• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Return Migration Tenaga Kerja Indonesia (TKI) (Studi Kasus di Kecamatan Sumbermanjing Wetan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Return Migration Tenaga Kerja Indonesia (TKI) (Studi Kasus di Kecamatan Sumbermanjing Wetan)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Return

Migration Tenaga Kerja Indonesia (TKI) (Studi Kasus di

Kecamatan Sumbermanjing Wetan)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Icha Puspitasari

125020101111024

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Return Migration Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) (Studi Kasus di Kecamatan Sumbermanjing Wetan)

Yang disusun oleh :

Nama

: Icha Puspitasari

NIM

: 125020101111024

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

Jurusan

: S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 17 Juni 2016

Malang, 17 Juni 2016

Dosen Pembimbing,

Wildan Syafitri, SE., ME., Ph.D

(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGAARUHI MINAR RETURN MIGRATION TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) (STUDI KASUS DI KECAMATAN

SUMBERMANJING WETAN) Icha Puspitasari

Wildan Syafitri., SE., ME., Ph.D

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya ichapuspita@ymail.com

ABSTRAK

Penempatan TKI di Kabupaten Malang terutama dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan setiap tahun jumlahnya masih tinggi. Hal ini membuktikan minat masyarakat Kecamatan Sumbermanjing Wetan untuk menjadi TKI juga masih besar, dimana TKI ini terdiri dari TKI baru dan TKI yang sudah pernah bekerja sebagai TKI sebelumnya dan melakukan return migration. Dalam melakukan return migration ini TKI memiliki faktor-faktor yang mendorong mereka untuk melakukannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat return migration masyarakat Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang dianalisis menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan kepemilikan rumah cenderung mempengaruhi TKI untuk tidak melakukan return migration. Sedangkan variabel lain yang signifikan adalah tibgkat pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan, kepemilikan relasi, pendapatan sebagai TKI, beban tanggungan dan kepemilikan rumah. Sementara variabel usia tidak berpengaruh signifikan terhadap minat return migration TKI.

Kata kunci: Return Migration, TKI

A. PENDAHULUAN

Fenomena tenaga kerja Indonesia (TKI) ini merupakan salah satu bukti bahwa pemerintah masih belum mampu sepenuhnya mengatasi masalah pengangguran yang menjadi permasalahan di setiap negara terutama pada negara sedang berkembang seperti Indonesia. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia ini adalah dengan menjadi tenaga kerja migran atau TKI. Dengan bekerja ke luar negeri sebagai TKI, diharapkan akan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan kebutuhan akan masa depan pun diharapkan lebih terjamin. Selain itu, negara pun juga mendapat keuntungan yaitu mendapat devisa yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran luar negeri seperti membiayai impor barang atau jasa dan membayar utang luar negeri. Karena hal inilah TKI disebut sebagai pahlawan devisa karena setiap mereka menerima upah beruapa mata uang asing, maka ketika mereka menabungkannya di bank Indonesia maka akan dikonversikan dulu ke mata uang rupiah.

Tabel 1. Jumlah Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2011- 2015 (S.D 31 Agustus 2015) Tahun Jumlah PenempatanTKI TKI Formal % TKI Informal % 2011 586.802 266.191 45 320.611 55 2012 494.609 258.411 52 236.198 48 2013 512.168 285.297 56 226.871 44 2014 429.872 247.610 58 182.262 42 Sumber: BNP2TKI, 2015.

Jumlah penempatan TKI sempat mengalami kenaikan dan penurunan tetapi terjadi kenaikan pada prosentase jumlah TKI formal dan terjadi penurunan pada prosentase jumlah jumlah TKI informal seperti yang tertera pada tabel 1.1. Kenaikan jumlah pengiriman TKI formal ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengetatan terhadap sistem pendaftaran bagi calon TKI

(4)

mulai dari pelatihan kerja sampai penggunaan sistem online yang diberlakukan mulai tahun 2013 sehingga semua data-data yang diperlukan sebagai persyaratan menjadi TKI tidak bisa di manipulasi. Jika persyaratan keadministrasian tersebut sudah dipenuhi, maka tidak lantas membuat TKI bisa begitu saja diberangkatkan ke negara penempatan. Calon TKI ini masih harus melakukan pelatihan kerja (skill) dan pelatihan bahasa dalam kurun waktu minimal pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan negara tujuan.

Tabel 2. Jumlah Penempatan TKI Berdasarkan Provinsi Jawa Timur Kab-Kota Tahun 2012-2014

Berdasarkan tabel 2 diatas, Kabupaten Malang menempati urutan pertama jumlah penempatan TKI terbanyak se-Jawa Timur pada tahun 2012 dan pada tahun 2013-2014 menempati urutan kedua se-Jawa Timur. Menskipun mengalami penurunan jumlah penempatan TKI dari tahun 2012 ke tahun 2013-2014, tetapi jumlah ini tidak mengalami penurunan secara signifikan. Hal ini membuktikan bahwa minat masyarakat Kabupaten Malang untuk bekerja sebagai TKI masih lebih besar jika dibandingkan dengan kota atau kabupaten lain di wilayah Jawa Timur lainnya seperti Blitar, Banyuwangi, Madiun, Kediri, Bangkalan, Magetan, Trenggalek dan wilayah-wilayah lainnya. Dimana TKI ini terdiri dari TKI baru dan TKI yang sudah pernah bekerja sebagai TKI sebelumnya dan melakukan return migration. Return migration ini dilakukan karena berbagai macam faktor baik dari internal maupun eksternal yang akhirnya membuat mereka memutuskan untuk melakukan return migration. Faktor internal misalnya karena keadaan ekonomi mereka yang kurang stabil dan tidak mencukupinya hasil pendapatan mereka jika dibandingkan dengan bekerja sebagai TKI. Sedangkan faktor eksternal karena adanya panggilan kerja dari mantan majikan yang merasa puas akan kinerja mereka sebelumnya serta adanya dorongan dari keluarga untuk kembali menjadi TKI lalu kemudian membuat mereka ingin melakukan return migration.

Tabel 3. Jumlah Penempatan TKI Kabupaten Malang Tahun 2013-2015

Sumber: Disnakertrans Kab.Malang, 2015

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 2012 2013 2014 0 200 400 600 800 1000 1200 2015 2014 2013

(5)

Kecamatan Sumbermanjing Wetan memiliki jumlah penempatan TKI terbersar kedua diantara kecamatan lain di Kabupaten Malang lainnya. Hal ini membuktikan minat masyarakat Kecamatan Sumbermanjing Wetan untuk menjadi TKI masih besar. Dibalik keberhasilan dalam mengumpulkan pendapatan dan menyumbang devisa negara, masih banyak kita jumpai permasalahan-permasalahan yang menyangkut TKI dan belum terselesaikan sepenuhnya oleh pemerintah. Tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi minat mereka untuk melakukan return

migration. Dengan kompleksnya resiko dan permasalahan yang membayangi profesinya sebagai

TKI, tetapi hal tersebut tidak membuat mereka menyerah dan mengurungkan niatnya untuk melakukan return migration ke luar negeri tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi minat mereka untuk bisa berjuang kembali di luar sana demi menggapai impiannya. Itulah mengapa fenomena

return migration ini menarik untuk diteliti. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan

diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah faktor-faktor mempengaruhi minat return migration dan bagaimana karakteristik return migration TKI di Kecamatan Sumbermanjing Wetan?

B. TINJAUAN PUSTAKA Teori Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja yang menurut UU No.13 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dumairy (1997) menyatakan bahwa yang termasuk tenaga kerja adalah semua penduduk yang berusia dalam batas usia kerja. Usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah yang berusia 15 - 65 tahun. Selain penduduk usia kerja, ada pula penduduk bukan usia kerja yaitu mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja atau menurut UU Tenaga Kerja No.13 tahun 2003 yaitu mereka yang berusia diluar usia kerja yaitu dibawah usia 15 tahun dan diatas 65 tahun. Dengan demikian, tenaga kerja dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengeluarkan usaha pada tiap satuan waktu guna menghasilkan sesuatu baik beruapa barang atau jasa yang digunakan untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain (Handono, 2004).

Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Menurut UU. No. 39 Tahun 2004 tentang ketenagakerjaan, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah setiap warga negara yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja dan untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Sedangkan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) adalah setiap warga negara Indonesia yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi Pemerintah Kabupaten/ Kota yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan (UU No.39 Tahun 2004).

Definisi dan Teori Migrasi Internasional

Migrasi secara umum merupakan perpindahan penduduk dari satu tempat (negara dan sebagainya) ke tempat (negara dan sebagainya) lain untuk menetap (KBBI online). Dalam arti yang lebih luas, menurut Lee (1996) migrasi merupakan aktivitas perpindahan yang mencakup perubahan tempat tinggal, tujuan migrasi, dan keinginan untuk menetap atau tidak di daerah tujuan migrasi. Sedangkan menurut Rusli (1983) seseorang dapat dikatakan melakukan migrasi apabila melakukan pindah tempat tinggal secara permanen atau relationship (untuk jangka waktu minimal tertentu) dengan jarak minimal tertentu, atau pindah dari satu wilayah geografis ke wilayah geografis lainnya dimana wilayah ini bisa berupa negara atau bagian dari negara dari tempat asal ke tempat tujuan. Selain faktor ekonomi, terdapat faktor lain yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan migrasi menurut Todaro (2004):

1. Faktor sosial, yaitu keinginan dari penduduk tersebut untuk melepaskan diri dari kendala -kendala tradisional yang sebelumnya.

2. Faktor fisik, yaitu pengaruh iklim dan bencana alam.

3. Faktor demografi, yaitu penurunan tingkat kematian yang mempercepat laju pertumbuhan penduduk.

4. Faktor komunikasi, yaitu kualitas sarana transportasi, pendidikan, dan dampak modernisasi yang ditimbulkan dari daerah tujuan

(6)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Tenaga Kerja Internasional

Terdapat dua motif yang melatar belakangi migrasi tenaga kerja internasional yaitu motif untuk menjual tenaga, kepandaian atau keterampilan dan motif sehubungan dengan penjualan teknologi ataupun penanaman modal. Motif pertama umunya dari negara-negara berkembang ke negara maju atau kaya, sedangkan motif kedua umunya dari negara-negara maju ke negara berkembang (Mulyadi, 2003). Pada dasarnya terdapat 2 (dua) pengelompokan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan migrasi yaitu:

1) Faktor pendorong migrasi:

a) Berkurangnya sumber-sumber alam di suatu daerah, menurunnya permintaan atas barang tertentu yang bahan bakunya semakin susah diperoleh seperti misalnya hasil tambang, bahan pertanian, kayu dan lain sebagainya.

b) Menyempitnya lapangan pekerjaan di daerah asal (pedesaan) akibat masuknya teknologi-teknologi baru yang menggunakan mesin dan alat-alat canggih.

c) Adanya tekanan dan diskriminasi dari sektor politik, agama, dan suku daerah asal. d) Ketidak cocokan dengan adat atau budaya dan kepercayaan di daerah asal.

e) Alasan-alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi.

f) Bencana alam di daerah asal. 2) Faktor penarik migrasi:

a) Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok

b) Adanya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. c) Adanya kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik/tinggi.

d) Adanya lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan seperti fasilitas kemasyarakatan, pendidikan dan kesehatan.

e) Tarikan dari seseorang yang diharapkan sebagai tempat berlindung.

f) Adanya aktifitas-aktifitas yang menarik seperti tempat hiburan, pusat kebudayaan.

Teori Migrasi Everett S. Lee

Menurut Lee (1966), jumlah kuantitas migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai dengan keanekaragaman di daerah wilayah tersebut. Di daerah asal maupun di daerah tujuan terdapat faktor positif (+), negatif (-) dan netral (0). Faktor positif (+) atau faktor yang menguntungkan apabila seseorang melakukan migrasi ke daerah tujuan, misalnya di daerah tersebut terdapat sekolah, kesempatan kerja yang lebih baik, dan iklim yang baik. Faktor negatif ( -) atau yang merugikan sehingga mendorong seseorang untuk melakukan migrasi, misalnya kondisi geografis di daerah asal yang tidak subur atau lokasi yang terlalu jauh dari tempat kerja. Sedangkan faktor netral (0) atau faktor yang tidak mempengaruhi seseorang untuk tetap tinggal di daerah asal maupun untuk pindah ke daerah tujuan.

Lee juga mengemukakan bahwa ada 4 (empat) faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi seseorang memutuskan untuk melakukan migrasi yaitu:

1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal yang mendorong seseorang melakukan migrasi (push factor).

2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan yang akan menarik seseorang untuk melakukan migrasi (pull factor).

3. Rintangan-rintangan yang menghambat terjadinya migrasi antara kedua daerah (intervening

obtacles).

4. Faktor-faktor pribadi yang melatarbelakangi terjadinya migrasi

Teori Migrasi Todaro

Seseorang akan memutuskan untuk bermigrasi atau tidak tergantung dari present value dari pendapatan yang diperoleh dari proses migrasi tersebut apakah positif atau negatif (Todaro, 2004). Sedangkan, karakteristik calon migran dapat dilihat secara spesifik seperti melalui ilmu pengetahuan dan keterampilan, umur, jenis kelamin, kepemilikan modal, dan hal lain yang relevan karena tingkat probabilitas akan sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut (Ariani, 2013). Menurut Todaro, faktor ekonomi merupakan faktor yang paling dominan sebagai pendorong seseorang untuk melakukan migrasi. Oleh karena itu, tenaga kerja akan cenderung untuk bermigrasi ke daerah yang memiliki banyak kesempatan kerja dengan upah yang lebih tinggi. Negara -negara dengan tenaga kerja yang banyak, relatif memiliki upah pasar yang rendah. Sementara di

(7)

negara-negara dengan tenaga kerja terbatas relatif memiliki upah yang tinggi. Perbedaan upah inilah yang menyebabkan pekerja dari negara yang penghasilannya rendah akan tertarik untuk pindah ke negara yang menawarkan penghasilan yang lebih tinggi (Lewis, 1954; Ranis dan Fei, 1961; Harris dan Todaro, 1970; Todaro, 1976).

Teori Migrasi E.G Ravenstein (Law Of Migration)

Raveinstein menyatakan bahwa motif utama seseorang melakukan migrasi adalah faktor ekonomi. Teorinya disebut sebagai teori hukum-hukum migrasi yang berisi tentang perilaku mobilisasi penduduk, yaitu:

(1) Migrasi dan jarak.

Migran akan cenderung memilih bermigrasi ke lokasi yang jaraknya tidak terlalu jauh dan memilih lokasi yang menjadi pusat-pusat perdagangan dan industri yang penting.

(2) Migrasi berlangsung bertahap.

Jumlah penduduk pedesaan yang menurun karena migrasi ke pusat-pusat perdagangan yang menyerap tenaga kerja akan digantikan oleh migran yang berasal dari daerah yang lebih terpencil lagi.

(3) Arus migrasi dan arus balik.

Arus migrasi akan menimbulkan arus balik penggantinya. (4) Perbedaan antara desa dan kota dalam kecenderungan bermigrasi.

Penduduk kota biasanya kurang berminat untuk melakukan migrasi jika dibandingkan penduduk desa.

(5) Teknologi dan migrasi.

Meningkatnya darana transportasi, perkembangan industri dan perdagangan akan membuat permintaan terhadap migrasi meningkat.

(6) Dominannya motif ekonomi.

Motif ekonomi merupakan penyebab utama seseorang melakukan migrasi.

Teori Migrasi Arthur Lewis

Menurut Lewis, alasan seseorang melakukan migrasi adalah karena adanya perbedaan upah. Di negara berkembang terdapat dualisme kegiatan perekonomian, yaitu di sektor subsisten atau pertanian di pedesaan dan sektor ekonomi modern di wilayah perkotaan. Produktivitas sektor modern yang tinggi memberikan pengaruh yang besar dalam mendorong laju pembangunan ekonomi. Sedangkan pada sektor subsisten atau pertanian dengan tingkat produktivitas yang relatif rendah membuat kelebihan tenaga kerja pada sektor ini yang berakibat pada tenaga kerja sektor pertanian berpindah ke sektor industri modern di perkotaan. Dengan perbedaan tingkat upah antara sektor industri dan pertanian inilah yang kemudian menyebabkan tenaga kerja bermigras i ke sektor industri di perkotaan yang yang mempunyai tingkat upah yang relatif lebih besar daripada sektor pertanian.

Teori Human Capital

Teori human capital atau teori modal manusia ini berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan kapasitas manusia yang dapat meningkatkan produktivitasnya. Teori ini dapat juga digunakan untuk menganalisis migrasi atau perpindahan penduduk yang menyatakan bahwa setelah investasi awal telah dilakukan maka akan menghasilkan tingkat pengembalian (penghasilan) pada masa yang akan datang. Teori human capital menurut Simanjuntak (2001) berasumsi bahwa seseorangakan akan berusaha berpindah kerja dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar. Orang tersebut akan mengorbankan pendapatannya di daerah asal dan menjadikannya sebagai biaya tidak langsung untuk mendapatkan pendapatan di daerah migrasi tujuannya. Mereka juga akan megeluarkan biaya langsung dalm proses migrasi yang dilakukannya seperti biaya pengangkutan barang, tempat tinggal, biaya perabotan dan lain sebagainya yang dianggap sebagai investasi migran dengan imbalan pendapatan yang akan diterimanya di daerah tujuan.

New Economics Of Migration

Teori migrasi pada ekonomi neoklasikal (neoclassical economic) secara makro maupun mikro lebih menitik beratkan pada perbedaan upah, kondisi kerja di wilayah atau antar negara dan biaya dalam keputusannya melakukan migrasi. Perpindahan penduduk merupakan keputusan pribadi yang didasarkan atas keinginan dan harapan untuk mendapatkan kesejahteraan yang maksimum di

(8)

wilayah tujuan migrasi. Mobilitas penduduk dilihat sebagai mobilitas tenaga kerja yang merupakan akibat dari ketidakseimbangannya distribusi keruangan/lahan, tenaga kerja, modal dan sumber daya alam. Sementara itu pada aliran ekonomi baru migrasi (New Economics Of

Migration) berpendapat bahwa perpindahan penduduk terjadi bukan hanya berkaitan dengan pasar

kerja saja, tetapi juga karena faktor-faktor lain. Menurut new economics labour migration, keputusan seseorang melakukan migrasi merupakan keputusan yang dibuat bersama antara migran dan keluarga migran yang berarti keputusan migrasi merupakan keputusan rumah tangga (Stark dan Blomm, 1985 dalam Syafitri 2012).

C. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Menurut Sugiyono, penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang kemudian diangkakan (Sugiyono, 2003). Hal ini diperjelas oleh Sujoko Efferin yang menyatakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menekankan pada pengujian teori-teori melewati pengukuran variabel-variabel penelitian dalam bentuk angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik yang sistematis (Efferin, 2004). Penelitian ini bertujuan agar dapat mengembangkan dengan menggunakan model matematis beserta teori-teori, penelitian terdahulu beserta hipotesis yang berkaitan dengan suatu kejadian atau fenomena yang terjadi.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Penentuan tempat penelitian ini didasarkan pada data yang diperoleh dari Disnakertrans Kabupaten Malang Tahun 2014 dimana Kecamatan Sumbermanjing Wetan merupakan salah satu kecamatan yang memiliki jumlah TKI terbesar kedua setelah Kecamatan Pagelaran. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Kecamatan Sumbermanjing Wetan banyak yang menggantungkan hidupnya menjadi tenaga kerja Indonesia.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sepuluh macam variabel, yaitu minat

return migration, tingkat pendidikan responden, usia, jenis kelamin, status pernikahan,

kepemilikan relasi, pendapatan yang diterima dan beban tanggungan, moratorium TK, kepemilikan lahan. Variabel-variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel Tak Bebas (Variable Dependent)

Variabel tak bebas atau variable dependent merupakan variabel yang besarnya dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini digunakan minat return migration TKI ke luar negeri sebagai variabel tak bebas. Return migration yang dilakukan menunjukkan minat atau alasan TKI untuk bekerja di luar negeri. Skala pengukuran yang digunakan berupa skala dummy dengan dua kategori, yaitu 1 untuk melakukan return migration dan 0 untuk tidak melakukan

return migration ke luar negeri.

2. Variabel Bebas (Variable Independent)

Variabel bebas atau variable independent merupakan variabel yang besarannya tidak tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah:

a. Tingkat pendidikan (X1)

Pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh responden sesuai dengan ijazah yang dimiliki dan diukur dengan skala kontinyu.

b. Usia (X2)

Usia responden saat ini yang diukur dengan skala kontinyu (tahun) c. Jenis Kelamin (X3)

Jenis kelamin responden yang diukur dengan skala dummy (1 = perempuan, dan 0 = laki-laki).

d. Status Pernikahan (X4)

Status pernikahan responden yang diukur dengan skala dummy (1 = menikah, dan 0 = belum menikah).

(9)

Kepemilikan teman, tetangga atau saudara di daerah tujuan yang diukur dengan skala dummy (1 = punya, dan 0 = tidak punya).

f. Pendapatan Sebagai TKI (X6)

Jumlah pendapatan yang diterima responden di negara tujuan penempatan selama sebulan yang diukur dengan skala kontinyu (jumlah orang).

g. Beban Tanggungan (X7)

Jumlah orang/anggota keluarga yang menjadi tanggungan responden yang diukur dengan skala kontinyu.

h. Kepemilikan Rumah (X9)

Kepemilikan rumah oleh respondendi daerah asal, diukur menggunakan skala dummy (1 = punya, dan 0 = tidak punya).

Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan jumlah obyek atau subyek yang memiliki kausalitas atau karakteristik tertentu yang akan digunakan peneliti dalam sebuah penelitian yang kemudian akan ditarik kesimpulan dari penelitian tersebut, sedangkan sampel adalah bagian dari keseluruhan jumlah dan karakteristik yang ada dalam populasi sebuah penelitian (Sugiyono, 2008). Sampel dalam sebuah penelitian harus dapat mewakli keseluruhan populasi yang ada dalam penelitian tersebut. Sampel dari penelitian ini adalah tenaga kerja yang pernah bekerja di luar negeri sebagai TKI dan akan melakukan return migration ke luar negeri atau kembali bekerja sebagai TKI. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan nonprobabilitas sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih dalam anggota sampel. Lebih spesifiknya, penelitian ini menggunakan teknik penentuan sampel insidental sampling atau teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, dimana siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dilihat orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008).

Tabel 4. Tiga Kecamatan Di Kabupaten Malang Dengan Jumah TKI Terbanyak Tahun 2015

No. Kecamatan Jumlah

1 Pagelaran 351 2 Sumber Manjing Wetan 342

3 Gedangan 254

TOTAL 950

Sumber : Disnakertrans Kab.Malang, 2015

Pada tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah TKI yang berasal dari Kabupaten Malang adalah jiwa. Untuk mengetahui jumlah sampel yang digunakan maka akan dihitung menggunakan rumus slovin dengan estimasi error sebesar 5% sebagai berikut :

n = Dimana :

n = ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian yang diinginkan) Sehingga hasil perumusannya dapat diketahui sebagai berikut :

n =

n = = 281

Berdasarkan hasil perhitungan slovin di atas, hasil yang diperoleh sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 281 jiwa, tetapi pengambilan sampel hanya ditujukan pada satu kecamatan yaitu Kecamatan Sumbermanjing Wetan menggunakan perhitungan sebagai berikut :

n1 = x n

(10)

Hasil dari perhitungan di atas adalah 101,6 atau dibulatkan menjadi 102 jiwa sampel dengan 51 sampel untuk TKI yang melakukan return migration dan 51 sampel untuk TKI yang tidak melakukan return migration.

Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer, yaitu data yang dapat diolah langsung dari lapangan atau tempat penelitian (Nasution, 2003). Data -data tersebut diperoleh dari narasumber yaitu mantan TKI yang akan melakukan return migration ke luar negeri sebagai TKI dan mantan TKI yang tidak melakukan return migration. Data tersebut diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan berdasarkan pada kuisioner.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara berdasarkan kuisioner. Wawancara merupakan kegiatan percakapan antara dua orang atau lebih untuk memperoleh informasi tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh pewawancara yang memberikan pertanyaan (interviewer) dan yang menjadi narasumber atau yang menjawab pertanyaan-pertanyaan (intervience) (Moleong, 2005). Sedangkan kuisioner atau angket merupakan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden atau laporan tentang pribadi dan hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung kepada responden berdasarkan dengan kuisioner yang sebelumnya telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Informasi dari kuisioner tersebut menjadi data mentah yang akan diolah dan dianalisis dalam penelitian ini.

Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Logistic Regression Model (LRM) untuk mengestimasi alasan yang mempengaruhi TKI untuk melakukan return migration ke luar negeri berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, status pernikahan, kepemilikan relasi, pendapatan sebagai TKI, beban tanggungan, dan kepemilikan rumah. Penggunaan model regresi logistik ini dianggap sebagai alat yang paling tepat untuk menganalisis data yang ada dalam penelitian ini karena variabel dependennya bersifat dikotomi atau multinominal dimana lebih dari satu atribut atau sering disebut Binary Logistic

Regression (BLR).

Persamaan untuk regresi logistic dua pilihan (Binary Logistic Regression) hasil dapat dinyatakan sebagai berikut (Gujarati, 2003):

Dimana Yi adalah probabilitas yang diestimasi dengan kasus sebanyak (i=1,….n) dan “u” merupakan persamaan regresi biasa. Model matematis dari determinan dan analisis alasan yang dapat mempengaruhi minat return migration dan tidak melakukan retrurn migration adalah :

Y1 = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + ei

Dimana:

Y = Minat Return migration TKI

X1 = Pendidikan

X2 = Usia

X3 = Jenis kelamin

X4 = Status pernikahan

X5 = Kepemilikan relasi

X6 = Pendapatan sebagai TKI

X7 = Beban tanggungan

X8 = Kepemilikan lahan

α = konstanta

ei = residual model yang mengikuti distribusi normal tersensor β1-8 = nilai koefisien dari masing- masing variabel independen

Prosedur Analisis

Untuk mendapatkan hasil dari analisis regresi logistic maka dilakukan beberapa pengujian seperti uji validitas atau langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi/content dari suatu

(11)

instrumen yang bertujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2008). Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur obyek yang diukur. Uji coba instrumen dilakukan pada beberapa sampel yang termasuk dalam populasi penelitian. Hasil uji coba ditabulasikan dan dilakukan pengujian konstruk yaitu dengan mengkorelasikan tiap butir instrumen dengan skor total setiap butir instrumen. Uji Reabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Instrumen dikatakan realibel apabila pengukuran tetap konsisten dari waktu ke waktu (Irawan, 2007). Maximum

likelihood (ML) adalah uji statistik yang digunakan untuk membandingkan kebenaran dari dua

model yang dalam penelitian ini digunakan untuk mengestimasi data non linear. Signifikansi secara statistik yang dilakukan melalui statistik Z dan pseudo-R2 atau R2 hitung (Gujarati, 2003). Pada pengujian hipotesis digunakan metode statistik likelihood ratio (LR) yang menggantikan uji F pada model regresi linear.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum dan Keadaan Geografis

Sumbermanjing Wetan adalah salah satu kecamatan dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang. Letak geografis Kecamatan Sumbermanjing Wetan ini terletak antara 112°40’31” sampi dengan 112°46’34” Bujur Timur dan 8°14’43” sampai dengan 8°24’11” Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 239,49 km2 atau setara dengan 8,04% luas Kabupaten Malang. Topografi wilayahnya berupa perbukitan dan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia serta terdapat pantai Tamban dan Sendang Biru yang rencananya akan dijadikan sebagai pelabuhan internasional. Batas-batas wilayah :

Utara : Kecamatan Turen

Timur : Kecamatan Dampit dan Kecamatan Tirtojoyo Selatan : Samudera Indonesia

Barat : Kecamatan Gedangan

Berdasarkan hasil Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Sumbermanjing Wetan pada tahun 2014 tercatat sebesar 99.471 jiwa dengan tingkat kepadatan mencapai 385 orang/km. Dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar 50,83 persen dan penduduk perempuan sebesar 49,17 persen dengan angka sex ratio sebesar 103,36 persen. Sebagian besar rumah tangga masyarakat Kabupaten Sumbermajing Wetan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian seperti berkebun, beternak, dan menjadi buruh tani. Hal ini sangat memungkinkan karena melihat kondisi topografi wilayah Sumbermanjing yang berupa perbukitan yang cocok digunakan sebagai lahan untuk bercocok tanami dan memiliki komoditi unggulan seperti tanaman jagung, ubi kayu, kopi robusta, tebu, dan masih banyak komoditi lainnya. Selain itu, masyarakat Sumbermanjing juga bekerja pada sektor jasa sejumlah 2.393 jiwa, karyawan (PNS, ABRI, Swasta) dengan jumlah 1.230 jiwa, disusul oleh mata pencaharian sebagai pedagang, penggalian/penambangan, dan buruh bangunan seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Penduduk Sumbermanjing Wetan Yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian Tahun 2014

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Persentase 1 Perkebunan 16,446 33.9% 2 Buruh Tani 14,408 29.7% 3 Peternakan 8,107 16.7% 4 Jasa 2,393 4.9% 5 Pedagang 1,747 3.6% 6 Perikanan 1,714 3.5% 7 Lainnya 1,659 3.4% 8 Buruh Pabrik/Industri 590 1.2% 9 PNS 534 1.1% 10 Buruh Bangunan 519 1.1% 11 Penggalian/Penambangan 268 0.6% 12 TNI/Polri 106 0.2% Jumlah 48,491 100%

(12)

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik responden sesuai dengan variabel yang digunakan dan berhubungan dengan penelitian ini. Responden dalam penelitian ini merupakan orang terdekat dari TKI seperti suami/istri, orang tua, dan anak yang mengetahui mengenai kondisi TKI Sumbermanjing Wetan dan ada juga beberapa responden yang merupakan TKI/TKI non itu sendiri.

Tabel 6. Tabel Karakteristik Responden

No. Variabel TKI

Aktif TKI Non 1 Pendidikan - SD - SMP - SMA - S1/Diploma 4% 51% 39% 8% 0% 37% 61% 2% 2 Usia - 21-30 - 31-40 - 41-50 - 51-60 - 60> 7 14 12 11 7 7 23 12 6 3 3 Jenis Kelamin - laki-laki - perempuan 24 27 9 42 4 Status Pernikahan - Menikah - Belum menikah 37 14 45 6 5. Relasi Sosial - Punya - Tidak punya 43 8 45 6 6. Pendapatan Sebagai TKI

- 1-2 juta - 2-3 juta - 3-4 juta - 4-5 juta - >5 juta 0 6 24 21 0 0 2 31 18 0 7. Beban Tanggungan - 1-3 orang - 4-6 orang - 7-8 orang 23 24 4 22 27 2 8. Kepemilikan Rumah - Punya - Tidak Punya 42 9 32 19 Sumber: Data primer peneliti (diolah), 2016

Dari tabel 6 dapat kita ketahui bahwa beberapa variabel seperti relasi sosial dan kepemilikan rumah tidak berpengaruh besar terhadap keputusan TKI untuk melakukan return migration ataupun tidak karena jumlah relasi sosial dan kepemilikan rumah baik untuk TKI Aktif dan TKI non sama-sama memiliki jumlah yang besar. Sedangkan variabel lain seperti status pernikahan dan pendapatan seseorang akan mempengaruhi jenis keputusan mereka untuk melakukan migrasi ataupun tidak, tergantung dengan tingkat pendapatan yang akan diperoleh apabila mereka memutuskan salah satu diantara pilihan untuk melakukan return migration atau tidak, apakah akan lebih baik atau tidak.

Hasil Analisis Data

Analisis data yang dilakukan digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat return migration TKI pada Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Untuk mengetahui hal tersebut maka hasil questioner yang terkumpul akan dianalisis dengan metode

(13)

regresi logistik (Logistic Regression Model), variabel dependen dijadikan variabel dummy yaitu TKI yang melakukan return migration memiliki nilai 1, dan TKI yang tidak melakukan return

migration memiliki nilai 0. Sedangkan variabel independennya meliputi: pendidikan (skala

kontinyu), usia (skala kontinyu), jenis kelamin dijadikan variabel dummy (1 perempuan, 0 laki-laki), status pernikahan dijadikan variabel dummy (1 menikah, 0 tidak menikah/cerai), kepemilikan relasi dijadikan variabel dummy (1 punya, 0 tidak punya), pendapatan (skala kontinyu), beban tanggungan (skala kontinyu), kepemilikan rumah dijadikan variabel dummy (1 punya, 0 tidak). Alat analisis yang digunakan untuki melakukan regresi logistik pada penelitian ini menggunakan SPSS 20.0 dan menggunakan hasil regresi sebagai berikut:

Y1 = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e

Tabel 7. Hasil Estimasi

No. Variabel B S.E. Sig Exp(B) 1 Pendidikan*** -,275 ,151 ,068 ,760 2 Usia -,021 ,027 ,424 ,979 3 Jenis Kelamin* 2,492 ,670 ,000 12,089 4 Status Pernikahan** 1,272 ,641 ,047 3,566 5 Kepemilikan Relasi** 2,257 ,917 ,014 9,558 6 Pendapatan*** ,000 ,000 ,065 1,000 7 Beban Tanggungan** ,458 ,209 ,028 1,582 8 Kepemilikan Rumah -2,089 ,787 ,008 ,124 Constant 3,577 2,663 ,179 35,783 Log Likelihood 141,402 LR Chi2 (8) 45,340 Prob > chi2 0,0000 Pseudo R2 0,478

Catatan : ***,**, dan * menjelaskan tingkat signifikansi pada taraf alpha 10%, 5%, dan 1%. Sumber : Data lapangan, diolah 2016.

Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat 7 variabel dependen yang signifikan, yaitu variabel pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan, kepemilikan relasi, pendapatan, beban tanggungan, dan kepemilikan rumah dengan tingkat signifikansi 0,01 (1%), 0,05 (5%), dan 0,10 (10%). Sedangkan variabel yang tidak signifikan yaitu usia. Secara lebih spesifik akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendidikan (X1)

Variabel pendidikan berpengaruh secara negatif dengan odds ratio sebesar -0,275 dan nilai signifikansi sebesar 0,68 (<0,10) pada level 10%. Variabel ini menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan yang dimiliki responden, maka probabilitasnya dalam melakukan

return migration akan semakin tinggi dan berpengaruh secara signifikan terhadap minat

reemigrasi TKI ke luar negeri. 2. Usia (X2)

Variabel pendidikan berpengaruh secara negatif dengan odds ratio sebesar -0,021 dan tidak berpengaruh signifikan sebesar 0,424 (>0.05) pada level 5%. Variabel ini menunjukkan bahwa berapapun usia responden tidak berpengaruh terhadap minat return migration dan tidak berpengaruh signifikan terhadap minat return migration TKI ke luar negeri.

3. Jenis Kelamin (X3)

Variabel jenis kelamin berpengaruh secara positif dengan odds ratio sebesar 2,492 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,01) pada level 1%. Variabel ini menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan memiliki pengaruh 2,492 kali lebih besar untuk melakukan return

migration keluar negeri daripada jenis kelamin laki-laki dan berpengaruh signifikan terhadap

minat return migration TKI ke luar negeri. 4. Status Pernikahan (X4)

Variabel pernikahan berpengaruh secara positif dengan odds ratio sebesar 1,272 dan nilai signifikansi sebesar 0,047 (<0,05) pada level 5%. Variabel ini menunjukkan bahwa responden yang berstatus menikah memiliki probabilitas 1,272 kali lebih besar untuk melakukan return

(14)

migration daripada responden yang berstatus belum menikah/lajang dan berpengaruh

signifikan terhadap minat return migration TKI ke luar negeri. 5. Kepemilikan Relasi (X5)

Variabel kepemilikan relasi berpengaruh secara positif dengan odds ratio sebesar 2,257 dan nilai signifikansi sebesar 0,014 (<0,05) pada level 5%. Variabel ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki relasi memiliki probabilitas 2,257 kali lebih besar daripada reaponden yang tidak memiliki relasi untuk melakukan return migration dan berpengaruh secara signifikan terhadap minat return migration TKI ke luar negeri.

6. Pendapatan (X6)

Variabel pendapatan berpengaruh secara positif dengan odds ratio sebesar 0,000 dan nilai signifikansi sebesar 0,065 (<0,10) pada level 10%. Variabel ini menunjukkan bahwa semakin tinggi upah yang diterima oleh TKI maka probabilitasnya dalam melakukan return migration akan semakin tinggi dan berpengaruh secara signifikan terhadap minat return migration TKI ke luar negeri.

7. Beban Tanggungan (X7)

Variabel pendidikan berpengaruh secara positif dengan odds ratio sebesar 0,458 dan nilai signifikansi sebesar 0,028 (<0,05) pada level 5%. Variabel ini menunjukkan bahwa semakin besar beban tanggungan responden maka probabilitasnya dalam melakukan return migration akan menjadi 0,458 kali lebih besar daripada responden yang memiliki beban tanggunganlebih sedikit dan berpengaruh secara signifikan terhadap minat return migration TKI ke luar negeri. 8. Kepemilikan Rumah (X8)

Variabel pendidikan berpengaruh secara negatif dengan odds ratio sebesar -2,089 dan nilai signifikansi sebesar 0,008 (<0,10) pada level 10%. Variabel ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki rumah maka probabilitasnya dalam melakukan return migration akan semakin rendah dan berpengaruh secara signifikan terhadap minat return migration TKI ke luar negeri.

Pembahasan

a. Pengaruh Variabel Pendidikan Terhadap Minat Return migration TKI

Variabel pendidikan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap minat responden untuk melakukan return migration. Hal ini berarti bahwa semakin rendah tingkat pendidikan yang dimiliki responden memiliki probabilitas yang lebih tinggi terhadap keputusan seseorang untu k melakukan return migration. Artinya dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka akan membuat responden memilih untuk tidak melakukan return migration ke luar negeri, sedangkan semakin rendah tingkat pendidikan responden kemungkinannya untuk melakukan return migration pun semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka kesempatannya untuk mendapatkan upah yang lebih yang tinggi pun semakin besar karena semakin besar pula kesempatannya untuk menentukan pekerjaan yang mereka inginkan. Hal ini berbeda dengan mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dimana kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkkanya lebih kecil dan upah yang diterima pun juga relatif lebih kecil daripada mereka yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

b. Pengaruh Variabel Usia Terhadap Minat Return migration TKI

Variabel usia berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap minat responden untuk melakukan return migration. Hal ini berarti bahwa usia responden tidak berpengaruh terhadap minat return migration TKI ke luar negeri. Artinya berapapun usia responden, baik usia muda/usia produktif maupun usia tua/bukan usia produktif tidak mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan return migration TKI ke luar negeri. Hal ini terjadi karena alasan utama seseorang melakukan migrasi adalah untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik daripada di daerah asalnya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga usia tidak mempengaruhi keputusan mereka untuk melakukan return migration, baik usia muda maupun tua selama mereka masih memenuhi persyaratan untuk melakukannya maka faktor usia tidak menjadi kendala.

c. Pengaruh Variabel Jenis Kelamin Terhadap Minat Return migration TKI

Variabel jenis kelamin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat responden untuk melakukan return migration. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap minat return migration TKI ke luar negeri. Dimana jenis kelamin perempuan memiliki

(15)

probabilitas yanglebih besar daripada jenis kelamin laki-laki untuk melakukan return migration TKI ke luar negeri. Jenis kelamin perempuan cenderung memilih untuk melakukan return

migration karena tawaran pekerjaan sebagai TKI lebih banyak menyerap tenaga kerja wanita

daripada laki-laki untuk bekerja pada sektor informal atau sebagai pembantu rumah tangga dan pengasuh. Dengan upah yang lebih tinggi daripada bekerja di Indonesia pada bidang yang sama oleh sebab itu responden dengan jenis kelamin wanita di Kecamatan Sumbermanjing Wetan lebih memilih untuk melakukan return migration daripada menetap di Indonesia.

d. Pengaruh Variabel Status Pernikahan Terhadap Minat Return migration TKI

Variabel status pernikahan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat responden untuk melakukan return migration. Hal ini menunjukkan bahwa status pernikahan berpengaruh terhadap keputusan responden untuk melakukan return migration, responden yang berstatus menikah atau sudah berkeluarga memiliki probabilitas yang lebih besar daripada responden yang berstatus belum menikah untuk melakukan return migration TKI ke luar negeri. Responden yang sudah menikah cenderung memilih untuk melakukan return migration dikarenakan mereka yang sudah menikah memiliki tambahan beban tanggungan dan tanggungjawab secara materi terhadap keluarganya daripada responden yang belum menikah. Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan hidup dan mendapatkan upah yang lebih besar maka mereka lebih memilih untuk melakukan return migration daripada harus menetap dan bekerja di Indonesia.

e. Pengaruh Variabel Kepemilikan Relasi Terhadap Minat Return migration TKI

Variabel kepemilikan relasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat responden untuk melakukan return migration. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan relasi berpengaruh terhadap keputusan responden untuk melakukan return migration, responden yang memiliki relasi mempunyai probabilitas yang lebih besar daripada responden yang tidak meilikii relasi untuk melakukan return migration TKI ke luar negeri. Responden yang memiliki relasi cenderung untuk melakukan return migration dikarenakan adanya rasa nyaman dalam kehidupan sosialnya ketika bekerja sebagai TKI daripada responden yang tidak memiliki relasi. Baik relasi berupa teman, sahabat, kerabat, dan hubungan dengan atasan/majikan yang terjalin dengan baik sehingga membuat responden betah ketika bekerja dan memilih untuk melakukan return migration.

f. Pengaruh Variabel Pendapatan Terhadap Minat Return migration TKI

Variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat responden untuk melakukan return migration. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendapatan berpengaruh terhadap keputusan seseorang untuk melakukan return migration, responden yang tingkat pendapatan sebagai TKI lebih besar memiliki probabilitas yang lebih besar daripada responden yang tingkat pendapatannya lebih sedikit sebagai TKI untuk melakukan return migration ke luar negeri. Jika pendapatan yang diperoleh di daerah tujuan migrasi lebih besar daripada jika mereka bekerja di dalam negeri, maka responden akan cenderung memilih untuk melakukan return

migration. Hal tersebut terjadi karena jika mereka memilih untuk menetap di dalam negeri belum

tentu akan mendapatkan pekerjaan dengan jumlah pendapatan yang sama atau lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatannya ketika menjadi TKI.

g. Pengaruh Variabel Beban Tanggungan Terhadap Minat Return migration TKI

Variabel beban tanggungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat responden untuk melakukan return migration. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah beban tanggungan beroengaruh terhadap keputusan seseorang untuk melakukan return migration. Responden yang memiliki jumlah beban tanggungan lebih banyak memiliki probabilitas yang lebih besar untuk melakukan return migration daripada responden yang jumlah beban tanggungannya lebih kecil. Responden yang memiliki beban tanggungan lebih besar tentu saja memiliki kebutuhan dan pengeluaran yang besar daripada responden yang jumlah beban tanggungannya lebih sedikit. Hal inilah yang mendorong responden untuk melakukan return migration karena upah yang ditawarkan lebih besar daripada jika mereka bekerja di Indonesia pada bidang yang sama sehingga kebutuhan hidup anggota keluarga diharapkan akan tercukupi.

h. Pengaruh Variabel Kepemilikan Rumah Terhadap Minat Return migration TKI

Variabel kepemilikan rumah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap minat responden untuk melakukan return migration. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan rumah berpengaruh

(16)

terhadap keputusan seseorang untuk melakukan return migration. Responden yang sudah memiliki rumah cenderung untuk memilih tidak melakukan return migration daripada responden yang belum memiliki rumah. Responden yang sudah memiliki rumah cenderung untuk tidak melakukan

return migration karena salah satu tujuan utama mereka menjadi TKI adalah untuk membeli

rumah bagi keluarga, apabila keinginan tersebut sudah terpenuhi maka motivasi mereka utuk bekerja menjadi TKI pun juga akan berkurang sehingga mereka memilih untuk menetap dan bekerja di Indonesia daripada melakukan return migration sebagai TKI. Sedangkan TKI yang belum memiliki rumah akan cenderung melakukan return migration ke daerah tujuan migrasi daripada menetap di daerah asal.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dan dari hasil analisis menggunakan metode probit dan dilihat dari odds ratio, maka dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap minat return migration TKI adalah variabel pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan, kepemilikan relasi, pendapatan, beban tanggungan dan kepemilikan rumah. Hal tersebut membuktikan bahwa faktor-faktor diatas mempengaruhi minat tenaga kerja Indonesia untuk melakukan return migration dan berdampak terhadap pola migrasi tenaga kerja masyarakat Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Variabel-variabel tersebut signifikan dikarenakan berbagai sebab, seperti tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang apabila semakin tinggi maka kecenderungannya untuk melakukan return migration akan semakin kecil dikarenakan cukup tersedianya lapangan pekerjaan di daerah asalnya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada lapangan pekerjaan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Sedangkan variabel yang tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap minat return

migration TKI adalah variabel usia. Hal tersebut berarti berapapun usia responden tidak

mempengaruhi keputusannya untuk melakukan return migration selama masih dalam usia yang memenuhi kriteria pengiriman TKI. Selain faktor-faktor diatas, masih banyak alasan lain bagi TKI untuk melakukan return migration ataupun tidak yang tidak ditemukan pada penelitian ini sehingga dapat menjadi rekomendasi pada penelitian selanjutnya.

Saran

Setelah melakukan penelitian, pembahasan dan menarik kesimpulan dari penelitian ini maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini dimana isi saran diberikan untuk dapat dijadikan masukan dan pertimbangan, adapun saran-saran tersebut yaitu : 1. Diharapkan tingkat pendidikan di Kecamatan Sumbermanjing Wetan dapat lebih ditingkatkan

lagi supaya tingkat pendidikan meningkat dan mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakatnya menjadi lebih baik dan tidak lagi menjadi TKI atau melakukan return

migration.

2. Diharapkan TKI non dapat menyimpan pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja sebagai TKI untuk dijadikan modal usaha di daerah asal dan tidak menghabiskan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Dengan begitu TKI diharapkan mampu membuka usaha sendiri dan tidak melakukan return migration.

3. Pemerintah mengadakan program kewirausahaan bagi mantan TKI untuk membuka usaha menggunakan modal dari hasil kerjanya sebagai TKI yang diharapkan dari hasil berwirausaha ini mampu untuk mengangkat dan mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga serta tidak melakukan return migration.

4. Diharapkan pemerintah dan masyarakat sekitar lebih mengeksplor potensi sumberdaya alam yang ada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan sehingga mampu membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi terutama bagi masyarakat sekitar sehingga mereka tidak perlu lagi bekerja sebagai TKI.

UCAPANTERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Wildan Syafitri, SE., ME., Ph.D selaku dosen pembimbing atas motivasi dan arahan -arahannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu. Kepada Prof. Dr. Khusnul

(17)

Ashar, SE., MA dan Dr. Moh. Khusaini, SE., MA selaku dosen penguji, penulis berterimakasih atas kritik dan saran yang diberikan dalam menyempurnakan penelitian ini. Kepada keluarga dan sahabat tercinta, penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan, waktu dan semangat yang dicurahkan untuk penulis menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih kepada pihak-pihak lain yang ikut berkontribusi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Daftar Pustaka

Abdullah, Irwan. 1996. Penduduk dan Pembangunan. Yogjakarta: Aditya Media

Abidin, Zainal. 2013. Analisis Keputusan Tenaga Kerja Melakukan Migrasi Komutasi Di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Skripsi. Jember: Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Abramitzky, Ran., Leah Platt Boustan., Katherine Eriksson. 2013. Have The Poor Always Been

Less Likely to Migrate? Evidence From Inheritance Practices During The Age Of Mass Migration. Journal of Development Economics 102 Vol 2-14 2013.

Andias, Tri. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Migran Bekerja Di Dala Negeri Dan Luar Negeri (studi Kasus di Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Ariani, Irma. 2013. Peran Dan Faktor Pendorong Menjadi Tenaga Kerja Wanita Studi Kasus Di Kabupaten Demak. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. 2015. Data Penempatan TKI.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang. 2015. Kecamatan Sumbermanjing Wetan Dalam Angka Tahun 2015. Katalog BPS.

Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik 2007 Kota Semarang Dalam Angka 2009, Jawa Tengah Dalam Angka 2007, Data Angka 2007, Data TKI Kota Semarang 2008. Semarang.

Badan Pusat Statistik. 2013. Penduudk Usia 10 Tahun Keatas Yang Bekerja, Tahun 2013.

http://malangkab.bps.go.id/Subjek/view/id/6#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1. Diakses pada 28 Oktober 2015.

Dewantara, Anugerah. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Malang. 2015. Data TKI Jatim 2012-2014. Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Dusmann, Christian., Yoram Weiss. 2007. Return Migration: Theory and Empirical Evidence

From The UK. British Journal of Industrial Relation Vol.45 2007.

Efferin, Sujoko, dkk. 2004. Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Sebuah Pendekatan Praktis. Jawa Timur: Banyumedia Publishing IKAPI Jatim.

Fleischer, Annett. The Role of The Family For Return Migration, Reintegration and

Re-Emigration In Armenia. Journal IUSSP.

Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Gujarati, Damodar. 2003. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Selemba Empat.

Handono, Sri. 2004. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sentra Industri Yang Telah Dibina Di Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

International Organization For Migration. 2010. Migrasi Tenaga Kerja dari Indonesia Gambaran

Umum Migrasi Tenaga Kerja Indonesia di Beberapa Tujuan di Asia dan Timur Tengah. Jakarta. http://indonesia.iom.int/ . Diakses pada 28 Oktober 2015 pukul 17:55 WIB)

Irawan, Prasetya. 2007. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Skripsi. Jakarta: FISIP Universitas Indonesia.

Juandea, Nissa. 2014. Dampak Penerapan Kebijakan Moratorium Bagi TKI Ke Arab Saudi Oleh Pemerintah Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum Internasional, 2 (3) Vol 589-600.

Kamus besar Bahasa Indonesia Online. 2015. http://kbbi.web.id/ . Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015

Karuniasari, Rima Jayanti. 2015. Analisis Prioritas Penggunaan Remittance Eks TKI Korea Selatan (Studi Kasus di Indramayu, Blitar dan Lombok). Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

(18)

Kuncoro, Mudrajad. 2005. Ekonomi Pembangunan (Teori, Masalah dan Kebijakan). Yogjakarta. UPP AMP YKPN.

Lee, Everett S. 1966. A Theory Of Migration. Jurnal Demografi Vol.3, No.1, April 2007. Mantra, Ida Bagoes. 2012. Demografi Umum. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Mantra, Ida Bagus . 2003. Demografi Umum . Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mantra, Ida Bagus ., Agus Joko Prayitno. 1998. Kumpulan Beberapa Teori Mobilitas Penduduk. Yogjakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan UGM: Fakultas Geografi.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Mulyadi.,Subri. 2003. Ekonomi Sumberdaya Manusia: dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Nasir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Pradana, Horis. Pengertian Migrasi. https://horispradana.wordpress.com/makalah/migrasi/. Diakses pada 2 November 2015.

Pratiwi, Yunita Wahyu. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Internasional Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri Tahun 2007 (Studi Kasus Tenaga Kerja Indoneisa Asal Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat). Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Prayitno, Gunawan., dkk. 2012. The Impact of International Migrant Workers on Rural Labour

Availability (Case Study Ganjaran Village, Malang Regency). Journal Procedia Environmental Sciences 17 Vol 992-998 2013.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Sumbermanjing Wetan. Profil Kecamatan Sumbermanjing Wetan. http://pnpmsumawe.blogspot.co.id/2014/06/profil-kecamatan-sumbermanjing-wetan.html. Diakses pada 4 Desember 2015.

Purwanto, Heru. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Sekuler Tenaga Kerja Dari Desa Ke Kota (Studi Kasus: Kec. Tanjunganom, Kab. Nganjuk, Jawa Timur, 2012). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Punamaningsih, Nining. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Wanita Bekerja Di Luar Negeri (Studi Kasus Di Kediri). Kediri. Jurnal Ilmiah Berkala Universitas Kediri. Edisi Januar-Septemberi 2011.

Puspisanti, Befita. 2014. Analisis Tentang Determinan Migrasi Internasional Studi Kasus Pada TKW Desa Pondok Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.

Rahmawati, Tita Merisa. 2010. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Ke Luar Negeri (Kasus: Kota Semarang). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Rusli, Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Bogor: LP3ES

Simanjuntak, Payaman J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ekonomi Universitas Indonesia.

Stark, O., David E. Bloom. 1985. The New Economics Of Labour Migration. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis Edisi 1. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono, Sony. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan . Yogjakarta: Grah Ilmu.

Syafa’at, Rahmad, dkk. 2002. Menggagas Kebijakan Pro TKI Model kebijakan Perlindungan TKI ke Luar Negeri di Kabupaten Blitar. Malang: Fakultas Hukum Universitas Brawijaya dan Badan Peneliti dan Pengembangan Daerah Kabupaten Blitar.

Syafitri, Wildan. 2012. Determinants Of Labour Migration Decisions The Case Of East Java Indonesia. Jurnal International Labour Migration. Vol 12 2012.

Todaro, Michael P., & Smith Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi 09, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Todaro, Michael P., Smith, Stephen C. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

(19)

Todaro, Michael P., Stephen C Smith. 2011. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Weeks, John.R. 1998. Population: An Introducing To Concept And Issues, 7th Ed. Belmond, California: Wadsworth Publishing Co.

Wikipedia. Tenaga Kerja. https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja. Diakses pada 6 November 2015

Wikipedia. Sumbermanjing Wetan, Malang.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumbermanjing_Wetan,_Malang. Diakses pada 10 Desember 2015.

Yabuuchi, Shigemi., Sarbajit Chaudhuri. 2007. International Migration of Labour and

Skilled-Unskilled Wage Inequality in a Developing Economy. Journal Departement of Economics, University of Calcutta. India. 2007.

Zoodeen. 2015. Teori Migrasi Internasional: Suatu Tinjauan dan Penilaian (Part 1).

http://zoodeen.blogspot.co.id/2015/02/teori-migrasi-internasional-suatu.html .Diakses pada 29 Oktober 2015.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2011- 2015 (S.D 31 Agustus   2015)  Tahun  Jumlah  PenempatanTKI  TKI  Formal  %  TKI  Informal  %  2011  586.802  266.191  45  320.611  55  2012  494.609  258.411  52  236.198  48  2013  512.168  285
Tabel 2. Jumlah Penempatan TKI  Berdasarkan Provinsi Jawa Timur Kab-Kota Tahun   2012-2014
Tabel 4. Tiga Kecamatan Di Kabupaten Malang Dengan Jumah TKI Terbanyak Tahun   2015
Tabel 5. Penduduk Sumbermanjing Wetan Yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian   Tahun 2014
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hospital/health post (Tools: secondary data review, transect walk) Infrastructure types Types of Health Centre Numbe rs of Health Center s Numb er of Health worke rs

jarannya kepada guru keterampilan agar dapat membelajarkan kepada siswa yang lebih efektif dan ino- vatif. Pembelajaran berbasis kom- petensi diharapkan mampu

(1) Paket Pelayanan Kesehatan yang diperoleh peserta Jamkesda Kabupaten adalah pelayanan kesehatan tingkat dasar oleh PPK 1 dalam hal ini Puskesmas Rawat inap, pelayanan

Sedangkan, untuk baku mutu air kelas II, nilai indeks STORET juga tidak memenuhi untuk semua titik pengambilan sehingga untuk pemanfaatan yaitu prasarana/sarana

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Kota Ambon merupakan salah satu kota yang terus mengembangkan obyek wisata baru secara berkelanjutan dan mempunyai banyak potensi alam yang dapat dijadikan