• Tidak ada hasil yang ditemukan

JIJRNAI. Penerbit: Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas N egeri Yogyakatrta. Redaktur Ketua Sekretaris Anggota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JIJRNAI. Penerbit: Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas N egeri Yogyakatrta. Redaktur Ketua Sekretaris Anggota"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

--_---Alamat Redaksi: LPPMP Universitas Negeri Yogyakarta,

Karangmalang, Yogyakarta, 55281, Telp. (0274)586168psw. 263; (02.7,1)550838; Fax. (0274) 550838,e-mail: pkarakte.r®uny..ac.id..

:

Suwalyono

Sirkulasi

: I

Wayan Suardana,

M.Sn.

:

Dra.

Sri Ningsih

Canjar

Triyono,

S.Pd.

Sri Ayati,

S.Pd.

Darsono, S.E.

Binar

Winantaka, S.Pd.

Desain Sampul

Sekretariat

Penyunting

Penyelia

: Sugirin,

Ph.D.

Dr. Anwar

Efendi

:

Prof.

Dr. Burhan

Nurgiyantoro

:

Dr.

Marzuki,

M.Ag.

:

Prof. Dr.

Husaini Usman

P

rof

.

Dr.

Zuhdan

KUl1

Prasetyo,

M.Ed.

Prof.

Dr.

Suwama

Dr.

Sri

Winarni

Dr.

Dadan

Rosana

Dr.

Rukiyati

Losina Pumastuti,

Ph.D.

Redaktur

Ketua

Sekretaris

Anggota

Penerbit:

Lembaga Pengembangan

dan Penjaminan

Mutu Pendidikan

(LPPMP)

Universitas

N

egeri Yogyakatrta

JIJRNAI

PENDIDIKAN KARAKTER

Redaktur mengundang

dosen

dan peneliti untuk menulis artikel

pada

IU1'1

wl

Pendidikan

Karakier. Artikel

yang

dimuat be:u:.:::: tenru merupakan

cerminan

sikap dan

atau

pendapat penvnnting. -:-a::g£1'...=..g~a¥

~ab

terhadap isi dan

atau

akibat

dari

tulisan berada ?a.ia ::-e='-;s

(3)

231-239

_!'I!!:x:::~c

Kar

akter Tembang

Campursari Karya

M

anthous

_1Iiri~::'!":.~

"':-"rJersifasMuhammaddiyah Punoorejo)

.

218-230 "'~!:'l:::S:

Pendidik

an Karakter

Kepedulian dan

K

erja Sarna pad

a

Mata

~~~--llan

Berbicara Bahasa

Prancis dengan

Me

t

o

de Bermain Peran

.. ~

Ptsnotoo (Universitas Negeri Yogyakarta)

.

204-217

.

-~:Z:

Karakt

er Anak melalui Pembelajaran Ilm

u

Sosial

!:?

Pustekkom

K

emdikbud)

..

196-203 ~ci~m

Karakter Holistik Komprehensif di Indonesia

.: ;;os Negeri Y

ogyaka

r

ta)

.

186-195 "1ImI1Z:: X£ai-nilai

Karakter

Inti

di Perguruan Tinggi

'-~-"_ ~.;;;.s

)tegeri Makas

sar

)

.

174-185

........._ .

--: 'icter

Terpu

j

i

ill

Sekolah Dasar Muh

amma

di

y

ah

Condongcatur

.. _c:

-=-

-

"":

Wibowo (Universitas Negeri Yogyakarta

dan SD Muhammadiy

ah

""'--SoL':>;

m

elalui Pembelajaran

Sains

:.~~egeri

Yogyakarta)

153-163

-

~ Percay

a

Diri

dengan Teknik Scaffolding

:lniversitas

Negeri Malang)

164-173

,."".N

o

n

dikotomik

(Upaya

Memba

n

gun Bangsa Indone

s

ia

__ I&iii ~esia

Un

ggul dan Berkarakte

r dalam

Bidang

Teknologi

__

:::;:::::-

P...:ciup

:

di

Era

Globalisasi

~tas

Negeri Mal

a

n

g

)

115-136

DAFTAR

ISI

PEMJIIIIDN

umTER

Tabun

m;

Nomor 2,

Juni

2013

(4)

mampuan dan kecakapan untuk

te:-::-secara mandiri

d

an bebas dalam

~

-annya.

Kedewasaan diri dap

a

t

di

tu:::=:::

juga dengan kepribadian yang

IILa2:"'_

itu kepribadian yang men

unj

ukk

an

.

ter diri sebagai manusia y

a

n

g b

aik

,

=--sia yang mengaktuali

sas

ik

an

nilai-nilz;

benaran dan k

e

baik

an

d

alam

hid

u:--Dengan kata l

ain,

p

endi

d

ikan m

em

~

dua tujuan u

tama

, y

aitu pese

rta

-menjadi cerdas s

e

k

aligus ba

ik.

Dee.

196

PENDAHULUAN

Pendidikan s

e

sun

g

guhny

a

be

rtu

ju

an

untuk memanusi

ak

an manusia Ke

tika

se-orang anak manusia lahir ke dunia, i

a

di

-bekali dengan berbagai pot

e

nsi yan

g

harus

diaktualisasikan

.

Pros

es

aktuali

sas

i

po

t

e

nsi

secara sengaja inilah y

an

g merupak

an p

ro

-ses pendidikan. Pr

o

s

es

ini

b

er

lan

gs

un

g

sam-pai seorang anak

me

n

ca

p

ai kedewasaan.

Pada umumnya, p

ara

ahli

berpendapat

bahwa seseorang

diangg

ap

t

el

ah mencapai

kedewasaan diri

b

ila ia tel

ah memiliki

k

e-Keywords: character education, holistic,comprehensive

Kala Kunci:pendidikan karakier, holisiik; komprehensif

Abstract: Character education plays aliimportant roleinadvancing thehuman dviljzan;:;

two main goals of education: making learners intelligent and simultaneously goon ~

goals could be achieved, the human civilizationwill tend to be more advanced than

=-contrast, if both orone of them is neglected,what follows is the destruction of thehuman _

In order to make the learners good persons, the Indonesian people need effortsforhobsa,

prehensive character education. Holistic sense is related to the referred values, whereas

hensive sense refers to interrelated and harmonious aspects. The comprehensive approachis

to be able to solve problems more effectively than the single approach. The term "compreti:==

value education includes aspects such as: content,method, process, subject, and evaluation.

THE URGENCY OF HOLISTIC AND COMPREHENSIVE CHARACTER

rn

rx

IN INDONESIA

Abstrak: Pendidikan berperan penting untuk memajukan peradaban manusia. Tujuaz ...

pada intinya ada dua, yaitu menjadikan peserta didik menjadi orang yang pandai ~

orang baik. Bila tujuan tersebut dapat dicapai, peradaban manusia akan cenderung ,;:::._.

maju dibanding sebelumnya. Sebaliknya, bila kedua atau salah satu tujuan tersebut dik:::sz:::==:lI.

yang terjadi adalah hancurnya peradaban bangsa. Bagi bangsa Indonesia, untuk menjac

__;r;;-didik sebagai orang baik diperlukan upaya pendidikan karakter yang holistik dan

-Makna holistik terkait dengan nilai-nilai yang dijadikan acuan dan makna komprehecs;

ngan aspek-aspekyangterkait dan saling selaras. Pendekatan komprehensif diharapken z

berikan pemecahan masalah yang relatif lebihtuntas dibandingkan dengan pendekatan

-lah komprehensif dalampendidikan nilai mencakup berbagai aspek:isi, metode, proses.::r

luasi.

Ruki

y

a

ti

FIPUniversitas Negeri Yogyakarta

e-mail: [email protected]

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER HOLISTIK KOMPREHENSIF

(5)

UrgensiPendidikan KarakterHolistik Komprehensif diIndonesia

Agustian

(20

08:

8-9

)

mengemukakan

bahwa berdasarkan analisis ESQ ditengarai

ada tujuh krisismoral di tengah-tengah ma

-syarakat Indonesia, yaitu: krisis kejujuran,

krisis tanggung jawab, tidak berpikir jauh

pendidikan

eli

sekolah. Suatu gejala yang

umum yang ditemukan di mana-mana. Di

Amerika Serikat (Armstrong,

2

006:17),

asal-muasal wacana prestasi akademik da

-lam pendidikan di AS dimulai sejak tahun

1

8

93

dengan adanya rekomendasi dati

Committee o

n

Secondary

S

chool S

tu

die

s

(

Com

-mitte

e of

Ten

)

yang memisahkan kurikulum

untuk siswa yang akan melanjutkan ke

perguruan tinggi dan yang tidak. Pemisah

-an ini berlanjut sampai sekarang dengan

berbagai instrumen yang digunakan meng

-acu pada tes intelegensi. Di Indonesia,

ke-cenderungan untuk lebih mengutamakan

pencapaian tujuan manusia cerdas tampak

-nya lebih mendominasi dalam praktik pen

-didikan. Oleh karena itu, banyak kalangan

yang mengusulkan agar diadakan revitali

-sasi pendidikan karakter dengan

pende-katan dan metode baru di sekolah-sekolah

sesuai dengan konteks dan situasi zaman

dan tujuan ideal pendidikan itu sendiri.

Di sisi lain, ditinjau dati tujuan pen

-didikan nasional sebagaimana termaktub

di dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor

20

Tahun

2

00

3

bahwa tujuan pendidikan

nasional adalah berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis dan bertanggung

jawab. Dati rumusan ini tampak bahwa

tu-juan pendidikan adalah mengusahakan

agar peserta didik menjadi orang yang baik

dan cerdas. Dengan kata lain, tujuan pe

ndi-dikan nasional sebenarnya mengarah pada

pencapaian nilai-nilai yang bersifat

holis-tik. _~gkapan yang hampir sama, Armstrong

:00

6:39)

mengatakan bahwa tujuan

pen

--_dikan adalah untuk mendukung, mendo

--:mg,

dan memfasilitasi perkembangan sis-a sebagai manusia yang utuh

(a whole hu

-zm

bei

ng). Ki

Hadjar Dewantara

(

1

9

77

:20)

~engatakan bahwa pendidikan adalah tun

-runan di dalam hidup tumbuhnya anak

-anak, yaitu menuntun segala kekuatan ko

-.:.ratyang ada pada anak-anak itu agar se

-cagai manusia dan sebagai anggota masya

-rakat dapat mencapai keselamatan dan ke

-bahagiaen yang setinggi-tingginya

Sekolah sebagai jalur pendidikan for

-mal sampai sekarang diduga masih men

-jadi tumpuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan. Selama ini, ada dua kutub da

-lam menyikapi tujuan pendidikan. Dalam

praktik, ada kecenderungan menekankan

rujuan manusia baik

(b

ein

g good)

dan ada yang menekankan tujuan manusia cerdas

?Jei

ngsm

art)

.

Karena pendidikan menekan

-i<ansalah satu sisi saja, hasilnya menun

-~an ketidaklengkapan sebagai manusia.

Kalaupendidikan hanya menekankan

being

go

od,

dapat terjadi peserta didik menjadi

orang-orang baik, tetapi tidak berilmu,

akhirnya akan menjadi

d

ep

enden,

atau lebih

parah lagi menjadi beban masyarakat. Ma

-syarakat menjadi tidak maju peradaban

-nya. Sebaliknya, orang yang hanya dididik

untuk menjadi cerdas tanpa nilai-nilai mo

-ral (mengabaikan moral) dapat lebih ber

-bahaya daripada orang yang baik, tetapi

kurang cerdas. Manipulasi, korupsi dan ke

-jahatan besar dilakukan oleh orang-orang

yang cerdas, tetapi tidak berm oral. Kalau

tujuan manusia baik terpisah dengan tuju

-an manusia cerdas, artinya masing-masing

tujuan berjalan sendiri, maka yang terjadi

adalah ketimpangan manusia.

Selama ini, tampaknya para pengan

-jur tujuan manusia cerdas 1ebihmenguta

(6)

ini daIa ROD

pen

diIlj dik

pek2

ngw

etika

agan

oleh

mar

~

tekas men] ~~ tuh J

kap

ngaIl

dicOl

Sika

~

JnmaI Penllldlkan larakter, Tahun III, Nomor 2,Juni2013

MAK

NA

PENDI

DIKAN

KARAKTER

HOLISTIK

Pendidikan karakter

harus

bersifat

holistik,

terlebih lagi

di Indonesia yang

berpandangan hidup

Pancasila.

Pendidik-an

karakter

holistik dapat diartikan sebagai

upaya

memperkenalkan

dan

m

e

ngintema

-lisasikan nilai-nilai kehidupan yang

dapat

menjadikan peserta

didik

menjadi

manusia

yan

g

utuh

(a whole human being).

Nilai

-

nilai

kehidupan

yang dimaksud

merupakan

ke-s

atu

an

sistem

nilai yang

bertitik

tolak

dari

filsafat manusia yang

memandang

bahwa

manusia

adalah makhluk

individual

-

sosial,

jasmaniah

-

rohaniah, makhluk

otonom

se-kaligus makhluk Tuhan.

Dalam

sejarah

peradaban

manusia,

diketahui bahwa

pendidikan karakter yang

bersumber

dari nilai-nilai holistik lebih

ba-nyak

dikemukakan

oleh

para ahli

pendi

-dikan

yang

memiliki

basis keagamaan

yang

kuat sehingga rujukan

awal dalam

pendi-dikan

pada umumnya dan

pendidikan

ni

-lai pada

khususnya

mengacu

pada

ajaran

agama. Di

dalam ajaran

agama-agama

wah-yu, telah dikenal berbagai

tradisi pendi

-dikan

nilai holistik dengan kekhasan

ajaran

masing-masing, baik

dalam

agama Yahudi,

Kristen, maupun Islam. Demikian pula di

dalam ajaran agama

-

agama

yang lain, se

-perti Hindu dan

Budha;

keduanya

meng-ajarkan juga nilai-nilai yang bersifat

holis-tik. Sebagai

contoh, tradisi

pendidikan

nilai

di kalangan orang-orang Yahudi mengacu

pada Sepuluh

Perintah Tuhan.

Manusia

se-utuhnya memenuhi

perintah Tuhan

dalam

segala

aspek

kehidupan

(Haricahyono,

1

995

:

170-171).

adaban maju. Tulisan

ini

akan menjelaskan

tentang makna dan aspek

-

aspek

yang

ter-kait dengan pendidikan

karakter holistik

komprehensif tersebut.

ke

depan,

krisis

dis

i

plin,

krisis kebe

r

sama-an, krisis keadilsama-an,

krisis

kepedulian.

Sebe-narnya,

masalah-masalah

ter

se

but bukan

hanya

dialami

oleh Indonesia, tetapi juga

bangs a-bangs

a

lain di dunia.

Amerika

Seri

-kat misalnya, telah

menyadari

bahwa

terja

-di kemerosotan nilai

-

nilai moral

sejak tiga

dekade

yang lalu dan

hal

t

er

se

but

mem

-bangkitkankesadarandan

aksi

untuk mem

-benahi warganya

me

lalui pendidikan

ka

-rakter di

sekolah-sekolah.

Ada

kecenderungan

proses

pendidik-an di sekolah

diwarnai

oleh

penggunaan

kurikulum

sarat

beban

yang dapat

membe

-ratkan

p

e

serta

didik, tetapi kurang mem

-berikan efek nyata dalam

fasilitasi pengem

-bangan potensinya

(Zuchdi,

2

008:36). Di

pihak

guru,

kurikulum semacam

ini

ditam

-bah

tugas-tugas administratif yang

menyer-tainya telah menyita banyak

waktu

sehing

-ga

penyiapan

diri

secara

akademik kurang

memperoleh p

e

rhatian. K

ec

end

e

rungan

se-perti itu

akhirnya menjadikan praktik pen

-didikan tidak bersifat holi

s

tik, timpang dan

kurang

membentuk

karakter peserta

didik.

Pendidikan

yang sejatinya

merupakan usa

-ha

untuk mengembangkan

potensi kema

-nusiaan yang utuh, justru

tidak direalisasi

-kan dalam

kenyataan.

Fenomena

degradasi

moral

dan me

-ningkatnya kekerasan

semakin

mengindi-kasikan

bahwa pendidikan

karakter di

In-donesia

semakin penting

diperjuangkan

aktualisasinya

dan tidak

b

o

leh hanya

seke-dar menjadi trend yang hilang timbul. Patut

diduga salah

satu

sebab

degradasi

moral

tersebut karena pendidikan

karakter belum

dilaksanakan

secara komprehensif dan

be

-1um bersifat holistik

.

Oleh

karena

itu, pen

-ting bagi semua

pendidik untuk melaksa

-nakan pendidikan karakt

e

r holistik

kom-prehensif tersebut

agar

bangs

a

Indonesia

dapat

meningkatkan

kualitas kehidupan

-nya

sehingga menjadi bangs a yang berper

-198

(7)

Urgensi Pendidikan Karakter Holistik Komprehensif di Indonesia Ali

(1998:14)

juga mengemukakan alasan pentingnya peningkatan dimensi transendental dari eksistensi manusia. Se-lama ini, model berpikir atau paradigma sekuler yang mendominasi dalam mem-bentuk pikiranmanusia, bentuk-bentuk per-sonalitas dan menciptakan landasan dalam memandang realitas. Demikian pula dalam sistem pendidikan yang dikembangkan pada umumnya merujuk pad a paradigma tersebut. Paradigma sekuler sebagai hasil dari sejarah pencerahan masyarakat Eropa sangat merusak; sarna sekali tidak mencip-takan kemungkinan kemajuan pada diri se-seorang, kecuali dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, teknologi, produksi dan manipulasi lingkungan.

dipandang tidak begitu berhasil karena berbagai sebab. Pembangunan dimensi spi-ritual dan etika hendaknya lebih dipahami sebagai keniscayaan humanisme baru. Hal ini dapat diartikan sebagai seruan penting untuk mengeksplorasi kekuatan-kekuatan agama dan spiritualitas dalam membangun dunia.

Selain itu, Ali

(1998:4)

juga meny ata-kan sebagai berikut. "Bagi orang-orang yang memiliki wawasan mendalam, pen-tingnya transformasi dunia bagian luar ti-dak mungkin terjadi tanpa transformasi ba-gian daIam yang sebenarnya. Bagaimana kita dapat menciptakan keseluruhan

(whole

-ness) dan harmonitas dalarn dunia yang hancur? Untuk mengubah petunjuk pikir-an dpikir-an tindakan manusia, kita dapat mene-mukannya dalam warisan agarna-agama dunia, melaIui cara perenungan sebagai-mana mestinya. Kita sering melupakan bahwa jika penduduk dunia kurang lebih

5.000

juta jiwa, hanya

1.000

juta yang me-nganut paham seku1er,

4000

juta jiwa lain-nya mempunyai pandangan agama-agama dunia ...".

Dalam Islam, manusia hendaknya meyakini agamanya yang diperintahkan oleh Allah SWT, menjalankan ajaran aga-manya secara baik dan benar, dengan ber-tekad masuk ke dalam agama Islam secara menyeluruh

(kaffah).

Seorang muslim yang

kaff

a

h

mengandung makna, bahwa seluruh hidup dan kehidupannya tunduk dan pa-tuh kepada ajaran-ajaran agama Islam. Si-kap dan perilaku kehidupannya sesuai de-ngan tuntunan agama Islam sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Sikap dan perilaku yang sesuai dengan tun-tunan agama Islam disebut pula moral ke-agamaan (Lubis,

2009:30).

Ketika masyarakat dewasa ini dibi-ngungkan tentang masalah-masalah moral, etika dalam kekacauan sosial, .politik dan pendidikan sebagaimana telah dijelaskan di muka, penting kiranya bagi para pendi-dik dan semua pihak yang mempunyai ke-pekaan dan kesadaran moral untuk meres-pon dan memikirkan kembali jalan keluar bagi perbaikan nilai-nilai kehidupan. [alan yang harus ditempuh adalah kembali ke-pada nilai-nilai moral keagarnaan.

Ali

(1998:3-4)

menyatakan bahwa dalam

Laporan The

C

lub of Roma

(Lingkaran Roma) yang berjudul:

The

Fi

rst

Gl

ob

al

Rev

o-lution

digambarkan situasi dunia

kontem-porer sebagai sesuatu yang mengerikan se-kaligus sebagai kompleksitas yang penuh harapan. Awal abad XXI adalah tahap per-mulaan pembentukan masyarakat dunia baru yang berbeda dengan masa lalu, yaitu suatu revolusi kehidupan pasca industri dari milenium sebelumnya. Revolusi global 'ini tidak dibangun dengan ideologi tung-gat melainkan dengan faktor sosial, ekono-mi, teknologi, budaya dan etnik. Lebih Ian-jut Ali menegaskan pentingnya kembali menampilkan dimensi spiritual serta etika yang telah dikembangkan oleh agama-aga-rna sepanjang sejarah yang selama ini

(8)

JDmaJ

PendJdlkaDiarakter,Tahunill,Nomor2,[uni2013

M

e

to

de

P

e

n

di

d

ika

n Nilai

Me

t

ode p

e

ndid

ik

an

k

arakte

r j

u

ga

h

a

-ru

s

komp

r

eh

e

n

s

if

, t

ermasuk di

dal

amn

ya

inkulk

as

i (p

enan

aman) nilai,

pe

mberi

a

n t

e

-l

adan

,

pe

ny

iapan gen

e

ras

i

mud

a a

gar d

a

-lsi

P

e

ndidik

an

Nilai

ls

i

pen

di

dikan karakte

r

ha

ru

s ko

m

-prehensif

.

Artinya

, rne

lip

u

ti s

e

rnu

a

pe

rma-salahan

y

ang berkaitan

d

eng

an

p

ilih

an

ni-lai

-

nilai

y

ang

b

ersifat priba

di

sam

p

ai p

er

-tan

y

aan-

p

ertan

y

a

an

e

tik

a

secar

a

um

um

(Zuchdi, 2011:

3

6). lsi

==

mat

e

ri

pen

did

ik-an karakt

e

r dapat dikelo

m

pokk

an

k

e

da-lam tiga h

al

nilai

m

ora

l at

au nil

ai a

khl

ak

,

yaitu (1)akhl

ak

t

e

rhad

a

p Tuh

an

Y

an

g M

aha

E

s

a

(

men

g

enal Tuhan se

ba

gai

P

en

cip

ta d

an

sifat

-s

ifatNya, be

ri

badah

k

epa

d

a

Tuh

an

Yang Maha

Es

a, meminta t

o

long

k

ep

a

d

a-N

y

a

)

;

(

2

)

akhlak te

r

hada

p s

esama

(diri

se

n-diri,

o

rang tu

a, or

ang yang l

e

bih tu

a

, t

e

rn

an

sebaya

, or

an

g

yang I

e

bih muda

);

dan

(3

)

akhlak te

r

had

a

p lin

g

kun

g

an (al

am,

b

aik

flora rn

a

upun

fau

na d

an

sosi

a

l

-

mas

y

ar

ak

a

t,

Zuchdi (2010

:

35) meng

a

takan bah

wa

pendidikan k

ar

a

k

ter yang b

e

rtumpu

p

ad

a

strategi tun

g

gal sudah ti

d

ak memadai

un-tuk d

a

pat m

en

j

ad

ikan peser

ta

did

ik

memi-liki moral

y

ang baik. O

l

e

h

karena

i

tu,

di

-perlukan berbagai pend

e

katan

yan

g o

leh

Kirschenbaum (1

9

95

:

6) d

is

eb

u

t pe

n

dekat

an

komprehensif. Pendekat

an

kom

p

rehens

if

dih

ar

apkan d

a

p

a

t memb

e

rik

an

peme

c

ahan

masalah

y

an

g

relatif

l

ebih tun

tas

diban-dingkan den

g

an pend

e

k

a

tan tun

gg

al.

Isti

-lah k

o

mpreh

e

nsif dal

a

m pen

di

dikan nil

ai

mencakup berbagai aspe

k:

isi,

met

o

de

,

p

ro

-ses, subjek, evaluasi.

an

da

pat m

enebal atau

m

eni

p

is

, m

ak

a

in-ternalisasi,

baik

secara

r

a

s

ional

m

aup

un

l

e

w

a

t p

e

n

ghayatan lain d

ih

ar

a

p

kan

dap

at

mempertebal

m

oral d

an

keim

an

an p

ese

r

ta

didik

.

A

S

PEK

P

E

NDI

D

IKAN

KARA

KT

ER

KOMPRE

HE

N

S

I

F

Pend

i

dikan karakte

r h

arus

dil

aksana

-kan secara k

o

mpr

e

h

ens

i

f,

yang men

yan

g

-k

u

t b

an

yak

aspe

k y

an

g

te

r

kait menjadi satu

kesatuan

.

Berke

n

aan

d

engan sifat

k

ompre-h

e

n

sif

t

erseb

ut

, bany

ak

pen

da

p

a

t dari

p

ara

ahli

y

an

g

dapat

di

jadikan

a

cuan.

Muhad

jir

(

2003

:

164

)

men

a

war

kan

al

-tern

atif mod

e

l pen

ge

mbangan nilai

mo

ral

lewa

t proses in

t

ernalisasi.

N

ilai mo

ral

di-pe

r

k

e

nalkan

pa

da p

ese

rta d

id

ik

deng

an

men

ga

j

ak partis

i

pas

i

dal

am

perbuatan,

di-beri pemah

am

an ra

s

ionalitasnya

,

s

am

pai

ber

p

artisipa

s

i aktif untuk m

e

mper

tah

an

-kan pe

r

b

u

atan m

o

r

al

tersebut. Pad

a

sisi

lain, p

e

sert

a

didik

per

lu pu

la

ditu

mbuh-kernbangkan pengh

a

yatan

emosion

aln

ya,

ko

na

sin

y

a, sam

p

ai k

e

imanannya

le

w

a

t

in-ternalisasi atau

m

e

n

g

ha

yati nilai mo

ral p

a

-da k

etiga tatar

an

tersebut. Karen

a keim

an

-Sebaliknya,

p

endi

dik

an

agam

a

yang

se

l

ama

ini

dilaksanakan (dalam hal

ini

Is-lam

)

begitu

jauh

m

en

ekankan pendi

d

ikan

spiritual dan kur

ang

mem

be

r

i

pe

rhati

an

pada ilmu p

en

getahu

an

, teknologi d

an

ca-bang-

c

aba

ng p

eng

etahu

an lainnya.

Ka

l

a

u

-pun secara k

e

betulan a

d

a l

em

baga

pendi-dikan agama (Islam) yang m

e

nyed

i

ak

an

il-m

u

pengetah

u

an

dan te

kn

olo

gi di

samp

ai

-kan

pul

a pendidikan

a

gama,

t

etap

i

k

ed

ua-nya tidak disintesi

s

kan. Ilmu penge

tah

uan

dan tekno

l

o

gi

tidak m

e

nyentuh ag

ama

, de

-mikian pula

ag

a

ma

tidak men

y

entuh i

pt

ek.

Dalam sist

em

pen

didik

an, s

e

h

aru

sny

a a

da

sintesis

dan tidak dalam b

e

ntuk

paralel,

antara

y

ang s

ek

ul

er

dan transen

de

ntal

Syukurlah s

ek

aran

g

ini

telah ada g

erakan-gerakan

p

embaharuan

y

ang berusah

a

men

-sintesiskan antara

sain

s dan ajaran

ag

ama

(

I

slam

)

sehingga

k

e

duanya tidak

diperten-tangkan m

e

lainkan dijadikan sumb

er

pe

-ngetahuan d

an

dieari

ti

tik t

e

munya

.

200

(9)

- ~ - - ~

-"

~ ~ .. -- -~ -

--UrgensiPendidikan KarakterHolistikKomprehensif di Indonesia

Evaluasi Pendidikan Nilai

Di samping keempat aspek di atas (isi, metode, proses dan pendidik), pendi

-dikan karakter juga memerlukan evaluasi yang komprehensif. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan karakter meliputi tiga kawasan, yakni penalaran nilai/ moral

(mo-ral knowing),

perasaan moral

(moralfeeling)

Subjek Pendidik Karakter

Pendidikan karakter hendaknya ter

-jadi melalui kehidupan dalam masyarakat dan didukung oleh segenap komponen masyarakat. [ika salah satunya tidak m e-Iaksanakan, maka keberhasilan pendidikan karakter tidak optimal. Orang rna, guru/ dosen, pemimpin, para awak media komu

-nikasi, lembaga keagamaan, penegak hu -kum, polisi, organisasi kemasyarakatan, se -mua perIu berpartisipasi dalam pendidikan karakter. Konsistensi semua pihak dalam melaksanakan pendidikan karakter merne

-ngaruhi kualitas moral generasi muda.

Proses Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter hendaknya ter -jadi dalam keseluruhan proses pendidikan, baik di dalam kelas, kegiatan ekstrakuriku -ler, proses bimbingan dan penyuluhan, upacara-upacara pemberian penghargaan, dan semua aspek kehidupan. Beberapa contoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan belajar kelompok; penggunaan bahan-ba

-han bacaan dan topik-topik tulisan menge

-nai kebaikan; penggunaan strategi klarifi -kasi nilai dan dilema moral; pemberian te

-ladan dari orang dewasa untuk tidak mero -kok, tidak korupsi, tidak munafik, derma -wan, menyayangi sesama makhluk Allah, dan sebagainya.

struktif, pengambil keputusan yang efektif

dan menjadi warga negara yang baik).

pat mandiri dengan memfasilitasi

pem

-buatan keputusan moral secara bertang -gung jawab, dan pemberian kesempatan

untuk melakukan keterampilan hidup yang bermuatan nilai-nilai kebaikan.

Generasi muda periu memperoleh p e-nanaman nilai-nilai tradisional dari orang dewasa yang menaruh perhatian kepada mereka, yaitu para anggota keluarga,

guru

dan masyarakat. Mereka juga memerlukan teladan dari orang dewasa mengenai inte -gritas kepribadian dan kebahagiaan hidup. Demikian juga mereka perlu memperoleh kesempatan yang mendorong mereka me-mikirkan dirinya dan mempelajari kete

-rampilan-keterampilan untuk meng arah-kan kehidupan mereka sendiri.

Kirchensbaum (1995:31) memap ar-kan ada 100 cara untuk membangun

nil

ai

-nilai dan moralitas, baik di dalam seting di sekolah, maupun di kalangan remaja/pe -muda. Keseratus cara tersebut dikelompok

-kan rnenjadi lima kategori besar, yaitu: (1) penanaman nilai-nilai dan moralitas (34

car

a

):

(2)peragaan nilai-nilai dan moralitas

(21cara); (3) fasilitasi nilai-nilai dan mora -litas (30 cara); (4) kecakapan untuk p e-ngembangan nilai-nilai dan moral (10 cara) dan (5)pengembangan program pendidik

-an nilai (5 cara).

Penanaman nilai-nilai, pemodelan/ peragaan, fasilitasi dan membangun keca

-kapan nilai merupakan satu kesatuan da

-lam pendidikan karakter yang komprehen

-sif. Pendekatan yang komprehensif terse

-but secara bersama-sama menggunakan metode tradisional (pengajaran nilai yang lebih bersifat langsung melalui penanaman dan pemodelan) dan metode yang lebih kontemporer dengan pendekatan tidak langsung (memperkenalkan nilai-nilai dan moral dengan cara memberikan kesempat

-an dan kecakapan kepada anak-anak muda untuk menjadi orang yang mandiri, kon

(10)

-JnrnaI Pendidlkan Karallter, Tahun

m,

Nomor2,[uni2013

Muhadjir, Noeng. 2003.

Il

mu Pendid

i

kan dan

Pe

rub

ah

an So

s

ial

.

Yogyakarta: Rake Sarasin.

Lubis, Mawardi. 2009.

E

v

a

luasi Pe

n

didikan

Ni

lai: Perkemb

a

ng

an

Moral Keagamaan

M

aha

s

isw

a

P

TAIN

.

Yogyakarta: Pu s-taka Pelajar.

Kirschenbaum, Howard. 1995.100

W

a

y

s

to

Enhan

ce Valu

es

an

d M

oral

i

ty i

n

Scho

ols

an

d Youth

Se

ttings

.

Boston:Allyn and

Bacon.

Dewantara, Ki Hadjar. 1977.

K

arya

Ki

Ha

-djar Dewan

ta

ra

: B

agian

Per

iama:

P

en

d

i

-di

kan

.

Yogyakarta: Majelis Luhur Per -satuan Taman Siswa.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang

Nomor

20

Tahun

2003

tentang Sis

te

m

P

end

i

dikan

Nasiona

l.

Armstrong, Thomas.

2006

. if.:

:=

Ho

w Human

D

eoe

lopmer

should I

n

form Educational P

ractus:

ginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Ali, Mukti. 1998. "Agama, ~r.~~...;;;..__

Perkembangan Kontemporer Mukti Ali,

dkk.

Ag

ama

--mu

la

n Ma

sya

rakat

Kontemx:

yakarta: Tiara Wacana. DAFf AR PUST AKA

Agustian, Ary Ginandjar. ~

tukan Habit Menerapkan _

Religius, Sosial dan

A.kaC=r-cee

d

in

g S

em

i

nar da

n

L

o

1caJ':=:

Re

s

trukturi

sas

i

P

endidikxr

Yogyakarta: Universitas _

yakarta.

UCAPAN TERIMA KASIH

Betapa pun sederhannya sebuah

kar-ya tulis,pasti ada pihak-pihak lainyang t

er-libat dan memberikan bantuan. Untuk itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada sejawat yang telah memberikan bantuan dalam berbagai bentuk, baik secara lan

g-sung maupun tidak langsung. Semoga itu

semua diperhitungkan sebagai amal baik dan bernilai ibadah. Amin.

PENUTUP

Bangsa yang berperadaban maju

di-tandai dengan optimalisasi kemampuan kodrati yang dimiliki warganya: penalar-annya kuat, akhlaknya mulia. Penalaran yang kuat akan membawa pada kemajuan

ilmu pengetahuan, dan kemudahan dalam

hidup,

akhlak mulia akan membawa pada kehidupan yang damai, tenang, dan diri

-dloi Allah SWT. Indonesia berpeluang un-tuk menjadi bangs a yang berperadaban maju. Generasi mudanya lebih banyak da

-ripada generasi tua, sumber daya alam

ber-aneka ragam menunggu diolah. Komposisi penduduk muda yang besar dapat lebih produktif dalam bekerja dan lebih berse

-mangat dalam hidup. Untuk mewujudkan generasi muda yang produktif dan penuh

semangat terse but, tidak ada cara lain ke

-cuali pendidikan harus berkualitas, yaitu pendidikan intelektualitas seiring sejalan dengan pendidikan karakter holistik-kom

-prehensif,

dan tindakan moral

(moral a

c

tion)

.

Oleh ka

-rena itu, evaluasi pendidikan karakter juga mencakup tiga ranah terse but, yaitu beru

-pa evaluasi penalaran moral, evaluasi

af

e-kill, dan evaluasi perilaku (Zuchdi, 2010:

51).

(11)

Urgensi Pendidikan Karakter HolistikKomprehensif di Indonesia

::_:_.~cii

l

Darmiyafi, 1C:_~

E:.a-...::misasi Pen

-didikan:

Menemukan.

kembali

Pendidikan

yan

g

Manusiawi.

J

akarta:

Bumi

Aks

a

-ra,

C.il<an

Karakter

di

Berbagai

Jenj

an

g

Se

kol

ah

"

. P

roceding

Semin

ar

dan Loka

-karya Nasional Resirukiu

risasi

Pendi

-dikast

Karakier

. Yogyak

arta:

Univ

Referensi

Dokumen terkait

In overcoming the above problems have been a lot of development and physical renovation of the building done Tawang station, but will not actually address the real

Karena yang ingin dibangun adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga paradigma pembangunan harus berdasarkan kepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia

Bahwa benar, setelah satu bulan tinggal di tempat kost tersebut, Terdakwa dan Saksi I selalu berselisih paham karena Terdakwa tidak pernah meluangkan waktu untuk

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

Menjalankan analisis spektrum respons ragam dan menganalisis keluaran software elemen hingga berupa respons struktur, yaitu simpangan, kecepatan, dan percepatan pusat lantai,

Untuk judul yang terkait dengan nama instansi, maka nama instansi harus disebutkan secara jelas (bukan variabel), atau jika instansi yang dijadikan objek penelitian tidak

The Windows Phone 7 SDK offers five Silverlight project templates in Visual Studio: a standard phone application, databound application, phone class library, panorama

Isolat Cirata 2003 mempunyai virulensi lebih tinggi dari pada iso- lat Padang 2004, hal ini ditunjukkan oleh ting- kat kematian ikan yang lebih tinggi yaitu 80% berbanding 40%;