3. KONSEP PERANCANGAN
3.1. Konsep Kreatif
Buku esai fotografi mengenai kebhinekaan dalam perayaan pekabaran Injil di tanah Papua ini memerlukan gagasan-gagasan kreatif dalam proses perancangannya. Dengan menggunakan konsep kreatif perancangan buku esai fotografi tersebut akan menjadi lebih fokus dan konsisten, sehingga buku tersebut dapat ditujukan tepat sasaran dan tujuan utama perancangan dapat tercapai dengan baik.
3.1.1. Khalayak Sasaran
Dalam struktur masyarakat, terdapat berbagai macam kelompok konsumen yang dengan latar belakang yang berbeda-beda satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan segmentasi pasar agar perancangan lebih terfokus pada target yang akan dituju. Segmentasi target audience yang akan dituju dalam perancangan ini adalah :
Demografis
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Pendidikan : Minimal SD
Usia : 20 tahun ke atas
Perancangan tugas akhir ini diutamakan bagi masyarakat dengan usia 20 tahun ke atas. Santrock (1999) dalam bukunya mengatakan bahwa pada usia 20 tahun seseorang telah memasuki masa dewasa awal, dimana mereka mulai memiliki perkembangan emosional dan struktur kognitif yang matang. Didukung pula oleh pernyataan Jean Piaget (1967) bahwa pada masa dewasa awal, pikiran mulai menyesuaikan dengan gagasan-gagasan baru untuk mengembangkan pola pikir. Tahap operasional konkrit dan formal menjadikan seseorang yang masuk ke dalam masa dewasa awal dapat memilah-milah dengan baik informasi yang diserap dan menyebarkannya secara luas.
Geografis
Seluruh lapisan masyarakat Indonesia wajib untuk mengenal dan menjaga seluruh kekayaan dan keragaman suku dan budaya negara, agar kekuatan negara tersebut tidak tenggelam karena perkembangan zaman dan tidak dicuri oleh negara lain. Perancangan ini diutamakan pada daerah perkotaan, karena pada daerah-daerah tersebut berbagai macam perkembangan IPTEK, gejolak-gejolak sosial, dan perkembangan kehidupan lainnya lebih cepat berubah, serta memberi dampak pada daerah-daerah disekitarnya.
Psikografis
Ditujukan kepada masyarakat yang memiliki sifat terbuka akan perbedaan dan perubahan, toleran, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai kekayaan dan keragaman suku dan budaya Indonesia, menyukai hal-hal yang unik dan menarik, memiliki kepedulian pada ragam kekayaan negara, serta mudah bersosialisasi.
Behavioral
Buku esai fotografi ini ditujukan kepada masyarakat yang menggemari atau menggeluti dunia seni dan kebudayaan, khususnya kebudayaan khas Indonesia yang sangat unik dan beragam, dimana masyarakat tersebut gemar membaca buku dan menambah pengetahuan melalui berbagai media lainnya, aktif dalam sosial media, dapat bersosialisasi dengan baik, suka menceritakan hal-hal baru pada kalangan sosialnya, serta memiliki hobi untuk mengabadikan kekayaan dan keragaman suku dan budaya Indonesia kedalam sebuah foto. Dengan demikian buku esai fotografi tersebut bermanfaat untuk menambah pengetahuan, sebagai bahan materi ajar, literatur, referensi, dan menambah koleksi buku.
3.1.2. Tujuan Kreatif
Perancangan buku esai fotografi mengenai perayaan pekabaran Injil ini bertujuan untuk memperkenalkan tradisi perayaan pekabaran Injil di tanah Papua yang memiliki nilai-nilai sejarah, keberagaman suku dan budaya, serta nilai
kebhinekaan. Bagaimana sejarah tersebut dapat mengubah seluruh kehidupan masyarakat Papua yang dulunya dipenuhi dengan kehidupan yang kelam, seperti maraknya pembunuhan, perang antar-kelompok, perampokan, bahkan Pdt. J. Mamoribo (1971) menuliskan dalam bukunya yang berjudul Ottow dan Geisler Rasul Irian Barat bahwa pada masa itu masyarakat Papua masih dipenuhi dengan “kekafiran” seperti pemujaan patung-patung jiwa, pesta-pesta orang mati, upacara-upacara yang gaduh pada instansi kaum muda, dan lain sebagainya, kemudian berubah seutuhnya menjadi kehidupan yang jauh lebih baik sejak kedatangan dua orang pekabar Injil dari negara Jerman tersebut, dimana peradaban masyarakat Papua muncul dan kehidupan menjadi jauh lebih baik. Hal tersebut membawa perubahan besar pada peradaban masyarakat Papua, oleh karena itu sejarah tersebut selalu dikenang dan selalu dirayakan secara meriah oleh seluruh masyarakat Papua sebagai ucapan syukur. Perayaan tersebut dipenuhi dengan carnaval budaya dari berbagai suku di Papua bahkan juga dari beberapa wilayah lain di Indonesia. Buku esai fotografi mengenai perayaan pekabaran Injil yang penuh dengan nilai kebhinekaan dan juga merupakan bukti sejarah peradaban masyarakat Papua ini diharapkan dapat mengangkat kembali nilai kesatuan dalam keberagaman yang merupakan jati diri negara Indonesia. Mengingat akhir-akhir ini rasa kebhinekaan tersebut mulai sedikit demi sedikit terkikis karena rasa individualisme, diharapkan Buku esai fotografi mengenai perayaan pekabaran Injil ini dapat menambah pengetahuan mengenai keberagaman sekaligus mengenalkan rasa kebhinekaan masyarakat Papua yang dapat dijadikan contoh nyata ditengah gejolak intoleransi masyarakat Indonesia saat ini.
3.1.3. Strategi Kreatif
Mengingat kurang tersedianya buku tentang keberagaman suku dan budaya masyarakat Papua, serta kurang diekspose-nya perayaan pekabaran injil yang merupakan tradisi penting di Papua, maka diharapkan buku esai fotografi mengenai perayaan pekabaran Injil ini dapat menjadi sarana informasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih lagi mengenal sejarah dan kekayaan negara dari daerah ujung Timur Indonesia dengan berbalutkan suasana kebhinekaan didalamnya.
Buku tentang perayaan pekabaran Injil ini akan menceritakan secara singkat mengenai sejarah peradaban masyarakat Papua yang berawal dari pulau Mansinam, Manokwari. Hal tersebut membawa perubahan besar yang kemudian dirayakan sebagai ucapan syukur oleh masyarakat Papua melalui perayaan pekabaran Injil tersebut. Gambaran mengenai perayaan tersebut merupakan fokus utama yang ingin ditonjolkan, karena melibatkan masyarakat dari berbagai keberagaman suku dan budaya dengan nilai kebhinekaan didalamnya. Buku tersebut akan didominasi oleh foto, namun dilengkapi dengan paragraf-paragraf penjelasan untuk memperkuat dan mempertajam informasi yang akan disampaikan. Diharapkan buku tersebut dapat memberikan dampak positif pada masyarakat Indonesia sendiri, yaitu rasa memiliki pada setiap keragaman budaya dan suku di Indonesia, serta rasa kebhinekaan, mengingat belakangan ini rasa toleransi di Indonesia mulai terkikis karena munculnya beberapa kelompok masyarakat yang kurang dapat berkompromi dengan perbedaan.
3.2. Konsep Perancangan Buku 3.2.1. Judul Buku
Buku esai fotografi mengenai perayaan pekabaran Injil di tanah Papua ini berjudul "Pelangi dari Bumi Cenderawasih." Pelangi dalam konteks buku esai fotografi ini diartikan sebagai keindahan yang muncul karena adanya perbedaan, sedangkan bumi cenderawasih sendiri merupakan sebutan untuk pulau Papua.
3.2.2. Tema Perancangan
Secara garis besar buku esai fotografi ini mengangkat perayaan perabaran Injil di tanah Papua sebagai tema utama perancangan. Bagaimana perubahan besar telah terjadi pada setiap kehidupan masyarakat Papua dari seluruh pelosok daerah merupakan kebanggaan terbesar bagi masyarakat Papua itu sendiri. Rasa syukur diungkapkan secara luar biasa dengan perayaan yang sangat meriah setiap tahunnya di kota Manokwari. Masyarakat dari berbagai pelosok daerah di Papua berkumpul di kota Injil tersebut, menggunakan pakaian adatnya masing-masing dengan bangganya menunjukkan berbagai keragaman budayanya yang muncul dan terus menerus berkembang sejak munculnya peradaban masyarakat Papua
tersebut, bahkan perayaan ini juga dimeriahkan oleh masyarakat dari luar Papua seperti Toraja, Sunda, Bali, Jawa, Manado, Bima, dan lain sebagainya. Buku esai fotografi ini tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan sejarah dan keberagaman suku dan budaya di Papua, namun juga rasa kebhinekaan yang luar biasa didalamnya.
3.2.3. Bentuk Penyajian
Buku esai fotografi mengenai perayaan pekabaran Injil di tanah Papua ini akan disajikan dalam bahasa Indonesia yang ringan dan mudah dipahami. Buku akan didominasi dengan foto yang diolah kembali menggunakan program komputer, yaitu adobe photoshop dan dilengkapi dengan paragraf-paragraf penjelasan untuk memperkuat dan mempertajam informasi yang akan disampaikan.
3.2.4. Gaya Desain
Gaya desain yang akan digunakan dalam buku esai fotografi ini adalah simplicity yang terkesan modern, dengan memberi banyak ruang kosong (white space) pada desain layout-nya. Hal ini bertujuan untuk membantu tercapainya readibility dan legibility sebuah layout, dengan menciptakan tatanan informasi yang rapi, serta menghindarkan pembaca dari titik jenuh dan bosan, selain itu juga dengan desain yang sederhana pembaca akan lebih nyaman saat membaca karena komposisi desain yang seimbang. Gaya desain ini disesuaikan dengan karakter target audience yang menyukai hal-hal yang praktis, sederhana, dan tidak rumit. Selain itu gaya desain juga disesuaikan dengan materi foto yang akan diangkat dalam buku, dimana materi cenderung terkesan ramai dengan warna-warna yang mencolok, sehingga pendekatan gaya desain yang sederhana lebih cocok digunakan agar desain tidak terkesan timpang tindih dan tidak fokus.
Gambar 3.1 Contoh gaya desain simplicity Sumber Foto: Google
3.2.5. Tipografi
Jenis huruf yang digunakan untuk penulisan judul buku esai fotografi ini menyerap dari karakter hand writing font "Bromello", karena jenis huruf tersebut dinilai menyerupai karakteristik ornamen yang sering digunakan untuk ukiran, motif, maupun corak khas Papua, yaitu sulur-sulur melingkar (circle swirl), sedangkan untuk bagian sub bab buku digunakan jenis font “Eufoniem” dengan karakter desain yang menyerupai font “Bromello” namun terkesan lebih sederhana dan rapi.
Gambar 3.2 Karakter tulisan menggunakan font Bromello
Gambar 3.4 Karakter ornamen sulur melingkar khas Papua Foto oleh: Shandy Ryo
Gambar 3.5 Karakter ornamen sulur melingkar khas Papua Sumber Foto: Koleksi pribadi
Berbeda dengan jenis huruf pada judul, jenis huruf "Inglobal" digunakan untuk bodytext karena memiliki readibility dan legibility yang cukup baik, sehingga memudahkan pembaca untuk menangkap informasi dengan cepat dan tepat, serta tidak menyebabkan mata menjadi lelah.
Gambar 3.6 Karakter tulisan menggunakan font Inglobal
3.2.6. Teknik Cetak
Teknik cetak yang akan digunakan untuk bagian cover dan isi buku adalah offset. Dengan cetak offset, kualitas warna foto yang dihasilkan akan lebih
baik, karena melalui empat kali proses cetak dengan menggunakan plat cyan, magenta, yellow dan key (black), sehingga warna dapat menyatu dengan baik. Dengan menggunakan cetak offset biaya yang akan dikeluarkan akan jauh lebih kecil dan efektif. Hal ini akan menekan biaya produksi sehingga harga buku yang dihasilkan murah sehingga dapat mendukung strategi marketing yang akan digunakan.
3.2.7. Ukuran dan Halaman Buku
Buku esai fotografi ini akan dirancang dengan ukuran 17,6 cm x 25 cm atau setara dengan ukuran B5 dengan posisi portrait, dan memiliki ±99 jumlah halaman. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesan buku bacaan yang ringan, dan mudah di bawa kemana saja.
3.2.8. Cover Buku
Cover buku menggunakan kertas art paper 150 gram yang akan diberi laminasi doff, dan dijilid dalam bentuk hard cover sehingga penjilidan buku lebih kokoh dan tidak mudah rusak. Hal tersebut disesuaikan dengan strategi pemasaran, dimana buku akan disumbangkan pada perpustakaan umum daerah dan perpustakaan keliling di seluruh Indonesia.
3.2.9. Jenis Kertas
Jenis kertas yang digunakan untuk buku esai fotografi ini adalah kertas art paper 150 gram. Jenis kertas art paper tersebut dapat menghasilkan warna yang cukup tajam, hal ini disesuaikan dengan materi foto yang akan diangkat dalam buku, dimana materi cenderung terkesan ramai dengan warna-warna yang mencolok, sehingga cetakan foto yang dihasilkan dalam buku terlihat jelas dengan corak-corak kebudayaan yang ingin ditonjolkan.
3.3. Konsep Pemotretan
Pengambilan foto dikonsepkan pada keberagaman budaya yang ditonjolkan dalam perayaan pekabaran injil tersebut, serta mengangkat nilai kebhinekaan didalamnya. Foto memperlihatkan fakta yang terjadi di lapangan, sehingga dapat memberi pandangan yang nyata pada pembaca mengenai
keseluruhan isi informasi. Emosi yang ingin ditonjolkan adalah kemeriahan dan kebahagiaan dikala seluruh masyarakat dari berbagai macam daerah berkumpul menjadi satu untuk merayakan acara syukur di tanah Papua.
3.3.1. Lokasi
Proses fotografi akan dilaksanakan langsung pada lokasi acara, yaitu di pusat kota Manokwari dan pulau Mansinam, Papua Barat. Perayaan pekabaran Injil pada tahun 2017 ini sendiri dirayakan dalam tiga hari yang berbeda dengan lokasi perayaan yang berbeda pula, seperti :
Tanggal Lokasi Awal Lokasi Finish Gambaran melalui Peta
3 Feb 2017 Belakang Golkar
Jl. Percetakan Lapangan Borasi
5 Feb 2017 Pulau Mansinam, Manokwari
6 Feb 2017 RS Angkatan Laut
Kompleks Lanal Lapangan Borasi
Tabel 3.1 Lokasi perayaan pekabaran Injil 2017 1 : 100 m
1 : 200 m 1 : 1000 m
3.3.2. Properti
Properti yang digunakan untuk pengambilan foto adalah kamera DSLR Canon EOS 5D Mark III dan DSLR SONY ILCE-7R yang digunakan untuk menangkap objek yang detail, karena kamera tersebut dapat menghasilkan foto yang tajam dan jernih, serta sebuah kamera DSLR Canon EOS 7D dan sebuah tripod.
3.3.4. Pengolahan Foto
Hasil foto yang dihasilkan akan diolah kembali menggunakan program Adobe Photoshop, namun pengolahan foto hanya melalui proses croping dan koreksi warna. Hal ini disesuaikan dengan konsep foto yang memperlihatkan fakta yang terjadi secara nyata, seperti halnya foto jurnalistik, pengolahan foto tidak bersifat memanipulasi.
3.4. Konsep Marketing
Konsep marketing buku esai fotografi ini berbasis sosial, dimana dengan membeli satu produk buku yang telah dihasilkan, laba yang diperoleh akan dikumpulkan untuk menyumbangkan buku tersebut pada perpustakaan umum daerah, dan perpustakaan keliling di seluruh Indonesia. Konsep ini disesuaikan dengan tujuan utama perancangan, dimana buku esai fotografi tersebut dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa dibatasi oleh status ekonomi. Dengan demikian buku mengenai kebhinekaan serta keberagaman suku dan budaya khas Papua ini dapat dengan cepat tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Dua aplikasi sosial media terpopuler di Indonesia, yaitu facebook dan instagram akan menjadi media untuk mengenalkan buku esai fotografi tersebut pada khalayak sasaran. Media tersebut digunakan untuk menginformasikan secara garis besar isi informasi buku dengan menggunakan koleksi-koleksi foto mengenai perayaan tersebut, sekaligus menjadi media untuk berkomunikasi secara langsung dengan pemilik perpustakaan keliling di Indonesia. Karena sosial media merupakan media yang dapat diakses oleh seluruh lapisan dunia, maka kekayaan dan keberagaman negara Indonesia juga dapat dikenal oleh masyarakat
mancanegara yang dapat menjadi peluang meningkatnya pariwisata di tanah Papua.
3.4.1. Media Pendukung
Media Pendukung berfungsi untuk menambah nilai jual buku, dimana buku yang akan dijual di pasaran memiliki harga dua kali dari modal awal untuk tercapainya konsep marketing diatas. Beberapa media pendukung yang digunakan, antara lain:
Social Media
Social media merupakan media yang dekat dengan target market yang berstatus ekonomi menengah keatas. Sosial media terpopuler di Indonesia diantara lain adalah facebook dan instagram. Kedua media tersebut digunakan untuk mengenalkan buku esai fotografi tersebut serta menginformasikan secara garis besar isi informasi buku.
X-Banner
Ukuran X-Banner yang cukup besar dapat dengan mudah menarik perhatian setiap orang yang melaluinya, dengan demikian X-Banner dapat digunakan sebagai media pendukung agar buku esai fotografi ini dapat dengan cepat dikenali oleh masyarakat
Poster
Poster digunakan sebagai media pendukung agar buku esai fotografi ini dapat dengan cepat dikenali oleh masyarakat. Poster akan ditempelkan pada universitas, perpustakaan, dan museum budaya di kota-kota besar di Indonesia.
Notes kecil
Notes kecil disini memiliki fungsi menyerupai kartu promosi atau kartu nama, namun agar media pendukung ini tidak diabaikan maka dibentuk menjadi sebuah notes kecil yang mudah dibawa kemanapun.
Ballpoint
Merupakan gift yang diberikan sebagai media promosi. Ballpoint mungkin dinilai sebagai suatu bentuk gift yang sangat umum digunakan dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembatas Buku
Merupakan media pelengkap yang diberikan bersamaan dengan buku. Pembatas buku tersebut berguna sebagai penanda halaman yang telah dibaca, sehingga memudahkan pembaca untuk melanjutkan ke halaman-halaman berikutnya
Pouch Mini
Merupakan media pelengkap yang diberikan bersamaan dengan buku yang telah dibeli. Pouch digunakan sebagai tempat notes dan ballpoint, namun tidak menutup kemungkinan pouch dapat digunakan sebagai tempat koin atau lain sebagainya.
Totebag
Merupakan media pelengkap yang diberikan bersamaan dengan buku yang telah dibeli. Media ini berfungsi untuk menambah nilai jual buku, selain itu totebag berguna untuk dibawa kemanapun menggantikan fungsi kantong plastik.
Stiker Cutting
Merupakan media pelengkap yang diberikan bersamaan dengan buku. Stiker tersebut merupakan stiker waterproof yang dapat ditempelkan dimanapun termasuk pada kendaraan bermotor.
3.5. Budgeting
Perincian Buku
Teknik cetak : Cetak offset
Banyaknya : 1000 buku @100 halaman fullcolour
Finishing : Hard Cover laminasi doff
Isi Buku
Bahan : Art Paper 150 gram
Film dan plat : Rp 50.000,- / warna
Kertas dan cetak : Rp 3.000,- (cetak 2 sisi)
Total : ((Rp 50.000,- x 4) x 25) +
(Rp 3.000,- x (25 x 1000))
: Rp 5.000.000,- + Rp 75.000.000,-
: Rp 80.000.000,-
Hard Cover
Bahan : Art Paper 150 gram
Film dan plat : Rp 50.000,- / warna
Kertas dan cetak : Rp 1.500,- (cetak 1 sisi)
Laminasi : Rp 2.000,- Finishing : Rp 10.000,- Total : (Rp 50.000,- x 4) + (Rp 1.500,- x 500) + (Rp 2.000,- x 500) + (Rp 10.000,- x 1000) : Rp 200.000,- + Rp 750.000,- + Rp 1.000.000,- + Rp 10.000.000 : Rp 11.950.000,- X-Banner Bahan : Albatros
Teknik cetak : Printing
Banyak : 50
Biaya satuan : Rp 45.000,-
Total : Rp 45.000,- x 50
: Rp 2.250.000,-
Poster
Bahan : Ari Paper 210 gram
Teknik cetak : Cetak Offset
Ukuran : A4 (21 cm x 29,7 cm) Banyak : 500 eks Biaya satuan : Rp 1.250,- Total : (Rp 1.250,- x 500) : Rp 625.000,- Notes Kecil
Bahan isi : HVS 80 gram
Bahan cover : Art Paper 230 gram dan mika doff
Teknik cetak : Printing
Ukuran : 8cm x 12cm
Banyak : 1000 eks
Biaya isi : Rp 3.000,-
Biaya cover : Rp 168,- + Rp 500,-
: Rp 668,-
Biaya jilid ring : Rp 1.500,-
Total : (Rp 3.000,- + Rp 668,- + Rp 1.500,-) x 1000
: Rp 5.168,- x 1000
Ballpoint
Banyak : 1000 pcs
Biaya satuan : Rp 2.000,-
Total : Rp 2.000.000,-
Pembatas Buku
Bahan : Art Paper 230 gram
Teknik cetak : Printing
Ukuran : 6,2 cm x 19,5 cm
Finishing : Laser Cutting
Banyak : 1000 eks
Biaya satuan : Rp 208,-
Biaya laser cutting : Rp 3.000 / menit
Total : (Rp 208,- x 1000) + (Rp 3.000)
: Rp 208.000,- + Rp 3.000,-
: Rp 211.000,-
Totebag
Bahan : Kain Blacu
Teknik cetak : Sablon manual
Ukuran : A4 (21 cm x 29,7 cm)
Banyak : 1000 pcs
Biaya satuan : Rp 6.500,-
Total : Rp 6.500.000,-
Pouch
Bahan : Kain Blacu
Ukuran : 12cm x 17cm
Banyak : 1000 pcs
Biaya satuan : Rp 3.000,-
Total : Rp 3.000.000,-
Stiker (waterproof)
Bahan : Stiker vinyl
Ukuran : 6 cm x 11 cm
Banyak : 1000 pcs
Biaya satuan : Rp 500,-
Total : (Rp 500,- x 1.000)
: Rp 500.000,-
Dengan rincian harga diatas, dapat disimpulkan bahwa total biaya yang dikeluarkan untuk mencetak satu buah buku adalah Rp 91.950,- , dimana pembeli buku akan mendapat beberapa suvenir, diantaranya adalah notes kecil, ballpoint, pembatas buku, totebag, pouch, dan stiker cutting dengan total harga Rp 17.379,-. Dengan demikian buku memiliki harga pokok Rp 109.329,- dan akan dijual dengan harga Rp 150.000,-.