• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sosiologi Komunikasi

2.1.1 Pengertian Sosiologi Komunikasi

Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu

komunikasi dari sudut sosiologis. Pada pembahasannya sosiologi komunikasi

membahas tentang tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas

sosial, interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok

dan kelompok dengan kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam

masyarakat tersebut.1

Dahulu mengenai konsep-konsep penting yang berhubungan dengan

sosiologi komunikasi adalah konsep sosiologi, masyarakat dan komunikasi2.

Konsep-konsep tersebut merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan

studi-studi integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi

interelasi yang penting untuk dibicarakan disini sekaligus sebagai ruang lingkup

dalam studi-studi sosiologi komunikasi.

Beberapa para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi dari

sosiologi komunikasi itu sendiri.

1

Burhan Bungin.Sosiologi Komunikasi,Kencana Prenada Media Group Surabaya 2007 hal 31

2

Soelaeman M. Munandar, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial Edisi Revisi. Bandung:PT.ERESCO,1992

(2)

1. Menurut Soerjono Soekanto sosiologi komunikasi merupakan kekhusus-an

sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau

komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-memengaruhi antara

para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok.

2. Menurut Bungin, Sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus

menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni

sosiologi, masyarakat, komunikasi, dan teknologi media/informasi.

Namun hal terpenting didalam sosiologi komunikasi adalah proses

interaksi sosial dan kontak sosial yang terjadi antara sesama manusia. Dimana

kontak sosial memiliki cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila

orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan

sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila

ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang

telah ada.

2.1.2 Lahirnya Sosiologi Komunikasi

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur

dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan

lainnya. Selain itu manusia juga diciptakan sebagai makhluk “multidimensional”,

memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial,

Karena itu manusia disebut sebagai makhluk yang unik, yang memiliki

kemampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam

(3)

stimultan dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk individu, makhluk sosial,

dan sebagai makhluk spiritual.

Di sisi lain, karena manusia adalah makhluk sosial, maka manusia pada

dasarnya tidak mampu hidup sendiri didalam dunia ini baik sendiri dalam konteks

fisik maupun konteks sosial – budaya. Terutama dalam konteks sosial-budaya,

manusia membutuhkan manusia untuk saling berkolaborasi, dalam pemenuhan

kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya.Setiap manusia memiliki

kebutuhan masing-masing secara individual maupun kelompok, untuk memenuhi

kebutuhan- kebutuhan tersebut, maka perlu adanya perilaku selaras yang dapat

diadaptasi oleh masing-masing manusia.

Sosiologi Komunikasi sendiri berawal dari kajian komunikasi yang berasal

dari akar pemikiran Karl Marx, Dimana Karl Marx sendiri adalah salah satu tokoh

pendiri sosiologi yang berkebangsaan Jerman selain Auguste Comte dan Emile

Durkheim. Gagasan Karl Marx sendiri tidak terlepas dari pemikiran-pemikiran

Hegel. Hegel memiliki pengaruh yang kuat terhadap Marx sehingga Marx muda

menjadi seorang yang idealisme (bukan materialisme) justru dari

pemikiran-pemikiran radikal Hegel tentang idealisme. Hegel juga dikaitkan dengan filsafat

idealisme yang lebih mementingkan pikiran dan produk mental dari pada

kehidupan material.3

Selain Hegel, di kemudian hari Jurgen Habermas juga melahirkan

gagasa-gagasan tentang komunikasi dengan tindakan komunikatif (Interaksi).

3

(4)

pemikiran Habermas sendiri termasuk dalam kelompok kritis. Habermas sendiri

menanamkan gagasan-gagasan sebagai rekontruksi materialisme historis.

Habermas bertolak dari pemikiran Marx, seperti potensi manusia, spesies

makhluk, aktivitas yang berperasaan. Hebermas menganggap bahwa Marx telah

gagal membedakan antara dua komponen analitik yang berbeda, yaitu kerja dan

interaksi sosial.4

Dengan demikian, sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur.

Bahwa kajian dan sumbangan pemikiran Auguste Comte, Durkheim, Talcott

Parson Dan Robert K.Merton merupakan sumbangan paradigma fungsional bagi

lahirnya teori-teori komunikasi yang beraliran struktural-fungsional. Sedangkan

sumbangan-sumbangan pemikiran Karl Marx dan Habermas meyumbangkan

paradigma konflik bagi lahirnya teori-teori kritis dalam kajian komunikasi.

Tabel 2.1 Tabel Dasar Pemikiran Sosiologi Komunikasi5

Aliran Pemikiran dalam Sosiologi Komunikasi

Struktural-Fungsional Konflik-Kritis Auguste Comte Emile Durkheim Talcott Parson Rabert K.Merton Karl Marx Jurgen Habermas John Dewey 4

Burhan Bungin,op.cit hal 18

5

(5)

2.1.3 Ilmu kajian Sosiologi Komunikasi

Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, objek sosiologi

adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses

komunikasi yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat. Studi-studi

sosiologi komunikasi selain bersifat interdisipliner dan terbuka terhadap

sumbangan disiplin ilmu lain, Sosiologi Komunikasi juga memiliki objek kajian

yang terbuka luas setiap saat, seirama dengan cepatnya perubahan-perubahan

sosial-budaya dan teknologi media yang berkembang di masyarakat beserta

semua aspek yang mengikutinya.

Namun saat ini kendali arah perkembangan sosiologi komunikasi

ditentukan oleh pesatnya perkembangan dunia teknologi komunikasi yang

kemudian secara stimulan memengaruhi ranah-ranah sosial dan budaya

masyarakat di setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian, maka luasan objek

kajian sosiologi komunikasi juga ikut dipengaruhi oleh perkembangan

ranah-ranah sosial budaya dan teknologi media itu dengan aspek yang mengikutinya.

Gambar 2.1 Gambar Ilmu Kajian Sosiologi Komunikasi6

6 Burhan Bungin,op.cit.hal 37 Sosiologi Komunikasi Budaya Teknologi Negara Ekonomi Hukum, Agama,Ad ministrasi,dl

(6)

2.1.4 Objek Sosiologi Komunikasi

Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek

aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis

yaitu proses sosial dan komunikasi, aspek ini merupakan aspek dominan dalam

kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek lainnya adalah telematika dan

realitasnya. Aspek ini menyangkut persoalan teknologi media, teknologi

komunikasi, dan berbagai persoalan konvergensi yang ditimbulkannya termasuk

realitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai ruang publik baru yang

tanpa batas dan memiliki masa depan yang cerah bagi ruang kehidupan.

Gambar 2.2 Gambar Objek Sosiologi Komunikasi7

7

Burhan Bungin.op.cit.hal 39

Objek Keilmuan

Formal

Proses sosial dan komunikasi(interaksi sosial)

1.Telematika dan Realitasnya

2. Perubahan sosial dan komunikasi

3. Masalah sosial dan media massa

4.Cybercommunity

5. Aspek hukum dan bisnis media

Materiil Manusia

(7)

2.1.5 Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi

Ruang lingkup Sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu,

kelompok, masyarakat, dan sistem dunia. Dimana ranah ini bersentuhan dengan

wilayah lain, seperti teknologi telematika, komunikasi, proses dan interaksi sosial,

serta budaya kosmopolitan.

Namun ruang lingkup Sosiologi Komunikasi berbeda dengan studi-studi

komunikasi dan sosiologi secara keseluruhan, dengan kata lain objek sosiologi

komunikasi tidak sama dengan sosiologi secara umum, begitu juga sosiologi

komunikasi tidak mengambil objek komunikasi secara utuh, akan tetapi sosiologi

komunikasi menjembatani studi-studi sosiologi dan studi-studi komunikasi

dimana jembatan itu dibangun berdasarkan kajian sosiologi tentang interaksi

sosial yang dalam sosiologi dikenal dengan subkajian masalah-masalah

komunikasi.

Kemudian menariknya ke dalam studi komunikasi yang berkaitan erat

dengan sosiologi yaitu studi-studi media, dampak media maupun perkembangan

media komunikasi. Namun karena begitu dekatnya studi sosiologi dan

studi-studi komunikasi, maka kajian sosiologi komunikasi ini berkembang menjadi satu

kajian yang tidak bisa lagi dibedakan secara sosiologi dengan komunikasi.

2.2 Jenis jenis Sosiologi Komunikasi

Komunikasi didalam masyarakat sendiri terbagi dalam 5 jenis antara lain :

1. Komunikasi individu dengan individu (komunikasi antar pribadi) 2. Komunikasi kelompok

(8)

3. Komunikasi organisasi 4. Komunikasi sosial 5. Komunikasi massa

2.2.1 Komunikasi individu dengan individu (komunikasi antar pribadi)

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat

pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung

(melalui medium). Contohnya kegiatan percakapan surat menyurat pribadi. Fokus

pengamatannya adalah bentuk-bentuk dan sifat-sifat hubungan, percakapan,

interaksi dan karakteristik komunikator.

2.2.2 Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok, menfokuskan pembahasannya kepada interaksi

diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok

juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Bahasan teoritis meliputi dinamika

kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola

dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.

2.2.2.1 Karakteristik Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama

yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu

sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

(9)

itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi

komunikasi kelompok. Ada beberapa karakteristik kelompok sosial yang dapat

dibagi berdasarkan struktur masing – masing antara lain :

1. Kelompok Formal-Sekunder adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat

sekunder, bersifat formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas, serta

dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan yang jelas pula.

2. Kelompok Formal-Primer adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat

formal namun keberadaannya bersifat primer. Kelompok ini tidak memiliki

aturan yang jelas, walaupun tidak dijalankan secara tegas.

3. Kelompok Informal-Sekunder adalah kelompok sosial yang umumnya informal

namun keberadaannya bersifat sekunder. Kelompok ini bersifat tidak

mengikat, tidak memiliki aturan dan struktur yang tegas serta dibentuk

berdasarkan sesaat dan tidak mengikat bahkan bisa terbentuk walaupun

memiliki tujuan-tujuan kurang jelas.

4. Kelompok Informal-Primer adalah kelompok sosial yang terjadi akibat

meleburnya sifat-sifat kelompok sosial formal-primer atau disebabkan karena

pembentukan sifat-sifat di luar kelompok formal-primer yang tidak dapat

ditampung oleh kelompok formal-primer.

Berdasarkan teori komunikasi kaum sosialita terletak pada komunikasi

kelompok dimana interaksi di antara orang-orang dalam kelompok – kelompok

kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Kaum

(10)

dengan sesamanya. Cara berkomunikasi yang terjadi antara kaum sosialita lebih

menekankan dari hasil interaksi yang mendalam dari anggota kelompok sosialita

itu sendiri.

2.2.3 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang

terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan

bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.

Pembahasannya meliputi struktur dan dan fungsi organisasi, hubungan antar

manusia manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta kebudayaan

organisasi.

2.2.4 Komunikasi Sosial

Komunikasi sosial adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih

intensif, dimana komunikasi terjadi secara langsung antar komunikator dan

komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih

diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui kegiatan ini

terjadilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas.

2.2.5 Komunikasi Massa

Secara teori, pada satu sisi, konsep komunikasi massa mengandung

pengertian sebagai suatu proses dimana institusi media massa memproduksi dan

menyebarkan pesan kepada publik secara luas, namun pada sisi lain, komunikasi

(11)

dikonsumsi oleh audience. Fokus kajian dalam komunikasi massa adalah media

massa.

2.3 Stratifikasi Sosial

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap

hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih

tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan

yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai

kekayaan materiil dari pada kehormatan, misalnya mereka yang lebih banyak

mempunyai kekayaan materiil akan menempati kedudukan yang lebih tinggi

apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan

lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu

kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

Stratifikasi Sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam

masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial sosial yang

beda secara hirarki dan memberikan hak serta kewajiban yang

berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan sosial lainnya. Beberapa para ahli

mengemukakan pendapatnya tentang definisi dari stratifikasi sosial itu sendiri

antara lain:

1. Pitirim Sorokin, sistem stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau

masyarakat kedalam kelas – kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam

(12)

2. Menurut Soerjono Soekanto, Stratifikasi Sosial adalah pembedaan posisi

seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.

Biasanya stratifikasi didasarkan pada kedudukan yang diperoleh melalui

serangkaian usaha perjuangan.

Secara umum, strata sosial di masyarakat melahirkan kelas-kelas sosial

yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu atas (Upper Class), menengah ( Middle

Class), dan bawah (Lower Class).8

Tabel 2.2 Tabel Kelas-kelas Sosial

Upper Class Middle Class Lower Class

Kelompok elite Sosialita Pejabat Tinggi Kelompok profesional, Kelompok pekerja, Wiraswasta Pedagang, Kelompok fungsional lainnya Kelompok pekerja kasar, Buruh harian Buruh lepas

Secara khusus, kelas sosial ini terjadi pada lingkungan-lingkungan khusus

pada bidang tertentu sehingga content varian strata sosial sangat spesifik berlaku

pada lingkungan itu. Kelas sosial dengan strata sosial tertentu ada kalanya

terbentuk dengan sendirinya, ada pula yang dibentuk berdasarkan tujuannya.

Strata kelas sosial yang terbentuk dengan sendirinya adalah berdasarkan pada

kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan kerabat, harta dalam

batas-batas tertentu. Sedangkan strata kelas sosial yang dibentuk berdasarkan tujuan

8

(13)

tertentu adalah seperti pemimpin dan yang dipimpin, yang memiliki kekayaan.

dan yang tidak, dan yang memiliki kekuasaan atau yang rakyat biasa.

Pada proses pembentukannya kelas sosial memiliki dasar-dasar pembentuk antara

lain :

1. Ukuran kepercayaan

2. Ukuran kekuasaan

3. Ukuran kehormatan

4. Ukuran Ilmu pengetahuan

2.3.1 Sifat Stratifikasi Sosial

Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat terbagi menjadi dua antara

lain:

1. Stratifikasi sosial Tertutup (closed social stratification) yaitu dimana

dibatasinya kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan

yang lain baik yang merupakan gerak ke atas atau ke bawah.

2. Stratifikasi sosial Terbuka (open social stratification) yaitu kebalikannya dari

stratifikasi sosial tertutup dimana setiap anggota masyarakat mempunyai

kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau

bagi mereka yang tidak beruntung jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan

(14)

2.3.2 Bentuk Stratifikasi Sosial

Di dalam masyarakat stratifikasi sosial memiliki beberapa bentuk dalam

pengelompokannya, antara lain :

1. Sistem Kasta yaitu pengelompokkan yang dibentuk berdasarkan keturunan,

keunggulan yang diwariskan berlaku seumur hidup, perkawinan endogami,

hubungan dengan kelompok sosial lain terbatas, penyesuaian diri ketat pada

norma-norma kasta, diikat oleh kedudukan yang sudah ditetapkan secara

tradisional, prestise kasta dijaga, kasta yang lebih rendah dikendalikan oleh

kasta yang lebih tinggi.

2. Sistem Kelas sosial yaitu berdasarkan pada status yang diusahakan.

3. Sistem Feodal, yaitu berdasarkan kepemilikan tanah, raja, bangsawan, ksatria

dan petani.

4. Sistem Apartheid yaitu pengelompokkan berdasarkan warna kulit

2.3.3 Fungsi Stratifikasi sosial

Secara umum stratifikasi sosial memiliki fungsi yang bermacam-macam

mulai dari :

1.Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan,

(15)

2. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat

menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang

menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan

3. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,

keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau

kekuasaan.

4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku,

cara berpakaian dan bentuk rumah.

5. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.

6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki

sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

2.4 Sejarah Sosialita

Istilah sosialita pertama kali muncul sekitar pada tahun 1928, Istilah ini

dikemukakan didalam buku referensi Merriam-Webster yang mengatakan bahwa

kaum sosialita adalah seseorang yang menjadi anggota strata sosial elite, Artinya

orang memang sudah ditakdirkan menjadi orang kaya. Orang kaya disini dapat

didefinisikan berprofesi sebagai apapun, mulai dari pengusaha sukses, pejabat

tinggi, bahkan bangsawan sekalipun.

Idealnya definisi dari sosialita sendiri adalah mereka orang-orang yang

superkaya yang kebanyakan keturunan bangsawan, aktif di kegiatan sosial, dan

(16)

pada masanya.Istilah sosialita sendiri berasal dari bahasa “socialite” yang diambil

dari kata “social” dan”elite”. Dimana pada masa lalu di benua eropa terdapat

keluarga kerajaan yang selalu mendapatkan perlakuan VVIP saat jamuan-jamuan

makan malam ataupun pesta.

Dahulu sebutan ini terbatas dan hanya diberikan kepada kaum ningrat

berdarah biru, kini pemakainnya semakin luas merambah konglomerat, keluarga

ternama, dan yang ultrakaya. Demi bisa berdedikasi terhadap kegiatan amal,

tentunya mereka sendiri sudah harus mapan secara materi, ibaratnya tidak perlu

memikirkan mendapat uang dari mana.

Menurut Boedi9 sosialita zaman dahulu dan sekarang memiliki banyak perubahan, Pada zaman dahulu istilah sosialita memang bergengsi, mereka yang

masuk kelompok creme de la de creme orangnya itu-itu saja, Hanya dengan

menyebut nama, semua orang sudah tahu latar belakang keluarga, prestasi,

kekayaan, bahkan simpanan. Tetapi the real social darlings itu segan untuk

mengumbar eksistensi mereka. Bahkan sosialita kini banyak yang memilih berada

di balik layar.

Berbeda dengan zaman dahulu, zaman sekarang banyak kelompok wanita

yang menamakan diri mereka sebagai kaum sosialita. Mereka memang berasal

dari keluarga ningrat dengan gaya hidup yang glamour serta cara berpakaian yang

fashionable namun kepeduliannya terhadap dunia sosial kurang begitu dominan

atau seimbang dengan harta yang dimilikinya.Perubahan makna ini disebabkan

9

(17)

oleh banyak faktor, antara lain dari banyaknya media yang mengangkat

profil dan event sosialita pada media cetak dan elektronik.. Gempuran media yang

mengekspos kehidupan “tralala” kaum sosialita ini juga membuat semakin

banyak orang, terutama wanita mendambakan reputasi sosialita dan diekspos ke

publik.

Selain karena media yang mempengaruhi perubahan makna ini, ada juga

pencetus lainnya yang menyebabkan pergeseran makan atau ajang “ikut-ikutan”

yakni efek domino dari satu atau dua majalah gaya hidup yang berlebihan

membidik kehidupan sosialita dihalaman-halaman majalah mereka. Selain itu

demand/kebutuhan pembaca yang senang melihat yang cantik-cantik dan

Gambar

Tabel 2.1  Tabel Dasar Pemikiran Sosiologi Komunikasi 5
Gambar 2.1 Gambar  Ilmu Kajian Sosiologi Komunikasi 6
Gambar 2.2 Gambar Objek Sosiologi Komunikasi 7
Tabel 2.2 Tabel Kelas-kelas Sosial

Referensi

Dokumen terkait

Faktor koreksi yang digunakan pada model konstanta pengeringan dapat meningkatkan COD antara model dengan pengukuran untuk udara pengering dan menurunkan error

Edukasi Kreatif yang ditawarkan dari komik kesatria bela negara merancang pembaca webtoon untuk lebih dekat dengan cerita dan karakter karena lebih manusiawi,

Pada kelas umur jabon 1 tahun, responden B1, mengeluarkan biaya budidaya yang cukup tinggi dibandingkan responden lain pada kelas umur yang sama, namun volume tegakan yang

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 036 Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa

Tidak ditemukannya perbedaan prestasi siswa ditinjau dari gaya belajarnya ini, menurut Abd Wahab dalam Awang dkk., (2017) dikarenakan prestasi belajar siswa tidak hanya

Dari hasil penelitian ini akan terlihat bagaimana mahasiswa menerapkan peraturan tata guna lahan pada hasil tugas SPA 3 sesuai ketentuan yang telah diatur dalam RTRW

Dengan ini menyatakan bahwa kami adalah penulis/inventor dari karya tulis ilmiah yang berjudul “...”, yang kami ajukan untuk dapat mengikuti lomba “5 th NCC

dua faktor ini bergerak kehadapan secara beriringan dan bersepadu, maka ia akan meningkatkan imej korporat LZS yang akhirnya akan meningkatkan keyakinan masyarakat