• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indah Dwi Rahayu Mochammad Al Musadieq Arik Prasetya Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indah Dwi Rahayu Mochammad Al Musadieq Arik Prasetya Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PROGRAM KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA

(Studi pada Karyawan Tetap Maintenance Department PT Badak LNG Bontang)

Indah Dwi Rahayu Mochammad Al Musadieq

Arik Prasetya Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya Malang

E-mail: indahdr26@yahoo.com

АBSTRАCT

The objective of this reseаrch is to explаin Leadership style and Occupational Safety and Health program significantly affects occupational Motivation, pаrtiаlly аnd simultаneously. Explаnаtory reseаrch is used in this journаl. There were 60 respondents pаrticipаted in this reseаrch. Descriptive аnаlysis аnd multiple linier regression аnаlysis using SPSS for Windows ver 21.00 wаs used for dаtа аnаlysis. Аnаlized hypothesis, shows simultаneously significаnt effect of Transformational leadership, Transactional leadership, Safety and Health program significantly affects occupational Motivation. On the other side, shows pаrtiаlly significаnt effect of Transformational leadership, Transactional leadership, Safety and Health program significantly affects occupational Motivation. The vаlue of Аdjusted R squаre is 74,2%. It meаns thаt Transformational leadership, Transactional leadership, Safety and Health program significantly affects occupational Motivation in аbout 74,2%, while the remаining 25,8% wаs influenced by others vаriаbles out of the four vаriаbles comprised in this reseаrch. Bаsed on this reseаrch, style of leadership and occupational health and safety program has been good, the company is expected to maintain style needed dаn employee to improve service to occupational safety and health program. This reseаrch is done in order give positive contributions for permanent employee Maintenance Department PT Badak LNG Bontang in mаking improvement in Employee Motivation significаntly.

Keywords: Leadership style, Safety and Health program аnd Employee’s Motivation

ABSTRAK

Penelitiаn ini menjelаskаn pengаruh vаriаbel Gaya Kepemimpinan dan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan secаrа pаrsiаl dаn simultаn. Penelitiаn yаng dilаkukаn аdаlаh explаnаtory reseаrch dengan sampel 60 responden. Аnаlisis dаtа menggunаkаn regresi linier bergаndа menggunаkаn progrаm SPSS for Windows ver 21.00. Hаsil pengujiаn hipotesis, menunjukkаn pengаruh signifikаn secаrа simultаn dаri vаriаbel Gaya Kepemimpinan dan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhаdаp Motivasi Kerjа Kаryаwаn. Selаin itu, hasil juga menunjukkаn pengаruh signifikаn secаrа pаrsiаl dаri vаriаbel Gaya Kepemimpinan dan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhаdаp Motivasi Kerjа Kаryаwаn. Diperoleh nilаi Аdjusted R squаre sebesаr 74,2%. Аrtinyа vаriаbel Gaya Kepemimpinan dan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja memberikаn kontribusi terhаdаp vаriаbel Motivasi Kerjа Kаryаwаn sebesаr 74,2%, sedаngkаn sebesаr 25,8% vаriаbel Motivasi Kerjа Kаryаwаn аkаn dipengаruhi oleh vаriаbel-vаriаbel lаin yаng tidаk dibаhаs dаlаm penelitiаn ini. Berdаsаrkаn hаsil penelitiаn, gaya kepemimpinan dan program keselamatan dan kesehatan kerja sudah baik, diharapkan kepаdа perusаhааn untuk mempertаhаnkаn gaya kepemimpinan yang dibutuhkan karyawan dаn meningkatkan pelayanan terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja. Peneliti berhаrаp hаsil penelitiаn ini memberikаn kontribusi positif kepаdа karyawan tetap Maintenance Department PT Badak LNG Bontang untuk meningkаtkаn motivasi kerjа kаryаwаn secаrа signifikаn.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

2

A. PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan jumlah perusahaan terus bertambah, sehingga persaingan antar perusahaan tidak dapat dihindari. Perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi tantangan yang berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan, sehingga perusahaan mampu menjaga kelangsungan hidupnya atau bahkan memenangkan persaingan. Sejalan dengan hal tersebut perusahaan diharapkan

mampu merumuskan dan menyempurnakan

strategi-strategi yang telah ditentukan, maka sosok seorang pemimpin diharapkan dapat berperan aktif dalam merumuskandan menyempurnakan strategi yang telah ditentukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Motivasi akan mendorong karyawan untuk lebih berprestasi dan produktif. Berdasarkan alasan tersebut perusahaan membutuhkan figur atau sosok pemimpin yang mampu memberikan motivasi, mengkoordinasi karyawan ke dalam kelompok kerja (team work) serta mengintegrasikan mereka ke dalam situasi atau iklim kerja yang solid dan harmonis guna mencapai tujuan bersama. Gagasan

awal mengenai gaya kepemimpinan

transformasional dan transaksional dikembangkan oleh James MacFregor Burns yang menerapkannya dalam konteks politik. Menurut Burns dalam Yukl (2010:290) “kepemimpinan transformasional menyerukan nilai-nilai moral dari pengikut dalam upayanya untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah etis dan untuk memobilisasi energi dan sumber daya mereka untuk mereformasi institusi”. Sedangkan gaya kepemimpinan transaksional menurut Burn dalam Yukl (2010:290) “kepemimpinan yang melakukan transaksi guna memotivasi para pengikut dengan menyerukan kepentingan pribadi mereka”.

Sumber daya manusia merupakan orang pertama yang berinteraksi langsung dengan alat-alat kerja dan lingkungan kerja sehingga diperlukan penerapan yang tepat serta pengetahuan dalam menjalankan alat-alat kerja. Mengingat akan hal itu, banyak perusahaan yang memberikan program keselamatan dan kesehatan kerja secara ketat di dalam perusahaannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merugikan perusahaan. Program keselamatan dan kesehatan kerja sangat menarik untuk dibahas karena masih banyak perusahaan yang kurang memperhatikan keselamatan dan kesehatan bagi karyawannya, baik skala kecil, menengah, ataupun besar kadang kala

masih mengabaikan pemberian program

keselamatan dan kesehatan kerja yang sebenarnya karyawan memiliki hak untuk memperolehnya.

Seperti yang dicantumkan di dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 pasal 86 tentang ketenagakerjaan atas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu, “Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral, dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama”.

PT Badak LNG Bontang merupakan sebuah perusahaan gas di Indonesia, yang dalam kegiatan produksinya banyak menggunakan mesin-mesin dengan teknologi canggih. Safety adalah prioritas utama PT Badak LNG Bontang. Penerapan program-program keselamatan dan kesehatan kerja di PT Badak LNG Bontang juga dibangun atas dasar budaya yang selalu ditumbuhkan dan tingkatkan. Perusahaan serta pihak manajemen secara bersama-sama membangun komitmen dan budaya safety dalam bekerja.

Seorang pemimpin mempunyai tanggungjawab dalam pemberian program keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap karyawannya. Sebuah jaminan keselamatan dan kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawan diharapkan dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan dalam bekerja serta dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya secara baik. Mengingat hal tersebut tentunya mempunyai dampak positif bagi perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditentukan.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Motivasi Kerja” (Studi pada Karyawan Tetap Maintenance Department PT Badak LNG Bontang).

B. KAJIAN PUSTAKA 1. Gaya Kepemimpinan

a. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Thoha (2012:49) menyatakan bahwa

pengertian “gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat”.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

H. Joseph Reitz dalam Fattah (2006:98), dalam melaksanakan aktivitas pemimpin ada beberapa

faktor-faktor yang mempengaruhi gaya

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

3

1) Kepribadian.

Pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin. Hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan

mempengaruhi pilihan akan gaya

kepemimpinan.

2) Harapan dan perilaku atasan. 3) Karakteristik.

Harapan dan perilaku bawahan

mempengaruhi terhadap gaya

kepemimpinan. 4) Kebutuhan tugas.

Setiap tugas bawahan juga mempengaruhi gaya pemimpin.

5) Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.

6) Harapan dan perilaku rekan.

2. Program Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

a. Pengertian Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program Keselamatan dan kesehatan kerja menurut Mangkunegara (2011:161) adalah “Program keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik”.

b. Tujuan Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Swasto (2011:108) berpendapat, tujuan program keselamatan kerja yaitu :

1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup. 2) Menjamin keselamatan kerja setiap orang

lain yang berada di lingkungan tempat kerja.

3) Memelihara sumber produksi dan dipergunakannya secara aman dan efisien. Sedangkan tujuan program kesehatan kerja menurut Swasto (2011:108) yaitu :

1) Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik karyawan perusahaan, petani, nelayan pegawai negeri atau pekerja bebas.

2) Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan pada tingkat efisiensi dan tingkat produktivitas kerja manusia.

c. Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Swasto (2011:108) menjelaskan bahwa indikator dalam keselamatan kerja yaitu :

1) Kondisi tempat kerja

a) Penyusunan mesin-mesin beserta kelengkapannya

b) Sistem penerangan c) Kondisi peralatan kerja 2) Tindak perbuatan

a) Penggunaan pelindung diri b) Penggunaan prosedur kerja c) Kebiasaan pengamanan peralatan 3) Suasana kejiwaan karyawan

Para karyawan yang bekerja dibawah tekanan atau yang merasa bahwa pekerjaan mereka terancam atau tidak terjamin, akan

mempunyai kemungkinan mengalami

kecelakaan lebih besar daripada mereka yang tidak dalam keadaan tertekan.

Swasto (2011:110), berpendapat bahwa beberapa indikator-indikator yang mempengaruhi kesehatan kerja, yaitu :

1) Kondisi lingkungan tempat kerja. Kondisi ini meliputi :

a) Kondisi fisik, yaitu berupa penerangan, suhu udara, ventilasi ruangan tempat kerja, tingkat kebisingan, gataran mekanis, radiasi, dan tekanan udara.

b) Kondisi fisiologis, kondisi ini dapat dilihat dari konstruksi mesin/peralatan, sikap badan dan cara kerja dalam melakukan pekerjaan, hal-hal yang dapat menimbulkan kelelahan fisik, dan bahkan dapat mengakibatkan perubahan fisik tubuh karyawan.

c) Kondisi khemis, kondisi yang dapat dilihat dari uap gas, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda padat.

2) Mental psikologis. Kondisi ini meliputi hubungan kerja dalam kelompok/teman sekerja; hubungan kerja antara bawahan dengan atasan dan sebaliknya, suasana kerja dan lain-lain.

3. Motivasi Kerja

a. Pengertian Motivasi Kerja

Menurut Luthans (2006) “Motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu”. b. Tujuan Motivasi

Menurut Hasibuan (2007:146) pemberian motivasi kepada karyawan bertujuan untuk :

1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

4

2) Meningkatkan produktivitas karyawan 3) Meningkatkan kedisiplinan karyawan 4) Menciptakan suasana dan hubungan kerja

yang baik

5) Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipatif karyawan

6) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya

f. Hubungan Antar Variabel

1) Hubungan Gaya Kepemimpinan

Transformasional dengan Motivasi Kerja Menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, seorang pemimpin akan lebih mudah mengarahkan karyawannya untuk melakukan tugasnya. Penelitian dalam jurnal Siti (2014) dengan judul pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap motivasi dan kinerja karyawan, hasil penelitian menyatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap motivasi adalah signifikan yang berarti bahwa semakin baik gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan maka akan meningkatkan motivasi karyawan.

2) Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Motivasi Kerja

Gaya kepemimpinan ini lebih mengandalkan pada sistem pertukaran seperti pemberian penghargaan bahkan hukuman kepada karyawannya, jadi dapat dikatakan bahwa gaya transaksional memiliki keterkaitan dengan motivasi kerja karyawan. Penelitian jurnal Siti (2014) dengan judul pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap motivasi dan kinerja karyawan, hasil penelitian menyatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap motivasi adalah signifikan yang berarti bahwa semakin baik gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan maka akan meningkatkan motivasi karyawan.

3) Hubungan Program Keselamatan Kerja dengan Motivasi Kerja

Program keselamatan kerja merupakan strategi

perusahaan dalam memberikan jaminan

keselamatan kepada karyawannya dalam

melaksanakan tugasnya. Dalam jurnal penelitian Lindriawaty (2011) pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja, berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa program keselamatan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel motivasi.

4) Hubungan Program Kesehatan Kerja dengan Motivasi Kerja

Menyadari program keselamatan kerja berkaitan dengan motivasi kerja, program kesehatan kerja juga memiliki kaitan dengan motivasi kerja karyawan. Jurnal Isty (2015) dengan judul pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja, berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa program kesehatan kerja terhadap motivasi kerja. 5) Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Motivasi.

Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi juga dikemukakan oleh Gibson, Ivancevich dan Donnely (1998:301),“... bawahan dimotivasi oleh gaya pemimpin atau perilakunya sejauh gaya itu mempengaruhi harapan (jalan menuju tujuan) dan valensi (daya tarik tujuan).”

Siagian (2002:263) berpendapat

bahwa,“Pentingnya pemeliharaan kesehatan dan kebugaran para anggota organisasi sudah diakui secara luas di kalangan manajer karena para karyawan sehat yang sehat dan bugar, dalam arti fisik maupun dalam arti mental psikologi, akan mampu menampilkan kinerja yang prima, motivasi yang tinggi dan tingkat kemangkiran yang rendah”. Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik dan memenuhi syarat akan menguntungkan pegawai secara material, karena karyawan jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama dan lebih produktif.

g. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran konseptual seperti telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 Gaya Kepemimpinan Transformasional, Gaya Kepemimpinan Transksional, Program Keselamatan Kerja Karyawan, Program Kesehatan Kerja Karyawan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

H2 Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

H3 Gaya Kepemimpinan Transksional

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

H4 Program Keselamatan Kerja Karyawan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

H5 Program Kesehatan Kerja Karyawan

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

5

C. METODE PENELITIAN

Penelitiаn yаng digunаkаn аdаlаh explаnаtory reseаrch. Penelitiаn ini menggunаkаn pendekаtаn kuаntitаtif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Penelitiаn ini dilаkukаn di Maintenance Department PT Badak LNG Bontang dengan jumlah populasi sebanyak 60 karyawan. Sampel yang digunakan sebanyak 60 karyawan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling.

D. HASIL dаn PEMBАHАSАN 1. Hasil Analisis Deskriptif

a. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional (X1)

Item Item Variabel Mean

X1.1 memberikan visi dan misi 4.25 X1.2 bawahan memiliki rasa hormat pada

pimpinan 4.27

X1.3 diteladani oleh bawahan. 4.07

X1.4 memotivasi bawahan 4.23

X1.5 pemimpin membantu karyawan dalam

mencapai tujuan 4.08

X1.6 komunikatif. 4.22

X1.7 mengembangkan rasional 4.25 X1.8 memecahkan masalah dengan baik 4.28 X1.9 menunjukkan perhatian terhadap

bawahan 4.18

X1.10 memberikan perhatian 4.12

X1.11 Memberikan dukungan 4.27

X1.12 menasehati interaksi personal 4.28

Grand Mean Gaya Kepemimpinan Transformasional 4.21

Sumber : Data primer diolah, 2016

Berdasarkan secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas cenderung sangat setuju bahwa pemimpin Maintenance Department

PT Badak LNG telah menerapkan gaya

kepemimpinan transformasional sesuai yang diinginkan para karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil grand mean sebesar 4,21 yang berada pada interval positif (kuat).

b. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional (X2)

Item Item Variabel Mean

X2.1 peduli akan kebutuhan bawahan 4.22 X2.2 respon terhadap permasalahan yang

dialami bawahan 4.17

X2.3 meningkatkan kesiapan bawahan 4.37 X2.4 besarnya imbalan sesuai dengan

perjanjian awal 4.28

X2.5 imbalan yang diberikan sesuai dengan

beban diberikan 4.25

X2.6 memberikan penghargaan atas kerja

bawahan. 4.17

X2.7 perintah bersifat formalitas 4.23 X2.8 meningkatkan kepatuhan 4.20 X2.9 pemimpin memenuhi apa yang

dibutuhkan bawahan. 4.28

Grand Mean Gaya Kepemimpinan Transaksional 4.24

Sumber : Data primer diolah, 2016

Berdasarkan secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas cenderung sangat setuju bahwa pemimpin Maintenance Department PT Badak LNG Bontang telah menerapkan gaya kepemimpinan transaksional sesuai yang diharapkan para karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil grand mean sebesar 4,24 yang berada pada interval positif (kuat).

c. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Program Keselamatan Kerja (X3)

Item Item Variabel Mean

X3.1 Perhatian perusahaan terhadap

penyediaan alat pelindung kerja 4.43 X3.2 Pemberian sanksi terhadap karyawan

yang tidak memakai alat pelindung diri. 4.32 X3.3 Kondisi dan keadaan alat pelindung kerja

yang disediakan oleh perusahaan. 4.32 X3.4 Perhatian perusahaan dalam pemasangan

slogan keselamatan. 4.40 X3.5 Kesadaran karyawan dalam mematuhi

slogan keselamatan kerja. 4.27 X3.6

Pengaruh pemasangan slogan keselamatan kerja terhadap pekerjaan karyawan.

4.35

X3.7 Kebersihan lingkungan tempat karyawan

bekerja. 4.22

X3.8 Kondisi penerangan lampu didalam

tempat karyawan bekerja. 4.23 X3.9 Kondisi pergantian udara didalam

ruangan karyawan bekerja. 4.12

Grand Mean Program Keselamatan Kerja

Karyawan 4.29

Sumber : Data primer diolah, 2016

Berdasarkan secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas cenderung sangat setuju bahwa program keselamatan di Maintenance Department Badak LNG Bontang telah sesuai dengan yang diinginkan karyawan agar terhindar dari kecelakaan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan hasil grand mean sebesar 4,29 yang berada pada interval positif (kuat).

d. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Program Kesehatan Kerja (X4)

Item Item Variabel Mean

X4.1 Perhatian perusahaan terhadap

kesehatan karyawan. 4.10 X4.2 Penanganan tenaga medis dalam

melayani karyawan. 4.18

X4.3 Kondisi alat medis yang digunakan

dalam melayani karyawan. 4.32 X4.4 Perhatian perusahaan terhadap jaminan

kesehatan karyawan. 4.13 X4.5 Penyediaan jaminan kesehatan

karyawan. 4.12

X4.6 Pengaruh jaminan kesehatan karyawan

dalam menyelesaikan pekerjaan. 4.25

Grand Mean Program Kesehatan Kerja

Karyawan 4.18

Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas cenderung sangat

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

6

setuju bahwa program kesehatan kerja karyawan Maintenance Department PT Badak LNG Bontang telah sesuai dengan yang diharapkan karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil grand mean sebesar 4,18 yang berada pada interval positif (kuat).

c. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja karyawan (Y)

Item Item Variabel Mean

Y1 Kelayakan gaji yang diterima

disesuaikan dengan kehidupan saat ini. 4.38 Y2 Program keselamatan dan kesehatan

kerja yang sesuai. 4.30

Y3 Kebutuhan-kebutuhan karyawan

dipenuhi 4.25

Y4 Dukungan rekan kerja. 4.27 Y5 Saling terbuka dengan rekan kerja. 4.25 Y6 Hubungan karyawan dengan atasan. 4.27 Y7 Kesempatan untuk mengambangkan

potensi diri terbuka lebar. 4.35 Y8 Penyesuaian penghargaan yang

diperoleh dari hasil kerja. 4.27 Y9 Mampu menyelesaikan tugas-tugas

yang berbeda dari pekerjaan biasanya. 4.17 Grand Mean Motivasi Kerja Karyawan 4.28 Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas cenderung sangat setuju bahwa perusahaan melalui pemimpin telah meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam menjlankan tugas-tugas yang telah dibebankan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil grand mean sebesar 4,28 yang berada pada interval positif (kuat). 2. Analisis Infrensial

a. Asumsi-Asumsi Klasik Regresi 1) Uji Normalitas

Dari hasil perhitungan didapat nilai sig. sebesar 0.936 atau lebih besar dari 0.05; maka ketentuan H0

diterima yaitu bahwa asumsi normalitas terpenuhi.

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data primer diolah, 2016

2) Uji Heterokedastisitas

Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa diagram tampilan scatter plot menyebar dan tidak

membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

3) Uji Multikolinieritas

Tabel 7. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel bebas Collinearity Statistics Tolerance VIF

X1 0.323 3.095

X2 0.340 2.939

X3 0.384 2.606

X4 0.573 1.744

Sumber : Data primer diolah,2016

Berdasarkan Tabel 7, berikut hasil pengujian dari masing-masing variabel bebas:

a) Tolerance untuk Gaya Kepemimpinan Transformasional adalah 0.323.

b) Tolerance untuk Gaya Kepemimpinan Transaksional adalah 0.340.

c) Tolerance untuk Program Keselamatan Kerja adalah 0,384.

d) Tolerance untuk Program Kesehatan Kerja adalah 0,573.

Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance > 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dengan angka 10. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Berikut hasil pengujian masing-masing variabel bebas :

a) VIF untuk Gaya Kepemimpinan

Transformasional adalah 3,095.

b) VIF untuk Gaya Kepemimpinan

Transaksional adalah 2,939.

c) VIF untuk Program Keselamatan Kerja Karyawan adalah 2,606.

d) VIF untuk Program Kesehatan Kerja Karyawan adalah 1,744.

b. Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan regresi digunakan mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows ver 21.00 didapat model regresi seperti pada Tabel 8 :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

60 .0000000 2.07599635 .121 .077 -.121 .936 .345 N Mean Std. Deviation Norm al Param etersa, b

Abs olute Pos itive Negative Mos t Extrem e

Differences

Kolm ogorov-Sm irnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Uns tandardiz ed Residual

Tes t dis tribution is Norm al. a.

Calculated from data. b.

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

7 Tаbel 8 : Hаsil Uji Аnаlisis Regresi Linier Bergаndа

Sumber : Data primer diolah, 2016

Adapun persamaan regresi yang didapatkan berdasarkan Tabel 8 adalah sebagai berikut :

Y = 0,258 + 0,200 X1 + 0,295 X2 + 0,261

X3 + 0,270 X4

Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a) Motivasi Kerja karyawan akan meningkat

untuk setiap tambahan Gaya

Kepemimpinan Transformasional (X1),

jadi apabila Gaya Kepemimpinan

Transformasional mengalami

peningkatan, maka Motivasi Kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,200 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

b) Motivasi Kerja karyawan akan meningkat

untuk setiap tambahan Gaya

Kepemimpinan Transaksional (X2), jadi

apabila Gaya Kepemimpinan

Transaksional mengalami peningkatan, maka Motivasi Kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,295 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

c) Motivasi Kerja karyawan akan meningkat

untuk setiap tambahan Program

Keselamatan Kerja Karyawan (X3), jadi

apabila Program Keselamatan Kerja Karyawan mengalami peningkatan, maka Motivasi Kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,261 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan. d) Motivasi Kerja karyawan akan meningkat

untuk setiap tambahan Program Kesehatan Kerja Karyawan (X4), jadi apabila

Program Kesehatan Kerja Karyawan mengalami peningkatan, maka Motivasi Kerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,270 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

Berdasarkan interpretasi di atas, dapat

diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan

Transformasional, Gaya Kepemimpinan

Transaksional, Program Keselamatan Kerja

Karyawan, dan Program Kesehatan Kerja Karyawan meningkat maka akan diikuti peningkatan Motivasi Kerja karyawan.

1. Pengaruh Secara Simultan

Hipotesis pertаmа dаri penelitiаn ini аdаlаh terdаpаt pengаruh simultаn yаng signifikаn dari variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional (X1), Gaya Kepemimpinan Transaksional (X2),

Program Keselamatan Kerja Karyawan (X3),

Program Kesehatan Kerja Karyawan (X4) terhadap

Motivasi Kerja Karyawan (Y). Hal ini diketahui dari hasil perhitungan Fhitung 43,516 > Ftabel 2,540 dan

nilai signifikansi F (0,000) < α = 0.05 maka model analisis regresi adalah signifikan. Berdasarkan hasil adjusted R2

(koefisien determinasi) sebesar 0,742. Artinya bahwa 74,2% variabel Motivasi Kerja karyawan akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu Gaya Kepemimpinan Transformasional (X1),

Gaya Kepemimpinan Transaksional (X2), Program

Keselamatan Kerja Karyawan (X3), dan Program

Kesehatan Kerja Karyawan (X4). Sedangkan

sisanya 25,8% variabel Motivasi Kerja Karyawan akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

2. Pengaruh Secara Parsial

1) Gaya Kepemimipinan Transformasional (X1) berpengaruh signifikan terhadap

Motivasi Kerja Karyawan (Y).

Hipotesis keduа dаlаm penelitiаn ini аdаlаh terdаpаt pengаruh pаrsiаl yаng signifikаn dаri Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Motivasi Kerja karyawan menunjukkan t hitung = 2,196. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df residual = 55) adalah

sebesar 2,004. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,196 > 2,004 atau sig. t (0,032) < α = 0.05 maka pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional (X1)

terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y) adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Karyawan (Y) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Gaya Kepemimpinan Transformasional (X1). Hasil penelitian ini

didukung oleh pendapat Rivai dan Mulyadi (2009:10), gaya kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memberikan rangsangan intelektual yang diindividukan dan yang memiliki kharisma yang cukup kuat.

2) Gaya Kepemimipinan Transaksional (X2)

berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y).

Hipotesis ketiga dаlаm penelitiаn ini аdаlаh terdаpаt pengаruh pаrsiаl yаng signifikаn dari Gaya Kepemimpinan Transaksional dengan Motivasi Kerja karyawan menunjukkan t hitung = 2,637. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df residual = 55) adalah

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

8

sebesar 2,004. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,637 > 2,004 atau sig. t (0,011) < α = 0.05 maka pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Motivasi Kerja Karyawan adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Gaya Kepemimpinan Transaksional. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Rivai dan Mulyadi (2009:10), gaya kepemimpinan transaksional adalah pemimpin yang memotivasi karyawan atau bawahan mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. 3) Program Keselamatan Kerja Karyawan

(X3) berpengaruh signifikan terhadap

Motivasi Kerja Karyawan (Y).

Hipotesis keempat dаlаm penelitiаn ini аdаlаh terdаpаt pengаruh pаrsiаl yаng signifikаn dari Program Keselamatan Kerja dengan Motivasi Kerja karyawan menunjukkan t hitung = 2,341. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df residual = 55) adalah sebesar 2,004. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,341 > 2,004 atau sig. t (0,023) < α = 0.05 maka pengaruh Program Keselamatan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa Motivasi Kerja karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Program Keselamatan Kerja Karyawan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dan dilihat dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Swandy (2011) dan Handayani (2015) dapat disimpulkan bahwa Program Keselamatan Kerja berbanding lurus dengan Motivasi Kerja atau berpengaruh signifikan secara parsial.

4) Program Kesehatan Kerja Karyawan (X4)

berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y).

Hipotesis kelima dаlаm penelitiаn ini аdаlаh terdаpаt pengаruh pаrsiаl yаng signifikаn dari Program Kesehatan Kerja Karyawan dengan Motivasi Kerja Karyawan menunjukkan t hitung = 2,290. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df residual = 55)

adalah sebesar 2,004. Karena t hitung > t tabel yaitu

2,290 > 2,004 atau sig. t (0,026) < α = 0.05 maka pengaruh Program Kesehatan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak

sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Program Kesehatan Kerja Karyawan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam penitilian ini dengan melihat penelitian sebelumnya yang dilakukan Swandy (2011), Wanodya (2014) Handayani (2015) dapat disimpulkan bahwa

Program Kesehatan Kerja karyawan berbanding lurus dengan Motivasi Kerja atau berpengaruh signifikan secara parsial.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan

Berdasarkan pada penghitungan analisis regresi linier berganda, dapat diketahui :

a. Berdasarkan analisis statistik deskriptif tersebut yang menggambarkan atau mendeskripsikan variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, semuanya termasuk dalam kategori sangat kuat karena berada pada selang 0,8 – 1,0 yang berarti rata-rata responden setuju.

b. Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan

Transformasional (X1), Gaya

Kepemimpinan Transaksional (X2),

Program Keselamatan Kerja Karyawan (X3), dan Program Kesehatan Kerja

Karyawan (X4) mempunyai pengaruh yang

signifikan secara simultan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y).

c. Berdasarkan pada hasil uji F didapatkan bahwa variabel bebas Gaya Kepemimpinan

Transformasional (X1), Gaya

Kepemimpinan Transaksional (X2),

Program Keselamatan Kerja Karyawan (X3), dan Program Kesehatan Kerja

Karyawan (X4) mempunyai pengaruh yang

signifikan secara parsial terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

2) Saran

Adapun saran yang diberikan, antara lain : a. Gaya kepemimpinan yang diterapkan

sudah baik diharapkan perusahaan terus

menumbuhkan dan meningkatkan

motivasi karyawan dalam bekerja. Hal ini terbukti dengan variabel yang mempengaruhi paling dominann ialah Gaya Kepemimpinan Transaksional dan diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan pelayanan dalam Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Maintenance Department PT Badak LNG Bontang.

b.

Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi Motivasi Kerja karyawan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1 Februari 2017|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

9

dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang merupakan variabel-variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 2006. Landasan Manajemen

Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Gibson, J.L., J.M. Ivancevich, and J.H. Donnely. 1998. Organisasi dan Manajemen. Dialih bahasakan oleh Djoerban Wahid. Jakarta: Erlangga. Hasibuan, Malayu, S.P. 2007, Organisasi dan

Motivasi: Dasar Peningkatan

Produktifitas. Jakarta: Bumi Aksara. Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Ed

10. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen

Sumber Daya Manusia untuk

Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara. Swasto, Bambang. 2011. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Malang: UB Press. Yukl, Gary.2010. Kepemimpinan Dalam

Organisasi Ed 5. Alih bahasa: Budi Supriyanto. Jakarta: PT.Indeks.

Undang-undang No.13.2003 “UU

Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Pasal 86”, diakses pada tanggal 20

Oktober 2016 dari

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.h tml

Thoha, Miftah. 2012. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Cetakan Keenam belas. Jakarta: CV. Rajawali.

Handayani, Isty Puji. 2015. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi (Studi pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang).

Jurnal : Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Sari, Siti Kadri Yanti. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel Polamas Sulawesi Tenggara). Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Swandy, Lindriawaty. 2011. Pengaruh

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Motivasi Kerja (Studi pada Karyawan bagian Maintenance PT. Badak NGL Bontang). Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Gambar

Tabel 7. Hasil Uji Multikolinieritas  Variabel bebas  Collinearity Statistics

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, adanya fenomena dan pandangan literatur dari teori yang berkaitan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

Perolehan signifikansi F yang lebih kecil dari 0,05 dari masing-masing hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat menunjukkan bahwa hubungan kebutuhan

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengaruh gaya kemimpinan transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional terhadap motivasi kerja karyawan secara statistik memiliki

Hasil analisis jalur Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan dapat diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan Transformasional

Pada Potential Review elemen ISO yang digunakan menjadi referensi pada SOP adalah ISO 9001 pasal 6.2.2 tentang kompetensi, pelatihan, dan kesadaran, dam ISO 14001

Cаbаng Bаndаrа Juаndа аdаlаh Humаn Cаpitаl Sеction. Unit kеrjа ini bеrtugаs sеbаgаi poros utаmа pеlаksаnа аktivitаs tаlеnt mаnаgеmеnt dаlаm prosеs

Diharapkan pihak perusahaan dapat mengatasi konflik kerja dalam perusahaan dengan baik, meskipun konflik kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap