• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Stroberi Disumbang Pbg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Stroberi Disumbang Pbg"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

analisis kelayakan usaha budidaya stroberi disumbang pbg “sejati” 22 June 2010 · Filed under Tak Berkategori

I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Salah satu jenis tanaman hortikultura yang sesuai di daerah beriklim tropis adalah stroberi, yang mana banyak dijumpai dan sudah cukup lama dibudidayakan dikabupaten Purbalingga khususnya di kecamatan Karangreja. Jenis tanaman ini mempunyai prospek yang cukup baik, ditinjau dari segi kemampuan produksi, tanaman ini dapat dipanen 4 kali dalam setahun. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam penyediaan buah-buahan guna menunjang program pariwisata. Minat masyarakat untuk menanam stoberi semakin meningkat. Hal ini selain disebabkan oleh budidaya stroberi sangat menguntungkan, juga mempunyai arti penting dalam usaha peningkatan gizi masyarakat.

Beberapa faktor yang sangat mendukung keberhasilan suatu usaha agribisnis adalah adanya teknologi, adanya modal dan produk tersebut harus laku dijual artinya dibutuhkan oleh konsumen. Pada masing-masing sub sektor agribisnis terdapat beberapa komoditas unggulan yang penentuannya berdasarkan pangsa pasar, nilai ekonomi, sebaran wilayah produksi dan kesesuaian agro ekologi. Salah satu komoditas agribisnis yang sekarang ini menarik sebagian masyarakat pertanian adalah stroberi. Stroberi adalah tanaman pegunungan sehingga memerlukan perhatian khusus dalam penanganan budidaya.

Budidaya stroberi pada mulanya didomonasi daerah beriklim subtropik. Negara penghasil utama stroberi adalah Amerika Serikat. Perkembangnya stroberi di Amerika karena didukung oleh penelitian bertahun-tahun meliputi berbagai aspek antara lain aspek genetika, fisiologi, kimia, agronomi, hama dan penyakit, pasca panen, pengolahan dan tata niaga. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian yang semakin maju, kini stroberi mendapat perhatian pengembangannya di daerah beriklim tropis.

Pengembangan budidaya tanaman stroberi skala komersial secara agribisnis diperlukan perencanaan yang cermat karena harus disesuaikan dengan kondisi agro ekologi Indonesia. Demikian juga usaha olahan (cemilan) dengan bahan baku stroberi, agar laku dijual maka diperlukan perencanaan yang cermat. Perencanaan usaha agribisnis harus selalu memperhatikan berbagai aspek seperti aspek teknis, aspek komersial, aspek finansial dan aspek sosial.

B.Tujuan

Mengetahui kelayakan usaha agribisnis stroberi dilihat dari aspek teknis, aspek komersial, aspek ekonomis, dan aspek sosial yang diusahakan oleh kelompok tani “SEJATI”.

(2)

Memberi gambaran tentang kelayakan usaha agribisnis stroberi dilihat dari aspek teknis, aspek komersial, aspek ekonomis, dan aspek sosial yang diusahakan oleh kelompok tani “SEJATI”.

II.EVALUASI KELAYAKAN USAHA A.Aspek Teknis

Usaha agribisnis akan berhasil dengan baik apabila secara teknis memungkinkan, usaha di bidang pertanian yaitu budidaya tanaman stroberi maka ketinggian, tempat, suhu dan kelembaban menjadi pertimbangan pertama untuk menentukan tempat usaha.

Desa serang sangat strategis sebagai tempat usaha bidang pertanian hortikultura terutama stroberi karena termasuk wilayah daratan tinggi dengan ketinggian 1.278 meter dpl dan sumberdaya manusia yang cukup.

Stroberi adalah tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada strata lahan dataran tinggi (mountain area), karena stroberi secara teknis memerlukan persyaratan sebagai berikut :

1.Keadaan Iklim

Tanaman stroberi membutuhkan lingkungan tumbuh bersuhu dingin dan lembab dengan suhu optimum antara 17 - 20°C dan suhu minimum antara 4 - 5°C, kelembaban 80% - 90%, penyinaran matahari 8 – 10 jam per hari dan curah hujan berkisar 600 mm – 700 mm per tahun.

2.Keadaan Tanah

Keadaan tanah yang baik adalah liat berpasir yang mempunyai sifat gembur, subur dan dapat cukup menyimpan air. Tanaman strawberi biasanya ditanam langsung pada tanah atau bedengan-bedengan serta dapat pula ditanam dalam pot atau polybag.

Stroberi yang pertama kali diintroduksi ke Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Jenis stroberi yang telah lama beradaptasi di Indonesia disebut stroberi varietas lokal. Stroberi jenis ini adalah tanaman herbaceous perennial (tahunan). Batang tanaman ini sangat pendek, daun-daunnya terbentuk pada ruas dan di ketiak setiap daun terdapat pucuk aksilar. Internode sangat pendek sehingga jarak daun satu dengan yang lain sangat pendek sehingga nampak seperti rumpun tanpa batang.

Batang utama dan daun yang tersusun rapat ini disebut crow. Pada masa pertumbuhan vegetatif daun terbentuk setiap 8 – 12 hari dan daun ini dapat bertahan selama 1 – 3 bulan sebelum daun ini kering dan mati. Daunnya bergerigi dengan susunan trifoliate (helai daun bersusun tiga). Bunga stroberi memiliki 5 kelopak bunga, 5 daun mahkota, 20 – 35 benang sari dan ratusan putik yang menempel pada dasar bunga dengan pola melingkar. Bunga tersusun dalam malai yang terletak dalam ujung tanaman. Bunga-bunganya pada tanaman stroberi ada

(3)

bunga primer, bunga sekunder, bunga tersier dan bunga kuarterner. Penyerbukan dapat terjadi karena bantuan angin, gaya berat atau bantuan serangga.

Buah stroberi berwarna merah yang biasa dikenal dengan buah semu. Ukuran buah yang paling besar adalah buah dari bunga primer kemudian disusul oleh bunga sekunder, tersier dan kuarterner. Ada beberapa bentuk buah stroberi antara lain adalah stroberi yang berbentuk globose yang ujungnya bulat, stroberi yang berbentuk conic yang ujungnya meruncing dan stroberi yang berbentuk wedge yang ujungnya datar. Aneka varietas unggul stroberi introduksi yang sudah pernah dibudidayakan di Serang antara lain adalah :

1.Oso grande dari California : Banyak ditanam di Serang, buahnya sangat besar dan padat. 2.Sweet Charlie dari Amerika Serikat : Ditanam luas karena cepat berbuah, buahnya besar,

merah dan aromanya sedap, sangat produktif dan tahan hama penyakit.

Buah stroberi ini sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain karena buah ini rendah kalori dan lemak, mengandung serat, vitamin A dan C, asam folat, kalium, kalsium dan fosfat, serta banyak mengandung antioksidan yang bisa mengurangi pengaruh radikal bebas dalam tubuh sehingga bagus untuk kesehatan jantung. Stroberi juga dikenal dapat menurunkan tekanan darah, membantu meningkatkan fungsi ingatan, membantu mengatasi peradangan sendi dan mengurangi resiko kanker.

Bagian yang dapat dimakan dari buah stroberi mencapai 96% sedangkan kandungan nutrisi per 100 gram buah stroberi sebagai berikut :

1.Energi: 37 kalori 2.Protein: 0,8 g 3.Lemak: 0,5 g 4.Karbohidrat: 8,0 g 5.Kalsium: 28 mg 6.Fosfat: 27 mg 7.Besi: 0,8 mg 8.Vitamin A: 60 SI 9.Vitamin B1: 0,03 mg 10.Vitamin C: 60 mg 11.Air: 89,9 g

(4)

a.Budidaya tanaman stroberi di lahan

Dalam hal pengusahaan agribisnis stroberi kelompok tani telah menerapkan prosedur kerja seperti :

1.Persiapan lahan, 2.Persipan bibit, 3.Penanaman bibit, 4.Pemeliharaan tanaman,

5.Menjaga kesehatan tanaman stroberi, 6.Panen, dan

7.Pasca panen.

Prosedur kerja ini telah direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan setempat, sehingga oleh kelompok tani dimaksudkan sebagai standar prosedur operasional yang dilaksanakan setiap mengusahakan stroberi.

1.Penyiapan Lahan

Lahan kebun tanaman stroberi sebaiknya diolah secara sempurna (baik) dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanah, menghilangkan tumbuhan pengganggu, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, membalik lapisan tanah atas dan memperbaiki kehidupan mikroba tanah. Waktu pengolahan tanah yang baik adalah pada awal musim hujan agar ketersediaan air memadai. Di daerah yang sumber airnya cukup, pengolahan tanah dapat dilakukan setiap saat.

Tata cara penyiapan lahan adalah sebagai berikut :

a)Lahan dibersihkan dari tumbuhan pengganggu (gulma).

b)Tanah diolah menggunakan cangkul atau bajak sedalam 30 – 40 cm hingga menjadi gembur.

c)Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 80 – 120 cm, tinggi 30 – 40 cm, serta jarak antara bedengan 60 cm, sedangkan panjangnya disesuaikandengan keadaan lahan.

d)Pupuk kandang ditaburkan dengan dosis 6 rit truk (12 ton) per hektar bersama dengan bahan pengapu, seperti kalsit atau dolomite sebanyak 300 kantong per hektar. Selanjutnya dibalik bersama dengan lapisan tanah atas.

(5)

f)Bedengan disiram air hingga cukup basah supaya pupuk terlarut. g)Mulsa plastik dipasang hingga menutupi permukaan bedengan. h)Lubang tanam dibuat dengan jarak dan jarak tanamnya 30 cm.

Keuntungan dari penggunaan mulsa plastik adalah dapat menekan pertumbuhan gulma, menjaga kestabilan suhu dan kelembaban tanah, mengurangi resiko penguapan dan pencucian pupuk, menekan bahaya erosi, memudahkan sterilisasi tanah, mengurangi biaya penyiangan dan pengairan, serta dapat mencegah terjadinya penyakit busuk buah. Jenis mulsa plastik yang biasa digunakan adalah mulsa plastik hitam atau hitam pekat.

Sebagai pengganti mulsa plastik dapat digunakan mulsa jerami bila bersamaan musim panen padi. Pemberian jerami dilakukan setelah penanaman. Jerami diselipkan di sekitar tanaman serta di bawah tangkai-tangkai buah stroberi. Kebutuhan jerami dalam satu hektar sekitar 8 – 10 ton.

2.Penyiapan Bibit

Perbanyakan tanaman stroberi dapat dilakukan secara generatif dan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif menggunakan biji (benih) harus melalui tahap penyemaian terlebih dahulu selama 5 – 6 bulan. Perbanyakan tanaman stroberi di kelompok tani SEJATI secara vegetatif.Perbanyakan secara vegetatif akan diperoleh sifat-sifat bibit yang sama dengan tanaman induknya. Tanaman induk yang baik digunakan berumur 1 – 2 tahun, produktif berbuah, pertumbuhannya subur (normal), serta bebas dari hama dan penyakit tanaman.

Tanaman stroberi dari perbanyakan secara vegetatif diambil dari bibit stolon (cabang kecil yang tumbuh mendatar atau menjalar di atas permukaan tanah) yang mulai berbunga pada waktu tanaman berumur dua bulan. Stolon yang tumbuh mandiri dapat segera dipisahkan dari rumpun induk untuk digunakan sebagai bibit. Kebutuhan bibit per satuan luas ditentukan oleh varietas dan jarak tanam yang digunakan dan biasanya per hektar membutuhkan 40.000 – 83.000 bibit, sedangkan di kelompok tani SEJATI membutuhkan bibit sebanyak 60.000 per hektar dengan varietas oso grande. Sebulan sebelum tanam biasanya bibit diadaptasikan dahulu di lokasi kebun.

3.Penanam

Waktu tanam yang paling baik adalah pada awal musim hujan. Penanaman bibit relatif sama dengan penanaman bibit tanaman lain.

4.Pemeliharaan Tanaman a.Pengairan

Pada waktu tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, pengairan harus dilakukan secara kontinu 2 kali sehari, dilakukan pagi atau sore hari. Pada stadium dewasa, tanaman stroberi tidak

(6)

membutuhkan air terlalu banyak. Kegiatan pengairan berangsur-angsur dikurangi. Pengairan dilakukan dengan cara disiram atau di-leb, bila tanah sudah basah seluruh bedengan diperiksa untuk menghindari terjadinya genangan air.

b.Penyulaman

Bibit tanaman stroberi yang mati atau tumbuh abnormal harus segera disulam. Penyulaman dilakukan paling lambat 15 – 30 hari setelah tanam. Penyulaman yang terlambat dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang tidak seragam dan akan menyulitkan pemeliharaan berikutnya. Waktu penyulaman yang paling baik dilakukan pagi atau sore hari.

c.Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di sekitar rumpun tanaman stroberi dan membersihkan rumpun dalam parit. Waktu penyiangan tergantung dari keadaan gulma. Namun untuk menghemat biaya tenaga kerja, biasanya dilakukan bersama dengan pemupukan susulan.

d.Pemupukan Susulan

Penanaman stroberi sistem mulsa plastik perlu diberi pupuk tambahan, terutama bila pertumbuhan kurang prima. Pupuk tambahan berupa pupuk cair sebanyak 10 botok disemprotkan pada tanaman sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

e.Pemangkasan

Tanaman stroberi yang tumbuh terlalu rimbun, mempunyai banyak daun dan sulur akan menjadi kurang produktif berbunga sehingga perlu dipangkas. Pemangkasan hendaknya dilakukan secara teratur, terutama membuang daun-daun tua atau rusak. Pemangkasan biasanya juga dilakukan pada bunga pertama dan buah pentil yang tumbuh berlebihan.

f.Perlindungan Tanaman

Teknik perlindungan tanaman yang dianjurkan adalah pengendalian hama dan penyakit secara terpadu yang meliputi perpaduan pengendalian mekanis, kultur teknis, biologis dan khemis secara serasi. Contoh pengendalian hama dan penyakit secara terpadu :

1.Penggunaan bibit yang sehat dan bebas penyakit,

2.Perendaman benih atau bibit dengan pestisida sebelum tanam, 3.Pengolahan tanah yang baik,

4.Penggunaan jarak tanam yang teratur, 5.Pergiliran atau rotasi tanaman,

(7)

6.Pemakaian mulsa plastik pada bedengan,

7.Pemotongan bagian tanaman terserang hama dan penyakit, dan 8.Penggunaan pestisida (bila perlu) secara selektif.

Pada bedengan tanpa mulsa plastik dapat dilakukan pemulsaan menggunakan jerami atau rumput kering dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga kestabilan suhu dan kelembaban tanah, meningkatkan kesuburan tanah, mencegah terjadinya percikan air tanah akan mengenai buah, dan untuk menghindari terjadinya penyakit busuk buah.

Jenis hama dan penyakit penting yang menyerang :

HAMA

Kutu daun aphids (Chaetasiphon fragaefolii) Tungau (Tetranychus sp.)

Ulat tanah (Agrotis segetum) Golongan kumbang

Kutu putih (Pseudococcus sp.) Nematoda

PENYAKIT

Kapang kelabu (Grey mould) pada buah Busuk buah matang (ripe fruit rot) Busuk Rhizopus Empulur merah Embun tepung Daun gosong Bercak daun Busuk daun Layu Verticillium Virus Busuk akar b.Panen dan pasca panen stroberi

1.Panen

Tanaman stroberi yang berasal dari bibit vegetatif mulai berbunga pada waktu tanaman berumur 2 bulan setelah tanam, namun sabaiknya bunga pertama dibuang dan tanaman diarahkan untuk lebih produkitf berbuah pada umur 4 bulan. Periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung terus menerus hingga tanaman berumur 2 tahun.

Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari pada waktu cuaca cerah. Panen dilakukan secara periodik dua kali seminggu. Karakteristik buah yang siap panen apabila buah terasa kenyal atau empuk, kulit buah dominan berwarna merah atau kuning kemerah-merahan, buah berumur sekitar 2 minggu sejak pembungaan.

(8)

Buah stroberi termasuk komoditas yang mudah rusak (perishable), sehingga memerlukan penanganan yang tepat untuk mempertahankankualitasnya. Penanganan pasca panen adalah tahap-tahap kegiatan usaha tani sejak pemanenan hingga siap dipasarkan atau dikonsumsi. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan hasil

Buah yang sudah di panen dikumpulkan dalam suatu tempat, hindari penumpukan yang berlebihan selanjutnya buah-buah ini dicuci dengan air yang bersih.

2. Pencucian

Pencucian lebih baik dilakukan pada air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran seperti tanah dan debu. Setelah dicuci buah dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di tempat yang teduh.

3.Sortasi

Sortasi dilakukan setelah pencucian, buah yang kualitasnya baik dipisahkan dari buah yang rusak atau busuk. Buah yang rusak atau busuk sebaiknya dibuang jauh-jauh atau dibakar agar patogen yang ada tidak menular lebih lanjut pada buah yang sehat.

4.Pengkelasan (Grading)

Pengkelasan dilakukan karena sifat yang beragam dari buah stroberi. Pengkelasan juga dapat digunakan untuk menentukan harga jual masing-masing kelas. Standar kualitas erat hubungannya dengan buah yang dikonsumsi segar. Pengkelasan dilakukan berdasarkan varietas, ukuran, penampakan dan kualitasnya. Kualitas buah lebih ditekankan pada penampilan buah (kematangan, bersih, tidak cacat dan lecet), aroma buah, warna buah, dan rasa. Secara umum stroberi digolongkan dalam 3 kelas berdasarkan diameter dan penampakan buah yaitu :

a. Grade A : Diameter lebih dari 2 cm, kualitas buah baik dengan warna menarik, segar dan tidak cacat untuk dijadikan buah meja (untuk dimakan segar).

b. Grade B : Diameter kurang dari 2 cm, kualitas buah baik, bentuk bulat lonjong, segar dan tidak cacat untuk dijadikan buah meja (untuk dimakan segar).

c. Grade C : Diameter kurang dari 2 cm, buah tidak segar dan lecet, buah ini baik digunakan untuk buah olahan.

5.Pengemasan

Pengemasan stroberi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti yang dapat dilihat pada toko-toko swalayan antara lain dikemas dengan menggunakan wadah styrofoam dengan permukaan atas dari plastik tembus pandang yang dipres sehingga menarik untuk dilihat. Ada

(9)

juga pengemsan dengan anyaman bambu yang memiliki lubang sehingga memungkinkan aliran udara yang ada dasarnya dilapisi potongan kertas-kertas yang berfungsi agar buah tidak luka dan lecet. Buah harus disusun sedemikian rupa agar tidak ada buah yang terjepit. Buah stroberi perlu disimpan pada suhu dingin karena mudah sekali rusak. Penyimpanan yang terbaik adalah pada suhu 0 - 1°C. Bila temperatur 1°C tidak dapat terpenuhi, maka maksimum temperatur penyimpanan adalah 10°C.

6.Pengangkutan

Buah yang akan diangkut dengan waktu tempuh 1 – 2 hari perjalanan adalah buah yang dipanen dengan persentase warna merah sekitar 50 – 75 persen, sedangkan yang akan diangkut dengan tujuan untuk langsung dikonsumsi maka buah yang dipanen adalah buah yang warna merahnya 100 persen. Kendaraan pengangkut stroberi sebaiknya dilengkapi dengan alat pendingin agar buah tetap segar.

B.Aspek Managerial

Dari sisi Aspek manajerial ini usaha stroberi di Desa Serang di katakan layak karena di sana dapat memelihara aset – aset yang dimilikidari awal pengolahan sampai pasca panen dilakukan dengan manajemen yang baik dan benar. Tidak hanya itu stroberi di Desa Serang juga dapat membayar tenaga kerja yang terdapat di kebun stroberi.

C.Aspek Ekonomis

Kelayakan dari aspek ekonomi dapat dilihat dati peluang dasar yang cukup luas karena disamping buah dijual dalam keadaan segar juga dapat diolah menjadi berbagai olahan seperti sirup, selai, dodol, getuk, puding, dan lain-lain, disamping itu juga dapat dilihat sampai sejauh mana budidaya stroberi menguntungkan bagi petani.

Analisi usaha membantu pengusaha untuk membuat perhitungan dan menentukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Berikut merupakn analisis usaha kelompok tani stroberi sebagai berikut :

Harga Satuan Bahan-bahan Unsur Biaya dan Penerimaan

No. Unsur Biaya dan Penerimaan Satuan Harga Satuan (Rp)

1. Bibit Batang 1.000,00

2. Pupuk Kandang Rit 450.000,00

Pupuk Cair Botol 30.000,00

Dolomit Kantong 90.000,00

3. Biaya Tenaga Kerja Pengolahan Tanah

HOK 15.000,00

Biaya Tenaga Pemelihara, Panen dan Pasca Panen

HOK 15.000,00

(10)

6. Alat-alat pertanian Paket 190.000,00

Mulsa plastik Rol 425.000,00

7. Pembuatan gubug 1 unit 750.000,00

8. Biaya kemas untuk grade A, B Kg 300,00

9. Harga jual grade A Kg 25.000,00

Harga jual grade B Kg 17,500,00

Harga jual grade C Kg 10.000,00

10. Bunga Bank 1 tahun 18%

Keterangan :

§Luas lahan : 1 hektar §Masa produksi: 1 tahun §Kebutuhan bibit: 60.000 bit

§Produksi buah atau tanaman: 0,5 kg /tan/tahun §Tanaman yang berproduksi: 80%

§Grade A: 20% §Grade B: 50% §Grade C: 30%

§Kebutuhan pupuk kandang: 6 rit §Pupuk cair:26 botol

§Dolomit: 60 kantong

§Tenaga Kerja Pengolahan Lahan: 270 HOK §Tenaga panen dan pasca panen: 210 HOK BIAYA PRODUKSI

1.Biaya Tetap (FC)

§Sewa tanah selam 1 tahunRp3.500.000,00 §Alat-alat pertanian 1 tahunRp190.000,00

(11)

§Bunga BankRp16.621.200 SubtotalRp21.061.200,00 2.Biaya Tidak Tetap (VC)

a.Biaya sarana produksi

§Bibit : 60.000 @ Rp 1.000Rp 60.000.000,00 §Pupuk :

oPupuk kandang 6 rit @ Rp 450.000Rp2.700.000,00 oPupuk cair 26 botol x Rp 30.000 Rp780.000,00 oMulsa plastik 12 rol @ Rp 425.000Rp 5.100.000,00 oKapur dolomite 60 kantong @ Rp 90.000Rp 5.400.000,00 b.Biaya tenaga kerja upah harian

§Pengolahan tanah dan pembuatan

Bedengan 270 HOK @ Rp 15.000 Rp4.050.000,00 §Penanaman, panen dan pasca panen

210 HOK @ Rp 15.000 Rp3.150.000,00 c.Pengemasan (4.800 + 12.000) : 2 ons) x Rp 300Rp6.720.000.00 SubtotalRp87.900.000,00 Total Biaya(FC+VC)Rp108.961.200,00 3.Penerimaan

Produktifitas buah stroberi rata-rata 0,5 kg per tanaman dalam satu tahun. Dari populasi 60.000 tanaman per 1 hektar dapat produktif berbuah 80% atau sekitar 48.000 tanaman. Produksi (48.000 x 0,5 kg) = 24.000 kg terdiri dari :

(12)

üGrade B12.000 kg x Rp 17.500,00RP210.000.000,00 üGrade C7.200 kg x Rp10.000,00Rp72.000.000,00

JumlahRp 402.000.000,00 4.Pendapatan ( Penerimaan – Total Biaya )

= Rp 402.000.000,00 - Rp 108.961.200,00 = Rp 293.038.800,00

5.Rasio penerimaan dan Biaya (R/C ratio)

= Rp 402.000.000,00 / Rp 108.961.200,00 = 3,68 6.Produktivitas Tenaga Kerja

Rp 402.000.000,00 480 HKO Rp 402.000.000,00 480 HKO

= Rp 837.500 /HKO 7.Produktivitas Modal (p / C ratio)

Rp 293.038.800,00 – ( 18% x Rp 293.038.800,00) p / C =100% Rp 108.961.200,00 Rp 293.038.800,00 – Rp 52.746.984,00 =x 100% Rp 293.038.800,00 = 82 %

(13)

1.R/C ratio = 3,68 > 1 ® layak

2.pendapatan petani = Rp 293.038.800,00> Rp 350.000,00 ® layak 3.produkivitas tenaga kerja = Rp 837.500 /HKO > Rp 20.000,00 ® layak 4.produktivitas modal (p / C ratio) = 82% > 18% ® layak

4.ASPEK SOSIAL

Aspek sosial banyak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha agribisnis. Biasanya seseorang yang akan berusaha bidang agribisnis dalam survai awal yang dilihat dahulu selain peluang pasar adalah kondisi sosial dimana usaha tersebut akan ditempatkan.

Tempat praktikum yang berlokasi di Kawasan Agrowisata Hortikultura, Kelompok Tani Stroberi ”SEJATI” Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga ini memiliki pola pikir anggota kelompok tani yang sudah cukup maju karena mereka sering mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diadakan Dinas Pertanian dan Kehutanan setempat maupun Institusi lainnya yang menurut pembudidaya stroberi sangat membantu dalam pengembangan maupun kemajuan usaha stroberi.

Keamanan di kelompok tani stroberi sudah cukup terjaga, hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk juga membudidayakan stroberi.Usaha budidaya stroberi dapat diterima oleh masyarakat petani karena usaha tersebut mudah diterapkan dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

III.MASALAH DAN KENDALA A. Masalah

Masalah adalah penyebab keadaan yang tidak memuaskan atau keadaan yang memerlukan perbaikan. Masalah yang dihadapi oleh pembudidaya stroberi adalah:

1.Bibit yang di dapatkan cukup dan kadang terbatas dikarenakan banyaknya petani stroberi yang memesan bibit unggul dari beberapa daerah. sehingga petani perlu mensiasati bibit yang rusak untuk diganti dengan bibit tumpang sari seperti selada, daun bawang, dll.

2.tidak adanya jaringan dalam pemasaran sehingga sulit untuk memasarkannya. 3.kurangnya kerjasama antara pengusaha swasta lainnya untuk meminjamkan modal. 4.perlu adanya penambahan pengetahuan bagi para pekerja, sehingga tanaman ini dapat berkembang lebih subur dan berkualitas tinggi.

(14)

Kendala adalah Hambatan yang terdiri dari situasi dan kondisi nyata yang bersifat alami yang tidak dapat dielakkan. iklim yang kurang bersahabat didaerah Serang kadang – kadang dapat menjadi suatu kendala, misalkan pada musim hujan, buah stroberiakan cepat rusak jika tanaman stroberi menyerap banyak kandungan air pada perakaran, yang mengakibattkan stroberi berlubang. Pada musim hujan juga menyebabkan buah stroberimemiliki rasa yang hambar dan asam. Tetapi harga jual pada saat musim penghujan maupun musim kemarau tidak berpengaruh terhadap harga stroberi di pasaran, dikarenakan buah stroberi tetap dicari oleh para konsumen.

Namun demikian juga terdapat kendala teknis dalam usaha peningkatan mutu dan produksi stroberi. Seperti serangan hama dan penyakit yang menyerang daun, tunas, sulur dan buah. Sedangkan penyakit yang dominan menyerang stoberi ini adalah cendawan, bakteri dan virus. Selain itu juga guna mendapatkan produksi yang tinggi diperlukan pemangkasan, baik itu pada musim kemarau maupun musim hujan secara rutin.

IV.SIMPULAN DAN SARAN 1.Simpulan

Usaha budidaya stroberi milik kelompok tani stroberi layak diusahakan khususnya dilihat dari segi :

1. Aspek Teknis

Secara teknis budidaya stroberi layak diusahakan karena didukung oleh sumberdaya alam yang secara agro ekosistem memungkinkan dan cocok sebagai syarat tumbuhnya tanaman stroberi, disamping itu standar prosedur operasional budidaya stroberi telah diterapkan oleh anggota kelompok tani dengan baik.

2.Aspek Managerial

Stroberi di Desa Serang di katakan layak karena di sana dapat memelihara aset – aset yang dimilikidari awal pengolahan sampai pasca panen dilakukan dengan manajemen yang baik.

3.Aspek Ekonomis

Dari perhitungan ke empat kriteria tersebut, usaha tani stroberi layak untuk dikembangkan.

a.R/C ratio = 3,68 > 1 ® layak

b.pendapatan petani = Rp 293.038.800,00> Rp 350.000,00 ® layak c.produkivitas tenaga kerja = Rp 837.500 /HKO > Rp 20.000,00 ® layak d.produktivitas modal (p / C ratio) = 82% > 18% ® layak

(15)

4.Aspek Sosial

Secara sosial budidaya stroberi layak diusahakan karena keamanan terjamin dan masyarakat sekitar menerima usaha tersebut sebagai usaha yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

2. Saran

Agar produksi tetap dapat dipertahankan maka disarankan :

1.Kelompok tani memperhatikan kualitas bibit yang digunakan.

2.Produk stroberi dalam kemasan perlu diberi label agar produk tersebut dikenal oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, S. 2005. Berkebun Stroberi Secara Komersil. Penebar Swadaya. Depok. 67 hal. Gunawan, W. 1996. Stroberi. Penebar Swadaya. Jakarta. 74 hal.

Prabowo, Y. Oktober 2007. Budidaya Stroberi (on-line). Http://Budidaya strawberry.html. diakses 2 Juni 2010

Rahmatia, D.Pipit Pitria. Bercocok Tanam Stroberi. PT. Sinar Wadja Lestari. 58 hal. Rukmana, R. 1998. Stroberi. Kanisius. Yogyakarta. 78 hal.

Suhartono. 2010. Modul Praktikum Kapita Selekta Semester IV. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto. 9 hal.

(http://miebie.blog.friendster.com/2010/06/analisis-kelayakan-usaha-budidaya-stroberi-disumbang-pbg-sejati/, jum’at 10 juni 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Ketinggian air media pemeliharaan 5 cm menunjukkan pertumbuhan panjang belut dan kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan belut pada ketinggian air 3

Salah satu bentuk nyata dari perubahan sosial adalah modernisasi yaitu perubahan sosial budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan. Modernisasi

Sistem sensor pada penelitian ini memiliki keluaran berupa frekuensi analog serta dapat digunakan untuk mengetahui kuantisasi nilai warna kulit biji kedelai serta indeks warna

Kedua hal inilah (fenomena empiris dan research gap) yang kemudian mendorong dilakukannya penelitian ini untuk mengenalisis data penelitian yang menggabungkan aspek

Setelah kriteria ini ditentukan dengan menganalisa kemudian dilakukan pembobotan nilai terhadap kriteria-kriteria tersebut, alternatif sesuai tingkat kepentingan kemudian di

[r]

The acting stage was conducted in two meetings (2x40 minutes) that was performed during the teaching and learning process. While doing teaching and learning process,

Proteins extracted from the latex centrifugation three fractions (serum B, serum C and rubber particles) as well as seven types of commercial gloves, then separated by