PANDUAN KEBUTUHAN ROHANI
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014
PANDUAN
KEBUTUHAN ROHANI/SPIRITUAL A. DEFINISI
1. Kebutuhan Rohani adalah suatu kebutuhan yang berkenaan dengan aktifitas keagamaan dan spiritual.
2. Agama adalah system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. 3. Spiritual adalah hal yang dianggap kejiwaan terkait makna, harapan,
kualitas, hubungan. Asas kesehatan spiritual adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antar diri dengan orang lain, alam dan dengan kehidupan yang tertinggi. Religi dan spiritual saling berhubungan. Religi biasa berhubungan dengan “keadaan melakukan, praktik yang berkaitan dengan bentuk ibadah tertentu atau suatu ritual dalam beribadah”.
4. Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh
seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.
5. Rohaniwan/rohaniawan adalah mereka yang mampu di dalam
pemahaman, pelaksana agama tertentu bagi dirinya sendiri dan orang lain. 6. Buku doa dalam arti luas mencakup semua tulisan dan gambar tentang
keagamaan yang ditulis dan dilukiskan di atas ber macam-macam media seperti pada lembaran papyrus, lontar, perkamen, dan kertas dengan segala bentuknya bias berupa gulungan, dilubangi dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton atau kayu.
7. Pelayanan Rohani adalah memberikan pelayanan terhadap kebutuhan rohani/spiritual berkenaan dengan aktifitas keagamaan.
8. Pelayanan Rohani Rutin adalah memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan rohani/spiritual berkenaan dengan aktifitas keagamaan secara teratur dan tidak berubah-ubah.
9. Pelayanan Rohani Insidensial adalah memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan rohani/spiritual berkenaan denagn aktifitas keagamaan yang dilakuan hanya pada kesempatan atau waktu tertentu saja, tidak secara tetap atau tidak rutin.
B. RUANG LINGKUP
Menurut ketetapan WHO yang baru ini orang bias dikatakan sehat apabila mencakup 4 hal yaitu sehat secara fisik, sehat secara psikologis, sehat secara social dan sehat secara spiritual. Bimbingan rohani bagi pasien merupakan kegiatan yang didalamnya terjadi proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di rumah sakit sebagai bentuk upaya kepedulian terhadap mereka yang sedang mendapat ujian dari Allah SWT. Dalam kegiatan tersebut bagaimana seorang relawan dapat memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakkal dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai Hamba
Allah, dengan demikian akan membantu kualitas kesembuhan pasien secara holistik.
Ada 2 (dua) macam bimbingan rohani dan pembinaan di RS Universitas Airlangga, yaitu:
1. Pelayan Rohani Rutin
Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan tuhannya pun semakin dekat. Seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan kecuali dari Sang Pencipta, sehingga pelayanan rohani yang diberikan secara rutin akan memberikan semangat untuk sembuh. Adapun pelayanan rohani secara rutin yaitu:
a. Kunjungan Tim Bimbingan Rohani (Binroh) secara berkala
Seseorang yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit sering kali membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah, antar lain tidak dapat
mengikuti kegiatan keagamaan secara rutin.
b. Bimbingan Rohani secara berkala dapat melengkapi kebutuhan spiritual pasien. Kegiatan ini sumber upaya membantu pasien sembuh dari penyakit, tabah menghadapi rasa sakit atau bahkan menghadapi kematian dengan tenang. Kegiatan ini menyangkut sembahyang dan berdoa, serta keikutsertaan pasien dan keluarganya dalam kegiatan ibadah.
2. Pelayanan Rohani Insidensial
Bimbingan rohani memberikan pemenuhan pelayana rohani kepada pasien, baik secara rutin maupun insidensial. Kegiatan yang insidensial dilakukan menjelang operasi/ pembedahan, kelahiran anak, saat pasien kritis atau menjelang ajal/kematian. Pelayanan rohani secara insidensial antara lain sebagai berikut:
a. Bimbingan doa sebelum operasi
Seorang rohaniawan akan memberikan pemenuhan atas kebutuhan spiritual bagi pasien tersebut karena dapat membantu membangkitkan semangat pasien menghadapi prosedur pembedahan/operasi tersebut. b. Persalinan / kelahiran
Persalinan merupakan saat yang monumental bagi seorang wanita. Pada saat melahirkan biasanya timbul reaksi alamiah yaitu perasaan cemas dan takut. Bila tidak segera diatasi akan menimbulkan kejang pada bagian otot panggul, sehingga bias mempersulit persalinan. Kecemasan juga memperberat persepsi nyeri sehingga mempengaruhi penggunaan tehnik koping dan menstimulasi pelepasan aldosteron yang dapat meningkatkan reabsorbsi natrium dan air yang berakibat memperberat penurunan aktifitas miometrium.
Melihat pentingnya bimbinya rohani dalam menurunkan stressor ibu yang akan melahirkan, salah satu cara yang dapat dilakukan tim binroh untuk mempersiapkan psikologis pasien adalah melakukan pendekatan psiko
spiritual. Nilai-nilai spiritual yang ditanamkan dapat memberikan kekuatan atau energy untuk beradaptasi.
c. Kondisi kritis/sakratul maut
Pasien terminal biasanya mengalami depresi yang berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Semangat hidup pasien yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis butuh dipersiapkan untuk
menghadapi alam yang kekal. Fase sakaratul maut seringkali disebutkan sebagai fase yang berat dan menyakitkan sehingga kita diajarkan doa untuk diringankan dlm fase sakaratul maut.
3. Faktor penting yang memengaruhi spiritual
faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah : a Tahap perkembangan
b Peranan keluarga penting dalam perkembangan spiritual individu. c Latar belakang etnik dan budaya.
d Pengalaman hidup sebelumnya
e Krisis dan perubahan. Krisis dan perubahan dapat menguatkan keadaan spiritual seseorang. Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan , kehilangan dan bahkan kematian, khususnya pada pasien dengan penyakit terminal terpisah dari ikatan spiritual.
f Isu moral terkait dengan terapi.
Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk menunjukkan kebesaran-Nya, walaupun ada juga agama yang menolak intervensi
Tidak ada orang yang ingin menderita sakit dan semua orang sakit pasti
menginginkan kesembuhan. Salah satu cara meningkatkan kesembuhan adalah dengan memberikan bimbingn rohani dan spiritual. Bimbingan spiritual ternyata berdampak pada peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien. Bimbingan spiritual merupakan pelengkap pengobatan dan pelayanan medis di rumah sakit. Kebutuhan terhadap bimbingan spiritual di RS Universitas Airlangga diatur
sebagai berikut:
a. Setiap pemberi pelayanan pasien di rumah sakit harus memahami bahwa kebutuhan spiritual pasien adalah hak pasien yang tertuang, dalam UU no.4 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
b. Setiap pemberi pelayanan dimana terdapat pasien dengan kondisi
terminal di rumah sakit, mengetahui pentingnya spiritual bagi pasien dan keluarga.
c. Setiap pemberi pelayanan di rumah sakit khususnya perawat, memahami tata cara asesmen kebutuhan spiritual untuk pasien sesuai dengan agama yang dianut oleh pasien.
d. Setiap pemberi pelayanan di rumah sakit terutama perawat, harus mengetahui prosedur menghubungi rohaniawan sesuai agama yang dianut pasien.
C. TATA LAKSANA
RS Universitas Airlangga sangat memahami kebutuhan akan spiritual pasien tersebut, yaitu dengan menyediakan fasilitas sebagai berikut:
1. Menyediakan rohaniawan bagi 5 agama yang diakui di Indonesia.
Peran rohaniawan adalah membimbing ritual keagamaam sesuai dengan keyakinan pasien, seperti cara bertayamum, sholat sambil tiduran atau berdzikir dan berdoa. Rohaniawan memberikan bimbingan rohani rutin maupun insidensial hingga pasien merasa tenang dan damai, dalam kondisi sakaratul maut berkewajiban mengantarkan pasien agar wafat dengan damai.
Nama-nama dari tim binroh beserta nomer telpon akan tersedia di setiap ruang inap maupun di ruang intensif care, sehingga apabila sewaktu-waktu pasien memerlukan bimbingna rohani, maka case manager / kepala ruangan dapat langsung menghubungi tim binroh sesuai agama yang dianut tersebut. 2. Menyediakan petunjuk arah kiblat bagi yang beragama islam di setiap
ruangan.
3. Menyediakan kitab suci dan buku doa bagi 5 agama yang diakui di Indonesia di setiap ruangan perawatan.
a. Islam : al qur’an
b. Budha :tripitaka
c. Hindu : veda
d. Kristen protestan/katolik : alkitab
Sebelum mendatangkan rohaniawan peranan perawat juga tidak kalah
pentingnya dalam mengakomodir kebutuhan rohani pasien, karena hubungan emosional perawat dengan pasien jauh lebih erat daripada seorang rohaniawan yang hanya kontak sesekali hanya apabila diperlukan. Sehingga secara psikis kedekatan hubungan antara perawata dan pasiennya akan lebih membantu kesembuhan pasien. Kebutuhan dasar manusia dalam pandangan keperawatan meliputi biologis, psikis, social, dan spiritual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Menekankan pasien agar tidak berputus asa, suatu hal tabu menyatakan kepada pasien bahwa tidak lagi memiliki harapan hidup. Pernyataan tidak memiliki harapan hidup tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bias menanganinya.
b. Memanggil pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
c. Memberikan bimbingan langsung seperti tukar pikiran, berdoa bersama, dan bimbingan ibadah. Bimbingan tidak langsung bias berupa ceramah, percikan kata hikmah, buleti, doa tertulis maupun tuntunan ibadah secara tertulis. Dengan bimbingan itu diharapkan dapat membantu proses kesembuhan pasien.
D. DOKUMENTASI
Dokumen kebutuhan rohani/ spiritual adalah : 1. Formulir asesmen kebutuhan rohani
2. Formulir permintaan bimbingan rohani 3. SPO permintaan bimbingan rohani 4. SPO pemberian bimbingan rohani
Diisi oleh perawat
NAMA LENGKAP PASIEN: NO.RM:
I BIMBINGAN …. To Direct/ Mengarahkan ….To Pilot/MemanduDOA YANG : DIINGINKAN ….To Manage/Mengelola …..To Steer/Menyetir
II
KUNJUNGAN SPIRITUAL : …Doa ….Buku Rohani YANG DIINGINKAN PASIEN : ….Doa dan Buku rohani
III
TANGGAPAN TERHADAP KEBUTUHAN SPIRITUAL
Faktor Keluarga : ….Responsif …Acuh Faktor Penderita : …..Responsif …Acuh
IV
METODE KUNJUNGAN YANG DIHARAPKAN
Berkelompok : …Ya ….Tidak Perorangan : ….Ya ….Tidak Kebutuhan Rohani Pasien
Diisi oleh Kepala Ruang Keperawatan
NAMA LENGKAP PASIEN : NO.RM :
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :
Alamat : Nomor Telepon :
Hubungan dengan pasien : diri sendiri/ orang tua/ anak/ wali *)
Dengan ini menyatakan bahwa saya/ orang tua/ anak/ wali *) membutuhkan pelayanan rohani untuk agama ……… oleh sebab itu, kami mohon untuk disediakan rohaniawan untuk agama ………., dengan / tanpa buku doa *).
Surabaya, ……….
Kepala Ruang Keperawatan Keluarga/Wali
*)Coret yang tidak perlu
PROSEDUR PERMINTAAN BIMBINGAN ROHANI
/UN3.24/PP/2014
00
8 / 2
SPO TANGGAL TERBIT Desember 2014 Ditetapkan Direktur, Prof.Muh.Dikman Angsar,dr,SpOG(K) NIK. 139070842PENGERTIAN
Permintaan bimbingan rohani adalah keinginan pasien/ keluarga atas pelayanan rohani yang dibutuhkan berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.TUJUAN
Memenuhi hak pasien dan keluarga seperti yang diamanatkan dalam UU No. 44 thn 2009 tentang Rumah SakitKEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pasien / keluarga meminta untuk diberikan pelayanan rohani 2. Siapkan Formulir Permintaan Pelayanan Rohani
3. Siapkan berkas rekam medis pasien
4. Tanyakan kebutuhan spiritual pasien dan tulis dalam formulir Permintaan Pelayanan Rohani
5. Persilahkan pasien/ Keluarga untuk membubuhkan tanda tangan 6. Simpan Formulir Permintaan Pelayanan Rohani ke dalam berkas
7. Segera hubungi rohaniawan sesuai dengan agama dan kepercayaan pasien
UNIT TERKAIT Tim bimbingan Rohani rumah sakit
DOKUMEN TERKAIT 1. Formulir Permintaan Pelayanan Rohani 2. Panduan Kebuituhan Rohani
Rumah Sakit
Universitas Airlangga
Surabaya
PROSEDUR MEMBERIKAN BIMBINGAN ROHANI
NO. DOKUMEN
/UN3.24/PP/2014NO. REVISI
00
HALAMAN
9 / 2
SPO TANGGAL TERBIT Desember 2014 Ditetapkan Direktur, Prof.Muh.Dikman Angsar,dr,SpOG(K) NIK. 139070842
PENGERTIAN
Adalah suatu upaya rumah sakit untuk merespon permintaan pasien/ keluarga untuk pelayanan rohani berkenaan dengan agama dan kepercayaanTUJUAN
Memenuhi hak pasien dan keluarga seperti yang diamanatkan dalam UU No. 44 thn 2009 tentang Rumah SakitKEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Ucapkan salam
2. Pastikan identitas pasien
3. Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda 4. Tanyakan kebutuhan rohani pasien
5. Berikan pelayan rohani sesuai yang diinginkan pasien
6. Tanyakan kepada pasien/keluarga, apakah membutuhkan pelayanan rohani lain selain yang telah diberikan sebelumnya 7. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga untuk bertanya
8. Tawarkan bantuan sekali lagi: “apakah masih ada yang bias saya bantu?”
9. Beritahu pasien/keluarga untuk menghubungi perawat apabila masih membutuhkan bimbingan rohani.
UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan
DOKUMEN TERKAIT 1. Formulir Permintaan Pelayanan Rohani 2. Panduan Kebuituhan Rohani