• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN Lactobacillus fermentum PADA AIR MINUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI TELUR DAN KONVERSI PAKAN PADA AYAM PETELUR LAYER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERIAN Lactobacillus fermentum PADA AIR MINUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI TELUR DAN KONVERSI PAKAN PADA AYAM PETELUR LAYER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Arif Maulana, dkk. Pemberian Lactobacillus fermentum dalam Air Minum PEMBERIAN Lactobacillus fermentum PADA AIR MINUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI TELUR DAN KONVERSI PAKAN PADA

AYAM PETELUR LAYER

Arif Maulana, Usman Ali, M. Farid Wadjdi Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang

Email : arifmaulana29@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Lactobacillus fermentum pada air minum terhadap konsumsi pakan, produksi telur dan konversi pakan. Materi yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah ayam petelur Strain ISA Brown pada tahap produksi periode ke dua menjelang afkir dengan umur 80 mingguan. Metode yang digunakan adalah metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan pemberian Lactobacillus fermentum (P0 tanpa perlakuan, P1 dosis 2ml / liter air minum, P2 dosis 3ml / liter air minum, P3 dosis 4ml / liter air) dengan tiga ulangan. Analisa data dalam penelitian menggunakan analisa ragam (ANOVA) apabila terdapat pengaruh tiap perlakuan dilanjutkan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis penggunaan Lactobacillus fermentum pada air minum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, tetapi dapat meningkatkan produksi telur dan menurunkan angka konversi pakan. Kesimpulan penelitian ini penggunaan dosis Lactobacillus fermentum pada air minum ayam petelur dengan dosis 3 ml / liter air minum dapat mengoptimalkan produksi telur dan konversi pakan.

Kata kunci : ayam petelur, Lactobacillus fermentum, produksi telur, konversi pakan.

THE EFFECT OF Lactobacillus fermentum IN DRINKING WATER ON FEED CONSUMPTION, EGG PRODUCTION

AND FEED CONVERSION ON LAYING HENS LAYER ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Lactobacillus fermentum on drinking water on feed

consumption, egg production and feed conversion. The material used in this research is laying hens ISA Brown Strain in the production stage of the second period ahead of afkir with age 80 weekly. The method of study used was experimental method using Completely Randomized Design (RAL) with four treatment of Lactobacillus fermentum (P0 without treatment, P1 dose 2ml / liter drinking water, P2 dose 3ml / liter drinking water, P3 dose 4ml / liter water) with three replications . Analysis of data in research using analysis of variance (ANOVA) if there is influence of each treatment followed by BNT test. The result of research showed that higher dosage of Lactobacillus fermentum in drinking water did not significant affect (P>0.05) feed consumption, but can increase egg production and decrease feed conversion rate. The conclution in tis study are the use of dose Lactobacillus fermentum in drinking water of laying hens at 3 ml / liter of drinking water can optimize egg production and feed conversion.

(2)

Arif Maulana, dkk. Pemberian Lactobacillus fermentum dalam Air Minum PENDAHULUAN

Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang mana suhu dan kelembabannya relatif tinggi sepanjang tahun. Hal tersebut memicu heatstres pada ayam dan mengakibatkan kesehatan ternak terganggu, sehingga konsumsi pakan menurun dan diikuti dengan menurunnya tingkat produksi. Pakan dalam kegiatan

usaha peternakan ayam merupakan

komponen biaya produksi tertinggi mencapai 70 – 80%, sehingga penggunaan pakan harus digunakan secara efesien, tetapi tidak mengganggu produksi ternak. Biaya produksi dapat ditekan apabila efesiensi pakan meningkat, beberapa upaya

yang dilakukan dalam mengatasi

pemborosan pakan terutama pada ayam di negara tropis antara lain dengan penambahan aditif pakan seperti probiotik. Ayam petelur yang baik akan dapat berproduksi dengan optimal pada umur 24-26 minggu.

Bahan pakan dengan kadar protein yang tinggi dapat diproleh dari tumbuhan dan hewan, salah satunya adalah telur yang dihasilkan oleh ayam petelur. Pada kenyataannya usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha yang secara cepat dapat menghasilkan protein hewani dan

harga yang relatif lebih murah

dibandingkan usaha ternak lainnya, maka siklus perputaran ini sangat besar dan cepat.

Usaha peternakan ayam petelur masih mengalami pasang surut antara pengeluaran dan pemasukan dimana kondisi ini disebabkan ayam petelur membutuhkan pakan sesuai standar untuk ayam petelur untuk menjaga kestabilan produksi telurnya apabila pakan yang diberikan belum bagus. Hal ini akan

berdampak pada penurunan produksi telurnya. Meningkatnya harga pakan yang tidak stabil dengan hasil produksi telur yang diperoleh peternak ayam petelur yang selalu menjadi keresahan para pengusaha peternakan ayam petelur. Oleh karena itu, upaya meningkatkan efesiensi pakan atau menurunkan biaya pakan merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Penggunaan bahan baku pakan yang mengandung protein dan daya cerna tinggi, harganya mahal dan tidak terjangkau oleh peternak kecil. Kondisi ini membuat sejumlah peternak tidak mampu untuk membangun

kembali usaha peternakan akibat

peningkatan biaya pakan. Namun, bagi sejumlah peternak hal ini merupakan suatu tantangan yang akhirnya menemukan inovasi baru untuk membuat pakan dari bahan-bahan lokal yang sebenarnya banyak tersedia di Indonesia dan meningkatkan

kualitasnya yaitu dengan cara

menambahkan probiotik.

Probiotik merupakan mikro

organisme yang hidup dalam saluran pencernaan dan dalam kondisi aktif. Dalam jumlah yang cukup guna menghasilkan efek kesehatan yang positif (Isolauri, 2004). Para peneliti melaporkan bahwa penambahan probiotik pada ternak telah terbukti dapat meningkatkan kesehatan ternak maupun konsumennya. Salah satu bakteri yang diklasifikasikan sebagai probiotik adalah

Lactobacillus fermentum dimana bakteri ini

dapat membantu penyempurnaan proses pencernaan pakan dan bermanfaat sebagai pengganti peran antibiotik untuk menjaga kesehatan ternak terhadap sejumlah penyakit seperti alergi.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Juli 2017. Lokasi penelitian bertempat di peternakan ayam milik Dayat.

(3)

Arif Maulana, dkk. Pemberian Lactobacillus fermentum dalam Air Minum

Karangploso Kabupaten Malang. Materi penelitian ayam petelur Strain ISA brown

masa produksi periode ke dua dengan umur ± 80 minggu, Lactobacillus fermentum

sebagai probiotik, Kandang ayam berbentuk

battery dengan panjang 45 cm, lebar 20-30

cm , tinggi 45 cm, terbuat dari bambu, Pakan disusun dari campuran kosentrat 34.48 %, jagung 51.72 % dan dedak 13,80 % dan air minum.

Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, dimana setiap unit percobaan berisi 8 - 9 ayam petelur sehingga total ayam sebanyak 106 ekor.

Perlakuan dalam penelitian ini adalah dosis pemberian Lactobacillus fermentum

dalam air minum sebagai berikut : P0 = Air minum tanpa ada penambahan

Lactobacillus fermentum.

P1 = Dosis 2 ml Lactobacillus fermentum

per liter air minum.

P2 = Dosis 3 ml Lactobacillus fermentum

per liter air minum.

P3 = Dosis 4 ml Lactobacillus fermentum

per liter air minum.

Analisis data yang diperoleh menggunakan analisis varian (ANOVA) dengan Rancangan Acak Lengkap. Hasil analisis ragam yang menunjukkan pengaruh nyata pada konsumsi pakan, produksi telur dan konversi pakan dilanjutkan uji BNT.

Prosedur penelitian sebagai berikut :

Persiapan kandang

Kandang dibuat dalam bentuk kandang battery dengan panjang 45cm lebar 20-30 cm dan tingginya 45cm persekat,alas kandang dibuat miring untuk memudahkan pengambilan telur, dengan kemiringan sekitar 10-15°, tempat pakan

dibuat secara memanjang dengan

menggunakan paralon yang dipotong secara horizontal, ditempatkan di bawah tempat air minum, tempat air minum disediakan

seperti tempat pakan dengan menggunakan bahan paralon, dan dalam pembuatannya tempat minum dibatasi sesuai kapasitas per unit dengan panjang ± 2 meter, dan penempatannya diatas tempat makan, menyiapkan timbangan digital dengan deviasi 1 gram untuk penimbangan telur dan sisa pakan, pengambilan telur dilakukan sekali sehari yaitu pada siang hari pukul 13.00.

Adaptasi

Proses adaptasi dengan memberikan dosis Lactobacillus fermentum dalam air minum sesuai perlakuan untuk merubah kebiasaan ayam petelur yang awalnya meminum air biasa. Ayam diberikan

minum yang ditambahkan dosis

Lactobacillus fermentum sesuai dosis yang telah ditetapkan, masa adaptasi air minum dilakukan dalam waktu tiga hari, pemberian air minum secara ad libitum.

Koleksi data

Tahap koleksi data pada penelitian ini dilakukan selama 14 hari dengan pemberian air minum dengan dosis pemberian Lactobacillus fermentum sesuai perlakuan. Koleksi data sebagai berikut: mencatat konsumsi pakan dengan cara menghitung pakan yang diberikan pada ayam tiap perlakuan per hari dan mencatat sisa pakan, mencatat produksi telur / hari dan dikalkulasi di akhir penelitian.

Variabel yang diamati diantaranya :

a. a. Konsumsi pakan

Konsumsi pakan selisih pemberian pakan dengan sisa pakan

b. Produksi telur.

Produksi kg telur per ekor ayam selama penelitian

c. Konversi pakan

Konversi pakan = Konsumsi Pakan (kg) Produksi Telur (kg)

(4)

Arif Maulana, dkk. Pemberian Lactobacillus fermentum dalam Air Minum HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi pakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tingkat penambahan Lactobacillus

fermentum dalam air minum tidak

memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan. Hal ini disebabkan karena bakteri Lactobacillus

fermentum bukanlah sumber nutrien

sehingga keberadaannya tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap konsumsi. Manin dkk.,(2010) menyatakan bahwa pemberian probiotik (bakteri asam laktat) tidak mempengaruhi konsumsi ransum secara signifikan. Selain itu kandungan Energi Metabolis dalam pakan sama karena energi pakan mempengaruhi tingkat konsumsi, hal ini sesuai pernyataan Wahyu (2004) bahwa tingkat energi dalam pakan menentukan banyaknya jumlah pakan yang dikonsumsi. Disamping kandungan energi pakan sama adanya takaran dalam pemberian pakan pada ayam petelur sehingga jumlah yang terkonsumsi oleh ternak ayam relatif sama antara masing-masing perlakuan. Selanjutnya menurut North and Bell (1992) bahwa kandungan energi dalam pakan adalah salah satu faktor pembatas konsumsi. Hubungan energi dalam pakan berbanding terbalik dengan

jumlah konsumsi pakan. Apabila

kandungan energi dalam pakan tinggi, akan mengakibatkan konsumsi pakan rendah, dan sebaliknya apabila energi dalam pakan rendah, maka konsumsi akan tinggi.

Rataan konsumsi pakan yang

dihasilkan selama 14 hari penelitian oleh perlakuan P0 = 1377,71, P1 = 1429,41, P2 = 1452,70, dan P3 = 1385,04. Apabila dilihat nlai rata-rata konsumsi pakan cenderung adanya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketersediaan enzim dari

Lactobacillus fermentum yang mampu

mencerna serat kasar, protein dan lemak

(Waspodo 2011), serta kemampuan

Lactobacillus fermentum dalam penyerapan

nutrisi pakan sehingga memacu produksi telur. Bakteri ini juga mampu menempel dan berkolonisasi pada saluran pencernaan

sehingga organisme patogen akan

mengalami hambatan, berkompetisi

terhadap makanan dan memproduksi zat anti mikrobial dimana bakteri akan menghambat organisme patogenik dengan berkompetisi untuk mendapatkant zat makanan.

Produksi telur

Hasil analisis ragam pemberian

Lactobacillus fermentum pada air minum

ayam petelur memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi telur selama penelitian. Adapun rataan produksi telur dengan masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan produksi telur 14 hari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penambahan Lactobacillus

fermentumdalam air minum memberikan

pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi telur selama penelitian. Hal ini disebabkan adanya peran

Lactobacillus fermentum yang memperbaiki

populasi mikroba pada sistem pencernaan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketersediaan enzim yang mampu mencerna serat kasar, protein dan lemak (Waspodo 2011), serta kemampuan BAL dalam penyerapan nutrisi pakan sehingga memacu

Perlakuan Rerata (g/ekor) Notasi BNT 1% = 36,603 P0 = Kontrol 241,91 a P1= Dosis 2ml/liter 291,48 b P3= Dosis 4ml/liter 311,48 bc P2= Dosis 3ml/liter 341,67 c

(5)

Arif Maulana, dkk. Pemberian Lactobacillus fermentum dalam Air Minum

produksitelur. Bakteri juga mampu menempel dan berkolonisasi pada saluran pencernaan sehingga organisme patogen akan mengalami hambatan, berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat anti mikrobial dimana bakteri akan menghambat organisme patogenik dengan berkompetisi untuk mendapatkanmakanan.

Adanya pengaruh yang sangat nyata pada produksi telur diduga karena adanya

Jumlah pakan yang dikonsumsi

berpengaruh terhadap jumlah konsumsi protein dan energi dalam pakan. sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kompiang (2009) bahwa dengan

penambahan kultur probiotik akan meningkatkan produksi telur harian (HDP).

Penambahan probiotik akan

mempengaruhi produksitelur, karena

Lactobacillus fermentum mampu

meningkatkan daya cerna ternak ayam sehingga pakan dapat diserap dengan baik dan dapat diolah lebih efisien menjadi telur (Jayanata dan Harianto, 2011). Bakteri asam laktat menghasilkan enzim lipase yang bisa memecah lemak bermolekul besar menjadi subtrat yang lebih kecil sehingga mudah dicerna. Bakteri asam laktat adalah salah satu jenis bakteri gram positif yang tidak berspora dan berbentuk bulat atau batang yang mampu mengubah karbohidrat menjadi asam laktat. Asam laktat dapat memberikan efek bakterisidal untuk bakteri lain karena pH lingkungan dapat turun menjadi 3-4,5. Bakteri asam laktat ini bermanfaat bagi kesehatan dan produksi ternak, beberapa diantaranya adalah meningkatkan nilai nutrisi pakan, mengontrol infeksi pada usus dan

meningkatkan pencernaan dengan

menghalangi bakteri patogen dalam saluran pencernaan (Kusmiati dan Malik, 2002). Hal ini juga mempengaruhi peningkatan nutirisi pada pakan yang dikonsumsi

sehingga pakan mengalami peningkatan protein, asam lemak tidak jenuh serta energi pakan dimanfaaatkan untuk produksi telur.

Rataan yang diperoleh dari analisis ragam terhadap berat telur yang dihasilkan perlakuan P0 = 241,91, P1 = 291,48, P2 = 341,67, dan P3 = 311,48 gram selama 14 hari penelitian. Uji BNT 1% pada setiap perlakuan terhadapa berat telur selama 14 hari penelitian menunjukkan bahwa, nilai rataan pada perlakuan P0 sangat berbeda jauh dengan P1, P2 dan P3, P3 tidak berbeda dengan P1 dan P2, P2 tidak berbeda dengan P3 tapi berbeda sangat nyata dengan P1 dan P0.

Ukuran dan berat telur secara garis besar dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor manajemen yang meliputi berat badan, tingkat kematangan seksual dan nutrisi ransum. Hal ini sesuai dengan

pendapat Anggorodi (1994) yang

mengemukakan besarnya telur dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk genetik, tingkat dewasa kelamin, umur, obat-obatan dan makanan sehari-hari. Faktor makanan terpenting yang diketahui mempengaruhi besar telur adalah protein dan asam amino yang cukup dalam pakan.

Konsumsi pakan yang tinggi akan menghasilkan produksi telur yang tinggi, yang berpengaruh adalah kondisi ternak, dalam hal ini yang berpengaruh yaitu bobot badan dan uniformity yang standar (Scott, Nesheim and Young, 1992). Sedangkan menurut Wahju (2004) sebagian besar zat makanan yang dikonsumsi ayam petelur digunakan untuk mendukung produksi telur. Ayam petelur mengkonsumsi pakan lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk mendukung produksi telur (NRC, 1994).

Pengaruh pemberian Lactobacillus

fermentum yang paling signifikan dalam

perlakuan dengan dosis yang paling efisien adalah pada dosis perlakuan P2, dimana

(6)

Arif Maulana, dkk. Pemberian Lactobacillus fermentum dalam Air Minum

pada perlakuan P3 yang memiliki dosis lebih tinggi dari P2 tidak mendapatkan hasil yang lebih optimal. Hal ini diduga pada P3 enzim amilase yang dihasilkan lebih tinggi sehingga energi untuk kebutuhan hidupnya cepat tercukupi mengikabatkan konsumsi pakannya menjadi lebih kecil. Menurut Wahyu (2004) ayam akan berhenti mengkonsumsi pakan apabila energi sudah tercukupi. Dengan semakin menurunnya jumlah intake pakan maka konsumsi zat-zat makanan terutama proteinnya juga kecil sehingga produksi telurnya menurun.Hal inisesuaipernyataan Wahju (2004) sebagian besar zat makanan yang dikonsumsi ayam petelur digunakan untuk mendukung produksi telur

Konversi pakan

Pemberian Lactobacillus fermentum

pada air minum ayam petelur menunjukkan adanya pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konversi pakan. Adapun rataan konversi pakan dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan konversi pakan per ekor selama penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Lactobacillus fermentum pada air minum ayam petelur memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)

terhadap konversi pakan. Adanya

perbedaan konversi pakan pada masing-masing perlakuan dimungkinkan karena

adanya peran dari penambahan

Lactobacillus fermentum pada air minum

ayam dan bisa juga dari ransum yang berkualitas. Hal ini sependapat dengan Anggorodi (1994) yang menyatakan bahwa di samping ransum yang berkualitas baik air minum turut berpengaruh terhadap ukuran besar telur, dimana pada ayam yang kekurangan air minum akan mempengaruhi organ produksinya.

Berdasarkan hasil rataan dari analisa ragam dan uji BNT 1 % terhadap angka konversi pakan yang dihasilkan perlakuan dari terkecil ke besar dari masing-masing perlakuan P2 = 4,25a, P3 = 4,45ab, P1 = 4,90bdan P0 = 5,69c. Dari hasil rataan bisa kita lihat yang menghasilkan nilai terendah pada konversi pakan ada pada perlakuan P2 yang lebih kecil dalam jumlah pemberian Lactobacillus fermentum

dibandingkan dengan perlakuan P3 hal ini dimungkinkan bakteri yang berada dalam sistem pencernaan ayam sudah sangat efisien dari jumlah yang diberikan dari perlakuan P2. Hal ini juga sependapat dengan Rasyaf (1994) bahwa semakin rendah angka konversi pakan berarti semakin baik efesiensi penggunaan pakan. Hal ini juga disampaikan Campbell (1984) bahwa Angka konversi pakan menunjukkan tinggkat penggunaan pakan dimana jika angka konversi pakan semakin kecil maka penggunaan pakan semakin efesien dan sebaliknya jika anggka konversi besar maka penggunaan pakan tidak efesien.

Hasil Uji BNT 1% pada setiap perlakuan selama 14 hari penelitan terhadap konversi pakan menunjukkan bahwa, nilai rataan pada perlakuan P2 berbeda sangat jauh dengan P1 dan P0 tetapi tidak berbeda jauh dengan P3, perlakuan P3 berbeda sangat jauh dengan P0 tetapi tidak berbeda jauh dengan P1 dan P2. Dimungkinkan dalam pemberian Lactobacillus fermentum

dalam air minum dapat menyeimbangkan atau memperbaiki mikroba yang berada

Perlakuan Rerata Notasi BNT

1% = 0,577 P0 = Kontrol 5,69 c

P1= Dosis 2ml/liter 4,90 b P2= Dosis 3ml/liter 4,25 a P3= Dosis 4ml/liter 4,45 ab

(7)

Arif Maulana, dkk. Pemberian Lactobacillus fermentum dalam Air Minum

dalam sistem pencernaan sehingga berpengaruh terhadap nilai konversi pakan. Hal ini sependapat dengan Kusumawati (2003) probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dapat meningkatkan kesehatan manusia ataupun ternak dengan cara menyeimbangkan mikroflora dalam saluran pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : a. Semakin tinggi pemberian Lactobacillus

fermentum pada air minum tidak

berpengaruh terhadap konsumsi pakan, tetapi dapat meningkatkan produksi telur dan menurunkan angkakonversi pakan. b. Pemberian Lactobacillus fermentum

pada air minum ayam petelur dengan dosis 3 ml / liter air minum dapat mengoptimalkan produksi telur dan konversi pakan.

SARAN

Disarankan untuk pemberian

Lactobacillus fermentum pada air minum

ayam petelur menggunakan dosis 3 ml / liter air guna mendapatkan hasil yang optimal dalam produksi maupun konversi pakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Unggas Cetakan 5. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Campbell, W. 1984. Principles of

Fermentation Technology. Cambridge

University Press. New York.

Collado. M. C,. E. Isolauri. S. Salmien. And Y. Sanz. 2009. The Impact of

Probiotics On gut Health. Curr Drug Metab. 10(1) : 68-78.

Jayanata, C.E., dan Harianto, B. 2011. 28 Hari Panen Ayam Broiler (Lebih Cepat Panen Berkat Probiotik dan Herbal). AgroMedia Pustaka. Jakarta Kompiang. I. P. 2009. Pemanfaatan

Mikroorganisme Sebagai Probiotik Untuk Meningkatkan Produksi Ternak Unggas di Indonesia. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 2 (3): 177-191.

Kusumawati, N., L.J. Bettysri, S. Siswa, Ratihdewanti, & Hariadi. 2003. Seleksi bakteri asam laktat indigenous sebagai galur probiotik dengan kemampuan menurunkan kolesterol. Journal Mikrobiologi Indonesia. Vol. 8(2) : 39-43.

Manin, F. 2010. Potensi Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus fermentum dari Saluran Pencernaan Ayam Buras Asal Lahan Gambut sebagai Sumber Probiotik. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol. 8 (5):221-228.

North, M.O. And D.D Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. Published By Van Nostrand Reinhald, New York. NRC. 1994. Nutrient Requirements of

Poultry. (9th rev. ed.). Washington. DC: National Academy Press.

Rasyaf, M. 1994. Pengelolaan Poduksi Telur. Edisi Kedua. Kansius. Yogyakarta.

Scott, M.L., M.C. Nesheim and R.J. Young. 1992. Nutrition of the Chicken. 3nd Ed. ML Scott and Association Ithaca, New York.Sinaga. Sauland. 2009.

Nutrisi dan Ransum Babi.

Wordpress.com. Diakses Pada 5 Agustus 2017.

(8)

Arif Maulana, dkk. Pemberian Lactobacillus fermentum dalam Air Minum

Wahyu. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Press.

Waspodo IS. 2001. Efek probiotik, prebiotik dan synbiotik bagi

kesehatan. http//www.kompas.

com/kompascetak/0109/30/iptek/efek 22.ht m (30 September 2003).

Kusmiati dan Malik, A. 2002. Aktivitas Bakteriosindari Bakteri Leuconostoc mesenteroides Pbac1 pada Berbagai Media. Makara Kesehatan. 6(1): 1-6

Referensi

Dokumen terkait

Disebutkan bahwa posisi penampang kritis adalah pada jarak yang tidak lebih dari setengah tebal efektif pelat (d/2) dari muka kolom atau dari tepi luar tulangan geser jika

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Zuliarti (2012) mengenai pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern

7. Pelanggaran aturan-aturan kampanye dengan melakukan perbuatan- perbuatan yang melanggar hukum, seperti money politic pengerahan PNS dan lain-lainnya.. Manipulasi

Nadirah (2012) menjelaskan bahwa ikan yang terjangkit edwardsiellosis akan memperlihatkan gejala klinis sebagai berikut: (1) Terjadi luka pada kulit yang kemudian

Pada tahap kedua film “Toys Story 3” scene-scene yang sudah dipilah tersebut akan dianalisa secara mendalam dan dimaknai, yang menunjukkan adegan feminisme liberal dari perempuan,

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Berdasarkan kajian terhadap kebijakan fiskal pada masa awal Islam, terlihat bahwa zakat me- mainkan peranan yang sangat pen- ting untuk mencapai tujuan kebijak- an

Wilayah pesisir utara Pulau Jawa, terutama pada kota-kota yang berada pada area pesisir utara Provinsi Jawa Tengah, seperti Semarang, Kendal, Demak, Jepara dan