• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUNGKAPAN ASET KEUANGAN DAN IMPAIRMENT SEKTOR PERBANKAN MENURUT PSAK 60 DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUNGKAPAN ASET KEUANGAN DAN IMPAIRMENT SEKTOR PERBANKAN MENURUT PSAK 60 DI INDONESIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

P E N G U N G K A P A N A S E T K E U A N G A N D A N IMPAIRMENT PADA

S E K T O R P E R B A N K A N M E N U R U T P S A K 6 0

D I I N D O N E S I A

Sri Luna Murdianingrum Marita

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Abstract

This writing discusses the Statement of Financial Accounting Standard (Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan/PSAK) 60. This study is limited into the measure o f time from 2010 until today, focuses on standard governing the presentation and disclosure o f financial instruments. This standard is very influential on the Indonesian banking disclose details of financial assets and the impairment o f assets in the financial statements.

So, this study aimed to describe the level of compliance of banks in Indonesia to implement SFAS.This writing uses the method of data collecting from any sources

Keywords .• Banking, Financial asset, Impairment, PSAK 50 and 60 Latar Belakang

Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya aset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas lainnya (IAS). Instrumen keuangan perusahaan akan terlihat di dalam laporan keuangan entitas, oleh karena itu diperlukan adanya pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan terhadap instrumen keuangan yang dapat memberikan informasi yang menggambarkan kinerja entitas dan bermanfaat bagi para

stockholder, stackholder maupun pengguna

kepentingan lainnya, sesuai dengan Wolk, dkk (2000); Murdianingrum dan Marita (2014).

Informasi yang terdapat pada nilai-nilai instrumen keuangan yang disajikan merupakan bagian yang penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, sehingga pada proses penyajian

dan pengungkapan instrumen keuangan hams sesuai dengan standar-standar akuntansi yang berlaku. Instmmen keuangan mempakan hal yang penting dan memiliki dampak bagi kemajuan pembangunan nasional dan perekonomian intemasional, hal ini sesuai dengan Worldbank (2006).

Seperti yang diketahui, bahwa setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda yang dapat mempersulit para pengguna laporan keuangan dalam memahami isi dari laporan entitas. Hal ini membuat International Accounting

Standards Board (lASB) menerbitkan

standar akuntansi intemasional yang dapat diteraokan oleh setiap negara yaitu

Intemasional Financial Reporting Standard

(IFRS). Oleh karena itu setiap negara mulai melakukan konvergensi dari standar akuntansi yang dimiliki masing masing

(2)

negara dengan IFRS. Tidak ketinggalan Ilia dengan Indonesia, yang saat ini juga sedang melakukan harmonisasi antara PSAK (Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan) agar sesuai dengan standar yang diterapkan Intemasional. Salah satunya adalah PSAK 50 (revisi 2006) yang berisi tentang penyajian dan pengungkapan

men keuangan yang kemudian ditahun 2010 l A I merevisi lagi PSAK 50 menjadi PSAK 50 yang menjelaskan tentang penyajian instmmen keuangan dan PSAK 60 yang menjelaskan tentang pengungkapan instmmen keuangan. Kedua standar tersebut mengacu pada IAS

(International Accounting Standard) yang

telah diterapkan oleh selumh pemsahaan perbankan di Indonesia.

Hal ini menarik diangkat karena dalam PSAK 60, menjelaskan tentang pengungkapan instmmen keuangan yang dimiliki entitas. Hal ini sangat penting karena dengan adanya pengungkapan oleh entitas, maka dapat dilihat kinerja yang dimiliki entitas maupun kekayaan yang dimilikinya.

Pembahasan dalam tulisan ini mencakup beberapa pengertian dan cara cara penerapan PSAK 60. Dikutip dari l A I , tujuan dari pemisahan PSAK 60 dari PSAK 50 adalah agar dalam pembahasan pengungkapan instmmen keuangan yang dimiliki entitas dapat dilakukan lebih luas dan lebih mendalam.

Perkembangan Sektor Perbankan di Indonesia

Jika dilihat tiga tahun sebelumnya, pemsahaan perbankan dinilai cukup mampu dalam mempertahankan kinerja positifnya meski menghadapi tantangan yang tidak mudah. D i tengah tingginya volatilitas perekonomian global, perbankan berhasil memperkuat peranannya dalam sistem keuangan Indonesia, antara lain dengan meningkatnya aspek kelembagaan. Menumt Halim Alamsyah, deputi gubemur Bank Indonesia 2013 dan Suryaningsum, 2015 bahwa penyebaran kantor bank di Indonesia 74% masih terkonsentrasi di wilayah Pulau Jawa dan Sumatra.

Pembaliasan

Tabel 1. Perkembangan jumlah Bank dan Kantor Cabang (Sumber: Bank Indonesia, 2013)

K e l o m p o k B a n k 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 B a n k P e r s e r o J u m l a h B a n k 4 4 4 J u m l a h K a n t o r 4 1 8 9 4 3 6 J 5 3 6 3 Bmnk U m u m S w a s t a N m I o m I ( S U S N ) - 0 « v i s « ^ J u m l a h B a n k .^H^jj^^Mj^^^^mMm 3 5 3 6 3 6 J u m l a h K a n t o r ; ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ H B I ^ ^ ^ B 6 6 0 8 7 2 0 9 7 S 4 7 B a n k U m u m S w a s t a N a t i o n a l ( B U S N ) - N o n D * v l s a J u m l a h B a n k 3 1 3 0 3 0 i u m l a h K a n t o r 1 1 3 1 1 2 8 8 1 4 4 7 " B P O J u m t a h B a n k 2 6 2 6 2 5 J u m l a h K a n t o r 1 4 1 3 1 4 7 2 1 7 1 2 B a n k C a m p u r a n J u m l a h B a n k 1 5 1 4 1 4 J u m l a h K a n t o r 2 6 3 2 5 0 2 6 3 B a n k A s k i g J u m l a h B a n k 1 0 1 0 1 0 J u m l a h K a n t o r 2 3 3 2 0 6 1 9 3 T o t a l J u m l a h B a n k 1 2 2 1 2 0 1 2 0 J u m l a h K a n t o r 1 3 8 3 7 1 4 7 9 7 1 5 6 2 5 J u m t a h B a n k U m u m K o n v e n s l o n a l 1 1 1 1 0 9 1 0 9 1 » 1 1

(3)

Secara umum, seluruh kelompok Bank mengalami kenaikan Aset dari tahun 2010 sampai dengan akhir tahun 2012. Kenaikan

Tujuan P S A K 60

Tujuan dari PSAK 60 adalah mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi:

a. Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas; dan

b. Sifat dari luas risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.

Perbedaan PSAK 50 (Revisi 2006) dengan PSAK 60

Perbedaan PSAK 50 (Revisi 2006) dengan PSAK 60 yang telah dikonversi dengan IFRS. PSAK 60 merupakan

aset tertinggi secara nominal tercatat kelompok Bank Persero dan Bank B (Bank Umum Swasta Nasional).

pecahan dari PSAK 50 (Revisi 2006) yan sebelumnya membahas tentang instrume keuangan: penyajian dan pengungkapan. Setelah konversi IFRS, PSAK 50 (Revisi 2010) mengatur tentang Instmmen Keuangan: Penyajian. Dan PSAK 60 mengatur tentang Instmmen Keuangan: Pengungkapan. Dengan dilakukannya konversi IFRS ini, maka ada beberapa bagian dalam PSAK 50 (revisi 2006) yang bembah. Hal-hal yang bembah antara lain:

a. Ruang Lingkup

1. Dalam Ruang lingkup PSAK 60 mencakup kontrak untuk pertimbangan kontinjensi dalam penggabungan usaha. Hal ini disebabkan karena dalam PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis, pertimbangan kontinjensi dalam penggabungan usaha diukur dalam nilai wajar. Sedangkan pada PSAK 50 Tabel Grafik 1. Perkembangan jumlah Bank dan Kantor Cabang

(Juta Rp)

2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 • Bank Persero • BUSN Devisa • BUSN Non Devisa • BPD • Bank Campurari * Sank Asing

(4)

(Revisi 2006) Kontrak untuk pertimbangan kontinjensi dalam penggabungan usaha bukan mempakan mang lingkup PSAK 50 (revisi

2006):Instnimen Keuangan : Penyajian. 2. Perbedaan yang kedua dari instmment

Ruang lingkup adalah pada PSAK 60 Tidak mencakup mang Imgkup atas intrumen ekuitas tentang puttable

instrument seperti yang diatur

dalam PSAK 50 (revisi 2010). Sedangkan pada PSAK 50 ( Revisi 2006 ) tidak mengatur mengenai pengungkapan puttable instrument.

3. Perbedaan yang ketiga dari pembahasan Ruang lingkup adalah pada PSAK 60 Berlaku untuk instmment keuangan yang diakui seperti aset keuangan dan liabilitas keuangan serta instmmen keuangan yang tidak diakui seperti komitmen perjanjian. Sedangkan pada PSAK 50 ( Revisi 2006 ) tidak mengatur mengenai hal tersebut.

b. Signifikansi Instrument Keuangan untuk Posisi dan Kinerja Keuangan.

Pada PSAK 60 Mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instmment keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan. Sedangkan pada PSAK 50 (Revisi 2006) tidak terdapat pembahasan mengenai persyaratan tersebut.

c. Laporan Posisi Keuangan kategori Asset dan Liabilitas Keuangan.

Pada PSAK 60 Mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan nilai tercatat untuk setiap kategori instmmen keuangan dalam laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan, hal ini sesuai dengan Emanuella (2012). Sedangkan Pada PSAK

50 (Revisi 2006) tidak terdapat pembahasan mengenai persyaratan tersebut.

d. Aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan keuangan.

Pada PSAK 60 Mengatur hal-hal yang perlu diungkapkan jika entitas menetapkan suatu instmment keuangan bempa:

1. pinjaman yang diberikandan piutang untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba mgi.

2. liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan keuangan. Sedangkan pada PSAK 50 ( Revisi 2006 ) tidak terdapat persyaratan tersebut.

e. Reklasifikasi

Pada PSAK 60 Mensyaratkan entitas mengungkapkan jumlah reklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan alasan reklasifikasi. Sedangkan pada PSAK 50 ( Revisi 2006 ) hanya mensyaratkan untuk mengungkapkan alasan reklasifikasi.

f. Penyisihan Kerugian Kredit

Pada PSAK 60 Mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan rekonsiliasi pembahan pos penumnan nilai selama periode berjalan untuk setiap kelompok aset keuangan. Sedangkan pada PSAK 50 ( Revisi 2006 ) tidak terdapat persyaratan tersebut.

g. Laporan Laba rugi komperhensif pos-pos penghasil, beban, keuntungan atau kerugian.

Di dalam PSAK 60 Mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan pos pendapatan, beban, keuntungan dan kemgian dalam laporan laba mgi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan, yaitu:

1. Laba atau mgi neto asset keuangan atau liabilitas keuangan

(5)

2. Total pendapatan bunga dan total beban bunga. - \; r

3. Pendapatan dan beban imbalan dari aset atau liabilitas keuangan dan aktivitas wall amanat

4. Pendapatan bunga dari aset keuangan

5. Jumlah kerugian penurunan nilai. Sedangkan pada PSAK 50 (Revisi 2006) MaY terdapat peraturan yang mengatur tentang persyaratan tersebut.

h. Pengungkapan lainnya kebijakan akuntansi.

Di dalam peraturan PSAK 60 terdapat penjelasan mengenai pengungkapan kebijakan akuntansi dan dasar pengukuran sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2009)

: Penyajian laporan Keuangan paragraph

72. seangkan pada PSAK 50 (Revisi 2006) tidak terdapat persyaratan yang mengatur hal tersebut.

i. Nilai Wajar

Di dalam PSAK 60 terdapat pembahasan peraturan mengenai Sehubungan dengan nilai wajar, hal-hal yang perlu diungkapkan adalah sebagai berikut:

1. Mengungkapkan tiga level hirarki nilai wajar.

2. Jika ada perbedaan nilai wajar saat pengakuan awal dengan jumlah yang ditentukan menggunakan teknik penilaian pada tanggal itu, maka mengungkapkan:

a. Kebijakan akuntansi untuk pengakuan perbedaan

b. Agregat perbedaan yang diakui dan rekonsiliasi pembahan saldo perbedaan. 3. Sedangkan dalam PSAK 50 (revisi

2006) hal ini tidak diatur.

J. Jenis dan tingkat risiko yang timbul instmment keuangan

Dalam PSAK 60, mensya entitas untuk mengungkapkan into untuk mengevaluasi jenis dan u

/ZfA& jwg t^mSaf (/sn cm

keuangan. Sedangkan dalam PSAV. (revisi 2006) tidak terdapat persyara mengenai hal ini.

k. Pengungkapan Kualitatif

Dalam PSAK 60, hal yan diungkapkan adalah:

1. eksposur risiko dan bagaimana risik timbul

2. tujuan, kebijakan, proses pengelolaan risiko dan metode untuk mengukur risiko

3. setiap pembahan (1) dan (2) dari periode sebelumnya

Sedangkan hal ini tidak diuangkapkan dalam PSAK 50 (revisi 2006).

1. Pengungkapan Kualitatif Resiko

Kredit

Dalam PSAK 60, Untuk setiap kelompok instrumen keuangan harus mengungkapkan:

1. jumlah paling mewakili nilai maksimal eksposur risiko kredit

2. uraian agunan yang dimiliki sebagai jaminan dan peningkatan perikatan

kredit

3. informasi kualitas kredit aset keuangan yang lewat jatuh tempo atau mengalami penumnan nilai / J

4. jumlah tercatat asset keuangan telah jatuh / tempo atau penumnan

nilai setelah negosiasi.

Sedangkan dalam PSAK 50 ( Revisi 2006 ) Hanya mengungkapkan

(6)

informasi eksposur risiko kredit, termasuk jumlah paling mewakili nilai maksimal eksposur risiko kredit.

m. Pengungkapan Kuantitatif Risiko kredit.

Aset keuangan yang melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai. Dalam PSAK 60 Untuk setiap kelompok

instmmen keuangan harus mengungkapkan:

1. analisa umur asset keuangan yang jatuh

tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai.

2. analisa dan factor penurunan nilai. 3. jumlah (1) dan (2), uraian agunan dan

peningkatan perikatan kredit.

Sedangkan pada PSAK 50 (Revisi 2006) tidak terdapat penjelasan mengenai Pengungkapan.Kuantitatif Ri siko kredit-Aset keuangan yang melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai.

n. Pengungkapan Kuantitatif Risiko kredit Agunan dan peningkatan kualitas kredit lainnya yang diperoleh.

Di dalam PSAK 60, ketika memperoleh asset melalui pengambilalihan kepemilikan agunan yang dimiliki sebagai jaminan, mengungkapkan:

1. jenis dan jumlah tercatat aset yang diperoleh

2. kebijakan pelepasan asset ketika aset tidak siap dikonversi.

Sedangkan pada PSAK 50 (Revisi 2006) tidak ada persyaratan yang membahas tentang Pengungkapan Kuantitatif Risiko kredit Agunan dan peningkatan kualitas kredit lainnya yang diperoleh.

o. Pengungkapan Kuantitatif - Risiko Likuiditas

Berdasarkan PSAK 60, suatu entitas harus mengungkapkan:

1. analisa jatuh tempo untuk non-derivatif liabilitas keuangan

2. analisa jatuh tempo untuk derivatif liabilitas keuangan

3. uraian pengelolaan risiko likuiditas melekat pada (a) dan (b)

Tetapi dalam PSAK 50 (revisi 2006) hal ini tidak diatur.

p. Pengungkapan Kuantitatif - Risiko Pasar - Analisa Sensitivitas

PSAK 60 Mengungkapkan:

a. analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar

b. asumsi dan metode yang digunakan dalam analisa sensitivitas

c. perubahan asumsi dan metode analisa sensitivitas

Sedangkan dalam PSAK 50 (revisi 2006) hal ini tidak diungkapkan.

q. Pengungkapan Kuantitatif - Risiko Pasar Lainnya

PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan fakta dan alasan jika entitas

tidak dapat merepresentasikan analisa sensitivitas, sedangkan dalam PSAK 50 (revisi 2006) hal ini tidak diatur

P S A K 60 Pada Perbankan

Dalam PSAK 60 dijelaskan bahwa perusahaan diwajibkan menggunakan penjelasan tentang instrumen keuangan, hal ini sesuai dengan Murdianingrum dan Marita (2014).. Tabel di bawah ini menjelaskan pengungkapan kebijakan instrumen keuangan pada catatan atas laporan keuangan oleh perbankan:

(7)

Pengungkapan Kebijakan Instrumen Keuangan di Perbankan Periode 2 0 1 0 sampai dengan 2012

2010 2on 2012

Jumlab % Jumlaii % Jamlali %

1 K-alcgori tnsmimcn keuangan

mr.

100*. 30 lOfr-i 2 Pcn{;akuan A»-al 20 66.67"/. 21 70%

21 70% 3 Pengukuran sdelali pengakuan

awal

12 40% 15 50% 15 50%

4 Salmg hapas instnimcn 26 86.67% 27 27 W%

5 Pengukuran niiai wajar 21 70»i 23 77*4 22 73% 6 Biays perolchan diamoniusi/

Suku bunga cfcktif

17 56.67% 22 73% 20 67^i

7 Penurunan Nilai 30 100% 30 J00»/. 30 100%

S Reklasifikasi 25 X3.33% 27 90", 26 87%

9 Pcnghenlian Pengakuan 30 IOO»i 30 100»/i 30 100% 10 Penjclaisn KebutuKan Instrumen

keuangan tambahan

10 333.^% 10 33% 15 50%

Sumber: B E L 2014

Berdasarkan tabel di atas, semua perbankan telah melakukan pengungkapan mengenai katagori instrumen keuangan melalui laporan keuangan. Sedangkan pada poin penjelasan kebutuhan instumen keuangan tambahan, perbankan mengungkapkannya paling sedikit.

Hal ini bisa jadi dikarenakan transaksi yang dilakukan perbankan terkait dengan instrumen keuangan tambahan jarang karena pengungkapan melalui catatan atas laporan keuangan dipengaruhi oleh banyak sedikitnya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Dapat dilihat dalam tabel diatas pengungkapan kebijakan atas instrumen keuangan lainnya cukup tinggi, diaatas 50%. Pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan memahami penyajian atas laporan keuangan.

Kesimpulan

Kesimpulan dari tulisan ini adalah, sektor perbankan di Indonesia telah melakukan pengungkapan laporan keuangannya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, yaitu PSAK 60. Dengan penerapan PSAK 60 pada perusahaan perbankan, diharapkan laporan keuangan entitas dapat digunakan tidak hanya di dalam negeri, tetapi dapat digunakan intemasional karena telah sesuai dengan standar yang ditetapkan intemasional.

Berdasarkan dari tulisan ini, implikasi terapan bagi sektor perbankan adalah untuk tetap meningkatkan penyajian dan pengungkapan terkait kebijakan instmmen keuangan.

Gambar

Tabel 1. Perkembangan jumlah Bank dan Kantor Cabang  (Sumber: Bank Indonesia, 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Teori ini digunakan sebagai acuan dalam penelitian terkait bagaimana respond dan pemaknaan tradisi pembacaan surat Maryam di j Pondok j Pesantren j al-Qur’an j Al-Musthofa

Bagi tempat penelitian diharapkan kepada pihak petugas kesehatan dapat memberikan edukasi dan informasi kepada ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe pada masa

Penggunaan Algoritma String Matching Brute Force sangat memudahkan User untuk mencari rumah makan berdasarkan menu makanan yang ingin di carinya karena tidak

Berbagai kasus kekerasan terhadap anak terus terjadi selama ini di tengah- tengah masyarakat dengan pola dan bentuk yang berbeda. Tentu dalam hal ini pemerintah memiliki

Dengan rangkaian terasebut diharapkan dapat mengatasi masalah faktor daya yang rendah pada sisi sumber (input) serta tegangan keluaran (output) yang konstan..

Melalui Editorial-editorial Mingguan Chiao Hsing 1958 yang berkaitan dengan masalah peranakan Tionghoa, kita bisa mengenal dengan baik upaya Siauw Giok Tjhan dalam

TB adalah penyakit yang memaikan dan Indonesia menempai urutan ke empat terbanyak dengan penderita TB sipil (civil society) harus mampu berkontribusi nyata Community

Bahwa TERGUGAT menolak posita butir (12) tentang perbuatan wanprestasi dan permintaan ganti rugi yang dinyatakan PENGGUGAT, karena sehubungan dengan