• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PREDIKSI KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN DI KOTA MAKASSAR DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SUARA KLAKSON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PREDIKSI KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN DI KOTA MAKASSAR DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SUARA KLAKSON"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

109

MODEL PREDIKSI KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN DI KOTA MAKASSAR DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SUARA KLAKSON

Dewi Sriastuti Nababan

Email : dewisriastuti_nababan@yahoo.co.id Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Musamus Merauke

Abstrak

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor saat ini menjadi problematika transportasi di kota-kota besar di Indonesia. Pertumbuhan populasi kendaraan bermotor yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan jaringan jalan ini cenderung mengakibatkan kemacetan. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh lalu lintas heterogen Kota Makassar dan model prediksi kebisingannya. Data yang dibutuhkan adalah tingkat kebisingan, volume lalu lintas, dan kecepatan kendaraan. Penelitian dilaksanakan pada empat puluh ruas jalan dengan lama pengukuran tiap titik adalah 13 jam, pengukuran dilakukan per 10 menit setiap jamnya yang dimulai sejak pukul 06.00 hingga 18.00 WITA. Pengukuran dilaksanakan menggunakan Sound Level Meter Tenmars TM-103 ditempatkan sejarak 1 meter dari tepi jalan pada ketinggian 1,2 meter di atas permukaan jalan. Tahapan perhitungan yang dilakukan adalah menghitung tingkat bising pengukuran dan menghitung tingkat bising prediksi. Metode analisa tingkat bising prediksi menggunakan model Calculation of Road Traffic Noise (CoRTN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan pengukuran rata-rata sebesar 78,6 dB. Kendaraan mayoritas adalah sepeda motor dengan persentase 69,1%. Kecepatan rata-rata kendaraan berada di bawah 35 km/jam. Nilai rata-rata LAeq, day prediksi adalah 77,4 dB. Validasi tingkat bising pengukuran dan tingkat bising prediksi menghasilkan nilai korelasi pearson model 0,72 dan RMSE 1,86. Nilai ini belum cukup valid terlihat pada model yang dihasilkan menunjukkan bahwa sebaran nilai tingkat bising prediksi sebagian besar berada di bawah nilai tingkat bising pengukuran sehingga perlu dimasukkan variabel tambahan dalam perhitungan.

Kata Kunci : pertumbuhan lalu lintas, tingkat bising pengukuran, tingkat bising prediksi, CoRTN, model prediksi

PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir populasi kendaraan di negara berkembang termasuk Indonesia mengalami pertumbuhan yang

cukup pesat. Kota Makassar saat ini pun mengalami problematika transportasi seperti kota-kota besar umumnya di Indonesia. Populasi kendaraan di Kota

(2)

110

Makassar mengalami pertumbuhan 8 hingga 12% pertahun dan tingkat pertumbuhan jalan sebesar 1,51% pertahun (Provinsi Sulawesi Selatan dalam Angka, 2012). Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan jaringan jalan ini cenderung mengakibatkan perlambatan hingga kemacetan. Hal ini terlihat dari kecepatan rata-rata kendaraan di Kota Makassar yang kurang dari 40 km/jam (Hustim dkk., 2012). Situasi ini mengubah perilaku pengemudi untuk mengabaikan aturan lalu lintas, salah satunya yaitu pengemudi sering melakukan gerakan zig - zag kendaraan untuk mendahului kendaraan lainnya atau mencari jalur yang kosong. Perilaku seperti itu membuat pengemudi lain cenderung untuk membunyikan klakson demi menjaga keamanan dari gerakan kendaraan lainnya. Hal ini mengakibatkan tingkat kebisingan di Kota Makassar mengalami peningkatan dan suara klakson pada akhirnya menjadi suara tambahan bagi kebisingan lalu lintas (Hustim dkk., 2011&2012; Hustim dan Fujimoto, 2012). Peningkatan kebisingan secara bertahap mengurangi kualitas lingkungan hingga mengganggu kegiatan dasar masyarakat (Buchari, 2007; Bangun

dkk, 2010). Permasalahan ini sudah harus ditangani dan salah satu upaya untuk menanganinya adalah membangun suatu model prediksi kebisingan yang nantinya dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kebisingan lalu lintas dengan pengaruh suara klakson.

Model prediksi kebisingan akibat lalu lintas ini telah lebih dulu dikembangkan di beberapa negara maju seperti model CoRTN (Calculation of Road Traffic Noise) di Inggris, model RLS 90 (Richtlinien fur den Larmschutz and Straben) di Jerman, model C. N. R. (Congsiglio Nazionale delle Richerce) di Itali, model NMBP-Routes-96 (Nouvelle Methode de Prevision de Bruit) di Perancis (Quartieri dkk., 2010) dan model ASJ RTN 2008 di Jepang. Di Indonesia, model yang digunakan oleh pemerintah adalah model yang mengadop pada CoRTN. Model yang dikembangkan di Negara maju dengan lalu lintas homogen umumnya hanya mempertimbangkan faktor arus lalu lintas, kecepatan rata-rata kendaraan, kendaraan ringan dan berat, kondisi permukaan jalan, jarak antara sumber bunyi dengan penerima tetapi tidak meperhitungkan suara klakson kendaraan. Di negara berkembang yang

(3)

111

lalu lintasnya heterogen dengan perilaku pengendara yang sering mebunyikan klakson, perlu untuk memasukkan suara klakson dalam perhitungan. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dibangun model prediksi kebisingan yang mengacu pada CoRTN dengan mempertimbangkan suara klakson kendaraan dalam perhitungan.

BAHAN DAN METODE

Rancangan penelitian yang dilakukan merujuk kepada hasil pengumpulan data primer yang didapatkan melalui pelaksanaan survei pengumpulan data di 40 ruas jalan di Kota Makassar yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi jalan survei kebisingan Data yang didapatkan dari pelaksanaan survei adalah kondisi lingkungan, geometrik jalan, tingkat kebisingan, volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, jumlah klakson, jarak klakson

ke alat ukur dan durasi waktu kendaraan membunyikan klakson. Data ini diperlukan dalam perhitungan tingkat kebisingan aktual dan tingkat bising dasar serta faktor –faktor koreksinya hingga dihasilkan model prediksi kebisingan yang sesuai.

Pengukuran kebisingan dilakukan menggunakan SLM sederhana yang belum menggunakan angka penunjuk sehingga data yang dihasilkan hanya data tingkat bising (L). Pada pelaksanaan pengukuran, SLM ditempatkan sejarak 1 m dari tepi jalan dan pada ketinggian 1,2 m di atas permukaan jalan dengan bantuan tripod. Apabila titik pengukuran berada pada ketinggian tertentu dari permukaan jalan baik itu lebih tinggi maupun lebih rendah dari permukaan jalan maka tinggi tripod disesuaikan sehingga alat tetap berada pada ketinggian 1,2 m. Pengukuran tingkat bising dilakukan pada kondisi cuaca tidak hujan dan dilaksanakan sejak pukul 06:00 - 18.00. Akan tetapi pengukuran dilakukan hanya selama 10 menit untuk tiap jamnya. Contoh pelaksanaan survei ditunjukkan pada Gambar 2.

(4)

112

Gambar 2. Contoh pelaksanaan survei jalan

Pengukuran volume lalu lintas dilakukan bersamaan dengan pengukuran kebisingan. Alat yang digunakan dalam pengukuran ini adalah counter dan handy cam. Pengukuran kecepatan juga dilakukan bersamaan dengan pengukuran kebisingan. Kecepatan yang diukur adalah kecepatan sesaat dengan menggunakan speed gun. Jumlah kendaraan yang dianggap mewakili kecepatan kecepatan kendaraan yang melintas minimal sebanyak 20 kendaraan untuk tiap jenis kendaraan. Tahapan selanjutnya adalah pengukuran jumlah klakson, jarak klakson kendaraan. Suara klakson yang masuk dalam perhitungan adalah suara klakson yang dibunyikan pada rentang jarak 15 m di kiri dan kanan SLM. Jarak dan durasi

waktu klakson kendaraan didapatkan dengan cara menonton video rekaman.

Tingkat kebisingan ekivalen harian (LAeq,day) tidak didapatkan langsung saat pengukuran disebabkan oleh penggunaan sound level meter sederhana yang hanya menghasilkan nilai tingkat bising (L). Beberapa tahapan yang dilalui untuk mendapatkan nilai LAeq,day adalah : menghitung tingkat bising tiap pengukuran, mengurutkan data dari nilai terkecil, data yang telah diurutkan didistribusikan dalam bentuk histogram, luas area histogram dihitung sebesar 1%, 10%, 50% dan 90% kemudian dilanjutkan dengan perhitungan persamaan luas area hingga didapatkan nilai L1, L10, L50, L90, Leq hingga LAeq,day (Mediastika, 2005).

(5)

113

Tingkat bising klakson didapatkan melalui beberapa tahapan yaitu menghitung power level klakson untuk kendaraan ringan, kendaraan berat dan sepeda motor. Karakteristik power level klakson untuk masing-masing jenis kendaraan diperoleh dari penelitian terdahulu (Rachman, 2014; Guntur, 2014; Haldianto, 2014; Leonard, 2014). Setelah nilai power level klakson diperoleh, dilanjutkan dengan menghitung tingkat bising klakson yang memasukkan jumlah, jarak dan durasi waktu kendaraan membunyikan klakson dalam perhitungan (Asakura, 2010).

Analisis perhitungan kebisingan prediksi dilakukan menggunakan metode Calculation of Road Traffic Noise (CoRTN) tetapi akan dimodifikasi dengan menambahkan suara klakson kendaraan. Tahapan-tahapan perhitungan dalam memprediksi kebisingan adalah sebagai berikut : menentukan titik pengukuran, menghitung nilai tingkat bising dasar berdasarkan volume lalu lintas selama 13 jam, koreksi kecepatan rata-rata, koreksi persentase koreksi kendaraan berat, koreksi gradient permukaan jalan, koreksi permukaan jalan, koreksi jarak, koreksi permukaan tanah, koreksi pemantulan,

koreksi sudut pandang, perhitungan tingkat bising klakson. Selanjutnya tingkat bising hasil pengukuran dan tingkat bising hasil prediksi divalidasi dengan menghitung nilai korelasi pearson dan RMSE (Murlina, 2013).

HASIL PENELITIAN Volume Lalu Lintas

Dari hasil pengukuran didapatkan volume rata-rata kendaraan maksimum pada beberapa jalan yang telah disebutkan sebesar 7494 kendaraan/jam dan volume rata-rata kendaraan lainnya sebesar 2538 kendaraan/jam yang ditunjukkan pada Gambar 3. Volume kendaraan beberapa ruas jalan terlihat tinggi terutama volume sepeda motor dan itu terjadi pada ruas - ruas jalan arteri seperti Jalan Sultan Alauddin, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Veteran Selatan, Jalan Veteran Utara, Jalan Urip Sumoharjo, dan Jalan A. P. Pettarani. Komposisi kendaraan yang didapatkan dari hasil pengukuran sebanyak 69,1% untuk sepeda motor, 29,2% untuk kendaraan ringan dan 1,7% untuk kendaraan berat.

(6)

114

Gambar 3. Volume lalu lintas dalam kendaraan/jam Kecepatan

Pengukuran kecepatan sesaat kendaraan dilakukan dengan menggunakan speed gun yang ditembakkan ke 20 kendaraan terhadap masing - masing jenis kendaraan untuk tiap arah lalu lintas. Hasil perhitungan kecepatan rata-rata yang diperoleh yaitu sepeda motor sebesar 30,9 km/jam, kendaraan ringan sebesar 27,7 km/jam, dan kendaraan berat sebesar 23,5 km/jam yang ditunjukkan pada Gambar 4.

(7)

115

Jumlah, jarak dan durasi waktu klakson kendaraan

Pengukuran jumlah klakson kendaraan dilakukan bersamaan dengan pengukuran kebisingan. Jumlah bunyi klakson selama 13 jam pengukuran untuk 40 jalan pengamatan berkisar di antara 13 hingga 336 kali untuk sepeda motor, 102 hingga 615 kali untuk kendaraan ringan dan 1 hingga 111 kali untuk kendaraan berat. Persentase kendaraan yang membunyikan klakson adalah 35,5%

untuk sepeda motor, 61,4% untuk kendaraan ringan dan 3,1% untuk kendaraan berat yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Berdasarkan hasil pengamatan durasi waktu kendaraan yang membunyikan klakson melalui video rekaman, didapatkan hasil yaitu kendaraan yang membunyikan klakson di titik - titik pengamatan sebagian besar berdurasi 1 detik untuk semua jenis kendaraan.

Gambar 5. Jumlah klakson kendaraan Tingkat Kebisingan

Data tingkat bising ekivalen harian (LAeq,day) maksimum yang diperoleh dari hasil pengukuran adalah sebesar 81,8 dB yaitu jalan Perintis Kemerdekaan dan (LAeq,day) minimum sebesar 75,4 dB yaitu di jalan Haji Bau. Dari keseluruhan jalan yang diamati diperoleh nilai

LAeq,day rata - rata sebesar 78,6 dB. Selain nilai LAeq,day maksimum dan minimum, juga dapat dilihat bahwa tingkat kebisingan ekivalen rata - rata tiap jam (LAeq) mengalami peningkatan dan penurunan pada waktu-waktu tertentu. 0 100 200 300 400 500 600 700 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 J um lah k lak s on ( k al i) Titik pengukuran MC LV HV

(8)

116

PEMBAHASAN

Guna mengetahui apakah nilai tingkat kebisingan pada pagi, siang dan sore hari berbeda atau sama maka dilakukan pengujian statistik uji hipotesis. Dari hasil pengujian statistik didapatkan bahwa tingkat kebisingan pagi hari dan sore hari adalah sama. Faktor lain yang turut mempengaruhi peningkatan kebisingan adalah rasio kendaraan berkapasitas besar (HV). Pada titik - titik pengamatan di ruas jalan tertentu yang kendaraannya bergerak lambat akibat macet, kebisingan lalu lintas juga mengalami peningkatan meskipun jumlah kendaraan berkapasitas besar tidak banyak. Oleh karena itu dapat dilihat bahwa selain volume lalu lintas dan komposisi kendaran, kecepatan lalu lintas juga memberikan pengaruh terhadap peningkatan kebisingan.

Kapasitas jalan juga mempengaruhi tingkat kebisingan. dari hasil analisa perhitungan terlihat bahwa ruas jalan dengan dimensi jalan yang cukup besar akan menghasilkan tingkat bising yang berbeda dengan ruas jalan berdimensi kecil. Selain faktor - faktor yang telah diuraikan di atas, dari hasil pengamatan akitivitas lalu lintas di titik

pengukuran dan data tingkat bising yang diperoleh, dapat dilihat bahwa suara klakson kendaraan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan kebisingan. Tidak hanya sebatas suara klakson saja akan tetapi durasi waktu pengendara membunyikan klakson serta jarak antara bunyi klakson dan sound level meter juga mempengaruhi kebisingan. Klakson kendaraan yang dibunyikan dengan durasi waktu singkat seperti satu detik menghasilkan suara yang jauh lebih besar dibandingkan dengan suara klakson yang dibunyikan pada durasi waktu dua detik atau lebih.

Prediksi kebisingan menggunakan metode CoRTN tanpa mempertimbangkan suara klakson kendaraan menghasilkan nilai rata-rata LAeq,day sebesar 77,4 dB, RMSE sebesar 1,86 dan korelasi pearson sebesar 0,72. Jika dibandingkan dengan LAeq,day pengukuran maka prediksi yang dihasilkan sebagian besar berada di bawah LAeq,day pengukuran. Hanya beberapa ruas jalan saja yang berada di atas LAeq,day pengukuran dan ini terjadi pada ruas-ruas jalan berdimensi besar. Prediksi yang kedua setelah mempertimbangkan suara klakson kendaraan menghasilkan nilai rata-rata LAeq,day sebesar 78,7 dB,

(9)

117

RMSE 0,76, korelasi pearson 0,89. Jika dibandingkan dengan LAeq,day pengukuran. Hasil yang didapatkan menggambarkan sebaran nilai LAeq,day prediksi mendekati nilai LAeq,day pengukuran. Gambaran perbandingan tingkat kebisingan aktual dengan tingkat kebisingan prediksi sebelum dan sesudah mempertimbangkan suara klakson kendaraan dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Gambar 6. Perbandingan LAeq,day pengukuran dan LAeq,day prediksi

Gambar 7. Perbandingan LAeq,day pengukuran dan LAeq,day prediksi dengan klakson kendaraan

71 73 75 77 79 81 83 71 73 75 77 79 81 83 L Ae q , d a y P en gu k uran (dB ) LAeq,day Prediksi (dB) N=40 71 73 75 77 79 81 83 71 73 75 77 79 81 83 L A e q P en gu k uran (dB )

LAeqPrediksi + Klakson (dB)

(10)

118

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis didapatkan hasil tingkat kebisingan rata - rata pada jalan - jalan arteri dan kolektor di Kota Makassar telah melewati baku mutu yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996 yaitu 55 dB hingga 70 dB. Dari hasil pengukuran, diperoleh nilai rata - rata LAeq,day sebesar 78,6 dB. Sepeda motor merupakan kendaraan mayoritas dengan persentase 69,1% dan kecepatan rata-rata kendaraan berada di bawah 35 km/jam.

Nilai RMSE dan korelasi pearson dari model prediksi kebisingan menggunakan Calculation of Road Traffic Noise (CoRTN) tanpa mempertimbangkan suara klakson kendaraan adalah sebesar 1,86 dan 0,72. Nilai RMSE dan korelasi pearson untuk model prediksi kebisingan menggunakan Calculation of Road Traffic

Noise (CoRTN) dengan

mempertimbangkan suara klakson kendaraan adalah sebesar 0,76 dan 0,89. Oleh karena itu, model prediksi kebisingan setelah memasukkan suara klakson dikatakan cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Asakura, T., Sakamoto, S., Rahman, M., 2010. Noise Measurement in Dhaka City,

Proceedings of the 2010 Autumn Meeting of INCE/J. pp.15-18.

2. Bangun, L. P., Kamil, I. M. dan Putra, L. B. P. 2010. Kebisingan Lalu Lintas dan

Hubungannya dengan Tingkat

Ketergangguan Masyarakat. Diakses 15

Desember 2013. Available from :

http://www.ftsl.itb.ac.id./kk/teknologi

pengelolaan

lingkungan/wp- content/upload/2010/10/PI-EH2-Linasari-Putri-B-15305031.pdf

3. Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan. 2012.

Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka,

Makassar.

4. Buchari, 2007. Kebisingan. Kebisingan

Industri dan Hearing Conservation

Program. Diakses 10 Desember 2013.

Available from :

http://www.library.usu.ac.id/download/ ft/07002749.pdf.

5. Departement of Transport Welsh Office. Technical Guides-Calculation of Road Traffic Noise. 1988. United Kingdom.

6. Guntur, R. A., 2014. Analisis Tingkat

Kekuatan Bunyi Klakson Kendaraan

Ringan (Mobil

7. Pribadi) di Kota Makassar. Diakses 20

September 2014. Available from :

http://repository.unhas.ac.id/../Jurnal%20

Rahmat.pdf.

8. Haldianto, 2014. Analisis Tingkat

Kekuatan Bunyi Klakson Kendaraan Berat (Truk) di Kota Makassar. Diakses 20

September 2014. Available from :

http://repository.unhas.ac.id/../Jurnal%20

Haldianto.pdf.

9. Leonard, F. 2014. Analisis Tingkat Kekuatan Bunyi Klakson Angkutan Umum (Pete-pete) di Kota Makassar. Diakses 20

September 2014. Available from :

http://repository.unhas.ac.id/../Tugas%20

(11)

119

10. Rachman, R. D. M., 2014. Analisis Tingkat Kebisingan Bunyi Klakson Sepeda Motor di Kota Makassar. Diakses 20 September

2014. Available from :

http://repository.unhas.ac.id/../Jurnal%20

Ratih.pdf.

11. Hustim, M., Anai, K. and Fujimoto, K.

2011. Survey on Road Traffic Noise in Makassar City Indonesia. Inter Noise, Kyushu University, Japan.

12. Hustim, M., and Fujimoto, K. 2012 a. Acoustical Characteristics of Horn Sound of Vehicles. Journal of Architecture and

Urban Design, Kyushu University, Japan.

13. Hustim, M. 2012 b. Road Traffic Noise under Heterogeneous Traffic Condition in Makassar City Indonesia. Journal of

Habitat Engineering Design, Kyushu

University, Japan.

14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48. 1996. Baku Tingkat Kebisingan, Jakarta.

15. Mediastika, C. E., 2005. Akustika

Bangunan, Erlangga, Jakarta.

16. Murlina, E. 2013. Prediksi Putting Beliung di Kabupaten Maros. Diakses 13 Oktober 2014.

Available from :

http://repository.unhas.ac.id/4346/Eni%20 Murlina.pdf.

Quartieri, J., Mastorakis, N. E., Iannone, G., Guarnaccia, C., Ambrosio, D. S., Troisi, A., Lenza, TLL., 2010. A Rivew of Traffic Noise Predictive Models,

Gambar

Gambar 1. Lokasi jalan survei kebisingan  Data  yang  didapatkan  dari  pelaksanaan  survei  adalah  kondisi  lingkungan,  geometrik  jalan,  tingkat  kebisingan,  volume  lalu  lintas,  kecepatan  kendaraan,  jumlah  klakson,  jarak  klakson
Gambar 2. Contoh pelaksanaan survei jalan
Gambar 4. Kecepatan rata-rata kendaraan
Gambar 5. Jumlah klakson kendaraan  Tingkat Kebisingan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Umat yang membawa kendaraan bermotor dan parkir di area gereja (Yang dijaga oleh Satpam atau Tukang Parkir Gereja) jika ingin memberi Uang Parkir mohon

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah pada penambahan Maltodekstrin 20% dan penambahan Na-CMC 1.5% yang menghasilkan produk yoghurt bubuk susu kambing

Jika percobaan ini tidak sesuai dengan hukum Mendel, maka telah terjadi penyimpangan pada hukum

Smaldino, Lowther, & Russell (2014: 110) menjelaskan bahwa model tersebut terdiri dari enam tahapan meliputi: (a) mnegidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Dari ciri-ciri rentang usia anakjalanan tersebut, penulis mengkategorikan anak jalanan menjadi 2, yakni anakjalanan yang berusia anak-anak (5 – 11 tahun) dan anak jalanan

Dari hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan bahwa pada masyarakat tutur di Kelurahan Sukapura terdapat tiga kode wujud variasi kebahasaan utama dalam peristiwa

Dani dan Haikal bocah yang masih sekolah SDN di Tugu Utara ini warga Jalan Rumbia, Kel Tugu Utara hidup ditengah keprihatinan. Ia tinggal bersama ibunya, sementara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media online yang digunakan sebagai alat pemasaran hotel bintang 1-5 di Kecamatan Kuta, persepsi pengelola hotel terhadap