
Peraturan Pemerintah N0. 38 Tahun 2007. Setiap provinsi dan kabupaten / kota di
Indonesia membentuk perangkat daerah guna melaksanakan pemerintahan di daerah
masing – masing. Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Demak
menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2008 tentang
pembentukan struktur organisasi dan tata kerja Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak.
Berkembangnya sektor industri, perdagangan, koperasi dan UMKM
merupakan bagian dalam menggerakkan Perekonomian Daerah karena pelaku usaha
selain dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja juga
memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB)
sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Demak.
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak
melaksanakan 1 (satu) urusan wajib yaitu koperasi serta 4 (empat) urusan pilihan
yaitu:
1. Perindustrian
2. Perdagangan
3. Lingkungan Hidup
4. Administrasi Keuangan Daerah
4.1.2 Visi dan Misi
1. Visi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak
Terwujudnya Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM yang tangguh,
mandiri, kompetitif, barbasis ekonomi kerakyatan dan berwawasan lingkungan serta
mampu memberikan peranan nyata menjadi penggerak perekonomian daerah.
2. Misi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak
a. Meningkatkan lapangan usaha.
b. Meningkatkan lapangan kerja.
c. Menggerakkan perekonomian daerah.
d. Meningkatkan nilai tambah produk lokal.
e. Meningkatkan kontribusi devisa.
4.1.3 Dasar Hukum
Dasar hukum Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
Kabupaten Demak adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
2. Peraturan Bupati Demak Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas
Pokok dan Fungsi.
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
perindustrian dan perdagangan, dan bidang Koperasi.
2. Fungsi
a. perumusan kebijakan teknis di bidang Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi.
b. Pelaksanaan bimbingan teknis dan penyuluhan kegiatan di bidang Perindustrian,
Perdagangan, dan Koperasi.
c. Pelaksanaan pengendalian pengadaan, penyaluran dan barang/jasa.
d. Pelaksanaan pengendalian dan pemantauan pemberian pertimbangan teknis terhadap perijinan bidang Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi.
e. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengawasan bidang di bidang Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi.
f. Pengelolaan tata usaha dinas.
g. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
4.1.5 Struktur Organisasi
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Kabupaten Demak dalam sejarahnya mengalami perubahan susunan
organisasi, seiring dengan perubahan undang-undang tentang penyelenggaran
Struktur organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
Kabupaten Demak terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Seketrariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Perindustrian, terdiri dari :
a. Seksi Industri Kimia, Logam, Mesin dan Alat Angkat
b. Seksi Industri Tekstil, Elektronika dan Aneka
c. Seksi Industri Agro dan Hasil Hutan
4. Bidang Perdagangan, terdiri dari :
a. Seksi Usaha Perdagangan
b. Seksi Penyaluran Perdagangan Luar Negeri
c. Seksi Industri Agro dan Hasil Hutan
5. Bidang Pengelolaan Pasar, terdiri dari :
a. Seksi Sarana Prasarana Pasar
b. Seksi Kebersihan dan Ketertiban
c. Pendapatan dan Ketenagaan
6. Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, terdiri dari :
a. Seksi Kelembagaan Koperasi
b. Seksi Usaha Menengah Kecil dan Mikro
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun Struktur Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UMKM Kabupaten Demak dapat digambarkan sebagai berikut :
LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR : 6 TAHUN 2008
TANGGAL : 28 APRIL 2008
BAGAN ORGANISASI DINAS PERINDAGKOP UMKM KABUPATEN DEMAK
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Gambar 4.1 Stuktur Organisasi KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG KOPERASI SEKSI KELEMBAGAAN KOPERASI SEKSI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH SEKSI USP DAN KSP UPTD PASAR BIDANG PENGELOLAAN PASAR SEKSI SARANA PRASARANA PASAR SEKSI KETERTIBAN DAN KEBERSIHAN SEKSI PENDAPATAN DAN KETENAGAAN BIDANG PERDAGANGAN SEKSI PENYALURAN DAN PERDAGANGAN LN SEKSI USAHA PERDAGANGAN SEKSI METROLOGI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN BIDANG PERINDUSTRIAN SEKSI IND. KIMIA, LOGAM, MESIN ALAT ANGKUT SEKSI IND. TEKSTIL, ELEKTRONIK DAN ANEKA SEKSI AGRO DAN HASIL HUTAN
4.2 Deskripsi Responden
Profil dari masing-masing responden yang bekerja sebagai pegawai Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan UMKM Kabupaten Demak dideskripsikan
terperinci meliputi jenis kelamin, usia, masa kerja, pendidikan dan golongan /
pangkat sebagai berikut :
4.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran umum responden
berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 76 78,3%
Perempuan 21 21,7%
Jumlah 97 100
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Tabel 4.1 menggambarkan dari 97 responden dikelompokkan menurut jenis
kelamin, pegawai laki-laki lebih besar daripada pegawai perempuan. Dalam tabel
tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin pegawai Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi Dan UMKM Kabupaten Demak mempunyai jumlah sebanyak
pegawai laki-laki 76 orang (78,3%) dan pegawai perempuan 21 orang (21,7%).
4.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh gambaran umum
Perindagkop UMKM Kabupaten Demak dikelompokkan berdasarkan usia yang
dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Umur Jumlah Presentase
20-30 tahun 2 2%
30-40 tahun 22 23%
40 tahun 73 75%
Jumlah 97 100
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Berdasarkan umur memperlihatkan responden terbanyak berasal dari pegawai
mempunyai umur antara > 40 tahun sebanyak 73 orang (75%). Kemudian untuk
responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 2 orang (2%) dan responden yang
berumur 30-40 tahun sebanyak 22 orang (23%).
4.2.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran umum responden menurut
masa kerja yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Jumlah Persentase
1-5 tahun 6 6,1%
6-10 tahun 31 32%
10 tahun 60 61,9%
Jumlah 97 100
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Tabel 4.3 menggambarkan bahwa sebagian besar pegawai Dinas
masa kerja 1-5 tahun sebanyak 6 orang (6,1%). Kemudian responden dengan masa
kerja 6-10% sebanyak 31 orang (32%) dan paling banyak responden dengan masa
kerja sebanyak 60 orang (61,9%).
4.2.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran umum responden menurut
pendidikan yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 14 14,5% SMP/SLTP 11 11,4% SMA/SLTA/SMEA/MA/ST 37 38,1% D3 4 4,1% S1 26 26,8% S2 5 5,1% Jumlah 97 100
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden
sebagai pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten
Demak sebagian besar berpendidikan SD sebanyak 14 orang (14,5%), responden
yang berpendidikan SMP / SLTP sebanyak 11 orang (11,4%), paling besar responden
yang berpendidikan SMA / SLTA / SMEA / MA / ST sebanyak 37 orang (38,1%),
responden yang berpendidikan Diploma 3 sebanyak 4 orang (4,1%), responden yang
berpendidikan Sarjana Strata Satu (S1) sebanyak 26 orang (26,8%) dan responden
yang berpendidikan Sarjana Strata Dua (S2) sebanyak 5 orang (5,1%). Hal ini berarti
bahwa Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten
Demak cenderung lebih besar pada pegawai yang mempunyai pendidikan menengah
4.2.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Golongan / Pangkat
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran umum responden menurut
golongan / pangkat yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5
Deskripsi Responden Berdasarkan Golongan / Pangkat
Golongan Jumlah I / a 2 I / b 2 I / c 8 I / d 3 II / a 11 II / b 9 II / c 6 II / d 5 III / a 6 III/ b 14 III / c 10 III / d 17 IV/ a 4
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Responden yang mengisi kuesioner dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak.
Jumlah responden golongan / pangkat III / d merupakan responden terbesar yaitu 17
orang. Golongan / pangkat III / b berjumlah 14 orang. Golongan / pangkat II / a
berjumlah 11 orang. Golongan / pangkat III / c berjumlah 10 orang. Golongan /
pangkat II / b berjumlah 9 orang. Golongan / pangkat I / c berjumlah 8 orang.
Golongan / pangkat II / c dan III / a berjumlah 6 orang. Golongan / pangkat II / d
berjumlah 5 orang. Golongan / pangkat IV / a berjumlah 4 orang. Golongan / pangkat
4.3 Hasil Analisis Data
4.3.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Analisis deskripsi variabel digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing
penelitian sehingga dapat dilihat persepsi yang diberikan pada responden terhadap
semangat kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan kinerja pegawai Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak. Analisis
deskripsi dilakukan berdasarkan hasil pernyataan responden yang kemudian dicari
nilai rata-rata dan di nilai dengan rentang skala sebagai berikut :
RS = nilai tertinggi –nilai terendah
banyaknya kelas
Perhitungan tersebut adalah :
RS = 5 – 1 = 0,8
5
Kriteria pembobotan tersaji pada Tabel 4.6 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6 Kriteria Pembobotan
No Mean Kategori
1 1,0 < indeks ≤ 1,8 Sangat rendah 2 1,8 < indeks ≤ 2,6 Rendah 3 2,6 < indeks ≤ 3,4 Sedang 4 3,4 < indeks ≤ 4,2 Tinggi 5 4,2 < indeks ≤ 5,0 Sangat tinggi Sumber : Data primer yang diolah 2016
Berdasarkan dari nilai rentang skala, maka berikut ini akan dilihat hasil
4.3.2 Analisis Deskripsi Variabel Semangat Kerja
Analisa deskripsi variabel semangat kerja dapat di analisis berdasarkan dari
nilai indeks pernyataan masing-masing dari para responden yang bekerja sebagai
pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak
terhadap lima pernyataan yang di ajukan kepada responden. Selanjutnya dapat di
lihat pada Tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7
Pernyataan Responden Mengenai Semangat Kerja
Pernyataan STS TS KS S SS Indeks 1 2 3 4 5 F S F S F S F S F S Pegawai selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan beban kerja 6 6 18 36 21 63 27 108 24 120 3,43 Pegawai hadir setiap hari 4 4 23 46 17 51 28 112 24 120 3,43 Setiap Pegawai dipindah atau dirolling jabatan kerjanya 12 12 14 28 19 57 31 124 21 105 3,36 Setiap pegawai merasa cemas jika pekerjaannya tertunda 7 7 26 52 16 48 26 104 22 110 3,30 Setiap pegawai harus profesional dalam melakukan pekerjaan 8 8 15 30 29 87 22 88 22 110 3,32
Nilai Indeks Semangat Kerja 3,36
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Nilai indeks pernyataan responden mengenai Semangat Kerja sebesar 3,36
masuk kategori sedang, berarti pegawai memberikan respon sedang/cukup terhadap
Semangat Kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
Kabupaten Demak. Pada Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai indeks tertinggi sebesar
beban kerja dan pegawai hadir setiap hari. Nilai indeks sedang/cukup sebesar 3,36
yaitu setiap pegawai dipindah atau dirolling jabatan kerjanya. Nilai indeks
sedang/cukupkedua sebesar 3,32 yaitu setiap pegawai harus profesional dalam
melakukan pekerjaan. Nilai indeks terendah sebesar 3,30 yaitu setiap pegawai
merasa cemas jika pekerjaannya tertunda. Hal ini berarti pegawai masih merasa
cemas jika pekerjaannya tertunda.
4.3.3 Analisis Deskripsi Variabel Disiplin Kerja
Analisa deskripsi variabel disiplin kerja dapat di analisis berdasarkan dari
nilai indeks pernyataan masing-masing dari para responden yang bekerja sebagai
pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak
terhadap lima pernyataan yang di ajukan kepada responden. Selanjutnya dapat di
lihat pada Tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8
Pernyataan Responden Mengenai Disiplin Kerja
Pernyataan STS TS N S SS Indeks 1 2 3 4 5 F S F S F S F S F S Pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok
6 6 21 42 26 78 23 92 21 105 3,32
Setiap pegawai bisa bekerjasama dengan baik supaya beban tugas lebih ringan 3 3 32 64 18 54 31 124 13 65 3,19 Hasil kinerja pegawai dievaluasi pimpinan 11 11 32 64 14 42 23 92 17 85 3,03
Para pegawai yang melanggar aturan diberikan sanksi hukuman sesuai aturan yang berlaku
Pegawai harus bisa mengambil keputusan yang berkaitan dengan pekerjaannya 6 6 27 54 31 93 14 56 19 95 3,13
Nilai Indeks Disiplin Kerja 3,14
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Nilai indeks pernyataan responden mengenai Disiplin Kerja sebesar 3,14
masuk kategori sedang yang berarti pegawai memberikan respon sedang terhadap
Disiplin Kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten
Demak. Pada Tabel 4.8 di peroleh nilai indeks sedang/cukup sebesar 3,32 yaitu
pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok. Nilai indeks sedang/cukup
kedua sebesar 3,19 yaitu setiap pegawai harus bisa bekerjasama dengan baik supaya
beban tugas lebih ringan. Nilai indeks sedang/cukup yang ketiga sebesar 3,13 yaitu
pegawai bisa mengambil keputusan yang berkaitan dengan pekerjaannya. Nilai
indeks terendah sebesar 3,04 yaitu pegawai yang melanggar aturan diberikan sanksi
hukuman sesuai aturan yang berlaku. Nilai indeks terendah kedua sebesar 3,03 yaitu
hasil kinerja pegawai dievaluasi pimpinan. Hal ini berarti hasil kinerja pegawai
kurang dievaluasi pimpinan.
4.3.4 Analisis Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja
Analisa deskripsi variabel kepuasan kerja dapat di analisis berdasarkan dari
nilai indeks pernyataan masing-masing dari para responden yang bekerja sebagai
pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak
terhadap lima pernyataan yang di ajukan kepada responden. Selanjutnya dapat di
Tabel 4.9
Pernyatan Responden Mengenai Kepuasan Kerja
Pernyataan
STS TS N S SS
Indeks
1 2 3 4 5
F S F S F S F S F S
Para pegawai ditempatkan sesuai keahlian mereka
7 7 14 28 23 69 28 112 25 125 3,51 Gaji yang pegawai terima
sesuai dengan pekerjaan
0 0 11 22 11 33 62 248 13 65 3,79 Pegawai diberikan kesempatan untuk memajukan karirnya 3 3 5 10 14 42 61 244 14 70 3,80 Hubungan pegawai dengan rekan kerja terjalin dengan baik
2 2 6 12 13 39 60 240 16 80 3,84
Para pegawai bekerja dengan kondisi yang nyaman dan aman
2 2 19 38 21 63 44 176 11 55 3,44
Nilai Indeks Kepuasan Kerja 3,67
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Nilai indeks pernyataan responden mengenai Kepuasan Kerja sebesar 3,67
masuk kategori tinggi yang berarti pegawai memberikan respon tinggi terhadap
Kepuasan Kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
Kabupaten Demak. Tabel 4.9 nilai indeks tertinggi sebesar 3,84 yaitu hubungan
pegawai dengan rekan kerja terjalin dengan baik. Indeks tertinggi kedua sebesar 3,80
yaitu pegawai diberikan kesempatan untuk memajukan karirnya. Indeks tertinggi
ketiga sebesar 3,79 yaitu gaji yang pegawai terima sesuai dengan pekerjaan.
Penilaian untuk para pegawai ditempatkan sesuai keahlian mereka sebesar 3,51.
Indeks terendah sebesar 3,44 yaitupegawai bekerja dengan kondisi yang nyaman dan
aman. Hal ini berarti bahwa pegawai bekerja dengan kondisi yang kurang nyaman
4.3.5 Analisis Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai
Analisa deskripsi variabel kinerja pegawai dapat di analisis berdasarkan dari
nilai indeks pernyataan masing-masing dari para responden yang bekerja sebagai
pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak
terhadap lima pernyataan yang di ajukan kepada responden. Selanjutnya dapat di
lihat pada Tabel 4.10 berikut ini :
Tabel 4.10
Pernyataan Responden Mengenai Kinerja Pegawai
Pernyataan STS TS N S SS Indeks 1 2 3 4 5 F S F S F S F S F S Pegawai mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kualitas SOP (Standar Operasional Prosedur) yang berlaku
4 4 17 34 19 57 35 140 22 110 3,55
Pegawai merasa target yang diberikan sesuai dengan bidang kerja mereka
1 1 5 10 10 30 65 260 16 80 3,92
Pegawai mengerjakan pekerjaan tepat waktu sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) yang ditetapkan
0 0 6 12 6 18 66 264 19 95 4,01
Nilai Indeks Kinerja Pegawai 3,82
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Nilai indeks pernyataan responden mengenai Kinerja Pegawai sebesar 3,82
masuk dalam kategori tinggi, berarti bahwa pegawai memberikan respon yang tinggi
terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
Kabupaten Demak. Pada Tabel 4.10 diperoleh indeks tertinggi sebesar 4,01 yaitu
pegawai mengerjakan pekerjaan tepat waktu sesuai SOP (Standar Operasional
Prosedur) yang ditetapkan. Indeks tertinggi kedua sebesar 3,92 yaitu pegawai merasa
target yang diberikan sesuai dengan bidang kerja mereka. Indeks terendah sebesar
Operasional Prosedur) yang berlaku. Hal ini berarti pegawai mengerjakan pekerjaan
kurang sesuai deng kualitas (Standar Operasional Prosedur) yang berlaku di Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak.
4.4 Hasil Uji Analisis Data 4.4.1 Uji Instrumen
Uji instrumen bertujuan untuk mengetahui kualitas alat ukur meliputi uji
validitas dan uji reliabilitas. Uji instrumen ini dilakukan terhadap kuesioner
penelitian yang terdiri atas 18 butir pernyataan. Dengan perincian sebanyak 5 butir
pertanyaan tentang variabel Semangat Kerja (X1), sebanyak 5 butir pertanyaan
tentang Disiplin Kerja (X2), sebanyak 5 butir pertanyaan tentang Kepuasan Kerja
(X3) dan sebanyak 3 butir pertanyaan tentang Kinerja Pegawai (Y).
Kuesioner dibagikan kepada 97 responden yang merupakan sampel dalam
penelitian. Pada tahap pertama uji validitas dan uji reliabilitas kemudian uji regresi
linear berganda. Pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan bantuan
program SPSS.
4.4.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya suatu kuesioner.
Berdasarkan tebel 4.11 dibawah ini menunjukkan bahwa pada pengujian validitas
untuk masing-masing variabel semangat kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai.
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk
97-2 maka diperoleh angka 95, dan alpha = 0,05 diperoleh dari rtabel sebesar 0,1680.
Hasil uji validitas dapat dilihat dari tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11
Uji validitas Indikator Variabel
Variabel R hitung R tabel Keterangan
Semangat Kerja (X1)
Produktivitas kerja 0,717 0,1680 Valid
Absensi kerja 0,802 Valid
Labour Turn-Over (perputaran kerja) 0,805 Valid
Kegelisahan / keluhan dalam bekerja. 0,784 Valid
Tuntutan dalam bekerja 0,762 Valid
Disiplin Kerja (X2)
Tujuan dan kemampuan kerja 0,686 0,1680 Valid
Keadilan 0,768 Valid
Pengawasan melekat 0,771 Valid
Sanksi hukum 0,801 Valid
Ketegasan 0,810 Valid
Kepuasan Kerja (X3)
Pekerjaan itu sendiri 0,587 0,1680 Valid
Gaji 0,805 Valid
Kesempatan promosi 0,788 Valid
Rekan kerja 0,802 Valid
Kondisi kerja 0,678 Valid
Kinerja Pegawai (Y)
Kualitas kerja 0,497 0,1680 Valid
Kuantitas kerja 0,740 Valid
Ketepatan waktu 0,661 Valid
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Hasil uji validitas di atas memperlihatkan bahwa nilai rhitungsetiap indikator
lebih besar dibandingkan nilai rtabel, hal ini berarti indikator dari variabel semangat
kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja dinyatakan valid sebagai alat ukur dalam
variabel penelitian.
4.4.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
variabel dikatakan reliabel, jika nilai cronbach alpha > 0,70. Berikut hasil pengujian
reliabilitas yang dilakukan terhadap variabel semangat kerja, disiplin kerja dan
kinerja pegawai.
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas Indikator Variabel
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Semangat Kerja 0,911 > 0,70 Reliabel
Disiplin Kerja 0,907 > 0,70 Reliabel
Kepuasan Kerja 0,878 > 0,70 Reliabel
Kinerja Pegawai 0,762 > 0,70 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Pada tabel 4.12 diatas diketahui bahwa cronbach alpha (α) dari masing-masing indikator lebih besar dibanding standar reliabilitas. Hal ini menunjukkan
indikator dari variabel semangat kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja dinyatakan
handal atau reliabel sebagai alat ukur dalam variabel penelitian.
4.4.2 Uji Asumsi Klasik 4.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel dalam
penelitian ini telah terdistribusi normal. Hasil uji normalitas data menggunakan
analisis grafik yaitu grafik normal plot menunjukkan titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, hal ini berarti data
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Hasil grafik normal p-p plot menunjukkan bahwa titik pada grafik berhimpit
mengikuti garis diagonal, sehingga data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat
dilihat melalui uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil output
dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 97
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 1,46888273 Most Extreme Differences Absolute ,067 Positive ,067 Negative -,041 Kolmogorov-Smirnov Z ,656
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa asymp (2-tailed) diatas 0,05, jadi
dapat disimpulkan bahwa maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan grafik heteroskedastisitas untuk memprediksi nilai variabel terikat dan
variabel bebas. Dari scatterplots terlihat titik-titik yang menyebar secara acak serta
tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dibawah ini terdapat
gambar heteroskedastisitas :
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Grafik scatterplot diatas menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik tidak bisa
membentuk pola tertentu yang jelas, dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.4.2.3 Uji Multikolonieritas
Bertujuan untuk mendeteksi gejala multikolonieritas dilakukan dengan cara
melihat nilai (VIF) Variance Inflation Factor (Ghozali, 2011). Pada perhitungan ini
tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki VIF lebih dari 10, maka data ini
dapat dikatan bebas multikolonieritas. Sedangkan berdasarkan nilai tolerance tidak
ada satupun variabel bebas yang memiliki tolerance kurang dari 0,1. Untuk hasilnya
dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.14 Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) Semangat Kerja ,893 1,120 Disiplin Kerja ,811 1,232 Kepuasan Kerja ,753 1,328
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Sumber : Data primer yang diolah 2016
Nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas dalam persamaan memiliki
nilai kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka semua variabel
dalam model tidak terkena masalah / bebas multikolonieritas karena tidak ada
4.4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji ada
tidaknya pengaruh antara variabel pengganggu dalam masing-masing variabel bebas
(Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan tes durbin
Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -,02145
Cases < Test Value 48
Cases >= Test Value 49
Total Cases 97
Number of Runs 51
Z ,307
Asymp. Sig. (2-tailed) ,759
a. Median
Sumber : Data primer yang diolah 2016
Dari hasil output run test di atas nilai yang dibandingkan adalah Asymp. Sig.
(2-tailed) yaitu 0,759. Bila α yang ditentukan adalah 5%, maka hasil run test > 0,05.
Dengan demikian, data yang dipergunakan cukup random sehingga tidak terdapat
4.4.3 Teknik Analisis
4.4.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini akan dilihat
pengaruh semangat kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai
pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak.
Proses analisa regresi linear berganda menggunakan program SPSS dan untuk
hasilnya dapat di lihat pada tabel 4.16 berikut ini :
Tabel 4.16
Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,072 ,260 Semangat Kerja ,105 ,049 ,155 Disiplin Kerja ,151 ,053 ,217 Kepuasan Kerja ,523 ,073 ,563
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Sumber : Data primer yang diolah 2016
Berdasarkan dari hasil regresi maka akan dibuat persamaan linear antara
semangat kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai sebagai
berikut :
Y = 1,072 + 0,105X1 + 0,151X2 + 0,523X3
Persamaan regresi dapat diartikan sebagai berikut :
1. Konstanta (α) sebesar 1,072. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila saat variabel
semangat kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja bernilai tetap, maka Y akan
2. Koefisien Semangat Kerja (X1) sebesar 0,105 bernilai positif berarti bahwa jika
X1 mengalami peningkatan, maka Y akan meningkat.
3. Koefisien Disiplin Kerja (X2) sebesar 0,151 bernilai positif berarti bahwa jika X2
mengalami peningkatan, maka Y akan meningkat.
4. Koefisien Kepuasan Kerja (X3) sebesar 0,523 bernilai positif berarti bahwa jika
X3 mengalami peningkatan, maka Y akan meningkat.
4.4.4 Pengujian Hipotesis 4.4.4.1 Uji T (Parsial)
Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh secara signifikan secara parsial
dilakukan pengujian koefisien regresi dengan menggunakan statistik uji t. Hasil
pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan spss sebagai berikut :
Tabel 4.17 Uji T (Parsial) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,072 ,260 4,126 ,000 Semangat Kerja ,105 ,049 ,155 2,136 ,035 Disiplin Kerja ,151 ,053 ,217 2,852 ,005 Kepuasan Kerja ,523 ,073 ,563 7,131 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Sumber : Data primer yang diolah 2016
Berdasarkan output tersebut diketahui bahwa nilai t tabel yang diperoleh
ditentukan nilai-nilai t tabel yang akan digunakan. Nilai ini tergantung pada besarnya
degree of freedom (df) dan tingkat signifikan yang digunakan. Dengan menggunakan
tingkat signifikansi 5% (0,05).
1. Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pada tabel 4.17 diketahui bahwa variabel semangat kerja berpengaruh
terhadap kinerja pegawai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi pada Semangat
Kerja sebesar 0,035 kurang dari alpha 5% (0,05). Artinya terdapat pengaruh
signifikan antara Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.
2. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pada tabel 4.17 diketahui bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh terhadap
kinerja pegawai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi pada Disiplin Kerja
sebesar 0,005 kurang dari alpha 5% (0,05). Artinya terdapat pengaruh signifikan
antara disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.
3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pada tabel 4.17 diketahui bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh
terhadap kinerja pegawai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi pada Kepuasan
Kerja sebesar 0,000 kurang dari alpha 5% (0,05). Artinya terdapat pengaruh
signifikan antara Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.
4.4.4.2 Uji F (Simultan)
Untuk mengetahui mengetahui signifikan pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama atas suatu variabel terikat digunakan uji F. Hasil pengujian hipotesis
Tabel 4.18
Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 28,994 3 9,665 39,916 ,000b
Residual 22,517 93 ,242
Total 51,511 96
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
b. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja , Semangat Kerja , Disiplin Kerja Sumber : Data primer yang diolah 2016
Berdasarkan output tersebut dapat diketahui nilai F hitung sebesar 39,916.
Nilai sig. sebesar 0,000 dibawah signifikan 5% (0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tiga variabel independen yaitu Semangat Kerja (X1), Disiplin
Kerja (X2) dan Kepuasan Kerja (X3) secara bersama-sama memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen Kinerja Pegawai (Y).
4.4.5 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Hasil koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel 4.19 sebagai berikut :
Tabel 4.19
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,750a ,563 ,549 ,4921
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja , Semangat Kerja , Disiplin Kerja b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Koefisien determinasi dapat dilihat pada Adjusted R Square sebesar (0,549).
Artinya 54,9% variasi variabel penilaian kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh
variasi variabel semangat kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja. Sedangkan sisanya
45,1% (100%-54,9%) dapat dijelaskan oleh variabel selain semangat kerja, disiplin
kerja dan kepuasan kerja.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan lebih semangat sehingga
pekerjaan akan diharapkan lebih cepat dan lebih baik (Nurmansyah, 2011).
Disimpulkan bahwa semangat kerja dan kinerja mempunyai hubungan yang sangat
erat untuk dapat mencapai kinerja yang baik ditentukan oleh semangat yang efektif
dapat merangsang kinerja dan moral pegawai karena merasa mempunyai semangat
dan gairah dalam bekerja.
Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa Semangat Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
dan UMKM Kabupaten Demak. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Winda Novelya Sinaga (2014) yang menyatakan bahwa semangat
kerja mempunyai pengaruh dan hubungan positif terhadap kinerja pegawai.Hasil
penelitian ditemukan bahwa S`emangat Kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
Kabupaten Demak. Hal ini berarti bahwa semakin baik semangat kerja pegawai
dalam suatu orgnisasi maka kinerja pegawai baik sebaliknya jika semangat kerja
Dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai koefisien β yang kecil,
menunjukkan bahwa semakin baik semangat kerja maka semakin baik pula kinerja
pegawai yaitu dengan variabel semangat kerja mempunyai pengaruh terhadap
kinerja pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari responden indeks tertinggi
sebesar 3,43 yaitu pernyataan tentang pegawai selalu mengerjakan pekerjaan sesuai
dengan beban kerja dan pegawai hadir setiap hari. Nilai indeks sedang/cukup sebesar
3,36 yaitu setiap pegawai dipindah atau dirolling jabatan kerjanya. Nilai indeks
terendah yang perlu ditingkatkan sebesar 3,30 yaitu setiap pegawai merasa cemas
jika pekerjaannya tertunda. Hal ini berarti pegawai masih merasa cemas jika
pekerjaannya tertunda. Untuk memperbaikinya dengan cara memberikan reward dan
punishment supaya kinerjanya lebih meningkat.
4.5.2 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Disiplin kerja adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai
peraturan dari organisasi dalam bentuk tertulis maupun tidak (Darmawan, 2013:41).
Disimpulkan bahwa pegawai harus mempunyai sikap/tingkah laku yang baik sesuai
dengan peraturan yang ada dalam suatu instansi.
Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa Disiplin Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
dan UMKM Kabupaten Demak. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ivonne A. S. Sajangbati (2013) dan I Nyoman Jaka Alit Wiratama
dan Desak Ketut Sintaasih (2013)yang menyatakan bahwa Disiplin kerja mempunyai
bahwa disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak. Hal ini
berarti bahwa semakin baik disiplin kerja pegawai dalam suatu orgnisasi maka
kinerja pegawai baik sebaliknya jika disiplin kerja pegawai turun maka kinerja
pegawai buruk.
Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa niai koefisien β yang cukup besar, menunjukkan bahwa semakin baik disiplin kerja maka semakin baik pula kinerja
pegawai yaitu variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja
pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh indeks sedang/cukup yaitu pegawai
melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok. Nilai indeks sedang/cukup kedua
yaitu setiap pegawai bisa bekerjasama dengan baik supaya beban tugas lebih ringan.
indeks terendah yang perlu ditingkatkan sebesar 3,03 yaitu hasil kinerja pegawai
dievaluasi pimpinan. Hal ini berarti hasil kinerja pegawai kurang dievaluasi
pimpinan. Untuk meningkatkannya dengan cara pimpinan perlu melakukan evaluasi
pekerjaan pegawai setiap seminggu sekali sehingga dapat mengetahui seberapa besar
pencapaian kerja pegawainya.
4.5.3 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Kepuasan kerja merupakan cara pandang seseorang baik yang bersifat positif
maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya (Siagian, 2012:295). Disimpulkan
bahwa pegawai akan merasa puas dan lebih mencintai pekerjaannya sehingga
Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa Kepuasan Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
dan UMKM Kabupaten Demak. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ivonne A. S. Sajangbati (2013) yang menyatakan bahwa Kepuasan
kerja mempunyai pengaruh dan hubungan positif terhadap kinerja pegawai. Hasil
penelitian ditemukan bahwa disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM
Kabupaten Demak. Hal ini berarti bahwa semakin baik kepuasan kerja pegawai
dalam suatu orgnisasi maka kinerja pegawai baik sebaliknya jika kepuasan kerja
pegawai turun maka kinerja pegawai buruk.
Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa niai koefisien β yang besar,
menunjukkan bahwa semakin baik kepuasan kerja maka semakin baik pula kinerja
pegawai yaitu variabel kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja
pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dsri responden indeks tertinggi
yaitu hubungan pegawai dengan rekan kerja terjalin dengan baik. Indeks tertinggi
kedua yaitu pegawai diberikan kesempatan untuk memajukan karirnya. Indeks
terendah yang perlu ditingkatkan yaitu pegawai bekerja dengan kondisi yang nyaman
dan aman. Hal ini berarti bahwa pegawai bekerja dengan kondisi yang kurang
nyaman dan aman sehingga tugas yang dikerjakan kurang memuaskan. Untuk
meningkatkannya dengan cara menciptakan hubungan yang harmonis dan kondusif
serta merenovasi bangunan atau mengecat bangunan agar tampak menaarik sehingga