• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 Data dan Analisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 Data dan Analisa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

3

Data dan Analisa

2.1 Data

Sumber data diperoleh dan dikumpulkan dari berbagai literaur, internet dan hasil survey. Setiap data memuat konten yang mendukung dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

2.1.1 Survey

Jumlah total pengisi survey adalah 50 orang. 1.Berapa usia Anda?

a. <20 (22%) b. 21-30 (74%) c. 31-40 (2%) d. 41-50 (2%) e. 50>

2.Apa jenis kelamin Anda? a. Pria (53%)

b. Wanita (47%) 3.Apa pekerjaan Anda? a. Pelajar (50%)

b. Mahasiswa/i (30%) c. Kerja (20%)

4.Apakah Anda suka membaca buku? a. Y a (38%)

b. Kadang-kadang (58%) c. Tidak (4%)

5.Jenis buku apa yang sering Anda baca? a. Biografi b. Kuliner c. Pengetahuan d. Fotografi e. Desain f. Yang lain:

6.Apakah Anda peduli dan tertarik terhadap kuliner lokal? a. Peduli dan Tertarik (78%)

b. Peduli tapi Tidak Tertarik (16%) c. Tidak Peduli tapi Tertarik (6%) d. Tidak kedua-duanya

(2)

7.Apakah Anda tau atau pernah mendengar tentang Kuliner Kota Tangerang? a. Tau (96%)

b. Tidak Tahu (4%)

8.Jika tau, sebutkan apa yang Anda ketahui tentang Kuliner Kota Tangerang? 9.Darimana Anda mengetahui perihal tentang Kuliner Kota Tangerang? a. Buku

b. Internet c. Film d. Yang lain:

10. Apakah Anda tahu tentang Laksa Tangerang? a. Ya (100%)

b. Tidak tahu (0%)

11. Apa kesan pertama Anda saat makan Kuliner Kota Tangerang?

Berdasarkan data survey yang sudah dilakukan oleh penulis, target market primer dan sekunder yaitu yang berumur antara 17 s.d 35 tahun, dengan jumlah pengisi survey wanita (47%) dan pria (53%), mayoritas (96%) pernah merasakan atau mengetahui kuliner Kota Tangerang (4%) tidak pernah merasakan atau mengetahui kuliner Kota Tangerang. (78%) menyadari bahwa mereka peduli dan tertarik terhadap kuliner lokal. 100% pengisi survey mengetahui makanan Laksa Tangerang hal tersebut menjadi motivasi penulis untuk memperkenalkan Kuliner Kota Tangerang melalui media buku publikasi.

2.1.2 Data Umum Kota Tangerang

Berdasarkan data yang diperoleh dari website Wikipedia.com yang memuat artikel tentang Kota Tangerang, Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia, tepat di sebelah barat kota Jakarta, serta dikelilingi oleh Kabupaten Tangerang di sebelah selatan, barat, dan timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta.

Kota Tangerang terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah kelurahan. Dahulu Tangerang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan akhirnya ditetapkan sebagai kotamadya pada tanggal 27 Februari 1993. Sebutan 'kotamadya' diganti dengan 'kota' pada tahun 2001.

(3)

Tangerang adalah pusat manufaktur dan industri di pulau Jawa dan memiliki lebih dari 1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki pabrik di kota ini. Tangerang memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembap, dengan sedikit hutan atau bagian geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri atas rawa-rawa, termasuk kawasan di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan urban Jakarta meliputi Tangerang, dan akibatnya banyak penduduknya yang berkomuter ke Jakarta untuk kerja, atau sebaliknya. Banyak kota-kota satelit kelas menengah dan kelas atas sedang dan telah dikembangkan di Tangerang, lengkap dengan pusat perbelanjaan, sekolah swasta dan mini market. Pemerintah bekerja dalam mengembangkan sistem jalan tol untuk mengakomodasikan arus lalu lintas yang semakin banyak ke dan dari Tangerang. Tangerang dahulu adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat yang sejak tahun 2000 memisahkan diri dan menjadi bagian dari provinsi Banten.

Kediaman Tuan Oei Dji San, seorang tokoh Tionghoa di Tangerang, di tahun 1920-1922. Untuk mengungkapkan asal-usul tangerang sebagai kota "Benteng", diperlukan catatan yang menyangkut perjuangan. Menurut sari tulisan F. de Haan yang diambil dari arsip VOC,resolusi tanggal 1 Juni 1660 dilaporkan bahwa Sultan Banten telah membuat negeri besar yang terletak di sebelah barat sungai Untung Jawa, dan untuk mengisi negeri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5 sampai 6.000 penduduk.

Kemudian dalam Dag Register tertanggal 20 Desember 1668 diberitakan bahwa Sultan Banten telah mengangkat Radin Sina Patij dan Keaij Daman sebagai penguasa di daerah baru tersebut. Karena dicurigai akan merebut kerajaan, Raden Sena Pati dan Kyai Demang dipecat Sultan. Sebagai gantinya diangkat Pangeran Dipati lainnya. Atas pemecatan tersebut Ki Demang sakit hati. Kemudian tindakan selanjutnya ia mengadu domba antara Banten dan VOC. Tetapi ia terbunuh di Kademangan.

Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam Dag Register tertanggal 4 Maret 1980 menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada waktu itu adalah Keaij Dipattij Soera Dielaga. Kyai Soeradilaga dan putranya Subraja minta perlindungan kompeni dengan diikuti 143 pengiring dan tentaranya (keterangan ini terdapat dalam Dag Register tanggal 2 Juli 1982). Ia dan pengiringnya ketika itu diberi tempat di sebelah timur sungai, berbatasan dengan pagar kompeni.

Ketika bertempur dengan Banten, ia beserta ahli perangnya berhasil memukul mundur pasikan Banten. Atas jasa keunggulannya itu kemudian ia diberi gelar kehormatan Raden Aria Suryamanggala, sedangkan Pangerang Subraja diberi gelar Kyai Dipati Soetadilaga. Selanjutnya Raden Aria Soetadilaga diangkat menjadi Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara sungai Angke dan Cisadane. Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidilaga I. Kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 April 1684, Tangerang menjadi kekuasaan kompeni, Banten tidak mempunyai hak untuk campur tangan dalam mengatur tata pemerintahan di Tangerang. Salah satu pasal dari perjanjian tersebut berbunyi: "Dan harus diketahui

(4)

dengan pasti sejauh mana batas-batas daerah kekuasaan yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan tetap ditentukan yaitu daerah yang dibatasi oleh sungai Untung Jawa atau Tangerang dari pantai Laut Jawa hingga pegunungan-pegunungan sejauh aliran sungai tersebut dengan kelokan-kelokannya dan kemudian menurut garis lurus dari daerah Selatan hingga utara sampai Laut Selatan. Bahwa semua tanah disepanjang Untung Jawa atau Tangerang akan menjadi milik atau ditempati kompeni"

Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati bertambah luas sampai sebelah barat sungai Tangerang. Untuk mengawasi Tangerang maka dipandang perlu menambah pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan sungai Tangerang, karena orang-orang Banten selalu menekan penyerangan secara tiba-tiba. Menurut peta yang dibuat tahun 1962, pos yang paling tua terletak di muara sungai Mookervaart, tepatnya disebelah utara Kampung Baru. Namun kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke sebelah Selatan atau tepatnya di muara sungai Tangerang.

Menurut arsip Gewone Resolutie Van hat Casteel Batavia tanggal 3 April 1705 ada rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos karena hanya berdinding bambu. Kemudian bangunannya diusulkan diganti dengan tembok. Gubernur Jenderal Zwaardeczon sangat menyetujui usulan tersbut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar tembok mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos penjagaan. Hal ini dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan. Benteng baru yang akan dibangun untuk ditempati itu direncanakan punya ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang Eropa dibawah pimpinan seorang Vandrig(Peltu) dan 28 orang Makasar yang akan tinggal diluar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata yang diperoleh dari Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.

Setelah benteng selesai dibangun personilnya menjadi 60 orang Eropa dan 30 orang hitam. Yang dikatakan orang hitam adalah orang-orang Makasar yang direkrut sebagai serdadu kompeni. Benteng ini kemudian menjadi basis kompeni dalam menghadapi pemberontakan dari Banten. Kemudian pada tahun 1801, diputuskan untuk memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak bangunan baru 60 roeden agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah timur Jalan Besar pal 17. Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan "Benteng". Sejak itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini sejak tahun 1812 sudah tidak terawat lagi, bahkan menurut "Superintendant of Publik Building and Work" tanggal 6 Maret 1816 menyatakan: "...Benteng dan barak di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun mau melihatnya lagi. Pintu dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk kepentingannya" taken from website kota tangerang

Perjuangan kemerdekaan

Pada Oktober 1945, Laskar Hitam, milisi muslim ekstrem didirikan di Tangerang. tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Gerakan ini kemudian menjadi bagian kelompok pemberontak DI/TII. Pada 31 Oktober 1945, Laskar Hitam menculik Oto Iskandardinata, Menteri Negara Republik Indonesia. Kemungkinan dibunuh di pantai Mauk, Tangerang pada 20 Desember 1945.

Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia, ada kerusuhan ras di Tangerang. Kelompok anti etnis Tionghoa menyerang etnis Tionghoa di Tangerang karena mereka

(5)

menganggap bahwa etnis Tionghoa mendukung pemerintah Belanda yang mencoba untuk kembali menguasai Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia

Sejak tahun 1981 hingga 1984, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibangun di Benda, Tangerang. Bandara terletak di Tangerang, namun disebut sebagai Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. Cengkareng adalah nama sub-distrik di Jakarta Barat yang berdekatan dengan bandara.

Pada Agustus 1996, walmart, pengecer terbesar dari Amerika Serikat membuka cabang pertamanya di Indonesia di Lippo Karawaci, Tangerang. Sayangnya, cabang tersebut dijarah dan dibakar pada kerusuhan Mei 1998. Walmart menghentikan investasi mereka di Indonesia setelah kerusuhan.

Tangerang juga memiliki jumlah komunitas Tionghoa yang cukup signifikan, banyak dari mereka adalah campuran Cina Benteng. Mereka didatangkan sebagai buruh oleh kolonial Belanda pada abad ke 18 dan 19, dan kebanyakan dari mereka tetap berprofesi sebagai buruh dan petani. Budaya mereka berbeda dengan komunitas Tionghoa lainnya di Tangerang: ketika hampir tidak satupun dari mereka yang berbicara dengan aksen Mandarin, mereka adalah pemeluk Taoisme yang kuat dan tetap menjaga tempat-tempat ibadah dan pusat-pusat komunitas mereka. Secara etnis, mereka tercampur, namun menyebut diri mereka sebagai Tionghoa. Banyak makam Tionghoa yang berlokasi di Tangerang, kebanyakan sekarang telah dikembangkan menjadi kawasan sub-urban seperti Lippo Village.

Kawasan pecinan Tangerang berlokasi di Pasar Lama, Benteng Makassar, Kapling dan Karawaci, dan Poris. Orang-orang dapat menemukan makanan dan barang-barang berkhas China. Lippo Village adalah lokasi permukiman baru. Kebanyakan penduduknya adalah pendatang, bukan asli Cina Benteng.

Tangerang memiliki banyak pusat perbelanjaan. Pemerintah kota juga sedang membangun dan mengadakan berbagai program, seperti "Tangerang city" yang diadakan di pusat-pusat perbelanjaan yang terdapat di Tangerang.

Pusat jajanan rakyat yang cukup dikenal adalah pasar lama yang terletak di pusat kota Tangerang. Pasar lama menjual berbagai makanan mulai dari daerah babakan sampai daerah Masjid Agung Tangerang. Kawasan ini memiliki berbagai varian jajanan. Ketika Ramadhan, kawasan ini setiap sore hari kerap ramai pengunjung karena mencari hidangan untuk berbuka puasa.

Laksa Tangerang Laksa Tangerang berbeda dengan laksa betawi atau malaysia. Laksa disini bahan utamanya adalah semacam bihun tapi tebalnya seperti spaghetti dan terbuat dari beras. Kemudian disiram dengan kuah laksa yang dimasak dari kacang ijo, kentang, santan, kaldu ayam. Disediakan juga tambahan daging ayam kampung atau telor. Sebelum disajikan diberi taburan daun kucai yang dirajang kecil-kecil. Ada dua macam jenis laksa tangerang, Laksa nyai dan laksa nyonya. Laksa Nyai dibuat oleh kaum pribumi tangerang sedangkan laksa nyonya dibuat oleh kaum peranakan china di Tangerang. Jika ingin menikmatinya, silahkan mampir di Jl. M. Yamin-Kota Tangerang, tepatnya di depan penjara wanita di sana banyak penjual laksa.

(6)

2.1.3 Pengertian Wisata Kuliner

Istilah ini diserap dari bahasa Inggris, yakni culinary. Dalam kamus dwibahasa An English-Indonesian Dictionary karangan John M. Echols dan Hassan Shadily, istilah tersebut diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan dapur atau masakan. Karena berasal dari bahasa asing, kata culinary tersebut harus diindonesiakan lebih dahulu. Bagaimana caranya? Dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah disebutkan kata asing yang bersufiks "ary" (Inggris) dan -air (Belanda) diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi sufiks-er. Sebagai contoh kata primary dan complementary akan kita adopsi menjadi primer dan komplementer. Huruf c pada kata complementary berbunyi k. Oleh sebab itu, penulisannya dalam bahasa Indonesia menjadi komplementer. Jadi sama saja seperti kata culinary yang diubah menjadi kuliner.

Sepintas, pengertian wisata kuliner ini sebagai jalan-jalan yang tujuannya untuk makan. Meskipun konteks wisata kuliner ini menimbulkan pro dan kontra karena penggunaan kata “wisata” yang digunakan bersamaan dengan kata “kuliner” yang dirasa kurang tepat, bagi beberapa pihak yang bergelut dibidang bahasa. Terlepas dari itu masyarakat sudah sangat familiar dengan ini dalam kehidupan mereka.

Kegiatan wisata tidak hanya dilakukan secara perorangan, melainkan juga dikelola secara profesional dan dilakukan secara berkelompok. Menurut sebuah artikel di media elektronik (internet) orang yang melakukan kegiatan wisata disebut wisatawan.

“wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dalam waktu tertentu untuk bersenang-senang, istirahat, melewati liburan, mengunjungi objek-objek wisata, berobat, berdagang, olahaga, ziarah, mengunjungi keluarga, atau mengikuti konferensi.” (www.persiatour.com , 2007)

Wisatawan terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Wisatawan Nusantara 2. Wisatawan Mancanegara 3. Pengunjung

Wisatawan Nusantara ialah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah teritorial Indonesia bukan untuk bekerja atau sekolah dengan jangka waktu kurang dari 6 bulan ke Objek wisata komersial (bertransaksi).

Wisatawan Mancanegara ialah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan di luar negara asalnya, selama kurang dari 12 bulan pada suatu destinasi tertentu, dengan tujuan perjalanan tidak untuk bekerja atau memperoleh pengahasilan.

(7)

Pengunjung (Pelancong) ialah Penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan ke objek wisata komersial selama satu hari (pulang - pergi) tanpa menginap di akomodasi komersial. (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia; www.budpar.go.id).

2.2.1. Struktur Buku

Struktur buku merupakan bagian-bagian yang menjadi kelengkapan sebuah buku. Setiap buku memiliki isi dan target sasaran yang berbeda, maka dari itu, buku tertentu harus memiliki indeks, atau sebuah buku harus berdaftar table. Anatomi buku perlu diketahui, karena jika tidak hadir dalam sebuah buku akan menjadi kekurangan sebuah buku.

Dalam buku “ Serba-Serbi Kuliner di Kota Tangerang” ini akan memuat sekilas tentang Kota Kota Tangerang dan selebihnya akan memuat visual-visual tentang makanan di Kota Kota Tangerang.

Berikut ini merupakan struktur isi buku : - Cover Depan

- Cover Dalam - Kata Pengantar - Daftar isi - Content

- Peta Kota Tangerang - Cover Belakang

2.2.2 Kuliner Khas Tangerang dan Kuliner Pendukung Lainnya

Laksa Tangerang (Cikokol-depan LP Wanita)

Keberadaan laksa sudah ada di Kota Tangerang sudah sangat lama. Konon di sebuah daerah Ranca Buaya-Tigaraksa, Tangerang, ada seorang yang bernama Ki Banjir yang mata pencaharian sebagai petani. Pada saat itu panen padi pertama, dan semua warga desa mengadakan pesta panen, dan warga membuat makanan berbentuk mie yang terbuat dari beras yang ditumbuk dan kemudian dicetak menjadi bentuk mie. Dan acara pesta panen tersebut terlaksana dengan baik dan lancar. Nama laksa tersebut diambil dari kata “terlaksana”,

(8)

karena makanan laksa ini selalu ada disetiap acara-acara penting seperti pesta panen padi atau upacara lainnya.

Kemudian makanan laksa berkembang di Kota Tangerang dan menjadi salah satu menu favorit warga Kota Tangerang sampai saat ini. Kita bisa membeli laksa di Kota Tangerang, namun di daerah tempatnya berasal laksa tidak di perjual belikan. Karena warga memasak laksa hanya pada saat hari penting seperti lebaran atau acara-acara tertentu saja.

Laksa Tangerang Laksa Tangerang berbeda dengan laksa betawi atau malaysia. Laksa disini bahan utamanya adalah semacam bihun tapi tebalnya seperti spaghetti dan terbuat dari beras. Kemudian disiram dengan kuah laksa yang dimasak dari kacang ijo, kentang, santan, kaldu ayam. Disediakan juga tambahan daging ayam kampung atau telor. Sebelum disajikan diberi taburan daun kucai yang dirajang kecil-kecil. Ada dua macam jenis laksa tangerang, Laksa nyai dan laksa nyonya. Laksa Nyai dibuat oleh kaum pribumi tangerang sedangkan laksa nyonya dibuat oleh kaum peranakan china di Tangerang. Jika ingin menikmatinya, silahkan mampir di Jl. M. Yamin-Kota Tangerang, tepatnya di depan penjara wanita di sana banyak penjual laksa. (dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang#Wisata_Kuliner)

Toge Goreng / Toge Oncom

Walaupun namanya toge goreng, tapi sebenarnya togenya direbus, tidak digoreng. Setelah toge sudah direbus, disimpan ke dalam piring yang sudah berisi kupat, lalu ditambahkan mie kuning dan tahu goreng. Kemudian bumbu khas berbahan dasar tauco diguyurkan kedalamnya.

Kecap Benteng SH

Meskipun semua mengklaim nomor satu, setiap konsumen akan memilih yang paling pas dengan seleranya. Kecap, konon dari kata ‘koechiap’, terkadang menunjukkan ‘kemenangan’ selera lokal. Setidaknya di Tangerang. Terutama pada warga Cina Benteng, kecap bermerek SH adalah pilihan utama.

Kendati serangan promosi begitu gencar, lewat tirai penutup warung kaki lima bergambar produk kecap tertentu, daya hidup kecap ‘indie label’ SH alias Siong Hin, tetap seperti dulu. Seakan dirawat oleh publiknya, sebagai bagian dari, katakanlah, local wisdom.

Didirikan oleh Lo Tjit Siong pada 1920, pabrik dan distribusinya masih di situ: jalan Saham, Tangerang lama, di sebuah bangunan tua yang dicat abu-abu, mengingatkan pada warna stasiun kereta. “Kecap dari jaman saya kecil,”

(9)

banyak orang mengenang demikian untuk usaha yang beralih nama menjadi Firma Sehat ini.

Tak ada promosi menggebu. Orang datang untuk mendapatkan ‘kecap asli yang sedap’ itu. Seolah khawatir kehabisan stok dua jenis yang memang dibikin terbatas: asin dan manis. Yang manis ada yang berlabel kuning (kelas satu) dan merah (kelas dua).

Di meja kasir, akan kita temui Latief Sukaryadi, salah satu dari generasi keempat itu. Dia duduk di sana sesuai jam buka. Menghitung dan mencatat. Dari delapan pagi sampai empat sore, dengan kemeja yang dibuka kalau udara panas. Sabtu, cuma sampai setengah duabelas siang. Tidak kurang atau lebih.

“Sebentar ini kami akan tutup, kalian tadi masuk dari mana?” tanya pak Latief. Siang itu seluruh pintu depan memang sudah tertutup. (dikutip dari :http://www.wiratama.net/1/post/2010/6/wisata-tangerang-4-kecap-cina

benteng.html)

Kuliner Lainnya di Kota Tangerang

• Dodol dan Kue Keranjang Ny. Lauw

• Es Podeng Pasar Lama

• Jajanan Kue Pasar Lama

• Mie Ceker 59

• Nasi Goreng Kambing Wawan 59

• Nasi jagal

• Roti Bakar 88

• Sate Kambing Haji Wahab

• Serabi Qita

• Spesial Sambal

• Warung Akulturasi Tangerang (Wartang)

• Warung Ungu

(10)

Informasi yang akan dimasukkan dari tiap tempat makanan adalah sebagai berikut :

• Sekilas informasi tentang rumah makan

• Foto makanan dan suasana lokasi kuliner

2.2.3 Analisa S.W.O.T Strength

Karena banyaknya tempat makan yang bermunculan di Kota Tangerang,

• Dengan buku ini pembaca dapat mencoba berbagai lokasi kuliner baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya di Kota Tangerang.

• Memberikan informasi mengenai kuliner Kota Tangerang melalui visual buku yang komunikatif, sehingga menarik dan mudah dipahami oleh pembaca.

• Buku ini merupakan salah satu media promosi kuliner Kota Tangerang.

Weakness

• Buku ini hanya menyajikan informasi lokasi kuliner secara garis besar dan recommended di Kota Tangerang.

Opportunity

• Banyak bermunculan lokasi kuliner baru di Kota Tangerang

• Gaya hidup masyarakat perkotaan yang bersifat praktis sehingga lebih senang makan diluar rumah.

• Belum ada buku yang membahas tentang kuliner Kota Tangerang.

• Belum ada kompetitor buku lokal yang membahas tentang kuliner Kota Tangerang.

• Memperkenalkan kuliner Kota Tangerang ke masyarakat luas.

(11)

komunitas baru yang membutuhkan informasi kuliner.

Threat

• Kurangnya minat membaca

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data komposisi kimia tubuh meliputi protein, lemak, Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen, serat, dan abu serta kadar glikogen dapat disimpulkan bahwa dosis ubi

Berdasarkan 4 konsep di atas, keberadaan Tuhan yang berbentuk kerajaan menandakan peninggalan kebudayaan masyarakat Hindu di Bali adalah berbentuk kerajaan dan hal

Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data

Seperti yang sudah diuraikan pada keterangan sebelumnya bahwa mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan sub mata pelajaran pendidikan agama islam yang tujuannya untuk

pada tahun 2015 dilaksanakan sesuai dengan Renstra Biro Umum 2015-2019 yang merupakan penjabaran dari renstra BATAN 2015-2019. Adapun Program dan Kegiatan Biro Umum

CHAPTER IV FINDING OF THE RESEARCH 4.1 The Writing Ability of Descriptive Text of the Tenth Grade Students of SMA PGRI 1 PATI in Academic Year 2017/2018 Before Being Taught

Gambar senyawa golongan flavonoid yang berhasil diisolasi dari daun genus Calophyllum yang berasal dari Malaysia, Sri Lanka dan Papua New Guinea ditunjukkan pada

Bila Penuntut Umum menilai bahwa perubahan redaksional putusan yang dilakukan oleh Ketua Majelis Komisi Tri Anggraeni dan Anggota Majelis Komisi Benny Pasaribu pada tanggal 29