• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT PUSAT LAYANAN AUTIS KOTA DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT PUSAT LAYANAN AUTIS KOTA DENPASAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I Putu Gede Abdi Sudiatmika1, Komang Hari Santhi Dewi2, I Putu Astrawan3

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Pusat Layanan Autis (PLA) kota Denpasar merupakan sebuah lembaga yang dibentuk pada 10 Oktober 2010 atas inisiatif Ketua TP PKK Kota Denpasar dengan nama PTKABK(Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan

Khusus), didirikan atas inisiatif ketua TP PKK Kota Denpasar Ibu Ida Ayu Selly Fajarini, SE yang sekarang menjadi Ketua Pembina PLA Kota Denpasar. Pusat layanan autis dibentuk dengan tujuan memberikan layanan bagi anak dengan Autismee (Iswartiwi, 2010). Pusat Layanan Autis memiliki seorang Ketua

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT PUSAT LAYANAN AUTIS

KOTA DENPASAR

1,2ITB Stikom Bali;3 Fisioterapi Fakultas Imu Kesehatan UNBI Email:[email protected]

Pusat Layanan Autis Kota Denpasar is an institution formed with the aim of providing services for children with autism. PLA Denpasar has several interventions provided for children with autism such as speech therapy, behavior therapy, occupational therapy and intervention classes. The problems faced by partners are based on interviews and first situation analysis, partners still do not have information media about the existence of an autism service center, and there are still many people who do not know the existence of this autism service center. The solution through this service to the first problem is to provide a website which will also provide a form for student registration on the website. The second problem at the Autism Service Center is that teachers / therapists still have difficulty evaluating the results of their therapy, a solution that is offered is to conduct training in the preparation of learning evaluation. Autism service centers focus on providing services for children with autism, the lack of therapeutic tools they have and their use is the third problem. The solutions offered through this service are providing therapeutic tools and providing training on their use. There are three main work procedures for this service activity, starting from socializing activities, interviews, collecting website data, increasing understanding of evaluation and understanding therapeutic tools. The results of this service are expected to increase autism service center services through online registration, the therapy process and evaluation of the results of the therapy carried out.

Keywords: Autism Service Center, Website, therapy, training

Permasalahan yang dihadapi oleh mitra berdasarkan dari wawancara dan analisis situasi pertama mitra masih belum memiliki media informasi mengenai keberadaan pusat layanan autis, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan pusat layanan autis ini, kedua mitra masih belum memahami mengenai penyusuunan evaluasi mengajar dan Ketiga Mitra masih kesulitan dalam melakukan terapi okupasi karena keterbatasan alat dan pengetahuan yang dimiliki oleh mitra. Tujuan yang ingin dicapai melalui pengabdian ini adalah membuat sebuah website sebagai media informasi bagi mitra dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dari mitra dalam penyusunan evaluasi serta dalam melakukan terapi okupasi dengan juga memberikan bantuan berupa alat terapi. pada permasalahan pertama adalah dengan memberikan sebuah website yang nantinya pada website tersebut juga diberikan form untuk registrasi siswa.. Prosedur kerja dari kegiatan pengabdian ini terdapat tiga bentuk kerja utama yang dimulai dari sosialisasi kegiatan, wawancara, pengumpulan data website , peningkatan pemahaman evaluasi dan pemahaman mengenai alat terapi. Tingkat keberhasilan terhadap 12 orang terapis pada pelatihan evaluasi pembelajaran dan merancang lembar evaluasi pembelajaran anak berkebutuhan khusus adalah sebesar 83, 3% dengan kategori “sangat baik” dan sebanyak 16,7% pada “kategori baik” dan tingkat keberhasilan pada pelatihan Okupasi dan Olah raga dengan rata-rata pencapaian 81,49.

(2)

Pelaksana Harian Bapak Nyoman Handika S.Si, dan Beberapa terapis dan staff sesuai dengan tupoksi dan tugas masing masing. Pusat layanan autis kota Denpasar beralamat di Jl. Mataram No. 3 Desa Dauh Puri Kaja. PLA memiliki beberapa program yang ada di Gambar 1

Gambar 1 Program Kegiatan PLA PLA Kota Denpasar memiliki beberapa intervensi yang diberikan untuk anak dengan autisme seperti Terapi wicara, terapi Prilaku, Terapi Okupasi dan Kelas Intervensi. Terapi wicara biasanya diperlukan bagi anak dengan gangguan kesulitan dalam berbicara, untuk terapi prilaku adalah terapi yang diberikan untuk anak dengan gangguan dalam hal daily activities seperti buang air, tidur, sikat gigi dan memberisihkan badan (Sudiatmika, 2018). Terapi Okupasi adalah terapi yang diberikan kepada anak dengan gangguan sensor motrik dari anak misalnya anak tidak nyaman dengan 2 memegang beda kasar atau benda halus (Sujarwanto, 2005). Kelas Intervensi disiapkan untuk anak dengan autisme yang sudah siap untuk menuju ke sekolah regular. Selain terapi tersebut juga diberikan beberapa kegiatan terapi penunjang seperti aquatic terapi. Pusat layanan Autis memiliki beberapa kegiatan penunjang untuk mendukung proses terapi yang ada misalnya pada gambar 2 Proses Mengajarkan Anak Autis untuk menerima keterampilan menari..

Gambar 2 Proses Keterampilan Menari Proses Screening Pada Gambar 3 untuk menentukan anak dengan autis atau tidak dan Aquatic Terapi pada gambar 4 salah satu terapi yang di peroleh pada PLA.

Gambar 3 Screening

Gambar 4 Aquatic Terapi

Hasil observasi dan wawacara dengan pimpinan dan rekan-rekan terapis di PLA, permasalahan yang mereka hadapi adalah media online untuk informasi mengenai layanan dari Pusat Layanan Autis Kota Denpasar untuk mempermudah masyarakat melihat informasi dan melakukan pendaftaran, bagaimana melakukan evaluasi tentang proses pembelajaran. Karena banyak

(3)

terapi yang masih belum memahami tentang bagaimana membuat evaluasi atau laporan peserta didik pada proses pembelajaran. Dalam Pembuat sebuah evaluasi mereka masih dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan seluruh terapi Pada proses wawancara para terapi juga mengusulkan sebuah kegiatan seperti senam maupun olahraga yang bisa menunjang proses terapi Okupasi.

Berdasarkan dari hasil analisis permasalahan pada PLA didapatlah 3 kegiatan yang akan di laksanakan di PLA tersebut.

Pertama pemberian sebuah website untuk media informasi. Kedua pelatihan untuk membuat laporan evaluasi siswa. Ketiga Pelatihan okupasi bagi para terapis.

METODE

Pada metode pelaksanaan akan

menggambarkan prosedur kerja yang akan dilakukan pada kegiatan ini. Prosedur kerja yang akan dilakukan pertama kali adalah memberikan sosialisasi terhadap mitra untuk mengetahui prosedur, informasi dan manfaat dari kegiatan ini. Setelah dilakukan sosialisasi yang selanjutnya dilakukan wawancara untuk mengetahui kebutuhan media informasi dan melakukan pengamatan langsung mengenai proses pendaftaran siswa, proses terapi, dan proses evaluasi. Selanjutnya akan dilakukan penentuan permasalahan dan proses selanjutnya adalah peningkatan pelayanan pendaftaran siswa, pelatihan terapis dan pelatihan menyusun evaluasi. Masing- masing prosedur kegiatan dapat digambarkan pada gambar 5,6, dam 7.

Gambar 5. Prosedur Kerja Website

Gambar 6. Prosedur Kerja Evaluasi

Gambar 7. Prosedur Kerja Evaluasi

Terdapat beberapa kegiatan yang dilaksakan untuk mendukung prosedur Kerja antara lain: 1. Sosialisasi kegiatan kepada mitra PLA Kota Denpasar. Pada kegiatan ini akan disampaikan beberapa pengarahan tentang beberapa informasi mengenai latar belakang kegiatan, target dan tujuan dari kegiatan. Pada kegiatan ini juga dilakukan wawancara dengan beberapa terapis dan tenaga administrasi terkait dengan proses pelayanan PLA Kota Denpasar, serta pengambilan dokumentasi dalam bentuk video dan foto.

2. Rencana kegiatan yang selanjutnya setelah sosialisasi adalah melaksanakan pelatihan dan pengumpulan data website.

3. Pelatihan Tatacara membuat evaluasi pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk membantu para terapis dalam membuat laporan hasil belajar siswa, dalam kegiatan itu juga akan ada praktik dari pembuatan evaluasi atau laporan hasil belajar siswa dan mendiskusikan hasil dari yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan ini akan dipaparkan oleh Komang Hari Santhi Dewi S.Pd.,M.Pd

4. Pelatihan terapi okupasi diberikan untuk memberikan pengetahuan dan dasar fsioterapi bagi anak dengan autism. Selain itu juga diberikan alat pendukung kegiatan terapi okupasi dimana kegiatan ini dibawakan oleh I Putu Astrawan S.Sor,M.Fis

5. Pemberian Web PLA Kota Denpasar dan Pelatihan sebagai admin web merupakan suatu

(4)

kegiatan yang akan diberikan kepada mitra agar dapat menyebarkan informasi PLA ke masyarakat melalui internet dan melakukan penerimaan siswa secara online, kegiatan ini akan memberikan pelatihan dari salah seorang anggota yang ditunjuk sebagai admin pengelola web. Kegiatan ini akan di berikan oleh I Putu Gede Abdi Sudiatmika S.Pd.,M.Kom.

6. Evaluasi kegiatan pada prosedur kerja akan dilakukan setelah serah terima website yang merupakan tahapan akhir prosedur kerja kegiatan ini berlangsung. Prosedur kerja pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan. Dalam kegiatan ini akan dilakukan oleh tim pengabdian yakni: oleh I Putu Gede Abdi Sudiatmika, Komang Hari Santhi Dewi, I Putu Astrawan,

7. Pada tahap sosialisasi juga diberikan pretest berupa kuisoner untuk mengukur kemampuan terapis dalam penyusun evaluasi dan pemahanan terkait terapi okupasi dengan rubric penilaian terdiri dari

Aspek 1: Identitas Peserta didik Aspek 2: Metode Pembelajaran Aspek 3: Indicator penilaian

Aspek 4: Kesesuaian Aspek penilaian dibidang pengembangan

Aspek 5: Langkah-langkah pembelajaran Aspek 6: Mendeskripsikan Kendala Belajar Aspek 7: Kegiatan Ekstra

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan awal dalam kegiatan pengabdian ini adalah kegiatan sosialisasi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan terapis dan tim pengusul untuk untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan pengabdian ini antara lain Dengan adanya sosialisasi ini terapis dan tenaga administrasi pada pusat layanan autis dapat memahami pentingnya penyebaran informasi

Gambar 8. Proses Sosialisasi

Pada tahap sosialisasi juga dilakukan pengambilan data terkait gambaran umum kegiatan melalui kuesioner dapat diketahui pemahaman terapis terait terapi okupasi dan olah raga serta evaluasi belajar digambarkan pada gambar 9 dan 10

Gambar 8 Hasil analisa Kuisoner evaluasi

Gambar 9 Hasil analisa Kuisoner okupasi Kegiatan Selanjutnya memaparkan website yang akan dikembangkan di Pusat Layanan Autis Kota Denpasar. Website yang akan dikembangkan mendapat beberapa masukan terkait dengan user interface dan menu yang akan di masukkan ke dalam website. Bapak Nyoman Handika selaku pimpinan Pusat Layanan Autis menyampaikan agar nantinya domain yang digunakan mengacu pada nama pusat layanan autis karena pada tahun ini Pusat Layanan Autis akan berganti nama menjadi Pusat Layanan Disabilitas. Pada Kegiatan ini juga dilakukan pemberian 1 unit computer untuk menunjang update data pada website, dan beberapa alat terapi yang akan digunakan pada hari berikutnya.

(5)

Gambar 10 Pemaparan Website

Gambar 11 Serat Terima Komputer dan Alat

Gambar 12 Alat terapi

Gambar 13 alat terapi

Gambar 14 alat terapi

Gambar 14 alat terapi

Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan mengenai evaluasi pembelajaran, para terapis

mendapatkan pengetahuan mengenai

bagaimana menyusun laporan hasil belajar siswa, yang di akhiri dengan praktik membuat evaluasi. Hasil dari

Gambar 15 pelatihan penyusunan evaluasi Kegiatan ke tiga adalah pelatihan penggunaan alat okupasi dan olahraga dilaksanakan di ruangan sensori integrasi Pusat Layanan Autis Kota Denpasar. Kegiatan ini diikuti oleh 12 Peserta Terapis. Kegiatan ini dibawakan oleh I Putu Astrawan S.Sor,M.Fis bersama.

(6)

Pada akhir kegiatan Pelatihan evaluasi dan Pelatihan okupasi, dilakukan penyebaran kuisoner dengan aspek penilaian pada evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut

Aspek 1: Identitas Peserta didik Aspek 2: Metode Pembelajaran Aspek 3: Indicator penilaian

Aspek 4: Kesesuaian Aspek penilaian dibidang pengembangan

Aspek 5: Langkah-langkah pembelajaran Aspek 6: Mendeskripsikan Kendala Belajar Aspek 7: Kegiatan Ekstra

Hasil analisas kuisoner dapat dilihat Pada tabel 1 dengan hasil Katagori Sangat baik berjumlah 10 orang dengan presentase 83,3% dan katagori Baik 2 orang atau 16,7%

Pada pelatihan okupasi Aspek yang di nilai meliputi :

Aspek 1: Pengetahuan tentang Sport Science dan Ilmu Fisioterapi

Aspek 2: Tujuan Pembelajaran

Aspek 3: Pengembangan Materi dan Bahan Ajar

Aspek 4: Metode Pembelajaran

Aspek 5: Langkah-langkah pembelajaran Aspek 6: Sumber Belajar

Aspek 7: Penilaian

Hasil analisa bisa dilihat pada Tabel 2 Sangat Baik berjumlah 7 orang atau 58,3 dan Baik berjumlah 5 orang atau sebesar 41,7%

Tabel 1. Hasil Penilaian Pelatihan Evaluasi

No Peserta 1 2 3 4 5 6 7 Rata-rata Katagori

1 85 85 80 80 80 85 80 82,14 Sangat Baik 2 85 80 80 80 80 85 80 81,43 Sangat Baik 3 85 80 80 80 80 90 80 82,14 Sangat Baik 4 85 80 75 80 80 80 80 80,00 Baik 5 85 85 80 80 80 85 80 82,14 Sangat Baik 6 85 85 80 80 80 85 80 82,14 Sangat Baik 7 85 85 80 80 80 85 80 82,14 Sangat Baik 8 85 85 80 80 80 85 80 82,14 Sangat Baik 9 85 80 80 80 80 80 80 80,71 Sangat Baik 10 85 85 80 80 80 85 80 82,14 Sangat Baik 11 85 80 75 80 80 80 80 80,00 Baik 12 85 80 80 80 80 80 80 80,71 Sangat Baik

Tabel 2. Hasil Penilaian Pelatihan Okupasi dan Olahraga

No Peserta 1 2 3 4 5 6 7 Rata-rata Katagori

1 80 85 80 90 80 80 80 82,14 Sangat Baik 2 85 85 80 85 80 90 80 83,57 Sangat Baik 3 80 80 80 80 90 75 85 81,43 Sangat Baik 4 80 85 80 85 80 80 80 81,43 Sangat Baik 5 80 85 80 80 80 80 75 80,00 Baik 6 80 85 80 80 90 85 80 82,86 Sangat Baik 7 80 80 80 80 80 80 80 80,00 Baik 8 80 80 80 80 80 80 75 79,29 Baik 9 90 80 85 80 80 80 80 82,14 Sangat Baik

(7)

10 80 80 85 80 80 80 80 80,71 Sangat Baik

11 80 80 80 80 80 80 80 80,00 Baik

12 80 80 85 80 80 80 75 80,00 Baik

Dengan demikian luaran kegiatan yang dicapai dari kegiatan pelatihan Penguasaan Terapis terkait penggunaan alat Okupasi dan Olah raga adalah sebesar 58,3% peserta memiliki pemahaman dan keterampilan dengan kategori “sangat baik” dan sebanyak 41,7% peserta memiliki pemahaman dan keterampilan pada “kategori baik” terhadap pelathan Okupasi dan Olah raga. Disamping itu juga diketahui terjadi peningkatan pemahaman dan keterampilan setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan yaitu dari tidak ada yang memiliki keterampilan baik hinga sangat baik menjadi 100% terapis menguasai dan memahami pelatihan Okupasi dan Olah raga dengan rata-rata pencapaian 81,49, dimana jumlah terapis yang memiliki kategori sangat baik berjumlah 7 orang dan kategori baik berjumlah 5 orang. Sehingga dapat dikatakan luaran kegiatan pengabdian yang ditargetkan telah tercapai.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan terdapat beberapa kesimpulan dari pelaksanaan pengabdian ini. Tingkat keberhasilan pada Pelatihan Evaluasi Pembelajaran dan Merancang Lembar Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus adalah sebesar 83, 3% dengan kategori “sangat baik” dan sebanyak 16,7% peserta memiliki pemahaman dan keterampilan pada “kategori baik” terhadap Evaluasi Pembelajaran dan Merancang Lembar Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Pada pelatihan Okupasi dan Olah raga dengan rata-rata pencapaian 81,49, dimana jumlah terapis yang memiliki kategori sangat baik berjumlah 7 orang dan kategori baik berjumlah 5 orang. Sehingga dapat dikatakan luaran kegiatan pengabdian yang ditargetkan telah

tercapai.Namun perlu diadakan lagi dengan waktu pelatihan yang lebih lama. Kondisi pandemi ini juga mengakibatkan keterbatasan jumlah peserta dan waktu pelaskanaan kegiatan. Pada saat pelaksanaan pelatihan terapi okupasi bisa dilakukan dengan langsung praktik ke anak dengan autism.

D, A. (2012). Tumbuh kembang dan terapi

bermain pada Anak. . Salemba Medika.

Handoyo. (2014). Petunjuk Peraktis &

Pedoman Materi untuk mengajar anak

Normal, Autis, dan Prilaku Lain.

I Putu Gede Abdi Sudiatmika, K. H. (2018). Toilet Training Therapy Application For Children With Autism Based On Android. Jurnal Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan, 15.

Irawan, R. D. (2016). Terapi Okupasi (occupational therapy) untuk Anak Berkebutuhan Khusus (Down

Syndrome). Semarang.

Iswartiwi. (2010). Implementasi Anak berkebutuhan Khusus dalam Sistem

Persekolahan Nasional. Yogyakarta:

UNY.

Kustawan, D. (2012). Pendidikan Inklusi dan

Upaya Implementasinya. Jakarta: PT

Luximo Metor Media.

Sudiatmika, I. P. (2018). Pengembangan Aplikasi Terapi Pengenalan Toilet Untuk Anak Autis Berbasis Android. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 15.

Sujarwanto. (2005). Terapi Okupasi untuk Anak

Berkebutuhan Khusus. . Departemen

Pendidikan dan Budaya. DAFTAR RUJUKAN

Gambar

Gambar 2 Proses Keterampilan Menari  Proses  Screening  Pada  Gambar  3  untuk  menentukan  anak  dengan  autis  atau  tidak  dan  Aquatic Terapi pada gambar 4 salah satu terapi  yang di peroleh pada PLA
Gambar 8 Hasil analisa Kuisoner evaluasi
Tabel 2. Hasil Penilaian Pelatihan Okupasi dan Olahraga

Referensi

Dokumen terkait

Melihat pada kebijakan pemerintah pusat (Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia) yang merumuskan program mobil pusat layanan internet Kecamatan ini

Narasumber atau informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berpotensi untuk memberikan informasi tentang Program Mobil Pusat Layanan Internet

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauhmanakah tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi berpengaruh terhadap sikap siswa mengenai program

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di UPTD Pusat Disabilitas Kota Denpasar pada bulan Pebruari 2023 dengan jumlah anak autis yang mendapat pelayanan terapi sebanyak 34 anak,

Pada penelitian ini pelayanan yang diberikan oleh pelaksana program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan MPLIK di Kota Pekanbaru tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan