• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh metode pembelajaran Hypnoteaching terhadap berpikir kritis siswa pada materi Sistem Indera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh metode pembelajaran Hypnoteaching terhadap berpikir kritis siswa pada materi Sistem Indera"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2

Dosen Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 3Dosen Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Email :nevinovianti11@gmail.com muttabio@yahoo.com millalistiawati@gmail.com

Program Studi Pendidikan Biologi, FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung

ABSTRACT

This research is inspired by that in learning biology at school students difficult to express their opinions and understand the material easily. This research aims to analyze the ability to think critically students on the material sensory system using methods hypnoteaching. Research using the quasi experimental design with the design of the nonequivalent control group design. The study was conducted on the class XI SCIENCE 1 using hypnoteaching method amounted to 33 student and XI IPA 2 without using the method hypnoteaching numbered 34 student. The average value of pretest student without using the method of hypnoteaching 36,17 and posttest is 78,26, while using the methods obtained hypnoteaching 38,36 pretest and posttest was 81.65. The average teacher activity keterlaksanaan 94 percent and student activity 91%. The average student response obtained the value of 94%. The results of the t test posttest values obtained 3.35 > 1.99 on the rank of the significance of 5%. It can be concluded that the learning methods hypnoteaching positive effect toward critical thinking students on the material sensory system. Key Words : Hypnoteaching, critical thinking, Sensory System

ABSTRAK

Penelitian ini didasari oleh temuan bahwa dalam pembelajaran biologi di sekolah siswa sulit mengungkapkan pendapat dan memahami materi dengan mudah. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem indera dengan menggunakan metode hypnoteaching. Penelitian menggunakan metode quasi eksperimental desain dengan desain nonequivalent control group design. Penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPA 1 menggunakan metode hypnoteaching berjumlah 33 siswa dan XI IPA 2 tanpa menggunakan metode hypnoteaching berjumlah 34 siswa. Rata-rata nilai pretest siswa tanpa menggunakan metode hypnoteaching sebesar 36,17 dan posttest 78,26, sedangkan yang menggunakan metode hypnoteaching diperoleh pretest 38,36 dan posttest 81,65. Rata-rata keterlaksanaan aktivitas guru 94% dan aktivitas siswa 91%. Rata-rata respon siswa diperoleh nilai 94%. Hasil uji t nilai posttest diperoleh 3,35 > 1,99 pada taraf signifikansi 5%. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran hypnoteaching berpengaruh positif terhadap berpikir kritis siswa pada materi sistem indera.

(2)

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupakan interaksi antara semua komponen pembelajaran. Pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Biologi menjadi wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai serta bertanggungjawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Namun, dalam proses pembelajaran terkadang mengalami hambatan pada sisi psikologi siswa yang belum siap mengkonstruk pola pikirnya. Jayawardana (2015:2) menjelaskan penerapan metode pembelajaran yang monoton dan membosankan akan membuat siswa sulit mengkonstruk pikirannya dan mengakibatkan siswa sulit menerima informasi yang diberikan. Dalam era perkembangan saat ini keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan siswa, seperti pendapat Rumiati (dalam Wahyudi,2015:3) bahwa dalam survei internasional PISA dan TIMSS mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Berkaitan dengan PISA dan TIMSS salah satu aspek yang diukur adalah kemampuan pemecahan masalah dan pemecahan masalah merupakan salah satu aspek berpikir kritis matematis. Jika dilihat dari hasil studi PISA dan TIMSS yang rendah, maka diperlukan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis matematis atau kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Berdasarkan hasil

pengamatan terhadap salah satu SMA swasta di Bandung Timur. Masih terdapat siswa yang sulit

untuk mengungkapkan pendapatnya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik siswa yang cenderung pendiam dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peran pendidik diperlukan dalam memotivasi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Keefektifan metode pembelajaran yang sesuai dengan sisi psikologis siswa dapat membuat siswa termotivasi dan mengubah pola pikirnya mengenai belajar. Metode pembelajaran yang dapat digunakan berkaitan dengan sisi psikologis siswa salah satunya adalah metode pembelajaran hypnoteaching.

Metode pembelajaran hypnoteaching digunakan oleh pendidik sebagai salah satu cara untuk membuat siswa fokus terhadap pembelajaran, mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar dan menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman dan santai, serta interaksi yang baik akan terjadi antara siswa dengan guru sehingga dapat memunculkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem indera. Dipilihnya materi sistem indera karena menurut wawancara dengan guru biologi disalah satu SMA swasta di Bandung Timur siswa masih sulit untuk mengetahui struktur alat indera dan proses kerjanya dengan jelas. Selain itu, diipilihnya materi tersebut diharapkan pendidik dalam proses pembelajarannya dapat mengaitkan metode pembelajaran hypnoteaching dengan kehidupan nyata. Memberikan gambaran nyata pada siswa dengan cara memperlihatkan

(3)

contoh gangguan atau penyakit sistem indera. Penggunan metode pembelajaran hypnoteaching dikaitkan dengan materi sistem indera juga bertujuan untuk membuat siswa termotivasi dan akan berpengaruh terhadap pola pikir siswa mengenai pembelajaran sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik diiringi dengan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki siswa.

METODE PENEITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimental design. Dalam metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Design ini mempunyai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. (Sugiyono, 2015:116).

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di SMA PGRI Rancaekek. Sampel yang diambil yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas dengan menggunakan metode hypnoteaching berjumlah 33 siswa dan XI IPA sebagai kelas tanpa menggunakan metode hypnoteaching berjumlah 34 siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kemampuan berpikir kritis siswa diukur berdasarkan pretest dan posttest dengan bentuk soal uraian berjumlah 16 soal. Data pretest dan posttest dianalisis untuk

mengetahui adanya perbedaan nilai siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, selanjutnya dicari nilai N-Gain untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran hypnoteaching terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem indera. Hasil analisis pretest dan posttest kelas dengan dan tanpa menggunakan metode hypnoteaching dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas dngan dan

Tanpa Menggunakan Metode Hypnoteaching

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata pretest kelas dengan menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching yaitu 38,36, posttest 81,65 dan niali N-gain 0,70 dengan kriteria sedang. Sedangkan kelas tanpa menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching diperoleh nilai pretest 36,17, posttest 78,26 dan nilai N-gain 0,65 dengan kategori sedang (Hake,1999:1). Setelah nilai hasil pretest dan

No Ke la s P re te st P o st te st Ga in N -Ga in Kr it er ia 1 Meng guna kan meto de hypno teachi ng 38,3 6 81,6 5 43,3 0, 70 S ed an g 2 Tanp a meng guna kan meto de hypno teachi ng 36,1 7 78,2 6 42,1 1 0, 65 S ed an g

(4)

posttest diketahui kemudian dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji hipotesis posttest diperoleh nilai

(3,35) ≥ (1,99) artinya terdapat pengaruh metode pembelajaran hypnoteaching terhadap berpikir kritis siswa pada materi sistem indera, dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil tersebut metode hypnoteaching memberikan kesempatan pada siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya. Siswa juga didorong untuk bersikap kooperatif dengan kelompoknya dalam kegiatan diskusi dan eksperimen sehingga mendorong siswa untuk merangsang kamampuan berpikir kritisnya. Hasil yang menunjukkan lebih baik pada kelas dengan menggunakan metode hypnoteaching diantaranya terlihat bahwa siswa aktif menjawab pertanyaan berkaitan dengan apersepsi yang diberikan, siswa tidak gugup pada saat mengungkapkan pendapat, fokus dalam pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa seperti dengan teman. Interaksi yang baik dalam kelas dengan menggunakan metode hypnoteaching tersebut sejalan dengan pendapat Latif (2013:5) bahwa siswa dengan menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching mempunyai komunikasi yang baik antara guru dan siswa atau sebaliknya dan mampu meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Komunikasi yang baik tersebut memunculkan sikap berpikir kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu keberhasilan dalam penggunaan metode hypnoteaching karena saat pembelajaran siswa

diberikan sugesti. Menurut Hajar (2011:45) sugesti adalah kalimat-kalimat yang disampaikan dengan cara dan situasi tertentu. Sugesti tersebut diberikan oleh guru dalam tahapan induksi, kalimat-kalimat yang disampaikan oleh guru dalam sugesti tersebut berisi motivasi untuk membangkitkan minat belajar siswa dan membuat siswa untuk berkonsentrasi secara penuh pada ilmu yang disampaikan oleh guru. Keberhasilan penggunaan metode hypnoteaching juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Dimyati (2015:5) mengenai peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode hypnoteaching menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang lebih baik dengan menggunakan metode hypnoteaching terhadap berpikir kritis siswa dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional. Metode pembelajaran hypnoteaching lebih efektif digunakan dalam pembelajaran karena dengan hypnoteaching dapat membuat siswa senang dalam pembelajaran dan hal itu berkaitan dengan emosi siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Yusuf (2011:72) bahwa emosi merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar, emosi positif seperti perasaan senang, bersemangat, bergairah dan rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan pikirannya terhadap aktivitas belajar.

Analisis aktivitas pembelajaran dapat dilihat dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

(5)

Tabel 2. Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa Metode

Pembelajaran Hypnoteaching P er te m u an Pesentase keterlaksanaan G ur u K ri te ri a S is w a K ri te ri a I 89% Baik sekali 83% Baik sekali II 100% 100% Rata-rata 94% 91%

Berdasarkan Tabel 2 ketahui bahwa rata-rata aktivitas guru 94% dan aktivitas siswa 91%, keduanya termasuk kategori baik sekali (Purwanto,2009:103). Perbedaan hasil yang didapat pada pertemuan pertama dan kedua karena ada beberapa tahapan yang lupa untuk disampaikan pada pertemuan pertama dan siswa masih beradaptasi dengan metode yang digunakan. Sedangkan pada pertemuan kedua guru dapat mengatur waktu dengan baik, menyampaikan setiap tahapan dengan baik, siswa mulai terbiasa dengan metode yang diterapkan dan menimbulkan sikap positif pada kinerja serta parsitipasi siswa dalam pembelajaran sehingga persentase yang diperoleh maksimal. Dalam pembelajaran siswa menunjukkan keaktifannya, antusias dan dapat memahami materi dengan mudah. Seperti yang diungkapkan Sudjana (1989:34) bahwa dalam proses belajar mengajar, partisipasi siswa akan memberikan kontribusi pada kemampuan melakukan transfer of knowledge. Sehingga berdampak pada perolehan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa yang baik tersebut karena adanya beberapa unsur yang diterapkan oleh guru dalam

pembelajaran hypnoteaching. Unsur-unsur tersebut dijelaskan oleh Noer (dalam Yustisia.2016:76) diantaranya yaitu penampilan seorang guru, sikap empati dan simpati seorang guru karena sikap simpati dan empati yang ditunjukkan oleh seorang guru kepada siswa sangat membantu memajukan prestasi siswa, penggunaan bahasa dan teknik penyampaian materi dengan menyelipkan atau memberikan motivasi pada siswa.

Hasil tanggapan siswa dengan menggunakan metode hypnoteaching dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Rata-rata Skor Jawaban Berdasarkan Indikator Respon Siswa

Kelas dengan Menggunakan Metode Hypnoteaching Indikator Persentase Jawaban Kate gori Kemampuan berpikir kritis melalui metode pembelajaran hypnoteaching 73,32% Baik Pembelajaran sistem indera manusia melalui metode pembelajaran hypnoteaching 75,75% Baik Aktivitas pembelajaran dengan metode pembelajaran hypnoteaching 76,29% Baik Pengaruh metode pembelajaran hypnoteaching terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi 70,90% Baik Jumlah 74,06% Baik

(6)

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata respon siswa dengan menggunakan metode hypnoteaching adalah 74,06%

dengan kategori baik

(Sudijono,2006:16).

Persentase jawaban siswa yang tertinggi dengan nilai 76,29% yaitu dengan indikator aktivitas pembelajaran dengan metode pembelajaran hypnoteaching, diantaranya siswa terlihat antusias, senang dalam pembelajaran, aktif dalam diskusi, merasa terbantu dalam menganalisis masalah dan fokus dalam pembelajaran. Adanya perbedaan respon setiap indikator tersebut, menurut Sudirman (2011:74) karena sifat dan respon itu sendiri didorong oleh adanya faktor-faktor yang dapat memengaruhi kebutuhan dari masing-masing individu siswa. Respon siswa dengan menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching menunjukkan hasil yang baik dan tidak terlepas karena adanya motivasi dalam diri siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Wati (2016:27) bahwa pembelajaran dengan hypnoteaching menjadi lebih menyenangkan, membantu kesulitan belajar siswa dan menggali potensi siswa. Hajar (2011:78) menambahkan suasana kelas yang menyenangkan mampu membuat siswa memahami materi dengan maksimal dan hal tersebut merupakan tolak ukur efektifitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran hypnoteaching berpengaruh positif terhadap berpikir

kritis siswa pada materi sistem indera.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Ahmad. 2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Mts Melalui Model Search, Solve, Create, And Share (SSCS) dengan Metode Hypnoteaching. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia dalam repository.upi.edu. Diakses 19 Maret 2017 Jam 20.00 WIB

Hajar, Ibnu. 2011. Hypnoteaching. Yogyakarta: Diva Press. Hake R, Richard. (1999). Analyzing

Change/Gain Score. Dept. Of Physics, Indiana University dalam http//www.physics.indiana .edu/sdi/AnalyzingChange -Gain.pdf. Diakses 10 Januasi 2017. Jam 21.00 WIB

Jayawardana, Bungsu Agung Hepta. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Hypnoteaching Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA/MA. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. 1 (2) 167 – 177 dalam https://journal .uny.ac.id/index.php/jipi/ar ticle/view/7502. Diakses 23 April 2017. Jam 14.00 WIB

Latif, Abdul Rodli. 2013. Pengaruh Metode Hypnoteaching

(7)

dalam Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap Kemampuan Komunikasi dan Analisis Kritis Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 5 Yogyakarta.Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dalam digilib.uinsuka.ac.id/9095/ 1/BAB%20I,%20V,%20D AFTAR%20PUSTAKA.p df. Diakses 23 April 2017. 16.00 WIB

Purwanto, M, N. 2009. Prinsip dan

Teknik Evaluasi

Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian

Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sudijono, Anas. 2006. Pengantar

Statistika Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Wahyudi, Ogi. 20015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui Model Problem-based Learning dan Project-based Learning. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia dalam http://repository .upi.edu/16806/4/S_MAT_ %201102216_Chapter1.pd f. Diakses 04 Agustus 2017. Jam 11.00 WIB Wati, Ega Risma dan Kusuma

Shinta. 2016. Menjadi Guru Hebat dengan Hyonoteaching. Jakarta: Kata Pena.

Yustisia, N. 2016. Hypnoteaching. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas dngan dan
Tabel 2. Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa Metode

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ketiga atau mentoring, sampel dipantau oleh tim langsung baik oleh tim pelaksana ataupun tim evaluator dari pusat dalam kegiatan penelitian potensi

[r]

[r]

Table 2.3 shows how the fiscal gap of $126.3m over 4 years has changed since the 2003-04 MYBU as a result of contributions from: Government responsibilities, including for

Untuk interaksi dari kedua matriks tersebut yaitu Karbopol 940 dan HPMC K4M memberikan pengaruh dapat meningkatkan lama perekatan tablet bukoadhesif serta dapat menurunkan

pada kondisi yang tidak dipercepat dan untuk mengevaluasi penyimpangan di luar petunjuk kondisi penyimpanan seperti kemungkinan terjadi selama pengiriman. Hasil dari

Hasil rata-rata pengamatan berat tongkol dengan kelobot per plot tanaman jagung manis yang telah dianalisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk limbah

Ikatan Commonwealth didasarkan pada perkembangan sejarah dan azas kerja sama antaranggota dalam bidang ekonomi, perdagangan (dan pada Negara-Negara tertentu juga dalam