• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus Plasenta Previa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kasus Plasenta Previa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PLASENTA PREVIA TOTA

PLASENTA PREVIA TOTA

LIS + BELL’S PALSY

LIS + BELL’S PALSY

Disusun oleh:

Disusun oleh:

Yenny Muliani, S. Ked

Yenny Muliani, S. Ked

406100072

406100072

Pembimbing : dr. H. A. Thamrin Somad, Sp.

Pembimbing : dr. H. A. Thamrin Somad, Sp. OG

OG

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 8 Oktober

(2)

LAPORAN KASUS

ABSTRAK

Diperiksa seorang wanita berusia 36 tahun G4P1A2, hamil 39 minggu dengan keluhan keluar flek 

dari kemaluan sejak 4 jam SMRS. Mules (-), lendir (-), air-air. HPHT: 13 Januari 2012, haid teratur, TP: 20 Oktober 2012. Riwayat S.C 1 kali karena gawat janin. Pemeriksaan fisik didapat, keadaan umum dan tanda-tanda vital baik, pada alat kelamin didapat flek (+). Pada pemeriksaan obstetri didapat perut membuncit sesuai masa kehamilan, TFU = 35 cm, presentasi bokong, bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul, DJJ = 120 x/menit, HIS (-). Pemeriksaan dalam tidak dilakukan. Berdasarkan hasil USG, plasenta terletak menutupi jalan lahir. Diagnosa: G4P1A2, hamil 39 minggu dengan PPT. Dilakukan operasi S.C, lahir bayi laki-laki, BBL = 3345

gram, PB = 49 cm, A/S = 8/9, lilitan tali pusat (+), ketuban jernih. Post S.C, pasien diberikan antibiotik, analgetik, obat untuk meningkatkan kontraksi uterus, dan vitamin. Hb pre operasi 10,3 gr/dL, Hb post operasi 11,8 gr/dL. Satu hari post S.C, pasien didiagnosa Bells Palsy dextra, diberikan kortikosteroid dan vitamin B complex, juga disarankan untuk fisioterapi dan pemeriksaan EMG. Setelah keaadaan pasien membaik, diijinkan untuk pulang.

(3)

IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. N.S Umur : 36 tahun

Tgl dirawat : 11 – 17 Oktober 2012

ANAMNESIS

Keluhan utama : Keluar flek dari kemaluan sejak 4 jam SMRS. Keluhan tambahan :

-RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Pasien G4P1A2, hamil 39 minggu datang dengan keluhan keluar flek dari kemaluan sejak 4

 jam SMRS. Mules (-), nyeri perut (-), flek (+), lendir (-), air-air (-), mual (-), muntah (-), sakit kepala (-). Pasien pernah dirawat di RS Pelabuhan 2 minggu SMRS, karena keluar darah dari kemaluan berwarna merah segar, mules (+), nyeri perut (-), lendir (-), air-air (-), mual (-), muntah (-), sakit kepala (-), riwayat trauma (-), riwayat berhubungan (-). Berdasarkan hasil USG, plasenta terletak menutupi jalan lahir. Riwayat keguguran sebanyak 2 kali, dan riwayat operasi saesar sebanyak 1x, karena gawat janin.

Satu hari post operasi, pasien mengeluh, wajah sebelah kanan terasa baal, sudut mulut sebelah kanan tertinggal, bicara sulit, dan sulit menutup mata sebelah kanan.

Riwayat BAB : Lancar, 1 kali/hari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, tidak ada nyeri, tidak ada lendir, tidak ada darah.

Riwayat BAK : Lancar, warna kuning jernih.

RPD : (-)

RPK : (-)

Riwayat haid : Menarche usia 12 tahun, siklus haid teratur setiap 23 hari,lamanya 7 hari dan sakit ketika haid

(4)

Riwayat kehamilan : G4P1A2

HPHT : 13 Januari 2012

TP : 20 Oktober 2012

Riwayat perkawinan : 1 kali Riwayat KB : (-)

Riwayat operasi : Kuretase tahun 2006, 2010 Operasi saesar tahun 2008 Riwayat obstetrik :

- Anak pertama mengalami abortus usia kehamilan 2 bulan, sudah di kuretase.

- Anak kedua berjenis kelamin laki-laki, BBL 3100 gram, sehat, usia 4 tahun, operasi saesar. - Anak ketiga mengalami abortus usia kehamilan 3 bulan, sudah di kuretase.

PEMERIKSAAN FISIK (11 Oktober 2012 jam 19.00 WIB) 1. Status Generalis

Keadaan umum : Baik 

Kesadaran : Compos mentis

Gizi : Baik  Berat Badan : 68 kg Tinggi Badan : 156 cm Tekanan darah : 100/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36 oC

Kulit : Normoturgor, sianosis (-)

Kepala : Normocephaly

Mata : Conjungtiva anemis , sclera ikterik -/-Hidung : Septum deviasi , sekret

(5)

-/-Telinga : Liang telinga lapang, serumen

-/-Mulut : Perioral sianosis (-), caries (-), stomatitis (-) Leher : KGB tidak teraba membesar

Tenggorok : Faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Jantung : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, tidak ada gallop Paru : Vesikuler +/+, ronkhi , wheezing

-/-Abdomen :

Inspeksi : Perut membuncit Auskultasi : Bising usus (+)

Palpasi : Supel, Hepar/Lien tidak teraba Perkusi : Timpani

Alat kelamin : Flek (+), lendir (-), air-air (-) Ekstremitas : Edema (-/-), varises (-)

Refleks : Fisologis +/+, patologis

-/-2. Status Obstetrik  Pemeriksaan luar :

 Inspeksi : Perut membuncit sesuai masa kehamilan  Palpasi :

Leopold 1 : TFU = 3 jari di bawah Processus Xiphoideus Panjang Fundus Uteri = 35 cm

Leopold 2 : Punggung di sebelah kanan Leopold 3 : Presentasi bokong

Leopold 4 : Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul  HIS : (-)

 DJJ = 120 x/menit

(6)

PEMERIKSAAN PENUNJANG  Cardiotokografi (CTG)

Frekuensi dasar : 120 x/menit Akslerasi (-)

Deselerasi (-) Gerakan janin (+) HIS (-)

 Laboratorium

11 Oktober 2012 12 Oktober 2012 (Post S.C)

Hb : 10,3 gr/dL Hb : 11,8 gr/dL

Ht : 31,2% Ht : 35,4%

Eritrosit : 3,85 juta/μL Eritrosit : 4,34 juta/μL

Lekosit : 8.790 /μL Lekosit : 24.930 /μL

Trombosit : 211.000 /μL Trombosit : 193.000 /μL

PENILAIAN

Dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, diagnosa kerja yang dapat ditegakkan adalah G4P1A2Hamil 39 minggu dengan Plasenta Previa Totalis.

PERENCANAAN 1. Rencana Diagnostik 

- Observasi tanda-tanda vital - Observasi DJJ

- Observasi perdarahan

2. Rencana Terapi

(7)

Laporan Operasi Sectio Caesarea 12 Oktober 2012:

1. Pasien terlentang diatas meja operasi setelah dilakukan anestesi spinal. 2. Dilakukan a dan antisepsis daerah operasi dengan betadine.

3. Dipasang doek steril.

4. Dilakukan incisi planensteil 12 cm.

5. Setelah dinding abdomen dibuka lapis demi lapis, plica vesica uterine dibuka semilunar. 6. Tampak uterus sesuai umur kehamilan (uterus gravidarum).

7. SBU disayat semilunar kemudian dilebarkan secara tajam. 8. Bayi dilahirkan dengan ekstraksi forceps.

9. Lahir bayi dengan jenis kelamin laki-laki, BB = 3345 gram, PB = 49 cm, A/S = 8/9. Lilitan tali pusat (+).

10. Plasenta dilahirkan, ketuban jernih.

11. SBU dijahit 2 lapis dengan chromic no. 2. 12. Plica vesica uterine ditutup.

13. Cavum abdomen dibersihkan dan ditinggalkan cortisone acetate sebanyak 10 cc.

3. Edukasi

- Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang segala tindakan yang akan dilakukan.

- Menasehati ibu agar makan makanan yang bergizi seimbang.

- Menasehati pasien untuk kontrol kembali satu minggu setelah pulang dari rumah sakit atau bila ada keluhan sebelum waktu yang ditentukan.

PERKEMBANGAN PASIEN

Follow Up 12/10/12 13/10/12

S :

O :

Tidak ada keluhan.

Baik, CM

Nyeri di luka operasi, wajah kanan baal, sudut mulut kanan tertinggal, sulit bicara, sulit menutup mata kanan.

(8)

A:

P :

TD : 100/80 mmHg RR : 20 x/mnt ND : 80 x/mnt Suhu : 36,5 ºC Mata : CA SI

-/-Thoraks : cor/pulmo dlm batas normal Abdomen : BU (+)

Genitalia : darah (-), lendir (-), air-air (-) Ext : akral hangat , edema

-/-Status obstetri:

DJJ : 144 x/menit HIS : (-)

G4P1A2 Hamil 39 minggu dengan

plasenta previa totalis

Pro S.C

TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/mnt ND : 78 x/mnt Suhu : 36 ºC Mata : CA SI

-/-Thoraks : cor/pulmo dlm batas normal Abdomen : TFU sepusat, luka operasi tertutup verban, rembesan darah (-), pus (-), BU (+)

Genitalia : Lokia Rubra (+) Ext : akral hangat , edema -/-ASI +/+

Status Neurologis:

- Rangsang meningeal : (-) - Peningkatan TIK : (-)

- Nn. Cranialis : Parese N. VII dextra tipe LMN

- Motorik : Baik 5555 5555 5555 5555 - Refleks Fisiologis (+/+) - Refleks Patologis (-/-)

Post s.c Hari I a.i Plasenta previa Totalis, dengan Bells Palsy dextra.

Injeksi : Epicef 2x1 gr Alinamin 3x1 ampul Ranitidin 3x1 ampul Remopain 3x1 ampul Vit. C 1x1 ampul Kalmetason ekstra Konsul dr. Sp. Saraf:

(9)

Kalmeco 3x1 ampul I.V

Somerol 3x1 ampul drip dalam NaCl 100 cc

Ikaneuron 1x1 tab Panso 1x1

Inpepsa syrup 3x1 C

Tetes mata Oenfres 3x2 gtt OD Rencana fisioterapi dan EMG

Follow Up 14/10/12 15/10/12

S :

O :

Nyeri di luka operasi, wajah kanan baal, sudut mulut kanan tertinggal, sulit bicara, sulit menutup mata kanan.

TSS, CM

TD : 110/80 mmHg RR : 20 x/mnt ND : 76 x/mnt Suhu : 36 ºC Mata : CA SI

-/-Thoraks : cor/pulmo dlm batas normal Abdomen : TFU 1 jari dibawah pusat, luka operasi tertutup verban, rembesan darah (-), pus (-), BU (+)

Genitalia : Lokia Rubra (+) Ext : akral hangat , edema -/-ASI +/+

Status Neurologis:

- Nn. Cranialis : Parese N. VII dextra tipe LMN

- Motorik : Baik 5555 5555 5555 5555 - Refleks Fisiologis (+/+) - Refleks Patologis (-/-)

Nyeri di luka operasi, wajah kanan baal, sudut mulut kanan tertinggal, sulit bicara, sulit menutup mata kanan.

TSS, CM

TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/mnt ND : 78 x/mnt Suhu : 36 ºC Mata : CA SI

-/-Thoraks : cor/pulmo dlm batas normal Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, luka operasi tertutup verban, rembesan darah (-), pus (-), BU (+)

Genitalia : Lokia Rubra (+) Ext : akral hangat , edema -/-ASI +/+

Status Neurologis:

- Nn. Cranialis : Parese N. VII dextra tipe LMN

- Motorik : Baik 5555 5555 5555 5555 - Refleks Fisiologis (+/+) - Refleks Patologis (-/-)

(10)

A:

P :

Post s.c Hari II a.i Plasenta previa Totalis, dengan Bells Palsy dextra.

Injeksi : Epicef 2x1 gr Alinamin 3x1 ampul Ranitidin 3x1 ampul Remopain 3x1 ampul Vit. C 1x1 ampul

Kalmeco 3x1 ampul I.V

Somerol 3x1 ampul drip dalam NaCl 100 cc

Oral:

Ikaneuron 1x1 Panso 1x1

Inpepsa syrup 3x1 C

Tetes mata Oenfres 3x2 gtt OD Rencana fisioterapi dan EMG

Post s.c Hari III a.i Plasenta previa Totalis, dengan Bells Palsy dextra.

Injeksi :

Actacef 2x1gr

Kalmeco 3x1 ampul I.V

Somerol 3x1 ampul drip dalam NaCl 100 cc Oral: Mefinal 3x250 mg Folamil 3x1 Becom C 1x1 Methergin 2x1 Ikaneuron 1x1 Panso 1x1 Inpepsa syrup 3x1 C

Tetes mata Oenfres 3x2 gtt OD Rencana fisioterapi dan EMG

Follow Up 16/10/12 17/10/12

S :

O :

Nyeri di luka operasi, baal wajah kanan berkurang, sudut mulut kanan tertinggal, sulit bicara, sulit menutup mata kanan.

TSS, CM

TD : 110/80 mmHg RR : 20 x/mnt ND : 74 x/mnt Suhu : 36 ºC Mata : CA SI

-/-Thoraks : cor/pulmo dlm batas normal

Nyeri di luka operasi, wajah kanan baal, sudut mulut kanan tertinggal, sulit bicara, sulit menutup mata kanan.

TSS, CM

TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/mnt ND : 76 x/mnt Suhu : 36 ºC Mata : CA SI

(11)

A:

P :

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, luka operasi tertutup verban, rembesan darah (-), pus (-), BU (+)

Genitalia : Lokia Rubra (+) Ext : akral hangat , edema -/-ASI +/+

Status Neurologis:

- Nn. Cranialis : Parese N. VII dextra tipe LMN

- Motorik : Baik 5555 5555 5555 5555 - Refleks Fisiologis (+/+) - Refleks Patologis (-/-)

Post s.c Hari IV a.i Plasenta previa Totalis, dengan Bells Palsy dextra.

Injeksi :

Kalmeco 3x1 ampul I.V

Somerol 3x1 ampul drip dalam NaCl 100 cc Oral: Fixacef 2x1 gr Mefinal 3x250 mg Folamil 3x1 Becom C 1x1 Methergin 2x1 Ikaneuron 1x1 Inpepsa syrup 3x1 C

Tetes mata Oenfres 3x2 gtt OD Rencana fisioterapi dan EMG

Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, luka operasi tertutup verban, rembesan darah (-), pus (-), BU (+)

Genitalia : Lokia Rubra (+) Ext : akral hangat , edema -/-ASI +/+

Status Neurologis:

- Nn. Cranialis : Parese N. VII dextra tipe LMN

- Motorik : Baik 5555 5555 5555 5555 - Refleks Fisiologis (+/+) - Refleks Patologis (-/-)

Post s.c Hari V a.i Plasenta previa Totalis, dengan Bells Palsy dextra.

Injeksi :

Actacef 2x1gr

Kalmeco 3x1 ampul I.V

Somerol 3x1 ampul drip dalam NaCl 100 cc Oral: Mefinal 3x250 mg Folamil 3x1 Becom C 1x1 Methergin 2x1 Ikaneuron 1x1 Inpepsa syrup 3x1 C

Tetes mata Oenfres 3x2 gtt OD Rencana fisioterapi dan EMG

(12)

DISKUSI

Pasien berusia 36 tahun, memiliki seorang anak, pernah keguguran 2 kali. Sesuai teori bahwa plasenta previa lebih sering terjadi pada multigravida daripada primigravida dan resiko semakin bertambah pada usia yang lanjut yaitu pada usia 36 tahun.

Penyebab terjadinya plasenta previa pada pasien ini adalah multipara, memiliki riwayat kuret dan riwayat s.c sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori. Setiap kehamilan dapat mengganggu kondisi endometrium pada sisi implantasi, keadaan endometrium yang kurang baik  menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin, sehingga luasnya mendekati atau menutupi ostium internum. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus.

Gejala pada pasien ini tidak ada rasa nyeri pada saat keluar darah, berlangsung secara tiba-tiba, berwarna merah segar, dan terjadi pada kehamilan 37 minggu (>28 minggu), hal ini sesuai dengan teori. Lebih sering terdapat kelainan letak pada plaesnta previa, sesuai dengan kasus, dimana letak janin sungsang.

Penentuan diagnostik letak plasenta dapat dilakukan dengan USG. Tidak boleh dilakukan pemriksaan dalam karena dapat menambah berat perdarahan. Pasien tidak dilakukan pemeriksaan dalam, dan sudah dilakukan pemeriksaan USG. Hasilnya berupa plasenta terletak di segmen bawah dan menutupi kanalis servikalis, sehingga diklasifikasikan menjadi plasenta previa totalis.

Pada pasien ini dilakukan penanganan aktif karena usia janin sudah aterm. Tujuan dilakukan S.C adalah untuk mencegah terjadinya perdarahan karena letak plasenta yang menutupi  jalan lahir.

Satu hari post S.C, pasien menderita Bells Palsy (Kelumpuhan N.VII perifer), tidak ada riwayat infeksi sebelumnya, tidak pernah keluar cairan dari telinga, hal ini disebabkan kemungkinan karena terkena paparan dingin dari AC. Sesuai dengan teori bahwa Bells Palsy dapat disebabkan karena terkenanya paparan angin, dingin, sehingga menyebabkan pembengkakkan dari saraf tepi N.VII. Pasien diberikan kortikosteroid dan vitamin B complex,  juga akan direncanakan utuk fisioterapi dan pemeriksaan EMG, hal ini sudah sesuai dengan teori.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan. Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007.

2. Somad, AT. Kapita selekta bed side teaching obstetri dan ginekologi, Jakarta : RS Pelabuhan, Jakarta ; 2009, 18-21.

3. Mose, Johanes C. Perdarahan antepartum. Dalam : Sastrawinata S, Martaadisoebrata D,Wirakususmah FF, editor. Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC ; 2003, 83-91.

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi resolusi citra semakin banyak pixel per inchi (PPI) dan menghasilkan citra berkualitas tinggi. • Resolusi sering dinyatakan dalam ukuran citra (lebar

bermaksud untuk menerapkan konsep CIA dalam fitur pengelolaan hak akses di dalam aplikasi koperasi Pada Mukti dengan harapan bisa menjadikan salah satu cara

perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tuban tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta didik baru pada Satuan Pendidikan

Valuasi ekonomi merupakan sebuah upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan terlepas

Adapun hal-hal yang masih menjadi kekurangan yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah masalah kerja sama dalam perusahaan, untuk lebih meningkatkan

terhadap Semangat Kerja karyawan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Unisritama. 3) Bagi pihak lain yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan bahan masukan