• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIK. a. Persepsi tentang sifat manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORITIK. a. Persepsi tentang sifat manusia"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORITIK A. Kajian Pustak a

1. Teori Psikoanalisa Sigmund Freud

a. Persepsi tentang sifat manusia

Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Namun demikian menurut Gerald Corey yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu pada dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan pada aliran Freud luluh. Lebih jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu adalah ditentukan, tetapi tidak linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang tersebut.7

Di sini, Freud memberikan indikasi bahwa tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif itu. Bagi Sigmund Freud, rasa resah dan cemas seseorang itu ada hubungannya dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat manusia itu akan punah.

7

(2)

b. Struktur Kepribadian

Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.

Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut terbatas, maka satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya, jadi kepribadian manusia itu sangat ditentukan oleh energi psikis yang menggerakkan.8

Menurut Calvil S. Hall dan Lindzey, dalam psikodinamika masing-masing bagian dari kepribadian total mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja dinamika dan mekanisme tersendiri, namun

8

Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey,1993, Theories of Personality (terjemahan A. Supratika), Yogyakarta: Kanisius, hal 51

(3)

semuanya berinteraksi begitu erat satu sama lainnya, sehingga tidak mungkin dipisahkan. Id bagian tertua dari aparatur mental dan merupakan komponen terpenting sepanjang hidup. Id dan instink-instink lainnya mencerminkan tujuan sejati kehidupan organisme individual. Jadi id merupakan pihak dominan dalam kemitraan struktur kepribadian manusia.9

Menurut S. Hall dan Lindzey, dalam Sumadi Suryabarata, cara kerja masing-masing struktur dalam pembentukan kepribadian adalah: (1) apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak primitif, implusif dan agresif dan ia akan mengubar impuls-impuls primitifnya, (2) apabila rasa ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya bertindak dengan cara-cara yang realistik, logis, dan rasional, dan (3) apabila rasa super ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irrasional.10

Jadi untuk lebih jelasnya sistem kerja ketiga struktur kepribadian manusia tersebut adalah: Pertama, Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan dengan selalu memaksakan kehendaknya. Seperti

9

Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, Op Cit 10

(4)

yang ditegaskan oleh A. Supratika, bahwa aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer.11

Kedua, Ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya. Di sini ego berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti “polisi lalulintas” yang selalu mengontrol jalannya id, super- ego dan dunia luar. Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya. Ego ini muncul disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan dari suatu organisme, seperti manusia lapar butuh makan. Jadi lapar adalah kerja Id dan ya ng memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja ego. Sedangkan yang ketiga, superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar -salah, baik-buruk, boleh-tidak dan sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat.

c. Kesadaran dan ketidaksadaran

Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan

11

(5)

konsekuensi logisnya. Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti: (1) mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang terjadi dalam diri, (2) salah ucap sesuatu; misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya, (3) sugesti pasca hipnotik, (4) materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas, dan (5) materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik.12

Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.

d. Kecemasan

Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Gerald Corey mengartikan kecemasan itu adalah sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa kita untuk berbuat sesuatu. Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada.

12

Gerald Corey, 1995, Theory and Practice of Counseling and psychotherapy (Terjemahan Mulyarto), Semarang: IKIP Semarang Press, hal 142.

(6)

Fungsinya adalah mengingatkan adanya bahaya yang datang. 13

Sedangkan menurut Calvin S. Hall dan Lindzey, kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral. (1) kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata. (2) kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan (3) kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

e. Mekanisme pertahanan ego

Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah: (1) represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran, (2) memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik, (3) pembentukan reaksi; ini

13

(7)

adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran, (4) proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar, (5) penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”, (6) rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur, (7) sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi, (8) regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami, (9) introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain, (10) identifikasi, (11) konpensasi, dan (12) ritual dan penghapusan. 14

f. Perkembangan kepribadian

Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembe ntukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.

14

(8)

Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun , yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3) tahap palus: 3-6 tahun, (4) tahap laten: 6-12 tahun, (5) tahap genetal: 12-18 tahun, (6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.15

2. Model Riwayat Kasus Bucklew

Bucklew menyebutkan ada 10 konstruk yang menyusun diagram elemen. Elemen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Motivational conflict

Konflik motivasi terjadi jika ada gerakan atau disposisi yang bertentangan dalam elemen fisiologis pada saat ayang bersamaan. Konflik yang paling penting dalam psikopatologi adalah konflik motov antara ego dan ego alien. Konflik dapat diatasi dengan cara mengkonseptualisasikan ulang situasi, merubah tujuan, dan menyederhanakan tujuan. 16

b. Anxiety

Kecemasan adalah turunan primer dari konflik. Kecemasan muncul ketika motiv yang bertentangan dalam konflik kurang begitu difahami oleh orang yang memahaminya (represi). Pada tingkat

15

A. Ssupratika, Op Cit, hal 56 16

John Bucklew. 1960. Paradigms for Psichopatology: Contribution to Case History Analisys.

Chicago: JB Lippincott Company . Hal 30-32 Motivational Conflicts

(9)

fisiologis, kecemasan terjadi dari proses-proses fisiologis yang kurang terorganisir dengan fungsi sistem syaraf otonomik. Pada level fisiologis, kecemasan terdiri dari gerakan yang tidak pasti seperti tegangan, kebingungan, perasaan yang tidak karuan, dan reaksi psikologis lain yang campur aduk. 17

c. Roles

Peran sistem yang saling berhubungan antara motiv, traits, attitude, dan emosi yang mempunyai penilaian sosial didalamnya. Peran dikembangkan dalam pergaulan sosial dan memiliki nilai sosial untuk kelompok organisasi sebagaimana arti pribadi untuk nilai ego individu. Peran merupakan suatu unit kepribadian yang kompleks yang cenderung berfungsi sebagai keseluruhan untuk mengubah satu dengan yang lain dalam satu kesatuan.18

d. Ego

Ego adalah sistem perilaku yang mempunyai sumber stimulus dari fungsi fisiologis, interaksi psikologis primer, dan kepribadian yang berhubungan dengan sosial dan situasi kehidupan. Ketiga sumber 17 Ibid , hal 32-33 18 Ibid, hal 34 Anxiety Roles

(10)

stimulasi untuk reaksi ego ini disebut dengan self. Ego terdiri dari respon behavioral yang ditujukan pada self sebagai stimulus. Respon behavioral tersebut termasuk self -perception, self -judgements, dan pencapaian tujuan yang sesuai dengan nilai yang dikembangkan oleh individu.19

e. Repression

Represi adalah suatu keadaan dimana individu tidak menyadari motif-motif yang dirasakannya untuk melindungi ego yang dapat mengancam self-esteem. Represi biasanya terjadi pada abnormalitas yang menutupi motif -motif, emosi, dan sikap yang berkonflik dengan ego.20

f. Regretion dan fixation

Regresi adalah suatu kondisi kepribadian yang terbentuk dari motivasi, koflik dan penyesuaian individu yang kemudian menjadi bagian dari kompleks saat ini. Sedangkan fiksasi adalah kondisi dimana motif gagal berkembang secara tepat sesuai dengan

19 John Bucklew. 1960. Paradigms for Psichopatology: Contribution to Case History Analisys. Chicago: JB Lippincott Company . Hal 34

20

Ibid, hal 36-39 Ego

(11)

perkembangan individu. 21

g. The complex

Kompleks adalah konflik antara motif ego dan motif ego alien yang akhirnya direpresi. Motif ego alien adalah motif-motif yang disangkal oleh individu sehingga tidak terintegrasi dengan kepribadian individu.22

h. Symptom formation

Symptom - symptom muncul dari konflik yang mendasari di awal dan di akhir analisis psikopatologis. Symptom diklasifikasikan menjadi dua yaitu: berdasarkan keparahan dan berdasarkan tipe. Analisis symptom dimulai dengan menentukan symptom apa saja yang muncul dak kapan waktu munculnya.23

21 John Bucklew. 1960. Paradigms for Psichopatology: Con tribution to Case History Analisys. Chicago: JB Lippincott Company . Hal 39-40

22 Ibid, hal 40-42 23 Ibid, hal 42-43 Regression Fixation The complex Symptom Formation

(12)

i. Spesific life events

Kejadian tertentu sangat menentukan dalam perkembangan individu ke arah abnormalitas. Hal ini disebabkan karena adanya dinamika mental yang tidak disadari yang menggunakan kejadian tertentu untuk mengekspresikan konflik yang tidak disadari. Spesific life events terbagi menjadi tiga. Yaitu:

1) Precipitating events.

Precipitating events bertindak sebagai sesuatu yang memicu keluarnya konflik yang membantu menentukan bagaimana cara konflik itu akan dikeluarkan.

2) Traumatic Event

Traumatic Event adalah kejadian dramatis yang terjadi ketika kehidupan atau kesehatan seseorang sedang terancam atau egonya sangat terganggu oleh situasi yang tidak dapat dihadapi.

3) Conditioning Event

Conditioning Event adalah jenis perilaku yang dilakukan yang mendapat penguatan karena memuaskan motif-motif yang terhalang dan cenderung untuk diulang.24

24

John Bucklew. 1960. Paradigms for Psichopatology: Contribution to Case History Analisys.

Chicago: JB Lippincott Company . Hal 44-47 1 . Precipitating 2. Traumatic 3. Conditioning

(13)

j. External conflict

Konflik eksternal terjadi ketika motif-motif pribadi berlawanan dengan harapan dan permintaan kelompok atau institusi dalam lingkungan. Konflik eksternal murni muncul karena adanya konflik psikologis murni dengan konflik sosial antara individu dengan orang lain.

Bentuk lain yang terdapat dalam diagram elemen adalah sebagai berikut:

k. Eksternal Construct

Developmental Sequences

B. Kajian Teoritik Tinjauan Psikoanalisa

Penjabaran tentang fenomena komunitas PUNK dan teori psikoanalisis telah dijelaskan secara panjang lebar. Untuk lebih memperjelas bagaimana keunikan perilaku anggota komunitas Punk jika

Eksternal Conflict

(14)

ditinjau dari prespektif Psikoanalisis maka berikut ini akan diuraikan penjelasannya:

Keunikan perilaku anggota komunitas Punk merupakan suatu hasil akhir dari sebuah proses. Proses itu sendiri sudah berlangsung sejak lama, bahkan mungkin sejak individu dilahirkan. Menurut Freud, dalam bertingkah laku individu dimotivasi oleh insting. Insting-insting inilah yang memberi energi kepada id untuk menjalankan sistem kepribadian. Normalnya, dalam suatu kepribadian ego lebih mendominasi daripada id dan superego. Akan tetapi, pada keadaan yang tidak semestinya (abnormal) ego tidak dapat mendominasi. Jika sampai terjadi hal seperti itu maka tindakan individu akan cenderung impulsif dan irasional.

Dalam kondisi biasa (tanpa adanya konflik yang berat ) defence mechanism (represi) yang dilakukan individu merupakan cara yang efektif untuk melindungi ego dari rasa sakit. Namun pada suatu saat reperesi yang telah lama dipendam akan meledak, ketika represi itu meledak maka terjadilah ketidakseimbangan dalam kepribadian individu. Yang dimaksud ketidakseimbangan kepribadian adalah tidak dapat berfungsinya struktur kepribadian sebagaimana mestinya. Konkritnya, ego sebagai ekse kutif kepribadian tidak dapat menyeimbangkan pendistribusian energi untuk id, ego dan superego. Dengan pendistribusian energi yang tidak tepat maka salah satu struktur kepribadian yang menyediakan energi untuk kepribadian, maka id memiliki energi terbesar jika dibandingkan dengan id, ego dan super ego. Akibatnya id mendominasi kepribadian dan

(15)

menjalankan kepribadian untuk memenuhi prinsip kenikmatan. Pemenuhan prinsip kenikmatan yang tidak disertai dengan perimbangan yang realistik menyebabkan usaha pemenuhan itu menjadi tindakan yang impulsif dan irrasional. Karena prinsipnya hanya mengejar kenikmatan dan kurang dapat berfikir logis dan rasional.

C. Penelitian Dahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang menunjang penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Gordon Tampubolon (Unair) dengan judul Dinamika Kepribadian Pelaku Tindak Perkosaan Terhadap Anak Perempuan tahun 2005, Lailatul Mufidah (Unair) dengan judul Dinamika Kepribadian Orang Yang Melakukan Percobaan Bunuh Diri tahun 2006. kedua penelitian tersebut menbahas secara rinci tentang dinamika kepribadian, bagaimana interaksi antara id, ego dan superego sehingga memunculkan suatu perilaku tertentu. Selain itu penelitian yang lain adalah penelitian yang dilakukan Huzaifah Hamid seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang mengambil penelitian tentang Agresivitas Anak -Anak Punk Kota Batu pada tahun 2009. Penelitian ini menghasilkan suatu tentang temuan agresiitas anak-anak Punk yang dapat disimpulkan bahwa anak punk tidak memunculkan perilaku agresi dalam kesehariannya. Mereka dalam melakukan aktifitas sama saja dengan masyarakat pada umumnya, yang membedakan hanya kegiatan yang dijalani. Perilaku agresi pada anak punk akan muncul ketika ada momen tertentu, seperti saat mereka menonton sebuah pertunjukan musik (gig)

(16)

punk. Hanya momen tertentu itulah yang membuat mereka akan memunculkan perilaku agresinya.

Perilaku agresi yang dimunculkan itu selain faktor dalam diri juga karena faktor eksternal, seperti pengaruh minuman beralkohol atau oba t-obatan terlarang. Karena tentu saja mereka melakukannya atas dasar dipengaruhi zat itu, tanpa mampu mengontrol dirinya secara normal. Karena ketika gig tersebut berlangsung, biasanya mereka memang mengkonsumsi terlebih dahulu, baik minuman beralkohol juga obat-obatan terlarang. Sehingga adakalanya anak punk itu melakukan perilaku agresi yang dapat menyebabkan kerugian bagi dirnya dan orang lain di tempat gig itu.

Referensi

Dokumen terkait