• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBANGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN, KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUMBANGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN, KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBANGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN, KESEIMBANGAN DINAMIS

DAN FLEKSIBILITAS TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA

PERMAINAN SEPAKBOLA

Andika Priya Pratama

Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

t.grandfather@yahoo.com

Abstrak

Pembinaan dan pelatihan teknik dasar bermain sepakbola merupakan salah satu faktor penting agar pemain sepakbola memiliki keterampilan bermain sepakbola. Karena penampilan seorang pemain sepakbola atau kualitas sebuah tim sepakbola dapat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan keterampilan bermain sepakbola para pemainnya. Kondisi fisik merupakan unsur pendukung yang penting untuk menunjang penguasaan keterampilan teknik. Kondisi fisik akan mempengaruhi penguasaan keterampilan yang ditunjang dengan latihan keterampilan menggiring bola. Komponen kondisi fisik yang dimiliki pemain sepakbola adalah : speed, Strenght, Endurance, Flexibility, Accuration, Power, Coordination, Reaction, Balance, Agility. Dalam kemampuan menggiring bola (dribbling), komponen fisik yang menunjang yaitu koordinasi mata-kaki, kelincahan, keseimbangan dinamis dan fleksibilitas togok.

Kata kunci : Koordinasi, Kelincahan, Keseimbangan, Fleksibilitas, Menggiring Bola PENDAHULUAN

Sepakbola merupakan olahraga yang cukup memasyarakat dan digemari seluruh lapisan masyarakat dunia mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak kejuaraan yang telah diselenggarakan diberbagai event dunia seperti Liga Champions, Piala Dunia, Piala Eropa dan lain sebagainya. Dari event-event sepakbola tersebut mampu menghipnotis semua masyarakat di dunia untuk menyaksikan pertandingan sepakbola. Banyak negara-negara Eropa menggunakan permainan sepakbola sebagai olahraga Nasional. Seperti dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 1) bahwa, “Sepakbola merupakan permainan beregu yang paling populer di dunia dan bahkan telah menjadi permainan Nasional bagi setiap negara di Eropa, Amerika Selatan, Asia, Afrika dan bahkan pada saat ini permainan itu digemari di Amerika Serikat”. “Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan dengan salah satunya sebagai penjaga gawang” (Sucipto dkk, 2000: 7). Permainan sepakbola di mainkan oleh sebelas pemain dalam satu tim, yang terdiri dari penjaga gawang, pemain bertahan, pemain tengah, dan pemain penyerang. Sebelas pemain dalam satu tim memiliki tugas masing-masing, seperti penjaga gawang yang bertugas mengamankan gawangnya dari gol lawan, pemain bertahan bertugas sebagai pengawal pemain penyerang lawan agar tidak memasukkan bola ke gawang timnya, pemain tengah bertugas mengalirkan bola yang ada di belakang untuk di distribusikan pada penyerang dan pemain penyerang atau straiker bertujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Setiap cabang olahraga memiliki tujuan tertentu dalam permainannya, “tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri, agar tidak kemasukan” (Sucipto dkk, 2000: 7). Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau kesebelasan berusaha menguasai bola, memasukkan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola.

Prestasi cabang olahraga sepakbola di Indonesia di anggap kurang begitu maju dibandingkan dengan prestasi olahraga cabang lainnya. Padahal antusias masyarakat Indonesia begitu besar terhadap

(2)

Tim Nasional Senior. Tetapi bukan hanya minat dan antusias saja yang dapat mempengaruhi prestasi, melainkan ada banyak faktor yang harus diperhatikan dan perlu pembenahan di berbagai sektor, diantaranya, masalah sarana dan prasarana, kompetisi yang teratur dan berkesinambungan, kualitas pelatih, dan didukung oleh penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan. Faktor-faktor ini perlu ditangani secara sungguh-sungguh dan tentunya dibutuhkan dukungan dari semua pihak yang berkompetensi, khusunya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), sebagai induk organisasi sepakbola nasional.

Pembinaan dan pelatihan teknik dasar bermain sepakbola merupakan salah satu faktor penting agar pemain sepakbola memiliki keterampilan bermain sepakbola. Karena penampilan seorang pemain sepakbola atau kualitas sebuah tim sepakbola dapat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan keterampilan bermain sepakbola para pemainnya. Menurut Al-Hadiqie (2013: 31-57) bahwa, “Skill atau ketangkasan yang harus dikuasi dalam bermain sepakbola yaitu: passing atau operan, heading atau menyundul, dribbling atau menggiring bola, shooting/kicking atau tendangan, moves, trapping, receiving dan kontrol”.

Teknik menggiring bola (dribbling) pada permainan sepakbola dirasa penting agar bola yang dikuasai tidak direbut dengan mudah oleh lawan. Teknik menggiring bola pada permainan sepakbola merupakan salah satu unsur teknik dasar yang penting. Kemampuan melakukan menggiring bola berperan untuk memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan sepakbola. Dengan demikian agar menjadi pemain sepakbola yang handal perlu didukung dengan memiliki keterampilan teknik dasar yang baik, termasuk keterampilan menggiring bola.

Kondisi fisik merupakan unsur pendukung yang penting untuk menunjang penguasaan keterampilan teknik. Kondisi fisik akan mempengaruhi penguasaan keterampilan yang ditunjang dengan latihan keterampilan menggiring bola. Bila pemain memiliki fisik yang jelek penguasaan keterampilan menggiring bola akan sulit dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Sajoto (1988: 58-59) bahwa, “kalau seorang atlet ingin berprestasi harus memiliki kondisi fisik seperti: kekuatan (strength), daya tahan (endurance), daya ledak otot (muscular power), kecepatan (speed), koordinasi (coordination), fleksibilitas (flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), ketepatan (accuracy), reaksi (reaction)”. “Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya” (Sajoto, 1995: 810).

Hubungan kondisi fisik dan sepakbola dan juga teknik dribble juga di bahas oleh Scheunemann (2012: 14), “Komponen kondisi fisik yang dimiliki pemain sepakbola : 1).speed, 2).Strenght 3).Endurance, 4).Flexibility 5).Accuration 6).Power, 7).Coordination, 8).Reaction, 9).Balance, 10).Agility”. Dalam kemampuan menggiring bola (dribbling), komponen fisik yang menunjang yaitu koordinasi mata-kaki, kelincahan, keseimbangan dinamis dan fleksibilitas togok.

PEMBAHASAN Sepakbola

“Pada dasarnya sepakbola adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki yang dilakukan dengan tangkas, sigap, cepat dan baik dalam mengontrol bola dengan tujuan untuk mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya sesuai aturan yang ditetapkan dalam waktu dua kali 45 menit” (Salim, 2008: 82).

“Permainan sepakbola adalah olahraga permainan 11 lawan 11 dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu dua hakim garis, permainan berlangsung pada lapangan yang berukuran panjang 100-110 meter dan lebar 64-75 meter, dengan garis lapangan selebar 12 centimeter dan dilengkapi dengan dua buah gawah yang tingginya 2,44 meter dan lebar 7,32 meter. Bola yang digunakan tersebut dari kulit. Waktu permainan 2x45 menit yang terdiri dari dua babak dan diselangi istirahat 15 menit, untuk sistem pertandingan setengah kompetensi permainan hanya berlangsung selama 2 x 45 menit tanpa ada tambahan waktu walupun skor sama, untuk pertandingan yang memakai sistem gugur, jika skor masih sama setelah waktu pertandingan 2x45 menit habis, diadakan tambahan waktu 2x15 menit, dan bila skor masih sama, maka dilakukan adu pinalti. Ide permainan sepakbola itu sendiri yaitu memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawang kita dari kemasukan bola lawan” (PSSI, 2005).

(3)

Dalam upaya peningkatan keterampilan bermain sepakbola, keterampilan dasar sepakbola erat sekali hubungannya dengan kemampuan koordinasi gerak selain fisik, teknik, taktik dan mental tentunya. Banyak gerakan-gerakan yang terjadi selama permainan sepakbola berlangsung baik gerakan yang tanpa bola maupun gerakan dengan bola, misalnya gerakan berjalan, berlari, gerakan memutar badan, gerakan melompat, gerakan meloncat, gerakan menendang bola, gerakan menyundul bola, gerakan melempar bola dan gerakan menangkap bola bola bagi penjaga gawang.

Pada umumnya teknik dasar sepakbola dapat dikelompokkan menjadi tiga, pertama adalah menendang yang bisa diwujudkan menjadi dua hal yaitu mengoper (passing) dan menembak ke arah gawang (shooting), ke dua adalah menggiring (dribbling) yang biasa ditunjukkan dengan berlari membawa bola (running with the ball) dan menggiring ketika ada lawan dilanjutkan melewati atau mempertahankan dari rampasan lawan dan ke tiga adalah menghentikan bola (stoping ball).

“Permainan sepakbola mencakup dua kemampuan dasar gerak atau teknik yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang pemain sepakbola, yakni teknik badan dan teknik bola” (Muchtar, 1992: 54). “Dalam hal ini yang dimaksud dengan teknik badan disini adalah cara seorang pemain menguasai gerak tubuhnya dalam sebuah permainan, yaitu bagaimana cara berlari, cara melompat dan gerak tipu badan, sedangkan teknik dengan bola adalah cara penguasaan bola dengan menggunakan berbagai bagian tubuh seperti teknik menendang, menerima bola, menggiring bola, gerak tipu dengan bola, menyundul bola, merebut bola, lemparan ke dalam dan teknik penjaga gawang” (Muchtar, 1992: 54). Salah satu teknik dasar permainan sepakbola yang paling berpern penting adalah teknik dasar menggiring (dribble) bola.

Menggiring Bola

Menurut Mielke (2003: 1) “Dribbling dalam permainan sepakbola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat kamu bergerak di lapangan permainan”. Menggiring bola dapat di artikan sebagai suatu gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menggiring bola dapat dilakukan pada saat-saat menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan. Kegunaan teknik menggiring bola antara lain untuk melewati lawan, berputar dan mengubah arah bola, mencari kesempatan memberikan umpan bola kepada kawan dengan tepat, menahan bola tetap dalam penguasaan, dan menyelamatkan bola, apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera mengoperkan bola kepada kawan.

Koordinasi mata-kaki, kelincahan, keseimbangan dan fleksibilitas togok pada kemampuan menggiring bola sangat dibutuhkan, karena pada saat pemain menggiring bola ke daerah lawan posisi bola harus tetap terkontrol dan dekat dengan badan dan dalam penguasaan, posisi tubuh juga harus siap merubah arah dari satu titik ke titik yang lain tetapi juga harus tetap menjaga keseimbangan badan supaya bola tetap dalam penguasaan. Menggiring bola pada permainan sepakbola pemain diharapkan dapat menguasai bola dari segala rintangan. Rintangan yang dihadapi pemain ketika menggiring bola seperti hadangan terjangan tackle atau adu badan (body contact) dengan pemain lawan yang akan merebut bola.

Komponen Kondisi Fisik yang Mempengaruhi Kemampuan Menggiring Bola

Menurut Komarudin (2005: 21-37), bahwa “Faktor pendukung yang sangat penting bagi penguasaan keterampilan sepakbola ada dua aspek yang harus dipenuhi, yaitu unsur fisik (a. Kelentukan (flexibility), b. Kekuatan (strength), c. Daya Ledak (power), d. Daya tahan (endurance)) dan unsur motorik (a. Keseimbangan (balance), b. Orientasi Ruang (spatial orientation))”. Menurut Scheunemann (2012: 14) “Hal-hal yang meningkatkan kemampuan tubuh atau fisik pemain sepakbola terdiri dari : a. Kekuatan (Daya tahan kekuatan, Daya eksplositas, Kekuatan maksimal), b. Daya tahan (Kemampuan gerak tubuh (aerobic capacity), Kekuatan gerak tubuh (aerobic power), Tenaga yang dihasilkan otot dengan laktat (anaerobic lactic), Tenaga yang dihasilkan otot tanpa laktat (anaerobic alactic)), c. Kecepatan (Reaksi, Kemampuan akselerasi (acceleration), Kecepatan maksimal, Daya tahan tubuh mempertahankan kecepatan, Kemampuan merubah arah lari dengan cepat (acyclic speed)), d. Kelenturan dan mobilitas otot, e. Koordinasi dan kelincahan, f. Kemampuan motorik dasar, g. Daya tanggap dan kewaspadaan (awareness)”.

Berdasarkan penjelasan dua ahli di atas dan situasi pemain dalam menggiring bola di suatu pertandingan, maka dapat disimpulkan ada beberapa komponen kondisi fisik yang berpengaruh terhadap

(4)

kemampuan menggiring bola seorang pemain pada permainan sepakbola. Komponen kondisi fisik tersebut antara lain : koordinasi mata-kaki, kelincahan, keseimbangan dinamis dan fleksibilitas togok.

Koordinasi Mata-Kaki

Pengertian dari koordinasi menurut beberapa ahli seperti menurut Suharno (1993: 61) bahwa “Koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras”. Barrow dan McGee yang dikutip oleh Harsono (1988: 220) memberikan batasan mengenai koordinasi yaitu, “Kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus”. Dengan demikian kesimpulan dari pendapat tersebut ialah koordinasi merupakan kemampuan dari dua atau lebih organ tubuh yang bergerak dengan satu pola gerak tertentu.

Pusat pengaturan koordinasi di otak kecil (cerebullum) dengan proses dari gerak syaraf ke syaraf tepi, ke indra dan terus ke otak, untuk melaksanakan gerak yang selaras dan utuh dengan otot sinergis dan antagonis. “Koordinasi mempunyai kegunaan : mengkoordinasikan beberapa gerakan agar menjadi satu gerakan yang utuh dan serasi, efisiensi dan efektif dalam penggunaan tenaga, untuk menghindari terjadinya cidera, mempercepat berlatih, menguasai teknik, dapat untuk memperkaya teknik dalam bertanding, kesiapan mental atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan” (Suharno, 1993: 62).

Koordinasi gerakan ada berbagai macam, seperti koordinasi mata-kaki (foot-eye coordination) contohnya dalam kemampuan menggiring bola, koordinasi mata-tangan (eye-hand coordination) misalnya keterampilan melempar suatu objek ke sasaran tertentu. Beberapa aktivitas membutuhkan koordinasi menyeluruh (over-all coordination) dari tubuh, misal keterampilan senam.

Koordinasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu koordinasi mata-kaki. Jadi yang dimaksudkan dengan koordinasi mata-kaki dalam penelitian ini adalah koordinasi antara mata (penglihatan) dengan gerakan kaki pada saat pemain melakukan dribble atau kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola.

Mata merupakan indera penglihatan yang berfungsi mengaktualisasi terhadap objek-objek tertentu yang menangkap dan membedakan kejadian-kejadian yang dilihatnya, dalam hal ini mata berfungsi sebagai indera penglihat yang cermat untuk mengikuti suatu objek tertentu. Mata juga mempunyai kemampuan mengingat tentang apa yang pernah dilihatnya, misalnya seorang pemain bisa mengingat kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola yang dilakukan setelah melihat permainan sepakbola. Selain itu mata juga dapat membedakan bentuk dan bidang serta dapat menginterprestasikan dalam keajengan suatu objek yang dilihatnya berulang-ulang.

Kaki merupakan bagian anggota badan yang terdapat indera gerak. Organ indera gerak atau kinestetik berada pada otot, sendi, dan tendon. Indera gerak terjadi apabila koordinasi yang digunakan seseorang dalam melakukan pola gerakan tertentu, misalnya pada saat menguasai bola dan melakukan terobosan juga melewati pertahanan lawan sambil tetap menguasai bola, dalam hal ini kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola.

Koordinasi mata-kaki merupakan dasar untuk mencapai kemampuan menggiring bola yang tinggi dalam bermain sepakbola. Dalam dribble atau kemampuan menggiring bola terdapat gabungan beberapa gerakan yang harus dilakukan secara terpadu dan selaras. Untuk melakukan dribble secara sempurna diperlukan koordinasi mata-kaki yang baik.

Kelincahan

Kelincahan sangat penting untuk olahraga yang membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan situasi pertandingan. Definisi kelincahan menurut Irianto (2009: 68) mengatakan “Kelincahan merupakan kemampuan biomotor dari unsur-unsur kemampuan fisik secara umum, yaitu keterampilan untuk mengubah arah gerakan tubuh atau bagian tubuh secara tiba-tiba”. Sedangkan menurut Kirkendall, et. Al, (1987: 122) menyatakan bahwa “kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara cepat dan tepat”.

Definisi kelincahan menurut Jensen dan Fisher (1979: 195-196) mengatakan “Kelincahan tersusun atas komponen-komponen koordinasi, kekuatan, kelentukan, waktu reaksi dan kecepatan. Kelincahan berkenaan dengan gerakan-gerakan khusus, merupakan bagian dari komponen khusus. Kelincahan berkenaan dengan gerakan-gerakan khusus, merupakan bagian dari komponen kecepatan”.

(5)

Kelincahan ketika bergerak tidak berdiri sendiri, karena kelincahan merupakan gabungan unsur-unsur kondisi fisik yaitu koordinasi, kecepatan, dan kelentukan. Kelincahan sendiri dibedakan menjadi dua macam, kelincahan umum dan kelincahan khusus. Jenis kelincahan menurut Sudjarwo (1993: 31-32) menyatakan “Kelincahan umum merupakan kelincahan gerak secara umum untuk menghadapi aktivitas olahraga secara umum. Sedangkan kelincahan khusus merupakan kemampuan seseorang untuk menjalankan cabang olahraga khusus sesuai dengan pilihannya”.

Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa, kelincahan umum digunakan pada aktivitas sehari-hari, sedangkan kelincahan khusus merupakan kelincahan yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu. Ditinjau dari sudut anatomis kelincahan umum melibatkan gerakan seluruh segmen bagian tubuh dan kelincahan khusus hanya melibatkan gerakan segmen tubuh tertentu.

Pada cabang olahraga sepakbola terutama pada kemampuan menggiring bola kelincahan sangat dibutuhkan karena pemain sepakbola dituntut untuk dapat bergerak lebih cepat dari lawan dan berusaha menghindar dari sergapan pemain bertahan sehingga pemain tersebut dapat melapaskan diri dari kawalan lawan atau dapat mencari posisi dalam menyerang dengan cepat tanpa bisa diikuti oleh pemain tim lawan.

Keseimbangan Dinamis

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan) dan keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.

Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi atau interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi atau diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.

Keseimbangan berperan penting pada permainan sepakbola, dalam hal ini adalah kemampuan menggiring bola atau dribble. Gerakan-gerakan dribble yang bercirikan perpindahan tempat dari satu titik ke titik lain dan pada saat mendapat tekanan dari pemain lawan (body contact) maka pemain yang sedang menggiring bola harus tetap bisa mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Selain itu, keseimbangan yang baik menjadikan gerakan lebih efektif dan efisien. Kemendiknas (2010: 114) menjelaskan, “Salah satu dasar dalam menggiring bola yaitu harus bisa berubah arah dan kecepatan dribble dengan sekonyong-konyong (changing speed and reaction)”.

Fleksibilitas Togok

Fleksibilitas mengandung pengertian yaitu luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. “Ada dua macam flesibilitas, yaitu (1) fleksibilitas statis, dan (2) fleksibilitas dinamis. Pada fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Sebagi contoh untuk pengukur luas gerak persendian tulang belakang dengan cara sit and reach. Sedangkan fleksibilitas dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi” (Sukadiyanto, 2002: 119).

Perkembangan fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. “Pada umumnya anak kecil memiliki otot yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia belasan tahun (usia sekolah). Dan memasuki usia remaja fleksibilitas mereka cenderung mencapai puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahan-lahan fleksibilitas mereka menurun” (Alter, 1996: 15).

Fleksibilitas tubuh menunjang sekali keterampilan bermain sepakbola. Pemain sepakbola dapat belajar teknik bermain sepakbola dengan hasil yang memuaskan jika memiliki tubuh yang lentur dan tidak kaku. Fleksibilitas juga bisa sangat menentukan apakah seseorang pemain sepakbola dapat

(6)

menyelesaikan babak pertandingan. Selalu melakukan pemanasan kemudian melenturkan tubuh (streching) sebelum bermain sepakbola. Kombinasi kelentukan dan kekuatan akan menjadi alur gerak (fluidity) si pemain, mudah dan mengesankan latihan khususnya untuk meningkatkan kelenturan tubuh.

Pemain sepakbola yang memiliki kelentukan togok yang baik, akan dapat meliuk dan menghindar dengan baik pada saat menggiring bola pada permaian sepakbola untuk melewati lawan yang menghadang. Ini disebabkan, dengan fleksibilitas togok yang baik, maka pernain sepakbola akan dapat melakukan gerakan secara elastis dan luwes pada saat melakukan gerakan menggiring bola. Dengan demikian untuk mendapatkan keterampilan yang baik, maka pemain sepakbola harus memiliki fleksibilitas togok tinggi.

KESIMPULAN

Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditunda-tunda atau ditawar-tawar lagi, terlebih pada teknik dasar menggiring pada permainan sepakbola diperlukan kondisi fisik yang baik. Agar dapat melakukan dribbling yang baik dan benar serta mencapai gerakan yang efektif dan efisien, maka faktor koordinasi mata-kaki, kelincahan, keseimbangan dinamis dan fleksibilitas togok harus terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hadiqie, Zidane Muhdhor. 2013. Menjadi Pemain Sepakbola Profesional, Teknik, Strategi, dan Taktik. Jakarta: Kata Pena.

Alter, Michael. J. 1996. 300 Teknik Peregangan Olahraga. Terjemahan Jamal Habib. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Olahraga. Jakarta: PT. Raja Gravindo. Irianto, Djoko Pekik., dkk. 2009. Materi Pelatihan Kondisi Fisik Dasar. Jakarta: ASDEP Pengembangan

Tenaga dan Pembinaan Keolahragaan.

Jensen, CR. & Fisher, AG. 1979. Scentific Basis of Atletic Conditioning. Philadelphia: Lia Febinger.

Kirkendal DR, Gruber JJ, Johnson RE. 1987. Measurement and Evaluation for Physical Educators. Second Edition. Champaign: Human Kinetics Publisher Inc.

Komarudin. 2005. Dasar Gerak Sepakbola. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Mielke, Danny 2003. Dasar-Dasar Sepakbola-Cara yang lebih baik untuk mempelajarinya. Bandung: Pakar Raya.

Muchtar, Remmy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

PSSI. 2005. Laws Of The Game (peraturan permainan) FIFA. Jakarta: Bidang Sumber Daya PSSI.

Sajoto, Mochamad. 1988. Peningkatan dan Pembentukan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Debdikbud.

Sajoto, Mochamad. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Salim, Agus. 2008. Buku Pintar Tenis Meja. Bandung: NUANSA.

Scheunemann, Timo. 2012. Kurikulum Sepakbola Indonesia Untuk Usia Dini (U5-U12), (U13-U20) & Senior. Jakarta: PSSI.

Sucipto, dkk. 2000. Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Suharno, HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Sukadiyanto. 2002. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK UNY.

Tarigan, Beltasar. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Sepakbola. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Referensi

Dokumen terkait

(4) Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola... commit to user

Penelitian bertujuan mengetahui besarnya pengaruh kelentukan pergelangan tangan, koordinasi mata dan tangan dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada

1) Hubungan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola. Kelincahan merupakan gerak dasar yang harus dimiliki oleh pemain sepakbola,

Terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan koordinasi mata-kaki dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar menggiring bola, dengan kata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola murid SD Negeri

Hipotesis yang pertama diuji dalam penelitian ini yaitu “ada hubungan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa SMA Negeri 11 Makassar”,

Furqon Hidayatullah2, Sapta Kunta Purnama3 1 - 14 SUMBANGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN, KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA

2019 Kontribusi Kelincahan dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Kemampuan Dribble Bola Pemain Sepakbola SMPN 3 Payakumbuh Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya kemampuan