PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PENGURUS ORGANISASI KEMAHASISWAAN
(STUDI PADA HIMPUNAN MAHASISWA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG)
Oleh
Arga Satria D, 1). Dra. Lily Hendrasti Novadjaja, MM.2),
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan yang terdiri dari gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional secara parsial maupun simultan, serta untuk mengetahui variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja pengurus organisasi kemahasiswaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory (penjelasan) atau dikenal sebagai pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dengan variabel bebas Gaya Kepemimpinan Transformasional (X1) dan Gaya Kepemimpinan Transaksional (X2) terhadap variabel terikat Kinerja Pengurus (Y) dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas, untuk pengujian hipotesis menggunakan uji F, uji t, dan uji dominan.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja pengurus, (2) secara parsial, gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pengurus, (3) Gaya kepemimpinan transformasonal memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pengurus organisasi kemahasiswaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketua himpunan sudah cukup baik dalam menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dan gaya transaksional.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan Transformasional, Gaya Kepemimpinan Transaksional, Kinerja Pengurus
PENDAHULUAN
Kegiatan perkuliahan mahasiswa di kampus tidak lepas dengan kegiatan para mahasiswa mengikuti berbagai macam organisasi kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah
perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan perguruan tinggi (Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155 tahun 1998). Salah satu faktor penting dalam kehidupan organisasi adalah terletak
pada aspek pemimpin dan kepemimpinan. Seorang pemimpin memegang peran dalam mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kepemimpinan dalam sebuah organisasi menunjukkan hubungan antara pemimpin dengan bawahan, serta bagaimana pemimpin tersebut mampu mengarahkan bawahannya. Pada dasarnya peran pemimpin dalam suatu organisasi ialah mengupayakan segala cara agar para bawahan dapat melakukan pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang sehingga mampu mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Untuk itu organisasi memerlukan pemimpin yang mampu menjadi monitor penggerak perubahan (transformasi) organisasi dan pemimpin yang mampu menetapkan sasaran-sasaran khusus, memonitor perkembangan, dan mengidentifikasi rewards yang diterima bawahannya apabila sasaran dapat tercapai (transaksional). Jadi keberhasilan organisasi dapat ditentukan oleh keberhasilan pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya serta ditentukan oleh efektifitas kepemimpinannya.
Thoha (2003:1) menyatakan bahwa suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh sebuah kepemimpinan yang bisa bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan atau organisasi. Peran kepemimpinan sangat penting dalam sebuah organisasi, yaitu sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam mencapai misi,visi, dan tujuan suatu organisasi, Bass (Stone, et al., 2004), menyatakan bahwa kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi.
Salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling
komperhensif berkaitan dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan transformasional dan transaksional, Bernard Bass (Stone, et al., 2004). Gagasan awal mengenai gaya kepemipinan tranformasional dan transaksional ini dikembangkan oleh James Mac Gregor Burn yang menerapkannya dalam konteks politik. Burn (dalam Puspitasari, 2015) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional dapat dipilih secara tegas dan keduanya merupakan gaya kepemimpinan yang saling bertentangan. Kepemimpinan transformasional dan transaksional sangat penting dan dibutuhkan setiap organisasi. Selanjutnya Burn (dalam Puspitasari, 2015) mengembangkan konsep kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan berlandaskan pada pendapat Maslow mengenai hirarki kebutuhan manusia. Menurut Burn (dalam Puspitasari, 2015) keterikatan tersebut dapat dipahami dengan gagasan bahwa kebutuhan karyawan yang lebih rendah seperti kebutuhan fisiologis dan rasa aman hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya kepemimpinan transaksional. Sebaliknya Keller (dalam Puspitasari, 2015), mengemukakan bahwa kebutuhan yang lebih tinggi, seperti harga diri, dan kualitas diri hanya dapat dipenuhi melalui praktik gaya kepemimpinan transformasional.
Himpunan Mahasiswa, merupakan organisasi kemahasiswaan yang berada di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Himpunan Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan program-program kerja yang telah ditentukan dan mereka juga memiliki tugas untuk melaksanakan pemberdayaan para anggota yang bergabung ke dalam himpunan, sehingga himpunan harus memiliki pengurus-pengurus dengan kinerja yang tinggi agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas
mereka dengan baik. Akan tetapi, ketua himpunan kurang memperhatikan para bawahannya seperti kurang mampu untuk memberikan motivasi, kurangnya penjelasan yang rinci tentang sebuah tugas yang diberikan kepada para pengurus, kurang mengawasi para pengurus saat melaksanakan tugas yang diberikan dan kurangnya penerapan pemberian penghargaan terhadap para pengurus. Sehingga mengakibatkan semangat kerja para pengurus menjadi rendah, beberapa program kerja yang ditetapkan tidak terlaksana, dan membuat para pengurus susah untuk memunculkan ide-ide yang baru. Ketua Himpunan dianggap belum mampu untuk melaksanakan suatu perencanaan sumber daya manusia dengan baik
TINJAUAN PUSTAKA
Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional
Gaya Kepemimpinan
Transformasional menurut Bernard Bass (Stone et al., 2004) gaya kepemimpinan transformasional adalah mengubah nilai-nilai pribadi pengikut untuk mendukung visi dan tujuan organisasi dengan mengembangkan suatu lingkungan di mana hubungan dapat dibentuk dan dengan membangun iklim kepercayaan yang visi dapat dibagi, sedangkan gaya Kepemimpinan Transaksional menurut Smith (2004) kepemimpinan transaksional adalah sebuah proses pertukaran sosial terhadap bawahan dan pemimpin yang melibatkan sejumlah transaksi yang didasarkan pada penghargaan.
Avolio et al. (Stone et al., 2004) membagi karakteristik gaya kepemimpinan transformasional menjadi empat macam yaitu: Idealized influence, Inspirational
motivation, Intellectual stimulation, dan Individualized consideration, sedangkan
Pounder (2002) membagi karakteristik
gaya kepemimpinan transaksional menjadi tiga macam yaitu: penghargaan,
Management by exception aktif, dan Management by exception pasif.
Kinerja
Kinerja Menurut Mangkunegara (2002:22) adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan Model Hipotesis Keterangan Simultan parsial Dominan Hipotesis
Hipotesis yang ditunjukkan dalam penelitian yaitu sebagai berikut:
H1 : Gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pengurus.
H2 : Gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pengurus
H3 : Gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya
Gaya Kepemipinan Transformasional (X1) Gaya Kepemimpinan Transaksional (X2) Kinerja Pengurus (Y)
kepemimpinan yang dominan dalam memengaruhi kinerja.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory research, karena ingin mengetahui pengaruh kausal (sebab – akibat) antara variabel Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan. Adapun populasi dari penelitian ini adalah semua pengurus Himpunan Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang berjumlah 40 orang. Pembangilan sampe menggunakan teknik sampling jenuh yaitu mengambil keseluruhan populasi menjadi sampel penelitian. Dalam penelitian ilmiah ini terdapat beberapa metode pengumpulan data beserta masing – masing perangkat dalam pengumpulan data. Metode pengumpulan yang digunakan adalah 1) kuisioner, 2) observasi, dan 3) studi pustaka. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Uji regresi dimaksudkan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel– variabel X dan melihat perbedaan besar kecil pengaruh variabel – variabel tersebut terhadap variabel Y (Bungin, 2008:221).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pada bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional Terhadap Kinerja Pengurus. Hasil penelitian ini diolah menggunakan program SPSS.dengan analisis regresi berganda secara simultan dan parsial.
Tabel 1
Analisis Regresi Linear Berganda
Model Standardized Coefficients Keterangan Beta Gaya Kepemimpinan Transformasional 0,412 Signifikan Gaya Kepemimpinan Transaksional 0,392 Signifikan
Sumber: data primer diolah, 2015
Berdasarkan hasil analisis regresi pada Tabel 4.11, maka model persamaan regresi yang di dapat adalah:
Y= 0,412X1 + 0,392X2 Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Setiap peningkatan X1 (Gaya kepemimpinan Transformasional), maka diikuti dengan peningkatan kinerja pengurus.
2. Setiap peningkatan X2 (Gaya Kepemimpinan Transaksional), maka diikuti dengan peningkatan kinerja pengurus.
Berdasarkan interpretasi di atas menunjukkan model regresi yang didapatkan mampu menjelaskan pengaruh antara variabel independen yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional terhadap variabel dependen yaitu kinerja pengurus dengan nilai koefisien determinasi sebesar 48,1% sedangkan sisanya 51.9% variabel kinerja akan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 2
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted
R Square Estimasi Std. Error 1 ,713a ,508 ,481 1,221
Hasil Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis Pertama
Tabel 3 Hasil Uji F
Model df F Sig. Keterangan
Regresi 2 19.081 .000b Signifikan
Residual 37
Total 39
Sumber: data primer diolah, 2015
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai Sig. < α =0,05, maka hasil analisis signifikan, sedangkan Fhitung
diperoleh 19.081. dari hasil penghitungan diatas dapat diketahui bahwa Fhitung >
Ftabel, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh simultan antara variabel Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pengurus. Uji Hipotesis Kedua
Tabel 4 Hasil Uji t
Model t Sig. Ket
(Constant) 0,968 0,339 Gaya Kepemimpinan transformasional 2.932 0,006 Signifikan Gaya Kepemimpinan Transaksional 2,787 0,008 Signifikan
Sumber: data primer diolah, 2015
Hasil uji t menunjukkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pengurus
Uji Hipotesis Ketiga Tabel 5 Hasil Uji Dominan
Variabel X Beta Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Transformasional 0,412 Signifikan Gaya Kepemimpinan Transaksional 0,392 Signifikan
Sumber: Data primer diolah, 2015
Berdasarkan hasil dari Tabel 5, pada penelitian ini variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pengurus organisasi kemahasiswaan adalah gaya kepemimpinan transformasional (X1) KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan interpretasi pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja pengurus organisasi kemahasiswaan.
2. Gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pengurus organisasi kemahasiswaan.
3. Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh dominan terhadap kinerja pengurus organisasi kemahasiswaan.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, gaya kepemimpinan transformasional yang memengaruhi secara dominan terhadap kinerja pengurus. Oleh karena itu, ketua himpunan harus memiliki gaya kepemimpinan transformasional yang lebih baik lagi yaitu dengan cara selalu memegang teguh komitmen bersama, memiliki visi dan misi yang jelas, mendelegasikan wewenang kepada para pengurus untuk melakukan tugas, selalu
memberi inpirasi, menjadi contoh yang baik, mengomunikasikan visi dan misi secara jelas, mendorong upaya pengembangan diri para pengurus, koordinasi dengan para pengurus untuk memastikan keberhasilan suatu program kerja, menghargai ide-ide yang diberikan oleh para pengurus, selalu memberi arahan kepada pengurus, dan menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan para pengurus. 2. Poin item “ketua himpunan
beranggapan keberhasilan organisasi, merupakan hasil kerja keras bersama” dan “ketua himpunan dalam menangani masalah sesuai prosedur dan aturan” merupakan poin item yang memiliki mean tertinggi pada masing-masing variabel, diharapkan ketua himpunan dapat mempertahankan serta meningkatkan poin item tersebut dengan cara ketua himpunan selalu menanamkan pola pikir kepada para pengurus bahwa keberhasilan organisasi merupkan keberhasilan bersama dan ketua himpunan harus selalu menangani masalah sesuai dengan prosedur dan aturan yang telah ditetapkan.
3. Diharapkan ketua himpunan untuk terus meningkatkan kemampuan untuk memberikan motivasinya kepada para pengurus, sebab kemampuan memotivasi yang dimiliki oleh ketua himpunan dirasakan masih terlalu rendah berdasarkan jawaban para responden.
4. Untuk meningkatkan kinerja para pengurus, ketua himpunan dapat memberikan penghargaan seperti pujian atau menetapkan pengurus
terbaik berdasarkan kinerja mereka dalam himpunan.
5. Untuk menghindari tidak terlaksananya sebuah program kerja, ketua himpunan dapat menghadiri rapat-rapat pembahasan pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan oleh pengurus atau ketua himpunan dapat meminta laporan perkembangan pelaksanaan program kerja agar mengetahui perkembangan program kerja yang diserahkan kepada pengurus. 6. Bagi peneliti akan datang dapat
menambahkan variabel pelatihan dan pengembangan, penempatan, serta variabel lain yang mungkin memengaruhi kinerja pengurus. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mencari ruang lingkup populasi yang lebih luas lagi, sampel yang digunakan juga disarankan untuk lebih banyak dari penelitian saat ini, menambahkan karakteristik berdasarkan pengalaman berorganisasi dan umur pada kuesioner serta menambahkan beberapa item-item pada variabel penelitian agar penelitian tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik dibandingkan penelitian saat ini.
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Prenada Media
Group
Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Di Perguruan Tinggi
Mangkunegara, Anwar Prabu . 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Rosdakarya.
Pounder, James D. 2002. Transformational
and Transactional leadership Enabling (disabling) Knowledge Acquisition Acquisition of Self-Managed Teams: The Consequences for Performance, Leadership & Organization Development Journal 23(4): 186-197. MCB University
Press Limited.
Puspitasari, Octaviani Eka. 2015 “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Inspirasi Prima Nusantara.” Skripsi. Universitas Brawijaya Malang
Smith, Brien N., Ray V. Montagno and Tatiana N. Kuzmenko. 2004.
Transformational and Servant Leadership: Content and Contextual Comparisons. Journal of Leadership
and Organizational Studies 10(4) Baker College.
Stone, Gregory A., Robert F. Russell and Kathleen Patterson. 2004.
Transformational Versus Servant Leadership: A Difference in Leader Focus. The Leadership & Organization Development Journal 25 (4): 349-361. Emerald Group
Publishing Limited.
Thoha, Miftah MP. A. 2003.
Kepemimpinan Dalam Manajemen.
Edisi Kesembilan. Jakarta: Raja Grafindo