• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. adapau deskripsi wilayah kelurahan kalaodi sebagai berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESKRIPSI WILAYAH. adapau deskripsi wilayah kelurahan kalaodi sebagai berikut :"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

34 BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

Dalam deskripsi wilayah ini disajikan data tentang wilayah dan informasi-informasi yang mengenai dengan penggambaran secara umu yang berhubungan dengan wilayah penelitian. Penjelasan deskripsi ini juga dapat membantu untuk melihat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dan jumlah masyarakat yang mempengaruhi terlaksananya program-program pembangunan ditingkat wilayah adapau deskripsi wilayah kelurahan kalaodi sebagai berikut :

A. Lokasi Dan Gambaran Umum Kota

(2)

35

Kota Tidore kepulauan baru saja di resmikan pada tanggal 31 Mei 2003 menjadi sebuah daerah otonom yang berdiri sendiri lepas dari Kabupaten Halmahera Tengah berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemekaran Wilayah. Secara astronomis daerah otonom ini terletak pada 0-20o Lintang Utara dengan posisi 127o-127,45o Bujur Timur. Luas wilayah adalah 14,220,02 km terdiri dari luas daratan 9. 816 km dan lautan 4,402 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wasile Selatan, Kabupaten Halmahera Timur dan Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan perairan Maluku Utara, sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan pulau Ternate dan Kecamatan Jailolo Selatan di Kabupaten Halmahera Barat sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan dan Kabupaten pulau Moti Kota Tidore.

Secara administratif Kota Tidore Kepulauan terdiri dari 5 Kecamatan, 20 Kelurahan dan 21 buah desa. Adapun 5 Kecamatan di maksud adalah kecamatan pulau Tidore, Kecamatan Tidore Selatan, kecamatan Tidore Utar, Kecamatan Oba Utara dan Kecamatan Oba. Secara jelas nama-nama kelurahan dan nama-nama desa yang ada di kota kepulauan tidore dapat di lihat pada tabel 1 di bawah ini :

(3)

36

Tabel 3.1. Nama Kelurahan dan Desa Di Kota Tidore Kepulauan No. Nama Kelurahan/

Desa

Jumlah penduduk/

luas wilayah Nama Desa

Jumlah penduduk/luas wilayah

1 Gamtufkange 1997 jiwa/ 2.19 Km2 Mafutu 1674 jiwa/ 7 Km2

2 Soasio 1552jiwa/1.37 Km2 Mare Kofo 477 jiwa/4,5 Km2

3 Indonesiana 2161 jiwa/0,62 Km2 Mare Gam 435 jiwa/ 6,5 Km2

4 Topo 1595 jiwa/6.00 Km2 Bobo 1.757jiwa/3,5 Km2

5 Seli 1038 jiwa/ 4.75 Km2 Maitara 391 jiwa/044 Km2

6 Soadara 845 jiwa/1.50 Km2 Sofifi 1980 jiwa/ 17 Km2

7 Gurabunga 638/4.46 Km2 Guraping 2141 Jiwa/ 85 Km2

8 Dowora 1170Jiwa/1,05 Km2 Kayasa 463 Jiwa/ 64 Km2

9 Gurabati 2547 jiwa/10,4 Km2 Akelamo 866 Jiwa/18 Km2

10 Tongowai 1279 jiwa/1,0 Km2 Oba 686 jiwa/ 6 Km2

11 Tomalou 3129 jiwa/ 2,0 Km2 Somahoode 546 jiwa/ 9.5 Km2

12 Tuguiha 1476 jiwa/2,5 Km2 Akelamo 1249 Jiwa/149 Km2

13 Dokiri 2385 jiwa/9,5 Km2 Lola 819 jiwa/101 Km2

14 Toloa 2184 jiwa/6,0 Km2 aketobatu 616 Jiwa/4.2 Km2

15 Rum 3,286 jiwa/10 Km2 Toseho 837 jiwa/ 36 Km2

16 Afa-Afa 1.224 jiwa/3,5 Km2 Woda 317 jiwa /24 Km2

17 Mareku 1.728 jiwa/1 Km2 Payahe 2554 jiwa /403 Km2

18 Ome 1.765 jiwa/6 Km2 Maidi 1344 Jiwa/ 30 Km2

19 Jaya 749jiwa/2,5 Km2 Lifofa 1194 jiwa/ 120 Km2

20 Kalaodi 461 jiwa/ 8 Km2 Kususinopa 870 jiwa/74 Km2

21 Ggarajou 1019 jiwa/39.5 Km2 Toseho 837 jiwa /36 Km2

22 Kusu 1366 jiwa/46 Km2 Gitaraja 1418 jiwa /96 Km2

23 Ampera 646 jiwa/34 Km2 Koli 1256 jiwa /27 Km2

24 Galala 2135 jiwa/30 Km2 Kosa 674 jiwa /29 Km2

25 Gosale 555 Jiwa/9.5 Km2 Bale 1205 jiwa /26 Km2

26 Tosa 777 jiwa/ 6 Km2 Tului Talagamori 317 jiwa/ 25 Km2

27 Cobodoe 1712 jiwa/ 1,4Km2 Doyado 1403 jiwa/ 3,5 Km2

28 Jikocobo 1040 jiwa/ 7 Km2 Bukit Durian 1685 Jiwa/ 18 Km2

Sumber:Data Statistik Daerah kecamata se Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka Tahun 2016

Untuk mencapai kota Tidore Kepulauan perjalanan dapat di tempuh dengan menggunakan pesawat udara yaitu melalui Kota Ternate dan seterusnya menggunakan speed boad menuju pulau Tidore atau memakai kapal laut yang juga tiba di pelabuhan Ternate. Angkutan transportasi udara yang melayani Ambon Ternate atau Jakarta Ternate antara lain Merpati, Wings dan Pelita Air sedangkan

(4)

37

angkutan transportasi laut di layani oleh kapal-kapal Pelni antara lain K.M. Ngapulu, K.M. Lambelu, K.M. Umsini dan K.M. Sinabung.

Sesuai dengan nama daerahnya yaitu Kota Tidore Kepulauan maka daerah ini memiliki beberapa buah pulau masing-masing Pulau Halmahera, Pulau Tidore, Pulau Mare Gam dan Pulau Maitara. Topografi daerah berfariasi yakni bergunung, datar sedikit berbukit, tanahnya berbatu dan berwarna hitam yang gembur cocok untuk bertani.Di pulau Tidore ada sebuah gunung yang bernama Kiematubu.Secara etimologi Kie artinya gunung dan Matubu artinya puncak.Jadi Kiematubu artinya gunung yang paling tinggi.Kadang-kadang gunung ini dinamakan juga Gunung Air Panas karena di waktu dahulu Kiematubu pernah menyeburkan lahar panas yang mengalir bagaikan sungai.

Tipe iklim yang ada di daerah ini adalah iklim tropis, dipengaruhi oleh iklim laut yang biasanya heterogen sesuai indikasi umum iklim tropis.Tipe iklim tropis ini mempengaruhi banyak atau sedikitnya curah hujan dan hari hujan.Pada table 2 berikut ini terlihat banyaknya curah hujan dan hari hujan di Kota Tidore Kepulauan.

Tabel 3.2. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2015

NO BULAN CURAH HUJAN HARI HUJAN

1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 18,6 14,9 33,15 27,15 78,59 32,45 22,50 0 19,6 15,3 14,3 18,0 7 6 8 8 9 5 3 0 6 1 4 5

Jumlah Total/ Rata-rata 294.54/24,55 62/5,17

Sumber: Brigadeproteksi Tanaman Kabupaten Halmahera Tengah/Kota Tidore Kepulauan Dalam Tahun 2015

(5)

38

1. Perekonomian

Sebagai salah satu indikator makro ekonomi, PDRB menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi untuk menghasilkan suatu barang dan jasa di suatu wilayah. Berdasarkan data PDRB Kota Tidore Kepulauan yang bersumber dari BPS Kota Tidore Kepulauan menunjukkan bahwa nilai PDRB pada tahun 2015 atas dasar harga berlaku adalah 283.861,67 (juta rupiah). Angka tersebut mengalami peningkatan jika membandingkan dengan data PDRB atas harga dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar 241.198,19 (juta rupiah) dan tahun 2014 sebesar 259.804,74 (juta rupiah). Persentase peningkatan dari tahun 2011 ke 2014 adalah 7,71% dan dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 8,49%.

Tabel 3.3.Angka Kenaikan PDBR Kota Tidore Kepulauan

No Angka Kenaikan PDBR Jumlah %

1 2011 241.198,19 5,91

2 2014 259.804,74 7,71

3 2015 213.082,28 8,94

Sumber: Data Daerah Kepulauan Tidore, 2015

Sementara nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan tahun 2015 atas dasar harga konstan adalah 225.850,16 (juta rupiah) yang juga mengalami kenaikan dari dua tahun sebelumnya, yakni tahun 2011 sebesar 201.194,20 (juta rupiah) dan tahun 2014 sebesar 213.082,28 (juta rupiah). Dengan kata lain ada persentase kenaikan di tahun 2006 sebanyak 5,91% dan tahun 2015 sebanyak 5,99%. Adanya trend kenaikan nilai PDRB atas dasar harga konstan ini memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan produksi barang dan jasa di Kota Tidore Kepulauan.

(6)

39

Lebih dari separuh nilai PDRB Kota Tidore Kepulauan tahun 2015 atas dasar harga berlaku bersumber dari sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian, dengan nilai sebesar 144.779,74 (juta rupiah) atau 51% dari total PDRB di tahun tersebut. Sumbangan terbesar dari nilai tersebut bersumber dari subsektor perkebunan sebesar 63.931,73 (juta rupiah) atau 44,16%, disusul secara berturut-turut adalah subsektor tanaman bahan makanan sebesar 41.556,55 (juta rupiah) atau 28,70%, perikanan sebesar 23.030,59 (juta rupiah) atau 15,91%, kehutanan sebesar 13.202,01 (juta rupiah) atau 9,12% dan terkecil dari subsektor peternakan dan hasil-hasilnya yakni 3.058,86 (juta rupiah) atau 2,11%.

Walau mengalami peningkatan nilai dari tahun 2011 ke tahun 2015, ternyata dari sisi persentase sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Pertanian mengalami trend penurunan, yakni 54,71% (pada tahun 2011), 53,29% (pada tahun 2006) dan 51,00% (pada tahun 2015). Berdasarkan hasil analisa, hanya subsektor perikanan yang mengalami penurunan persentase yakni pada tahun 2011 sebesar 16,20%, tahun 2014 meningkat menjadi 16,80% dan pada tahun 2015 menurun menjadi 15,91%. Fluktuasi ini juga terjadi pada subsektor perkebunan dengan nilai persentase berturut-turut pada kurun waktu 2011-2015 adalah 44,71%, 43,73%, dan 44,15%.

2. Kependudukan Dan Pendidikan

Berdasarkan hasil registrasi penduduk dalam tahun 2014 jumlah penduduk Kota Tidore Kepulauan adalah 78.966 orang. Adapun tingkat penyebaran penduduk yang telah di registrasi dalam tahun 2015 dapat di lihat pada tabel 3 sebagai berikut;

(7)

40

Tabel 3.4 Jumlah Berdasarkan Kecamatan Di Kota Tidore Kepulauan Dalam Tahun 2015

No. Nama Kecamatan Jumlah Penduduk

1. Kecamatan Tidore 25. 328

2. Kecamatan Tidore Selatan 13. 181

3. Kecamatan Tidore Utara 14. 520

4. Kecamatan Oba 13. 485

5. Kecamatan Oba Utara 15. 539

Sumber : Kota TidoreKepulauan Dalam Angka Tahun 2015

Bila di lihat dari jenis kelamin per kecamatan maka di ketahui bahwa jumlah penduduk perempuan adalah 40. 565 orang sedikit lebih kecil dari jumlah penduduk laki-laki yaitu 41. 488 orang. Secara jelas keberadaan jenis kelamin penduduk dapat di lihat pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 3.5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per-Kecamatan Tahun2015

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 Tidore Tidore Selatan Tidore utara Oba Oba Utara 12.683 6.469 7.275 6.954 8.107 12.645 6.712 7.245 6.531 7.432 25.328 13.181 14.520 13.485 15.539 Kota Tidore Kepulauan 41.488 40.565 82.053

Sumber : Angka Sementara Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2014 Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka Tahun 2015

Mengenai jumlah penduduk bila di tinjau berdasarkan tingkat pendidikan serta jumlah guru dan dosen yang ada di Kota Tidore Kepulauan dalam tahun 2005 dapat di lihat pada tabel 5 dan 6 yang tertera di bawah ini.

(8)

41

Tabel 3.6. Jumlah Penduduk Usia Sekolah Di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2015

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH KETERANGAN

1. 2. 3. 4. 5. Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar SMP SMA Perguruan Tinggi 28 829 449 305 765 Jumlah 19.820

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Tahun 2015

Tabel 3.7. Jumlah Guru Dan Dosen Di Kota Tidore Kepulauan Menurut Tingka Pendidikan Tahun 2015

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH GURU/DOSEN KET.

1 2 3 4 5 Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar SMP SMA Perguruan Tinggi 28 829 449 305 3 J u m l ah 1.581

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Tahun 2015

3. Agama

Sebelum terjadinya konflik kemanusiaan yang melanda seluruh provinsi Maluku dan Maluku Utara sejak tahun 1999 secara khusus di Pulau Tidore yang kini telah berstatus otonom. Kota Tidore Kepulauan penduduknya memeluk agama yang berfariasi yaitu Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katolik.Kehidupan penduduk yang berbeda agama itu terjalin dengan sangat oleh karena mereka semua ada dalam ikatan adat dan budaya Moloko Kie Raha (penduduk asli). Adapun penduduk pendatang (termasuk yang beragama Hindu dan Budha) yang menetap di sana juga dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan setempat sehingga umumnya

(9)

42

kehidupan kegiatan keagamaan dapat berjalan dengan baik di mana perasaan saling menghargai sangat tinggi.

Kelangsungan hidup saling menghargai dan menghormati yang telah berjalan berabad-abad yang lalu yang telah menjadi darah daging bagi seluruh masyarakat yang ada disana di tandai dengan adanya bangunan-bangunan keagamaan berupa gereja, mesjid dan para penganut agama masing-masing.Demikian pula dengan kebersamaan dalam menjalankan adat dan kebiasaan sehari-hari yang di wujudkan dalam sikap saling tolong- menolong.Sayang sekali tiba-tiba saja terjadi konflik sosial yang berkepanjangan yang bernuansa Sara sehingga pada akhirnya terjadi segresi tempat tinggal berdasarkan agama.Konflik telah meluluhlantahkan harmonisasi hubungan antara berbagai pemeluk agama yang telah dijalin cukup lama.Konflik pulalah yang menyebabkan hancurnya sejumlah rumah ibadah yang telah dibangun dengan dilandasi jiwa kebersamaan. Saat ini mayoritas penduduk pada Kota Tidore Kepulauan adalah beragama Islam, di ikuti penduduk yang beragama Kristen Protestan, Kristen Katolik dan penduduk penganut agama Hindu dan Budha. Secara lengkap jumlah penduduk berdasarkan agama dan sarana peribadatannya dapat di lihat pada tabel 8 dan 9 di bawah ini.

(10)

43

Tabel 3.8.Jumah Pemeluk Agama Di Tidore Kepulauan Dirinci Per-Kecamatan Tahun 2015

Kecamatan Islam Kristen

Protestan Kristen Katolik Hidnu/ Budha Lainnya Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 Tidore Tidore Selatan Tidore Utara Oba Oba Utara 24.718 12.566 14.557 13.387 12.638 - - - 1.954 4.300 - - - 23 525 - - - - 3 - - - - - 24.774 12.566 14.557 15.364 17.470 Jumlah 77.866 6.254 525 59 84.731

Sumber: Kota Tidore Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 3.9. Jumlah Tempat Peribadatan Di Kota Tidore Kepulauan Dirinci Per-Kecamatan Tahun 2015

Kecamatan Mesjid Musollah Gereja

1 2 3 4 Tidore Tidore Selatan Tidore Utara Oba Oba Utara Tidore Tidore Selatan Tidore Utara Oba Oba Utara 24 14 29 23 25 48 23 27 6 9 Jumlah 115 113 1

Sumber: Kota Tidore Dalam Angka Tahun 2015

B. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Sistem Pengadaan Unit Air Baku, antara lain:

1. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya

2. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

3. Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk (Masterplan) Sistem Pengembangan Air Minum.

(11)

44

4. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi pengelolaan Air Minum.

5. Keterpaduan pengelolaan Air Minum dengan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik.

6. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia. 7. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi pengelolaan Air Minum pada

kota bersangkutan.

8. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan kesehatan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan.

9. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta. 10.Kelembagaan yang mengelola air minum

11.Investasi PS Air Minum dengan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya operasi dan pemeliharaan.

12.Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau pengelolaan sarana dan prasarana Air Minum, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut.

13.Safeguard Sosial dan Lingkungan.

14.Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran

Kebijakan Program Dan Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Adapun program beserta target, pola pengelolaan, penanganan dan kontribusi pemerintah daerah di sektor Air Minum adalah sebagai berikut:

(12)

45

1. Program Pembangunan Prasarana Air Minum Melalui Pendekatan Masyarakat di Desa Miskin dan Rawan Air

a. Target:

1) Desa-desa yang termasuk kategori desa miskin atau desa rawan air. 2) Desa-desa yang berlokasi di pesisir atau pulau terpencil.

3) Desa yang sudah terbentuk kelompok masyarakat penyelenggara SPAM b. Pola Pengelolaan: Oleh Masyarakat/Koperasi/kelompok masyarakat

c. Penanganan: Unit Air Baku, Unit produksi, Unit Transmisi dan Distribusi Utama d. Kontribusi Pemerintah Daerah:

1) Pembinaan kepada pengelola/penyelenggara SPAM dan masyarakat

2) Konsisten dalam pengembangan SPAM

3) Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan

2. Program Pengembangan Air Minum di Ibukota Kabupaten/Kota Pemekaran a. Target:

1) Ibukota kabupaten baru/hasil pemekaran setelah tanggal 1 Januari 2000 dan telah memiliki rencana induk pengembangan SPAM Kabupaten/Kota dan rencana teknis (DED) pengembangan SPAM di lokasi tersebut.

2) Kabupaten/Kota pemekaran yang sudah memiliki badan usaha sebagai penyelenggara Air Minum baik yang dibentuk oleh pemerintah Kabupaten/Kota pemekaran atau marupakan penyelenggara SPAM yang telah terbentuk pada Kabupaten/Kota induknya (penyelenggara SPAM lintas Kabupaten/Kota).

b. Pola Pengelolaan: Oleh PDAM dengan azas pengusahaan c. Penanganan: Unit air baku, Unit Transmisi dan Produksi

(13)

46

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: 1) Pembinaan kepada pengelola

2) Konsisten dalam pengembangan SPAM

3) Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan

3. Program Pengembangan Air Minum di Ibukota Kecamatan (IKK) Yang Belum Mempunyai System dan Rawan Air

a. Target:

1) IKK (Ibukota Kecamatan)/kawasan yang belum memiliki sistem penyediaan Air Minum (SPAM)

2) IKK/kawasan yang telah diverifikasidan memiliki kesiapan sumber air baku, serta telah memiliki rencana teknis (DED) pengembangan SPAM di lokasi tersebut. b. Pola Pengelolaan: Oleh Institusi (BLU (Badan Layanan Umum)/PDAM/Koperasi) c. Penanganan: Unit air baku, Unit Produksi dan Unit Transmisi

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: 1) Pembinaan kepada pengelola

2) Konsisten dalam pengembangan SPAM

(14)

47

Gambar 3.2. Sumber air untuk pembuatan Unit Air Baku di perbatasan kalaodi dan fobaharu. sumber :Dokumentasi Peneliti, tanggal 14 Februari 2016

Gambar 3.3 Bak penampung ait pembagunan Unit air baku di desa fobaharu sumber :Dokumentasi Peneliti, tanggal 14 Februari 2016

(15)

48

Gambar 3.4.Tempat penampung untuk pembagunan Unit Air Baku di desa fabaharu sumber :Dokumentasi Peneliti, tanggal 14 Februari 2016

Gambar

Gambar 3.1 Peta Pulau Tidore. Sumber:www.tidorekota.go.id
Tabel  3.2.  Banyaknya  Curah  Hujan  dan  Hari  Hujan  Di  Kota  Tidore  Kepulauan Tahun 2015
Tabel 3.3.Angka Kenaikan PDBR Kota Tidore Kepulauan
Tabel  3.5.  Jumlah  Penduduk  Menurut  Jenis  Kelamin  Per-Kecamatan  Tahun2015
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diketahuinya media pembelajaran mana yang lebih baik. untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka penggunaannya

Alhamdulillahhirrobbil’alamin segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas nikmat, karunia, taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat

Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Matematika (Studi Eksperimen di Kelas

Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan yang

Pada periode 1966-77, mereka menemukan bahwa ekspor Indonesia berpengaruh positif terbadap pertumbuhan PDB, tetapi tidak sebaliknya Sepintas lalu, temuan tersebut nampaknya

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh iklan terhadap citra merek mie instan merek Supermie di Surabaya Selatan khususnya untuk yang membeli produk

Sekolah dapat menjadi lebih aktif dalam mencari industri pasangan terutama industri-industri yang memiliki peluang besar untuk merekrut tenaga kerja lulusan SMK,

Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk multikan seluruh kecerdasan yang akan