• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Nyamuk Anopheles spp. Di Delta Lakkang Kecamatan Tallo Makassar Sulawesi Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Nyamuk Anopheles spp. Di Delta Lakkang Kecamatan Tallo Makassar Sulawesi Selatan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI NYAMUK Anopheles spp. DI DELTA LAKKANG KECAMATAN TALLO MAKASSAR SULAWESI SELATAN

Andi Sitti Rahma1, Syahribulan2, dr. Isra Wahid3, 1,2

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin 3

Jurusan Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin e-mail:asira.fmipa@gmail.com, bulansyah@gmail.com,

israwahid@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian mengenai identifikasi nyamuk Anopheles spp. di delta Lakkang Kecamatan Tallo Makassar Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies nyamuk Anopheles spp. yang terdapat di delta Lakkang Makassar berdasarkan taksonominya. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan kelambu trap yang dipasang pada lima titik lokasi berdasarkan arah mata angin. Penangkapan nyamuk dewasa dimulai pada pukul 18.00 – 21.00 WITA selama satu bulan. Nyamuk yang hinggap di kelambu trap ditangkap dengan menggunakan aspirator dan selanjutnya dilakukan identifikasi morfologi berdasarkan bentuk kepala, dada, sayap, perut dan kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 spesies mencakup dua sub genus yaitu Celia (A. vagus, A. indefinitus, A. subpictus dan A. tesselatus) dan Anopheles (A. barbirostris dan A. nigerrimus). Penelitian menunjukkan bahwa dari keenam spesies yang mendominasi di daerah sampling adalah A. subpictus.

Kata Kunci : Kelambu, Celia, Anopheles, Lakkang, Makassar. Pendahuluan

Nyamuk merupakan salah satu ektoparasit pengganggu yang merugikan kesehatan manusia. Hal tersebut disebabkan kemampuannya sebagai vektor berbagai penyakit. Salah satunya adalah Anopheles sp. yang merupakan vektor dari penyakit malaria. Anopheles sp. dapat dinyatakan sebagai vektor penyakit malaria di suatu daerah apabila terbukti positif mengandung sporozoit dalam kelenjar ludahnya. Di Indonesia ada sebanyak 25 species nyamuk Anopheles sp. yang telah dikonfirmasi sebagai vektor penyakit malaria dengan tempat perindukan yang berbeda-beda (Departemen Kesehatan, 2009).

(2)

Jumlah vektor malaria di Indonesia telah diidentifikasi sebanyak 22 species, yaitu A. sundaicus, A. aconitus, A. nigerrimus, A. maculatus, A. barbirostris, A. sinensis, A. letifer, A. balabacensis, A. punctulatus, A. farauti, A. bancrofti, A. karwari, A. koliensis, A. ludlowi, A. vagus, A. parangensis, A. umbrosus, A. subpictus, A. longirostris, A. flavirostris, A. minimus dan A. leucosphyrus (Sukowati 2008). Mengingat species Anopheles sp. sebagai vektor malaria ditiap daerah berbeda dengan bioekologi yang berbeda pula, sementara lingkungan geografi wilayah Indonesia sangat beragam, serta mempunyai ciri sosio-anthrophologi budaya yang unik. Suatu wilayah diinterprestasikan sebagai daerah yang berpotensi sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk Anopheles sp. sangat tergantung pada jenis atau tipe perairan dan letak geografis daerah tersebut (Bustam, dkk. 2012).

Delta Lakkang atau biasa juga disebut Pulau Lakkang merupakan daratan yang terbentuk karena sedimentasi, letaknya di Muara Sungai Tallo, kota Makassar Sulawesi Selatan. Berdasarkan data statistik BPS Kota Makassar (2014), wilayah ini masuk dalam wilayah Kota Makassar tepatnya di Kecamatan Tallo dengan luas wilayah sekitar 195 hektar. Kelurahan Lakkang dihuni 261 KK dengan jumlah penduduk 947 jiwa yang terdiri dari 479 laki-laki dan 468 Perempuan. Berdasarkan RT/RW Kota Makassar tahun 2010-2030, delta Lakkang merupakan kawasan strategis kepentingan wisata lingkungan (eco-tourism) yang dialokasikan khusus sebagai zona pemanfaatan, preservasi dan konservasi (Suhadiyah, dkk. 2015). Berdasarkan observasi di Delta Lakkang ditemukan species Anopheles spp. yang dikenal merupakan vektor penyakit malaria, akan tetapi tidak ditemukan kasus malaria di Delta Lakkang ini. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang species Anopheles spp. yang ada di Delta Lakkang diperlukan penelitian lebih mendalam. Kegiatan identifikasi diperlukan untuk mengungkap keberadaan species nyamuk Anopheles spp. khususnya di kawasan Delta Lakkang ini. Dengan mengetahui species nyamuk Anopheles spp. yang terdapat di daerah ini dapat memudahkan masyarakat atau dinas terkait untuk melakukan pengendalian nyamuk Anopheles spp. atau pencegahan penyakit malaria.

Material Dan Metode

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2016.

Sampling nyamuk dewasa dengan metode kelambu trap. Penentuan lokasi berdasarkan arah mata angin, yaitu : utara, timur, selatan, barat dan tengah. Penangkapan dilakukan selama satu bulan, nyamuk yang hinggap di kelambu trap ditangkap dengan menggunakan aspirator kemudian memasukkan ke dalam gelas pelastik. Setelah dikumpulkan dibawa ke

(3)

laboratorium untuk diidentifikasi dengan melakukan pengamatan terhadap ciri morfologi yang mencakup kepala/caput, dada/thorax, sayap/pteron, perut/abdomen dan kaki/tarsi menggunakan buku kunci C.T O’Connor (2013). Data dianalisis dan disajikan secara deskriptif dengan bantuan gambar, tabel dan histogram.

Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Delta Lakkang diperoleh 6 species nyamuk Anopheles spp. dari sub genus Celia yaitu : Anopheles vagus, Anopheles indefinitus, Anopheles subpictus dan Anopheles tesselatus sedangkan untuk sub genus Anopheles yaitu : Anopheles barbirostris dan Anopheles nigerrimus. Jumlah total individu nyamuk Anopheles spp. per species yang diperoleh di lokasi penelitian disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah total individu nyamuk Anopheles spp. per species yang diperoleh di lokasi penelitian pada bulan Februari 2016.

No. Sub Genus Jenis Nyamuk Jumlah total % Lokasi 1. Celia A. subpictus 54 49 Bagian Barat (perumahan dekat persawahan) A. indefinitus 19 17 A. vagus 34 31 A. tesselatus 2 2 Anopheles A. barbirostris 1 1 A. nigerrimus 1 1 2. Celia A. subpictus 172 60 Bagian utara (perumahan dekat pohon bambu) A. indefinitus 83 29 A. vagus 27 9 Anopheles A. barbirostris 4 1 A. nigerrimus 2 1 3. Celia A. subpictus 46 59 Bagian Timur (perumahan dekat aliran sungai Tallo) A. indefinitus 19 24 A. vagus 7 9 Anopheles A. barbirostris 5 6 A. nigerrimus 1 1 4. Celia A. subpictus 95 54 Bagian Selatan (perumahan dekat sawah dan tambak ikan)

A. indefinitus 61 35

A. vagus 16 9

Anopheles A. barbirostris 1 1

A. nigerrimus 2 1

(4)

A. indefinitus 28 27 (perumahan dekat lapangan sepak bola) A. vagus 6 6 Anopheles A. barbirostris 3 3 A. nigerrimus 1 1 Jumlah keseluruhan 500

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah total individu nyamuk Anopheles spp. yang diperoleh sebanyak 500 ekor dengan presentase tertinggi ditunjukkan oleh nyamuk A. subpictus.

Pembahasan

Anopheles subpictus Grassi paling banyak diperoleh di Delta Lakkang, hal ini erat kaitannya dengan jadwal penangkapan pukul 18.00-21.00 dimana aktifitas menghisap darah pada pukul 20.00- 23.00. nyamuk ini bersifat indoor dan zoophilik. Hidup disetiap jenis ekosistem di daerah tersebut yaitu perkebunan, hutan semak dan pemukiman menunjang kehidupan nyamuk ini karena merupakan habitat yang cocok untuk perkembangbiakannya. Di daerah ini juga terdapat tambak ikan yang memiliki air dengan kadar garam yang cukup tinggi. Hasil penelitian Amirullah (2012), menyebutkan bahwa A. subpictus hidup di habitat dengan kadar garam 4 ppt hingga 8 ppt.

Anopheles indefinitus Ludlow yang ditemukan di daerah ini merupakan species terbanyak ke dua (26.52 %). Keberadaan nyamuk ini di Delta Lakkang ditemukan habitat berupa sawah dan tambak. Hasil penelitian Amirullah (2012) mengatakan bahwa nyamuk A.indefinitus ditemukan setiap bulan pada semua ekosistem dengan jumlah tertinggi pada ekosistem hutan dan terendah pada ekosistem pemukiman. A. indefinitus tertinggi terdapat di hutan (47.9 %), diikuti oleh semak (29.3 %), perkebunan (17.3 %) dan terendah di pemukiman (4.87 %). Di pulau Jawa A.indefinitus sering ditemukan di sawah dan berasosiasi dengan kolam-kolam berumput, tambak dan kubangan dengan jumlah populasi yang terbatas (Ndoen et al. 2010).

Anopheles vagus Donitz merupakan species ke tiga (12.80%) yang ditemukan di Delta Lakkang, Spesies ini bersifat zoofilik dan lebih menyukai sapi (90%) dan kerbau dibandingkan dengan manusia. Kelimpahan A. vagus dipengaruhi oleh curah hujan dan jenis habitat ( Amirullah, 2012). Hal ini senada dengan hasil penelitian Garjito (2005) mengatakan bahwa di Kabupaten Parigi, Muotong, lebih banyak ditemukan di luar rumah jika dibandingkan dengan dalam rumah, tempat istirahat yang paling disukai adalah dinding kandang hewan.

(5)

Anopheles barbirostris Van Der Wulf dengan jumlah (2.62 %) yang diperoleh di Delta Lakkang. Species ini sedikit diperoleh karena dipengaruhi oleh faktor penangkapan yaitu pada pukul 18.00-21.00 sedangkan menurut data Kemenkes (2011) aktifitas menghisap darah A. barbirostris mulai dari pukul 20.00-23.00, tipe habitat perkembangbiakannya di kolam serta rawa-rawa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe habitat dan aktifitas menghisap darah berpengaruh terhadap jumlah yang diperoleh.

Anopheles nigerrimus Giles yang diperoleh dari hasil penelitian ini hanya sedikit (1.0 %) kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh faktor jam penangkapan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fahmi (2015) mengatakan bahwa di Desa Teluk Rendak memperlihatkan penurunan jumlah mulai pukul 20.00 tetapi meningkat pada pukul 01.00 dini hari. Nyamuk ini ditemukan menghisap darah sepanjang malam baik di luar maupun dalam rumah.

Anopheles tesselatus Theobald dari hasil penelitian ini memperlihatkan presentase yang paling rendah (0.18 %) karena habitat yang mendominasi di Delta Lakkang adalah tambak ikan air payau karena dipengaruhi oleh salinitas air laut. Sedangkan menurut Boewono (1997) mengatakan bahwa A. tesselatus merupakan species nyamuk yang umum dijumpai di hutan, semak dan pemukiman, A. tesselatus yang terdapat di Pulau Nias, Sumatera Utara berkembangbiak di sawah, kolam-kolam, hutan, rawa dan tambak air tawar. Nyamuk ini kadang-kadang masuk ke dalam rumah untuk menyerang manusia, namun sebenarnya jenis ini lebih tertarik kepada hewan ternak.

Anopheles yang ditemukan di di Delta Lakkang Makassar berjumlah 6 species, 5 diantaranya termasuk dalam 25 species yang tergolong vektor malaria pada beberapa daerah di Indonesia. Species vektor tersebut adalah, A. farauti, A. koliensis, A. punctulatus, A. subpictus, A. Tessellatus, A. vagus, A. barbirostris dan A. nigerrimus (Depkes, 2009). A. kochi, dan A. barbumbrosus juga merupakan vektor (Winarno & Hutajulu 2009). Sejauh ini, A. punctulatus, A. farauti, A. koliensis (Sukowati 2009), A. subpictus (Winarno & Hutajulu 2009) dan A. tessellatus (Aditama 2009) telah dinyatakan sebagai vektor di Maluku Utara. Sedangkan untuk A. indefinitus belum ada laporan tentang status vektor penyebaran malaria di kawasan tertentu di Indonesia. Di Indonesia dan banyak negara yang bermasalah dengan malaria, nyamuk ini tidak berperan sebagai vektor. Namun demikian hasil uji ELISA terhadap A. indefinitus yang ditemukan di desa Saketa menunjukkan adanya sampel yang positif mengandung plasmodium vivax yang merupakan salah satu dari parasit penyebab penyakit malaria (Sukowati, 2010).

(6)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa di Delta Lakkang terdapat 6 species mencakup dua sub genus yaitu Celia (Anopheles vagus Donitz, Anopheles indefinitus Ludlow, Anopheles subpictus Grassi dan Anopheles tesselatus Theobald) dan Anopheles (Anopheles barbirostris Van Der Wulp dan Anopheles nigerrimus Giles). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keenam species tersebut, yang paling mendominasi di daerah sampling adalah nyamuk Anopheles subpictus.

Daftar Pustaka

Amirullah, 2012. Studi Bioekologi Anopheles Spp. Sebagai Dasar Penyusunan Strategi Pengendalian Vektor Malaria Di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. IPB. BOGOR.

Aditama, TjY., 2009. Program pengendalian penyakit yang ditularkan vektor. Simposium dan seminar Nasional Asosiasi pengendali nyamjuk Indonesia (APNI). Seminar Nasional hari nyamuk 2009. Bogor.

Boewono DT, Ristiyanto, 2004. Studi Bioekologi Vektor Malaria Di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Simposium Nasional I Laporan Hasil Penelitian Litbangkes, 2004. Depkes RI. Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 2014. data statistik BPS Kota Makassar.

Bustam, Ruslan dan Erniwati 2012. Karakteristik Tempat Perkembangbiakan Larva Anopheles di Desa Bulubete Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Poltekes Kemenkes Palu Bagian Kesehatan Lingkungan. FKM UNHAS, Makassar.

Departemen Kesehatan, 2009. Vektor Malaria di Indonesia. Ditjen PPM dan PL. Jakarta.

Fahmi, M., Fahri, Anis Nurwidayati dan I Nengah Suwastika, 2014. Studi Keanekaragaman Spesies Nyamuk Anopheles sp. Di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi tengah. Jurnal of Natural Science, Volume 3(2) halaman 96-97.

Kemenkes RI, BP2K. 2011. Atlas Vektor Penyakit di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ndoen E, Wild C, Dale P, Sipe N, Dale M. 2010. Relationships Between Anopheline Mosquitoes And Topography In West Timor and Java, Indonesia. J. Mal. 9(242):1-9.

O’Connor CT., Soepanto A., 1981, Kunci Bergambar Nyamuk Anopheles Dewasa di Indonesia. Ditjen P2MPL, Kemenkes RI:2013.

(7)

Suhadiyah, S., Elis Tambaru dan Surni, 2015. Keanekaragaman dan Fungsi Ekonomi Flora di Delta Lakkang, Sungai Tallo, Makassar,

Sulawesi Selatan. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin : Makassar. Vol. 1 no.3. Hal. 444-448.

Sukowati, S. 2008. Masalah Keragaman Spesies Vektor Malaria dan

Cara Pengendalianya di Indonesia. Orasi Pengukuhan Profesor

Riset Bidang Biologi Lingkungan. Jakarta : Badan Litbangkes, Depkes R.I.

Sukowati, 2009. Malaria vectors in Indonesia. Makalah Laporan MTC. Kemenkes-RI. Jakarta.

Sukowati, S. 2010. The impact of climate change on vector-borne diseases in Indonesia. Proceeding in South-east Asia Regional Conference on Epidemiology. WHO. New Delhi.

Gambar

Tabel  1.  Jumlah  total  individu  nyamuk  Anopheles  spp.  per  species  yang  diperoleh di lokasi penelitian pada bulan Februari 2016
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah total individu nyamuk  Anopheles spp.  yang diperoleh sebanyak 500 ekor dengan presentase tertinggi ditunjukkan  oleh nyamuk A

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai tindak lanjut atas Pemendagri Nomor 24 Tahun 2006, maka Bupati Kendal membuat Perda Kabupaten Kendal Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Susunan

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Joinson, diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang dapat mendorong seseorang dalam menggunakan Facebook terdapat 7 hal yang meliputi

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian di UPTD Pendidikan Kecamatan Banyuresmi mengenai perancangan sistem informasi laporan surat pertanggungjawaban

Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam :..

Pembinaan terhadap pelaku usaha dan pengawasan terhadap barang dan/atau jasa yang beredar di di masyarakat tidak hanya ditujukan untuk melindungi kepentingan konsumen,

: BPM/FORM/STD/PkM/03.04.03 TANGGAL: 1 September 2019 FORMULIR REKAPITULASI PELAKSANAAN REKRUTMEN REVIEWER INTERNAL REVISI KE: 01 HALAMAN: 1 dari 2. FORMULIR

Disadari begitu besar peranan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, maka Matahari Department Store Regional Jawa Timur perlu menentukan strategi-strategi