• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efisiensi Usahatani Kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Efisiensi Usahatani Kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI KENCUR DI DESA LENTENG BARAT KECAMATAN LENTENGKABUPATEN

SUMENEP Fendi Mustofa1)

1).Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unija Email :

ABSTRAK

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang paling kaya di dunia dan sebagian besar dapat digunakan sebagai bahan baku farmasi. Sektor yang paling berperan dalam menunjang perekonomian masyarakat Indonesia adalah sektor pertanian. Kegiatan pertanian meliputi kegiatan penanaman tanaman pangan maupun hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Kencur merupakan tanaman biofarmaka yang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat tradisional diluar negeri mupun di dalam negeri.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui tingkat keuntungan usahatani kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.(2) Untuk mengetahui tingkat efisiensi kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja di Desa Lenteng Barat. Metode analisis yang digunakan adalah analisis biaya (cash total), analisis penerimaan, analisis pendapatan, analisis efisiensi usaha (R/C rasio).

Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani Kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep efisien atau layak diusahakan dengan R/C rasio 4,060. Pendapatan rata-rata yang dihasilkan petani dalam usahatani kencur sebesar Rp 76.209.067 per hektare per musim tanam.

Kata Kunci : Kencur, Pendapatan, R/C rasio.

PENDAHULUAN

Kencur merupakan tanaman biofarmaka yang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat tradisional diluar negeri mupun di dalam negeri. Jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan disebut biofarmaka. Eksudat tanaman yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya.

Menurut Herdiani (2012) eksudat tanaman berupa zat-zat atau

bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya. Kabupaten Sumenep merupakan daerah yang terletak di ujung pulau Madura yang memilki tingkat kesuburan yang tinggi, sehingga banyak tanaman yang bisa tumbuh di daerah Sumenep khususnya di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng. Luas areal produksi kencur di Kabupaten Sumenep.

Usahatani kencur yang dilakukan oleh petani merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang maksimal. Mayoritas petani kencur di

(2)

Desa Lenteng Barat bersifat tradisional dan manajemennya masih tradisional serta tidak melakukan penghitungan yang jelas dan rinci mengenai besarnya biaya produksi dan pendapatannya. Petani hanya mengetahui apabila kencur tersebut terjual habis dan pemasukan lebih besar dari pengeluaran, maka usahataninya dianggap berhasil dan untung.

Menurut Dinas Pertanian Kab. Sumenep (2017), produksi tanaman kencur di Kabupaten Sumenep tahun 2017 sebesar 608,56 Kw dengan luas panen 4,3542 ha. Produksi tanaman kencur di Kecamatan Lenteng tahun 2017 sebesar 79,7 Kw dengan luas panen 0,3725 ha.

Berdasarkan latarbelakang tersebut, maka diperlukan penelitian tentang “Analisis Efisiensi Usahatani Kencur Di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten sumenep.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui tingkat keuntungan usahatani kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.(2) Untuk mengetahui tingkat efisiensi kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan secara purposive sampling (sengaja) (Nazir, 1989), yaitu di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Pertimbangan pemilihan lokasi karena Desa lenteng Barat merupakan desa yang berada di Kecamatan Lenteng yang pada umumnya masyarakatnya membudidayakan tanaman Kencur. Data yang dikumpul-kan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder.

Peng-umpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan penyebaran kuisoner.

Pengumpulan sampel dilaksanakan secara sengaja (purposive sampling) yaitu petani yang menanam Kencur pada tahun 2019 dengan menggunakan

teori Ros-coe (1975) dalam Syaidarlini (2011) atas pertimbangan pedo-man pada poin 1 (satu) maka jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 30 responden.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya, analisis penerimaan, analisis pendapatan, analisis efisiensi dan analisis fungsi cobb-douglas.

Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :untuk

menganalisis, mengolah data dan menjawab perumusan dapat dihitung dengan rumus analisis biaya(Soekartawi, 1995):

TC = TFC + TVC

Dimana TC merupakan Total cost (biaya total), TFC adalah Total fix cost (biaya tetap total), TVC adalah Total variable cost (biaya variabel total)

Penerimaan adalah hasil kali antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Menurut Soekartawi rumus penerimaan dapat ditulis sebagai berikut:

TR = P x Q

Dimana TR adalah Total reveneu (total penerimaan), P yaitu Price (harga),Q adalah Quantity (jumlah produk). Pendapatan merupakan suatu penerimaan total dikurangi biaya total yang dirumuskan (Soekartawi, 1995).

(3)

Dimana Π merupakan Keuntunga (Profit). TRadalah penerimaan total (total revenue). TC adalah biaya total (total Cost

).

R/C adalah suatu perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya yang dirumuskan (Soekartawi, 1995).

R/C Rasio = 𝑻𝑹 (𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒖𝒆 𝒂𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏)

𝑻𝑪 (𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒄𝒐𝒔𝒕 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒂𝒊𝒚𝒂)

Dari perbandingan tersebut maka akan diperoleh kriteria dalam pengambilan keputusannya sebagai berikut” (Soekartawi, 1995) :

a. Jika R/C > 1, berarti usahayang dilaksanakan mendapatkan untung danlayak untuk diusahatanikan. b. Jika R/C < 1, berarti usahayang

dilaksanakan mendapatkan rugi

dantidak layak untuk

diusahatanikan.

c. Jika R/C = 1, berarti usahayang

dilaksanakan tidak mendapatkan untung atau impas (tidak mengalami kerugian).

HASIL DAN PEMBAHASAN Efisiensi Usahatani Kencur

Pembuktian hipotesis pada penelitian ini dijelaskan bahwa suatu usahatani menguntungkan apabila pendapatan atau keuntungan yang diperoleh hasilnya positif.

a.Biaya Tetap (FC)

Dalam menganalisis biaya tetap pada penelitian ini dilakukan terhadap akumulasi biaya sewa lahan, dan biaya penyusutan alat-alat produksi pertanian. Adapun jenis dan jumlah biaya tetap (FC) usahatani Kencur di Desa Lenteng Barat dapat dilihat pada tabel 1. berikut.

Tabel 1.Biaya Tetap Rata-Rata Usahatani Kencur Per Ha Di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

No Jenis Biaya Biaya (Rp) Persentase (%)

1 Sewa Lahan Rp 3.791.111 91,6 %

2 Penyusutan alat-alat produksi

Rp 345.889 8,4 %

Rata-rata Rp 4.137.000 100

Sumber : Data primer diolah, 2019. Biaya variabel dihitung semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan biaya produksi. Biaya variabel ini terdiri dari biaya bibit, pupuk, biaya tenaga kerja dan transportasi. Seperti yang terlihat pada tabel 2. Biaya total merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Total biaya ini merupakan hasil penjumlahan dari biaya tetap (FC dan biaya tidak tetap (VC). Berikut total biaya pada usahatani Kencur di Desa Lenteng Barat pada tabel 3

Penerimaan adalah jumlah dari perkalian antara jumlah produksi

dengan harga jual

(Soekartawi,1995). Jumlah produksi dan harga jual tinggi maka penerimaan suatu usahatani akan tinggi. Sebaliknya jika jumlah produksi dengan jual rendah maka penerimaan akan rendah. Berikut besarnya penerimaan usahatani Kencur dapat dilihat padaTabel 4.

Pendapatan Dan Efisiensi Usahatani Kencur. Menurut Soekartawi (1995), pendapatan

(4)

merupakan selisih antara total. Penerimaan dengan total biaya.

Pendapatan rata-rata petani Kencur disajikan pada tabel 5

Tabel 2. Jumlah Biaya Variabel Rata-Rata Usahatani Kencur Per Ha Di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

No Jenis Biaya Jumlah Persenta

se (%)

1 Bibit Rp 16.718.222 79,1

2 Pupuk Rp 512.889 2,4

3 Upah TK Persiapan Pengolah Rp 206.889 1,0

4 Tanah Upah TK Penanaman Rp 691.111 3,3 5 Upah TK Penyiangan Rp 580.000 2,7 6 Upah TK Panen Rp 991.667 4,7 7 Upah TK Pembersihan Rp 742.222 3,5 8 Transportasi Rp 624.444 3,0 9 Sak (Karung) Rp 62.044 0,3 Rata-rata Rp 21.129.489 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Tabel 3. Biaya Total Rata-rata Usahatani Kencur Per Ha Di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

No Jenis Biaya Jumlah Persentase (%)

1 Biaya Tetap Rp 4.137.000 16,4

2 Biaya Variabel Rp 21.129.489 83,6

Biaya Total Rata-rata Rp 25.266.489 100

Sumber : Data primer diolah, 2019.

Tabel 4. Penerimaan Rata-rata Usahatani Kencur Per Ha Di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

Uraian Keterangan

Jumlah Produksi (Kg) 1.268

Harga (Rp) 80.000

Penerimaan Rp 101.475.556

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Tabel 5. Pendapatan Rata-rata Usahatani KencurPer Ha Di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

Uraian Nilai

Penerimaan Biaya Total Rp 101.475.556

Pendapatan Rp 25.266.489

R/c Ratio Rp 76.209.067

4,060 Sumber : Data primer diolah, 2019

Dari tabel 5, dapat dijelaskan, bahwa pendapatanrata-rata usahatani Kencur selama musim tanam sebesar

Rp76.209.067 dengan nilai R/C ratio sebesar 4,060 yang berarti usahatani Kencurdi Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep efisien.

(5)

Jadi setiap biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1,-

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usahatani kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep adalah sebagai berikut: Pendapatan rata-rata yang dihasilkan petani dalam usahatani kencur sebesar Rp 76.209.067 per hektare per musim tanam. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas lahan yang digunakan maka pendapatan yang dihasilkan akan semakin tinggi. Usahatani kencur di Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten sumenep efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Afriastini. 2005. Bertanam Kencur. Jakarta: Wakarta Penebar Swadaya

Agoes, A. 2010. Tanaman Obat

Indonesia. Jakarta: Salemba

Medika

Agustian, T. 2016. Analisis Usahatani Lengkuas Di Desa Bojong Nangka,Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [Skripsi].Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Insitut Pertanian Bogor. Bogor Arsyad. 1991. Analisis Usaha tani.

Jakarta: Ui.

Ashari. 1995.Hortikultura Aspek

Budidaya. Jakarta: UI

Balkis, 2015. Pengelolaan Usahatani Jahe Putih Di Kelurahan Sempaj Kecamatan Samarinda Utara.

Jurnal Agrifor. 14(1): 123-130

Basiroh. 2017. Analisis Sistem Agribisnis Kencur Di Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung Boediono.2000. Ilmu Uasahatani

Ekonomi Pertanian. Jakarta: Ui.

Djamali. 2000. Manajemen Usahatani. Jember. Departemen Pendidikan Nasioanl, Politeknik Pertanian Negri Jember,J urusan

Manajemen Agribisnis.

Evizal, Rusdi. 2013. Tanaman Rempah Dan Fitofarmaka. Katalog Dalam Terbitan. Perpustakaan Nasional Ri. Jakarta.

Herdiani. 2012. Potensi Tanaman Obat Indonesia. Http://Www.Bbpp-Lembang.Info/Index.Php/A rsip/Artikel-Pertanian/585-

Potensi-Tanaman-Obat-Indonesia: Diakses Pada Tanggal

14 Desember 2018. Mceachern, William. 2001. Ekonomi

Mikro Pendekatan Kontemporer.

Jakarta: Salemba Empat.

Miller, R. J And Roger E Meiners. 2000. Teori Mikroekonomi

Intermediate. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.

Pratama. 2014. Analisis Pendapatan Dan Pemasaran Tanaman Kencur Di Kecamatan Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara. [Thesis]. Universitas Bengkulu. Bengkulu

Rahardja Dan Mandala. 1999. Ilmu

Usaha Pertanian. Jakarta: Ui.

Ratag. 1978. Pendapatan Usahatani Vanili Di Desa

Pinamorongan Kecamatan Tareran. [Skripsi]. Fakultas Pertanian Unsrat. Unsrat. Manado

Rosita. 2006. Respon Kencur Terhadap Pemupukan. Prosiding Seminar Nasional Dan Pameran Tumbuhan Obat Indonesia Xxviii

Rukmana, R. 1994. Kencur. Kanikus: Yogyakarta.

Soedjarmanto Dan Riswan.1994. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Batu Bata Di Kabupaten Dati Iis Banyumas.

[Skripsi]. Fakultas Ekonomi Unsoed. Purwokerto. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani.

Jakarta: UI

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Ui.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta: Ui.

(6)

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: UI

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Ui.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta: Ui.

Gambar

Tabel 2. Jumlah Biaya Variabel Rata-Rata Usahatani Kencur Per Ha Di Desa Lenteng  Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep

Referensi

Dokumen terkait

Siklus pemanasan bertekanan-pendinginan memiliki pengaruh yang signifikan (p&lt;0,05) dalam meningkatkan kadar RS tepung Campolay termodifikasi jika dibandingkan dengan

seluruh indikator aktivitas 62,5% sudah terlaksana dengan kategori baik, 8) Meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dari seluruh indikator aktivitas 75% sudah

Guru kini semakin sadar terhadap pembe lan la­ yanan belajar bermutu kepada peserta didiknya, sebab mere­ ka kian kritis, mereka menge­ tahui tuntutan persaingan

Oleh karenanya Pendidik (guru dan Orang tua) harus benar-benar memahami apa saja hal-hal yang dapat menghambat pengembangan karakter anak dan apa saja yang dapat membantu

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai jenis auksin alami, persentase setek hidup bibit tanaman buah naga tertinggi pada perlakuan air kelapa dan

Skripsi ini membahas tentang pengaruh struktur modal ( Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio ) dan Earning Per Share

adanya masalah yang dihadapi pasar tradisional sebagai wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi skala

Adanya Program Pembaharuan Agraria Nasional (PPAN) ini ternyata membawa dampak perubahan sosial dalam masyarakat di Kecamatan Jasinga, khususnya dalam hal ini Desa Pangradin