• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN JARINGAN WAN DENGAN CISCO GETVPN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN JARINGAN WAN DENGAN CISCO GETVPN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN

JARINGAN WAN DENGAN CISCO GETVPN

Fransiskus Alvin

Eric

Ferdy

Tatang Gunar Setiadji, M.Eng.

PT. MASTER SYSTEM INFOTAMA

Wisma Nugra Santana 6th Floor | Jl. Sudirman Kav. 7-8, Jakarta -10220 | Indonesia

Phone. +6221 57901111 | Fax. +6221 5790 1212 [email protected]

[email protected] [email protected]

ABSTRACT

The purpose of the research is to design that is capable of connecting the headquarters of PT. XYZ with all existing branches. In addition this design berujuan that the communication process within the company can be run safely and development can be done in an easier way. The research methods include methods of analysis (a survey of the existing network), network topology design, selection of equipment used transform and support the design of network topology, and configuration of network equipment. The results of this study design is a direct implementation of the network topology using Cisco GETVPN resulting in a communication system that is reliable, effective, and efissien without reducing the quality of the data security protocol created by the IPsec VPN. The conclusions of this study is to use GETVPN the security in the process of data exchange is secure and also faster.

Keywords: VPN Tunnel, GETVPN

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah melakukan perancangan yang mampu menghubungkan kantor pusat PT. XYZ dengan seluruh cabang yang ada. Selain itu perancangan ini berujuan agar proses komunikasi di dalam perusahaan bisa berjalan secara aman dan pengembangan dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah. Metode penelitian ini meliputi metode analisis (survey terhadap jaringan yang sudah berjalan), perancangan topologi jaringan, pemilihan peralatan yang digunakan unuk mendukung perancangan topologi jaringan, dan konfigurasi peralatan jaringan. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi langsung rancangan topologi jaringan menggunakan Cisco GETVPN sehingga menghasilkan suatu sistem komunikasi yang handal, efektif, dan efissien tanpa mengurangi kualitas pengamanan data yang dibentuk oleh protocol

(2)

IPsec VPN. Simpulan dari penelitian ini adalah dengan digunakannya GETVPN maka keamanan dalam proses pertukaran data tetap terjamin dan juga menjadi lebih cepat.

Kata kunci: VPN Tunnel , GETVPN

PENDAHULUAN

Sistem jaringan teknologi informasi berperan sangat penting dalam menghubungkan komputer di berbagai tempat, bisa dipakai untuk berkomunikasi antar kantor yang terletak berjauhan sehingga akan mempermudah manusia dalam melakukan segala aktivitasnya.

PT. XYZ yang bergerak di bidang perbankan, memiliki cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan masih akan berkembang, memiliki sistem jaringan dengan metode VPN. Sistem jaringan yang ada dinilai masih kurang efisien dan sulit dalam mengkonfigurasi ketika penambahan cabang. Penggunaan tunnel yang berfungsi untuk menjamin keamanan akan mempersulit dalam pengembangan infrastruktur jaringan. Sehingga perlu dibuat suatu sistem yang efisien, mudah dikonfigurasi, dan infrastruktur yang mudah dikembangkan tanpa mengurangi tingkat keamanan data.

Teknologi Cisco GETVPN menjadi solusi yang dirancang untuk mengatasi permasalahan tersebut, dimana metode pembentukan tunnel untuk menjamin keamanan digantikan dengan adanya GETVPN group. Router yang ingin melakukan komunikasi secara aman harus mendaftarkan diri sebagai Group Member ke dalam GETVPN group. Key Server akan membuat key khusus yang nantinya akan disebarkan kepada seluruh Group Member. Konfigurasi pun menjadi mudah dan komunikasi akan menjadi lebih efektif dengan terbentuknya jalur komunikasi full mesh secara otomatis antar setiap Group Member yang sudah terdaftar. Key Server yang akan menjadi otak atau pusat GETVPN juga memiliki sistem failover sehingga jaringan yang dibentuk dengan sistem ini tidak hanya aman, efektif, serta mudah dikonfigurasi, tetapi juga memiliki sebuah mekanisme yang menjamin kehandalan mereka.

Berikut ini adalah perumusan masalah yang dihadapi untuk diselesaikan :

1. Sistem yang digunakan sekarang kurang efisien, dikarenakan proses komunikasi antar cabang yang harus melalui pusat terlebih dahulu.

2. Proses skalabilitas akan memakan waktu yang sangat lama dan menghambat proses penambahan cabang jika masih menggunakan sistem sekarang.

Tujuan dari skripsi ini adalah menghasilkan suatu infrastruktur jaringan dengan tingkat keamanan yang handal serta mudah untuk dikembangkan dengan pengimplementasian GETVPN.

Sistem ini dapat mengatasi masalah dalam PT. XYZ sehingga memberikan anfaat seperti :

- Membuat suatu sistem keamanan jaringan yang handal dengan konfigurasi yang lebih simple simple.

- Memberikan solusi infrastruktur yang scalable. - Membuat kinerja sistem menjadi lebih optimal. - Membuat proses maintenance menjadi lebih mudah.

Membuat proses komunikasi yang efektif, komunikasi antar cabang dapat dilakukan secara langsung tanpa perlu melalui pusat terlebih dahulu.

Untuk memperoleh topologi dan konfigurasi yang diperlukan guna mendukung penyusunan penulisan ini maka digunakan metode berikut :

(3)

Analisis akan dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

Survey pada jaringan yang sedang berjalan melalui pengamatan pada konfigurasi device

maupun wawancara terhadap staff IT di kantor pusat.

Analisis pada hasil survey.

Menentukan permasalahan berdasarkan hasil analisis.

Metode ini dilakukan sebagai penyusunan landasan teori dalam mendukung dan menjelaskan bab – bab selanjutnya.

2. Metode Studi Pustaka

Dalam penelitian ini dibutuhkan dasar teori jaringan dan sistem jaringan. Untuk itu dibutuhkan sumber informasi seperti buku, artikel, jurnal nasional maupun jurnal internasional. Metode ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku elektronik, maupun video mengenai bahasan terkait. Buku - buku elektronik yang digunakan berasal dari dokumentasi Cisco pada website resmi. Buku - buku elektronik tersebut bersifat gratis dan dapat diunduh siapa saja. Selain menggunakan buku - buku elektronik, penulis juga menggunakan media video. Video yang digunakan didapat dari website www.youtube.com, baik penelusuran kepada akun resmi Cisco maupun akun lain yang menyediakan video terkait dengan penelitian ini.

3. Metode Perancangan

Perancangan akan dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : - Pembuatan rancangan jaringan sesuai hasil analisis. - Simulasi dan konfigurasi rancangan jaringan.

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penulisan, ruang lingkup penelitian, tujuan, dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar teori yang berkaitan dan digunakan di dalam perancangan jaringan ini.

BAB III : METODOLOGI

Dalam bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian seperti apa yang digunakan dalam melakukan perancangan jaringan ini.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang penjelasan mengenai rancangan topologi GETVPN, cara implementasinya, dan hasil dari implementasi.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan yang dibuat setelah melakukan implementasi dan saran-saran untuk memaksimalkan pengimplementasian jaringan yang telah dibangun.

Cisco Group Encrypted Transport adalah generasi terbaru dari solusi teknologi wide access network (WAN) untuk jaringan virtual private network (VPN). Kategori dari VPN ini tidak

(4)

menggunakan tunnel point-to-point. Untuk pertama kalinya, teknologi VPN menghilangkan kebutuhan perangkat untuk melakukan kompromi antara kecerdasan jaringan dan privasi data. Ini adalah model keamanan baru yang memperkenalkan konsep router trusted group-member. Konsep ini menggunakan metodologi keamanan bersama yang independen pada tiap router dari hubungan point-to-point.

Cisco VPN Group Encrypted Transport dapat melakukan ekspansi suatu jaringan dengan skala lebih besar, yakni dengan mengakomodasi multicast dan dapat melakukan hubungan koneksi yang terjalin secara instan pada saat transaksi branch-to-branch.

METODOLOGI

PENELITIAN

Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data dan informasi untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem jaringan yang diteliti. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh akan diketahui mengenai sistem jaringan yang sedang berjalan. Data-data dan informasi tersebut diperoleh melalui wawancara langsung dengan staff IT perusahaan yang berwenang. Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini seperti gambaran topologi jaringan, setting konfigurasi perangkat jaringan, dan keluhan dari penguna jaringan (jika ada).

Setelah data-data mengenai jaringan sudah lengkap maka analisa jaringan dilakukan, sehingga kita memiliki gambaran dari topologi tersebut. Di proses analisa ini peranan masing-masing perangkat dan sistem jaringan dipelajari.

Saat melakukan analisa jaringan yang berjalan, secara tidak langsung akan terlihat kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem jaringan tersebut, sehingga pada saat itu juga bisa dilakukan

(5)

analisa kebutuhan sistem jaringan yang bertujuan untuk mengidentifikasikan apa saja yang masih kurang dari sistem tersebut, sehingga kemudian dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan. Pada tahap ini selalu dijaga agar analisa kebutuhan sistem tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian.

Apabila hasil analisa telah diperoleh, maka masalah yang akan diteliti menjadi jelas. Supaya penelitian dapat dilaksanakan dengan baik, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa. Dibagian landasan teori akan diuraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang akan diperkuat dengan menunjukan hasil penelitian sebelumnya. Setelah itu sudah bisa dilakukan tahap Perancangan dan Implementasi jaringan, dengan syarat jaringan sudah bisa memenuhi keinginan users serta lebih efektif dari sebelumnya.

Lalu, uji coba dilakukan untuk membuktikan apakah implementasi sudah berjalan dengan benar atau belum, apakah sistem berjalan sesuai yang diinginkan atau tidak. Dibagian terakhir akan diuraikan mengenai kesimpulan pada semua tahapan yang telah dilalui serta saran yang berkenaan dengan hasil yang telah dicapai.

Jaringan PT.XYZ memiliki pusat di Jakarta dan 7 cabang yang terletak di Medan, Pekanbaru, Lampung, Pontianak , Jogjakarta, Surabaya dan Denpasar. Ke-7 cabang tersebut dihubungkan melalui jalur Multiprotocol Label Switching (MPLS) Telkom. MPLS sendiri adalah suatu metode forwarding (meneruskan data/paket melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi label yang dilekatkan pada IP). Sehingga memungkinkan suatu router akan meneruskan suatu paket dengan hanya melihat label yang melekat pada paket tersebut, sehingga tidak perlu lagi melihat alamat IP tujuan. Jaringan PT.XYZ memakai IP kelas B. Alamat IP kelas B digunakan untuk jaringan berskala sedang.

Jaringan PT.XYZ terhubung secara terpusat menggunakan teknologi Site to Site VPN menggunakan IPSec GRE (Generic Routing Encapsulation), traffic dari setiap Site akan di-enkapsulasi menggunakan IPSec GRE sehingga data tidak bisa disadap saat melawati WAN. Akan tetapi tunnel yang terbentuk dari cabang hanya mengarah ke Jakarta saja, sehingga traffic antar cabang akan diarahkan dulu ke Jakarta baru diteruskan ke cabang tujuan.

(6)

Dari gambar diatas terlihat bahwa router di Jakarta memegang peranan yang sangat penting untuk koneksi secara keseluruhan, karena pusat routing ada disana dan merupakan titik sentral Site-to-Site VPN dari semua cabang. Setiap kantor di semua lokasi memakai satu Core Router. Kantor pusat menggunakan teknologi MPLS milik Telkom untuk ber-komunikasi ke semua cabang, layanan internet juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan internet semua cabang. Secara physical, ISP terhubung secara langsung ke Core Router pada setiap site, namun karena layanan internet hanya dipasang di kantor pusat, traffic internet dari semua kantor cabang akan dilewatkan melalui kantor pusat terlebih dahulu. LAN pada kantor pusat menggunakan dua buah Cisco Catalyst 6500 yang berfungsi sebagai core switch, dua buah Cisco Catalyst 3560 yang berfungsi sebagai distribution switch, dan empat buah Cisco Catalyst 3560 yang berfungsi sebagai Access switch. Sementara kantor cabang di Medan, Pekanbaru, Lampung, Pontianak, Jogjakarta, Surabaya, dan Denpasar terhubung melalui jalur MPLS milik Telkom. LAN pada kantor-kantor cabang menggunakan satu buah Core Router yaitu Cisco 2921 dan Distribution Switch Cisco Catalyst 3560 dengan jumlah Access Switch sesuai dengan jumlah users masing-masing area.

Berikut jumlah user untuk tiap area :

Jakarta : 76 users (Access switch 3560 24-port x 4) Medan : 30 users (Access switch 3560 24-port x 2) Pekanbaru : 18 users (Access switch 3560 24-port x 1) Lampung : 16 users (Access switch 3560 24-port x 1) Pontianak : 28 users (Access switch 3560 24-port x 2) Jogjakarta : 39 users (Access switch 3560 24-port x 2) Surabaya : 41 users (Access switch 3560 24-port x 2) Denpasar : 14 users (Access switch 3560 24-port x 1)

Jaringan milik PT.XYZ berpusat di Jakarta, semua traffic dari kantor cabang akan diarahkan kepusat karena tunnel yang terbentuk belum full-mesh, sehingga apabila Core Router di Jakarta down maka jaringan secara keseluruhan tidak dapat berkomunikasi. Apabila hal ini terjadi, maka dampaknya sangatlah mempengaruhi kinerja perusahaan, seluruh karyawan tidak dapat menggunakan internet, bertukar data, maupun berkomunikasi sesama karyawan. PT.XYZ harus memiliki perangkat backup untuk menghandle Core Router #1. Sehingga jika sewaktu-waktu link atau perangkat tersebut down, traffic bisa dialihkan kesana, dan jaringan masih bisa digunakan.

Penggunaan VPN tunnel akan sangat merepotkan apabila ada penambahan cabang, karena dalam waktu dekat akan ada penambahan puluhan kantor cabang di pulau Jawa. Konfigurasi VPN tunnel dilakukan secara manual sehingga untuk membentuk konektivitas any-to-any kita harus membuat tunnel ke seluruh cabang di Indonesia, hal ini beresiko dan merepotkan engineer karena memungkinkan terjadinya kesalahan konfigurasi yang berakibat tidak tercapainya komunikasi end-to-end antar cabang yang bersangkutan.

Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh PT.XYZ seperti yang telah dijelaskan diatas, Kita melakukan migrasi terhadap Cisco Router 2921 yang sebelumnya berfungsi sebagai Core router dialihfungsikan menjadi Primary Key Server. Berhubung budget terbatas akan kebutuhan redundansi sistem jaringan, Cisco Catalyst 6500 yang sebelumnya berfungsi sebagai Core switch difungsikan menjadi Core router, sehingga apabila sewaktu-waktu perangkat Core mati, traffic bisa tetap mengalir melalui Core switch #2.

Teknologi tunnel-less VPN juga diperlukan untuk menjawab kebutuhan PT.XYZ. Dengan GETVPN, penambahan puluhan cabang tidak lagi menjadi masalah karena engineer tidak perlu membuat ratusan bahkan ribuan tunnel lagi, GETVPN akan meng-handle secara otomatis. Komunikasi cabang ke cabang juga akan lebih cepat karena GETVPN mendukung konektivitas any-to-any, sehingga transmisi data akan lebih efektif. Untuk mendukung sistem jaringan tersebut, ditambahkan satu buah Cisco Router 2921 milik PT.XYZ, router tersebut digunakan sebagai Secondary Key Server. Secondary Key Server akan berfungsi apabila sewaktu-waktu

(7)

Primary Key Server mati, maka sistem failover secara otomatis akan berjalan, sehingga traffic data akan tetap terenkripsi.

HASIL DAN BAHASAN

Gambar 2 Desain jaringan baru PT.XYZ

Topologi baru yang dirancang menggunakan penambahan satu router Cisco 2921, jenis router tersebut dipilih karena mengikuti standar perusahaan yang bersangkutan. Router sebelumnya yang berfungsi sebagai Core Router di Jakarta di alih-fungsikan menjadi Primary Key Server, dan router yang baru digunakan sebagai Secondary Key Server. Dengan topologi tersebut Jaringan akan tetap berjalan walaupun salah satu Core Switch di Jakarta mati. Desain redudansi tersebut sangat penting, khususnya untuk perusahaan dengan infrastruktur terpusat seperti PT.XYZ. Untuk perusahaan berskala besar dan berkembang seperti PT.XYZ penambahan cabang akan sering kali dilakukan setiap tahunnya, sehingga teknologi VPN terbaru yaitu GETVPN sangat diperlukan untuk mengatasi kerumitan yang terjadi sebelumnya. Dengan menggunakan teknologi GETVPN ini, penambahan kantor cabang baru bisa di-manage lebih mudah, konfigurasi policy terpusat hanya di Key Server saja. Untuk komunikasi cabang ke cabang akan di-support oleh Primary Key Server, Key Server akan membagikan sebuah key ke seluruh cabang yang termasuk dalam areanya.

Berikut ini merupakan spesifikasi sistem yang akan digunakan: Hardware yang digunakan

Untuk router secara keseluruhan menggunakan Cisco 2921. Di Jakarta terdapat dua router yang diberfungsi sebagai Key Server dan secondary Key Server, sedangkan di Medan, Pekanbaru, Lampung, Pontianak, Jogjakarta, Surabaya, dan Denpasar juga dipasang satu buah router Cisco Seri 2921.

Switch di Jakarta menggunakan dua buah Catalyst 6500 yang berfungsi sebagai Core layer, dua buah Cisco Catalyst 3560 sebagai distribution layer, dan empat buah Cisco Catalyst 3560 sebagai access layer untuk memenuhi kebutuhan user. Sedangkan switch di cabang menggunakan Cisco Catalyst 3560 sebagai access layer dengan jumlah sesuai kebutuhan user di tiap cabang.

Software yang digunakan

(8)

• GNS3 (Untuk ujicoba jaringan)

• Dynamips (Untuk konfigurasi)

• Microsoft Visio (Untuk menggambar jaringan) IOS Cisco yang digunakan :

Router 2921 menggunakan Cisco IOS c2900-universalk9-mz.SPA.151-4-M5.bin, Cisco Catalyst 6500 menggunakan IOS c6sup22-jsv-mz.121.12c.E2, dan Cisco Catalyst 3560 menggunakan IOS c3560-ipservicesk9-mz.122-55.SE3.tar.

Tabel 1 Tabel p erancan gan I P se-Indonesia Kota IP Address Host Subnet Mask Network

Address Broadcast Address Jakarta 192.168.0.1 1.1.1.1 255.255.255.0 192.168.0.0 192.168.0.255 192.168.1.1 1.1.1.1 255.255.255.0 192.168.1.0 192.168.1.255 Medan 192.168.2.1 2.2.2.2 255.255.255.0 192.168.2.0 192.168.2.255 Pekanbaru 192.168.3.1 3.3.3.3 255.255.255.0 192.168.3.0 192.168.3.255 Lampung 192.168.4.1 4.4.4.4 255.255.255.0 192.168.4.0 192.168.4.255 Pontianak 192.168.5.1 5.5.5.5 255.255.255.0 192.168.5.0 192.168.5.255 Jogjakarta 192.168.6.1 6.6.6.6 255.255.255.0 192.168.6.0 192.168.6.255 Surabaya 192.168.7.1 7.7.7.7 255.255.255.0 192.168.7.0 192.168.7.255 Denpasar 192.168.8.1 8.8.8.8 255.255.255.0 192.168.8.0 192.168.8.255

Berikut ini merupakan daftar IP address untuk point-to-point router: Tabel 2 Tabel IP Point to Point

Device Int f0/0 Int f0/1 Int f1/0 Int loopback

KEYSERVER1 10.10.10.1 - - KEYSERVER2 10.10.10.5 - - CORE1 10.10.10.2 192.168.0.1 10.10.10.9 172.172.172.1 CORE2 10.10.10.6 192.168.1.1 10.10.10.10 172.172.172.2 MEDAN 192.168.2.1 - - 2.2.2.2 PEKANBARU 192.168.3.1 - - 3.3.3.3 LAMPUNG 192.168.4.1 - - 4.4.4.4 PONTIANAK 192.168.5.1 - - 5.5.5.5

(9)

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa terhadap rancangan jaringan sebelumnya dan simulasi yang telah dilakukan terhadap rancangan jaringan baru, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

- Penggantian teknologi dari VPN ke GETVPN mampu menjawab kebutuhan perusahaan.

- Penggunaan teknologi GETVPN membuat proses penambahan cabang perusahaan menjadi jauh lebih mudah.

- Teknologi GETVPN membuat system memiliki fungsi failover, dengan adanya fungsi ini maka sistem dapat bekerja lebih optimal tanpa perlu takut jika salah satu server down.

- Dengan menggunakan teknologi GETVPN, jaringan full-mesh dapat dibentuk dengan mudah sehingga komunikasi antar cabang menjadi lebih cepat.

- Sistem menjalankan komunikasi yang lebih efisien dan efektif.

Ada beberapa saran yang disampaikan berdasarkan analisa yang dilakukan pada penelitian skripsi ini, yaitu:

- Penambahan 1 buah router yang digunakan sebagai backup Key Server.

Hal ini bertujuan untuk mendukung redudansi. Sehingga jika salah satu router down maka akan langsung terjadi proses failover. Komunikasi masih dapat berjalan seperti biasanya.

- Penggantian pre-shared dalam periode tertentu.

Key ini merupakan key yang digunakan untuk mengakses VPN, untuk mencegah pihak asing yang mencoba masuk ke dalam jaringan.

REFERENSI

Cisco Systems, Inc. (2001). CCNA Exploration 1-4. Diperoleh (tanggal akses 10-12- 2012) from http://cnap.binus.ac.id

Berry Kercheval. 2002. DHCP TCP/IP. Terjemah Dwi Prabantini.Yogyakarta: Penerbit ANDI

Forouzan, B. A. (2007). Data Communication and Networking. Fourth Edition. McGraw-Hill Companies Inc, New York, NY.

Saputra, Bagus, H dan Basten Army. (2009). Sistem Jaringan Komputer, 6 Sofana, I. (2012). CISCO CCNA & Jaringan Komputer. Informatika. Bandung.

Thomas, Tom. 2005. Network Security First step, Penerbit ANDI

JOGJAKARTA 192.168.6.1 - - 6.6.6.6

SURABAYA 192.168.7.1 - - 7.7.7.7

(10)

RIWAYAT PENULIS

Fransiskus Alvin Winata lahir di kota Jakarta pada 10 November 1991. Penulis mengenyam pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika. Saat ini bekerja sebagai Instructor di PT. Intensive Training.

Eric lahir di kota Purwokerto pada 12 Januari 1993. Penulis mengenyam pendidikan S1 di Universitas Binas Nusantara dalam bidang Teknik Informatika. Saat ini bekerja sebagai Network Engineer di PT. Master System Infotama.

Ferdy lahir di kota Serang pada 13 Februari 1992. Penulis mengenyam pendidikan S1 di Universitas Binas Nusantara dalam bidang Teknik Informatika.

Gambar

Gambar 1 Peta Jaringan PT.XYZ
Gambar 2 Desain jaringan baru PT.XYZ
Tabel 1 Tabel p erancan gan I P se-Indonesia  Kota  IP Address  Host  Subnet Mask  Network

Referensi

Dokumen terkait

Kemasan yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia SKKNI Nomor 28 Tahun

Salah satu faktor penyebab tingginya temperatur nyala pada bahan bakar TPO yaitu, dikarenakan hasil burning rate yang menunjukkan TPO lebih tinggi dibandingkan

Pada jarak terdekat ataupun terjauh, nilai daya PRx yang didapatkan dari perhitungan kedua link GEPON dan GPON arah downstream maupun upstream didapatkan bahwa

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak n-heksana kulit batang mundu (Garcinia dulcis Kurz) terhadap jumlah leukosit dan kadar hemoglobin pada mencit yang

dapat menegakkan tubuh dan menopang kepala yang berat, pada saat yang sama cukup lentur untuk membungkuk dan meliuk ( Yosaphat Sumardi, 2007: 4.7). Jadi hubungan antara kelentukan

Proses pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model CORE berbantuan mind mapping pada siklus I secara keseluruhan berlangsung cukup baik karena terlihat pada

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Adapun contoh penggunaan sufiks –ba (場), –kan (館), –shitsu (室), dan –ya ( 屋 ) dalam komik Chibimaruko Chan jilid 2 karya Sakura Momoko yang mengalami perubahan,