• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERBANDINGAN MODEL KERUNTUHAN PROFIL HEXAGONAL DAN CIRCULAR CASTELLATED BEAM DENGAN PROGRAM FEA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PERBANDINGAN MODEL KERUNTUHAN PROFIL HEXAGONAL DAN CIRCULAR CASTELLATED BEAM DENGAN PROGRAM FEA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1  

ANALISA PERBANDINGAN MODEL KERUNTUHAN PROFIL HEXAGONAL

DAN CIRCULAR CASTELLATED BEAM DENGAN PROGRAM FEA

Saidul Ulum, Budi Suswanto, ST, MT, P.hD, Ir. Heppy Kristijanto, MS

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

E-mail : budi_suswanto@ce.its.ac.id

Abstrak - Penggunaan balok baja dengan

menggunakan castellated beam selain dapat mengurangi biaya konstruksi dan membuat bahan menjadi lebih ringan jika dibanding dengan profil dengan dimensi yang sama, juga akan membuat momen inersia dan section modulus yang lebih besar, sehingga mampu memikul momen yang lebih besar dan tegangan ijin yang lebih kecil.

Tugas Akhir ini difokuskan untuk menganalisa perbandingan model keruntuhan bukaan castellated beam, dengan dua jenis bentuk bukaan yaitu circular dan hexagonal antara solid beam IWF 250.125.6.9, IWF 400.200.8.13 dan IWF 450.200.9.14 yang sebelumnya telah direncanakan menjadi castellated beam.

Hasil pemodelan dan analisa keruntuhan balok castellated beam menyimpulkan bahwa balok dengan bukaan hexagonal memiliki kekakuan yang lebih baik dari pada balok dengan bukaan circular pada sampel yang sama, hal ini ditunjukan dengan perbedaan nilai persentase tegangan sebesar 5,126% dan defleksi 7,852% pada balok circular castellated beam.

Kata Kunci: model keruntuhan, circular castellated beam, rectangular castellated beam, Program FEA.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keuntungan penggunaan balok baja dengan menggunakan castellated beam selain dapat mengurangi biaya konstruksi dan membuat bahan menjadi lebih ringan jika dibanding dengan profil dengan dimensi yang sama, juga akan membuat momen inersia dan section modulus yang lebih besar, sehingga mampu memikul momen yang lebih besar dan tegangan ijin yang lebih kecil (Megharief, J. D. 1997). Hal ini dapat dilakukan dengan memotong profil baja searah sumbu batang sehingga didapatkan dua bagian profil tersebut yang sama, kemudian kedua bagian profil tersebut disambung pada bagian punggungnya dengan las, maka didapatkan profil baru yang disebut castellated beam, dimana beratnya sama atau kurang dari profil sebelumnya tetapi badannya lebih tinggi.

Ada berbagai jenis bentuk bukaan yang terdapat

dalam castellated beam. Diantaranya berbentuk lingkaran (circular), segienam (hexagonal), segiempat (rectangular), dan lain sebagainya.

Tugas Akhir ini difokuskan untuk menganalisa perbandingan model keruntuhan dari castellated beam, dengan dua jenis bentuk bukaan yaitu circular dan

hexagonal. Bukaan circular dan hexagonal pada

castellated beam tersebut direncanakan dari solid beam

profil IWF dengan tiga jenis sampel profil.

Profil yang dipakai sebagai peninjau digunakan profil WF (wide flange). Karena pada perencanan struktur bangunan baja, desain struktur utamanya lebih banyak menggunakan profil WF dibandingkan profil yang lain, selain itu profil WF cenderung lebih menekuk pada bagian badan dibandingkan sayapnya akibat lenturan pada balok baja.

B. Perumusan Masalah Perumusan permasalahan umum :

1. Bagaimana menganalisa perbandingan model keruntuhan castellated beam pada bukaan

hexagonal dan circular dengan program FEA (Abaqus 6.10).

Perumusan permasalahan khusus :

a. Bagaimana mengetahui distribusi tegangan dan regangan dari program Abaqus 6.10.

b. Bagaimana mengetahui perbandingan lendutan, dan prilaku elemen struktur yang terjadi dari masing-masing jenis bukaan dari program Abaqus 6.10.

C. Batasan Masalah

Batasan-batasan pembahsan masalah dalam tugas akhir ini meliputi :

1. Elemen struktur yang ditinjau adalah balok

castellated beam dengan perletakan sederhana (sendi-sendi).

2. Analisa pembebanan terhadap struktur hanya merupakan beban displacement pada tengah bentang balok.

3. Analisa ini menggunakan profil WF (wide flange) yang direncanakan menjadi castellated beam

dengan bukaan circular dan hexagonal.

4. Analisa ini hanya pada jenis bentuk bukaan

circular dan hexagonal.

5. Analisa ini menggunakan tiga jenis sampel profil dengan dua jenis bukaan.

(2)

6. Analisa ini tidak meninjau biaya, manajemen proyek, dan segi arsitektural.

7. Analisa ini mengacu pada jurnal ASCE, AISC dan SNI 03 – 1729 – 2002.

8. Analisa menggunakan bantuan program bantu

Finite Element Analysis (Abaqus 6.10). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Castellted Beam

Castellated beam adalah profil baja H, I, atau U yang kemudian pada bagian badannya dipotong memanjang dengan pola zig-zag. Kemudian bentuk dasar baja diubah dengan menggeser atau membalik setengah bagian profil baja yang telah dipotong. Penyambungan setengah profil dilakukan dengan cara di las pada bagian “gigi-giginya” sehingga terbentuk profil baru dengan lubang berbentuk segi enam (hexagonal), segi delapan (octogonal), dan lingkaran (circular) sehingga menghasilkan modulus penampang yang lebih besar.

III. METODOLOGI A. Flowchart Metode Penyelesaian

Gambar 3.1 Flowchart Metode Penyelesaian

IV. ANALISA DAN HASIL ANALISA A. Data Perencanaan

Dalam perencanaan digunakan balok baja solid IWF yang dikastelasi dengan data-data perencanaan yang digunakan sebagai berikut :

Dengan Mutu baja BJ 41 fy = 250 Mpa

Fu = 410 Mpa

Modulus elastisitas (E) = 200000 Mpa

B. Preliminary Desain

Ada tiga jenis balok solid IWF dalam perencanaan ini yang kemudian direncanakan menjadi balok kastela dengan masing-masing balok solid direncanakan dengan bukaan hexagonal dan circular.

Dimensi balok IWF sebelum dikastelasi : a. IWF 250.125.6.9

b. IWF 400.200.8.13 c. IWF 450.200.9.14

Data balok IWF setelah dikastelasi a. Hexagonal Castellated Beam

Gambar 4.1 Geometri Balok HexagonalCastellated Beam

Tabel 4.1 Geometri HexagonalCastellated Beam

d h St Sb e b e s s ao dg St Sb b e ho 250.125.6.9 400.200.8.13 450.200.9.14 375.125.6.9 600.200.8.13 675.200.9.14 d = 250.00 400.00 450.00 mm dg = 350.00 560.00 630.00 mm bf = 125.00 200.00 200.00 mm tw = 6.00 8.00 9.00 mm tf = 9.00 13.00 14.00 mm Ø = 60.00 60.00 60.00 o h = 100.00 160.00 180.00 mm b = 57.74 92.38 103.92 mm St = 75.00 120.00 135.00 mm Sb = 75.00 120.00 135.00 mm ho = 200.00 320.00 360.00 mm ao = 215.47 344.75 387.85 mm e = 100.00 160.00 180.00 mm s = 315.47 504.75 567.85 mm K = 1.40 1.40 1.40 Hexagonal  Castellated  Beam Solid Beam sat

(3)

b. Circular Castellated Beam

Gambar 4.2 Geometri Balok CircullarCastellated Beam

Tabel 4.2 Geometri CircullarCastellated Beam

C. Kontrol Bukaan dan Penampang

Kontrol bukaan meliputi dan penampang mengacu

pada jurnal ASCE, AISC dan SNI 03 – 1729 –

2002

meliputi :

a. Kontrol Bukaan

b. Kontrol Penampang Profil c. Kontrol Tekuk Badan

d. Kontrol Momen Lentur Nominal e. Kontrol Tekuk Lateral

f. Kontrol Kuat Kuat Geser

D. Analisa Prilaku Balok

Dari benda uji berupa 3 jenis Balok IWF Castellated Beam dengan dua bukaan hexagonal dan circular, kemudian dilakukan analisa menggunakan program FEA untuk mendapatkan nilai tegangan dan defleksinya.

Pada Castellated Beam nilai tegangan dan defleksi dapat dilihat pada sumbu local pada elemen

tersebut. Warna pada elemen menunjukkan tegangan yang terjadi pada elemen tersebut. Semakin warna merah maka menunjukkan bahwa displacement, tegangan yang terjadi semakin besar.

Untuk titik peninjau keruntuhan diambil pada tengah bentang diatas lubang kastelasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.3 Titik Pengambilan Sampel Keruntuhan

Dari program FEA, output yang dihasilkan berupa tegangan dan defleksi.

HCB1

Gambar 4.4 Model Keruntuhan Sampel HCB1 CCB1

Gambar 4.5 Model Keruntuhan Sampel CCB1

d h St Sb ao ao s ao s Do dg St Sb 250.125.6.9 400.200.8.13 450.200.9.14 375.125.6.9 600.200.8.13 675.200.9.14 d = 250.00 400.00 450.00 mm dg = 335.00 536.00 603.00 mm bf = 125.00 200.00 200.00 mm tw = 6.00 8.00 9.00 mm tf = 9.00 13.00 14.00 mm h = 100.00 160.00 180.00 mm St = 67.50 108.00 121.50 mm Sb = 67.50 108.00 121.50 mm Do = 200.00 320.00 360.00 mm ao = 200.00 320.00 360.00 mm e = 100.00 160.00 180.00 s = 300.00 480.00 540.00 mm K = 1.40 1.40 1.40 Hexagonal  Castellated  Beam Solid Beam sat

(4)

HC CC HC Ga CC CB1 Gambar 4.3 CB1 Gambar 4.4 CB2 ambar 4.5 Gr CB2 Gambar 4.6 3 Grafik Nila 4 Grafik Nila rafik Nilai Te 6 Grafik Nila ai Tegangan ai Tegangan egangan dan ai Tegangan dan Defleksi dan Defleksi n Defleksi dan Defleksi i i i HC CC E. Ta Teg G Rat CB3 Gambar 4.7 CB3 Gambar 4.8 Perbandin Uji abel 6. Nilai gangan Gambar 4.9 G No Samp 1 HCB 2 CCB 3 HCB 4 CCB 5 HCB 6 CCB ta ‐ rata Grafik Nilai Grafik Nilai ngan Tegang Tegangan da Grafik Beban untuk Sem pel Tegangan  (N/mm2)  B1        227.829 B1        242.652 B2        234.434 B2        246.725 B3        219.710 B3        229.551 i Tegangan d i Tegangan d

gan dan Def an Defleksi S n terhadap Ni mua Sampel Perbeda an  (%) D 9 2 2 2 4 1 5 2 0 1 1 1 5.126        6.109 4.982 4.287 dan Defleksi dan Defleksi fleksi 3 Sam Semua Samp ilai Teganga mpel pel Defleksi (mm) Perbeda (%) 21.170 23.425 18.880 20.090 17.093 18.560 7.8          9.630 6.023 7.904 aan  0 3 4 852 an

(5)

G De G Te G Gambar 4.10 efleksi Gambar 4.11 Gambar 4.1 egangan Ter Gambar 4.13 De 0 Nilai Tegan 1 Grafik Beb untuk Sem 2 Nilai Defle rhadap Defle 3 Grafik Nila efleksi untuk ngan untuk S an terhadap mua Sampel eksi untuk Se eksi ai Tegangan t k Semua Sam Semua Samp Nilai Deflek emua Sampe terhadap Nil mpel el ksi el lai Ga E. An cast teng teor awa lele men ters dib Tab terj kar fini elem outp seh emp ambar 4.14 N Analisa Ru alisa Tegang Dapat dika tellated bea gah bentang ri titik di ten al yaitu seb eh. Pada t nunjukan te sebutlah yang andingkan d bel 4.3 Perba Untuk sam adi pada FE ena pada FE ite elemen s men elemen put teganga hingga memb piris. HCB HCB HCB CCB CCB CCB Samp Nilai Tegang Semua umus Empi gan atakan saat b am mengala tepat pada l ngah bentan besar 250 M titik terseb egangan ma g akan dicari dengan hasil F andingan Teg hasil mpel Tegang A dan rumu EA, elemen sehingga tiap n yang lebih an elemen a buat hasilnya an terhadap Sampel Empiris (N/m B1 B2 B3 B1 B2 B3 pel

σ

ris alok baik we ami leleh a lubang kaste ng akan men MPa, namun but akan t aksimal ter i dengan rum FEA gangan rumu FEA gan sebelum s empiris ter dianalisa d p elemen di h kecil. Ha akan dianali a lebih besar Defleksi unt ebsolid maup atau runtuh elasinya. Sec ncapai tegang n sebelum b tentunya ak rtentu.Tegang mus empiris l us empiris da s rata-rata F mm2) (N/ 180.46 22 185.22 23 175.61 21 191.98 24 196.79 24 186.94 22

σ

σ

m runtuh ya rjadi perbeda dengan progr ipecah menj al itu memb isa lebih de daripada rum tuk pun di cara gan baja kan gan lalu an P ang aan, ram jadi buat etail mus FEA /mm2) 27.83 34.43 19.71 42.65 46.73 29.55

σ

(6)

B. Saran Analisa Defleksi 

Saran yang dapat diberikan sesuai dengan Tugas Akhir ini adalah :

Tabel 4.4 Perbandingan defleksi rumus empiris dan

FEA 1. Perlu dilakukan pengujian eksperimental untuk hasil yang lebih akurat.

frata-rata f empiris FEA ( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm ) HCB1 6000 17.539 21.170 25 HCB2 6000 11.309 18.880 25 HCB3 6000 9.441 17.093 25 CCB1 6000 19.495 23.425 25 CCB2 6000 12.554 20.090 25 CCB3 6000 10.500 18.560 25 Sampel Lb f ijin DAFTAR PUSTAKA

American Institute of Steel Construction ( AISC ).”Steel and Composite Beams with Web Openings”, USA, 2003.

American Society of Civil Engineers (ASCE), Dec. 1992. “Proposed Specification For Structural Steel Beams With Web Opening”.Journal of Structural Engineering Vol. 118: 3315-3324.

Secara garis besar hasil FEA selalu lebih besar, hasil FEA lebih valid karena dalam FEA, elemen dipecah menjadi beberapa bagian lalu tiap elemen akan dianalis oleh program Hal tersebut membuat hasilnya lebih valid sehingga memenuhi persyaratan lendutan.

Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 - 1729 - 2002). Bandung: BSN. Megharief, J. D. Behaviour of Composite Castellated

Beam. Montreal, Canada: Department of Civil Engineering and Applied Mechanics, Mc Gill University.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berikut ini adalah hasil yang dapat disimpulkan berdasarkan analisa model keruntuhan profil hexagonal

castellated beam dengan program bantu Finite Element Analysis.

1.

Dari hasil analisa FEA, nilai tegangan pada

setiap sampel

circular castellated beam

(CCB) lebih besar 5,125% dari nilai tegangan

hexagonal castellated beam

(HCB).

2.

Dari hasil analisa FEA, nilai defleksi pada

setiap sampel

circular castellated beam

(CCB) lebih besar 7,852% dari nilai defleksi

hexagonal castellated beam

(HCB).

3.

Dari hasil analisa FEA, dapat disimpulkan

dengan Ix pada sampel CCB lebih kecil dari

sampel HCB, mengakibatkan defleksi dan

tegangan yang lebih besar pada sampel CCB.

Sehingga sampel HCB lebih kaku.

4.

Pada analisa FEA membuktikan bahwa ketika

penampang mengalami kelelehan, lendutan

menjadi semakin besar tidak lagi linear.

5.

Hasil analisa program FEA dan rumus

empiris sedikit memiliki perbedaan nilai,

karena pada program FEA kita melakukan

meshing elemen sehingga analisanya

memiliki akurasi validasi nilai yang tinggi

dibanding rumus empiris yang hanya

menghitung per elemen tanpa melakukan

Gambar

Gambar 3.1 Flowchart Metode Penyelesaian
Gambar 4.2 Geometri Balok Circullar Castellated  Beam
Tabel 4.4 Perbandingan defleksi rumus empiris dan

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan pasar disuatu wilayah disesuaikan dengan jumlah penduduk sehingga mampu melayani seluruh penduduk dan mampu menampung pedagang yang akan memanfaatkan

Dalam penelitian ini akan ditentukan pengaruh dari variabel-variabel percobaan suhu perebusan dan perbandingan jumlah volume air dengan berat biji saga terhadap kadar protein dan

Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses produksi wajan pekerja tidak melakukan transportasi yang tidak diperlukan dan telah melakukan setiap proses sesuai dengan ketentuan yang

Untuk menjalankan Perundang-undangan eksklusif dalam hal apapun, atas suatu Distrik tertentu (yang tidak lebih dari sepuluh mil persegi) yang mungkin, melalui

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan mengenai responsivitas pelayanan publik dalam menangani keluhan pelanggan di PDAM Surya Sembada

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa penyimpanan ASIP pada kantong plastik mempunyai rerata total koloni bakteri lebih tinggi daripada pada

Grid-tie inverter adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan konversi dari sinyal listrik DC yang dihasilkan oleh modul panel surya untuk menjadi sinyal listrik AC

Asas maju berkelanjutan (continuous progress) yang artinya memberi kemungkinan kepada murid untuk mempelajari sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Penekanan pada