• Tidak ada hasil yang ditemukan

LUMUT (BRYOPHYTA) MAKALAH. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Cryptogamae yang dibina oleh Dr. M. Agus Salim, Drs. MP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LUMUT (BRYOPHYTA) MAKALAH. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Cryptogamae yang dibina oleh Dr. M. Agus Salim, Drs. MP."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LUMUT (BRYOPHYTA)

MAKALAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Cryptogamae yang dibina oleh Dr. M. Agus Salim, Drs. MP.

Disusun Oleh:

Armila Sofi 1211702007

Diki Cahyana 1211702018 Eva Wardah Maolidah 1211702023 Fitriyani Elia Purwati 1211702029 Hilda Nurapriana 1211702035 Diana Vici Panjaitan 1211702017

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2014 M/1435 H

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat sekalian alam. Seiring dengan itu, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.Makalah ini menjelaskan secara ringkas mengenai Lumut (Bryophyta).Penulis menyadari akan kekurangan dari makalah ini. Karena “Tak ada gading yang tak retak”.Oleh karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Bandung, Oktober 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu lapuk, serasah, tanah dan batuan dengan kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup. Kehidupan lumut dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti, suhu, kelembaban dan cahaya. Lumut yang hidup seperti pada pohon akan dipengaruhi oleh struktur permukaan kulit kayu atau tempat tersebut harus lembab dengan intensitas cahaya yang cukup (Ariyanti, 2008).

Lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian (Windadri, 2009). Ada 24.000 spesies Bryophyta yang dikenal, dan semua tumbuhan lumut membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab yang masuk kedalam siklus kehidupan tumbuhan tersebut. Divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati (Hepatophyta) dengan 9000 spesies dan 240 genus; lumut tanduk (Anthocerotopyhta)hanya 500 spesies; dan lumut daun(Bryopsida) memiliki 12.000-14.500 spesies dan 670 genus (Semple,1999).

Bryophyta termasuk salah satu bagian kecil dari flora yang belum banyak tergali juga merupakan salah satu penyokong keanekaragaman flora. Tumbuhan lumut tersebar luas dan merupakan kelompok tumbuhan yang menarik. Mereka hidup di atas tanah, batuan, kayu, dan kadang – kadang di dalam air. Lumut hati dan lumut daun yang hidup menyendiri biasanya tidak menarik. Namun dapat tampak bahkan menarik jika tumbuh berkelompok. Pada umumnya jenis tumbuhan ini kurang beradaptasi pada kondisi kehidupan daratan, dan sebagian besar merupakan tumbuhan yang hidup pada lingkungan lembab dan terlindung. Meskipun demikian, lumut tertentu khususnya lumut sejati (Bryopsida), dapat bertahan hidup pada musim kering. Pertumbuhannya mengalami peremajaan jika air tersedia kembali (Tjitrosomo, 1984).

Kelas Bryopsida terdiri dari ordo Archidiales, Polytrichales, Fissidentales, Dicranales, Funariales, Eubryales, Isobryales, Buxbaumiales, Hyponobryales dan Tetraphidales (Eddy,1988). Polytrichales merupakan lumut yang memiliki penyebaran yang luas di dunia beberapa yang telah dikenali sebanyak 19 genus dan lebih kurang 370 spesies (Schofield, 1927).

(4)

Secara ekologis lumut berperan penting di dalam fungsi ekosistem. Seperti lahan gambut sangat tergantung pada lapisan atau tutupan lumut. Sehingga keberadaan lumutsebagai penutup permukaan tanah juga mempengaruhi produktifitas, dekomposisi sertapertumbuhan komunitas di hutan (Saw dan Goffinet, 2000).

Richardson (1981 cit. Windadri dan Siti, 2005) melaporkan bahwa beberapa jenisanggota dari marga Polytrichum dimanfaatkan untuk memperindah taman di sekitar pura Saihoji di kaki Gunung Koinzan di sebelah barat Kyoto. Selain itu Polytrichum digunakan sebagai indikator terhadap kondisi asam serta memiliki mineral dan unsur hara yang kaya (Glime dan Saxene, 1991).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu: 1. Apakah yang dimaksud dengan lumut ?

2. Bagaimana siklus pertumbuhan dan perkembangan lumut (Bryophyta) ? 3. Apasaja macam – macam dari lumut (Bryophyta) ?

4. Apakah lumut dapat dimanfaakan dalam kehidupan sehari – hari ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lumut.

2. Mengetahui siklus pertumbuhan dan perkembangan lumut (Bryophyta) 3. Mengetahui macam-macam lumut (Bryophyta)

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian lumut

Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler. Lumut dapat dibedakan dari yang serupa liverworts ( Marchantiophyta atau Hepaticae) dengan multisellular mereka rhizoid. Lain perbedaan bukanlah universal untuk semua lumut dan semua liverworts, yang membedakan “batang” dan “daun-daun”, ketiadaan daun-daun yang terbagi-bagi atau berlekuk, dan ketidakhadiran daun-daun diatur dalam tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan lumut. Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut mempunyai gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu.sel haploid untuk kebanyakan siklus hidupnya. Sporophytes (diploid) berumur pendek dan dependen pada atas gametophyte.

Adapun ciri – ciri dari lumut ialah sebagai berikut :

a) Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.

b) Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid. Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum

c) Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius). Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.

d) Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian - bagian :Vaginula (kaki), Seta (tangkai), Apofisis (ujung seta yang melebar), Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.

e) Lumut mengalami keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya, lumut mengalami duafase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit

(6)

(diploid). Alat perkembangbiakan jantan berupa antheridium dan alat perkembangbiakan betina berupa arkegonium.

2.2. Siklus Hidup Lumut

Lumut (dan Bryophyta lain) memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.

Lumut hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk memproduksi sebuah protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan seperti thallus ).Ini merupakan tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh gametophore yang dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil).Dari tangkai atau cabang berkembang organ sex lumut.Organ betina disebut archegonia (archegonium) dan terlindungi oleh kumpulan tangkai yang termodifikasi yang disebut perichaetum (plural, perichaeta). Archegonia memiliki leher disebut venter dimana sperma jantan turun. Organ jantan disebut antheridia (singular antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai disebut perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi dioicous atau monoicous.Pada lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina terlahir pada gametofit tanaman. Pada monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir pada tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari antheridia berjalan ke archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali produksi sporofit diploid. Sperma lumut adalah biflagellate, mereka memiliki dua flagella yang membantu sebagai daya pendorong.Tanpa air, fertilisasi tidak dapat terjadi. Setelah fertilisasi, sporofit mandul didorong keluar dari archegonial venter. Ini membutuhkan kira-kira seperempat sampai setengah tahun untuk sporofit untuk matang. Badan sporofit terdiri dari gagang panjang, disebut seta, dan capsule disebut operculum. Kapsul dan operculum terlapisi oleh kaliptra yang merupakan sisa archegonial venter. Kaliptra biasanya mengecil/berkurang ketika kapsul matang. Di dalam kapsul, sel-sel pereproduksi spora mengalami meiosis untuk membentuk spora haploid, dimana siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule biasanya dikelilingi oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi pada beberapa lumut.Pada beberapa lumut, struktur vegetatif hijau disebut gemmae yang diproduksi pada tangkai atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk kembali tanaman tanpa perlu melalui fertilisasi.Ini disebut dengan reproduksi asexual.

(7)

2.3. Perkembangan Lumut

Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran daun (hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar yang sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau kadang-kadang memang telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk gametangium. Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak memerlukan waktu istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi embrio yang diploid. Bagian bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah telah disebut di atas disebut sporogonium.

Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga disebut kapsul spora. Kapsul spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena leher arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas dinding arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai fungsi yang sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan kaliptra. Jaringan dalam Kapsul spora dinamakan arkespora. Arkespora membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan reduksi terjadilah 4 spora yang berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada pembentukan spora itu ditentukan pula jenis kelaminnya. Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan utmbuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-pidah dan terlepas dari capsule spora.

Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnyadengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya denganmembentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.

(8)

Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut:

1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher. 2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada.

Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.

2.4. Macam – Macam Lumut 2.4.1. Lumut hati (Hepaticeae)

Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan Lunulari.

Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah

Marchantia polymorpha dan Porella.

Adapun ciri – ciri dari lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup, habitatnya ditempat lembab.

Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal

(9)

berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan.

Perkembangbiakan

Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex:

Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya seperti

cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang melempar spora ke udara.

2.2.2. Lumut Daun/Musci

Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar, terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini terkenal dengan memilikinya spore capsules

(10)

dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya membuka tanpa operculum atau gigi.

Susunan tubuh lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.

Perkembangbiakan, alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan Parafisis.

2.4.3. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)

Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).

(11)

2.5. Manfaat lumut

Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu

Marchantia polymorpha. Selain itu jenis – jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat

digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara lain : Sphagnum sebagai komponen dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan.

Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan (Gradstein, 2003).

Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur (Ding, 1982 dalam Tan 2003).

Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai berikut: 1. Sebagai media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun 2. Dapat mencegah erosi: Lumut secara umum

3. Sebagai obat penyakit hati: Marchantia sp

4. Sebagai bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum 5. Sebagai vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk 6. Lumut tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).

(12)

BAB III

PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwa lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayulapuk, serasah, tanah dan batuan. Faktorlingkungan yang mempengaruhi kehidupannya seperti, suhu, kelembaban dancahaya.Macam-macam lumut ialah lumut daun/musci, Lumut hati (Hepaticeae) dan Lumut tanduk (Anthocerotaceae).Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnyadengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Merjin M.B, Kuswata. K, Sri S.T, Guhardja, S. Robbert. G, 2008. Bryophytes on

tree trunks in natural forests, selectively logged Forests and cacao agroforests in central sulawesi, Indonesia. Artical in Press Biological Conservation.

Ahira, Anne. 2014. Lumut Tanduk. [http://www.anneahira.com/lumut-tanduk.htm]. diakses 03 Desember 2014.

Aslam, M., Tan, C.K., Prayitno, A. (2003). Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy), Menuju

Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Gradstein, S.R. (2003). Ecology of Bryophuta. A Handout Lecture of Regional Training

Course On Biodeversity and Conservation of Bryophyta and Lichens. Bogor.

Indonesia.

Glime, J.M and Saxena, D.1991. Uses of Bryophytes. Jawahar Offset Press Daryaganj.NewDelhi.

Sainudin, Muhammad. 2013. Metagenesis Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan. Dikutip dari [http://muhammadsainudinnoor.blogspot.com/2013/01/metagenesis-tumbuhan-lumut-dan-tumbuhan.html] Diakses pada 30 Oktober 2014.

Saw, J.T and Goffinet, B. 2000. Bryophyte Biology. Cambridge University Press.

Schofield, W.B. 1927. Introduction to Bryology. Departemen of Botany University of BritishColumbia.

Semple, J. C. 1999. An Introduction to Fungi, Algae, Plants, 2th edition, Pearson Custom

Publising. Halaman 76-83.

Tjitrosomo, S. S. 1984. Botani Umum 3, edisi ketiga. PenerbitAngkasa, Bandung. Halaman75-101.

Windadri, F. I. 2009.Keanekaragaman Lumut di Resort Karang Rajang, Taman Nasional

Ujung Kulon Banten.Jurnal Teknik Lingkunganvol:10 no 1, hal :19-25. BidangBotani,

Pusat PenelitianBologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta.

Windadri, F.I dan Siti, S. 2005. Leucobryum dan Potensi Pemanfaatannya; Study Kasus

Masyarakat Lokal di Sekitar Cagar Alam Mandor Kalimantan Barat dan Hutan Wisata Alam Bukit Bangkirai Kalimantan Timur. ENVIRO 5 (1): 60-63.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, komparasi hasil demagnetisasi menggunakan metode tegangan DC variatif –frekuensi konstan terhadap nilai arus inrush pada inti transformator

Realitanya, perbedaan pendapat tentang bunga bank di masyarakat dalam menentukan pilihan apakah harus melepaskan bank Konvensional yang menerapkan bunga dan beralih pada

Tindak lanjut atas resolusi tersebut menjadikan masing-masing negara memberikan batasan, definisi, tipologi teror, dan pengaturan penanggulangan terorisme ke dalam

Untuk implementasi pelaporan CSR di Indonesia dapat dilihat dari hasil survey yang dilakukan oleh ACCA (2009) di 5 negara ASEAN terkait pelaporan CSR, Data ini

hudûd , pidana mati tidak dapat diberlakukan bagi terpidana kasus penyalahgunaan narkoba, apalagi hanya sebagai pemakai, bukan pengedar atau bandar, sebab menurut dalil- dalil

Hari senin waktu loro , simbol lontara, simbol H Daud, dan simbol Hj Nursia merujuk pada kualitas waktu mallise ; simbol bahasa Arab, simbol komputer, simbol

Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintah sering terjadi penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang bertentangan dengan.. pancasila dan

Tahapan metode yang dilakukan untuk penelitian ini adalah: (1) mempelajari teori dari beberapa buku yang diperoleh; (2) observasi, yaitu mengkaji kasus yang telah ada mengevaluasi