LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
POST
POST CRANIOTOMY (CRANIOPHARYNGIOM
CRANIOTOMY (CRANIOPHARYNGIOMA)
A)
A.
A. DEDEFIFINNISISII
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
di otak, meningen dan tengkorak.
Craniopharyngioma adalah Tumor otak yang terletak di area hipotalamus di atas sella tursica Craniopharyngioma adalah Tumor otak yang terletak di area hipotalamus di atas sella tursica Craniotomy adalah Operasi untuk membuka tengkorak (tempurung kepala) dengan maksud Craniotomy adalah Operasi untuk membuka tengkorak (tempurung kepala) dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak.
untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak.
B
B.. EETTIOIOLLOOGGII
Kongenital : Beberapa tumor otak tertentu seperti kraniofaringioma, teratoma, berasal dari Kongenital : Beberapa tumor otak tertentu seperti kraniofaringioma, teratoma, berasal dari sisa-sisa embrional yang kemudian mengalami pertumbuhan neoplastik
sisa-sisa embrional yang kemudian mengalami pertumbuhan neoplastik
C.
C. MAMANINIFEFESTSTASASI KLII KLINIK NIK
Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, ob
Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, ob struksi dari CSF)struksi dari CSF) • Sakit kepala
• Sakit kepala
• Nausea atau muntah proyektil • Nausea atau muntah proyektil • Pusing • Pusing • Perubahan mental • Perubahan mental • Kejang • Kejang
Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian
Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik dari otak)yang spesifik dari otak)
1. Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan, tanda-tanda 1. Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan, tanda-tanda
papil edema. papil edema.
2. Perubahan bicara, msalnya: aphasia 2. Perubahan bicara, msalnya: aphasia
3. Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik. 3. Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik. 4. Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan,
4. Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.dan paralisis. 5. Perubahan bowel atau
5. Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan konstipasi.bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan konstipasi. 6. Perubahan dalam penden
6. Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.garan, misalnya : tinnitus, deafness. 7. Perubahan dalam seksual
7. Perubahan dalam seksual
D.
D. PEMPEMERIKERIKSAASAAN N PENPENUNJUNJANGANG
Untuk membantu menentukan lokasi tumor yang tepat, sebuah deretan pengujian dilakukan. Untuk membantu menentukan lokasi tumor yang tepat, sebuah deretan pengujian dilakukan. 1. CT-Scan memberikan info spesifik menyangkut jumlah, ukuran, dan kepadatan jejas
1. CT-Scan memberikan info spesifik menyangkut jumlah, ukuran, dan kepadatan jejas tumor, serta meluasnya edema serebral sekunder.
tumor, serta meluasnya edema serebral sekunder.
2. MRI membantu mendiagnosis tumor potak. Ini dilakukan untuk mendeteksi jejas tumor 2. MRI membantu mendiagnosis tumor potak. Ini dilakukan untuk mendeteksi jejas tumor yang kecil, alat ini juga membantu mendeteksi jejas yang kecil dan tumor-tumor didalam yang kecil, alat ini juga membantu mendeteksi jejas yang kecil dan tumor-tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.
batang otak dan daerah hipofisis.
3. Biopsy stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendiagnosis 3. Biopsy stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendiagnosis
informasi prognosis. informasi prognosis.
4. Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral dan letak 4. Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral dan letak
tumor serebral. tumor serebral.
5. EKG dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan 5. EKG dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang. dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
E.
E. KOMKOMPLIKPLIKASI ASI POSPOST T OPEOPERASRASII
1.
1. Edema Edema cerebralcerebral 2.
2. Perdarahan Perdarahan subdural, subdural, epidural, epidural, dan dan intracerebralintracerebral 3.
3. Hypovolemik Hypovolemik syok syok 4. Hydrocephalus 4. Hydrocephalus 5.
5. Ketidakseimbangan cairan Ketidakseimbangan cairan dan elektroldan elektrolit (it (SIADH SIADH atau Diabetatau Diabetes Insies Insipidus)pidus)
6.
6. Gangguan perGangguan perfusi fusi jaringan jaringan sehubungan sehubungan dengan tdengan tromboplebitis.romboplebitis.
Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7 - 14 hari setelah operasi. Bahaya besar Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7 - 14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati, dan otak.
ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati, dan otak.
Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatif dini. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatif dini. 7
7.. IInnffeekkssii.. Inf
Infekseksi i lukluka a sersering muncul pada ing muncul pada 36 36 - - 46 46 jam seteljam setelah ah operoperasiasi. . OrgOrganianisme yang sme yang palpalinging ser
sering ing menmenimbimbulkulkan an infinfekseksi i adaadalah lah stastapilpilokokokokus us auraurensens, , orgorganianismesme; ; gragram m pospositiitif.f. Stapilokokus mengakibatkan pernanahan.
Stapilokokus mengakibatkan pernanahan. Unt
Untuk uk menmenghighindarndari i infinfekseksi i lukluka a yanyang g palpaling ing penpentinting g adaladalah ah perperawaawatan tan lukluka a dengdenganan memperhatikan aseptik dan antiseptik.
memperhatikan aseptik dan antiseptik. 8.
8. KerusaKerusakan intkan integritegritas kulit sas kulit sehubungehubungan dengan dehan dengan dehisensisensi luka ati luka atau eviseau eviserasi.rasi. Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka.
Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi luka adalah keluarnya organ-organ dalam
Eviserasi luka adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi.melalui insisi. Fakto
Faktor r penyebpenyebab ab dehisdehisensi atau ensi atau eviseeviserasi adalah rasi adalah infekinfeksi luka, si luka, kesalkesalahan menutup ahan menutup waktuwaktu pembedahan
pembedahan
F.
F. PENPENATAATALAKLAKSANSANAAN AAN KEPKEPERAERAWATWATANAN
1.
1. MeMengngururanangi gi kokommplpliikakasi si akakibibat at pepembmbededahahanan.. 2
2.. MMeemmppeerrcceeppaat t ppeennyyeemmbbuuhhaann.. 3.
3. MeMengengembmbalalikikan fan funungsgsi pi pasasieien sn sememakaksisimamal ml munungkigkin sn sepepererti ti sesebebelulum opm opererasasi.i. 4
4.. MMeemmppeerrttaahhaanknkaan n kkoonnsseep p didirri i ppaassiieenn.. 5
5.. MMeemmppeerrssiiaappkkaan n ppaassiieen n ppuullaanngg..
Perawatan pasca pembedahan Perawatan pasca pembedahan
1.
1. Tindakan keperawatan post operasiTindakan keperawatan post operasi
aa.. MMoonniittoor r kkeessaaddaarraann, , ttaannddaa--ttaanndda va viittaall, C, CVVPP, , iinnttaakke de daan on ouuttppuutt b
b.. OObbsseerrvvaassi i ddaan n ccaattaat t ssiiffaat t ddaarraai i ddrraaiin n ((wwaarrnnaa, , jjuummllaahh) ) ddrraaiinnaaggee..
cc.. DDaallaam m mmeennggaattuur r ddaan n mmeennggggeerraakkaan n ppoossiissi i ppaassiieen n hhaarruus s hhaattii--hhaattii,, jangan sampai drain tercabut.
jangan sampai drain tercabut. d
d.. PPeerraawwaattaan n lluukka a ooppeerraassi i sseeccaarra a sstteerriill.. 2
2.. MMaakkaannaann
Pada pasien pasca pembedahan biasanya tidak diperkenankan menelan makanan Pada pasien pasca pembedahan biasanya tidak diperkenankan menelan makanan se
sesusudadah h pepembmbededahaahan. n. mamakakanan nan yayang ng didiananjujurkrkan an padpada a papasisien en popost st opopererasasi i adaadalalahh ma
makakananan n titingnggi gi prprototeiein n dadan n vivitatamimin n C. C. PrPrototeiein n sasangngat at didipeperlrlukukan an papada da prprososeses pe
penyenyembumbuhan han lukluka, a, sedsedangkangkan an vitvitamiamin n C C yanyang g menmengandgandung ung antantiokioksidsidan an memmembantbantuu meningkatkan daya tahan tubuh untuk pencegahan infeksi.
meningkatkan daya tahan tubuh untuk pencegahan infeksi. pembatasan diit yang dilakukan adalah
pembatasan diit yang dilakukan adalah NPO (nothing peroral)NPO (nothing peroral) Biasanya makanan baru diberikan jika:
Biasanya makanan baru diberikan jika:
•
• Perut tidak kembungPerut tidak kembung •
Bia
Biasansanya ya paspasien ien dipdiposiosisiksikan an untuntuk uk berberbarbaring ing ditditempempat at tidtidur ur agaagar r keadkeadaanaanya ya stastabilbil.. Biasanya posisi awal adalah terlentang, tapi juga harus tetap dilakukan perubahan posisi Biasanya posisi awal adalah terlentang, tapi juga harus tetap dilakukan perubahan posisi agar tidak terjadi dekubitus. Pasien yang menjalani pembedahan abdomen dianjurkan agar tidak terjadi dekubitus. Pasien yang menjalani pembedahan abdomen dianjurkan untuk melakukan ambulasi dini.
untuk melakukan ambulasi dini. 4.
4. PemPemenuhenuhan an kebkebutuutuhan han elieliminminasiasi Sistem Perkemihan.
Sistem Perkemihan.
-- KKoonnttrrool vl voolluunntteer fr fuunnggssi pi peerrkkeemmiihhaan kn keemmbbaalli si seetteellaah 6 h 6 – 8 – 8 jjaam pm poosstt anesthesia inhalasi, IV, spinal.
anesthesia inhalasi, IV, spinal.
Anesthesia, infus IV, manipulasi operasi
Anesthesia, infus IV, manipulasi operasiretensio urine.retensio urine.
-- PPeenncceeggaahhaan n : : IInnssppeekkssii, , PPaallppaassii, , PPeerrkkuussiiabdomen bawah (distensi buli-abdomen bawah (distensi buli- buli).
buli).
-- DDoowweer r ccaatthheetteer r kaji warna, jumlah urine, out put urine < 30 ml / jamkaji warna, jumlah urine, out put urine < 30 ml / jam
komplikasi ginjal. komplikasi ginjal. Sistem Gastrointestinal. Sistem Gastrointestinal.
-- MMuuaal l mmuunnttaahh40 % klien dengan GA selama 24 jam pertama dapat40 % klien dengan GA selama 24 jam pertama dapat menyebabkan stress dan iritasi luka GI dan dapat meningkatkan TIK pada bedah menyebabkan stress dan iritasi luka GI dan dapat meningkatkan TIK pada bedah kepala dan leher serta TIO meningkat.
kepala dan leher serta TIO meningkat.
-- KKaajji i ffuunnggssi i ggaassttrro o iinntteessttiinnaal l ddeennggaan n aauusskkuullttaassi i ssuuaarra a uussuuss..
-- KKaajji i ppaarraalliittiic c iilleeuuss suara usus (-), distensi abdomen, tidak flatus.suara usus (-), distensi abdomen, tidak flatus. -- jjuummllaahh, , wwaarrnnaa, , kkoonnssiisstteennssi i iissi i llaammbbuunng g ttiiaap p 6 6 – – 8 8 jjaamm..
-- IInnsseerrssi Ni NG tG tubube ie innttrra oa opeperraattiif mf meenncceeggaah kh koommplpliikkaassi pi poosst ot oppeerraattiif df deenngagann decompresi dan drainase lambung.
decompresi dan drainase lambung.
•
• Meningkatkan istirahat.Meningkatkan istirahat. •
• Memberi kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah.Memberi kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah. •
• Memonitor perdarahan.Memonitor perdarahan. •
• Mencegah obstruksi usus.Mencegah obstruksi usus. •
• Irigasi atau pemberian obat.Irigasi atau pemberian obat.
Proses penyembuhan luka Proses penyembuhan luka
•
• Fase pertamaFase pertama
Berlangsung sampai hari ke 3. Batang lekosit banyak yang rusak / rapuh. Sel-sel darah Berlangsung sampai hari ke 3. Batang lekosit banyak yang rusak / rapuh. Sel-sel darah baru berkembang menjadi penyembuh dimana serabut-serabut bening digunakan sebagai baru berkembang menjadi penyembuh dimana serabut-serabut bening digunakan sebagai
kerangka. kerangka.
•
• Fase keduaFase kedua
Dari hari ke 3 sampai hari ke 14. Pengisian oleh kolagen, seluruh pinggiran sel epitel Dari hari ke 3 sampai hari ke 14. Pengisian oleh kolagen, seluruh pinggiran sel epitel timbul sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan kemerahan. timbul sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan kemerahan.
•
• Fase ketigaFase ketiga
Sekitar 2 sampai 10 minggu. Kolagen terus-menerus ditimbun, timbul jaringan-jaringan Sekitar 2 sampai 10 minggu. Kolagen terus-menerus ditimbun, timbul jaringan-jaringan baru dan otot dapat digunakan kembali.
baru dan otot dapat digunakan kembali.
•
• Fase keempatFase keempat
Fase terakhir. Penyembuhan akan menyusut dan mengkerut. Fase terakhir. Penyembuhan akan menyusut dan mengkerut.
Upaya untuk mempercepat penyembuhan luka Upaya untuk mempercepat penyembuhan luka
1.
1. Meningkatkan intake makanan tinggi protein dan vitamin C.Meningkatkan intake makanan tinggi protein dan vitamin C. 2.
2. MeMengnghihindndarari i obobatat-o-obabat t ananti ti raradadang ng sesepepertrti i ststereroioid.d. 3
3.. PPeenncceeggaahhaan n iinnffeekkssii.. 4.
4. Pengembalian Fungsi fisik.Pengembalian Fungsi fisik.
Pengembalian fungsi fisik dilakukan segera setelah operasi dengan latihan napas dan Pengembalian fungsi fisik dilakukan segera setelah operasi dengan latihan napas dan batuk efektif, latihan mobilisasi dini.
batuk efektif, latihan mobilisasi dini.
G.
G. KrKriteiteria Eria Evavalualuasisi
Hasil yang diharapkan setelah perawatan
Hasil yang diharapkan setelah perawatan pasien post operasi, meliputi;pasien post operasi, meliputi; 1.
1. TidTidak timak timbul nybul nyeri leri luka seuka selamlama penya penyembembuhauhan.n. 2.
2. Luka Luka insinsisi isi nornormal mal tantanpa ipa infenfeksiksi.. 3.
3. TiTidadak tik timbmbul koul kompmplilikaskasi.i. 4.
4. PoPola la elelimimininasasi li lancancarar.. 5.
5. PasPasien teien tetap daltap dalam tinam tingkagkat optit optimal tamal tanpa cacnpa cacat.at. 6.
6. KehiKehilanlangan bergan berat badaat badan minin minimal atmal atau tetau tetap normap normal.al. 7.
•
• Diet.Diet. •
• Batas kegiatan dan rencana kegiatan di rumah.Batas kegiatan dan rencana kegiatan di rumah.
H.
H. PENGKAJIANPENGKAJIAN
a.
a. Primary SurveyPrimary Survey
1
1)) AAiirrwwaayy
Periksa jalan nafas dari sumbatan benda
Periksa jalan nafas dari sumbatan benda asing (padat, cair)asing (padat, cair) setelah dilakukan pembedahan akibat pemberian anestesi.
setelah dilakukan pembedahan akibat pemberian anestesi. Potency jalan nafas,
Potency jalan nafas, meletakan tangan di atas mulut ataumeletakan tangan di atas mulut atau hidung.
hidung.
Auscultasi paru
Auscultasi paru keadekwatan expansi paru,keadekwatan expansi paru, kesimetrisan.
kesimetrisan. 2
2)) BBrreeaatthhiinngg
Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan gangguan Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan gangguan irama jantung, sehingga terjadi perubahan pada pola napas, kedalaman, frekuensi irama jantung, sehingga terjadi perubahan pada pola napas, kedalaman, frekuensi maupun iramanya, bisa berupa Cheyne Stokes atau Ataxia breathing. Napas maupun iramanya, bisa berupa Cheyne Stokes atau Ataxia breathing. Napas berbunyi, stridor, ronkhi, wheezing ( kemungkinana karena aspirasi), cenderung berbunyi, stridor, ronkhi, wheezing ( kemungkinana karena aspirasi), cenderung
terjadi peningkatan produksi sputum pada jalan napas. terjadi peningkatan produksi sputum pada jalan napas.
Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan kedalaman). RR Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan kedalaman). RR < 10 X / menit
< 10 X / menit depresi narcotic, respirasi cepat, dangkaldepresi narcotic, respirasi cepat, dangkal gangguangangguan cardiovasculair atau rata-rata metabolisme yang meningkat.
cardiovasculair atau rata-rata metabolisme yang meningkat.
Inspeksi: Pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu Inspeksi: Pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan diafragma, retraksi sternal
pernafasan diafragma, retraksi sternal efek anathesi yang berlebihan, obstruksi.efek anathesi yang berlebihan, obstruksi. 3
3)) CCiirrccuullaattiinngg::
Efek peningkatan tekanan intrakranial terhadap tekanan Efek peningkatan tekanan intrakranial terhadap tekanan darah bervariasi. Tekanan pada pusat vasomotor akan meningkatkan transmisi darah bervariasi. Tekanan pada pusat vasomotor akan meningkatkan transmisi rangsangan parasimpatik ke jantung yang akan mengakibatkan denyut nadi rangsangan parasimpatik ke jantung yang akan mengakibatkan denyut nadi menjadi lambat, merupakan tanda peningkatan tekanan intrakranial. Perubahan menjadi lambat, merupakan tanda peningkatan tekanan intrakranial. Perubahan frekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang diselingi dengan
frekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang diselingi dengan bradikardia,bradikardia, disritmia).
disritmia).
Inspeksi membran mukosa : warna dan kelembaban, turgor Inspeksi membran mukosa : warna dan kelembaban, turgor kulit, balutan.
kulit, balutan. 4
4)) DDiissaabbiilliitty y : : bbeerrffookkuus s ppaadda a ssttaattuus s nneeuurroollooggii
Kaji tingkat kesadaran pasien, tanda-tanda respon mata, Kaji tingkat kesadaran pasien, tanda-tanda respon mata, respon motorik dan tanda-tanda vital.
respon motorik dan tanda-tanda vital.
Inspeksi respon terhadap rangsang, masalah bicara, Inspeksi respon terhadap rangsang, masalah bicara, kesulitan menelan, kelemahan atau
kesulitan menelan, kelemahan atau paralisis ekstremitas, perubahan visual danparalisis ekstremitas, perubahan visual dan gelisah.
gelisah. 5
5)) EExxppoossuurree
Kaji balutan bedah pasien terhadap adanya perdarahan Kaji balutan bedah pasien terhadap adanya perdarahan b.
b. Secondary SurveySecondary Survey : Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik Pas
Pasien nampaien nampak k tegtegangang, , wajwajah ah menmenahaahan n saksakit, lemait, lemah. h. KesKesadaadaran somnoran somnolenlent,t, apatis,
apatis, GCS : GCS : 4-5-6, 4-5-6, T 120/80 mT 120/80 mmHg, N 98 mHg, N 98 x/menit, S x/menit, S 37374 04 0C, RR 20 X/menit.C, RR 20 X/menit. 1
1)) AAbbddoommeenn.. Ins
Inspekspeksi i titidak ada dak ada asiasitestes, , palpalpaspasi i hathati i terteraba 2 aba 2 jarjari bawah iga,di bawah iga,dan limpa tidaan limpa tidak k membesar, perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit.
membesar, perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit.
Distensi abdominal dan peristaltic usus adalah pengkajian yang harus dilakukan pada Distensi abdominal dan peristaltic usus adalah pengkajian yang harus dilakukan pada gastrointestinal.
gastrointestinal. 2)
2) EkEkststreremmititasas Ma
Mampmpu u memengngangangkakat t tatangngan an dadan n kakkaki. i. KekKekuauatatan n ototot ot ekekststreremimitatas s atatas as 4-4-4 4 dadann ekstremitas bawah 4-4., akral dingin dan pucat.
ekstremitas bawah 4-4., akral dingin dan pucat. 3)
3) InInttegegumumenen..
Kulit keriput, pucat. Turgor sedang Kulit keriput, pucat. Turgor sedang 4)
4) PePememeririksksaaaan n neuneurorolologigiss
Bila perdarahan hebat/luas dan mengenai batang otak akan terjadi gangguan pada Bila perdarahan hebat/luas dan mengenai batang otak akan terjadi gangguan pada nervus cranialis, maka dapat terjadi :
nervus cranialis, maka dapat terjadi :
−
−
− Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi pada mata.Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi pada mata. −
− Terjadi penurunan daya pendengaran, keseimbangan tubuh.Terjadi penurunan daya pendengaran, keseimbangan tubuh. −
− Sering timbul hiccup/cegukan oleh karena kompresi pada nervus vagusSering timbul hiccup/cegukan oleh karena kompresi pada nervus vagus
menyebabkan kompresi spasmodik diafragma. menyebabkan kompresi spasmodik diafragma.
−
− Gangguan nervus hipoglosus. Gangguan yang tampak lidah jatuh kesalahGangguan nervus hipoglosus. Gangguan yang tampak lidah jatuh kesalah
satu sisi, disfagia, disatria, sehingga kesulitan menelan. satu sisi, disfagia, disatria, sehingga kesulitan menelan. c.
c. Tersiery SurveyTersiery Survey
1)
1) KaKardrdioiovavaskskululer er Klien namp
Klien nampak lemah, kulit ak lemah, kulit dan kunjungtdan kunjungtiva pucat dan akral hangativa pucat dan akral hangat. Tekanan darah. Tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 120x/menit, kapiler refill 2 detik. Pemeriksaan laboratorium: HB 120/70 mmhg, nadi 120x/menit, kapiler refill 2 detik. Pemeriksaan laboratorium: HB = 9,9 gr%,
= 9,9 gr%, HCT= 32 dan PLT HCT= 32 dan PLT = 235.= 235. 2
2)) BBrraaiinn
Klien dalam keadaan sadar, GCS: 4-5-6 (total = 15), klien nampak lemah, refleks Klien dalam keadaan sadar, GCS: 4-5-6 (total = 15), klien nampak lemah, refleks dalam batas normal.
dalam batas normal. 3
3)) BBllaaddeer r
Klien terpasang doewer
Klien terpasang doewer chateter urine tertchateter urine tertampung 200 cc, ampung 200 cc, warna kuning kecoklatan.warna kuning kecoklatan. I.
I. DIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
1. GaGangnggggguauan rn rasasa nya nyamaman nan nyeyeri ri beberhrhububunungagan den dengngan an luluka ika insnsisisi.i. 2.
2. KeKerurusasakakan inn intetegrgrititas kas kululit it beberhrhububunungagan den dengngan lan lukuka ina insisisisi.. 3.
3. ReResisiko ko titinggnggi i ininfefeksksi i beberhrhububunungan gan dedengangan n hihigigienene e luluka ka yayang ng bubururuk.k. 4.
4. GaGangngguguan an peperfrfususi ji jarariningagan bn bererhuhububungngan an dedengngan an pependndararahahanan.. 5.
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan post operasi.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan post operasi. 6.
6. PoPola la nanafafas is inenefefektktif if beberhrhububunungagan dn denengagan en efefek ak ananaststesesi.i. 7.
7. BeBersrsihihan an jajalalan nn napaapas s ininefefekektitif bf bererhubhubunungan gan dedengangan pn penenumumpukpukan an sesecrcretet.. 8.
8. PePerurubabahahan pon pola ela elilimiminanasi usi uririn ben berhrhububunungagan den dengngan ean efefek ank anasastetesisi.. 9.
9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah.
J.
J. INTINTERERVEVENSNSI KI KEPEPERERAWAAWATATANN
N
Noo.. DDiiaaggnnoossaa Keperawatan Keperawatan Kriteria Hasil/ Kriteria Hasil/ Tujuan Tujuan Intervensi Intervensi Keperawatan Keperawatan Rasionalisasi Rasionalisasi 1 1.. GGaanngggggguuaann rasa nyaman rasa nyaman nyeri nyeri berhubungan berhubungan dengan luka dengan luka insisi. insisi. Tujuan: Tujuan: • • SetelahSetelah dilakukan dilakukan tindakan tindakan keperawatan keperawatan rasa nyeri rasa nyeri dapat teratasi dapat teratasi atau tertangani atau tertangani dengan baik. dengan baik. Kriteria hasil: Kriteria hasil: • • MelaporkanMelaporkan rasa nyeri rasa nyeri hilang atau hilang atau terkontrol. terkontrol. • • MengungkapkaMengungkapka n metode n metode pemberian pemberian menghilang menghilang rasa nyeri. rasa nyeri. • • MendemonstraMendemonstra sikan sikan penggunaan penggunaan teknik relaksasi teknik relaksasi dan aktivitas dan aktivitas hiburan sebagi hiburan sebagi penghilang penghilang 1.
1. Kaji nyeri,Kaji nyeri, catat lokasi, catat lokasi, karakteristik, skala karakteristik, skala (0-10). Selidiki (0-10). Selidiki dan laporkan dan laporkan perubahan nyeri perubahan nyeri dengan tepat. dengan tepat. 2
2.. PPeerrttaahhaannkkaann posisi istirahat posisi istirahat semi fowler. semi fowler. 3 3.. DDoorroonngg ambulasi dini. ambulasi dini. 4 4.. BBeerriikkaann kantong es pada kantong es pada abdomen. abdomen. 1 1.. BBeerrgguunnaa dalam pengawasan dalam pengawasan keefektifan obat, keefektifan obat, kemajuan kemajuan penyembuhan. penyembuhan. perubahan pada perubahan pada karakteristik nyeri karakteristik nyeri menunjukkan menunjukkan terjadinya abses. terjadinya abses. 2
2.. MMeenngguurraannggii tegangan abdomen tegangan abdomen yang bertambah yang bertambah dengan posisi dengan posisi telentang. telentang. 3
3.. MMeenniinnggkkaattk k an normalisasi an normalisasi fungsi organ, fungsi organ, contoh merangsang contoh merangsang peristaltic dan peristaltic dan kelancaran flatus, kelancaran flatus, dan menurunkan dan menurunkan ketidaknyamanan ketidaknyamanan abdomen. abdomen. 4 4.. mmeenngghhiillaanngg kan dan kan dan mengurangi nyeri mengurangi nyeri
5 5.. BBeerriikkaann analesik sesuai analesik sesuai indikasi. indikasi. catatan:jangan catatan:jangan lakukan kompres lakukan kompres panas karena dapat panas karena dapat
menyebabkan menyebabkan kongesti jaringan. kongesti jaringan. 5 5.. mmeenngghhiillaanngg kan nyeri kan nyeri mempermudah mempermudah kerja sama dengan kerja sama dengan intervensi terapi intervensi terapi lain.
lain. 2
2.. KKeerruussaakkaann integritas kulit integritas kulit berhubungan berhubungan dengan luka dengan luka insisi. insisi. Tujuan: Tujuan: Setelah diberikan Setelah diberikan tindakan pasien tindakan pasien tidak mengalami tidak mengalami gangguan gangguan integritas kulit. integritas kulit. Kriteria hasil: Kriteria hasil: • • MenunjukkanMenunjukkan penyembuhan penyembuhan luka tepat luka tepat waktu. pasien waktu. pasien menukjukkan menukjukkan • • PasienPasien menunjukkan menunjukkan perilaku untuk perilaku untuk meningkatkan meningkatkan penyembuhan penyembuhan dan mencegah dan mencegah komplikasi. komplikasi. 1 1.. KKaajji i ddaann catat ukuran, catat ukuran, warna, keadaan warna, keadaan luka, dan kondisi luka, dan kondisi sekitar luka. sekitar luka. 2
2.. llaakkuukkaann kompres basah dan kompres basah dan sejuk atau terapi sejuk atau terapi rendaman.
rendaman. 3
3.. llaakkuukkaann perawatan luka dan perawatan luka dan
hygiene sesudah hygiene sesudah mandi, lalu mandi, lalu keringkan kulit keringkan kulit dengan hati hati. dengan hati hati. 4 4.. bbeerriikkaann priopritas untuk priopritas untuk meningkatkan meningkatkan kenyamanan dan kenyamanan dan kehilanan pasien. kehilanan pasien. 1
1.. MMeennggiiddeennttiif f ikasi terjadinya ikasi terjadinya komplikasi. komplikasi.
2
2.. mmeerruuppaakkaann tindakan protektif tindakan protektif yang dapat yang dapat mengurangi nyeri. mengurangi nyeri. 3 3.. MMeemmuunnggkkiinn kan pasien lebih kan pasien lebih bebas bergerak dan bebas bergerak dan
meningkatkan meningkatkan kenyamanan kenyamanan pasien. pasien. 4
4.. mmeemmppeerrcceeppaa t proses t proses penyembuhan dan penyembuhan dan rehabilitasi pasien, rehabilitasi pasien, 3
3.. RReessiikko to tiinnggggii infeksi infeksi berhubungan berhubungan dengan dengan higiene luka higiene luka yang buruk. yang buruk. Tujuan: Tujuan: Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan keperawatan pasien diharapkan pasien diharapkan tidak mengalami tidak mengalami infeksi. infeksi. Kriteria hasil: Kriteria hasil: • • Tidak Tidak menunjukkan menunjukkan adanya tanda adanya tanda infeksi. infeksi. •
• Tidak terjadiTidak terjadi
infeksi. infeksi.
1
1.. aawwaassi i ttaannd daa--tanda vital, tanda vital, perhatikan demam, perhatikan demam, menggigil, menggigil, berkeringat dan berkeringat dan perubahan mental perubahan mental dan peningkatan dan peningkatan nyeri abdomen. nyeri abdomen. 2.
2. Lihat likaLihat lika insisi dan balutan. insisi dan balutan. catat karakteristik, catat karakteristik, drainase luka. drainase luka. 3 3.. LLaakkuukkaann cuci tangan yang cuci tangan yang baik dan lakukan baik dan lakukan perawatan luka perawatan luka aseptik. aseptik. 4 4.. BBeerriikkaann antibiotik sesuai antibiotik sesuai indikasi. indikasi. 1
1.. DDeetteekkssi i ddiinnii adanya infeksi. adanya infeksi. 2. 2. MemberikanMemberikan deteksi dini deteksi dini terjadinya proses terjadinya proses infeksi. infeksi. 3
3.. MMeennuurruunnkkaann penyebaran bakteri penyebaran bakteri 4. 4. MungkinMungkin diberikan secara diberikan secara profilaktif untuk profilaktif untuk menurunkan menurunkan jumlah organisme, jumlah organisme, dan untuk dan untuk menurunkan menurunkan penyebaran dan penyebaran dan pertumbuhannya. pertumbuhannya. 4 4.. GGaanngggguuaann perfusi perfusi jaringan jaringan Tujuan: Tujuan: • • SetelahSetelah dilakukan dilakukan 1. 1. ObservasiObservasi ekstermitas ekstermitas terhadap terhadap 1 1.. TTiirraah h bbaarriinngg lama dapat lama dapat mencetuskan statis mencetuskan statis
p
peennddaarraahhaann.. ggaanngggguuaann perfusi perfusi jaringan. jaringan. Kriteria hasil: Kriteria hasil: • • Tanda-tandaTanda-tanda vital stabil. vital stabil. •
• Kulit klienKulit klien
hangat dan hangat dan kering kering
•
• Nadi perifer Nadi perifer
ada dan kuat. ada dan kuat.
•
• Masukan atauMasukan atau
haluaran haluaran seimbang. seimbang. 2. 2. EvaluasiEvaluasi status mental. status mental. perhatikan perhatikan terjadinya terjadinya hemaparalis, hemaparalis, afasia, kejang, afasia, kejang, muntah dan muntah dan peningkatan TD. peningkatan TD. resiko resiko pembentukan pembentukan trombosis. trombosis. 2
2.. IInnddiikkaassii yang menunjukkan yang menunjukkan embolisasi
embolisasi
sistemik pada otak. sistemik pada otak.
5
5.. KKeekkuurraannggaann volume cairan volume cairan berhubungan berhubungan dengan dengan perdarahan perdarahan post operasi. post operasi. Tujuan: Tujuan: • • setelahsetelah dilakukan dilakukan tindakan tindakan keperawatan keperawatan pasien pasien menunjukkan menunjukkan keseimbangan keseimbangan cairan yang cairan yang adekuat. adekuat. • • Tanda-tandaTanda-tanda vital stabil. vital stabil. • • MukosaMukosa lembab lembab •
• Turgor kulit/Turgor kulit/
pengisian pengisian
kapiler baik. kapiler baik.
•
• Haluaran urineHaluaran urine
baik. baik.
1
1.. aawwaassi i iinnttaakkee dan out put cairan. dan out put cairan.
2. 2. Awasi TTV,Awasi TTV, kaji membrane kaji membrane mukosa, turgor mukosa, turgor kulit, membrane kulit, membrane mukosa, nadi mukosa, nadi perifer dan perifer dan pengisian kapiler. pengisian kapiler. 3 3.. AAwwaassii pemeriksaan pemeriksaan laboratorium. laboratorium. 4. 4. BerikanBerikan cairan IV atau cairan IV atau produk darah produk darah sesuai indikasi sesuai indikasi 1
1.. mmeemmbbeerriikkaann informasi tentang informasi tentang penggantian penggantian kebutuhan dan kebutuhan dan fungsi organ. fungsi organ. 2 2.. iinnddiiccaattoor r keadekuatan keadekuatan volume sirkulasi/ volume sirkulasi/ perfusi. perfusi. 3. 3. MemberikanMemberikan informasi tentang informasi tentang volume sirkulasi, volume sirkulasi, keseimbangan keseimbangan cairan dan cairan dan elektrolit. elektrolit. 4. 4. MempertahaMempertaha nkan volume nkan volume sirkulasi. sirkulasi. 6 6.. PPoolla a nnaaffaass inefektif inefektif berhubungan berhubungan dengan efek dengan efek anastesi. anastesi. Tujuan: Tujuan: setelah dilakukan setelah dilakukan tindakan tindakan perawatan pasien perawatan pasien menunjukkan menunjukkan pola nafas yang pola nafas yang
efektif. efektif.
Kriteria hasil: Kriteria hasil:
•
• volume nafasvolume nafas
adekuat. adekuat.
•
• klien dapatklien dapat
mempertahank mempertahank an pola nafas an pola nafas normal dan normal dan efektif dan efektif dan tidak ada tanda tidak ada tanda hipoksia. hipoksia. 1 1.. EEvvaalluuaassii frekuensi frekuensi pernafasan dan pernafasan dan kedalaman. kedalaman. 2 2.. AAuusskkuullttaassii bunyi nafas. bunyi nafas. 3.
3. Lihat kulitLihat kulit dan membran dan membran mukosa untuk mukosa untuk 1 1.. KKeecceeppaattaann dan upayamungkin dan upayamungkin meningkat karena meningkat karena nyeri, takut, nyeri, takut, demam, penurunan demam, penurunan volume sirkulasi volume sirkulasi darah dan darah dan akumulasi akumulasi secretatau juga secretatau juga hipoksia. hipoksia. 2.
2. Bunyi nafasBunyi nafas sering menurun sering menurun pada dasar paru pada dasar paru selama periode selama periode waktu setelah waktu setelah pembedahan pembedahan sehubungan sehubungan dengan terjadinya dengan terjadinya atelektasis. atelektasis. 3. 3. SianosisSianosis menunjukkan menunjukkan adanya hipoksia adanya hipoksia sehubungan sehubungan
4 4.. BBeerriikkaann tambahan oksigen tambahan oksigen sesuai kebutuhan. sesuai kebutuhan. 4. 4. Untuk Untuk memaksimalkan memaksimalkan pengambilan pengambilan
oksigen yang akan oksigen yang akan diikat oleh Hb diikat oleh Hb yang yang menggantikan menggantikan tempat gas tempat gas anestesidan anestesidan mendorong mendorong pengeluaran gas pengeluaran gas
tersebut melalui zat tersebut melalui zat instalasi
instalasi 7
7.. BBeerrssiihhaan n jjaallaann napas napas inefektif inefektif berhubungan berhubungan dengan dengan penumpukan penumpukan secret. secret. Tujuan: Tujuan: setelah dilakukan setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan keperawatan pasien pasien menunjukkan menunjukkan bunyi nafas yang bunyi nafas yang jelas.
jelas.
Kriteria hasil: Kriteria hasil:
•
• frekuensi nafasfrekuensi nafas
dalam rentang dalam rentang normal.
normal.
•
• bebas dipsnea. bebas dipsnea.
1. 1. AwasiAwasi frekuensi, irama, frekuensi, irama, kedalaman kedalaman pernafasan. pernafasan. 2 2.. AAuusskkuullttaassii paru, perhatikan paru, perhatikan stridordan stridordan penurunan bunyi penurunan bunyi nafas. nafas. 3. 3. DorongDorong batuk atau latihan batuk atau latihan pernafasan.
pernafasan.
4
4.. PPeerrhhaattiikkaann adanya warna adanya warna pucat atau merah pucat atau merah pada luka. pada luka. 1. 1. PerubaahanPerubaahan sputum sputum menunjukkan menunjukkan terjadi distres terjadi distres pernafasan. pernafasan. 2 2.. DDeetteekkssii adanya obstruksi. adanya obstruksi. 3. 3. Meningkatk Meningkatk an ekspansi paru an ekspansi paru optimal/fungsi optimal/fungsi pernafasan. pernafasan. 4 4.. DDuuggaaaann adanya hipoksemia adanya hipoksemia atau karbon atau karbon monoksida. monoksida. 8
8.. PPeerruubbaahhaann pola eliminasi pola eliminasi urin urin berhubungan berhubungan dengan efek dengan efek anastesi. anastesi. Tujuan: Tujuan: setelah dilakukan setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan keperawatan pasien pasien menunjukkan menunjukkan aliran urine yang aliran urine yang lancar.
lancar.
Kriteria hasil: Kriteria hasil:
•
• Haluaran urineHaluaran urine
adekuat. adekuat. 1 1.. CCaattaatt keluaran urine, keluaran urine, selidiki penurunan selidiki penurunan aliran urine secara aliran urine secara tiba-tiba.
tiba-tiba.
2.
2. Awasi TTV,Awasi TTV, kaji nadi perifer, kaji nadi perifer, turgor kulit, turgor kulit, pengisian kapiler. pengisian kapiler. 3 3.. DDoorroonngg peningkatan cairan peningkatan cairan dan pertahankan dan pertahankan pemasukan akurat. pemasukan akurat. 1
1.. PPeennuurruunnaann aliran urine aliran urine tiba-tiba dapat tiba dapat mengindikasikan mengindikasikan adanya obstruksi adanya obstruksi atau juga karena atau juga karena dehidrasi. dehidrasi. 2. 2. Indikator Indikator keseimbangan keseimbangan cairan. cairan. 3. 3. MempertahaMempertaha nkan hidrasi dan nkan hidrasi dan aliran urine baik. aliran urine baik. 9
9.. PPeerruubbaahhaann nutrisi kurang nutrisi kurang dari dari kebutuhan kebutuhan berhubungan berhubungan dengan mual dengan mual muntah. muntah. Tujuan: Tujuan: Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan keperawatan pasien pasien menunjukkan menunjukkan keseimbangan keseimbangan berat badan. berat badan. Kriteria hasil: Kriteria hasil: •
• Berat badanBerat badan
klien tetap klien tetap 1 1.. TTiimmbbaanngg BB secara teratur. BB secara teratur. 2 2.. AAuusskkuullttaassii bising usus, catat bising usus, catat bunyi tak ada atau bunyi tak ada atau
1
1.. kkeehhiillaannggaann atau peningkatan atau peningkatan menunjukkan menunjukkan perubahan hidrasi, perubahan hidrasi, tapi kehilangan tapi kehilangan lanjut juga lanjut juga menunjukkan menunjukkan defisit nutrisi. defisit nutrisi. 2 2.. MMeesskkiippuunn bising usus sering bising usus sering tak ada, inflamasi tak ada, inflamasi
3
3.. TTaammbbaahhkkaann diet sesuai diet sesuai toleransi. toleransi. hiperaktifitas usus, hiperaktifitas usus, penurunan absorbsi penurunan absorbsi air atau juga diare. air atau juga diare. 3.
3. KemajuanKemajuan diet yang hati-hati diet yang hati-hati saat memasukkan saat memasukkan nutrisi dimulai lagi nutrisi dimulai lagi dapat menurunkan dapat menurunkan iritasi gaster. iritasi gaster.
Patofisiologi
Patofisiologi Post Post CraniotomyCraniotomy
Craniotomy Craniotomy Gangguan rasa Gangguan rasa nyaman nyeri nyaman nyeri Ujung- ujung saraf Ujung- ujung saraf
Reseptor nyeri Reseptor nyeri Kerusakan Kerusakan integritas kulit integritas kulit Jaringan kulit rusak Jaringan kulit rusak
Resti Infeksi Resti Infeksi Infasi kuman Infasi kuman Higiene luka buruk Higiene luka buruk
Luka insisi Luka insisi Pendarahan Pendarahan Gangguan perfusi Gangguan perfusi jaringan jaringan Kekurangan vol Kekurangan vol cairan cairan ↓ Vol darah ↓ Vol darah
Efek anastasi Efek anastasi Menekan pusat Menekan pusat pernapasan pernapasan Penumpukan secret Penumpukan secret ↓ Kerja organ ↓ Kerja organ pernapasan pernapasan Nausea, vomitas Nausea, vomitas Sistem perkemihan Sistem perkemihan Bersihan jalan Bersihan jalan napas inefektif napas inefektif ↓ Ekspansi paru ↓ Ekspansi paru Suplai Oksigen Suplai Oksigen inadekuat inadekuat Pola napas Pola napas inefektif inefektif Perubahan pola Perubahan pola eliminasi urin eliminasi urin Inkontinensia Inkontinensia Reflek berkemih ↓ Reflek berkemih ↓ ↓ fungsi ginjal ↓ fungsi ginjal Reflek muntah Reflek muntah Stimulasi medula Stimulasi medula Sistem G.I. Sistem G.I. Gangguan nutrisi Gangguan nutrisi kurang dari kurang dari kebutuhan kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
1.
1. BruBrunnenner r and and sudsuddardart. t. (19(1988)88).. TexTextbtbook ook of of MedMedicical al SurSurgigical cal Nursing
Nursing . Sixth . Sixth Edition. J.B. Edition. J.B. Lippincott Campany, Lippincott Campany, Philadelpia.Philadelpia.
2.
2. Doenges, Marilynn E. (2000).Doenges, Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC, Jakarta.
EGC, Jakarta.
3.
3. Carolyn M. Hudak, Barbara M. Gallo (1996),Carolyn M. Hudak, Barbara M. Gallo (1996), Keperawatan Kritis; Keperawatan Kritis; Pedekatan Holistik Volume II
Pedekatan Holistik Volume II , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
4.
4. www.CerminDuniaKedokteran.co.idwww.CerminDuniaKedokteran.co.id
5.