• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Kelompok

Komunikasi Kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua angota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Komunikasi kelompok juga sebagai wadah yang tepat untuk melahirkan gagasan-gagasan

kreatif.10 Komunikasi Kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan penerapan

yang menitikberatkan , tidak hanya pada proses kelompok secara umum, tetapi juga pada perilaku komunikasi individu-individu pada tatap muka kelompok diskusi kecil.11

2.1.1 Karakteristik Komunikasi Kelompok

Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di terminal bus, yang antri di depan loket bioskop, yang berbelanja di pasar, semuanya disebut agregat (bukan kelompok). Dengan kata lain, kelompok mempunyai dua tanda psikologis. Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat

10 Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi. Jakarta. Universitas Terbuka. 2004. Hal. 3.3 11 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Gramedia. 2004. Hal. 46-47

(2)

dengan kelompok, ada sense of belonging yang dimiliki orang yang bukan anggota. Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga

hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain . Ada beberapa

karakteristik dalam Komunikasi Kelompok, yaitu:12

A. Kelompok Primer dan Sekunder

Walaupun Kelompok Primer menjadi anggota banyak kelompok, tetapi hanya terikat secara emosional pada beberapa kelompok saja. Hubungan dengan keluarga, teman sepermainan dan tetangga-tetangga dekat terasa lebi adalah lawan dari Kelompok Primer. Hubungan diantara mereka tidak akrab, tidak personal dan tidak menyentuh hati, yang termasuk ke dalam kelompok sekunder adalah organisasi massa, fakultas, serikat buruh, dan sebagainya. Perbedaan utama antara kedua kelompok ini dari segi karakteristik komunikasinya yaitu:

1. Pertama, kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam artinya menembus kepribadian kita yang tersembunyi, menyingkapkan unsur-unsur backstage (perilaku yang hanya kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok primer, kita ungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambung, verbal maupun nonverbal.

(3)

2. Kedua, komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam kelompok primer, yang penting buat kita ialah siapa dia, bukan apakah dia. Hubungan kita dengan anggota kelompok primer bersifat unik dan

tidak dapat dipindahkan.13

3. Ketiga, pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi. Komunikasi dilakukan untuk memelihara hubungan baik, dan isi komunikasi bukan merupakan hal yang sangat

penting.14

B. InGroup dan OutGroup

Ingroup adalah kelompok-kita, dan Outgroup adalah kelompok-mereka. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita membuat batas (boundaries), yang menentukan siapa masuk orang dalam, dan siapa orang luar. Batas-batas ini dapat berupa lokasi geografis, suku bangsa, pandangan atau ideologi, pekerjaan atau profesi, bahasa,

status sosial, dan kekerabatan.15

C. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan

Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan

13 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2008. Hal. 142 14 Ibid. Hal. 143

(4)

kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard)

untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.16

D. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif

Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Enam kategori format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi

panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.17

2.1.2 Fungsi Komunikasi Kelompok

16 Ibid. Hal. 145-146

(5)

Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dan fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan unuk kepentingan masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri. Fungsi pertama dalam komunikasi kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya. Fungsi kedua adalah pendidikan, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.

Sedangkan dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Fungsi kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternative atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi pemecahan masalah menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan. Terapi adalah fungsi kelima, kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan

personalnya.18

(6)

2.2 Interaksionisme Simbolis (Herbert Mead)

Interaksionisme simbolis (IS) merupakan sebuah cara berpikir mengenai pikiran, diri sendiri, dan masyarakat yang telah memberi kontribusi yang besar terhadap tradisi sosiokultural dalam teori komunikasi. Interaksionisme simbolis mengajarkan bahwa manusia berinteraksi satu sama lain sepanjang waktu, mereka berbagi pengertian untuk istilah-istilah dan tindakan-tindakan tertentu dan memahami kejadian-kejadian dalam cara-cara tertentu pula. Masyarakat sendiri muncul dari

percakapan yang berhubungan antar-individu.19 Interaksionisme simbolis, sebuah

pergerakan dalam sosiologi, berfokus pada cara-cara manusia membentuk makna dan susunan dalam masyarakat melalui percakapan. Dasar-dasar pemikiran gerakan ini adalah:

a. Manusia membuat keputusan dan bertindak sesuai dengan pemahaman subjektif mereka terhadap situasi ketika mereka menemukan diri mereka. b. Kehidupan sosial terdiri dari proses-proses interaksi daripada susunan,

sehingga terus berubah.

c. Manusia memahami pengalaman mereka melalui makna-makna yang ditemukan dalam simbol-simbol dari kelompok utama mereka dan bahasa merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial.

d. Dunia terbentuk dari objek-objek sosial yang memiliki nama dan makna yang ditentukan secara sosial.

(7)

e. Tindakan manusia didasarkan pada penafsiran mereka, dimana objek dan tindakan yang berhubungan dalam situasi yang dipertimbangkan dan diartikan.

f. Diri seseorang merupakan sebuah objek yang signifikan dan layaknya semua

objek sosial, dikenalkan melalui interaksi sosial dengan orang lain.20

Tiga konsep utama dalam teori Mead ditangkap dalam judul karyanya yang paling terkenal, yaitu masyarakat, diri sendiri, dan pikiran. Kategori-kategori ini merupakan aspek-aspek yang berbeda dari proses umum yang sama yang disebut

tindak sosial, yang merupakan sebuah kesatuan tingkah laku yang tidak dapat

dianalisis ke dalam bagian-bagian tertentu. Dalam bentuknya yang paling mendasar, sebuah tindak sosial melibatkan sebuah hubungan dari tiga bagian: gerak tubuh awal dari salah satu individu, respons dari orang lain terhadap gerak tubuh tersebut dan sebuah hasil. Hasilnya adalah arti tindakan tersebut bagi pelaku komunikasi. Masyarakat (society) atau kehidupan kelompok, terdiri atas perilaku-perilaku kooperatif anggota-anggotanya. Kerja sama manusia mengharuskan kita untuk memahami maksud orang lain yang juga mengharuskan kita untuk mengetahui apa yang akan kita lakukan selanjutnya.

Konsep selanjutnya adalah Konsep diri. Istilah lain untuk konsep diri adalah refleksi umum orang lain (generalized others), semacam gabungan sudut pandang yang memandang diri Anda sendiri. Refleksi umum orang lain merupakan keseluruhan persepsi Anda dari cara orang lain melihat Anda. Mead menggunakan

(8)

konsep me untuk menjelaskan perilaku yang dapat diterima secara sosial serta adaptif dan konsep I untuk menjelaskan gerak hati yang kreatif dan tidak dapat ditebak. Kemampuan Anda untuk menggunakan simbol-simbol yang signifikan untuk merespons pada diri Anda sendiri menjadikan berpikir adalah sesuatu yang mungkin. Berpikir adalah konsep ketiga Mead, yang ia sebut pikiran. Pikiran bukanlah sebuah benda, tetapi merupakan sebuah proses. Hal ini tidak lebih dari sekadar berinteraksi dengan diri Anda sendiri. Kemampuan ini, yang berkembang sejalan dengan diri, sangat penting bagi kehidupan manusia karena merupakan bagian dari setiap tindakan manusia.

2.3 Faktor-Faktor Interaksi Sosial

Setiap interaksi sosial, pasti akan melibatkan beberapa komponen, seperti adanya stimulan atau rangsangan yang mendorong seseorang untuk melakukan respon. Secara psikologis, seseorang melakukan interaksi dengan orang lain melalui beberapa proses, proses interaksi sosial biasanya didasari oleh beberapa faktor-faktor pendorong interaksi sosial, antara lain:

1. Imitasi adalah suatu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Faktor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula

(9)

mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif di mana misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.

2. Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seseorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir sama dengan imitasi, tetapi titik-tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi, yang menghambat daya berpikirnya secara rasional. Mungkin proses sugesti terjadi apabila orang yang memberikan pandangan adalah orang yang berwibawa atau mungkin karena sifatnya yang otoriter. Kiranya mungkin pula bahwa sugesti terjadi oleh sebab yang memberikan pandangan atau sikap merupakan bagian terbesar dari kelompok yang bersangkutan, atau masyarakat.

3. Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaan yang sangat mendalam. Identifikasi sebenarnya merupakan kecendrungan-kecendrungan atau

(10)

keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu didalan proses kehidupannya. Walaupun dapat berlangsung dengan sendirinya, proses identifikasi berlangsung dalam suatu keadaan di mana seseorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain (yang menjadi idealnya) sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain tadi dapat melembaga

dan bahkan menjiwainya.21

4. Simpati adalah proses kejiwaan, dimana seseorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang karena sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaan utamanya dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihan-kelebihan atau kemampuan-kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. Proses

(11)

simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan dimana faktor

saling mengerti terjamin.22

2.4 Fenomenologi Alfred Schutz

Penelitian fenomenologi berorientasi untuk memahami, menggali dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu. Ini biasa disebut dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan pengamatan terhadap fenomena-fenomena atau gejala-gejala social yang alamiah (nature), digunakan sebagai sumber data, pendekatan ini berdasarkan kenyataan lapangan (empiris).

Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Sosiologi Fenomenologis pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh filsuf Edmund Husserl dan Alfred Schultz. Pengaruh lainnya berasal dari Weber yang memberi tekanan pada Verstehen, yaitu pengertian interpretative terhadap pemahaman manusia. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang- orang yang sedang diteliti oleh mereka. Inkuiri fenomenologis memulai dengan diam. Diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku orang.

22Ibid Hal 58

(12)

Para fenomenolog percaya bahwa pada makhluk hidup tersedia berbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi dengan orang lain, dan

bahwa pengertian pengalaman kitalah yang membentuk kenyataan.23

Untuk memperoleh gambaran dari tindakan dan pemaknaan dari subjek penelitian terhadap Identitas Diri Lipsinger atau Dragqueen penulis menggunakan pendekatan teori Fenomenologi dari Alfred Schutz. Schutz mengawali pemikirannya terhadap kajian fenomenologis, bahwa objek penelitian ilmu sosial pada dasarnya berhubungan dengan interpretasi terhadap realitas. Ia menggunakan sumber fenomenologi yang dikembangkan Edmund Husserl untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik sebagai pilar-pilar filosofis ilmu sosial. Ia juga mengkritik teori Max Weber tentang tindakan sosila dan interpretasi. Schutz berusaha memahami bagaimana sebuah teori tindakan harus ilmiah. Argumentasi sentralnya adalah bahwa sosiologi harus memahami bagaimana aktor sosial menggunakan tipifikasi untuk mengorganisasi pengetahuan umum (common sense) dari dunia kehidupannya dan untuk memahami perbedaan-perbedaan dasar antara pengetahuan sehari-hari dan pengetahuan ilmiah. Riset fenomenologi dengan demikian merupakan studi relevansi perbedaan-perbedaan bentuk pengetahuan bagi tindakan sosial.

Schutz secara khusus tertarik cara-cara ketika individu menggunakan skema interpretatifnya untuk merasionalkan fenomenologi personalnya dalam kehidupan

23 Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004.

(13)

sehari-hari.24 Hal itu menjadi stock of knowledge yang memungkinkan dia memahami

makna dari apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain. Orang secara normal memerhatikan stock of knowledge yang digunakannya, yang menjadi bagian dari pengetahuan tak disadari (tacit knowledge). Dalam konteks ini, Schutz berbicara tentang rasionalitas sehari-hari sebagai lawan rasionalitas ilmiah. Fenomenologi Schutz melicinkan jalan bagi penemuan-penemuan sosiologis tentang bagaimana orang menandai makna terhadap lingkungannya. Stock of knowledge oleh Schutz adalah keseluruhan peraturan, norma, konsep tentang tingkah laku yang tepat, dan lain-lain yang kesemuanya memberikan kerangka referensi atau orientasi kepada seseorang dalam memberikan interpretasi terhadap segala sesuatu yang terjadi di

sekitarnya sebelum melakukan suatu tindakan.25 Dalam melakukan penelitian,

peneliti harus menggunakan metode interpretasi yang sama dengan orang yang diamati, sehingga peneliti bisa masuk ke dalam dunia interpretasi orang yang dijadikan objek penelitian. Pada praktiknya, peneliti mengasumsikan dirinya sebagai orang yang tidak tertarik atau bukan bagian dari dunia orang yang diamati. Peneliti hanya terlibat secara kognitif dengan orang yang diamati. Peneliti dapat memilih satu ‘posisi’ yang dirasakan nyaman oleh subyek penelitiannya, sehingga ketika subyek merasa nyaman maka dirinya dapat menjadi diri sendiri. Ketika subjek menjadi dirinya sendiri inilah yang menjadi bahan kajian peneliti sosial.

24 Sindung Haryanto. Spektrum Teori Sosial. Jogjakarta. Ar-ruzz Media. 2012. Hal 146 25 Ibid. Hal. 147

(14)

Apa yang dijelaskan Alfred Schutz, pada dasarnya berputar pada tiga tema utama, yaitu dunia sehari – hari, sosialitas, serta makna dan pembentukan makna.

1. Tema pertama yaitu dunia sehari – hari merupakan dunia yang paling fundamental dan dunia terpenting bagi manusia. Dia menjadi orde tingkat pertama yang sekaligus menjadi sumber dan dasar bagi pembentukan orde-orde realitas lainnya. Dalam dunia sehari – hari terbentuklah, misalnya, bahasa dan makna, dan terjadi juga interaksi sosial antara anggota – anggota masyarakat yang membentuk berbagai tipe harapan dan tingkah laku yang kemudian diterima bersama. Di dalam dunia sehari – hari ini kemudian dibangun berbagai orde tingkat kedua, seperti halnya ilmu pengetahuan, filsafat atau teknologi. Dunia sehari – hari merupakan kenyataan paling dasar yang tanpanya kenyataan – kenyataan sosial lainnya tidak dapat dipahami

karena akan kehilangan landasannya. 26

2. Tema kedua yaitu sosialitas yaitu tindakan sosial yang terjadi setiap hari

adalah proses dimana terbentuk berbagai makna. Proses ini terjadi melalui beberapa tahap analitis. Tahap pertama yang paling rendah makna sosialnya

adalah hubungan seseorang dengan benda – benda fisik.27

3. Tema yang ketiga adalah makna dan pembentukan makna, merupakan

sumbangan schutz yang terpenting dan orisinal kepada gagasan fenomenologi tentang makna dan bagaimana makna membentuk struktur sosial. Jika orde

26 Alex Sobur. Filsafat Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2013. Hal. 63 27Ibid. Hal. 64

(15)

dasar dari dunia masyarakat adalah dunia sehari – hari, makna dasar bagi pengertian manusia adalah akal sehat yang terbentuk dalam bahasa

percakapan sehari – hari.28

Tugas utama sosiologi fenomenologis adalah memperoleh wawasan mengenai karakter pengalaman sosial nyata yang diinterprestasikan secara konvensional. Dalam kaitan ini, schutz menerangkan bahwa baik konsep ilmiah maupun pengalaman sehari – hari terbentuk lewat kategori – kategori yang terpisah dari segala sesuatu yang serta

merta ditentukan dalam kesadaran.29

2.5 Lipsinger/Dragqueen

Drag Queen merupakan pertunjukan artis laki-laki yang berdandan feminim dengan penampilan atau gaya mempertunjukan seluruh stereotipe dan atribut perempuan. Biasanya pertunjukan drag queen ini dipadukan dengan tarian serta lagu dan beberapa melakukan lip-sync (pura-pura menyanyi mengikuti lagu yang diputar). Gaya drag queen sangat beragam, ada yang berdandan mengikuti gaya penyanyi atau pemain film yang sedang nge-top. Ada yang bergaya rocker, rappers, sporty, tradisional, dan lain-lain. Catatan tentang Drag Queen sendiri dalam sejarah, pertama kali ada di abad 20, sekitar tahun 1870. Jadi sebenarnya Drag Queen sendiri sudah

cukup tua dan lama.30

28 Alex Sobur. Filsafat Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2013. Hal. 65 29 Ibid Hal 59

(16)

2.6 Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti kesamaan, kemudian dapat diturunkan dari “communis” yng berarti “sama, publik, dibagi oleh

semua atau banyak”.31 Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu

sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antara para anggota komunitas tersebut karena danya kesamaan

interest atau values.32 Komunitas dalam sebuah kelompok sosial dari beberapa

organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu didalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, prefensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi yang serupa.

Pengertian komunitas adalah sekelompok orang yang berinteraksi dan saling berbagi sesuatu secara berkelompok. Pengertian komunitas mengacu pada sekumpulan orang yang saling berbagi perhatian, masalah atau kegemaran terhadap suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka dengan saling berinteraksi secara terus-menerus. Komunitas biasanya terbentuk begitu saja dari beberapa orang yang punya hobi atau minat yang sama. Ada pendapat pula di dalam komunitas tak perlu ada struktur pengurus seperti ketua, bendahara, dan sekretaris. Komunitas ada karena sekelompok orang perlu untuk saling berinteraksi dan

31 Hermawan Kertajaya. Karakteristik Enterpreneur. Jakarta. PT Gramedia Pusaka utama. 2008. Hal.

21

(17)

membahas topik minat yang sama. Sedangkan organisasi, merupakan bentukan dari satu atau beberapa orang yang memang didirikan untuk tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, lazim jika ada struktur kepengurusan tertentu. Lebih jauh, visi dan misi pun berbeda antara komunitas dan organisasi. Visi dan misi pada komunitas didefinisikan oleh seluruh anggota. Tak perlu dalam bentuk tertulis karena mereka sudah tahu tujuan dengan bergabung di komunitas tersebut. Sedangkan organisasi punya visi dan misi yang dibuat oleh pendiri. Selanjutnya arah gerakan

organisasi akan berlandaskan pada visi dan misi yang ditetapkan itu.33

2.7 Identitas Diri

Erikson merupakan ahli yang pertama kali menyajikan teori yang cukup komprehensif dan provokatif tentang perkembangan identitas diri terutama pada masa remaja. Teori Erikson dikenal juga sebagai “ego psychology” yang menekankan pada konsep bahwa “diri (self)” diatur oleh ego bawah sadar/unconcious ego serta pengaruh yang besar dari kekuatan sosial dan budaya di sekitar individu. Ego bawah sadar ini menyediakan seperangkat cara dan aturan untuk menjaga kesatuan berbagai aspek kepribadian serta memelihara individu dalam keterlibatannya dengan dunia sosial, termasuk menjalankan tugas penting dalam hidup yakni mendapatkan makna dalam hidup. Pengertian Identitas diri yang dimaksud Erikson dirangkum menjadi beberapa bagian, yakni :

(18)

a. Identitas diri sebagai intisari seluruh kepribadian yang tetap tinggal sama dalam diriseseorang walaupun situasi lingkungan berubah dan diri menjadi tua.

b. Identitas diri sebagai keserasian peran sosial yang pada prinsipnya dapatberubah dan selalu mengalami proses pertumbuhan.

c. identitas diri sebagai „gaya hidupku sendiri‟ yang berkembang dalamtahap-tahap terdahulu dan menetukan cara-cara bagaimana peran socialdiwujudkan.

d. Identitas diri sebagai suatu perolehan khusus pada tahap remaja dan akan diperbaharui dan disempurnakan setelah masa remaja.

e. Identitas diri sebagai pengalaman subjektif akan kesamaan serta kesinambungan batiniahnya sendiri dalam ruang dan waktu.

f. Identitas diri sebagai kesinambungan dengan diri sendiri dalam pergaulandengan orang lain.

Dari beberapa keterangan mengenai identitas dapat disimpulkan bahwa identitas merupakan suatu persatuan. Persatuan yang terbentuk dari azas-azas, cara hidup, pandangan-pandangan yang menentukan cara hidup selanjutnya. Persatuan ini merupakan inti pada seseorang yang menentukan cara meninjau diri sendiri dalam

pergaulan dan tinjauanya keluar dirinya34

Identitas diri adalah mengenal dan menghayati dirinya sebagai pribadi sendiri serta tidak tenggelam dalam peran yang dimainkan, misalnya sebagai anak, teman, pelajar, atupun teman sejawat. Identifikasi diri muncul ketika anak muda memilih nilai dan tempat dia memberikan loyalitasnya, bukan sekadar mengikuti pilihan

(19)

orangtuanya. Orang yang sedang mencari identitasnya adalah orang yang ingin menentukan siapakah atau apakah yang dia inginkan pada masa mendatang.

Istilah pencarian identitas diri sebagai sebuah upaya untuk meneguhkan suatu konsep diri yang bermakna, merangkum semua pengalaman berharga di masa lalu, realitas keyakinan yang terjadi termasuk juga aktivitas yang dilakukan sekarang serta harapan di masa yang akan datang menjadi sebuah kesatuan gambaran tentang „diri‟ yang utuh, berkesinambungan dan unik

Identitas diri muncul sebagai hasil positif dari integrasi bertahap semua proses identifikasi remaja, karena itu Erikson merinci delapan tahap perkembangan manusia yang masing-masing mengandung dua kemungkinan yang saling berlawanan. Setiap tahap menunjukkan perkembangan potensial dan tantangan yang baru yang disebut Erikson sebagai krisis normatif yang merupakan titik balik perkembangan seseorang. Jika seseorang berhasil melewati suatu tahapan krisis normatif, maka individu akan memperoleh hasil yang positif dan menguntungkan bagi dirinya. Sebaliknya, kegagalan pada suatutahap akan menyumbangkan potensi negatif dan menjadi

penghambat bagi perkembangan selanjutnya.35

2.7.1 Faktor Pembentuk Identitas Diri

Selain dipengaruhi oleh perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial dan moral yang pesat. Identitas diri juga dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

a. Perkembangan para remaja

(20)

Menurut Erikson Proses identitas diri sudah berlangsung sejak anak mengembangkan kebutuhan akan rasa percaya (trust), otonomi diri (autonomy), rasa mampu berinisiatif (initiative), dan rasa mampu menghasilkan sesuatu (industry). Keempat komponen ini memberikan kontribusi kepada pembentukan identitas diri.

b. Pengaruh keluarga

Keluarga yang mempunyai pola asuh yang berbeda akan mempengaruhi proses pembentukan identitas diri remaja secara berbeda pula. Contohnya, keluarga yang menerapkan pola asuh otoriter yang mana orang tua mengontrol setiap perilaku anaknya tanpa memberikan mereka kesempatan untuk mengekspresikan opini dan perasaannya akan mengembangkan identitas diri yang mengarah pada bentuk foreclosure. Sebaliknya orang tua yang permissive, hanya menyediakan sedikit pengarahan kepada anaknya, akan mengembangkan identitas diri yang mengarah pada bentuk diffuse. Selain itu, menurut stuart, dkk orang tua yang mengembangkan sikap enabling (menernagkan, menerima, empati) akan lebih membantu remaja dalam proses pembentukan identitas dirinya dibandingkan orang tua yang mengembangkan sikap constraining (selalu menilai dan dievaluasi).

c. Pengaruh individuasi dan connectedness

Atmosfir hubungan keluarga akan membantu pembentukan identitas diri remaja dengan cara merangsang individualitas dan ketertarikan satu sama lain (connectedness). Individualitas menyangkut kemampuan individu dalam

(21)

mengemukakan pendapatnya, perasaan bahwa dirinya berbeda dengan orang lain atau anggota keluarga yang lain. Sedangkan connectedness berkaitan dengan kebersamaan, sensitivitas, keterbukaan terhadap kritik dan aspek terhadap pendapat orang lain. Jadi keluarga yang dapat memberikan kesempatan remaja untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan tempat aman bagi mereka untuk mengeksplorasi lingkungan sosial yang lebih luas. Walaupun demikian, kedua komponen tersebut tidak selalu tinggi. Bila factor individuasi lemah sedangkan faktor connectedness tinggi, maka individu akan mengembangkan identitas diri yang mengarah pada bentuk foreclosure. Sebaliknya, jika kedua faktor tersebut lemah, maka individu akan mengembangkan identitas diri yang mengarah pada bentuk diffuse Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa factor yang turut mempengaruhi pembentukan identitas diri, antara lain: banyaknya model atau contoh, adanya permasalahan pribadi, toleransi lingkungan terhadap apa yang mereka lakukan serta umpan balik yang realistis mengenai diri mereka dari lingkungan

tempat mereka berada.36

2.7.2 Proses Pembentukan Identitas Diri

Pembentukan identitas diri diawali oleh munculnya ketertarikan (attachment), perkembangan suatu pemikiran mengenai diri dan pemikiran mengenai hidup dimasa tua. Erickson mengatakan bahwa hal yang paling utama dalam perkembangan identitas diri adalah eksperimentasi kepribadian dan peran. Erikson yakin bahwa remaja akan mengalami sejumlah pilihan dan titik tertentu akan memasuki masa

(22)

moratorium. Pada masa moratorium ini, remaja mencoba peran dan kepribadian yang berbeda-beda sebelum akhirnya remaja mencapai pemikiran diri yang stabil. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan identitas diri remaja, yaitu :

a. Tingkat identifikasi dengan orang tua sebelum dan selama masa remaja. b. Gaya pengasuhan orang tua

c. Adanya figur yang menjadi model.

d. Harapan sosial tentang pilihan identitas yang terdapat dalam keluarga, sekolah dan teman sebaya.

e. Tingkat keterbukaan individu terhadap berbagai alternatif identitas. f. Tingkat kepribadian pada masa pra-adolescence yang memberikan

sebuah landasan yang cocok untuk mengatasi identitas.37

Erickson juga menyebutkan, bahwa pembentukan identitas diri juga memerlukan dua elemen penting, yaitu eksplorasi (krisis) dan komitmen. Istilah “eksplorasi” menunjuk pada suatu masa dimana seseorang berusaha menjelajahi berbagai alternatif tertentu dan memberikan perhatian yang besar terhadap keyakinan dan nilai-nilai yang diperlukan dalam pemilihan alternatif tersebut. Sedangkan “komitmen” menunjuk pada usaha membuat keputusan mengenai pekerjaan atau ideologi, serta menentukan berbagai strategi untuk merealisasikan keputusan tersebut.

Berdasarkan dua elemen diatas, maka dalam pembentukan identitas diri, seorang remaja akan mengalami suatu krisis identitas untuk menuju pada suatu

komitmen yang merupakan keputusan akan masa depan yang akan dijalani.38

(23)

Erikson mengatakan bahwa perkembangan identitas terdiri dari aspek psikologi dan aspek sosial seperti yang disebutkan dibawah ini:

a. Perkembagan individu berdasarkan rasa kesamaan diri dan berkelanjutan di semua bidang, dan kepercayaan kesamaan diri dan kontuniutas yang diakui lingkungannya.

b. Banyak aspek dalam pencarian identitas diri yang disadari, namun motivasi ketidak sadaran justru memainkan peranan penting. Dalam taraf ini, perasaan ketidakberdayaan mungkin digantikan oleh pengharapan pada kesuksesan. c. Identitas tidak dapat berkembang tanpa aspek fisik, mental dan kondisi sosial yang pasti.

d. Perkembangan identitas tergantung pada masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Perkembangan tersebut bergantung pada identifikasi masa lalu dan bergantung pada aturan dan model yang ada. selain itu, juga dipengaruhi oleh aturan yang memungkinkan dimasa depan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembentukan identitas diri terdapat beberapa elemen penting, diantaranya yaitu eksplorasi lingkungan dan sosial, eksperimentasi kepribadian dan peran, identifikasi masa lalu, masa depan yang di antisipasi.39

38Erik Erikson, Childhood and Society. Jakarta. Pustaka Pelajar. 2012. Hal: 94

(24)

2.7.3 Ciri-Ciri Pencapaian Identitas Diri

Menurut Erikson, proses identitas diri sudah berlangsung sejak anak mengembangkan kebutuhanakan rasa percaya (trust), otonomidiri (autonomy), rasa mampu berinisiatif (initiative), dan rasa mampu menghasilkan sesuatu (industry). Keempat komponen ini memberikan kontribusi kepada pembentukan identitas diri.

Menurut Erikson, remaja yang berhasil mencapai suatu identitas diri yang stabil bercirikan :

1) Memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya. 2) Memahami perbedaan dan persamaan dengan orang lain. 3) Menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya.

4) Penuh percaya diri.

5) Tanggap terhadap berbagai situasi. 6) Mampu mengambil keputusan penting.

7) Mampu mengantisipasi tantangan masa depan. 8) Mengenal perannya dalam masyarakat

mengembangkan suatu teori berdasarkan ide-ide dari Erickson yaitu teori pencapaian identitas diri. Seseorang yang telah mencapai identitas diri yang sukses dapat dilihat dari komitmen yang telah dibuatnya, khususnya dalam pekerjaan dan hubungan antar pribadi. Proses pencapaian identitas berawal dengan berakhirnya pengidentifikasian diri individu terhadap orang tua atau orang dewasa disekeliling individu. Individu tidak lagi mengidentifikasi dirinya dengan anggota tubuh, penampilan dan orang tuanya. Proses pencapaian identitas tergantung pada keadaan

(25)

masyarakat dimana dia tinggal, sehingga kemudian masyarakat mengenalnya sebagai

individu yang telah menjadi dirinya sendiri dengan caranya sendiri.40

2.7.4 Peranan Model Dalam Pembentukan Identitas Diri

Anak-anak yang mendekati usia dewasa tampak mengambil sesuatu dimana mereka ingin dilihat sebagai siapapun kecuali orangtua mereka. Mereka berhenti menghabiskan waktu bersama keluarga dan jika mungkin terlihat sejarang mungkin bersama orangtua. Proses pemisahan dari orangtua adalah peristiwa yang alami. Pembentukan identitas dimulai dari masa kanak-kanak menuju ke masa remaja dengan hubungan timbale balik diikuti dengan perubahan fisik, meningkatnya dorongan seksual, menigkatnya kemampuan mental dan konflik sosial. Untuk membangun suatu identitas yang mampu mengalahkan kebingungan, Erikson mengemukakan bahwa dalam identitas, pertumbuhan dan masa krisis yang

dialami remaja dalam sebuah pertimabangan.

Pada tahap ini, remaja sering menolak oranngtuanya dan semua yang dekat dengan mereka agar dapat membuat jarak dengan masa kanak-kanak sebagai pembentukan identitas mereka sendiri. Mereka haus akan role model dan tidak dapat membedakan dimana mereka dapat menemukan model itu. Dengan perubahan yang terus menerus dalam proses pencarian identitas mereka, remaja akan sering masuk dalam kelompok teman-teman sebayanya untuk menemukan dan mendapatkan arti identitas itu. Ini menjelaskan beberapa kecenderungan untuk memuja tokoh yang

(26)

dianggap sebagai pahlawan (biasanya bintang film atau penyanyi) dengan memakai baju yang sama dan melakukan perlawanan terhadap otoritas yang berkuasa. Yang menarik mengenai hal ini adalah bahwa perlawanan atau pembangkangan yang terjadi sering merupakan bentuk dari konformitas.

Pada tahap perkembangan ini (biasanya terjadi pada remaja awal), model dapat secara signifikan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang dibuat oleh remaja dan keputusan ini dapat mempengaruhi jalan hidup mereka. Pada usia ini, remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk mengidolakan orang lain terutama mereka yang lebih tua dan memiliki semboyan hidup. Suatu kualitas yang ingin mereka miliki. Mereka dapat dengan mudah terpesona pada mereka yang lebih tua (dalam rentang usia 18-19 tahun). Umumnya pria yang mengendarai mobil gaya,

memakai dugs, atau atlit olahraga yang pekerja keras dan dianggap berdedikasi.41

2.8 Teori Queer

Queer Theory adalah suatu teori tentang homoseks yang mengemukakan bahwa orientasi seksual tidak hanya dilihat dari salah satu aspek saja, seperti gender (maskulin / feminim) atau sex (pria / wanita). Orientasi seksual menggunakan kedua aspek tersebut untuk mengidentifikasi seseorang. Fokus dari teori ini adalah kerelaan identitas dimana seseorang tidak dapat dipandang hanya secara fisik saja, tetapi juga dilihat dari segi psikis. 4 keunggulan dari Queer Theory ini adalah :

(27)

a. Konseptualisasi seksualitas yang melihat kekuatan sexual yang diwujudkan dalam berbagai tingkat kehidupan social, diungkapkan secara diskursif dan ditegakkan melalui batas-batas yang biner.

b. Problematisasi pengkategorian seksual dan gender, dan identitas pada umumnya. Identitas selalu berada pada dasar yang tidak tetap, mengikuti pergeseran dari makna identitas dan pengetahuan itu sendiri.

c. Kesediaan untuk melihat daerah yang biasanya tidak akan dilihat sebagai daerah mengenai seksualitas, seperti ekonomi dan bisnis.

Queer theory memberikan gambaran bahwa sangat penting untuk mengkaji pusat dari masalah, tidak hanya mengkaji tepian saja. Universalisasi tentang queer theory tentang keanehan tersebut dan kemauan untuk melihat konsep seksual baik secara heteroseks maupun homoseks, meskipun terlalu dini untuk menolak sepenuhnya konsepsi atas penyimpangan tersebut. Sejalan dengan penganut konsep homoseks atas gender yang meyakini bahwa konsep gender itu sendiri tidak pernah stabil, maka beberapa negara seperti Amerika, telah mengakui 3 identitas secara

resmi, Straight (normal), gay dan lesbian.42

42

Referensi

Dokumen terkait

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan tanaman kayu apu ( Pistia stratiotes ) sebagai media fitoremediasi dalam menurunkan kadar belerang pada air sumur

“Ramalan ( forecast ) bukan merupakan rencana; melinkan suatu pernyataan dan atau penaksiran terukur dari keadaan di masa dating tentang pokok tertentu (misalnya

(4) Tim Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memiliki tugas melakukan penilaian kinerja dengan cara melakukan evaluasi hasil kerja, capaian kinerja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Biro Perjalan Haji dan Umrah AlFairus Tours Pekalongan serta pihak-pihak terkait dalam menentukan

Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, yaitu Rahmy Zulmaulida dan Edy Saputra dengan judul pengembnagan bahan ajar program linier berbantuan LINDO