• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metodologi Penelitian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Bab III Metodologi Penelitian

III.1 Pendahuluan

Beban gempa dari batuan dasar (Peak Base Acceleration, PBA) akan dirambatkan ke permukaan tanah melalui media lapisan tanah, pondasi bangunan dan konstruksi basement. Beberapa penelitian yang telah dilakukan para ahli telah dipaparkan pada bab II, yaitu tinjauan pustaka.

Metode analisis perambatan beban dinamik memperhatikan respon interaksi tanah – struktur. Analisis dilakukan dengan berdasar pada 2 (dua) tahap penyelesaian yaitu respon kinematik dan respon inertial yang sudah teraplikasi secara metode numerik, dalam hal ini adalah metode elemen hingga, pada program Plaxis Dynamics versi 8.2. Satu hal mendasar yang menunjukkan kelebihan dari penggunaan metode numerik adalah bahwa melalui konsep diskritisasi, metode numerik memberikan permodelan yang mendekati keadaan sebenarnya.

Parameter yang diperoleh setelah melalui langkah-langkah analisis dengan menggunakan program Plaxis Dynamics versi 8.2 ini adalah Time History Acceleration. Dengan menggunakan program Seismosignal, respon spektra di permukaan tanah dapat dibangun dari data Time History Acceleration ini. Respon spektra adalah data yang kemudian dipakai sebagai parameter yang menentukan beban gempa untuk perencanaan bangunan konstruksi di atasnya.

Penentuan beban gempa yang bekerja di batuan dasar diperoleh melalui Probabilistic Seismic Hazard Analysis untuk lokasi kota Jakarta. Ketika gempa terjadi di lapisan kerak bumi maka gelombang yang dihasilkan akan dicatat oleh peralatan pencatat gempa. Beban gempa yang tercatat ini, bila belum berbentuk Time History Acceleration maka harus melalui proses perhitungan sehingga diperoleh beban dinamik dalam bentuk Time History Acceleration.

(2)

Penggunaan variasi parameter sebagai data masukan pada program Plaxis Dynamics versi 8.2, dimaksudkan untuk memperoleh beberapa kasus penelitian yang kemudian dapat dibandingkan antara satu kasus dengan lainnya sehingga diharapkan apa yang dimaksudkan melalui penelitian ini dapat lebih mudah dipahami.

III.2 Tahap Penelitian

Penelitian ini akan mengikuti tahapan sebagai berikut,

1. Menggunakan data gempa hasil penelitian dari PRI – ITB (Pusat Rekayasa Industri – Institut Teknologi Bandung) yang diperoleh melalui Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) untuk lokasi kota Jakarta.

2. Menentukan dimensi basement, pondasi grup tiang dan struktur bangunan atas untuk suatu konstruksi bangunan 5 (lima) lantai. Hal ini berhubungan karakteristik kondisi free-field, struktur tertanam, struktur tertanam – struktur atas dalam pengaruhnya terhadap respon interaksi tanah – struktur.

3. Merambatkan PBA ini ke permukaan tanah menggunakan program Plaxis Dynamics versi 8.

III.3 Parameter Analisis

Parameter analisis akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh melalui penelitian ini mengingat bahwa variasi dari parameter data input/masukan pada program Plaxis Dynamics versi 8.2, akan memberikan kombinasi-kombinasi kasus tertentu.

a. Tanah

Tanah akan dianalisis menurut 3 (tiga) kelas tanah dari UBC (Uniform Building Code), 1997, yaitu:

1. Sc, batuan lunak atau tanah keras.

(3)

a. Cepat rambat gelombang geser 360 m/dt < vs < 760 m/dt, atau

b. (N1)60 > 50, atau

c. Su ≥ 2000 psf.

2. SD, tanah sedang.

Dengan karakteristik:

a. Cepat rambat gelombang geser sebesar 180 < vs ≤ 360 m/dt, atau b. 15 ≤ (N1)60 ≤ 50, atau

c. 1000 psf ≤ Su ≤ 2000 psf. 3. SE, tanah lunak.

Dengan karakteristik:

a. Cepat rambat gelombang geser sebesar vs ≤ 180 m/dt, atau b. Lempung dengan PI > 20%, w ≥ 40%, atau

c. Su < 500 psf.

Meskipun tanah berada dalam satu kelas yang sama namun terdapat variasi pada nilai cepat rambat gelombang geser (s-waves). Hal ini terjadi karena karakteristik cepat rambat gelombang-s yang semakin meningkat secara linier terhadap kedalaman tanah.

b. Konstruksi basement

Konstruksi basement dengan lantai beton setebal 0.5 m dan dinding beton 0.4 m.

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian sehubungan dengan pengaruh basement adalah dimensi basement yang berpengaruh terhadap kekakuan struktur tersebut. Kedalaman basement adalah 10 m dari permukaan tanah.

c. Pondasi bangunan

Pondasi adalah pondasi beton tiang pancang grup.

Perbedaan dimensi pondasi akan memberi nilai kekakuan pondasi yang berbeda. Oleh karena itu, pada penelitian ini, diameter pondasi, di-variasi-kan sebesar 0.8 m, 1.0 m dan 1.2 m. Kedalaman pondasi adalah 30 m dari permukaan tanah.

(4)

d. Kedalaman batuan dasar.

Variasi pada kedalaman batuan dasar akan menentukan besar amplifikasi yang akan dialami oleh beban gempa ketika tiba di permukaan tanah. Kedalaman batuan dasar adalah 250 m dari permukaan tanah.

e. Besar beban gempa

Variasi pada nilai beban gempa di batuan dasar akan memberikan ilustrasi mengenai beban gempa yang mungkin terjadi pada beberapa zona gempa di Indonesia. Beban gempa 0.1 g, 0.2 g dan 0.3 g adalah bersesuaian dengan kategori zona 2, 4 dan 6 di Indonesia (standar SNI-1726, 2002 untuk Percepatan Gempa Maksimum di Batuan Dasar di Indonesia untuk periode ulang 500 tahun).

f. Motion gempa yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada 2 (dua) mekanisme gempa, yaitu subduction (subduksi) dan shallow crustal (kerak dangkal).

III.4 Analisis Dinamik

Analisis Dinamik dilakukan dengan metode numerik yaitu metode elemen hingga menggunakan Program Plaxis Dynamics versi 8.

III.5 Hasil Analisis

Hasil analisis yang diharapkan dalam penelitian ini akan diuraikan seperti dibawah ini dan akan ditampilkan pula kombinasi-kombinasi penelitian yang akan dilakukan.

A. Untuk mekanisme subduction

1. Untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan jenis tanah terhadap interaksi tanah – pondasi grup – basement akibat perambatan gelombang gempa, dilakukan kombinasi pada 4 (empat) titik tinjauan:

(5)

No. Tanah φ Τiang (m) Basement (m) Struktur Atas Batuan Dsr (m) Gempa (g) 1 Keras 1 10 Ada 50 0.1 2 Sedang 1 10 Ada 50 0.1 3 Lunak 1 10 Ada 50 0.1

2. Untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan kekakuan tiang pancang terhadap interaksi tanah – pondasi grup – basement akibat perambatan gelombang gempa, dilakukan kombinasi pada 4 (empat) titik tinjauan:

No. Tanah φ Τiang (m) Basement (m) Struktur Atas Bat. Dsr (m) Gempa (g) 4 Sedang 0.8 10 Ada 50 0.2 5 Sedang 1 10 Ada 50 0.2 6 Sedang 1.2 10 Ada 50 0.2

7 Sedang Free – field Ada 50 0.2

3. Untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan beban gempa terhadap interaksi tanah – pondasi grup – basement akibat perambatan gelombang gempa, dilakukan kombinasi pada 4 (empat) titik tinjauan:

No. Tanah φ Τiang (m) Basement (m) Struktur Atas Bat. Dsr (m) Gempa (g) 8 Sedang 1 10 Ada 50 0.1 9 Sedang 1 10 Ada 50 0.2 10 Sedang 1 10 Ada 50 0.3

4. Untuk mengetahui pengaruh adanya struktur bila dibandingkan dengan tidak adanya struktur (free-field), dilakukan kombinasi pada 4 (empat) titik tinjauan:

No. Tanah φ Τiang (m) Basement (m) Struktur Atas Bat. Dsr (m) Gempa (g)

11 Sedang 0.8 10 Tidak Ada 50 0.2

12 Sedang 0.8 10 Ada 50 0.2

(6)

5. Untuk mengetahui pengaruh dari adanya struktur tertanam besmen dan pondasi terhadap faktor amplifikasi respon spektra permukaan pada tanah lempung lunak, sedang dan kaku untuk beban gempa 0.1 g, 0.2 g dan 0.3 g, maka dilakukan kombinasi pada tinjauan titik B:

No. Tanah φ Τiang (m) Basement (m) Struktur Atas Batuan Dsr (m) Gempa (g) 14 Keras Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.1 15 Sedang Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.1 16 Lunak Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.1

17 Keras 1 10 Tidak ada 50 0.1

18 Sedang 1 10 Tidak ada 50 0.1

19 Lunak 1 10 Tidak ada 50 0.1

20 Keras Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.2 21 Sedang Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.2 22 Lunak Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.2

23 Keras 1 10 Tidak ada 50 0.2

24 Sedang 1 10 Tidak ada 50 0.2

25 Lunak 1 10 Tidak ada 50 0.2

26 Keras Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.3 27 Sedang Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.3 28 Lunak Tidak ada Tidak ada Tidak ada 50 0.3

29 Keras 1 10 Tidak ada 50 0.3

30 Sedang 1 10 Tidak ada 50 0.3

31 Lunak 1 10 Tidak ada 50 0.3

B. Untuk mekanisme shallow crustal (kerak dangkal).

Untuk mekanisme gempa secara shallow crustal, dilakukan kombinasi seperti pada mekanisme subduction (subduksi).

Hasil yang akan ditampilkan oleh program Plaxis Dynamics versi 8 berupa nilai tegangan, gaya, perpindahan, percepatan dan kecepatan sebagai fungsi waktu. Hasil yang berupa nilai percepatan terhadap fungsi waktu diubah menjadi respon

(7)

menunjukkan pengaruh dari analisis yang mempertimbangkan konstruksi tertanam terhadap analisis yang hanya meninjau kondisi free – field.

Referensi

Dokumen terkait

Persentase reduksi sampah campuran sampah buah dan sisa makanan 70:30 dalam skala pilot tahap I mencapai 48,14% dan penambahan berat larva hingga 70 kali dari berat awal

/ip firewall filter add action=accept chain=input comment=&#34;IZINKAN PING LOCAL&#34; disabled=no protocol=icmp src-address-list=&#34;REGISTRASI IP CLIENT&#34; /ip firewall filter

Penurunan nilai pH ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Hidayat, dkk., (2013) yang mengatakan bahwa pembentukan asam laktat menyebabkan peningkatan keasaman dan penurunan

Penetapan lembaga yang terlibat langsung dan peranannya dalam sistem pengelolaan benih sumber (benih penjenis) dengan tugas dan wewenang yang jelas serta berkonsentrasi hukum

Penggunaan fiberglass pada palka dan teknik penyimpanan ikan di dalam palka dengan menggunakan sistem ALDI (air laut yang didinginkan) atau RSW (refrigerated sea

Aksesi 1 juga menunjukkan hasil nyata lebih tinggi pada volume dan bobot buah dibanding aksesi lainnya namun pada kelunakan buah aksesi 1 berbeda nyata lebih

Ada berbagai metode yang digunakan dalam analisis kestabilan diantaranya adalah metode Runge-Kutta Fehlberg yang merupakan salah satu metode Time Domain Simulation

Berbeda dengan kajian yang disebutkan di atas, kajian ini merekonstruksi secara bersama memori kolektif dan identitas kultural antar komunitas umat beragama Kristen