commit to user
ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA
PELAJAR (PPLP) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh:
MOHAMAD ALI MASHAR A 121108022
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA
PELAJAR (PPLP) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Oleh:
MOHAMAD ALI MASHAR A 121108022
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan Tesis Magister Ilmu Keolahragaan
Komisi Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing
Pembimbing I Prof. Dr. H.M.Furqon H,M.Pd ... ... 2013 NIP 196007271987021001
Pembimbing II Dr.Agus Kristiyanto,M.Pd ... ... 2013 NIP 194801181976031002
Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal...2013
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana UNS
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA
PELAJAR (PPLP) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012
Disusun Oleh MOHAMAD ALI MASHAR
A 121108022
Telah disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua
Sekretaris
Anggota Penguji
Dr.Sapta Kunta Purnama,M.Pd
Prof. Dr.Kiyatno,dr.,PFK.,M.Or.,
M.Pd
1. Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd
2. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
---- ---Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Direktur Program Pascasarjana
Dr. Agus Kristiyanto., M.Pd NIP 19651128199003100
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS NIP 196107171986011001
----
---commit to user
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Nama : Mohamad Ali Mashar
NIM : A 121108022
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “ANALISIS
PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN
PELAJAR ( PPLP ) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012” adalah
betul-betul karya saya sendiri. Hal -hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut
diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Februari 2013
commit to user
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan). Kerjakanlah dengan sungguh -sungguh (urusan)
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Tesis ini penulis persembahkan k epada:
Istri tercinta. Terima kasih atas limpahan kasih sayang, doa, dan
dukungannya.
Anak-anakku tercinta. Terima kasih telah menjadi pendorong semangat
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat -Nya
sehingga penulisan tesis yang berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN
MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN PELAJAR ( PPLP )
PENCAK SILAT PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012” dapat
diselesaikan dengan lancar oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak
dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pih ak yang telah membantu,
terutama kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di
universitas tercinta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS ,selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk dapat mengikuti Program Pascasarjana Jurusan Ilmu
Keolahragaan.
3. Dr.Agus Kristyanto,M.Pd , selaku Ketua Program studi Magister Ilmu
Keolahragaan yang telah memberikan ijin,dan masukan yang berharga selama
penulis mengerjakan tesis dan selama mengikuti Program Pascas arjana
commit to user
viii
4. Prof.Dr. H.M.Furqon H,M.Pd , selaku pembimbing I yang telah memberi
arahan, saran-saran, bimbingan secara seksama, teliti dan penuh kesabaran
pada peneliti.
5. Dr. Agus Kristiyanto,M.Pd , selaku pembimbing II yang telah memberi
bimbingan dan masukan berharga hingga selesainya penulisan tesis ini.
6. Segenap dosen dan pengelola program Studi Magiste r Ilmu Keolahragaan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan pelayanan administrasi demi suksenya penyelesaian studi.
7. Kepala PPLP Pencak Silat Jawa Tengah yang telah memberi ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang ditelitinya.
8. Segenap pelatih, pengelola, dan siswa atlit PPLP Pencak Silat yang telah
memberikan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini dengan baik dan lancar.
9. Semua pihak yang tidak da pat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan tesis ini.
Surakarta, Februari 2013
Penulis
commit to user
DAFTAR ISI Hal.
JUDUL ... ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ………... iii
KATA PENGANTAR ………. iv
PERSEMBAHAN ……… ……… v
PERYATAAN……….. vi
DAFTAR ISI... ... vii
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR LAMPIRAN………. ix
DAFTAR GAMBAR……… ……… x
ABSTRAK……… xi
ABSRACT………. x
I. PENDAHULUAN... ... 1
A. Latar Belakang... ... . 1
B. Identifikasi Masalah... . 10
C. Pembatasan Masalah... ... 12
D. Perumusan Masalah... ... 12
E. Tujuan Penelitian ……… … 12
F. Kegunaan Penelitian... ... 13
II. KAJIAN TEORI... ... 14
A. Deskripsi Teoritik... .. 14
1. Manajemen………. 14
2. Manajemen Pendidikan dan Latihan………. 28
3. Manajemen Perekrutan……….. 30
4. Program Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga (PPLP). 37 5. Manajemen Sarana dan Prasarana……….. 39
6. Manajemen Keuangan……… 43
B. Penelitian Relevan... ... 49
commit to user
x
A. Tempat dan waktu Penelitian... 51
B. Metode Penelitian... 51
C. Unit Analisis………... 53
D. Instrumen Penelitian……... 53
E. Teknik Pengumpulan Data... .. 56
F. Teknik Analisis Data... ... 57
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... ... 59
A. Temuan Penelitian... ... 59
B. Pembahasan………... 123
V. KESIMPULAN DAN SARAN... ... 139
A. Kesimpulan... ... 139
C. Saran... ... 140
DAFTAR PUSTAKA... ... 145
commit to user
DAFTAR TABEL [image:11.578.125.429.190.463.2]Hal.
Tabel 3.1 Kisi-kisi yang dipertanyakan dalam Pelaksanaan
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal. Lampiran 1 Pedoman wawancara……... 147
Lampiran 2 Hasil wawancara……… … 156
Lampiran 3 Struktur Organisasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah…… 157
Lampiran 4 SK Penetapan Atlet, Pelatih dan Pengurus PPLP ... 158
Lampiran 5 Program Latihan PPLP Pencak silat Jawa tengah…….. 159
Lampiran 6 Biodata atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah………. 160
Lampiran 7 Dokumentasi………... 161
commit to user
Mohamad Ali Mashar. A 121108022. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pusat Pembinaan Dan Latihan Pelajar ( PPLP ) Pencak silat Jawa Tengah Tahun 2012. Tesis . Pembimbing I : Prof.Dr.H. M. Furqon H.,M.Pd . Pembimbing II : Dr. Agus Kristyanto,M.Pd. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui Proses Tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat pembinaan dan latihan ( PPLP) pencak silat Jawa Tengah. (2) Perencanaan program di pusat pembinaan dan pelatihan olahraga pencak silat di PPLP Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang diharapkan Kemenpora. (3) Mengetahui sarana dan prasaran yang dibutuhkan tel ah sesuai dengan kebutuhan atlet pelajar (4) mengetahui pelaksanaan manajemen keuangan di PPLP Pencak silat Jawa Te ngah.
Penelitian dilaksanakan di Pusat Pembinaan dan Latihan olahraga Pelajar (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif. Unit anlisisnya adalah Organisasi pengembangan pembinaan dan latihan olahraga Pelajar (PPLP).Tehnik pengambilan data melalui studi dokumentasi dan wawancara,dengan instrument penelitian sendiri disediakan dengan bimbingan wawancara,dan tape recorder untuk merekam hasil wawancara dan kamera untuk pengambilan gambar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pelaksanaan manajemen Pusat pembinaan dan latihan olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa tengah pada umumnya sudah baik.
( a ) Proses perekrutan atlet sudah dilaksanakan dengan baik.
( b ) Perencanaan Program di Pusat Pembinaan dan Latihan olahraga Pelajar ( PPLP) sudah perjalan dengan baik.
( c ) Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana telah dilaksanakan dengan baik, namun kelemahannya media pendukung fasilitas atlet PPLP belum lengkap sepenuhnya.
( d ) Pelaksanaan manajemen keuangan telah dilaksanakan dengan baik.
mengingat alokasi dana dari APBN dan ABPD yang terbatas, sehingga
pengelolaan hanya memaksimalkan dana yang ada.
commit to user
xiv ABSTRACT
Mohamad Ali Mashar, A121108022, 2013. The Analysis of Management Conduction of Contruction and Student’s Training Center (CCST) Pencak silat Centra Java in 2012 ,Thesis. First Counselor: Prof. Dr.H.M.Furqon H, M.Pd. Second Counselor: Drs.Agus Kristiyanto,M.Pd. Sports Science Study Program, Post-graduate Program, Surakarta Sebelas Maret University
This research aim to for : (1) to description of execution of step process performed within athlete recruitment in construction center and athletic practice of student (PPLP) Pencak silat Jawa tengah, (2) to description planning of program in construction center and athletic practice of student (PPLP) Pencak silat jawa tengah is matching with the one which expected by Kemenegpora,(3) to description execution of facilities and basic facilities management in center construction of athletic practice of student (PPLP) Pencak silat jawa tengah matching with its requirement of him, (4) to description execution of monetary management.
This research is executed in on duty Young man and Athletics at Unit Organizer of Construction to Center Construction and Athletic Practice of Student (PPLP) Pencak silat jawa tengah. This Research use descript ive method. Its analysis unit is chief Organizer of Development of Center Construction and Athletic Practice of Student (PPLP). Technique intake of data through documentation study and interview, with research instrument alone provided with guidance of interview, and tape of recorder to record result of and interview of camera digital to take picture.
The results of research indicate that execution of management Center Construction and Athletic Practice of Student (PPLP) Pencak silat jawa tengah in general uncommitted better.
(a) Process recruitment is fully executed better.
(b) Planning of program in Center Construction and Athletic Practice of Student of Pencak silat jawa tengah less walk better.
(c) Management facilities have been executed better, but its weakness, medium of facilities supporter of achievement of athlete PPLP not yet complete fully. (d) The monetary of management its planning have been executed better, but
considering fund allocation of APBN and of APBD limited, so that organizer only maximizing existing fund.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini prestasi olahraga Indonesia mengalami penurunan yang sangat
memprihatinkan. Misalkan saja di Sea Games 2005 di Philipina, Indonesia hanya
mampu menempati peringkat ke -5 (lima) dari 11 negara peserta A sia Tenggara.
Prestasi tersebut jauh dari prestasi sebelumnya. Padahal Indonesia selalu menempati 3
(tiga) besar bahkan sering menempati peringkat pertama di pesta olahraga 2 (dua)
tahunan tersebut yaitu pada tahun 1977, 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993,
dan 1997. Penyebab penurunan prestasi olahraga tersebut salah satunya adalah
pembinaan dan pengembangan prestasi yang tidak sistematis, berjenjang, dan
berkelanjutan.
Pembinaan prestasi olahraga seharusnya dilakukan secara sistematis,
berjenjang, dan berkelanjutan. Sebagaimana tercantum dalam Undang -undang nomor
3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 20 ayat 3 yang berbunyi
“Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara
terencana, berjenjang, dan ber kelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahu an dan
teknologi keolahragaan”.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 20 05,(Jakarta: Menegpora,
2005), h. 18
Proses pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga tersebut tentunya
berpotensi maka perlu adanya pembinaan dan pengembangan prestasi di usia
produktif yakni tingkat usia sekolah. Pembinaan olahraga di Indonesia seyogianya
harus selalu ada peningkatan seiring dengan penerapan berbagai pe rkembangan ilmu
dan pengetahuan di bidang olahraga. Pemanfaatan penemuan model -model latihan
dan berbagai pemanfaatan hasil penelitian selayaknya telah diterapkan oleh pembina
atau pelatih. Sejalan dengan itu pemerintah selalu berupaya maksimal untuk
melaksanakan pembinaan berkesinambungan dengan mempertimbangkan beberapa
sektor yang sangat vital.
Pembinaan olahraga di Indonesia menurut Harsuki dkk telah diarahkan dan
dilakukan dengan berbagai arah melalui: (1) s ekolah-sekolah atau pelajar (mulai dari
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi), (2) induk -induk cabang olahraga, (3)
organisasi dan perkumpulan olahraga, dan (4) organisasi di masyarakat Harsuki dkk
(Jakarta; Kantor Menpora, 1996), h. 30 . Arah tersebut berguna untuk
mengidentifikasi khalayak sasa ran sehingga memudahkan mobilisasi sumber daya
untuk pembinaan dalam jangka panjang. Berdasarkan arah tersebut di atas maka akan
diperoleh model pembinaan yang tepat diterapkan di Indonesia guna mencapai sistem
pembinaan olahraga nasional secara optimal.
Upaya pemerintah telah dilakukan dengan mendirikan model pembinaan di
kalangan pelajar yang disebut dengan Diklat pelajar di beberapa propinsi di Indonesia
dengan objek sasaran pelajar terutama siswa yang disebut dengan Pusat Pendidikan
commit to user
mendatang. Hal ini didasari pada kuantitas jumlah pelajar di Indonesia cukup besar
sehingga memiliki peluang yang sangat besar munculnya atlet -atlet yang potensial
apabila dibina secara berjenjang dan berkesinambungan.
Pembinaan olahraga melalui Diklat dikalangan pelajar merupakan suatu
strategi jitu untuk membangun kembali kejayaan masa lalu di bidang prestasi
olahraga. Pembinaan olahraga disekolah diawali melalui mata pelajaran Penjas,
kemudian kegiatan dilanjutkan dengan ekstrakurikuler, diharapkan muncul bibit -bibit
atlet yang kemudian diarahkan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
tersebut. Pembinaan ini juga mengarah pada jenjang yang lebih baik ke sekolah
khusus olahraga seperti SLTP/SMA Ragunan. Lembaga olahraga pelajar tersebut
merupakan wadah pembibitan olahraga yang ditujukan untuk merangsang minat
pelajar agar dapat meningkatkan dan mengembangk an keterampilan dibidang
olahraga.
Jenjang lebih lanjut untuk PPLP adalah Pusat Pendidikan dan Latihan
Mahasiswa (PPLM). PPLP merupakan suatu program pemerintah yang dikemas
dengan tujuan untuk mengembangkan prestasi olahraga jangka panjang. Berdirinya
PPLP diharapkan dapat sebagai wadah penjaringan untuk pembinaan atlet muda
berbakat yang kelak menjadi poros dan pusatnya mencari atlet berprestasi. Sejauh ini
ternyata diklat yang didirikan dengan visi dan misi yang baik dalam mengembangkan
tugas moral yang besar, ternyata masih memiliki kontribusi yang kecil terhadap
munculnya atlet berprestasi. Kondisi ini perlu diamati dan dicari faktor-faktor apa
Keberadaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olah raga Pelajar (PPLP) sejak
1984 merupakan wadah yang sangat potensial untuk membina olahragawan potensial
diusia sekolah. Penempatan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)
yang tersebar diseluruh wilayah n usantara tentunya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan proses pembinaan daerah sesuai dengan cabang olahraga prioritas
yang dikemas secara berjenjang dan berkelanjutan. Sebagai pusat berhimpun dan
berlatih olahragawan pelajar berbakat olahraga, maka Pusat Pembinaan dan Latihan
Olahraga Pelajar (PPLP) merupakan alternatif pembibitan olahragawan pelajar,
diawali pendirian dan perintisannya tahun 1984 dengan empat cabang olahraga yaitu
Atletik, Bulutangkis, Sepaktakraw dan Tinju yang tersebar pada 8 provinsi di
Indonesia dan kemudian pada tahun 1995 dikembangkan menjadi 16 provinsi dengan
penambahan 4 cabang olahraga yaitu Sepak bola, Dayung ,pencak silat dan Panahan.
Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) telah dirintis pada
tahun 1980 an, oleh Direktorat Keolahragaan Diklus epora Depdikbud di delapan
Provinsi dengan cabang olahraga yaitu sepakbola, bulutangkis, tinju, atletik, dan
sepaktakraw. Namun menurut data terakhir tahun 2009 PPLP telah tersebar di 33
Provinsi dengan jumlah 138 PPLP dan 43 PPLPD yang pendanaannya lewat APBD
di daerah penyelenggara. Secara keseluruhan atlet PPLP yang terdaftar hingga tahun
2009 mencapai jumlah 1449 orang dengan rincian 949 atlet putra dan 500 atlet putri
serta didampingi oleh 329 pelatih. Sedangkan cabang olahraga yang dibina di PPLP
commit to user
gulat, judo, karate, loncat indah, pencak silat, panahan, renang, sepakbola,
sepaktakraw, senam, tenis, tenis meja, tinju, taekwondo, wushu, golf, kempo.
Dalam perjalanan usian ya yang sudah relatif lama, PPLP telah berhasil
menyumbangkan sejumlah atlet junior Nasional dibeberapa cabang olahraga untuk
mewakili Indonesia di arena regional maupun internasional. Keberadaan PPLP telah
diakui sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan yang mempunyai nilai strategis
dalam pembinaan prestasi olahraga Indonesia. PPLP merupakan suatu bagian dari
sitem pembinaan prestasi olahraga yang integral melalui kombinasi pembinaan
prestasi dengan jalur pendidikan formal di sekolah. PPLP memiliki posisi yang sangat
strategis dalam meletakkan pondasi pembangunan prestasi olahraga di Indonesia
mengingat para siswa PPLP berada pada usia potensial dalam rangka pengembangan
bakat siswa di bidang olahraga. Dalam perjalanan usianya yang sudah relative lama,
PPLP telah berhasil menyumbangkan sejumlah atlet junior Nasional dibeberapa
cabang olahraga untuk mewakili Indonesia di arena regional maupun internasional.
Keberadaan PPLP telah diakui sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan yang
mempunyai nilai strategis dalam pembinaan prestasi olahraga Indonesia.
PPLP memiliki kedudukan penting dalam kerangka pembinaan prestasi secara
menyeluruh. Secara organisatoris proses pembinaan prestasi PPLP ada keterkaitan
antara Pendidikan Jasmani di sekolah dengan dengan pres tasi olahraga. Ditinjau dari
konsep teoritik keplayihan olahraga, usia siswa PPLP berada pada lantai ke dua (level
dua) dalam pyramida pembinaan olahraga. Di sisi lain pelaksanaan PPLP harus
Induk organisasi olahraga dan lain sebagainya. Untuk hal tersebut suatu koordinasi
yang baik sangat diperlukan, agar pelaksanaan program PPLP dapat lebih maksimal
sesuai dengan latar belakang dibentuknya PPLP tersebut.
Melihat keadaan di atas salah satu upaya pemerintah dalam mendongkrak atau
membangun tatanan pembinaan olahraga di Indonesia sebagai dasar untuk
pembinaan berjangka, dilakukanlah berbagai upaya. Diantaranya adalah dengan
mendirikan berbagai pusat -pusat pembinaan olahraga dika langan pelajar yang
merupakan cikal-bakal atlet berprestasi. Ini menunjukkan bahwa Pusat Pembinaan
dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) merupakan salah satu pilihan alternatif yang
cukup menjanjikan sebagai wadah untuk menampung olahragawan guna dilatih leb ih
efektif dalam peningkatan prestasinya. Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga
Pelajar (PPLP) ini juga sebagai wadah untuk menghimpun atlet dengan minat
olahraga yang tinggi dengan potensi bakat untuk dikembangkan memerlukan sebuah
proses. Keberadaan pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar menjadi sangat
penting dan strategis, hal ini mengingat selain peningkatan prestasi olahraga yang
memang didambakan oleh masyarakat dengan mengedepankan proses pemberdayaan.
Pemberdayaan dimaksudkan untuk memberikan otonomi yang lebih luas dalam
memecahkan masalah di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Hal
itu diperlukan suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen dengan prinsip
memberikan kewenangan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan sesuai
commit to user
Dalam melaksanakan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)
tidak terlepas dari pada manajemen. Manajemen merupakan komponen integral dan
tidak dapat dipisahkan dari proses pembinaan dan latihan secara keseluruhan karena
tanpa pengelolaan manajemen yang baik, akan terasa sangat sulit Pembinaan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) diwujudkan secara optimal.
Manajemen pada hakikatnya adala h bagaimana seorang pimpinan mampu
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin, sehingga ia dapat
mencapai tujuan organisasi. Suatu lembaga akan efisien apabila investasi yang
ditanamkan didalam lembaga tersebut sesuai atau memberikan profi t sebagaimana
yang diharapkan. Selanjutnya, suatu institusi akan efektif apabila pengelolaannya
menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dan benar sehingga berbagai kegiatan di
dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan .
Memang disadari bahwa turunnya selama ini prestasi olahraga Indonesia
memang tidak lepas dari aspek -espek seperti rendahnya perhatian pemerintah
terhadap dunia olahraga Indonesia, terbatasnya sarana dan prasarana yang ada dalam
melakukan latihan untuk be rprestasi. Pengelolaan manajemen keolahragaan yang
belum begitu baik mungkin dikarenakan belum ada ahli manajemen keolahragaan
yang mengurusinya atau masih ada sebagian orang yang mengelola keolahragaan ini
adalah untuk mementingkan diri sendiri, campur ta ngan politik demi kepuasannya
untuk mencapai sesuatu.
Bagaimana mungkin mendapatkan prestasi yang tinggi kalau masalah
sarana dan prasarana olahraga yang lengkap untuk berpr estasi. Walaupun atlet
memiliki kemampuan dan semangat yang tinggi, pelatih yang berpengalaman dan
sertifikasi tingkat Internasional, pengelolaan manajemen organisasi olahraga yang
belum baik, dan tanpa adanya dukungan dari pemerintah maka prestasi belum d apat
diraih.
Dalam penyelenggaraan program yang didalamnya merupakan suatu sistem
yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Satu dengan lainnya saling keterkatan, karena
pada hakekatnya seluruhnya saling mempengaruhi. Dalam satu PPLP memiliki
berbagai permasalahan, berbagai keunggulan dan kelemahan selalu terjadi, baik yang
telah ada ataupun di masa mendatang. Namun demikian, disamping beberapa
keunggula-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai PPLP, masih terdapat beberapa
celah yang harus dan dapat diperb aiki serta ditingkatkan. Masalah rekrutmen,
masalah proses latihan siswa adalah contoh issu yang masih perlu diperhatikan.
Permasalahan manajamen, sarana prasarana serta administrasi latihan juga perlu
mendapat perhatian yang lebih khusus . Kesemua permasa lahan tersebut bukanlah
permasalahan yang sederhana, melainkan permasalahan yang bersifat komplek dan
harus diketahui secara nyata sehingga akar permasalahan dapat diperoleh, sehingga
pemecahan masalahanya dapat dilakukan secara tepat.
Disamping beberapa keunggulan-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai
PPLP, masih terdapat beberapa kelemahan yang harus dan dapat diperbaiki serta
commit to user
tujuan program PPLP. Permasalahan -permasalahan tersebut hanya dapat diperoleh
melalui penelitian yang mencakup pelaksanaan manajem en yang di lakukan.
penelitian ini berguna untuk menemukan berbagai permasalahan -permasalahan dan
selanjutnya dicarikan jalan keluarnya. penelitian ini penting dilakukan untuk melihat
tingkat keberhasilan dan ketercapaian serta kendala yang selanjutnya berguna untuk
mencari solusi yang tepat guna.
Tetapi karena terdapat berbagai keterbatasan maka tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan di seluruh Indonesia, maka penelitia n ini dilakukan di provinsi
Jawa Tengah. Adapun penelitian dilakukan dengan mengkaji dan mengetahui
gambaran tentang pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga
Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah melalui pendekatan evaluatif . Terdapat
beberapa alasan tentang pemilihan lokasi diantaranya;
Pertama; Provinsi Jawa Tengah dikarenakan bahwa prestasi PPLP Pencak Silat Jawa
tengah sebagai barometer pencak silat Indonesia , dimungkinkan adanya peruba han
manajemen yang men uju pada sukses prestasi. Kondisi ini tentunya harus
dipersiapkan jauh-jauh hari, karena pencapaian prestasi me lalui proses yang panjang
dan sistem penyelenggaraan yang baik.
Kedua; Tingginya kepedulian pemeri ntah daerah dalam membina cabang olahraga
terbukti pemerintah daerah membiayai 12 cabang olahraga melalui APBD. Termasuk
cabang pencak silat yang dibiayai oleh dana APBN, sehingga hal ini merupakan
Ketiga; Terdapat kenaikan peri ngkat yang sangat sigfnikan pada POPNAS IX ke
POPNAS X, sehingga menjadi sorotan publi k termasuk Menteri Pemuda dan
Olahraga. Adapun perubahan peringkat terseb ut pada POPNAS IX provinsi Jawa
tengah, khususnya cabang pencak silat . .
Ketiga alasan tersebutlah yang menjadi pemicu ketertarikan peneliti untuk
meneliti pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar
(PPLP) pencak silat Jawa Tengah .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat didefenisikan berbag ai
masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola rekruitmen pelajar Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar
(PPLP) pencak silat Jawa Tengah ?
2. Pihak mana saja yang terlibat dalam rekruitmen pelajar Pembinaan dan Latihan
Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah?
3. Bentuk tes apa saja yang dilakukan untuk menyeleksi pelajar Pembinaan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah?
4. Komponen apa saja yang mendukung keberhasilan dalam suatu pertandingan
atau perlombaan?
commit to user
6. Bagaimanakah perencanaan program pada pusat Pusat Pembinaan dan Latihan
Olahraga Pelajar (PPLP) Penca silat Jawa Tengah ?
7. Apakah para pelatih memiliki kemampuan untuk menyusun program latihan di
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ?
8. Kompetensi apa saja yang harus dipenuhi pelatih atlet Pembinaan dan Latihan
Olahraga Pelajar (PPLP) ?
9. Bagimanakah peran guru dalam pencapaian prestasi belajar siswa Pembinaan
dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ?
10. Bagaimana peran pelatih dalam pencapaian prestasi siswa Pembinaan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ?
11. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai oleh sis wa Pembinaan dan Latihan
Olahraga Pelajar (PPLP) ?
12. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai ol eh siswa Pembinaan dan Latihan
Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah?
13. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai oleh siswa siswa dari Pusat
Pendidikan dan Latihan olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah
dengan sentra-sentra dan sekolah khusus olahragawan lainnya ?
14. Hambatan dan kendala apa saja yang ada dalam pencapaian prestasi olahraga
dan akademik siswa Pendidikan dan Latihan olahraga Pelajar ( PPLP) pencak
silat Jawa Tengah?
15. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen keuangan di Pusat Pembinaan dan
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah dan indentifikasi masalah penelitian yang telah
diuraikan di atas, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji dan
diungkapkan yang disesuaikan dengan pokok -pokok permasalahan dan tujuan
penelitian yang digariskan. Adapun permasalahannya dibatasi pada 1) Pada
pelaksanaan perekrutan atlet pelaj ar di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar
(PPLP) pencak silat Jawa Tengah 2) Pada pelaksanaan perencanaan program di Pusat
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah 3)
Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan Atlet
pelajar. 4) Pada pelaksanaan manajemen keuangan .
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya
adalah:
1. Bagaimanakah proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di Pusat
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah?
2. Apakah perencanaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga
Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang
diharapkan Kemenegpora?
3. Apakah sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah sesuai dengan kebutuhan
commit to user
4. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen keuangan di Pusat Pembinaan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah ?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
pelaksanaan manajemen pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak
silat Jawa Tengah. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan proses tahapan yang dilakukan dalam
perekrutan atlet di dipusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP)
Pencak silat Jawa Tengah.
2. Mendeskripsikan perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan
olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sesuai dengan yang
diharapkan Kemenpora.
3. Mendeskripsikan pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di pusat
pembinaan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah yang
sesuai dengan kebutuhan atletnya.
4. Mendeskripsikan pelaksanaan manajemen keuangan.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini dihara pkan dapat membedakan berbagai manfaat kepada
berbagai pihak baik secara teoritis maupun secara empiris.
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kasanah dan wacana ilmiah dalam
pengembangan PPLP pencak silat Jawa Tengah .
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: (1) Bagi Menegpora penelitian ini
dapat dijadikan sumber evaluasi pelaksanaan PPLP pencak silat Jawa Tengah (2)
Bagi KONI Pusat Penelitian ini nantinya berguna untuk mendapatkan data
pelaksanaan manajemen pela tihan olahraga prestasi serta profil prestasi siswa
Ragunan; (3) Bagi Induk organisasi Olahraga atau Pengurus Besar (PB) cabang
olahraga dapat mengadakan pembinaan lebih lanjut atlet yang berprestasi mulai dari
commit to user
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A.Deskripsi Teoritik
1. Manajemen
Manajemen merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan hasil melalui
orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbin bahwa manajemen adalah sebagai
proses mendapatkan hasil secara efisien dan me lalui orang lain Stephen P.
Robbin,(New Jersey: Prentice -Hall International,Inc.,1988),h.6.Kemudian Foillet
dalam Handoko mengungkapkan bahwa manajemen adalah seni untuk
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain T. Hani Handoko, (Yogyakarta: FE
UGM, 2001).
Hal ini menunjukkan bahwa para pengurus organisasi mencapai tujuan -tujuan
organisasi melalui pengaturan orang -orang lain untuk melaksanakan berbagai
pekerjaan yang diperlikan, atau dengan kata lain dengan tidak melakukan
pekerjaannya sendirian.
Hasibuan mengungkapkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber -sumber daya lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tententu Malayu, S.P. Hasibuan, Hasibuan,
Malayu S.P., Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 9.
Sedangkan Farrel dkk merumuskan pengertian menajemen sebagai suatu set aktivitas
yang dirancang untuk mencapat suatu tujuan organisasi dengan penggunaan
Robert D. Gatewood, Robert R. Taylor, dan O.C. Farrel, Management:
comprehension, analysis and aplication , ( Boston USA: Richard D. Irwin, Inc.,
1995), h 4.
Manajemen berhubungan erat dengan organisasi, dimana menajemen
berlangsung didalam organ isasi. Sebagai suatu proses sosial, manejemen melatakkan
fungsinya pada interaksi antar person, baik yang berada didalam maupun diatas
posisi opersional seorang dalam organisasi. Hal ini menggambarkan bahwa
manajemen menpunyai unsur -unsur kerjasama dan men garah pada sasaran yang
ingin dicapai dan hanya diterapkan pada kelompok orang yang mempunyai tujuan
yang jelas. Untuk menghasilkan tujuan tersebut didukung oleh manajemen sebagi
fungsi. Fungsi manajemen menurut Fayol dalam Hess dan Siciliano, mengemukakan
bahwa fungsi manajemen adalah perencanaan pekerja an yang akan dilaksanakan,
pengorganisasian pekerjaan dan tempat kerja yang memastikan bahwa peker jaan
dilaksanakan secara produkt if, memerintah atau memimpin dan mengarahk an para
pekerja, mengkoordinasik an usaha semua orang yang melakukan pekerjaan itu,
mengendalikan atau memonitoring untuk memastikan kin erja konsisten dengan
rencana.
Manajemen pada dasarnya merupakan suatu pemahaman tentang penerapan
aturan dalan suatu organisasi dengan mengacu pada tujua n dari suatu organisasi
tersebut. Manajemen menurut Wahjosumirdjo adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota -anggota serta
commit to user
dan Permasalahannya (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2003), h. 93. Sedangkan
Gibson dkk menyatakan bahwa manajemen merupakan kemampuan pimpinan
(manajer) dalam mendayagunakan orang lain melalui kegiatan menciptakan dan
mengembangkan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien James L. Gibson, James H, Donnelly JR., and John M. Ivancevich,
Manajemen (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997), h. 4 . Hal ini menunjukkan b ahwa
pemberdayaan segala sumberdaya merupakan konsep dasar dalam pengembangan
manajemen. Sumberdaya yang ada disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan dan
karanteristik sumberdaya yang ada. Tujuan seyogianya telah ditetapkan sebagai dasar
acuan dalam menjalankan roda organisasi.Robbin menyatakan bahwa manajemen
adalah sebagai proses mendapatkan hasil secara efisien dan melalui orang lain
Stephen P. Robbin, Management: Concep and Application (New Jersey:
Prentice-Hall International, Inc., 1988), h. 6. Selanjutnya Stoner dalam Handoko
mengungkapkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha -usaha pada anggota organisasi dan penggunaan
sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta:BPFE, 1992), h. 8.
. Lebih lanjut Fatah menyatakan bahwa manajemen diartikan sebagai proses
merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi
dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung : PT Remaja
Kemudian Hasibuan mengungkapkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber daya lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tententu Malayu S.P
Hasibuan, h.9.Hal ini menujukkan bahwa menajemen membutuhkan suatu kerjasama
anta bagian, bahu membahu dalam menjalankan perputaran suatu organisasi,
sehingga diharapkan kegiatan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Oleh
sebab itu manajemen merupakan suatu alat pelaksana utama dalam administrasi.
Dari berberapa defenisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
manajemen adalah suatu aktiv itas dengan memberdayakan sumberdaya yang ada
dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tercapai secara efektif
dan efisien. Pemanfaatan fungsi dan tugas dari sumber daya yang ada sesuai dengan
keberadaannya dalam organisasi akan mendukung s uatu organisasi berjalan sehat,
dan pada gilirannya tercapai tujuan yang telah ditetapkan terdahulu. Sehingga peran
seorang pemimpin menjadi penting dalam mengoptimalkan seluruh aspek
sumberdaya dengan mengacu pada prinsip -prinsip manajemen.
Jika diuraikan lebih rinci bahwa manajemen pada hakekatnya bagaimana
seorang pemimpin mampu memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya seoptimal
mungkin, sehingga ia dapat mencapai tujuan organisasi. Kemampuan mengelola
sumber daya inilah yang menjadi tugas dari seorang manajer. Sedangkan fungsi
-fungsi manajemen menurut Hasibuan, dibagi menjadi; 1) perencanaan , 2)
pengorganisasian, 3) menggerakkan, 4) pengawasan , h.3.
commit to user
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan
oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke -20
menyebutkan lima fungsi manajemen tersebut, yaitu: merancang, men gorganisir,
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Manajemen. Wikipedia
Indonesia.Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia . 2007. h 3.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen)
Namun saat ini, kelima fungsi terse but yang hanya digunakan menjadi empat fu ngsi,
yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Penjabaran
dari ke empat fungsi manajemen tersebut, fungsi yang pertama adalah perencanaan.
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan su mber yang
dimiliki.
Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing. Pengorganisasian
dilakukan dengan tujuan antara lain yaitu membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan yang lebih kecil, manajer akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan
dan menentukan orang yang dibut uhkan untuk melaksanakan tugas seperti, apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas -tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas t ersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
Sedangkan yang ke tiga yaitu: pengarahan atau directing adalah suatu
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggo ta kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha -usaha organisasi.
dan evaluasi yang performa pada suatu perusahaan untuk memastikan bahwa
jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Luther Gullick, dalam karyanya Papers on the Science of Administration mengatakan
bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah; (a) planning (perencanaan), (b)
Organizing (pengorganisasian), (c) staffing (pengadaan tenaga kerja), (d) directing
(pemberian bimbingan), (e) coordinating (pengkoordinasian), (f) reporting
(pelaporan), dan (g) budgeting (penganggaran). Rangkaian fungsi -fungsi ini lebih
terkenal dengan akronimnya . James, Rankin, Christopher Ingersoll. Athletic
Training Management. Concept and Applications . (Mosby, 1995). h. 2
Menurut Koontz dan O’Donnel mengklasifikasikan fungsi-fungsi manajemen
didalam bukunya Principles of Management. Yaitu: (a) planning (perencanaan), (b)
organizing ( pengorganisasian), (c) staffing (pengadaan tenaga kerja), (d) directing
(pemberian bimbingan), dan (e) controlling (pengawasan). Sedangkan yang di
ungkapkan oleh George Terry mengklasifikasikan fungsi -fungsi manajemen sebagai;
(a) planning (perencanaan), (b) organizing (pengorganisasian), (c) actuating
(penggerakan), dan (d) controlling (pengawasan Harsuki. Perkembangan Olahraga
Terkini Kajian para Pakar, Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2003. h. 71 ).
Sehingga dapat disimpulkan fungsi -fungsi manajemen menurut pendapat para
ahli di atas adalah merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan pengawasan dan evaluasi yang performa sesuai deng an yang telah
direncanakan sebelumnya.
commit to user
Perencanaan merupakan tahap permulaan yang mutlak diperlukan karena banyak
sekali tujuan dalam organisasi yang tidak tercapai akibat perencanaan yang
kurang baik. Akan tetapi perencanaan itu tidak saja dilakukan pada
permulaan kerja melainkan perlu terus menerus dilakukan selama proses
berlangsung. Oleh karena itu perencanaan dapat didefinisikan sebagai
“Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal
-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan” Sondang, Siagian. Filsafat
Administrasi, (Jakarta : CV Haji Masagung. 1990). h 108.
Di dalam sebuah perencanaan diperlukan syarat -syarat yang diungkapkan oleh
Luther M. Gullick sebagai berikut ; (1) Tujuan harus dirumuskan secara jelas , (2)
Perencanaan harus sederhana dan realistis , (3) Memuat analisis-analisis dan
penjelasan-penjelasan terhadap usaha -usaha yang direncanakan , (4) Bersifat
fleksibel, (5) Ada keseimbangan baik ke luar maupun ke dalam. Ke dalam berarti
seimbang antara bagian -bagian dalam perencanaan tersebut. Sedangkan ke luar
berarti seimbang antara tujuan dan fasililtas yang tersedia , (6) Efisien dan efektif
dalam penggunaan biaya, tenaga dan sumberdaya ya ng tersedia Sulipan. Manajemen
Sekolah. 2007. h 5. (http://www.geocities.com).
Proses perencanaan dapat ditinjau dari tiga segi. Dengan perkataan
lain, fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara
yaitu:
1. Mengetahui sifat sifat atau ciriciri suatu rencana yang baik. Setelah ciri
syarat-syarat.
2. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang
harus dijawab dengan memuaskan. Seperti yang per nah dilakukan oleh
Rudyard Kipling, sastrawan Inggris dalam hidupnya mempunyai enam
pelayan yang baik yang bernama: (a) What, (b) Where, (c) When, (d) Who,
(e) Why, (f) How. Para ahli manajemen telah meminjam konsep ini dan
menerapkannya di bidang perencan aan.
3. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus
dipecahkan dengan menggunakan teknik -teknik ilmiah. Dalam menerapkan
prinsip-prinsip pemecahan dengan teknik-teknik ilmiah (scientific techniques
of problem-solving) pimpinan dapat pula menciptakan suatu rencana yang baik.
Dengan perkataan lain, pembuatan suatu rencana dapat dipan dang sebagai
masalah yang harus terpecahkan dengan sistematis, serta didasarkan kepada tujuh
langkah tertentu. Sondang Siagian, h. 109.
Jadi dapat disimpulkan menurut beberapa ahli di atas bahwa
perencanaan (planning) adalah proses pemikiran dan penentuan secara matang dari
pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian disini berarti proses pembagian tugas -tugas dan tanggung jawab
serta wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
commit to user
Jadi pengorganisasian meliputi penciptaan struktur, mekanisme dan prosedur
kerja, uraian kerja serta penempatan personil pada posisi yang sesuai dengan
kemampuannya. Karena organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapk an, maka susunan, bentuk serta besar kecilnya organisasi
harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Sondang
mengungkapkan bahwa pengorganisasian sebagai keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan Sondang
Siagian, h. 116.
Heidjrachman mengungkapkan bahwa pengorganisasian adalah kegiatan untuk
mencapai tujuan oleh sekelompok orang, dilakukan dengan membagi -bagi tugas,
tanggung jawab, dan wewenang di antara mereka, ditentukan siapa yang menjadi
pemimpin dan siapa yang dipimpin, serta saling berinteraksi secara efektif.
Heidjrachman,Dasar-dasar Manajemen (Yogyakarta: UPP AMP YKPN 1996), h. 35.
Di dalam pengorganisasian ada dua asas pokok yang perlu kita perhatian
yaitu;
1 Asas Koordinasi. Asas koordinasi adalah sistem pengaturan dan
pemeliharaan tata hubungan agar tercipta tindakan yang sama d alam rangka
mencapai tujuan bersama. Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan mulus
maka diperlukan tiga syarat pokok; adanya wewenang tertinggi yang
anggota karena merasa adanya tujuan bersama yang ingin dicapai, dan adanya
filsafat serta keyakinan yang sama yang dihayati oleh semua anggota.
2 Asas Hirarki. Asas hirarki adalah suatu proses perwujudan koordinasi dalam
organisasi. Didalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas, we wenang dan
tanggung jawab. Di dalam hirarki ini diperlukan adanya; kepemimpinan,
pendelegasian wewenang dan pembatasan tugas Heidjrachman, h.36.
Jadi dapat disimpulkan menurut beberapa ahli di atas bahwa proses
pengelompokan pembagian tugas -tugas dan tanggung jawab serta wewenang
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
3. Penggerak (Motivating)
Penggerakan (motivating) di defenisikan: Keseluruhan proses pemberian mot if
bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan
ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis Sondang,
Siagian. h.128.
Fungsi organik penggerakan ini merupakan fungsi yang terpenting dalam
manajemen. Dapat ditinjau dari segi Filsafat Administrasi dan Managemen,
fungsi organik merupakan fungsi yang terpenting, karena pelaksanaan fungsi ini,
manusia sebagai objek langsung. Sondang berpendapat bahwa untuk masa
sekarang, istilah yang paling tepat diperg unakan untuk menunjukkan fungsi organik
administrasi dan manajemen yang langsung menyangkut manusia-manusia di dalam
commit to user
Untuk membedakan pelaksanaan fungsi motivating pada tingkat
administrasi dan managemen dapat dikatakan bahwa "administrative
motivating" bersifat menyeluruh dan menyangkut semua orang di dalam
organisasi. S edangkan managerial motivating adalah lebih bersifat khusus dan
lebih menonjolkan pemberian motif kepada para pelaksana operatifnya saja.
Hal ini sesuai dengan teori Maslow mengemukakan 5 keb utuhan manusia,
diantaranya: 1) kebutuhan fisiologis ( physiological needs) merupakan kebutuhan
pokok manusia untuk mememelihara kelangsungan hidupnya, seperti kebutuhan
sandang, pangan, perumahan, air, seks dan sebagainya; 2) kebutuhan rasa aman
(safety need) merupakan ingin dilindungi, seperti keamanan dalam bekerja,
keamanan hidup dan sebagainya; 3) kebutuhan sosial ( social needs) merupakan
kebutuhan untuk diterima dan dihargai oleh orang l ain, saling mencintai, saling
menghargai, bekerja sama, tolong -menolong dan sebagainya; 4) Kebutuhan
penghargaan (eksteem needs) merupakan kebutuhan akan harga diri, percaya diri,
prestise, dan kekuasaan; dan 5) kebutuhan aktualisasi diri ( self actualization)
merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimal
sehingga mampu yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Sudibyo, Psikologi
Olahraga (Jakarta: PT. Abem Kosong Anem, 1989), h. 24. Disamping kebutuhan
secara umum manusia, terdapat kebutuhan tertantu bagi pelatih olahraga. Kebutuhan
pelatiha adalah kebutuhan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Kebutuhan yang
berkaitan dengan pekerjaannya adalah kebutuhan upah, keamanan kerja, pergaulan,
kesempatan untuk maju, keadaan pekerjaan yan g menyenangkan dan kepercayaan
Sedangkan menurut Maslow dalam Hamalik membagi kebutuhan menjadi; 1)
Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan primer yang harus dipuaskan lebih dahulu
yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang da n papan, 2) Kebutuhan keamanan,
baik keamanan batin maupun keamanan barang atau benda, 3) Kebutuhan sosial,
yang terdiri dari kebutuhan perasaan untuk diterima oleh orang lain, perasaan
dihormati, kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan perasaan berparti sipasi, 4)
Kebutuhan prestise yakni kebutuhan yang erat hubungannya dengan status seseorang
Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 106 .
Pelaksanaan fungsi Motivating dalam organisasi dapat dijalankan dengan
baik dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut; (1) Jelaskan tujuan
organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi; (2) Usahakan agar setiap
orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut; (3) Jelaskan filsafat
yang dianut pimpinan organ isasi dalam menjalankan kegiatan -kegiatan organisasi; (4)
Jelaskan kebijaksaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi dalam
saha pencapaian tujuan; (5) Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi;
(6) Jelaskan peranan apa yang dih arapkan oleh pimpinan organisasi untuk dijalankan
oleh setiap orang; (7) Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan ke
giatan-kegiatan yang diperlukan; (8) Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan
penuh pengertian; (9) Berikan penghargaan serta pujian kepada karyawan yang cakap
dan teguran serta bimbingan kepada orang -orang yang kurang mampu bekerja; (10)
Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi
commit to user
Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan atau
tidaknya seorang pimpinan mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan,
tergantung atas kemampuannya melaksanakan fungsi Motivating ini.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya Sondang, Siagian,h. 135.
Menurut Heidjrachman fungsi pengendalian ( controlling) merupakan
peristiwa pembandingan antara pelaksanaan dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya, membuat koreksi -koreksi jika pelaksanaan berbeda atau menyimpang
dari rencana Heidjrachman. h. 169.
Heidjrachman juga mengungkapkan bahwa fungsi pengendalian penting
dalam kegiatan manajemen karena dengan pengendalian yang baik atau efektif
merupakan jaminan bahwa tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana akan tercapai
Sondang, Siagian.h.169 . Kata pengendalian memiliki beberapa konotasi, yaitu:
Mengecek atau memverifikasi, mengatur, membandingkan dengan standar, melatih
seseorang atau kelompok untuk bertanggung jawab, dan membatasi kegiatan aga r
tidak menyimpang dari rencana .h.170.
Kegiatan pengawasan dapat berbentuk pemeriksaan, pengecekan serta
usaha pencegahan terhadap kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga bila terjadi
penyelewengan atau pemyimpangan dapat ditempuh usaha -usaha perbaikan. Jadi
dilakukan masing-masing unit, agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan atau
bahkan mencegah adanya kesalahan atau penyimpangan dari rencana yang telah
disusun, (2) Membandingkan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai dengan
rencana yang telah ditetapkan. (3) Mencatat semua hasil pengawasan untuk dijadikan
bahan-bahan pertimbangan dan pelaporan.
Di dalam melakukan pengawasan orang harus menggunakan kriteria tertentu.
Ada beberapa prinsip pengawasan yang harus diperhatikan; (1) Pengawasan harus
bersifat menyeluruh. Pengawasan harus meliputi seluruh aspek program: personel,
pelaksanaan program, material, hambatan-hambatan dan lain-lain, (2) Pengawasan
dilakukan oleh semua orang yang terlibat dalam program. Pengawasan bukan hanya
dilakukan oleh pimpinan atau petugas -petugas yang ditunjuk tetapi semua petugas
pelaksanaan program mempunyai tang gung jawab melakukan pengawasan, (3)
Pengawasan harus bersifat diagnostik. Pengawasan tidak bertujuan untuk mencari
kesalahan-kesalahan personel, tetapi untuk menemukan kelemahan -kelemahan atau
penyimpangan-penyimpangan program yang dapat menghambat tercapainya tujuan.
Dari pernyataan dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan
(controlling) adalah pengawasan merupakan proses pengamatan dar i pada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Manajemen Pendidikan dan Latihan
Pada hakekatnya bahwa, pendidikan adalah suatu pr oses perubahan tingkah
commit to user
untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup
pengetahuannya, nilai serta sikap dan keterampilannya Burhanuddin Salam,
Pengantar Pedagogik, Dasar-dasar Ilmu Mendidik (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.
10. Kemudian Atmodiwirio menyatakan pendidikan adalah pembelajaran yang
dipersiapkan untuk meningkatkan pelaksanaan pekerjaan pada masa yang akan
datang atau meningkatkan seseorang untuk dap at menerima tanggung jawab dan/atau
tugas-tugas baru Subagio Atmodiwirio, Manajemen Pelatihan(Jakarta: Ardadizya,
2002), h. 35.
Manajemen Pendidikan menurut Pidarta adalah memadukan sumber -sumber
pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan y ang telah ditentukan
sebelumnya. Yang dimaksud dengan sumberdaya adalah ketenagaan, pendanaan,
sarana dan prasarana termasuk informasi, dalam artian meliputi proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerkan dan pengendalian sebagi fungsi -fungsi menajemen
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 4.
Sedangkan Harsono menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses yang sistematis
dari berlatih yang dilakukan secara berulang -ulang, dengan lama kelamaan
bertambah jumlah bebannya Harsono, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam
Coaching, (Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud, 1988), h. 101.
Kemudian Bompa mengatakan bahwa latihan adalah cara untuk mencapai tujuan
perbaikan sistem organisma dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau
penampilan olahraga Tudor O. Bompa, Theory and Metodology of Training,
Selanjutnya Depdiknas menyatakan bahwa latihan yang baik dan berhasil adalah
yang dilakukan secara teratur, se ksama, sistematis, serta
berkesinambungan/kontinyu, sepanjang tahun, dengan pembebanan latihan ( training)
yang selalu meningkat dan bertahap setiap tahun Depdiknas, Pedoman dan Modul
Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar, (Jakarta:
Depdiknas, PPKJ, 2000), h. 103.
Dalam upaya pencapaian prestasi yang optimal, tidak ada jalan lain kecuali dengan
latihan dengan mengulang garakan demi gerakan dalam rangka penguasaan skill
yang berakhir pada pengalaman gerak dan kualitas fisik. Lebih lanj ut agar prestasi
atlet dapat dicapai seoptimal mungkin, perlu adanya tahapan dalam latihan meliputi:
1) Pemanduan/pemilihan calon olahragawan, 2) latihan yang intensif dan 3) evaluasi
hasil latihan. h. 44.
Program latihan yang direncanakan dan disusun se orang pelatih akan baik
jika hasil evaluasi yang dilakukan mengalami peningkatan.
Pemanduan bakat bagi calon olahragawan meliputi; 1) umur, Antromometrik,
Kapasitas organik dan fungsional, mekanis/teknik, distribusi substansi dalam hal ini
fungsi paru dan jantung, psikologis. Latihan dalam hal ini tentunya didasarkan pada
pengetahuan dan pengalaman pelatih secara filosofis dan prktisnya. Sedangkan
evaluasi hasil latihan dilakukan meliputi 1) pemeriksaan kesehatan periodik, 2)
kapasitas organis dan fungsiona l, 3) mekanis/teknik, 4) distribusi subs tanbsi tertentu,
commit to user
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas tentang latihan maka dapatlah
disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses kerja fisik yang dilakukan secara
sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, sebagai dasar perbaikan organisme
dan keterampilan dengan lama kelamaan bertambah jumlah bebannya dengan upaya
mengoptimalkan prestasi. Dengan kata lain bahwa, manajemen pendidikan dan
latihan ditujukan dalam mencapai tuj uan pendidikan pada umumnya juga perbaikan
keterampilan olahraga sebagai dasar optimalisasi prestasi. Didalamnya ditentukan
oleh sumberdaya manusia dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan perilaku secara serempat.
3. Manajemen Perekrutan
Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai oleh atlet yang mempunyai bakat
besar dan memperoleh pembinaan yang baik secara berjenjang dan
berkesinambungan. Pembinaan prestasi secara berjenjang mempunyai implikasi
terhadap pentingnya evaluasi yang har us dilaksanakan secara berkala sejak tahap
penjaringan atlet sampai dengan tahap akhir pelaksanaan program pelatihan dan
prestasi yang dicapai.
Olahraga prestasi tinggi memerlukan profil biologis khusus dengan ciri -ciri
kemampuan biomotorik dan ciri -ciri psikologis yang baik. Bompa mengemukakan
dalam (Diknas;2003) beberapa kriteria utama mengidentifikasi bakat yaitu; (1)
Kesehatan, (2) Kualitas biomotorik, dan (3) Keturunan, (4) Fasilitas olahraga dan
iklim, dan (5) Ketersediaan ahli. Teknik Pemanduan Baka t Olahraga, (Jakarta;
Harre, Ed. dalam (Diknas;2003) mengemukakan bahwa tujuan dari tahap
penyaringan dan pemilihan adalah untuk menemukan dari sejumlah besar anak yang
berkaitan dengan faktor -faktor prestasi utama. h. 10 Penentuan faktor-faktor prestasi
utama ini sangat penting bagi pengembangan lebih lanjut. Faktor -faktor ini
merupakan indikator tingkat prestasi tertentu dan tingkat kecendrungan tertentu.
Tujuan utamanya adalah untuk menentukan faktor -faktor prestasi yang dapat
diketahui dengan pasti tanpa terlalu banyak bekerja dan dapat diperoleh informasi
yang diperlukan.
Anwar Pasau dalam (Diknas;2003) mengemukakan kriteria penilaian untuk
pemilihan atlet berbakat, yaitu:
1) Aspek biologis
Potensi/kemampuan dasar tubuh (Fundamental Motor Skill)
Fungsi organ-organ tubuh
Postur dan struktur tubuh
2) Aspek psikologis
Intelektual/kecerdasan/IQ
Motivasi
Kepribadian
Kerja persarafan
3) Umur
Umur secara kronologis (Chonologis age)
Umur dari segi psikologis (Psychologis age)
4) Keturunan
5) Aspek lingkungan (Environment). Diknas, h. 10
commit to user
1) Memiliki fisik yang sehat, tidak cacat tubuh, diharapkan postur tubuh yang
sesuai dengan cabang olahraga yang diminati.
2) Memiliki fungsi organ-organ tubuh, kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya
tahan, koordinasi, kelincahan dan power yang sesuai kebutuhan cabang
olahraga.
3) Memiliki gerak dasar yang baik.
4) Memiliki intelegensi dan emosional yang baik
5) Memiliki intregritas yang tinggi
6) Memiliki karakteristik bawaan sejak lahir yang dapat mendukung pencapaian
prestasi yang prima. Antara lain watak kompetitif tinggi, kemauan keras,
pemberani dan semangat tinggi. Parameter Test SMP/SMA Negeri Ragunan ,
(Jakarta: Deputi Prestasi dan IPTEK Olahraga, Kemenegpora 2006). h. 6.
Perekrutan adalah kegiatan yang diarahkan bagaimana mendapatkan jumlah
dan jenis. Yang dilihat dalam penelitian ini adalah diadopsi dari prekrutmen
pegawai. Pegawai yang tepat yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi.
Kegiatan yang lebih spesifik antara lain adalah penentuan jumlah dan kualitas
pegawai yang diperlukan, apa syarat -sayaratnya, dari mana mendapatkan calon
tenaganya, pensleksiannya dan pengangkatannya.
Rendall. S. Schuler dan Susan E. Jac son mengatakan bahwa langkah -langkah
pertama yang harus ditempuh dalam pelaksanaan rekrutmen adalah menentukan
1) Apakah kita memerlukan karyawan yang berniat tinggal lama bersama kita,
atau apakah kita sebenarnya membutuhkan karyawa n yang punya rekrutmen
jangka pendek?
2) Apakah kita membutuhkan seseorang dengan keterampilan kerja yang prima,
apakah kita memerlukan orang -orang yang punya niat sungguh -sungguh
untuk belajar?
3) Apakah kita siap membayar mahal karyawan yang kita rekrut, atau kah kita
ingin karyawan yang digaji rendah?
4) Apakah kita sebenarnya menginginkan orang -orang yang berbeda dari
karyawan kita yang sekarang untuk mendapatkan perspektif baru, ataukah
kita ingin mempertahankan status saja? Randall. S.Schuller E. Jacson
Manajemen Sumber Daya Manusia menghadapi abad -21, (Jakarta: Erlangga,
1997). h.232.
Suatu organisasi atau perusahaan dalam menentukan perekrutan tentu
mempunyai alasan-alasan yang mendorong menurut Sondang P. Siagian. Ada
beberapa alasan yang mendorong suatu organisasi untuk melakukan beberapa alasan
yang mendorong suatu organisasi untuk melakukan perekrutan pegawai yaitu:
1) Berdirinya organisasi baru
2) Adanya perubahan kegiatan organisasi
3) Terciptanya pegawai-pegawai dan kegiatan-kegiatan baru
4) Adanya pegawai yang pindah ke organisasi lainnya
commit to user
6) Adanya pegawai yang berhenti karena memasuki usia pension
7) Adanya pegawai yang meninggal dunia.
Dari alasan-alasan tersebut di atas, maka diadakannya pe rekrutan adalah
untuk mendapatkan sebanyak mungkin calon -calon pelamar sehingga organisasi
akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap
calon pegawai yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Sondang P.
Siagian Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bina aksara, 1994).h.4.
Pada prinsip-prinsipnya yang disebut dengan perekrutan adalah mencari,
menemukan dan menarik para pelamar untuk menjadi pegawai pada dan organisasi
tertentu. Sehingga rekrutmen juga dapat di definisikan sebagai serangkaian aktivitas
mencari dan memikat pelamar kerja dan motivasi, kemampuan, keahlian, dan
pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam
perencanaan kepegawaian. Ambar. T. Sulistiyari & Rosidah, Manajemen Sumber
Daya Manusia Konsep Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik ,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003).h.134.
Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Bernada & Rissel, rekrutmen merupakan
proses penemuan dan penarikan para pelamar yang t ertarik dan memiliki kualifikasi
terhadap lowongan yang dibutuhkan. Jhon, H. Benardin dan Joya E, A Russel,
Human Resource Management (Singapore: Mc. Graw-Hill, mc, 1993). h.201.
Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) dalam hal ini untuk
menentukan dan pengambilan calon atletnya dilakukan beberapa tes parameter yang
Kementrian Negara dan Pemuda Olahraga.
1. Kriteria bagi atlet yang akan di tes
1.1 Harus sehat fisik dan men tal berdasarkan pemeriksaan dokter.
1.2 Satu hari sebelum pelaksanaan tes, atlet yang bersangkutan cukup
istirahat dan cukup tidur.
1.3 Makan terakhir 2 jam sebelum tes mulai dilaksanakan.
1.4 Atlet diharuskan berpakaian dan bersepatu olahraga pada saat
menjalani tes.
1.5 Sebelum memulai aktivitas tes, atlet melakukan pemanasan selama
kurang-lebih 15 menit.
1.6 Atlet diharuskan untuk menjalankan tes dengan sungguh -sungguh
2. Kriteria bagi pelaksana tes
2.1 Mengetahui jenis-jenis alat ukur yang akan digunakan.
2.2 Memahami prosedur pelaksanaan pengukuran.
2.3 Dapat mengoperasikan dengan benar berbagai peralatan yang akan
digunakan dalam pengukuran.
3. Kriteria sarana dan prasarana pelaksanaan tes
3.1 Alat tes yang digunakan telah ditera atau memenuhi standar.
3. 2 Tempat pelaksanaan tes harus aman dan nyaman bagi atlet.
3.3 Tersedia peralatan medic untuk kepentingan PPPK.
3.4 Tersedia formulir -formulir yang dibutuhkan untuk merekam hasil
tes. Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar
dan Sekolah Khusus Olahragawan (Jakarta: Kemegpora, 2005).h. 2.
Jenis pengukuran yang disusun dalam Panduan Penetapan
commit to user
1) Tinggi dan berat badan; 2) Ketebalan lemak; 3) Volume paru-paru; 4) Kapasitas paru maksimal; 5) Fleksibilitas togok; 6) Keseimbangan statis; 7) Daya tahan otot perut;
8) Daya tahan tubuh bagian atas; 9) Daya ledak otot tungkai; 10) Kekuatan peras otot tangan;
11) Kekuatan ekstensor otot punggung; 12) Kekuatan ekstensor otot tungkai; 13) Kekuatan menarik otot bahu; 14) Kekuatan mendorong otot bahu; 15) Kekuatan otot perut;
16) Kekuatan otot lengan; 17) Kecepatan lari; 18) Kelincahan;
19) Daya tahan anaerobik; 20) Kapasitas aerobik;
21) Kapasitas aerobik maksimal; 22) Kesegaran jasmani.
Dari pendapat para ahli di atas sehingga perekrutan dapat disimpulka n bahwa <