1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN FASILITAS
E-FILLING OLEH WAJIB PAJAK SEBAGAI SARANA PENYAMPAIAN SPT MASA
SECARA ONLINE DAN REALTIME
(Studi empiris Pada Wajib Pajak Badan di KPP Madya Jakarta Pusat)
Emil Salim
Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Dwi Fitri Puspa
Yeasy Darmayanti Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta
Jl. Maransi, Aia Pacah Padang Sumatera Barat, Indonesia
Abstrak
This study aims to investigate the factors that influenced the behavioral intensity taxpayer for using e-filling as online and real time . The study uses primary data to the staff who work in the company tax that use e - filling systems listed in the KPP Madya Central Jakarta as an object of research . The study population at 267 companies . Based Slovin formula and by using simple random sampling technique samples are 72 company . The result showed that Perceived Usefulness, Readiness Technology Taxpayers Information and Experience dot not significantly influence to Behavioral Intensity For The E-Filing Usage, but perceived ease of use and Security and Privacy significantly influence to behavioral intensity for the e-filing usage.
Keywords : Behavioral Intensity For The E-Filling Usage, Perceived Usefulness , Ease
Perceived of Use , Security and Privacy , Readiness Technology Taxpayers Information and Experience.
1. Latar Belakang
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara untuk kemakmuran rakyat (Pajak menurut pasal 1 angka 1 undang-undang no. 28 tahun 2007).
Tabel 1.1
Tahun Wajib Pajak
Badan Jumlah Pengguna e-filling 2011 1.023 146 2012 994 267
Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Pusat
Walaupun banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh Wajib Pajak, tidak semua Wajib Pajak yang mau memanfaatkan fasilitas e-filling. Hal ini dapat dilihat dari
2
Tabel 1.1 yang menjelaskan fenomena terkait masih tingginya perbandingan antara jumlah Wajib Pajak Badan dengan Wajib Pajak Badan yang menggunakan e-filling.
Fajar (2007) mengatakan penggunaan
e-filling dapat menghindari persinggungan
atau contact person antara Wajib Pajak dengan petugas pajak yang berpotensi
menimbulkan Korupsi, Koalisi, dan
Nepotisme (KKN). Seperti kasus yang
terjadi pada Gayus Tambunan yang
mendapat aliran dana 25 miliar
kerekeningnya, dikutip dari republika.co.id “Pada tahun 2009 Gayus dijerat hukum karena menerima uang suap dari perusahaan yang menginginkan pengurangan terhadap beban pajaknya” kasus yang sama juga dilakukan oleh Suhertanto pada tahun 2010 di PT. Putra Mapan Sentosa di Surabaya seperti yang dijelaskan dalam Koran nasional Regional Kompas (2010) yang menjelaskan
bahwa Suhertanto bersama Sembilan
tersangka lainnya telah berkomplot
melakukan pemalsuan validasi pajak atau laporan pembayaran pajak dengan tiga modus yaitu yang pertama dengan mengganti nama dan alamat Wajib Pajak sehingga sulit dideteksi. Kedua, pembayaran pajak tidak sesuai dengan modul penerimanaa pajak negara dan ketiga menghapus data Wajib Pajak. Dengan banyaknya kasus ini maka Dirjen Pajak harus memperbaiki sistem perpajakan yang ada.
Kegunaan atau manfaat e-filling yang dirasakan oleh Wajib Pajak yaitu Wajib Pajak tidak perlu mencetak lampiran SPT yang jumlahnya sangat banyak, sehingga Wajib Pajak dapat menghemat waktu dan biaya (Fajar, 2007).
Penelitian ini mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Desmayanti
(2012) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan fasilitas e-filling
oleh Wajib Pajak sebagai sarana
penyampaian SPT masa secara online dan
realtime. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Desmayanti (2012) adalah adanya penambahan variabel
pengalaman yang berdasarkan pada
penelitian Susanto (2011) dan Wiyono
(2008). Dalam penelitian ini juga
menghilangkan variable kerumitan karena telah adanya variabel kemudahan yang bermakna sama.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjawab pertanyaa peneliti yaitu Apakah persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, keamanan dan kerahasiaan, tingkat kesiapan teknologi informasi wajib pajak, dan pengalaman berpengaruh
terhadap intensitas perilaku dalam
penggunaan e-filling ? sehingga hasil penelitian ini akan ditemukan faktor-faktoryang dapat mempengaruhi penggunaan fasilitas e-filing oleh wajib pajak sehingga dapat dijadikan acuan bagi perusahaan yang
3
akan menggunakan e-filing atau bagi dirjen pajak untuk memperbaiki sistem e-filing. Artikel ini dibagi ke beberapa bagian yaitu latar belakang, Landasan teori dan penurunan hipotesis, metodologi penelitian , hasil dan pembahasan, dan kesimpulan dan saran. Pembahasan selanjutnya adalah landasan teori dan Penurunan hipotesis.
2. Teori dan Penurunan Hipotesis 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model
(TAM) adalah suatu model untuk
memprediksi dan menjelaskan bagaimana
pengguna teknologi menerima dan
menggunakan teknologi tersebut dalam
pekerjaan individual pengguna (Davis,
2000). Tujuan dari Technology Acceptance
Model (TAM) ini adalah untuk menjelaskan
sikap individu terhadap penggunaan suatu teknologi. Sikap individu atau reaksi yang muncul dari penerimaan teknologi tersebut dapat bermacam-macam diantaranya dapat digambarkan dengan intensitas atau tingkat penggunaan teknologi tersebut. Penerimaan pengguna teknologi informasi merupakan faktor penting dalam penggunaan dan
pemanfaatan sistem informasi yang
dikembangkan.
Teori Technology Acceptance Model (TAM) mendeskripsikan bahwa terdapat dua faktor yang secara dominan mempengaruhi
integrasi teknologi. Faktor pertama adalah persepsi kegunaan (usefulness). Sedangkan faktor kedua adalah persepsi kemudahan dalam penggunaan teknologi (ease of use). Dalam penelitian ini TAM digunakan sebagai dasar hipotesis pertama dan kedua yaitu persepsi kegunaan dam persepsi kemudahan kegunaan teknologi informasi yang akan mempengaruhi sikap individu terhadap penggunaan teknologi informasi dan akan menentukan apakah individu
berniat untuk menggunakan teknologi
informasi secara berkelanjutan atau
intensitas.
2.1.2 Task Technology Fit (TTF)
Teori Task Technology Fit (TTF) dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995). TTF merupakan tingkat dimana
teknologi membantu individu dalam
pelaksanaan tugas-tugasnya atau tugas
jabatan. Model ini mengindikasikan bahwa kinerja akan meningkat ketika sebuah teknologi menyediakan fitur dan dukungan yang tepat dikaitkan dengan tugas. Contoh: sistem e-filling yang memiliki fungsi sebagai sarana pelaporan pajak dapat membantu kewajiban Wajib Pajak dalam melaporkan pajak secara online dan realtime.
Goodhue dan Thomson (1995)
menyatakan bahwa pemakai akan
memberikan nilai evaluasi yang positif tidak hanya karena karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih pada sejauh mana
4
sistem dapat memenuhi kebutuhan tugas
pemakai. Dalam penelitian ini Task
Technology Fit (TTF) dijadikan sebagai
dasar hipotesis pertama dimana Wajib Pajak akan menggunakan sistem e-filling karena sistem e-filling tersebut dapat memberikan manfaat yang positif bagi para wajib pajak sehingga persepsi kegunaan berpengaruh terhadap penggunaan sistem e-filling secara berkelanjutan (intensitas). Task Technology
Fit (TTF) juga diggunakan sebagai hipotesis
yang ketiga yaitu tingkat keamanan dan kerahasiaan yang dapat memberikan manfaat positif dalam penggunaan e-filling sehingga berpengaruh terhadap perilaku Wajib Pajak
untuk menggunakan e-filling secara
berkelanjutan.
2.1.3 Theory of Planned Behavior (TPB)
Theory of Planned Behavior (TPB)
atau teori perilaku terencana merupakan teori yang mencakup tiga hal yaitu pertama, keyakinan tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral
beliefs). Kedua keyakinan tentang norma
yang diharapkan dan motivasi untuk
memenuhi harapan tersebut (normative
beliefs). ketiga keyakinan tentang adanya
faktor yang dapat mendukung atau
menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor tersebut (control beliefs).
control beliefs menimbulkan kontrol terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 1991).
Theory of Planned Behavior (TPB)
merupakan pengembangan lebih lanjut dari
Theory of Reasoned Action (TRA) Ajzen
(1991) menambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA, yaitu persepsi kontrol keprilakuan (perceived behavioral control). Dimana menurut Susanto (2011) variabel ini ditambahkan untuk memahami keterbatasan
yang dimiliki individu dalam rangka
melakukan perilaku tertentu.
Individu akan memutuskan untuk
menggunakan e-filling jika didasari
keterampilan dan kemampuan yang dimiliki individu serta mampu mengatasi kesulitan yang menghambat pelaksanaan perilaku. Sebaliknya jika individu tidak mempunyai keterampilan dan pengetahuan, serta tidak mampu mengatasi kesulitan atau kerumitan yang menghambat pelaksanaan perilaku
maka individu tersebut tidak akan
menggunakan e-filling, sehingga tidak ada pula penggunaan berkelanjutan atau secara intensitas.
Dalam penelitian ini TPB digunakan sebagai dasar hipotesis keempat dimana setiap individu yang memiliki keyakinan dan siap menerima teknologi informasi akan memutuskan untuk menggunakannya secara
berkelanjutan ini dilihat dari faktor
behavioral beliefs.
2.1.4 Theory of Reasoned Action (TRA)
Theory of Reasoned Action (TRA)
5
lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya hanya terbatas pada tiga hal yaitu pertama, prilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga norma-norma objektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk niat berprilaku tertentu (Ajzen dan Fisbein, 1980).
Theory of Reasoned Action (TRA)
dalam penelitian ini digunakan sebagai dasar hipotesis kelima dimana asumsi dasar yang disusun pada teori ini adalah bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Sehingga semakin berpengalaman seseorang dalam menggunakan e-filling maka akan semakin berminat menggunakan
e-filling.
2.1.5 E-filling
E-filling adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) baik SPT Masa maupun SPT Tahunan atau Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan oleh Orang Pribadi maupun Badan ke Direktorat Jenderal Pajak yang dilakukan secara online dan realtime melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service
Provider (ASP). Online berarti bahwa Wajib
Pajak dapat melaporkan pajak melalui internet dimana saja dan kapan saja, sedangkan kata realtime berarti bahwa konfirmasi dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat diperoleh saat itu juga apabila data-data Surat Pemberitahuan (SPT) yang diisi dengan lengkap dan benar telah sampai dikirim secara elektronik.
2.1.6 User E-filling
Pengguna sistem filling (User
e-filling) yang ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak adalah Wajib Pajak,
sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 28 tahun 2007 yang merupakan perubahan ketiga atas Undang- Undang No. 6 tahun 1983 tentang “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemunggut pajak,
yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Menurut Waluyo (2011) Wajib Pajak dibedakan menjadi tiga yaitu : Wajib Pajak Pribadi, Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Bendaharawan
2.2 Penurunan Hiotesis 2.2.1 Persepsi Kegunaan
Untuk meningkatkan kinerja dari individu dalam pengunaan sistem informasi yang akan menimbulkan manfaat diperlukan
persepsi kegunaan. Wiyono (2008)
6
merupakan persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya.
Wiyono (2008) dan Dewi (2009) menyimpulkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh signifikan positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filling. Desmayanti (2012) menyimpulkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh signifikan positif terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling pada Wajib Pajak di
Semarang. Hasil yang sama juga
disimpulkan oleh Susanto (2011) yaitu persepsi kegunaan berpengaruh signifikan positif terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling.
Dapat diambil kesimpulan bahwa semakin Wajib Pajak mempersepsikan
e-filling memberikan kegunaan (manfaat)
terhadap peningkatan produktivitas maka, Wajib Pajak akan terus menggunakan
e-filling. Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H1 Persepsi Kegunaan tidak berpengaruh
terhadap Intensitas Perilaku Dalam Penggunaan E-filling.
2.2.2 Persepsi Kemudahan Penggunaan
Kemudahan penggunaan
didefinisikan sebagai sejauhmana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (Hartono, 2007:114
dalam Shomad, 2013). Menurut Tjini dan
Baridwan (2010) mengatakan Persepsi
kemudahan merupakan kepercayaan
seseorang dimana dalam penggunaan suatu teknologi dapat dengan mudah digunakan dan di pahami.
Menurut Amijaya (2010) persepsi kemudahan ini akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan
sistem, semakin tinggi pula tingkat
pemanfaatan teknologi informasi. Davis (2000) Persepsi tentang kemudahan dalam penggunaan sebuah teknologi didefenisikan sebagai suatu ukuran dimana individu percaya bahwa sistem teknologi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan.
Studi yang dilakukan Wiyono (2008)
menunjukkan hasil bahwa Persepsi
kemudahan berpengaruh signifikan terhadap sikap dan persepsi kegunaan. Studi yang dilakukan oleh Dewi (2009) menyimpulkan bahwa persepsi kemudahan mempengaruhi minat terhadap penggunaan e-filling. Hal yang sama juga terbukti dalam penelitian
Desmayanti (2012) bahwa persepsi
kemudahan berpengaruh signifikan positif
terhadap intensitas perilaku dalam
penggunaan e-filling. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanto
(2011) menyimpulkan bahwa persepsi
kemudahan berpengaruh signifikan positif
7
penggunaan e-filling.Berdasarkan uraian
diatas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H2 Persepsi Kemudahan Penggunaan
berpengaruh positif terhadap
Intensitas Perilaku Dalam
Penggunaan E-filling.
2.2.3 Keamanan dan Kerahasiaan
Hamlet dan Strube (2000), keamanan berarti bahwa penggunaan Sistem Informasi (SI) itu aman, resiko kehilangan data atau informasi sangat kecil, dan resiko pencurian rendah. Sedangkan kerahasiaan berarti segala hal yang berkaitan dengan informasi pribadi pengguna terjamin kerahasiaannya.
Pikkarainen, et al. (2004) dalam Desmayanti (2012) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan sistem
technology di Finlandia serta menghasilkan
bahwa Keamanan dan Kerahasiaan memiliki
pengaruh terhadap penerimaan sistem
Teknologi. Didukung penelitian Poon (2008) yang menyimpulkan bahwa keamanan dan Kerahasiaan berpengaruh positif terhadap tingkat penggunaan Teknologi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Dewi (2009) Keamanan dan Kerahasiaan berpengaruh negatif terhadap minat pengguna e-filling.
Penelitian yang dilakuan oleh
Desmayanti (2012) menyimpulkan bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh signifikan positif terhadap Intensitas Perilaku Dalam Penggunaan e-filling. Berdasarkan
uraian diatas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagaiberikut:
H3 Keamanan dan Kerahasiaan
berpengaruh positif terhadap
Intensitas Perilaku Dalam
Penggunaan E-filling.
2.2.4 Kesiapan Teknologi Infromasi Wajib Pajak
Teknologi Informasi (TI) merupakan
sekumpulan sumber daya informasi
oraganisasi, peran penggunaannya, serta manajemen yang menjalankannya (Ismanto, 2010). Lai (2008) mengatakan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi kesiapan teknologi (tecnology readiness),
yaitu keyakinan (optism), inovasi
(innovativeness), ketidak nyamanan
(discomfort), dan ketidak amanan
(insecurity).
Penelitian yang dilakukan oleh
Desmayanti (2012) menyimpulkan bahwa Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak berpengaruh signifikan positif terhadap Intensitas Perilaku Dalam Penggunaan
e-filling. Berdasarkan uraian diatas, maka
diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H4 Kesiapan Teknologi Informasi Wajib
Pajak tidak berpengaruh terhadap
Intensitas Perilaku Dalam
Penggunaan E-filling.
2.2.5 Pengalaman Menggunakan
Ketika seorang pengguna
8
maka dia akan dapat mengevaluasinya sehingga user dapat memutuskan apakah dia akan berminat untuk menggunakan TI dimasa depan (Dewi, 2009). Susanto (2011) mengatakan prilaku penerimaan Wajib Pajak terhadap e-filling dapat berbentuk keinginan untuk menggunakannya dimasa depan atau bagi Wajib Pajak yang telah berpengalaman menggunkan e-filling berkeinginan untuk terus melanjutkan penggunaannya saat ini dan dimasa yang akan datang. Pratama (2008) melaporkan bahwa ada hubungan kuat antara seseorang yang mempunyai pengalaman terhadap suatu teknologi dan perilakunya terhadap teknologi yang mirip.
Sugihanti (2011) menemukan bahwa
Pengalaman tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Minat Perilaku Penggunaan
e-filling. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Susanto (2011), yang menyimpulkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap intrnsitas prilaku penggunaan e-filling. Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H5 Pengalaman Menggunakan tidak
berpengaruh terhadap Intensitas
Perilaku Dalam Penggunaan
E-filling.
3. METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah
staf perpajakan yang bekerja pada
perusahaan yang melaporkan SPT Masa
melalui e-filling di KPP Madya Jakarta Pusat pada tahun 2012. Jumlah perusahaan yang menggunakan e-filling dalam melaporkan SPT masanya sejumlah 267 perusahaan.
Pada penelitian ini proses
pengambilan sampel menggunakan rumus
slovin dengan jumlah staf perpajakan yang
dijadikan sampel diketahui 72 orang. Pengumpulan sampel menggunakan teknik
Simple random sampling
Metode analisis yang digunakan adalah Uji Vaiditas dan Reliabilitas, serta digunakan distribusi frekuensi Analisa ini
bermaksud untuk mengambarkan
karakteristik dari masing-masing variabel penelitian. Untuk mendapatkan rata-rata skor masing-masing indikatornya dan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dipakai rumus. Arikunto (2010) yaitu sebagai berikut :
Rata-rata skor = (5.ƒss) + (4.ƒs) + (3.ƒn) + (2.ƒTs) + (1.ƒsTs
Jumlah Responden (N)
Dimana :
ƒss = Jumlah responden yang menjawab Sangat Setuju ƒs = Jumlah responden yang menjawab Setuju ƒN= Jumlah responden yang menjawab Netral ƒTs= Jumlah responden yang menjawab Tidak Setuju ƒsTs= Jumlah responden yang menjawab Sagat Tidak Setuju
Sedangkan untuk mencari tingkat pencapaian jawaban responden digunakan rumus sebagai berikut :
TCR =
5 rataskor rata
9
Dimana :
TCR = tingkat Pencapaian jawaban responden
Adapun kriteria nilai tingkat
pencapaian responden (TCR) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Jika TCR berkisaran antara 81% -
100% = Sangat Tinggi
b) Jika TCR berkisaran antara 66% -
80,99% = Tinggi
c) Jika TCR berkisaran antara 56% -
65,99% = Cukup Tinggi
d) Jika TCR berkisaran antara 0 –
55,99% = Kurang
Alat Uji data yang digunakan adalah Uji Asumsi Klasik terdiri dari Uji normalitas, Uji Multikolonieritas, serta model regresi yang digunakan adalah :
Y = α + β1Х1 + β2Х2 + β3Х3 + β4Х4 + β5Х5+ €
Keterangan :
Y : Intensitas Perilaku Dalam Penggunaan
E-filling
X1 : Persepsi Kegunaan
X2 : Persepsi Kemudahan Penggunaan X3: Keamanan Dan Kerahasiaan
X4: Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak
X5: Pengalaman Menggunakan
β : Koefisien Regresi € : error
4. HASIL
dan
ANALISISTabel 4.1
Pengiriman dan Tingkat Pengembalian Kuisioner
Keterangan Jumlah Persentase
(%) Kuesioner yang disebarkan 72 100 Kuesioner yang dikembalikan responden 72 100
Kuesioner yang tidak bisa digunakan
4 5,55
Kuesioner yang dapat digunakan
68 95
Sumber: Hasil Pengolahan Kuisioner
Berdasarkan tabel 4.1 di atas
dijelaskan bahwa semua kuesioner
dikembalikan dan 4 kuesioner tidak bisa digunakan karena jawaban dari responden membentuk pola, dengan demikian kuesioner yang bisa digunakan adalah sebanyak 68 kuisioner.
Tabel 4.2 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
y 68 5.00 10.00 8.0735 1.04118 x1 68 8.00 20.00 15.5588 2.81458 x2 68 12.00 30.00 22.6765 4.11202 x3 68 13.00 25.00 18.7206 2.39306 x4 68 9.00 15.00 12.4559 1.54952 x5 68 3.00 10.00 6.6176 1.78743 Valid N (listwise ) 68
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Setelah dilakukan uji asumsi klasik yaitu normalitas, Reliabilitas, Validitas dan
10
multikolinearitas, hasilnya dapat
disimpulkan bahwa tidak ada masalah asumsi klasik. Hasil regresi dapat di lihat pada tabel di bawah ini,
Tabel 4.2 Uji R2
Model R R Square
1 0,516 0,266
Dari hasil pengolahan uji R2 terlihat bahwa R Square yang didapat adalah 0,266 atau 26,6% .jadi dependen variabel mampu diterangkan oleh independen variabel sebesar 0,266 atau 26,6%, sisanya diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Tabel 4.3 Uji F
Keterangan F sig
Pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi wajib informasi dan pengalaman terhadap intensitas prilaku dalam penggunaan
E-filling
0,001
Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengujian F-test diperoleh nilai signifikan sebesar 0,001 sedangkan pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hal ini mengidentifikasikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk digunakan,
Tabel 4.4 Uji T
Variabel Β t Sig. Kesimpulan
Persepsi Kegunaan -0,005 -0,034 0,973 H1 Ditolak Persepsi Kemudahan 0,405 2,648 0,01 H2 Diterima Keamanan dan Kerahasiaan 0,321 2,543 0,013 H3 Diterima Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak -0,057 -0,496 0,622 H4 Ditolak Pengalaman -0,154 -1,134 0,261 H5 Ditolak
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel persepsi kegunaan sebesar 0,973 (P>0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa persepsi kegunaan tidak berpengaruh terhadap intensitas prilaku dalam penggunaan e-filling.
Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Desmayanti (2012) dan Dewi (2009) dimana
pada hasil penelitiannya membuktikan
bahwa persepsi kegunaan berpengaruh
positif terhadap intensitas prilaku dalam penggunaan e-filling. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Wiyono (2008) yang menemukan bahwa persepsi kegunaan
tidak berpengaruh terhadap intensitas
penggunaan e-filling pada tingkat
kepercayaan 95%. Hal ini diduga karena selama menggunakan e-filling wajib pajak tidak menemukan manfaat kegunaan yang berarti. Wiyono (2008) juga mengatakan jika penggunaan e-filling semakin penting maka wajib pajak akan merasa nyaman dan menikmati penggunaan e-filling.
Hasil analisis Hipotesis kedua
menunjukan bahwa nilai signifikansi
variabel persepsi kemudahan sebesar 0,10 (P<0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan
11
bahwa persepsi Kemudahan berpengaruh signifikan terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling (H2 Diterima). Hal ini
membuktikan bahwa semakin mudah
penggunaan e-filling bagi responden maka respon responden akan semakin positif dalam penggunaan e-filling.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Desmayanti (2012); Wiyono (2008); Dewi (2009) dan Susanto (2011) dimana pada hasil peneltiannya membuktikan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan
e-filling. Desmayanti (2012) mengatakan
penggunaan e-filling akan terus meningkat jika memiliki kemampuan dalam menghemat waktu dan biaya. Persepsi kemudahan
berpengaruh positif terhadap intensitas
perilaku dalam penggunaan e-filling diduga terjadi karena mampu menciptakan kinerja yang efektif dan efisien.
Hasil hipotesis ketiga menunjukkan nilai sig-nya sebesar 0,013 dengan nilai koefisien 0,321 (P<0,05). Dapat disimpulkan
bahwa keamanan dan kerahasiaan
berpengaruh signifikan terhadap intensitas
perilaku dalam penggunaan e-filling.
semakin terjaga kemanan dan kerahasiaan data responden dalam e-filling maka respon
responden semakin positif dalam
penggunaan e-filling.
Hasil penelitian ini bertentangan
dengan penelitian Dewi (2009) yang
menemukan bahwa keamanan dan
kerahasiaan berpengaruh negatif terhadap minat pengguna e-filling. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Desmayanti (2012) dimana pada hasil peneltiannya membuktikan bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh positif terhadap intensitas perilaku dalam
penggunaan e-filling. Keamanan dan
kerahasian berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-filling diduga terjadi karena Wajib Pajak ingin menjaga informasi internal yang dimiliki oleh perusahaan.
Hasil hipotesis ke empat
menunjukkan bahwa nilai t-tes nya -0,496 dan tingkat signifikan 0,622 (P>0,05). Dapat
disimpulkan bahwa variabel kesiapan
Teknologi Informasi Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Desmayanti (2012) dimana pada hasil peneltiannya membuktikan bahwa kesiapan
Teknologi Informasi Wajib Pajak
berpengaruh positif terhadap intensitas
perilaku dalam penggunaan e-filling. Pada penelitian ini kesiapan teknologi informasi
tidak berpengaruh terhadap intensitas
perilaku dalam penggunaan e-filling diduga terjadi karena masih ada faktor yang
12
membuat perusahaan belum siap
menggunakan teknologi. Kesiapan teknologi dipengaruhi 4 hal, sepeti yang disampaikan oleh Lai (2008) yang mengatakan kesiapan teknologi berdasar dari keyakinan, inovasi, ketidaknyamanan dan ketidakamanan.
Hasil hipotesis kelima menunjukkan bahwa nilai t-tes nya -0,134 dan tingkat signifikan 0,261 (P>0,05). Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa variabel
pengalaman tidak berpengaruh terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan
e-filling. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2011) dimana pada hasil penelitiannya membuktikan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap niat perilaku dalam penggunaan e-filling.
Pratama (2008) mengatakan terjadi hubungan kuat antara pengalaman seseorang terhadap suatu teknologi bagi pengguna yang
memiliki pengalaman terhadap suatu
teknologi informasi dan responnya terhadap teknologi yang mirip. Berdasarkan pendapat Pratama (2008) dapat disimpulkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan e-filling diduga terjadi
karena pengguna tidak mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan e-filling dari pengalaman sebelumnya.
Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi intensitas perilaku dalam
penggunaan e-filling sebagai sarana
pelaporan pajak secara online dan realtime pada KPP Madya Jakarta Pusat adalah
persepsi kemudahan, keamanan dan
kerahasiaan data, selain itu faktor lain yang
diteliti persepsi kegunaan, kesiapan
teknologi informasi wajib pajak serta pengalaman tidak termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling sebagai sarana pelaporan pajak secara online dan realtime di KPP Madya Jakarta Pusat.
e) Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan analisis deskriptif jawaban responden dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Hipotesis 1 (H1) Ditolak, dalam penelitian ini persepsi kegunaan tidak berpengaruh terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling, Hipotesis 2 (H2)
Diterima, dalam penelitian ini dapat
dibuktikan bahwa persepsi kemudahan
berpengaruh positif terhadap intensitas
perilaku dalam penggunaan e-filling.
Hipotesis 3 (H3) Diterima, dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh positif terhadap intensitas perilaku dalam penggunaa e-filling. Hipotesis 4 (H4) Ditolak, dalam penelitian ini kesiapan teknologi informasi wajib pajak tidak berpengaruh terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling. Hipotesis 5 (H5)
13
Ditolak, dalam penelitian ini pengalaman
tidak berpengaruh terhadap intensitas
perilaku dalam penggunaan e-filling.
Sesuai dengan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa implikasi
yang tentunya akan bermanfaat bagi
perusahaan maupun bagi akademisi, yaitu
sebagai berikut; Implikasi praktek,
khususnya bagi perusahaan agar dapat segera
menggunakan sistem e-filling dalam
melaporkan SPT masa ataupun SPT tahunan karana dalam sistem e-filling perusahaan dapat meningkatkan kinerja, lebih efektif dan lebih efesien. Implikasi bagi akademisi, untuk dapat melakukan penelitian lebih dalam lagi dengan menambahkan variabel-variabel yang juga dapat mempengaruhi perusahaan dalam intensitas pengunaan sistem e-filling, karena masih dibutuhkan hasil penelitian yang lebih kuat tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi
perusahaan untuk menggunakan sistem
e-filling.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menyadari masih terdapat kelemahan dan kekurangan, hal ini terjadi karena adanya beberapa keterbatasan yang terjadi selama penelitian. Secara umum keterbatasan itu
adalah: Penelitian ini hanya hanya
menggunakan jumlah sampel penelitian yang tergolong sedikit dan terbatas pada lingkup Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pusat. Untuk peneliti dimasa mendatang
diharapkan peneliti menggunakan sampel yang lebih banyak dan menggunakan wilayah observasi yang lebih luas.
Penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel untuk diteliti pengarunya
terhadap intensitas pengguna e-filling.
Peneliti dimasa mendatang diharapkan
menambah variabel yang mempengaruhi intensitas penggunaan e-filling untuk diteliti. Dengan adanya keterbatasan atau kelemahan dari penelitian ini maka masih diperlukan penelitian pada aspek yang sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abi. (2010) .”Ini Lebih Dahsyat Dibanding Kasus Gayus, Praktik Penggelapan Pajak yang dilakukan Suhertanto.”
Regional Kompas (Diunduh 24
September 2013)
Ajzen, I. Dan Fishbein, M. 1980.
Understanding Attitudes and
Predicting Social Behaviour.
Prentice-Hall, Englewood-Cliffs, NJ.
Ajzen, I. 1991.The Theory Of Planned
Behavior. Organizational Behavior and
Human Decision Processes 50,179-211 Amijaya, Gilang Rizky. 2010. Pengaruh
Persepsi Teknologi Informasi,
Kemudahan, Resiko dan Fitur Layanan Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank
Dalam Menggunakan Internet
Banking. Semarang : Universitas Diponegoro
Amoroso, D. L. and Gardner, C. 2004,
Development of an Instrument to Measure the Acceptance of Internet
Technology by Consumers,
14
International Conference on System Sciences
Antara. (2010).”Kasus Gayus Tambunan
Pengaruhi Kepercayaan Wajib
Pajak.”Republika (di unduh 24
September 2013)
Ataina, Hudayati. 2002. “Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan : Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi”. ISSN : 1410-2420 JAAI Volume 6 no. 2
Dharmali, Dya 2008. Analisis Prosedur Penyampaian SPT Melalui Electronik dalam Menungkatkan Pelayanan Wajib Pajak. Jakarta : Universitas Bina Nusantara
Davis, Fred D., 2000, A Theoretical
Extension of the Technology
Acceptance Model : Four Longitudinal Field Studies, Vol .13 ,No. 3, pp. 319-340.
http://wings.buffalo.edu/mgmt/courses/ mgtsand /success/davis.html.
Desmayanti, Esi. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas
E-Filing oleh Wajib Pajak Sebagai
Sarana Penyampaian SPT Masa Secara Online dan Realtime. Semarang : Universitas Diponegoro.
Dewi, A.A. Ratih Khomalyana. 2009.
“Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Wajib
Pajak terhadap Penggunaan E-filling. Semarang : Universitas Diponegoro. Fajar, Prihatno .(2007). e-filling terobosan
baru penyampaian SPT. Tersedia di fajarprihatno.blogspot.com.(24
September 2013)
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19. Universitas
Diponegoro.Semarang.
Goodhue, D.L., and Thompson R.L. “ Task
Technology Fit and Individual
Performance.” MIS Quarterly, Vol. 19, No. 2, 1995, pp 213-236
Ismanto, Wawan. 2010. Perancangan dan Simulasi Sistem Kontrol Posisi Pada Panel Surya Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Sliding Mode Control
(FSMC). Surabaya : Institut Teknologi
Sepuluh November
Kirana, Gita Gowinda. 2010. Analisis Perilaku Penerimaan Wajib Pajak
Terhadap Penggunaan E-filling.
Semarang : Universitas Diponegoro. Skripsi.
Khakim, Nur Kharisma . 2011. Analisis factor-Faktor yang mempengaruhi
Penerimaan dan Penggunaan
Software Akuntansi MYOB dengan
Menggunakan Pendekatan
Technology Acceptance Model
(TAM). Semarang : Universitas Diponegoro
Lai, Ming Ling. 2008. Tecnology Readiness,
Internet Self – Efficacy and
Computing Experience of Profesional Accounting Students. Campus-Wide Information System, ISSN 1060-0741, Vol. 25, Iss. 1, pp. 18-29,
Tersedia :
http://dx.doi.org/10.1108/106507408 10849061 diunduh 5 Desember 2013 Laihad, Risal C.Y . 2013. Pengaruh Perilaku
Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-Filing Wajib Pajak Kota Manado. Manado : Universitas Sam Ratulangi Manado
Noviandini, Nurul Citra. 2012. Pengaruh
Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi
Kemudahan Penggunaan, dan
Kepuasan Wajib Pajak Terhadap
15
di Yogyakarta. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
Parwito, andri. 2009. Analisi Atas Pengaruh Pemanfaatan Sistem E-Filing Terhadap
Cost Of Compliance. Jakarta :
Universitas Indonesia
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-47/PJ/2008 Tentang Tata Cara penyampaian SPT secara Elektronik (e-filing) melalui penyedia jasa aplikasi (ASP)
Poon, Eric G. 2008. “Effect of Bar Code
technology on the Safety of Medication Administration.” The New England Journal of Medicine 362,1698-707
Sekaran, Uma. 2011. Research Method for Business, 4 ed. USA : John Wiley & Sons. Jakarta : Salemba Empat.
Shomad, Andri Cesario. 2013. Pengaruh
Kepercayaan, Persepsi Kegunaan,
Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Risiko Terhadap Perilaku Penggunaan
E-Commerce. Malang : Universitas
Brawijaya
Sofa, Mas.2008. Pengertian Administrasi Perpajakan, dan kepatuhan Perpajakan.
Artikel publikasi dalam
massofa.wordpress.com/2008/02/05/pe ngertian-administrasi-perpajakan-kepatuhan-dan-pajak-internasional/ (diunduh 5 Desember 2013)
Sugihanti, Winna Titis. 2011. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filing. Semarang : Universitas Diponegoro.
Susanto, Nugroho Agung.2011.Analisis
Perilaku Wajib Pajak Terhadap
Penerapan Sistem E-filling Direktorat Jendral Pajak. Jakarta : Universitas Indonesia. Tesis
Taylor. S. Todd. P. 1995. Assessing IT Usage : The Role Of Prior Experience. School of Business Queen’s University Kingston, Ontario K7L3N6 Canada. Tjini, Sartika Sari A, dan Baridwan, Zaki .
2010. Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Kenyamanan Terhadap Minat Penggunaan Sistem Internet Banking. Malam : Universitas Brawijaya
Turinawe, Eng. Dickinson dan Mwesigwa, Roger. 2013. “Information on Internet
Bankin, Security ang Privacy Quality of Internet Connection, Perceived
Value and Internet Banking
Acceptance In Uganda”.International
Journal Of Economics and
Management Sciences. 2,(11), 31- 40
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakkan.
Wang, Et Al. 2006. The Impact Of Internet on Service Quality in The Banking Sector. Lulea University of Tecnology ISSN.1653-0187-ISRN:LTU-PB-EX-06/07-SE
Wibowo, Arif. 2008. Kajian Tantang Perilaku Pengguna Sistem Informasi
Dengan Pendekatan Technology
Acceptance Model (TAM). Jakarta.
Universitas Budi Luhur
Wiyono. Adrianto Sugiarto. (2008) “ Evaluasi Perilaku Penerimaan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara Online dan Realtime”. The Indonesia
Journal Of Accounting Research. 11,