• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sistem Kesehatan Journal of Health System

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sistem Kesehatan Journal of Health System"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sistem Kesehatan

JSK

pISSN 2460-8831

eISSN 2460-819X

Journal of

Health System

Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Artikel Penelitian

Perubahan Individu dalam Organisasi Puskesmas : Studi Kasus Revitalisasi

Puskesmas di Kabupaten Sumedang

Nina Triana, Elsa Pudji Setiawati, Insi Farisa Desy Arya, Deni K Sunjaya, Dadi

S Argadiredja, Dewi Marhaeni Diah Herawati

106

Studi Kualitas Air Reverse Osmosis Secara Mikrobiologi pada Dua Unit

Hemodialis di Kota Bandung

Adi Imam Cahyadi, Rovina Ruslami, Sumaryati Sudigdoadi

113

Manajemen Perubahan Organisasi Dinas Kesehatan dalam Revitalisasi

Puskesmas di Kabupaten Sumedang

Nina Triana, Elsa Pudji Setiawati, Insi Farisa Desy Arya, Deni K Sunjaya, Dadi

S Argadiredja, Dewi Marhaeni Diah Herawati

120

Gambaran Pengetahuan Masyarakat mengenai Influenza pada Manusia di

Kabupaten Indramayu dan Majalengka sebagai Wilayah Kejadian Luar Biasa

H5N1 pada Unggas di Jawa Barat Tahun 2014

Shofia Safira Rahma, Kuswandewi Mutiara, Chrysanti Murad

127

Skrining Thalassemia Beta Minor pada Siswa SMA di Jatinangor

Putri Alyumnah, Mohammad Ghozali, Nadjwa Zamalek Dalimoenthe

133

Pengaruh Pelatihan Pemberian ASI Ekslusif terhadap Pengetahuan Menyusui

Kelompok Pendukung ASI di Desa Mekargalih dan Cipacing Kecamatan

Jatinangor Kabupaten Sumedang

Sri Astuti, Ari Indra Susanti, Tina Dewi Judistiani

139

Perbandingan Kepuasan Pasien Eks ASKES dan Non ASKES di Puskesmas pada

Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional

Nastiti Yusrin Husnati, Elsa Pudji Setiawati, Deni K Sunjaya

145

Korelasi Nilai Komunikasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran pada OSCE Tahap Akademik dengan OSCE UKMPPD

Qori Lestari, Sari Puspa Dewi, Insi Farisa Desy Arya

(2)

Susunan Redaksi

Penasehat

Arief S Kartasasmita

Budi Setiabudiawan

Penanggung Jawab

Nanan Sekarwana

Ketua Editor

Elsa Pudji Setiawati

Editor

Ari Indra Susanti

Helni Mariani

Indah Amelia

Insi Farisa Desy Arya

Lukman Hilfi

Nita Arisanti

Sari Puspa Dewi

Sharon Gondodiputro

Sri Astuti

Sekretariat

Ricky Ichsan Hilmansah

Alamat Redaksi Departemen IKM FK UNPAD

Gedung RSP Unpad, lt.4, Jalan Prof. Eyckman No. 38 Bandung 40161

Mobile: 081220902401 (Lukman Hilfi) 085721501100 (Ricky Ichsan Hilmansah) Telepon (022) 2038030; Faks: (022) 2038030

E-mail: [email protected] Website: http://jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm

JSK

Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Jurnal Sistem Kesehatan

(3)

JSK

Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Jurnal Sistem Kesehatan

Journal of Health System

Artikel Penelitian

Perubahan Individu dalam Organisasi Puskesmas : Studi Kasus Revitalisasi

Puskesmas di Kabupaten Sumedang

Nina Triana, Elsa Pudji Setiawati, Insi Farisa Desy Arya, Deni K Sunjaya,

Dadi S Argadiredja, Dewi Marhaeni Diah Herawati

106

Studi Kualitas Air Reverse Osmosis Secara Mikrobiologi pada Dua Unit

Hemodialis di Kota Bandung

Adi Imam Cahyadi, Rovina Ruslami, Sumaryati Sudigdoadi

113

Manajemen Perubahan Organisasi Dinas Kesehatan dalam Revitalisasi

Puskesmas di Kabupaten Sumedang

Nina Triana, Elsa Pudji Setiawati, Insi Farisa Desy Arya, Deni K Sunjaya,

Dadi S Argadiredja, Dewi Marhaeni Diah Herawati

120

Gambaran Pengetahuan Masyarakat mengenai Influenza pada Manusia di

Kabupaten Indramayu dan Majalengka sebagai Wilayah Kejadian Luar Biasa

H5N1 pada Unggas di Jawa Barat Tahun 2014

Shofia Safira Rahma, Kuswandewi Mutiara, Chrysanti Murad

127

Skrining Thalassemia Beta Minor pada Siswa SMA di Jatinangor

Putri Alyumnah, Mohammad Ghozali, Nadjwa Zamalek Dalimoenthe

133

Pengaruh Pelatihan Pemberian ASI Ekslusif terhadap Pengetahuan Menyusui

Kelompok Pendukung ASI di Desa Mekargalih dan Cipacing Kecamatan

Jatinangor Kabupaten Sumedang

Sri Astuti, Ari Indra Susanti, Tina Dewi Judistiani

139

Perbandingan Kepuasan Pasien Eks ASKES dan Non ASKES di Puskesmas pada

Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional

Nastiti Yusrin Husnati, Elsa Pudji Setiawati, Deni K Sunjaya

145

Korelasi Nilai Komunikasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran pada OSCE Tahap Akademik dengan OSCE UKMPPD

Qori Lestari, Sari Puspa Dewi, Insi Farisa Desy Arya

(4)

Jurnal Sistem Kesehatan (JSK) merupakan

sarana publikasi ilmiah yang terbit setiap

empat bulan dengan menggunakan sistem

peer review untuk seleksi artikel. Jurnal

Sistem Kesehatan (JSK) dapat menerima

artikel penelitian asli yang relevan dengan

bidang dengan ketentuan sebagai berikut:

Artikel Penelitian

Artikel penelitian asli dalam bidang

Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kedokteran

Komunitas, Ilmu Kedokteran Keluarga/

Kedokteran Layanan Primer (DLP),

Manajemen Kesehatan dan berbagai artikel

yang terkait dengan penguatan sistem

kesehatan. Format artikel penelitian terdiri

atas halaman judul, abstrak (Indonesia

dan Inggris), pendahuluan (memuat latar

belakang penelitian dan tujuan penelitian)

metode, hasil, pembahasan (pembahasan,

keterbatasan penelitian simpulan dan saran),

dan daftar pustaka.

Laporan Kasus

Artikel mengenai kasus dalam bidang

Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kedokteran

Komunitas, Ilmu Kedokteran Keluarga/

Kedokteran Layanan Primer (DLP),

Manajemen Kesehatan dan berbagai artikel

yang terkait dengan penguatan sistem

kesehatan yang perlu disebarluaskan. Format

laporan kasus terdiri atas judul, abstrak

(Indonesia dan Inggris), pendahuluan, kasus,

pembahasan, dan daftar pustaka.

Petunjuk Umum

Untuk menghindari duplikasi, JSK tidak

menerima artikel yang sudah dipublikasikan

atau sedang diajukan kepada jurnal lain,

dengan menandatangani surat pernyataan.

Penulis harus memastikan bahwa semua

penulis pembantu telah menyetujui. Bila

diketahui artikel telah dimuat pada jurnal

lain, maka pada JSK edisi selanjutnya artikel

akan dianulir. Semua artikel akan dibahas

oleh para pakar dalam bidang keilmuan yang

sesuai (peer review) dan dewan redaksi.

Artikel yang perlu perbaikan dikembalikan

kepada penulis. Artikel penelitian harus

memperoleh persetujuan komite etik atau

mempertimbangkan aspek etika penelitian

yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penulisan Artikel

Artikel diketik 2 spasi pada kertas A4,

dengan jarak dari tepi kiri dan atas 4 cm serta

tepi kanan dan bawah 3 cm. Jumlah halaman

maksimal 20 lembar, jenis huruf Times New

Roman ukuran 12, rata kiri. Setiap halaman

diberi nomor secara berurutan dimulai dari

halaman judul sampai halaman terakhir.

Halaman Judul

Halaman judul berisi judul artikel, nama

penulis dengan gelar lengkap, lembaga afiliasi

penulis, nama dan alamat korespondensi,

nomor telepon, nomor faksimili, serta alamat

e-mail. Judul artikel singkat dan jelas. Judul

Indonesia maksimal 14 kata atau 200 karakter

dan judul Inggris maksimal 140 karakter.

Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak untuk setiap artikel ditulis dalam

bahasa Indonesia dan Inggris. Bentuk abstrak

tidak terstruktur dengan jumlah maksimal

200 kata untuk bahasa Indonesia dan 250

kata untuk bahasa Inggris. Abstrak ditulis

ringkas dan jelas sesuai dengan format

introduction, methods, results and discussion.

Pilih 3–5 buah kata kunci yang dapat

membantu penyusunan indeks dan urutannya

berdasarkan abjad.

Tabel

Judul tabel menggunakan jenis huruf

Times New Roman ukuran 12, judul kolom

menggunakan jenis huruf Times New Roman

ukuran 11,dan isi tabel menggunakan jenis

huruf Times New Roman dengan ukuran

10 dengan keseluruhannya menggunakan 1

spasi. Setiap tabel harus diberi judul singkat.

Tempatkan penjelasan dan singkatan pada

(5)

keterangan tabel, bukan pada judul tabel.

Jumlah tabel maksimal 6 buah. Tabel yang

akan diunggah ke sistem ini dikonversikan

dalam Microsoft Word.

Foto/Gambar

Foto orang yang mungkin dapat dikenali

harus disertai izin tertulis. Gambar yang

pernah dipublikasi harus diberi acuan. Foto/

gambar harus diberi nomor urut sesuai dengan

pemunculan dalam teks. Jumlah tabel dan

foto/gambar maksimal 6 buah. Gambar yang

akan diunggah ke sistem ini dikonversikan

dalam format gambar (Jpeg, tif atau eps) dan

format Microsoft Word

Metode Statistik

Jelaskan metode statistik secara rinci pada

bab metode.

Ucapan Terima Kasih

Bila diperlukan ucapan terima kasih dapat

diberikan kepada kontributor penelitian tanpa

menuliskan gelar.

Daftar Pustaka

Rujukan ditulis sesuai aturan penulisan

Vancouver, diberi nomor urut sesuai dengan

pemunculan dalam artikel, bukan menurut

abjad. Cantumkan nama penulis maksimal

6 orang, apabila lebih, tulis nama 6 orang

pertama, selanjutnya dkk. Jumlah rujukan

minimal 10 buah, maksimal 20 buah

dari terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan

diupayakan 80% dari jurnal dan maksimal

20% dari buku ajar. Rujukan dari artikel yang

sudah diterima dan menunggu penebitan di

majalah tertentu harus ditulis “in press”.

Contoh:

Setiawati EP. Nadeak W, Sendjaja TP,

Djajasudarma F, Kurnani BA, Hariyadi D,

Wahya, Sobarna C, Indira D, editor. Peranan

sumber daya terhadap pencapaian kinerja

program penanggulangan Tuberkulosis.

Bandung: UNPAD Press; 2010

Hindarkan rujukan berupa komunikasi pribadi

(Personal Communication) kecuali untuk

informasi yang tidak mungkin diperoleh dari

sumber umum. Cantumkan nama penulis, dan

konfirmasi ketepatan sumber komunikasi.

Contoh cara menuliskan rujukan:

Jurnal

Artikel Standar

Ward RA. Dialysis Water as a Determinant

of the Adequacy of Dialysis. Semin Nephrol.

2005. 25:102-11

Rujukan lebih dari 6 penulis

Eapen M, Rubinstein P, Zhang M, Stevens C,

Kurtzberg Jm Scaradavou A, dkk. Outcomes

of Transplantation of unrelated donor

umbilical card blood and bone marrow in

children with acute leukaemia : a comparison

study. Lancet. 2007;369:11747-54.

Suatu Organisasi sebagai sumber

World Health Organization. Information

sheet observed rate of vaccine reactions,

measles, mumps and rubella vaccine.

2014:1-11.

Tanpa nama penulis

1000 Genomes Project Consortium: a map

of human genome variation from

population-scale sequencing. Nature. 2010;467:1060-73.

Artikel tidak dalam bahasa inggris

Arisanti N, Setiawati EP. Perspektif

mahasiswa: Evaluasi Program Pendidikan

Profesi Dokter Rotasi Kedokteran Keluarga di

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Bandung Indonesia. JSK. 2015;1(2): 92-96.

Volume sebagai suplemen

Amore A, Coppo R. Immunological basis

of inflammation in dialysis. Nephrol Dial

Transplant, 2002; 17 (Suppl 8): 16-24.

Edisi dengan suplemen

Dietz CA, Nyberg CR. Genital, oral, and anal

human papillomavirus infection in men who

have sex with men. J Am Osteopath Assoc.

2011;111(3 Suppl 2):S19-25

Buku dan Monograf lain

Penulis perorangan

(6)

& Seni. edisi revisi. Jakarta: PT RINEKA

CIPTA; 2011

Editor (Penyunting) sebagai penulis

Grayson M. Approach to the allergic patient.

Dalam: Jost BC, Abdel HKM, Friedman E,

Jani AL, penyunting. The Washington manual

allergy, asthma, and immunology subspecialty

consult. Philladelphia: Lippincott william &

Wilikins; 2003. hlm. 1-2.

Organisasi sebagai penulis

Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jendral

Kementrian Kesehatan Indonesia Data dan

Informasi Tahun 2014 (Profil Kesehatan

Indonesia). 2014. Kementrian Kesehatan RI;

2014:103-6.

Bab dalam buku

Drs. Sarifudin Azwar, MA. Reliabilitas

dan Validitas, Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2012.h hlm. 82-170.

Prosiding Konferensi

Ariyadi H. Roles of Voluntary Bodies in

Preparedness and Response of Disaster.

Proceeding of the International Short Courses

in Public Health 2006; 2006 February 27 -

March 2; Bandung. Indonesia. Indonesia:

UNPAD; 2006.

Makalah dalam Konferensi

Arisanti N. Patient Satisfaction in Primary

Health Care, Bandung, Indonesia. Dalam:

Basak O., Aydin, penyunting. Ailehekimligi

Proceeding of the 20

th

WONCA Europe

Conference 2015; 2015 Oct 22-25; Istanbul:

Turkey; 2015. hlm. S64 - 5.

Disertasi

Setiawati Ep. Pengaruh Sumber Daya

Manusia, Dana, Sarana Prasarana terhadap

Kinerja Program Penanggulangan Penyakit

Berdasarkan Modal Konseptual Program

Penanggulangan Tuberkulosis (disertasi).

Bandung Universitas Padjadjaran 2010

Materi Elektronik

Shenton, AK. Strategies for ensuring

trustworthiness in qualitative research

projects. J education for information. 2004

(diunduh 20 Oktober 2014); 22:63. Tersedia

dari: http://www.crec.co.uk.

Jadwal Penerbitan Jurnal Sistem Kesehatan

Nomor 1 Bulan September

Nomor 2 Bulan Desember

Nomor 3 Bulan Maret

Nomor 4 Bulan Juni

Keterangan

Untuk mempublikasikan artikel ilmiah dapat

submit ke alamat

email

jsk.submit@gmail.

com

Redaksi Jurnal Sistem Kesehatan (JSK)

Jalan Prof. Dr. Eyckman No. 38 Bandung 40161

Telepon/Fax: (022) 2038030

Mobile:

081220902401 (Lukman Hilfi) 085721501100 (Ricky Ichsan Hilmansah)

E-mail:

[email protected] (Untuk Submit Artikel)

(7)

133 JSK, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Skrining Thalassemia Beta Minor pada Siswa SMA di Jatinangor

Putri Alyumnah,1 Mohammad Ghozali,2 Nadjwa Zamalek Dalimoenthe3

1Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,

2Departemen Biokimia dan Biologi Molekular Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, 3Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Umum Pusat Hasan

Sadikin Bandung, Indonesia

Abstrak

Jenis Thalassemia yang paling banyak ditemukan adalah Thalassemia beta. Tercatat 10% penduduk Indonesia merupakan pembawa gen Thalassemia beta. Thalassemia beta minor sulit dideteksi karena bersifat asimtomatik sehingga peranan skrining sebagai deteksi dini sangat diperlukan. Sampai dengan saat ini di Indonesia belum dilakukan program skrining rutin Thalassemia.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui frekuensi Thalassemia beta minor pada siswa- siswi SMA di Jatinangor. Metode penelitan deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengambilan data cross sectional telah dilakukan sejak bulan September sampai dengan Oktober 2015. Subyek penelitian terdiri dari siswa-siswi di 5 SMA kelas 10 dan 11 yang terregistrasi di Jatinangor. Hasil dari seluruh siswa-siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMA di Jatinangor, hanya ada 292 yang hadir saat penyuluhan, dan hanya 130 orang di antaranya yang bersedia mengikuti

penelitian. Pada penelitian ini ditemukan 12 (9,3%) orang sebagai thalassemia beta minor. Pembahasan pada penelitian ini ditemukan 12 (9,3%) orang sebagai thalassemia beta minor. Pada penelitian lain di Banyumas didapatkan 8%.14

Kata kunci: Skrining, Thalassemia, Thalassemia Beta Minor.

Suspected Beta Thalassemia Minor Screening in Jatinangor High School

Students

Abstract

The most common type of thalassemia found in Indonesia is beta thalassemia.There are around 10% of Indonesia’s population are beta thalassemia minor. Beta thalassemia minor is difficult to detect because it is asymptomatic. The role of screening as early detection is necessary, but until recently there is no routine screening thalassemia program conducted in Indonesia. The aim of the study is to determine the frequency of suspected beta thalassemia minor among the high school students in Jatinangor. Methods a quantitative descriptive study with cross sectional data collection had been done during September until October 2015. Subjects were students from 5 high schools registered in Jatinangor, who were seat in 10 and 11 classes. Blood samples were taken and used for routine hematology examination and one tube osmotic fragility test (OTOFT). While menzter index is calculated from MCV divided by RBC number. Beta thalassemia minor is suspected if MCV<80 fL, MI<13 and OTOFT is positive. Results from all invited 10 and 11 class of high schools students in Jatinangor, only 292 came, and 130 willing to join the study. This study found that 12 (9,3%) students were suspected beta thalassemia minor. Discussion this study found 9,3% high schools students in Jatinangor are beta thalassemia minor, other study in Banyumas found it is only 8%.14 Keywords: Beta Thalassemia Minor, Screening, Thalassemia.

Korespondensi: Putri Alyumnah

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Jalan Raya Bandung–Sumedang KM. 21 Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia

Mobile : 085723911090

(8)

134 JSK, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Putri Alyumnah : Skrining Thalassemia Beta Minor pada Siswa SMA di Jatinangor

Pendahuluan

Thalassemia merupakan kelainan genetik pada susunan asam amino pembentuk satu atau lebih rantai globin pada hemoglobin sel darah merah.2

Lahirnya penyandang baru thalassemia diakibatkan dari perkawinan sesama pembawa gen.1, 2

WHO menyatakan bahwa di Indonesia terdapat 6-10% orang dengan thalassemia beta minor.13

Angka kejadian thalassemia dapat ditekan dengan melakukan edukasi dan skrining terhadap pembawa gen thalassemia beta.3 Kegiatan

ini menjadi sangat penting untuk mendeteksi thalassemia beta minor, luaran klinik dari pembawa gen thalassemia beta, karena tidak menimbulkan gejala sehingga sulit untuk dideteksi.7 Skrining awal kelainan ini untuk

menetapkan tersangka thalassemia, sebelum diagnosis pasti melalui pemeriksaan genetik, sederhana dan mudah dilakukan. Pemeriksaan hematologi sederhana berupa kadar Hb, jumlah sel darah merah, MCV, tes fragilitas osmotik tabung tunggal/One Tube Osmotic Fragility Test

(OTOFT) dan Indeks Mentzer telah diketahui dan

teruji dapat menentukan tersangka thalassemia. 1, 5-7

Provinsi Jawa Barat merupakan daerah dengan prevalensi thalassemia terbanyak se-Indonesia sebanyak yaitu 42% dari total 6647 orang.4,9 Sampai dengan tahun 2013, Pemerintah

Jawa Barat baru saja menyelesaikan penyusunan

petunjuk teknis (juknis) dan pilot project di Kota

Bandung dan Kab. Garut dalam pengendalian thalassemia, namun belum ada program skrining thalassemia yang rutin dilakukan terhadap individu usia subur siap menikah.8

Metode ini sangat efektif jika dilakukan pada populasi untuk menekan kejadian thalassemia baru.19 Individu usia subur siap menikah ini

mudah dijaring melalui edukasi (penyuluhan) saat usia Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

akan sangat bermanfaat sebagai “agent of change” untuk memutus rantai thalassemia. Kecamatan Jatinangor, Jawa Barat adalah salah satu kawasan pendidikan yang terkenal dengan terdapat beberapa perguruan tinggi negeri ternama. Berdasarkan data statistik tahun 2014, di kecamatan ini terdapat 5 SMA dengan total siswa yaitu 2.212 orang.

Maka berdasarkan data diatas, kami melakukan deteksi dini terhadap tersangka thalassemia beta minor dengan melakukan skrining awal menggunakan indikator panel sel darah merah yang sederhana pada siswa SMA di Kecamatan Jatinangor. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah tersangka thalassemia beta minor pada siswa-siswi SMA di Jatinangor.

Metode

Penelitan deskriptif kuantitatif mengaplikasikan teknik pengambilan data potong lintang dilakukan dengan perhitungan besaran sampel untuk memenuhi interval kepercayaan 95%. Jumlah sampel yang digunakan adalah 130 orang. Subyek penelitian adalah siswa-siswi SMA kelas 10 dan 11 yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah siswa yang berada di kelas 10 atau 11, belum diketahui menyandang thalassemia minor, dan bersedia mengikuti penelitian, serta mengembalikan lembar informed consent yang telah ditandatangan. Kriteria eksklusi yaitu telah diketahui menyandang thalassemia, telah mengikuti skrining thalassemia dengan menunjukkan bukti skrining, dan sampel darah yang lisis atau tidak dapat digunakan.

Penyuluhan dilakukan untuk menjaring subyek penelitian dan dilanjutkan dengan distribusi informed consent kepada subyek penelitian. Mereka yang menandatangani informed consent

atas sepengetahuan orang tua masing-masing menjalani pemeriksaan laboratorium darah.

Pengambilan darah dari subjek penelitian adalah sebanyak 3 mL, dimasukkan ke dalam tabung EDTA, dan dilakukan oleh analis laboratorium terlatih dari Departemen/SMF Patologi Klinik Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin

(RSHS) Bandung. Prosedur pengambilan

sampel darah dilakukan sesuai standar yang sudah ditetapkan. Sebanyak5 µL darah diambil dari masing-masing tabung EDTA diambil untuk dilakukan pemeriksaan OTOFT di lokasi penelitian. Sampel darah yang telah terkumpul dimasukkan ke dalam cool box dan segera dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik RSHS untuk dilakukan pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan kadar Hb, jumlah eritrosit, dan MCV dengan menggunakan mesin hematology analyzer serta perhitungan Indeks Mentzer.

Indeks Mentzer adalah parameter yang

diperoleh dari pembagian nilai MCV dengan

jumlah eritrosit. Indeks Mentzer dapat digunakan

hanya pada keadaan anemia ringan yaitu jika kadar Hb 10,0-11,9 g/dL, karena pada penelitian sebelumnya juga didapatkan kadar Hb pada kelompok subyek dengan beta thalassemia minor yaitu 9-11,46 g/dL dan pada kelompok

subyek dengan anemia defisiensi besi kadar

Hb nya 8,7-11,4 g/dL dengan MCV <80 fL. 2, 5

Untuk mengidentifikasi tersangka thalassemia

beta minor diawali dengan melihat status eritrosit subyek dari data hasil pemeriksaan laboratorium berupa kadar Hb, jumlah eritrosit, dan MCV. Setelah itu dilakukan perhitungan

(9)

135 JSK, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Putri Alyumnah : Skrining Thalassemia Beta Minor pada Siswa SMA di Jatinangor

indeks Mentzer. Selanjutnya dapat ditentukan

subyek sebagai tersangka Thalassemia beta minor dengan memenuhi kriteria yaitu MCV <80

fL, Indeks Mentzer <13 dan OTOFT positif.2,5

Data hasil pemeriksaan yang dianalisis dengan menggunakan program pengolahan data SPSS. Subyek penelitian pasca pemeriksaan darah yang diduga menyandang thalassemia beta minor mendapatkan kartu penanda telah dilakukan skrining thalassemia kepada subyek penelitian. Selain itu juga dilakukan konseling kepada subyek yang merupakan tersangka thalassemia beta minor.

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (No:517/UN6.C1.3.2/

KEPK/PN/2015).

Hasil

Dari total 1.540 siswa SMA kelas 10 dan 11 di

5 sekolah di Jatinangor, sebanyak 292 (18,96%)

orang yang mengikuti penyuluhan thalassemia. Karakteristik populasi penelitian tercantum pada tabel 1. Sebanyak 129 orang mengikuti skrining tersangka thalassemia beta minor. Didapatkan

status eritrosit, perhitungan indeks Mentzer dan Tabel 1 Karakteristik Populasi

Karakteristik populasi n Median

Usia (tahun) 16

Jenis kelamin

• Perempuan (orang) 97

• Laki – laki (orang) 32

Sampel terinkusi 129

Sampel tereksklusi 1

Tabel 2 Status Eritrosit

Parameter Mean (± SD) Median n

Hemoglobin (g/dL) 13,3 (±1,5) MCV (fL) 81,60 RBC (×106 / μL) 4.850 Indeks Mentzer 16,701 OTOFT (n) • Positif 19 • Negatif 110

hasil OTOFT pada tabel 2. Pada penelitian ini didapatkan bahwa ada 43 orang subyek dengan

MCV < 80 fL, 14 orang dengan Indeks Mentzer

< 13 dan 19 orang dengan OTOFT positif (tabel 3.Parameter skrining thalassemia beta

minor). Pada penelitian ini ditemukan tersangka

thalassemia beta minor pada siswa- siswi SMA di

Jatinangor, dengan frekuensi yaitu 12 (9,3%) orang.

Pembahasan

Dari penelitian yang kami lakukan berupa skrining tersangka thalassemia beta minor pada siswa SMA di Kecamatan Jatinangor, Jawa Barat melalui penyuluhan thalassemia, diketahui terdapat tersangka thalassemia beta minor dengan

prevalensi sebesar 9,3%.

Lahirnya penyandang thalassemia baru yang berasal dari pernikahan pembawa sifat thalassemia

beta (thalassemia beta minor) merupakan

masalah kesehatan dunia. sehingga menjadikan edukasidanskrining terhadap thalassemia beta minor menjadi isu yang penting. Thalassemia beta minor bersifat asimtomatik sehingga sulit dideteksi, maka perlunya meningkatkan kesadaran melalui edukasi terhadap pentingnya melakukan skrining.5,7 Skrining talasemia pada populasi

premarital merupakan program pencegahan yang telah dilakukan akan tetapi program seperti itu tidak sepenuhnya telah terimplementasikan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.6

(10)

136 JSK, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Putri Alyumnah : Skrining Thalassemia Beta Minor pada Siswa SMA di Jatinangor

Penelitian ini merupakan bagian dari langkah awal dalam meningkatkan program promotif dan preventif terhadap penekanan angka thalassemia

baru melalui identifikasi thalassemia beta minor

di wilayah kerja puskesmas Jatinangor, dengan cara mengedukasi siswa-siswi SMA melalui penyuluhan dan dilakukannya skrining thalassemia di sekolah-sekolah. Sekolah sebagai fasilitas penyuluhan merupakan tempat yang efektif karena sekolah merupakan tempat dilaksanakannya proses pembelajaran.Hasil menunjukkan bahwa terdapat tersangka thalassemia beta minor di siswa-siswi SMA di Jatinangor, hasil dari penelitian ini menunjang data thalassemia bata minor di Jawa Barat yang tergolong tinggi.8, 9

Berdasarkan karakteristik populasi, dari 292 peserta yang hadir saat penyuluhan hanya ada

129 (44,17%) orang yang melakukan skrining

thalassemia. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan. Fenomena ini

menunjukan adanya peranan pengetahuan mengenai thalassemia mempengaruhi kesadaran subyek untuk melakukan skrining. Menurut studi sebelumnya tingkat pengetahuan sesungguhnya sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan seseorang.10 Oleh sebab itu

perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai tingkat pengetahuan terhadap thalassemia beta minor sebelum dilakukan skrining. Thalassemia merupakan kelainan genetik tidak terkait kromosom seks.11,12 Dari 129

subyek yang melakukan skrining di antaranya lebih banyak perempuan dibanding laki-laki, karena jumlah murid perempuan di sekolah lebih banyak dibandingkan murid laki-laki. Pada thalassemia beta minor tidak terdapat

tanda-tanda anemis yang signifikan. Bila dilihat

secara umum dari status eritrosit subyek, kadar Hb pada tersangka thalassemia beta minor tidak menunjukan kadar Hb yang rendah atau tidak menunjukan anemis.20 Tersangka thalassemia

Gambar 1 Irisan parameter hematologi Tabel 3 Parameter Skrining Thalassemia Beta Minor

Karakteristik n %

MCV < 80fL

Positif (MCV < 80fL) 43 33,3 %

Indeks Mentzer < 13

Positif (< 13) 14 10,9 %

Tes Fragilitas Osmotik Tabung Tunggal

(11)

137 JSK, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Putri Alyumnah : Skrining Thalassemia Beta Minor pada Siswa SMA di Jatinangor

beta minor terlihat seperti hal nya orang normal pada umumnya sebab mereka tidak merasa sakit dan tidak bergejala (asimtomatik).7,18 Hal inilah

yang menyebabkan thalassemia beta minor sulit untuk dideteksi dan oleh sebab itu peranan skrining thalassemia menjadi sangat penting.

Untuk melakukan deteksi dini terhadap thalassemia beta minor tidaklah sulit karena pada penelitian ini parameter yang digunakan adalah kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah, MCV, MCH, Tes Fragilitas Osmotik Tabung

Tunggal, dan Indeks Mentzer, seperti yang telah

dilakukan peneliti sebelumnya.2 Menurut hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dengan cut off point MCV <80 fL memiliki nilai

senisitivitas 81,3% dan spesifisitas 95,8%.14

Kecurigaan terhadap thalassemia beta

minor dapat diidentifikasi dengan melihat hasil

pemeriksaan darah yang menunjukan nilai

rujukan MCV <80 fL, Indeks Mentzer <13

dan OTOFT positif.5 Tes fragilitas osmotik

(OTOFT) perlu dilakukan untuk memastikan

adanya perubahan pada membran eritrosit. Bila ditemukan nilai MCV <80 fL, diperlukan

perhitungan Indeks Mentzer untuk membedakan thalassemia beta minor dari defisiensi besi.

Kemudian dari hasil skrining secara keseluruhan selain ada 83 orang yang normal juga pada penelitian ini ditemukan beberapa keadaan yang mengganggu pemeriksaan

seperti hal nya defisiensi besi, mereka yang

hasil pemeriksaannya tidak memenuhi ketiga kriteria tersebut dan dicurigai mengalami

defisisensi besi maka harus diterapi besi

terlebih dulu untuk selanjutnya dapat dilakukan

skrining thalassemia ulang,karena defisiensi

besi dapat mengganggu hasil pemeriksaan.15,16

Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa Thailand, semenanjung Malaysia,

kepulauan Pasifik dan Indonesia menduduki

angka insidensi thalassemia tertinggi di wilayah Asia dan Asia bagaian selatan.12 Menurut laporan

Yayasan Thalassemia Indonesia-Perhimpunan

Orang tua Penderita Thalassemia (YTI-POPTI)

Pusat, tercatat ada 5.501 penderita thalassemia di Indonesia dan sekitar 35 % atau 1.751 orang di antaranya berasal dari Jawa Barat. 13 Sesuai

dengan distribusi geografis untuk thalassemia

beta yang terkonsentrasi pada lintasan

“thalassemia belt” yang terbentang dari bagian timur mediterania, melewatiTimur Tengah dan India lalu ke bagian selatan Asia sampai ke bagian selatan dan utara Afrika dan indonesia termasuk di dalamnya, jadi tak heran jika angka di Indonesia cukup tinggi terutama di Jawa Barat.17

Keterbatasan dalam penelitian ini tidak dilakukannya diagnosis pasti yaitu dengan pemeriksaan genetik, karena penelitian ini

merupakan skrining tersangka thalassemia beta minor. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa thalassemia beta minor bersifat asimtomatik sehingga tidak akan pernah mengetahui bahwa dirinya sebagai tersangka sebelum memeriksakan diri. Hal ini membuat peran deteksi dini terhadap thalassemia beta minor berperan penting dalam memutus kelahiran penyandang thalassemia baru. Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri tidak lepas kesadaran mereka melalui edukasi atau penyuluhan. Saran untuk penelitian selanjutnyaya itu penelitian ini perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan elektroforesis Hb dan analisis DNA sebagai gold standard untuk mendiagnosis pasti thalassemia beta minor.16 Selain itu perlu dilakukan

konseling pada subjek tersangka thalassemia beta minor dan dianjurkan melanjutkan pemeriksaan pada orang tua dan saudara kandung dari subyek penelitian sehingga dapat terbentuk pedigree yang dapat digunakan pada basis data penyebaran thalassemia pada dinas kependudukan, khususnya di Provinsi Jawa Barat.

Daftar Pustaka

1. Gallanello R, Origa R. Beta-thalassemia. Orphanet Jounal of Rare Disease.

2010;5(11):1-15.

2. Yousafzai YM, Khan S, Raziq F. β-Thalassemia Trait: Haematological

Parameters.J Ayub Med Coll Abbottabad.

2010;22(4):84-6.

3. Mulyani, Adi Fahrudin. Reaksi Psikososial Terhadap Penyakit Dikalangan Anak Penderita Thalassemia Mayor di Kota

Bandung.Informasi. 2011;16(3):157-76.

4. Online PR. Tahun 2014, Jumlah Penderita Talasemia Tercatat 6.647 Orang. Bandung:

Pikiran Rakyat, Bandung; 2016 [updated 29 Mei, 2015 - 04:29; cited 2016 Tuesday, 1st March 2016]; Available

from:http://www.pikiran-rakyat.com/ horison/2015/05/29/329047/tahun-2014- jumlah-penderita-talasemia-tercatat-6647-orang.

5. Kementerian Kesehatan RI. Health Technology Assessment Indonesia. Pencegahan Thalassemia2010. p. 6.

6. Eva A Maharani, Yuyun S M, Soedarmono,Ita M Nainggolan. Frequency of thalassemia carrier and Hb variant and the quality of stored donor blood. Medical Journal Indonesia.

2014;23(4):209-12.

7. Qazi RA. Screening for Beta Thalassemia

Trait. Journal of Rawalpindi Medical College.

(12)

138 JSK, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Putri Alyumnah : Skrining Thalassemia Beta Minor pada Siswa SMA di Jatinangor

8. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia; 2014;

Available from: http://www.depkes.go.id/ resources/download/pusdatin/profil- kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf.

9. RI BPDPKDK. Laporan Hasil Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi

Jawabarat Tahun 2007. Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2009.

10. Brunello G, Fort M, Schneeweis N, Winter-Ebmer R. The Causal Effect of Education on Health: What is the Role of Health Behaviors. The Institute for the Study of Labor. 2011:2-37.

11. Grow K, Vashist M, Abrol P, Sharma S, Yadav R. Beta Thalassemia In India:Current Status And The Challenges Ahead. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical

Sciences. 2014;6(4):28-33.

12. Langlois S, Ford JC, Chitayat D. Carrier Screening for Thalassemia and Hemoglobinopathies in Canada. Joint SOGC–CCMG Clinical Prectice Guideline

2008; 218: 950-959.

13. Rumah Sakit Hasan Sadikin. 6-10% Masyarakat Indonesia Memiliki Keturunan Thalassemia. Bandung: Rumah Sakit Hasan

Sadikin; 2011. Available from: http://web.

rshs.or.id/who-6-10-masyarakat-indonesia-memiliki-keturunan-thalassemia/

14. Ariadne Tiara Hapsari, Lantip Rujito. Uji

Diagnostik Indeks Darah dan Identifikasi

Molekuler Karier Talasemia beta pada Pendonor Darah di Banyumas. Jurnal

Kedokteran Brawijaya. 2015;28(3):233-7.

15. Tabatabaei.S R, Ashtiani R, Tavakkolifard A,

Jahromy MH, Shiva F, Ghazi-Saieedi M, et al.

The prevalence of minor thalassemia among siblings of major thalassemia patients. Annals

of Biological Research. 2012;3(12):5429-33. 16. Vehapoglu A, Ozgurhan G, Demir AD,

Uzuner S, Nursoy MA, Turkmen S, et al.

Hematological Indices for Differential Diagnosis of Beta Thalassemia Trait and Iron

Deficiency Anemia. Hindawi. 2014:1-7. 17. Hashemizadeh.H, Noori.R. Premarital

Screening of Beta Thalassemia Minor in north-east of Iran. Iranian Journal of Pediatric

Hematology Oncology. 2012;3(1):29-34. 18. Rund D, Rachmilewitz E. Beta Thalassemia.

The new england journal of medicine.

2005;353(11):1135-46.

19. Datar S, Poflee S, Shrikhande A. Premarital

screening of college students for carrier detection in thalassemia and sickle cell disease. International Journal of Medical

Science and Public Health.

2015;3(15):420-3.

20. Rachmilewitz EA, Giardina PJ. How I treat thalassemia. Blood Journal. 2011;118(13):

(13)

JSK, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

A

Adi Imam Cahyadi (113) Ari Indra Susanti (139) C

Chrysanti Murad (127) D

Dadi S Argadiredja (106, 120) Deni K Sunjaya (106, 120, 145)

Dewi Marhaeni Diah Herawati (106, 120) E

Elsa Pudji Setiawati (106, 120, 145) I

Insi Farisa Desy Arya (106, 120, 152) K

Kuswandewi Mutyara (127) M

Mohammad Ghozali (133)

N

Nadjwa Zamalek Dalimoenthe (133) Nastiti Yusrin Husnati (145)

Nina Triana (106, 120) P Putri Alyumnah (133) Q Qori Lestari (152) R Rovina Ruslami (113) S

Sari Puspa Dewi (152) Shofia Safira Rahma (127) Sri Astuti (139)

Sunaryati Sudigdoadi (113) T

Tina Dewi Judistiani (139)

(14)

JSK, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Indeks Subjek

A ADKAR (106-112) ASI ekslusif (140-145) F Flu Burung (127-132) H Hemodialisis (113-119) I Influenza (127-132) J

Jaminan Kesehatan Nasional (145-151) K Kepuasan (145-151) Komunikasi (152-158) Kontaminasi Bakteri (113-119) KP-ASI (139-144) M Manajemen Perubahan (106-112) Manajemen Perubahan (120-126) O OSCE (152-158) P Pengetahuan (127-132) Pengetahuan (139-144) Puskesmas (145-151) R Reverse Osmosis (113-119) Revitalisasi Puskesmas (106-112) Revitalisasi Puskesmas (120-126) S Skrining (133-138) T Thalassemia (133-138)

(15)

JSK, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2016

Penanggung jawab, ketua editor dan segenap redaksi Jurnal Sistem Kesehatan

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih

yang tulus kepada para Mitra Bestari:

Dr. Deni K Sunjaya, dr., DESS

(Universitas Padjadjaran)

Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., PAK., MM., M.Kes

(Universitas Sebelas Maret)

Prof. Dr. Ida Parwati, dr., SpPK(K).PhD

(Universitas Padjadjaran)

Prof. Dr. Ridad Agoes, dr., MPH

(Universitas Padjadjaran)

Dr. Ardini S Raksanagara, dr., MPH

(Universitas Padjadjaran)

Dr. Susi Susanah, dr., Sp.A(K).,M.Kes

(Universitas Padjadjaran)

Prof. Dr. Nanan Sekarwana, dr., Sp.A(K).,MARS

(Universitas Padjadjaran)

Dr. Merry Wijaya, Dra.,M.Kes

(Universitas Padjadjaran)

Dr. Guswan Wiwaha, dr.,MM

(Universitas Padjadjaran)

Dr. Achadiyani, dr., M.Kes

(Universitas Padjadjaran)

Atas kerjasama yang terjalin selama ini, dalam membantu kelancaran penerbitan

Jurnal Sistem Kesehatan, semoga kerjasama ini dapat berjalan lebih baik untuk

masa yang akan datang.

Redaksi

(16)

Gambar

Tabel 2 Status Eritrosit
Gambar 1 Irisan parameter hematologiTabel 3 Parameter Skrining Thalassemia Beta Minor

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Depkes RI (1999) beban kerja yang terlalu berat ataupun kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seseorang pekerja menderita gangguan kesehatan seperti

Dalam penelitian ini rata-rata faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan ibu memberikan imunisasi campak dengan tepat wak- tu sesuai anjuran yaitu pada usia (9- 11 bulan)

Berdasarkan hasil pene- litian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa seba- gian besar ibu nifas adalah multipara yaitu sebanyak 18 responden (60%), akan tetapi

Oleh karena itu diharapkan para ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI secara ekslusif walaupun dengan latar belakang pendidikan yang rendah dengan cara mencari

Hasil penelitian dengan uji analisa menggunakan sperman rho didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu balita dengan

Dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang ditujukan kepada pedagang dan petugas kebersihan pasar Modern Teluk Kuantan, berdasarkan dari pertanyaan diawal dan

Terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan dampak bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat di

David Kolb yang dikutip Depkes RI (2001), menyatakan bahwa pengetahuan sebagai hasil dari proses belajar sangat dipengaruhi oleh waktu sejak memperoleh pemaparan. Ada