commit to user
HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN
PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA
PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN
SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh :
REJO WAHYU SURYANTO
NIM. K 4607050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN
PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA
PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN
SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011
Oleh :
REJO WAHYU SURYANTO
NIM. K 4607050
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 23 Juni 2011
Pembimbing I
Drs. Agus M
ukholid, M. Pd
NIP. 19640131 198903 1 001
Pembimbing II
commit to user
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jumat
Tanggal : 22 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. H. Sunardi, M. Kes
Sekretaris : Drs. Waluyo, M.Or
Anggota I : Drs. Agus Mukholid, M. Pd
Anggota II : Tri Winarti Rahayu, S. Pd, M. Or
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
commit to user
ABSTRAK
Rejo Wahyu Suryanto. HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI,
KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011.
Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (3) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (4) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa usia 14-15 tahun lembaga pendidikan sepakbola Indonesia Muda Sragen tahun 2011 berjumlah 52 orang. Menggunakan penetapan sampel total sampling yang meliputi keseluruhan siswa berjumlah 52 orang. Menggunakan teknik pengumpulan data tes dan pengukuran yang terdiri dari empat variabel yaitu koordinasi mata-kaki, kelincahan, panjang tungkai dan kemampuan menggiring bola. Untuk mengukur koordinasi mata-kaki dengan soccer dribble test, untuk mengukur kelincahan dengan dogging run, untuk mengukur panjang tungkai dengan leg lenght dan tes kemampuan menggiring bola. Menggunakan teknik analisis data korelasi product moment dan analisis regresi tiga prediktor dengan taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola, rhitung
= 0.756 > rtabel 5%. = 0.279 dan memberikan sumbangan sebesar 36,764 %. (2) Ada
hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kemampuan menggiring bola,
rhitung = 0.765 > rtabel 5%. = 0.279 dan memberikan sumbangan sebesar 31,445 %. (3)
Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola, rhitung = 0.749 > rtabel 5%. = 0.279 dan memberikan sumbangan
sebesar 15,730 %. (4) Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola. Nilai Fhitung
= 83,6193 > Ftabel = 2.89 dan memberikan sumbangan sebesar 83,939 %. Besarnya
R2 antara koordinasi mata-kaki (X
1), kelincahan (X2), panjang tungkai (X3) dengan
kemampuan menggiring bola (Y) adalah 0,839.
commit to user ABSTRACT
Rejo Wahyu Suryanto. EYE-FOOT COORDINATION RELATIONS, AGILITY AND LONG LEGS DRIBBLE ABILITY TO STUDENTS AGES 14-15 YEARS AT THE FOOTBALL INSTITUTE OF EDUCATION INDONESIA MUDA SRAGEN YEAR 2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta, July 2011.
The purpose of this study were: (1) To determine whether there is eye-foot coordination relationship with the ability to dribble and when there is how much the relationship. (2) To determine whether there is a relationship agility with the ability to dribble and when there is how much the relationship. (3) To determine whether there is a long relationship with the legs dribbling ability and if there is how much the relationship. (4) To determine whether there is eye-foot coordination, agility and long legs with the ability to dribble and when there is how much the relationship. This research uses descriptive method with correlational studies.
The study population was students aged 14-15 years of football education institutions Sragen Indonesia Muda in 2011 amounted to 52 people. Using the determination of the total sample which includes the overall sampling of students numbered 52 people. Using test data collection techniques and measurement of four variables: eye-foot coordination, agility, long legs and dribbling ability. To measure the eye-foot coordination with the soccer dribble test, to measure the agility with dogging the run, to measure the length of the leg with a leg Length and dribbling ability tests. Using the techniques of data analysis product moment correlation and regression analysis three predictors with a significance level of 5%.
commit to user
MOTTO
- “ semoga jalan keluar terbuka, semoga kita bisa mengobati jiwa kita dengan doa.
Dan janganlah engkau berputus asa manakala kecemasan yang menggenggam
jiwa menimpa saat paling dekat dengan jalan keluar adalah ketika telah terbentur
putus asa. “( Ali Bin Abi Talib )
- “ Alloh tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi memberikan apa yang
kita butuhkan. “ ( Penulis )
- “ menggunakan suatu kekeliruan sebagai alat untuk merubah kegagalan menjadi
keberhasilan dengan evaluasi dan kemauan.” ( Penulis )
- “ Orang lain hanya bisa menghentikanmu sementara, tetapi hanya kamu yang
bisa menghentikanmu secara permanen.” ( John C Maxwell)
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
- Almarhum ayahku (Sugantoyo) dan almarhumah ibuku (Sumiyati), dasar ilmu
yang bermanfaat yang tidak pernah putusnya, semoga menjadi amal jarizah yang
selalu mengalir. (Allohummaghfirlii wa liwalidayya warhamhumma kamma
robbayani shoghiron).
- Kakak-kakakku tercinta dan keponakan-keponakan tersayang, yang telah
memberikan dukungan baik moral, materi dan spiritual. Terimakasih banyak.
- Calon Umminya anak-anakku kelak.
- Mas Riyanto’s Family
- Pak Agus Mukholid dan Bu Win, Terimakasih saran dan masukannya, Semoga
kebaikan selalu menyertai.
- Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik tingkatku di Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi POK FKIP UNS. Kebersamaan dan kekompakan itu
indah.
- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
almamaterku tercinta, kampus tempat kutimba aneka ilmu untuk kiprah
pengembangan keolahragaan penuh edukasi.
- Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen.
commit to user
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkah dan Rahmad-Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Mulyono, MM., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Waluyo, S.Pd, M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd., Sebagai Pembimbing I yang secara tulus
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Tri Winarti Rahayu, S.Pd, M.Or., Sebagai Pembimbing II yang secara tulus
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Drs. H. Sunardi, M.Kes., yang secara tulus membantu kelancaran penilaian
dalam penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Drs. Waluyo, M.Or., Sebagai ekspert cabang olahraga permainan sepakbola,
yang secara tulus membantu kelancaran penilaian dalam penelitian sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
commit to user
9. Pengurus Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan jajaran pelatih Lembaga
Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen yang telah membantu
kelangsungan penelitian.
10. Siswa usia 14-15 tahun Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda
Sragen yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
11. Rekan-rekan Penjaskesrek angkatan 2007 yang telah membantu pelaksanaan
penelitian.
12. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini dan tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Semoga amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha
Esa. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
commit to user
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola.. 9
commit to user
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelincahan... 28
commit to user
1. Uji Normalitas... 49
2. Uji Linieritas... 50
D. Hasil Analisis Data... 50
1. Analisis Korelasi Masing-Masing Prediktor... 51
2. Analisis Regresi... 53
3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor... 54
E. Pengujian Hipotesis... 55
F. Pembahasan Hasil Analisis Data... 57
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan... 60
B. Implikasi... 60
C. Saran... 61
DAFTAR PUSTAKA ……… 63
LAMPIRAN ………...……… 65
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Deskripsi Data Hasil Tes dan Pengukuran... 48
2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas... 49
3. Range Kategori Reliabilitas... 49
4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data... 49
5. Rangkuman Analisis Varians... 50
6. Ringkasan Hasil Analisis Regresi... 54
7. Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Efektif... 54
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Bagian Dalam ... 16
2. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Penuh... 17
3. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Bagian Luar... 17
4. Diagram Pencar Korelasi X1 dengan Y ... 51
5. Diagram Pencar Korelasi X2 dengan Y... 52
6. Diagram Pencar Korelasi X3 dengan Y... 53
7. Lapangan Soccer Drible Test... 65
8. Lapangan Dogging Run... 67
9. Pengukuran Panjang Tungkai... 68
10. Lapangan Tes Menggiring Bola... 69
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Petunjuk Pelakasanaan Tes... 65
2. Daftar Biodata Siswa ... 70
3. Hasil Tes Koordinasi Mata-kaki... 72
4. Uji Reliabilitas Koordinasi Mata-Kaki... 74
5. Hasil Tes Kelincahan... 77
6. Uji Reliabilitas Tes Kelincahan... 79
7. Hasil Pengukuran Panjang Tungkai... 82
8. Hasil Tes Kemampuan Menggiring Bola... 84
9. Uji Reliabilitas Kemampuan Menggiring Bola... 86
10. Tabulasi Data Hasil Penelitian... 89
11. Uji Normalitas Data Tes Koordinasi Mata-Kaki... 91
12. Uji Normalitas Data Tes Kelincahan... 93
13. Uji Normalitas Data Panjang Tungkai... 95
14. Uji Normalitas Data Tes Menggiring Bola... 97
15. Uji Linieritas X1 Terhadap Y... 99
16. Uji Linieritas X2 Terhadap Y... 102
17. Uji Linieritas X3 Terhadap Y... 104
18. Analisis Korelasional... 106
19. Analisis Regresi... 110
20. Dokumentasi Penelitian... 115
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua
lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan
sekarang sepakbola digemari dan dimainkan oleh kaum wanita. Didalam
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, sepakbola
merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk dibina, maka
untuk meningkatkan dan mencapai prestasi, alangkah baiknya jika sejak usia dini
telah mendapatkan pendidikan olahraga dan khususnya sepakbola secara benar,
teratur, dan terarah. Dewasa ini, permainan sepakbola bukan hanya sekedar
hiburan atau pengisi waktu senggang, akan tetapi sudah dituntut untuk berprestasi
setinggi-tingginya. Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan latihan-latihan
yang direncanakan dengan sistematis dan dilakukan secara terus menerus dibawah
pengawasan dan bimbingan pelatih yang profesional.
Mengingat kesenangan dan kecintaan masyarakat terhadap sepakbola,
maka wajarlah bila para pembina sepakbola dituntut untuk terus membenahi diri
dengan ilmu dan mencari pengalaman demi kemajuan sepakbola, apalagi sekarang
ini sepakbola bisa digunakan sebagai bisnis, mencari pekerjaan, dan juga
digunakan sebagai propaganda bagi perusahaan atau instansi yang membutuhkan
popularitas dari masyarakat sehingga selalu ingin memenuhi kehendak dan
kegemaran masyarakat melalui olahraga sepakbola.
Menyadari akan keperluan itu berbagai usaha yang telah dan sedang
dilakukan dalam rangka mencapai prestasi yang diinginkan, diantaranya adalah
membuat atau menumbuhkan klub-klub persepakbolaan pada usia dini, atau
sekolah sepakbola yang sekarang dikenal dengan Lembaga Pendidikan Sepakbola
(LPSB), yang bertujuan untuk memperkenalkan berbagai teknik, taktik dalam
permainan sepakbola sejak dini, mengingat bahwa kemampuan anak-anak
berbeda dengan orang dewasa, Soekatamsi (1988: 13) mengemukakan bahwa,
“karena anak-anak masih mengalami pertumbuhan jasmani dan perkembangan
commit to user
rohani maka perlu adanya pengelompokan umur”. Pembagian kelompok umur ini
penting artinya agar masing-masing kelompok merupakan suatu team belajar
sendiri atau team berlatih sendiri, dan juga berpengaruh untuk menentukan beban
(intensitas) latihan. Perkembangan LPSB di jawa tengah khususnya wilayah
kabupaten Sragen cukup baik, telah berdiri beberapa LPSB di wilayah kabupaten
Sragen antara lain: RAS (Kalijambe), PERSIG (Tanon), Soedarmojo (Gemolong),
KFC (Karangmalang), PSM (Masaran), AREGRAS (Gondang) dan Indonesia
Muda Sragen ( IM Sragen).
Lembaga pendidikan sepakbola (LPSB) IM Sragen merupakan suatu
wadah atau organisasi sepakbola yang mempunyai tujuan untuk membina dan
melatih anak-anak pemula agar nantinya menjadi seorang pemain sepakbola yang
terampil dan berprestasi. LPSB IM Sragen dikelompokkan dari usia delapan tahun
hingga enambelas tahun. Dalam perkembangannya LPSB IM Sragen cukup eksis
dan telah mengikuti berbagai turnamen antar LPSB dari tingkat eks-karesidenan
Surakarta, Jawa Tengah hingga Nasional. Dalam turnamen tingat Nasional, LPSB
IM Sragen pernah menjadi juara tiga pada tahun 2007, serta menyumbangkan
sebagian besar pemainnya untuk PSISra Junior pada tahun 2007 yang menjadi
empat besar Nasional dengan pelatihnya Anwar Sambudi yang juga pelatih LPSB
IM Sragen.
Pelatihan fisik dan teknik merupakan program latihan dasar dalam
pelatihan di LPSB IM Sragen. Dalam hal ini Remmy Muchtar (1992:81)
berpendapat bahwa, “disamping kemahiran teknik, kualitas fisik yang terdiri dari
berbagai unsur merupakan syarat mutlak dalam sepakbola”. Hal ini artinya
kemampuan fisik dan teknik merupakan komponen yang saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan dalam permainan sepakbola. Selama ini kemampuan fisik
dan teknik telah dilatih dan ditingkatkan secara maksimal. Komponen-komponen
kondisi fisik yang mendukung penguasaan teknik dasar sepakbola dilatih secara
sistematis dan terus-menerus. Selain itu juga, macam-macam teknik dasar
sepakbola telah dilatih dan dikembangkan secara optimal. Menurut Soekatamsi
commit to user
Teknik dasar bermain sepakbola terdiri dari: 1) Teknik tanpa bola, diantaranya adalah: a) lari cepat dan mengubah arah, b) melompat dan meloncat, c) gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan, d. gerakan-gerakan khusus penjaga gawang. 2) Teknik dengan bola, diantaranya adalah: a) menendang bola, b) menerima bola, c) menggiring bola, d) menyundul bola, e) melempar bola, f) gerak tipu dengan bola, g) merampas atau merebut bola, h) teknik-teknik khusus penjaga gawang.
Dalam permainan sepakbola bila kita amati, menggiring bola merupakan
gerakan yang sering dilakukan oleh pemain sepakbola, sehingga pemain tersebut
tampak menonjol. Menurut A. Sarumpaet (1992: 24-25) menyatakan bahwa
“menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu
daerah ke daerah lain pada saat pemainan. Sedangkan tujuan dari menggiring bola
adalah: 1) memindahkan permainan, 2) untuk melewati lawan, 3) untuk
memancing lawan, 4) untuk memperlambat permainan”.
Menurut M. Sajoto (1988: 56) “Seorang pemain sepakbola selain harus
menguasai teknik dasar yang benar juga harus mempunyai kondisi fisik yang baik,
komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan meliputi: kekuatan, daya tahan,
daya ledak, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan,
ketepatan dan reaksi”. Jadi menggiring bola tidak hanya membawa bola
menyusuri tanah dan lurus ke depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya
cukup dekat dan rapat. Hal ini menuntut seorang pemain untuk memiliki
kemampuan menggiring bola dengan baik. Menggiring bola adalah membawa
bola dengan kaki dengan tujuan melewati lawan, mencari kesempatan memberi
umpan kepada kawan, dan untuk menahan bola tetap ada dalam penguasaan.
Menggiring bola memerlukan keterampilan yang baik dan didukung dari
unsur-unsur kondisi fisik yang baik pula seperti kekuatan yang merupakan daya
penggerak bagi setiap aktivitas fisik.
Koordinasi mata-kaki merupakan suatu takaran kecepatan dan ketepatan
antara penglihatan (mata) dan gerakan yang dilakukan oleh kaki. Koordinasi
sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan yang saling berpengaruh diantara
kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja yang ditunjukkan dengan
berbagai tingkat keterampilan. koordinasi merupakan perpaduan fungsi beberapa
commit to user
akan mampu mengkombinasikan beberapa gerakan yang kompleks secara mulus
tanpa mengeluarkan energi berlebihan. Dengan demikian, hasil gerakan yang
dilakukan sangat efisien, halus, mulus dan terkoordinasi dengan baik. Dalam
menggiring bola perlu adanya stimulus atau rangsangan yang berupa aksi dari
lawan, sehingga otak akan menanggapi dengan reaksi. Koordinasi dalam
permainan sepakbola berfungsi untuk mencocokkan antara reaksi yang diberikan
otak yang memerintahkan kaki untuk bergerak sesuai kehendak otak, sehingga
bola dapat dikendalikan sesuai perintah otak. Mata sebagai penerima rangsang,
kemudian di olah dan menghasilkan respon yang digerakkan oleh kaki, sehingga
dapat di cocokkan antara rangsang atau aksi yang diterima dan tanggapan atau
reaksi yang dilakukan.
Kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi sesuai
dengan situasi yang dihadapi dengan cepat, tepat selagi tubuh bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya. Kelincahan berhubungan dengan waktu reaksi setelah
adanya aksi dari luar maupun dari dalam seseorang sehingga akan mendapatkan
hasil yang baik dan sesuai dengan harapan seseorang. Dengan kelincahan yang
dimiliki memungkinkan seorang pemain mampu melakukan gerakan berubah arah
sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan efektif dan efisien. Permainan
sepakbola membutuhkan kelincahan untuk bergerak dengan tiba-tiba yang
bertujuan untuk mengecoh lawan baik dengan bola maupun tanpa bola.
Panjang tungkai merupakan susunan anatomi tubuh atau anthropometric
seseorang yang berkaitan dengan tungkai hingga telapak kaki. Panjang tungkai
adalah ukuran panjang yang diukur dari telapak kaki sampai pada spina illiaca
anterior superior. Panjang tungkai berhubungan dengan titik berat badan
seseorang sehingga mempengaruhi keseimbangan. Karena, semakin panjang
tungkai seseorang semakin tinggi titik berat badan orang tersebut dibandingkan
orang yang mempunyai tungkai lebih pendek. Sehingga keseimbangan pemain
yang bertubuh pendek lebih baik dari pada pemain yang bertubuh tinggi, sehingga
pemain yang bertubuh pendek akan jauh lebih baik dalam menggiring bola
dibanding pemain yang bertubuh tinggi. Tetapi tidak dipungkiri bahwa pencarian
commit to user
jangkauan tungkai lebih panjang untuk menjangkau bola dan memudahkan
pemain dalam berebut bola atas serta memudahkan dalam menambah kecepatan
sewaktu menggiring bola cepat hal ini sangat dibutuhkan dalam serangan balik,
tetapi pemain bertubuh tinggi mempunyai kekurangan yaitu kurangnya
tersebut diduga memiliki hubungan terhadap keterampilan menggiring bola dalam
permainan sepakbola. Namun belum diketahui seberapa besar sumbangan
koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai terhadap keterampilan
menggiring bola, maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teori
dan praktik melalui tes dan pengukuran terhadap komponen-komponen tersebut.
Siswa usia 14-15 tahun LPSB IM Sragen tahun 2011 adalah orang coba
untuk membuktikan adanya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan
panjang tungkai terhadap keterampilan menggiring bola. Salah satu alasan
pengambilan sampel penelitian siswa usia 14-15 tahun pada LPSB IM Sragen
tahun 2011, karena pelatihan fisik dan teknik merupakan program latihan yang
mendapat porsi latihan lebih besar dibandingkan dengan porsi latihan taktik dan
mental. Namun selama ini belum pernah dilakukan tes dan pengukuran
kemampuan fisik dan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola khususnya
keterampilan menggiring bola. Sehingga, kemampuan yang dimiliki oleh siswa
LPSB IM Sragen belum teruji secara pasti apakah telah terampil menggiring bola
yang baik dan sesuai tujuan ataukah sebaliknya. Sehingga selain untuk
mengetahui ada atau tidak adanya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan,
dan panjang tungkai terhadap kemampuan menggiring bola, juga untuk
mengetahui besarnya kemampuan menggiring bola.
Ditinjau dari pelaksanaan latihan di LPSB IM Sragen, baik pelatihan
penguasaan teknik dan pelatihan fisik telah dilaksanakan dengan baik dan
commit to user
memiliki keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik yang memadai. Sering
dijumpai dalam latihan permainan (game) ada beberapa siswa yang kelihatannya
memiliki kelincahan dan kemampuan fisik yang baik juga terampil dalam
menggiring bola, namun ada juga siswa yang kurang terampil menggiring bola.
Inilah fenomena yang menarik untuk diteliti, apakah benar siswa yang memiliki
koordinasi mata-kaki, kelincahan baik, dan tungkai yang panjang memiliki
kemampuan menggiring bola yang baik juga. Oleh karena itu penulis mengambil
tema penelitian dengan judul Hubungan Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan, dan
Panjang Tungkai Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Pada Siswa Usia 14-15
Tahun Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen Tahun 2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diungkapkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Adakah hubungan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola,
dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut?
2. Adakah hubungan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola, dan bila
ada seberapa besar hubungan tersebut?
3. Adakah hubungan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola, dan
bila ada seberapa besar hubungan tersebut?
4. Adakah hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai
dengan kemampuan menggiring bola, dan bila ada seberapa besar hubungan
tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini
commit to user
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki dengan
kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kelincahan dengan kemampuan
menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan panjang tungkai dengan
kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan,
dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada
seberapa besar hubungan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan dengan harapan mempunyai
manfaat sebagai berikut:
1. Dapat diketahui peranan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang
tungkai terhadap keterampilan menggiring bola.
2. Bagi lembaga pendidikan sepakbola yang diteliti. Diketahui tingkat koordinasi
mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai pada siswa usia 14-15 lembaga
pendidikan sepakbola IM Sragen tahun 2011, sehingga dapat dijadikan
masukan untuk memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam usaha
meningkatkan keterampilan menggiring bola.
3. Dapat dijadikan masukan bagi pembina dan pelatih sepakbola guna
meningkatkan kemampuan menggiring bola pada siswa atau peserta didik.
4. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Sepakbola
a. Tujuan Permainan Sepakbola
Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang
masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga
gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah
bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas
menggunakan seluruh anggota badannya dengan kaki dan tangan.
Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk
memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha
menggagalkan serangan lawan untuk melindungi serangan atau menjaga
gawangnya agar tidak kemasukan bola. Dalam permainan sepakbola para pemain
dituntut untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik dan strategi
serta kerjasama tim yang kompak agar dapat memperoleh kemenangan. Jozef
Sneyers (1990: 3) menyatakan bahwa “Prinsip dalam sepakbola sederhana sekali
yaitu membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap
gawang sendiri”. Pendapat lain dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 2) bahwa,
“Sepakbola adalah pemecahan masalah, bagaimana memperagakan sebuah teknik
yang serasi, ditinjau dari posisi lawan dan kawan. Pengetahuan tentang taktik dan
strategi bermain sepakbola sangat penting”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh
Soekatamsi (1988: 12) bahwa: “Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik
dasar dan keterampilan bermain sepakbola, karena orang akan menilai sampai
mana teknik dan keterampilan para pemain dalam hal menendang bola,
memberikan bola, menyondol bola, menembakkan bola ke gawang lawan untuk
membuat gol”.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan
permainan sepakbola adalah mencapai kemenangan. Untuk mencapai
commit to user
kemenangan dibutuhkan penguasaan teknik, taktik dan strategi yang baik,
sehingga mempunyai peluang untuk dapat memasukkan bola ke gawang lawan
sebanyak-banyaknya. Selain itu juga, kerjasama yang kompak dalam satu tim juga
sama pentingnya untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun keterampilan
yang dimiliki seorang pemain tanpa kerjasama yang baik antara pemain yang satu
dengan lainnya dalam satu tim, maka akan sulit memperoleh kemenangan. Dalam
hal ini Soedjono (1985: 16) menyatakan bahwa “Apa yang dilakukan
pemain-pemain secara perorangan harus bermanfaat bagi kesebelasannya. Kesebelasan
tanpa koordinasi atau kerjasama dalam satu regu, maka penampilan yang
sempurna dari setiap pemain hanya akan mempunyai arti kecil”. Menurut Beltasar
Tarigan (2001: 3) bahwa, “Dalam permainan sepakbola,
keterampilan-keterampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim
dan tidak pernah ia akan nmenggunakannya sendiri”. Artinya,
keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan
tersendiri.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga permainan beregu yang
menuntut kualitas taktik dan teknik serta kerjasama yang kompak dalam satu tim
untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun teknik dan taktik yang dimiliki
suatu tim, tanpa kerjasama yang kompak akan sulit memenangkan suatu
pertandingan.
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Diamati dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakan-gerakan
yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan
macam-macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah
dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan
gerakan-gerakan badan maupun cara memainkann bola terangkum dalam teknik dasar
bermain sepakbola. Seperti dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 27) bahwa,
commit to user
sepakbola dibagi atas teknik badan dan teknik bola”. Hal senada dikemukakan
Arma Abdoellah (1981: 416) bahwa:
Unsur-unsur untuk dapat bermain sepakbola secara baik sebenarnya sangat kompleks, karena unsur satu dengan yang lain sangat erat hubungannya dan sukar untuk dipisah-pisahkan. Pada garis besarnya teknik sepakbola dapat dibagi menjadi dua yaitu, (1) teknik badan (body technics), ialah gerakan-gerakan dalam sepakbola tetapi tanpa menggunakan bola, (2) teknik dengan bola ialah gerakan-gerakan sepakbola dengan menggunakan bola.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik
dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, teknik tanpa
bola (teknik badan) dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola
pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik untuk
mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola
dengan sebaik-baiknya. Menurut Soekatamsi (1988: 34) unsur-unsur teknik tanpa
bola terdiri dari: “(1) lari cepat dan mengubah arah, (2) melompat dan meloncat,
(3) gerak tipu tanpa bola, (4) gerakan-gerakan khusus penjaga gawang”.
Teknik dengan bola pada dasarnya merupakan semua gerakan-gerakan
dengan bola. Kemampuan seorang pemain dalam memainkan bola akan sangat
membantu penampilannya dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, setiap
pemain harus mempelajari unsur-unsur teknik dengan bola secara seksama.
Menurut Soekatamsi (1988: 34) Teknik dengan bola, diantaranya adalah:
a) menendang bola,
Unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola pada prinsipnya
memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua
teknik tersebut saling mendukung dan saling berhubungan. Kedua teknik dasar
tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam permainan
commit to user
mendukung penampilan seorang pemain dan kerjasama tim. Semakin baik
penguasaan teknik yang dimiliki, memberi peluang untuk memenangkan
pertandingan.
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Baik atau tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola tergantung
pada penguasaan teknik yang dimiliki. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno, dan
Imam Sadikun (1992: 47) bahwa, “Dalam usaha meningkatkan mutu permainan
ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang
menentukan”. Menurut Jozef Sneyers (1990: 24) “Dilihat dari segi taktis, mutu
permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”.
Sedangkan Remmy muchtar (1992: 27) berpendapat, “Untuk dapat bermain
sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula”. Tanpa
penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol
bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak
mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai
teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peranan penting terhadap penampilan
seorang pemain baik secara individu maupun kolektif, serta mendukung
penerapan taktik dan strategi permainan. Dengan penguasaan teknik dasar
bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu melakukan kerjasama yang
kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk
memperoleh kemenangan.
2. Teknik Menggiring Bola
Menggiring bola atau dribbling merupakan salah satu teknik dasar
bermain sepakbola yang cukup menarik dan disenangi oleh pemain sepakbola.
Seperti dikemukakan oleh Timo Scheunemann (2005: 47) bahwa, “Bagian dari
commit to user
menggiring bola”. Karena dengan menggiring bola melewati lawan pemain
tersebut akan terlihat menonjol dibandingkan pemain lain. Sedangkan pengertian
menggiring bola menurut Sardjono dkk (1989: 7) bahwa, “Menggiring bola di
artikan menggulirkan bola terus menerus di tanah sambil berlari”. Menurut
Soekatamsi (1988: 158) bahwa, “Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari
menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus diatas
tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja,
yaitu bebas dari lawan.” Menurut Yulius Erya Saputra (2006: 9) berpendapat
bahwa, “dribbling adalah metode individual yang digunakan oleh para pemain
sepakbola untuk bergerak dengan bola dari satu titik ke titik lain”.
Berdasarkan pengertian menggiring bola yang dikemukakan tiga ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, menggiring bola merupakan usaha pemain
sepakbola untuk menggulirkan bola secara terus-menerus di atas lapangan untuk
membawa bola dari satu titik ke titik yang lain sambil berlari bertujuan untuk
menahan bola dan menghindari lawan dengan bola tetap dalam penguasaannya.
Untuk mempertahankan bola, maka seorang pemain harus mampu melakukan
improvisasi atau bergerak merubah arah dan kecepatannya. Hal ini dimaksudkan
untuk mengecoh lawan agar dapat lolos dari hadangan lawan. Hal ini sesuai
pendapat Beltasar Tarigan (2001: 69) bahwa, “Keterampilan menggiring bola dan
melewati lawan-lawannya dengan kecepatan berubah-ubah, merupakan suatu
atraksi yang sangat menarik dan menggairahkan dalam pertandingan sepakbola”.
Kemampuan seorang pemain menggiring bola dengan kecepatan berubah-ubah
arah akan menyulitkan lawan untuk menghadangnya, sehingga akan mampu
menyelesaikan bola dengan tepat sesuai dengan keinginannya.
a. Manfaat Menggiring Bola
Menggiring bola pada dasarnya bertujuan untuk melewati lawan,
menahan bola dan memberikan operan kepada teman seregunya. Dalam hal ini
Soekatamsi (1988: 158) menyatakan bahwa, kegunaan teknik menggiring bola
yaitu: “(1) untuk melewati lawan, (2) untuk mencari kesempatan memberikan
bola umpan kepada teman dengan tepat, (3) untuk menahan bola tetap dalam
commit to user
kesempatan untuk dengansegera memberikan operan kepada teman”. Menurut A.
Sarumpaet (1992: 24-25) “Menggiring bola merupakan teknik dalam usaha
memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan.
Sedangkan tujuan dari menggiring bola adalah: 1) memindahkan permainan, 2)
untuk melewati lawan, 3) untuk memancing lawan, 4) untuk memperlambat
permainan”.
Hal terpenting dan harus diperhatikan saat menggiring bola yaitu
dilakukan pada situasi yang tepat di daerah pertahanan lawan. Joseph A.
Luxbacher (2004: 47) menyatakan, “Keterampilan menggiring bola yang
digunakan dalam situasi yang tepat dan merusak pertahanan lawan”. Menurut
Beltasar Tarigan (2001: 70) bahwa, “melalui kemampuan yang dimiliki
(menggiring bola), biasanya pemain lawan melakukan penjagaan lebih dari satu
orang. Akibatnya, lawan terpaksa keluar dari posisinya untuk mencegah
kecepatan dan kelincahan yang sangat berbahaya”. Dalam keadaan tersebut,
pemain penyerang dengan cerdiknya memberilan umpan kepada temannya yang
leluasa untuk menendang bola ke gawang lawan. Menurut Gill Harvey (2003: 30)
bahwa, “paling aman menggiring bola ketika anda berada di daerah lawan. Jangan
sekali-kali mencoba menggiring bola di daerah gawang sendiri karena terlalu
berbahaya”.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,
menggiring bola akan memberikan manfaat dalam suatu tim jika dilakukan di
daerah pertahanan lawan. Pemain yang terampil menggiring bola harus mampu
memanfaatkannya pada situasi yang tepat. Hal ini karena, pemain yang terampil
menggiring bola akan mampu membuka dan mengacaukan pertahanan lawan.
Seringkali pemain yang terampil menggiring bola dijaga atau dihadang lebih dari
seorang pemain. Kondisi yang demikian dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol
ke gawang lawan yaitu, dengan cara mengoperkan bola kepada teman seregunya
yang leluasa untuk melakukan tembakan ke gawang lawan.
commit to user
Menggiring bola adalah salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang
menuntut skill yang tinggi dalam memainkannya. Teknik yang salah saat
menggiring bola akan mengakibatkan bola lepas dari penguasaannya atau bola
mudah direbut oleh lawan. Oleh karena itu, seorang pemain harus menguasai
prinsip-prinsip menggiring bola. Gill Harvey (2003: 32) menyarankan beberapa
tips menggiring bola sebagai berikut:
1. Tegakkan kepala agar bisa melihat gerakan lawan.
2. Pertahankan agar bola tetap dekat dengan anda saat menggiring bola. Gunakan bagian-bagian kaki yang berbeda saat menggiring bola.
3. Turunkan bahu dan liukkan tubuh untuk mengecoh lawan.
4. Cobalah trik-trik gerakan dan tipuan yang berbeda agar lawan hilang keseimbangan.
5. Jaga agar tubuh anda tetap berada diantara bola dan lawan untuk melindungi bola.
6. Menjauhlah dari lawan secepat mungkin.
Prinsip-prinsip menggiring bola tersebut harus dikuasai seorang pemain
saat menggiring bola. Kesalahan menggiring bola adalah suatu kegagalan yaitu
kehilangan bola, sehingga memberi peluang bagi pihak lawan untuk melakukan
serangan balik. Jika saat mnggiring bola mendapat hadangan dari lawan, maka
untuk menunjang keberhasilan menggiring bola yaitu seorang pemain harus
mampu berimprovisasi atau melakukan gerak tipu untuk mengecoh lawan.
Soedjono (1985:61) menyatakan ”Pemain-pemain tidak akan melakukan
improvisasi dan permainan berdaya cipta, apabila mereka tidak mengalami situasi
yang menyulitkan. Permainan yang berdaya cipta adalah suatu insting yang
menanggapi situasi yang sulit”. Pendapat lain dikemukakan oleh Gill Harvey
(2003: 15) bahwa, “dalam berbagai situasi, belokan yang sedikit lebih rumit dapat
membantu anda mengecoh lawan. Cobalah untuk lebih fleksibel, dan
bereksperimen. Anda mungkin lebih suka mengembangkan cara anda sendiri
dalam melakukan belokan-belokan tertentu”.
Kemampuan berimprovisasi atau melakukan gerak tipu saat menggiring
bola adalah penting. Kemampuan seorang pemain melakukan gerak tipu saat
menggiring bola akan mampu mengecoh antisipasi lawan, sehingga akan mudah
commit to user
berimprovisasi saat menggiring bola, maka memudahkan lawan untuk merebut
bola.
c. Macam-Macam Cara Menggiring Bola
Menggiring bola dapat dilakukan dengan kaki kanan maupun kaki kiri.
Dapat dikombinasikan antara kaki kanan dan kaki kiri. Setiap bagian kaki dapat
digunakan untuk menggiring bola kecuali tumit. Oleh karena itu, untuk
mendukung keterampilan menggiring bola, seorang pemain sepakbola harus
mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk menggiring bola. Menurut
Soekatamsi (1988: 159-160) pada prinsipnya menggiring bola dapat dilakukan
dengan tiga bagian kaki yaitu, “(1) menggiring bola dengan kura-kura bagian
dalam, (2) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, (3) menggiring
bola dengan kura-kura kaki penuh”.
1) Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam
Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam yaitu
kaki tumpu berada disamping bola dan kaki lainnya berada dibelakang bola
dengan posisi kura-kura kaki bagian dalam siap untuk menyentuh atau
menggulirkan bola. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan
seperti teknik menendang bola, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh
atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki.
Pada saat menggiring bola kedua lutut harus selalu sedikit ditekuk, dan pada
waktu kaki menyentuh bola, mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi
commit to user
Gambar 1. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam
(Sumber: Soekatamsi, 1988: 159)
2) Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Penuh
Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh yaitu kaki
tumpu berada disamping belakang bola dan kaki untuk menggiring bola siap
melakukan posisi untuk mendorong bola dengan kura-kura kaki penuh. Sesuai
dengan irama langkah lari, tiap langkah dengan kura-kura penuh bola didorong
bergulir kedepan dekat dengan kaki. Menggiring bola dengan kura-kura kaki
penuh ini pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara ini hanya dapat
digunakan apabila didepan terdapat daerah yang bebas dari lawan dan cukup luas,
hingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh.
commit to user
(Sumber: Soekatamsi, 1988: 161)
3) Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar
Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang
bola dengan kura-kura kaki sebelah luar. Setiap langkah secara teratur dengan
kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke
depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Pada saat menggiring bola kedua
lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola,
selanjutnya melihat situasi lapangan.
Gambar 3. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar
(Sumber: Soekatamsi, 1988: 162)
d. Pentingnya Menggiring Bola
Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dengan bola dalam
bermain sepakbola yang merupakan cerminan dari keindahan permainan
sepakbola. Menggiring bola adalah teknik menggulirkan bola dengan berlari
secara terus-menerus berpindah dari titik satu ke titik yang lain. Menggiring bola
merupakan teknik individu atau perorangan sehingga pemain yang mampu
menggiring bola dengan baik akan terlihat menonjol dari pemain yang lain.
Menurut Joseph A. Luxbacher (2004: 48) bahwa, “Keberhasilan serangan
tergantung pada setiap kemampuan pemain untuk menguasai bola, kemampuan
untuk mengalahkan lawan dalam dribble pada situasi satu lawan satu, khususnya
commit to user
yang mencoba merebut bola merupakan hal yang penting bagi keberhasilan
individu”.
Menggiring bola berperan dalam serangan untuk menguasai bola dan
membuka ruang bagi diri sendiri maupun teman satu tim untuk mencetak gol.
Tetapi lebih baiknya dilakukan di sepertiga lapangan daerah pertahanan lawan.
Untuk mengalahkan lawan pada situasi satu lawan satu.
e. Komponen Kondisi Fisik yang Diperlukan Saat Menggiring Bola
Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam sepakbola
yang kompleks, menurut Arma Abdoellah (1981: 416-420) menyatakan bahwa,
“Teknik badan yang ditujukan kepada perkembangan kemampuan fisik untuk
mencapai kesegaran fisik (physical fitness), agar dapat bermain sepakbola
sebaik-baiknya yang meliputi: 1) Kecepatan (speed), 2) Kekuatan (strenght), 3) Daya
Tahan (endurance), 4) Kelincahan (agility), 5) Kelentukan (flexibility) “
Komponen kondisi fisik disetiap cabang olahraga mempunyai peranan
yang berbeda-beda. Berikut ini penjelasan kondisi fisik yang diperlukan saat
menggiring bola.
1) Kecepatan (speed)
Kecepatan merupakan komponen kondisi fisik yang penting dalam usaha
mencapai prestasi yang tinggi. Kecepatan adalah perubahan gerak dari satu tempat
ke tempat yang lain yang dilakukan dalam waktu singkat. Perubahan tersebut
berlaku untuk seluruh tubuh atau salah satu bagian tubuh saja.Seperti
dikemukakan Dangsina Moeloek dan Artjatmo Tcokronegoro (1984: 7) bahwa
“kecepatan dalah sebagai laju gerak, dapat berlaku untuk seluruh tubuh atau
bagian tubuh”. Menurut M. Sajoto (1995: 5) kecepatan adalah “kemampuan
seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dlam bentuk yang
sama, dalam waktu yang sesingkat- singkatnya”.
Berdasarkan pendapat dari kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa,
commit to user
sama dalam wakyu yang sesingkat-singkatnya. Macam-macam kecepatan dibagi
menjadi tiga berdasarkan bentuk-bentuk gerakan. Dalam hal ini Sudjarwo
(1993:28) membedakan kecepatan menjadi tiga macam “(1) sprinting speed, (2)
reaction of speed, (3) speed of movement”. Sprinting speed adalah suatu
kemampuan bergerak ke depan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal,
dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah.
Reaction of speed adalah kecepatan mengadakan reaksi terhadap suatu rangsang.
Speed of movement adalah kemampuan kecepatan kontraksi secara maksimal oleh
otot-otot atau dalam segerombolan otot dalam suatu gerakan yang terputus.
Gerakan tersebut merupakan gerakan mendadak, meledak dalam suatu gerakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan, Sudjarwo (1993: 29) menyatakan,
baik tidaknya kecepatan (speed) seorang atlet dapat dilihat :
1) Macam fibril otot (pembawaan).
2) Pengaturan sistem yang baik, berari sisitem koordinasi untuk mengatur kecepatan.
3) Kekuatan otot, merupakan faktor yangmenentukan kecepatan.
4) Elastisitas otot, makin baik akan menyebabkan kontraksi otot yang baik berarti kecepatan baik pula.
5) Sifat rilex dari otot baik pengaruhmya terhadap kecepatanmaupun penguasaan teknik. Otot yang rilex tidak cepat lelah berarti efektif dan ekonomis.
Dari pendapat diatas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut
kecepatan ini dihasilkan kontraksi otot secara maksimal. Kecepatan berlaku untuk
seluruh tubuh atau salah satu bagian tubuh saja. Keterlibatan kecepatan seluruh
tubuh atau bagian tubuh ini tergantung dari tuntutan cabang olahraga yang
bersangkutan. Misalnya kecepatan yang dibutuhkan sprinter dengan usaha
meloloskan diri seorang pemain sepakbola yang sedang dibayang-bayangi pemain
lawan saat menerima bola lemparan ke dalam agar bola tidak direbut lawan.
2) Kekuataan (strenght)
Kekuatan merupakan salah satu unsur pokok dominan sebagai
kemampuan gerak untuk mencapai prestasi maksimal. Rusell R. Pate et al (1984)
mengemukakan “Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan
gerak atau bentuk dari suatu benda”. Suharsono (1993: 39) berpendapat bahwa
commit to user
memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas olahraga”. Berdasarkan
pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan
otot atau sekelompok otot untuk mengerahkan tenaga maksimal dalam menahan
beban tertentu dalam suatu aktivitas. Kekuatan merupakan salah satu unsur dari
komponen kondisi fisik yang diperlukan pada setiap cabang olahraga sesuai
dengan karakteristik cabang olahraga tersebut. Kekuatan otot adalah unsur
komponen kondisi fisik yang sangat penting dalam meningkatkan kondisi fisik
secara keseluruhan karena: 1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap
aktivitas fisik, 2) Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi otot
dari kemungkinan cidera, 3) Latihan kekuatan dapat membantu membentuk postur
tubuh yang ideal, 4) Dengan kekuatan dapat memperkuat persendian.
Berikut faktor-faktor penentu baik tidaknya kekuatan Suharno HP (1993:
39) menyatakan :
1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morphologisyang tergantung pada proses hipertrofi otot)
2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin besar fibril otot yang berkerjaberarti kekuatan bertambah besar.
3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh,makin besar skelet makin besar kekuatan.
Karena itu kebanyakan penampilan keterampilan olahraga melibatkan
gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi
otot dan kekuatan gaya maupun kekuatan yang digunakan oleh sesuatu dari luar
atau orang lain. Misalnya salah satu keterampilan menyundul bola dalam suatu
permainan sepakbola saat berebut bola dengan pemain lawan.
3) Daya Tahan (endurance)
Sepakbola membutuhkan kebugaran dan stamina yang baik. Bukan satu
hal yang baik bila seseorang bisa bermain hebat dalam 10 menit pertama, setelah
itu ia menunjukan sikap kelalahan. Selama hampir 1,5 jam pertandingan
sepakbola, para pemain berlari rata-rata sekitar 5mil (8 kilometer) dengan
sebagian lari cepat dan lari-lari kecil cepat, jarak seperti itu bukan jarak yang
pendek. Untuk itu untuk memperoleh stamina yang baik adalah dengan latihan
daya tahan karena tingkatan tertinggi dari daya tahan adalah stamina. Latihan
commit to user
latihan stamina yang meningkatkan kemampuan bertahan terhadap rasa lelah dan
makin lama makin berkembang.
Daya tahan ada dua macam menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip
Syrifuddin (1996: 107) daya tahan ada dua macam adalah.
1. Daya tahan otot. Otot bergantung pada : (a) Kekuatan otot
(b) Jumlah bahan bakar yang ada pada otot dan hati (c) Diet gizi dalam waktu yang lama
(d) Istirahat yang cukup
2. Daya kardiorespiratori, daya ini bergantung pada :
(a) Kompononen alat-alat pernafasan tubuh untuk menyedot oksigen dalam jumlah yang besar dan mengeluarkan zat asam arang dalam jumlah yang besar pula.
(b) Kemamapuan jantung untuk menambah keluaran darah dan menstrabsportasikan Oksogen dan kabondioksida ke dan dari otot melalui darah.
Latihan pembentukan daya tahan anak terutama pada latihan dari daya
tahan otot dan latihan cardio respiratory endurance yang merupakan faktor-faktor
penting di dalam pembentukan tingkat kesegaran jasmani. Oleh karena itu unsur
kondisi fisik seperti daya tahan tidak hanya sebagai pelengkap dari unsur lain
dalam permainan sepakbola karena pemain sepakbola tidak akan menciptakan
permainan yang indah dilihat dan tidak bisa memenangkan permainan tanpa
mempunyai stamina yang baik.
4) Kelentukan (flexibility)
M. sajoto (1988 : 58) menyatakan bahwa “kelentukan adalah efektifitas
seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktivitas tubuh
dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar
persendian”. Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan
gerak olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada
persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada otot.
Macam-macam kelentukan menurut Suharno HP (1993 : 54) antara lain:
commit to user pekerjaan umum sesuai dengan situasi,
(2) Kelentukan khusus, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo yang luas dan berseni dalam satu cabang olahraga. Tuntutan masing-masing cabang olahraga terhadap kelentukan sangat berbedabeda. Perbedaan tersebut biasanya atas dasar perbedaan teknik dari
masing-masing cabang olahraga dan taktik bertanding yang digunakan.
Latihan kelentukan (fleksibilitas) tubuh sangat erat kaitannya dengan
gerak persendian, oleh karena itu latihan kelentukan adalah suatu bentuk latihan
untuk memberikan gerak yang luas pada persendian, dengan tujuan untuk
mengurangi kekakuan pada tubuh menambah elastisitas pada otot, dan
mengurangi ketegangan pada otot. Hal ini merupakan dasar yang sangat penting
dalan pembinaan fisik permainan sepakbola sebab dalam permainan sepakbola
dibutuhkan banyak fungsi kelentukan dari anggota tubuh misalnya, pada saat
pemain menyundul bola (heading) yang dibutuhkan salah satu fungsi dari organ
tubuh yaitu otot perut.
Pendapat dari Suharno HP (1993 : 56) masalah-masalah yang perlu
diperhatikan dalam kaitannya melatih kelentukan adalah:
1) Pemanasan sebelum masuk ke inti latihan, harus cukup baik. 2) Gerakan-gerakan jangan dipaksakan sehingga mengakibatkan robek/putusnya jaringan-jaringan pembentuk persendian.
3) Latihan harus sistematis, metodis penambahan beban latihan dari sedikit demi sedikit.
4) Selesia latihan kelentukan, perlu diimbangi dengan latihan kekuatan pembentuk sendi-sendi yang dilatih.
5) Janganlah memaksa atlet yang sedang susah, muram,takut dan sakit untuk berlatih kelentukan.
6) Latihan kelentukan sebaiknya dimulai umur dini dan pada siang hari. 7) Latihan dengan metode aktif dan pasif selalu dikombinasikan.
f. Kesalahan-Kesalahan Saat Menggiring Bola
Menggiring bola adalah gerakan keterampilan yang sulit dilakukan.
Tidak setiap pemain sepakbola mampu menggiring bola dengan baik. Tidak
menutup kemungkinan, pemain yang profesional pun dapat mengalami kesalahan
saat menggiring bola, sehingga bola mudah direbut lawan. Menurut Arma
Abdoellah (1981: 427) bahwa kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam
commit to user
a) Bukan mendorong bola, tetapi menendang bola sehingga jalannya bola terlalu cepatdan tidak terkontrol.
b) Jarak antara kaki pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga mudah direbut lawan.
c) Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak teratur.
d) Mata hanya selalu tertuju pada bola saja, sehingga dalam permainan yang sesungguhnya pemain itu tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.
Keterampilan menggiring bola dapat dicapai dengan baik, jika
kesalahan-kesalahan saat menggiring bola dapat dihindari. Joseph A. Luxbacher (2004: 51)
menyarankan beberapa tips untuk memperbaiki kesalahan menggiring bola
sebagai berikut:
a) Jaga bola agar tetap dibawah tubuh, serapat mungkin dengan kaki. b) Gunakan sentuhan yang halus
c) Jangan terlalu semangat atau melakukan terlalu banyak gerakan tubuh yang berbeda.
d) Jaga agar kepala tetap tegak sesering mungkin saat menggiring bola. Pandangan berfungsi untuk melihat situasi permainan.
Penguasaan teknik menggiring yang baik dan benar sangat penting dalam
pelaksanaan menggiring bola. Jika seorang pemain telah menguasai teknik
menggiring yang baik, akan meminimalkan kesalahan pada saat menggiring bola.
Kesalahan yang terjadi saat menggiring bola, berarti kesempatan bagi lawan untuk
merebutnya dan kesempatan bagi lawan untuk melakukan serangan balik.
3. Koordinasi Mata-Kaki
a. Definisi Koordinasi Mata-Kaki
Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat
dan tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot synergis
dan antagonis secara selaras. Koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk
merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan
efisien. Berkaitan dengann koordinasi Suharno HP. (1993: 61) menyatakan,
“koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi
commit to user
“koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam
gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif”. Menurut
Mulyono Biyakto Atmojo (2008: 57) bahwa, “koordinasi adalah kemampuan
untuk secara bersamaan melakukan berbagai tugas gerak secara mulus dan akurat
(tepat)”. Menurut Ismaryati (2008 : 53) bahwa, “Koordinasi didefinisikan sebagai
hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara
kelompok-gerakan yang dikehendaki oleh otak, setelah merespon situasi yang dilihat oleh
mata. Integrasi yang melibatkan dua bagian gerak yaitu mata dan kaki harus
dirangkaikan menjadi satu pola gerakan yang baik dan harmonis untuk
mendukung kemampuan menggiring bola.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi
Tingkat koordinasi atau baik buruknya koordinasi gerak seseorang
tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus,
tepat (precise), dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi baik bukan hanya
mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan
cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baru. harsono (1988: 221)
menyatakan, “kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, kinesthetic, sense,
balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak,
oleh karena itu satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat”. Kalau salah
satu unsur tidak ada atau kurang berkembang, maka hal ini berpengaruh terhadap
kesempurnaan koordinasi”. Pendapat lain dikemukakan Suharno HP. (1993: 62)
dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi di pengaruhi oleh :
a) Pengaturan syarat pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan.
commit to user
Faktor pembawaan dan kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan,
kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan koordinasi yang dimilki seseorang. Dengan kata lain
jika kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, dan daya tahan baik, maka
tingkat koordinasinya juga baik. Dengan demikian latihan yang bertujuan
meningkatkan komponen kondisi fisik tersebut, maka secara tidak langsung akan
meningkatkan kemampuan koordinasi pula.
c. Koordinasi Mata-Kaki Tinggi dan Rendah
Koordinasi mata-kaki dinyatakan baik apabila integritas mata dan gerak
kaki dapat melakukan gerakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tingkat
koordinasi mata-kaki dapat diketahui melalui tes dan pengukuran yang relevan.
Bentuk tes yang relevan untuk mengukur koordinasi mata-kaki menurut Ismaryati
(2008: 54-56) yaitu, “soccer wall volley test dan soccer dribble test”.
Melalui tes dan pengukuran koordinasi mata-kaki, maka akan diketahui
sejauh mana kemampuan yang dimilikinya. Untuk mengkategorikan tingkat
koordinasi mata-kaki seseorang tinggi atau rendah, dengan membandingkan hasil
yang dicapai seseorang dengan orang lain. Misalnya dalam penelitian ini, sampel
dites kemampuan koordinasi mata-kaki, untuk selanjutnya hasil tersebut
dirangking dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Dari hasil perengkingan
tersebut, kemudian diambil rata-rata, nilai yang lebih dari rata-rata dikategorikan
koordinasi mata kaki tinggi, sedangkan nilai yang kurang dari rata-rata
dikategorikan koordinasi mata-kaki rendah.
d. Peranan Koordinasi Mata-Kaki dengan Kemampuan Menggiring Bola
Koordinasi merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang
mempunyai peran penting terutama untuk cabang olahraga permainan termasuk
permainan sepakbola. Hampir seluruh gerakan dalam permainan sepakbola
membutuhkan koordinasi mata-kaki.
Menggiring bola merupakan teknik sepakbola yang membutuhkan
commit to user
dibutuhkan adalah koordinasi mata-kaki. Koordinasi mata-kaki berperan dalam
memainkan bola dengan baik dan lancar dengan melihat situasi permainan.
Harsono (1988: 220) menyatakan, “suatu keterampilan atau skill menuntut adanya
koordinasi. Koordinasi yang dibutuhkan dalam keterampilan diantaranya
koordinasi mata-kaki (foot-eye coordination) dan koordinasi mata-tangan (
eye-hand coordination). Koordinasi mata-kaki dibutuhkan dalan gerakan seperti
dalam skill menendang bola, menngiring bola”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ketepatan dribbling passing
dalam sepakbola merupakan suatu keterampilan yang memiliki gerakan cukup
kompleks. Kemampuan seorang pemain menggiring bola dan mengoper bola atau
menembakkan bola ke gawang lawan dibutuhkan koordinasi mata-kaki yang baik,
maka gerakan menggiring bola dapat dilakukan dengan baik dan lancar serta
mampu menyelesaikan bola tepat pada sasaran yang diinginkan. Namun
sebaliknya, koordinasi mata-kaki yang buruk, maka gerakan menggiring bola
tidak lancar, bola mudah direbut lawan dan penyelesaian kurang akurat.
4. Kelincahan
a. Definisi Kelincahan
Sejalan dengan berkembangnya permainan sepakbola, pemain sepakbola
dituntut untuk selalu bergerak dalam usaha melepaskan diri dari kawalan lawan.
Baik saat membawa bola maupun tanpa membawa bola. Dalam gerakan
membawa bola atau menggiring bola, pemain harus dapat mengkontrol dan
menguasai gerakan, baik gerakan badan maupun gerakan bola. Sedangkan untuk
dapat melakukan gerakan tanpa bola, perlu adanya faktor kelincahan yang baik
yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola. Agar dalam menggiring bola
tetap dalam penguasaannya usur kelincahan sangat diperlukan. Menurut Mulyono
Biyakto Atmojo (2008: 57) bahwa, “Kelincahan adalah kemampuan untuk
merubah arah dengan cepat dan tepat posisi tubuh terhadap ruang”. Hal lain yang
senada dikemukakan oleh Sudjarwo (1991: 31) bahwa, “kelincahan adalah