UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN SAVONIUS
DENGAN LUAS FRONTAL 5520 CM
2DAN TIGA VARIASI UKURAN
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin JurusanTeknikMesin
Diajukan oleh :
DIAN AFRIL GANDA SINAGA NIM : 095214039
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PERFORMANCE OF SAVONIUS WINDMILL MODEL
WITH 5520 CM
2FRONTAL AREA
AND THREE SIZE VARIATIONS
FINAL PROJECT
Presented as fulfillment of the Requirements To obtain the Sarjana Teknik Degree
Mechanical Engineering Study Programme Mechanical Engineering
By :
DIAN AFRIL GANDA SINAGA Student Number : 095214039
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat yang diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir ini sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini merupakan sebagai salah satu syarat yang wajib untuk
setiap mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Dilaksanakan dalam rangka memenuhi
syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berkat bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak, akhirnya
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan
segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Petrus Kanisius Purwadi M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Rines,M.T., Dosen pembimbing Tugas Akhir.
4. Bapak Ir. Wibowo Kusbandono, M.T selaku Dosen pembimbing akademik.
5. Kepala Laboratorium Konversi Energi, Bapak Ir. YB. Lukiyanto, M.T., untuk
dukungan dan saran yang penulis dapatkan.
6. Keluarga penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
viii
7. Rekan sekelompok yaitu Kasianto dan Tumbur Sahala Tua, yang telah
membantu dalam perancangan, pembuatan, perbaikan alat dan pengambilan
data.
8. Teman-teman Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma dan teman-teman lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala bantuannya.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.
Segala kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan dikemudian hari. Akhir kata seperti yang penulis harapkan semoga
tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, Agustus 2011
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.……….………. i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN.……… iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR…………...……… iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... v
KATA PENGANTAR... vi
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Angin ... 6
2.2 Kincir angin... 8
x
2.4 Rumus Perhitungan ………... 11
2.4.1 Energi Angin…………... 11
2.4.2 Perhitungan Torsi dan Daya... 12
2.4.2.1 Perhitungan Torsi... 13
2.4.2.2 Daya Kincir……... 13
2.4.3 Tip Speed Ratio... 14
2.4.4 Koefisien Daya �𝐶𝑝�... 15
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan dan bahan... 16
3.1.1 Bagian-bagian Utama Kincir…... 17
3.1.2 Peralatan Pendukung dalam Pengambilan Data... 18
3.2 Variabel Penelitian... 23
3.3 Variabel Yang Diukur... 23
3.4 Parameter Yang Dihitung... 24
3.5 Langkah Penelitian... 25
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian... 27
4.1.1 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Diameter 92 Cm... 27
4.1.2 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Diameter 74,3 Cm... 29
4.1.3 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Diameter 60 Cm... 30
4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan……... 32
4.2.1 Perhitungan Daya Angin………... 32
xi
4.2.3 Perhitungan Daya Kincir……….………... 35
4.2.4 Perhitungan tip speed ratio (TSR)...………... 36
4.2.5 Perhitungan Koefisien Daya (𝐶𝑝)..………... 37
4.3 Hasil dan Pembahasan……... 38
4.3.1 Grafik Hubungan Antara Putaran Poros dan Torsi……….... 45
4.3.2 Grafik Hubungan Antara Putaran Poros dan Daya Kincir……….... 50
4.3.3 Grafik Hubungan Antara CP Terhadap tip speed ratio (TSR)... 53
4.4 Pembahasan………... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 59
5.2 Saran... 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta potensi angin Indonesia... 8
Gambar 3.1 Bagian-bagian utama kincir angin Savonius... 16
Gambar 3.2 Poros utama…………... 17
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara putaran poros dan torsi untuk kincir angin dengan diameter 92 cm dan tinggi 60 cm... 48
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara putaran poros dan torsi untuk kincir angin dengan diameter 74,3 cm dan tinggi 74,3 cm... 48
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara putaran poros dan torsi untuk kincir angin dengan diameter 60 cm dan tinggi 92 cm... 50
xiii
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara torsi dan daya kincir untuk kincir dengan diameter 74,3 cm dan tinggi 74,3 cm... 52
Gambar 4.7 Grafik hubungan antara torsi dan daya kincir untuk kincir dengan diameter 60 cm dan tinggi 92 cm... 53
Gambar 4.8 Grafik hubungan antara 𝐶𝑝 terhadap 𝑇𝑆𝑅 untuk kincir dengan
diameter 92 cm, dan tinggi 60 cm………... 53
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara 𝐶𝑝 terhadap 𝑇𝑆𝑅 untuk kincir dengan
diameter 74,3 cm, dan tinggi 74,3 cm………... 55
Gambar 4.10 Grafik hubungan antara 𝐶𝑝 terhadap 𝑇𝑆𝑅 untuk kincir dengan
diameter 60 cm, dan tinggi 92 cm………... 56
Gambar 4.11 Grafik hubungan antara 𝐶𝑝 terhadap 𝑇𝑆𝑅 untuk ketiga
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data hasil pengujian kincir dengan diameter 92 cm, tinggi 60 cm……….……... 27
Tabel 4.2 Data hasil pengujian kincir dengan diameter 74,3 cm, tinggi 74,3 cm……….. 29
Tabel 4.3 Data hasil pengujian kincir dengan diameter 60 cm, tinggi 92
cm... 31
Tabel 4.4 Data Hasil perhitungan kincir dengan diameter 92 cm, tinggi 60 cm…... 38
Tabel 4.5 Data Hasil perhitungan kincir dengan diameter 74,3 cm, tinggi 74,3 cm………... 41
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Sifat Umum Udara
Lampiran 2 Gambar Proses Pembuatan Kincir
Lampiran 3 Gambar Posisi Kincir di Dalam Wind Tunnel
xvi
INTISARI
Ketergantungan terhadap energi semakin lama semakin meningkat, sumber energi yang kita gunakan sebagian besar berasal dari minyak bumi. Persediaan minyak bumi semakin lama semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan energi semakin meningkat, selain persediaan minyak bumi yang semakin menipis penggunaan minyak bumi juga menghasilkan gas buang yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global atau biasa disebut global warming, untuk mengatasi masalah tersebut sudah saatnya untuk beralih ke energi terbarukan, salah satu energi terbarukan adalah energi angin. Kincir angin digunakan untuk memperoleh energi angin. Kincir angin yang akan dibahas adalah kincir angin Savonius dengan dua tingkat, dua sudu atas dan dua sudu bawah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mencari torsi, daya kincir, koefisien daya dan tip speed ratio (TSR) pada kincir angin model Savonius dengan ukuran diameter kincir 92 cm, tinggi 60 cm, diameter kincir 74,3 cm, tinggi 74,3 cm, diameter 60 cm, tinggi 92 cm. Ketiga kincir tersebut memiliki ukuran luas frontal yang sama yakni 5520 cm2. Untuk menentukan torsi, daya kincir, koefisien daya dan
tip speed ratio (TSR), kincir dihubungkan ke generator yang tersambung ke rangkaian lampu-lampu yang berfungsi sebagai beban. Besarnya beban pengimbang torsi diukur dengan neraca pegas, tachometer berfungsi untuk mengukur besarnya putaran poros kincir sedangkan untuk mengukur kecepatan angin menggunakan anemometer.
Dari hasil-hasil penelitian menunjukkan daya kincir maksimal sebesar 36,87 watt didapatkan pada kincir dengan diameter 60 cm, tinggi 92 cm saat kecepatan angin 6,11 m/s dan menghasilkan torsi sebesar 1,37 Nm, sedangkan koefisien daya tertinggi juga didapatkan dari kincir dengan diameter 60 cm, tinggi 92 cm sebesar 46,7 % pada saat TSR 1,3
This study aims to identify and find the torque, powers, the coefficient of power and tip speed ratio (TSR) in a model of Savonius windmill with two floors, two upper and two leaves of the lower blade.
The whell size of the diameter made with three variations, 92 cm, 74,3 cm, and 60 cm. While the size of a windmill in height 60 cm, 74,3 cm, 92 cm model. The third mill has a front surface of the same size which is 5520 cm2. To measure and find the torque, Power Wheels, coefficient of power and tip speed ratio (TSR), Windmill connected to a generator, the generator connected to a series of lights that it functions as the load. The amount of the par load balancer measured by the spring of balance, a tachometer use to measure the speed of the whells, anemometer use to measurement the speed off the wind.
From the research results can be drawn some conclusions which windmill power 36,87 watts maximum obtained at the factory with a diameter of 60 cm, height 92 cm at wind speed of 6,11 m/s and 1,37 Nm of torque. While the maximum power coefficient is also obtained from the wheel with a diameter of 60 cm, 92 cm high by 46,7% at TSR 1,3
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ketergantungan terhadap energi semakin lama semakin meningkat, salah
satu energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah energi
listrik. Sejak ditemukan pada awal abad 19, pemakaian energi listrik semakin
lama semakin berkembang. Pada permulaan abad ke-19 energi listrik
dimanfaatkan untuk penerangan kemudian berkembang untuk menggerakkan
motor-motor dalam industri, keberadaan motor listrik ini banyak memberi
sumbangan bagi kemajuan industri-industri yang juga akan mendorong kemajuan
suatu bangsa. Energi listrik pada generator listrik diperoleh dengan mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Salah satu cara yang umum digunakan
untuk menghasilkan energi mekanik pada generator listrik adalah dengan
menggunakan motor berbahan bakar minyak bumi.
Banyak negara-negara di dunia menggunakan minyak bumi sebagai
sumber energi terbesarnya. Bahan bakar minyak bumi yang terus menerus
digunakan persediaannya semakin menipis sedangkan kebutuhan terhadap energi
semakin meningkat. Untuk menghasilkan minyak bumi lagi diperlukan waktu
yang sangat lama. Selain masalah persediaan bahan bakar minyak bumi yang
2
menghasilkan gas buang atau sisa pembakaran berupa gas CO dan CO2 yang
memiliki dampak negatif terhadap bumi. Salah satu akibat dari pemakaian bahan
bakar minyak bumi adalah global warming atau biasa disebut pemanasan global.
Jika hal tersebut tidak diatasi akan sangat mengganggu kelangsungan hidup
manusia dan lingkungannya.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi dan
dampak global warming tersebut maka sudah saatnya untuk beralih ke energi
terbarukan demi masa depan manusia dan bumi. Energi terbarukan adalah energi
yang ramah lingkungan dan secara cepat dapat diproduksi kembali. energi angin
merupakan energi terbarukan yang berkembang di dunia saat ini. Kincir angin
adalah alat yang digunakan untuk memperoleh energi angin. Salah satu jenis dari
kincir angin adalah kincir angin Savonius. Kincir angin Savonius adalah temuan
dari sarjana Finlandia bernama S. Savonius. Kincir ini termasuk jenis kincir angin
dengan sumbu vertikal, dengan rotor yang tersusun dari dua buah atau lebih sudu
setengah silinder. Konsep turbin angin Savonius ini cukup sederhana, praktis,
tidak terpengaruh oleh arah angin, memiliki putaran yang kuat di awal putaran dan
dapat beroperasi pada kecepatan angin yang rendah.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan unjuk kerja kincir angin
Savonius yang lebih tinggi dari penelitian sebelumnya, dan dapat menambah
pengetahuan tentang energi terbarukan khususnya kincir angin Savonius. Dengan
mengembangkan energi terbarukan kita telah turut serta ikut andil, dalam
mengatasi masalah ketergantungan terhadap energi dan masalah pemanasan
3 1.2 Rumusan Masalah
Dalam proses pengujian kincir angin ini diharapkan diperoleh data-data
kincir angin dengan tiga variasi ukuran yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan
memakai terwongan angin di Laboratorium Universitas Sanata Dharma, berbentuk
kotak dengan aliran udara searah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Pengaruh tiga variasi ukuran model kincir angin terhadap koefisien
daya yang didapat
b. Bagaimana unjuk kerja dari kincir angin Savonius dua tingkat dengan
jumlah sudu atas dan bawah masing-masing dua sudu, yang akan diuji
di Laboratorium Universitas Sanata Dharma
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah untuk memfokuskan pembahasan dalam penelitian tugas
akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Model kincir angin yang digunakan adalah kincir angin Savonius dua
tingkat dengan jumlah sudu atas dan bawah masing-masing dua sudu
b. Luas frontal ketiga variasi model kincir adalah sama yakni 5520 cm2, yang masing-masing berukuran 92 x 60 cm, 74,3 x 74,3 cm dan 60 x
92 cm
c. Besaran-besaran yang diukur meliputi:
4
2. Suhu udara sekitar
3. Putaran poros
4. Gaya
d. Besaran-besaran yang dicari meliputi:
1. Torsi
2. Densitas (ρ) udara
3. Koefisien daya
4. (Tip Speed Ratio)
1.4 Tujuan Penelitian
a. Membuat tiga model kincir angin Savonius dengan ukuran luas frontal
sama yakni 92 x 60 cm, 60 x 92 cm dan 74,3 x 74,3 cm
b. Menemukan hubungan antara daya kincir dan torsi pada kincir angin
ketika dilakukan perubahan kecepatan angin dan ukuran pada kincir
angin
c. Menemukan hubungan antara koefisien daya dan (tip speed ratio)
pada tiga variasi ukuran kincir angin tersebut
d. Menemukan hubungan ukuran kincir angin dan koefisien daya yang
5 1.5 Manfaat Penelitian
a. Mengembangkan pengetahuan mengenai energi terbarukan khususnya
energi angin dan pemanfaatannya
b. Mengembangkan minat dan kepedulian terhadap energi terbarukan
untuk menjaga dan melestarikan bumi ini
c. Diharapkan dapat membantu daerah pemukiman masyarakat
pedesaan yang masih belum teraliri listrik
d. Menambah referensi di Universitas Sanata Dharma dan diluar
Universitas Sanata Dharma dalam rangka pengembangan ilmu
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Konsep Dasar Angin
Angin bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari tetapi tidak dapat
dilihat, angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan suhu udara dan tekanan udara. Angin bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu yang rendah ke suhu udara yang
tinggi. Tekanan udara terjadi akibat pemanasan matahari terhadap atmosfir dan
permukaan bumi. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang
diterima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah daerah yang menerima energi
panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih tinggi dan
tekanan udara yang lebih rendah, sehingga terjadi aliran udara pada wilayah
tersebut. Perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya yang akan
mempengaruhi arah pergerakan angin. Pada belahan bumi utara angin berputar
melawan putaran arah jarum jam, sementara di belahan bumi bagian selatan angin
berputar searah jarum jam.
Arah angin ditentukan oleh darimana angin itu berhembus, angin barat
berarti angin yang berhembus dari barat ke timur demikian pula angin tenggara
berarti angin yang berhembus dari tenggara ke barat daya. Angin bergerak dengan
7
letak tempat dimana kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat
dibandingkan dengan tempat yang jauh dari garis kahtulistiwa. Semakin tinggi
suatu tempat maka semakin tinggi kecepatan anginnya, hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya gesekan. Faktor gesekan antara lain, permukaan tanah yang tidak
rata, pohon, gedung dan topografi yang tidak rata lainnya. Sehingga semakin
tinggi suatu tempat maka faktor gesekannya akan semakin kecil dan
mengakibatkan kecepatan angin yang lebih tinggi.
Meskipun pada kenyataan angin tidak dapat dilihat namun kita dapat
merasakan dan melihat akibat yang ditimbulkan angin, contoh daun di pepohonan
yang bergerak akibat adanya angin berhembus. Untuk mengukur arah dan
kecepatan dari angin digunakan alat sebagai berikut:
1. Anemometer, yaitu alat untuk mengukur kecepatan angin
2. Wind vane, alat untuk mengukur arah angin
3. Windsocks, alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan
besar dan kecepatan angin dengan sudut gantungnya, biasanya alat ini
ditemukan di bandara-bandara.
Potensi angin di Indonesia termasuk rendah, tetapi Indonesia memiliki garis
pantai yang luas dan dapat digunakan sebagai lahan untuk kincir angin. Berikut ini
8
Gambar 2.1 Peta potensi angin Indonesia
(Sumber: http://konversi.files.wordpress.com/2008/11/peta-persebaran-potensi-angin-indonesia.jpg)
Dari peta potensi angin yang ada di Indonesia dapat diihat bahwa potensi angin
terbesar terletak di kepulauan Sumba, Sumbawa, Lombok dan Bali berkisar
antara 4,6-6,0 m/s. Setiap daerah di Indonesia perlu mengenali sumber energi
terbarukan yang ada dan memanfaatkannya serta mengurangi pemakaian energi
tidak terbarukan.
2.2 Kincir Angin
Kincir angin adalah sebuah alat yang digunakan untuk menangkap atau
memperoleh energi angin, yang selanjutnya diubah menjadi bentuk energi
9
a. Angin bertiup ke arah ke sudu kincir angin
b. Sudu tersebut akan bergerak karena adanya angin
c. Bilah/sudu tersebut terhubung dengan poros, sehingga ketika sudu
tersebut bergerak maka porosnya akan berputar
d. Putaran poros tersebut dihubungkan ke generator melalui sambungan
roda gigi pada transmisi
e. Transmisi tersebut dihubungkan ke generator, dari generator energi
mekanik akan diubah menjadi energi listrik
f. Dari generator, energi listrik menuju transformer untuk menaikkan
tegangannya kemudian baru didistribusikan
Walaupun ada berbagai macam bentuk dan ukuran, kincir angin dikelompokkan
menjadi dua berdasarkan kedudukan poros terhadap permukaan tanah. Yaitu
kincir angin poros tegak (vertical axis wind turbine) dan kincir angin poros
mendatar (horizontal axis wind turbine).
Kelebihan dari kincir angin poros tegak adalah dapat menerima angin dari
segala arah, sedangkan untuk kincir angin poros mendatar diperlukan peralatan
tambahan untuk membuat arah angin selalu searah dengan kedudukan poros.
Kincir angin poros tegak tidak terlalau membutuhkan kecepatan angin yang
tinggi, sehingga cocok untuk digunakan di Indonesia yang memiliki potensi angin
yang rendah. Pada awalnya kincir angin digunakan untuk pertanian, digunakan
untuk menggiling hasil-hasil pertanian, irigasi, pompa. Kincir angin atau turbin
angin pada masa modern sekarang ini banyak digunakan untuk menghasilkan
10
sumber energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungannya terhadap energi
fosil (minyak bumi, batubara, gas alam) di negaranya masing-masing.
2.3 Gaya Drag dan Lift
Kincir angin model Savonius menggunakan gaya drag, dimana kincir
angin akan bergerak akibat adanya gaya drag. Gaya drag atau gaya hambat
(kadang disebut hambatan fluida), adalah gaya yang menghambat pergerakan
sebuah benda padat melalui fluida (cairan atau gas). Gaya ini dialami oleh benda
yang bergerak di udara. Pada benda yang diam gaya hambat udara nol, ketika
benda mulai bergerak gaya hambat udara mulai muncul dan arahnya berlawanan
dengan arah gerak, bersifat menghambat gerakan. Semakin cepat suatu benda
bergerak maka gaya hambat udaranya juga akan semakin besar. Bentuk gaya
hambat yang umum tersusun dari sejumlah gaya gesek, yang bertindak sejajar
dengan permukaan benda, plus gaya tekanan, yang bertindak dalam arah arah
tegak lurus dengan permukaan benda.
Gaya lift atau gaya angkat (lift) banyak dibahas di teknologi pesawat
terbang. Dalam teknologi pesawat terbang, gaya lift didapatkan dari desain
pesawat terbang yang menyebabkan tekanan udara yang berada di bawah
permukaan sayap lebih besar daripada tekanan udara diatas permukaan sayap.
11 2.4 Rumus Perhitungan
Berikut ini adalah beberapa rumus perhitungan yang mendukung analisa
unjuk kerja kincir angin.
2.4.1 Energi Angin
Energi yang terdapat pada angin merupakan energi kinetik, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
(1)
dengan :
Sedangkan daya adalah energi per satuan waktu, maka dari persamaan (1)
dapat dituliskan:
(2)
dengan :
daya angin, watt
massa udara yang mengalir dalam waktu, kg/s
12
(3)
dengan :
luas penampang melintang arus angin yang ditangkap oleh kincir/sudu, m2
Dengan menggunakan persamaan (3), maka daya angin (Pa) dapat dirumuskan
menjadi:
atau dapat disederhanakan menjadi:
(4)
2.4.2 Perhitungan Torsi dan Daya
Salah satu tujuan dari tugas akhir ini adalah menentukan daya dan torsi
yang dihasilkan kincir yang telah diuji.
Perhitungan Torsi
Torsi adalah perkalian vektor antara jarak sumbu putar dengan gaya yang
bekerja pada titik yang berjarak dari sumbu pusat. Atau dapat dirumuskan sebagai
berikut:
(5)
dengan :
13
= gaya pada poros akibat puntiran
= jarak lengan ke poros, m
Daya Kincir
Perhitungan daya pada gerak melingkar pada umumnya dapat dituliskan
sebagai berikut:
(6)
dengan :
= torsi
= kecepatan sudut, rad/s
Jika pada kincir angin besarnya kecepatan sudut (ω) dirumuskan sebagai
berikut:
maka besarnya daya kincir berdasarkan persamaan (6) dapat dinyatakan
14
dengan :
= daya poros kincir angin, watt
= putaran poros setiap menit, rpm
2.4.3 Tip Speed Ratio
Tip speed ratio ( ) adalah perbandingan kecepatan ujung sudu kincir
angin yang berputar melingkar dengan kecepatan angin yang melewatinya. Dapat
dirumuskan:
dengan :
= jari – jari sudu
= putaran sudu, rpm
= kecepatan angin
2.4.4 Koefisien daya
Koefisien daya (power coefficient/Cp) dapat digunakan untuk
menggantikan istilah efisiensi atau unjuk kerja, adalah bilangan tak berdimensi
15
yang dihasilkan oleh sistem kincir angin (Pk). sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut:
dengan :
=koefisien daya, %
= daya yang dihasilkan oleh kincir, watt
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Universitas
Sanata Dharma, Terowongan angin yang dgunakan berbentuk kotak dengan aliran
udara searah. Penelitian dilakukan dari tanggal 20 Maret 2011 sampai tanggal 10
April 2011.
3.1 Peralatan dan Bahan
Jenis kincir angin yang digunakan adalah kincir angin jenis Savonius dua
tingkat dengan jumlah sudu atas dan sudu bawah masing-masing 2 sudu, seperti
Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Bagian-bagian utama kincir angin Savonius
Poros vertikal
Sudu atas
Sudu bawah
Diameter (d)
17 3.1.1 Bagian-bagian Utama Kincir
1. Poros Utama
Poros utama dalam kincir angin berfungsi sebagai pusat perputaran sudu.
Poros utama dihubungkan ke sebuah generator listrik. Bahan poros utama yang
digunakan dalam kincir angin jenis Savonius ini terbuat dari pipa PVC, Gambar
3.2. Diharapkan dengan bahan PVC tersebut kincir angin menjadi lebih ringan dan
dapat berputar lebih cepat.
Gambar 3.2 Poros utama
2. Sudu
Sudu atau blade adalah suatu komponen dalam kincir angin yang
berfungsi untuk memperoleh energi angin. Sudu yang digunakan dalam penelitian
ini terbuat dari bahan seng, selain kuat bahan ini juga ringan sehingga cocok
digunakan sebagai sudu. jumlah sudu atas dan bawah masing-masing 2 sudu.
Setiap sudu berbentuk setengah lingkaran, untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Sudu kincir angin
18 3. Alas Sudu
Alas sudu berfungsi sebagai tempat dimana sudu dipasang, Alas sudu
digunakan agar sudu tidak bergeser atau berpindah tempat yang juga berfungsi
untuk menghubungkan antara sudu atas dan sudu bawah. Bahan yang digunakan
untuk alas sudu ini terbuat dari bahan triplek dengan ketebalan 4 mm.
Gambar 3.4 Alas sudu
3.1.2 Peralatan Pendukung Dalam Pengambilan Data 1. Wind Tunnel (terowongan angin)
Wind tunnel berbentuk kotak pada ujungnya, berfungsi untuk
menangkap angin yang dihisap oleh fan blower. Kincir angin diuji
19
Gambar 3.5 Wind tunnel
2. Fan Blower
Fan blower terletak di belakang wind tunnel dengan daya 5,5 Kw,
yang berfungsi untuk menghisap udara melalui wind tunnel.
20 3. Anemometer
Alat ini berfungsi untuk mengetahui kecepatan angin yang ada di
dalam wind tunnel, anemometer ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Anemometer
4. Stopwatch
Stopwatch seperti ditunjukkan pada Gambar 3.8, digunakan untuk
mencatat waktu yang digunakan pada saat pengambilan data kincir
angin.
21 5. Neraca pegas
Neraca pegas yang ditunjukkan pada Gambar 3.9 digunakan untuk
mengukur beban pengimbang torsi dinamis.
Gambar 3.9 Neraca pegas
6. Rangkaian Beban Lampu
Rangkaian lampu seperti pada Gambar 3.10 berfungsi untuk
memberikan variasi beban dalam menguji kincir angin.
22 7. Generator
Generator seperti terlihat pada Gambar 3.11 dihubungkan dengan
rangkaian beban lampu, yang nantinya berfungsi sebagai
penghambat/pengerem putaran kincir dalam pengambilan data torsi
dan daya kincir.
Gambar 3.11 Generator yang terpasang pada sistem pengereman
8. Tachometer
Tachometer berfungsi untuk mengetahui kecepatan putaran kincir
angin data yang dibutuhkan. Tachometer yang dipakai ditunjukkan
pada Gambar 3.12.
23
Gambar 3.12 Tachometer
3.2 Variabel Penelitian
Beberapa variabel penelitian yang harus ditentukan sebelum penelitian
adalah:
1. Variabel ukuran kincir adalah
a. Diameter 92 cm, tinggi 60 cm
b. Diameter 74,3 cm, tinggi 74,3 cm dan
c. Diameter 60 cm, tinggi 92 cm
2. Variasi kecepatan angin adalah 3 s/d 6,7 m/s
3. Variasi beban dengan menggunakan rangkaian lampu
3.3 Variabel Yang Diukur
Variabel yang diukur sesuai dengan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Kecepatan angin ( )
2. Putaran kincir/poros ( )
24 3.4 Parameter Yang Dihitung
Parameter yang dihitung untuk mendapatkan karakteristik dari kincir angin
adalah:
1. Daya angin ( )
2. Daya kincir ( )
3. Torsi
4. Koefisien daya ( )
5. Tip speed ratio (
Langkah pertama dalam pengambilan data penelitian adalah dengan
memposisikan kincir angin pada wind tunnel seperti Gambar 3.13 berikut. Kincir
angin disambungkan dengan transmisi sabuk yang berada di bawah wind tunnel.
25 3.5 Langkah Penelitian
Pengambilan data torsi dinamis dan daya kincir dilakukan secara
bersamaan. Saat pengambilan data torsi dinamis, hal-hal yang perlu dilakukan
adalah:
1. Memasang neraca pegas pada tempat yang ditentukan
2. Memasang tali yang menghubungkan antara neraca pegas dan lengan
pada generator
3. Memposisikan anemometer seperti pada Gambar 3.14 untuk mengukur
kecepatan angin di dalam wind tunnel.
Gambar 3.14 Posisi anemometer pada wind tunnel
4. Menghubungkan generator ke rangkaian lampu dimana rangkaian
26
5. Rangkaian lampu diposisikan pada posisi saklar off semua terlebih
dahulu, pengujian dilakukan dengan mengubah posisi saklar rankaian
lampu satu persatu menjadi on.
6. Jika sudah selesai, blower dinyalakan untuk menghembuskan angin
pada wind tunnel. Untuk mengatur kecepatan angin dilakukan dengan
cara merubah jarak blower terhadap wind tunnel untuk menentukan
kecepatan angin dari 3 sampai 6,7 m/s
7. Bila kecepatan angin sudah sesuai dengan yang diinginkan, maka
pengukuran dapat dilakukan dengan membaca massa pengimbang
yang terukur pada neraca pegas
8. Mengukur putaran poros dengan menggunakan tachometer yang
diarahkan pada puli besar di bawah wind tunnel
9. Data yang telah diperoleh pada pengamatan tersebut kemudian dicatat
10.mengulangi langkah 5 sampai langkah 9 tersebut, untuk 4 hingga 7
27
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
4.1.1 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Diameter 92, Tinggi 60 Cm
Dalam penelitian ini data yang akan diambil berupa data kecepatan angin,
putaran kincir, gaya torsi dan suhu udara, data tersebut diperoleh dari kincir yang
berputar Data penelitian diperoleh dari pengambilan data torsi pada kincir angin
diameter 92 cm. pengujian dilakukan dengan variasi kecepatan angin dari 3,8
sampai 6,1 m/s hingga kincir angin hampir berhenti berputar. Pembebanan variatif
dilakukan dengan menggunakan rangkaian lampu. Dari penelitian didapatkan data
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data hasil pengujian kincir angin dengan diameter 92, tinggi 60 cm
28
Tabel 4.1 (lanjutan) Data hasil pengujian kincir angin dengan diameter 92, tinggi 60 cm
29 4.1.2 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Diameter 74,3, Tinggi 74,3 Cm
Proses penelitian sama seperti pengujian kincir dengan diameter 92 cm
dari data penelitian diperoleh data yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data hasil pengujian kincir angin dengan diameter 74,3, tinggi 74,3 cm
30
Tabel 4.2 (lanjutan) Data hasil pengujian kincir angin dengan diameter 74,3, tinggi 74,3 cm
No. V (m/s) Temperatur
4.1.3 Data Penelitian Kincir Angin Dengan Diameter 60, Tinggi 92 Cm
Proses penelitian sama seperti pengujian kincir dengan diameter 92 cm
31
Tabel 4.3 Data hasil penelitiian kincir angin diameter 60, tinggi 92 cm
32
Tabel 4.3 (lanjutan) Data hasil penelitiian kincir angin diameter 60, tinggi 92 cm
No. V
4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan 4.2.1 Perhitungan Daya Angin
Daya angin dihitung dengan menggunakan persamaan (4) yang dapat
dilihat pada sub Bab 2.4.1:
dengan :
daya angin, watt
luas penampang melintang angin yang ditangkap oleh kincir/sudu, m2
massa jenis udara, kg/m3
33
Massa jenis udara ( ) diperoleh dari tabel massa jenis udara yang terdapat
pada lampiran Tabel L.1, dengan mengetahui suhu udara ( ) pada suhu udara
sekitar terlebih dahulu lalu diinterpolasi.
Sedangkan dalam hal ini, besarnya luas penampang ( ) sendiri adalah:
dengan:
diameter kincir, m
tinggi sudu, m
Sehingga persamaan (4) dapat dirubah menjadi:
Sebagai contoh diambil data dari Tabel 4.1 tanpa beban variatif (0). Dari
data diperoleh, massa jenis udara ( ) 1,171 kg/m3, kecepatan angin ( ) sebesar 5,97 m/s, sedangkan diameter kincir yang diuji (d) adalah 0,92 m, sedangkan
tinggi sudu adalah 0,6 m. maka dapat dihitung besarnya daya angin (Pa) sebesar:
34 4.2.2 Perhitungan Torsi
Mengacu pada persamaan yang dapat dilihat pada sub Bab 2.4.2.1,
maka besarnya torsi dapat dirumuskan
dengan :
torsi, Nm
jarak lengan ke poros kincir, m
gaya penyeimbang yang diukur tegak lurus, N
dimana besarnya gaya penyeimbang (F) sendiri sebesar:
dengan :
massa pengimbang, kg
percepatan gravitasi, m/s2
35
Untuk contoh perhitungan dapat diambil dari data Tabel 4.1 no. 1 tanpa
adanya beban variatif dari rangkaian lampu (0). Dari data, diperoleh besarnya
massa pengimbang 0,39 kg, sedangkan jarak lengan ke poros diukur saat
pengujian sepanjang 0,2 m. Jika percepatan gravitasi dianggap 9,81 m/s2, maka besarnya torsi adalah:
= 0,2 . 0,39 . 9,81
= 0,765 Nm
4.2.3 Perhitungan Daya Kincir
Daya kincir dapat dihitung dengan persamaan (8) yang dibahas pada sub
Bab 2.4.2.2:
dengan :
daya kincir, watt
besarnya torsi, Nm
36
Untuk contoh perhitungan dapat diambil dari contoh data Tabel 4.1 no. 1
tanpa pembebanan variatif rangkaian lampu (0). Dari data didapatkan bahwa pada
kecepatan angin 5,97 m/s didapatkan putaran poros sebesar 215,13 rpm sedangkan
besarnya torsi ( ) telah diperhitungkan pada pada sub Bab 4.2.2 sebesar 0,765
Nm, maka besarnya daya poros:
17,23 watt
4.2.4 Perhitungan tip speed ratio ( )
Perhitungan tip speed ratio (TSR) mengacu pada persamaan (9) yang telah
dibahas pada sub Bab 2.4.3.
dengan :
: jari-jari kincir, m
: putaran poros tiap menit, rpm
37
Untuk contoh perhitungan diambil contoh pada Tabel 4.1 no. 1 tanpa
pembebanan variatif rangkaian lampu (0). Dari data didapatkan putaran poros
tiap menit sebesar 215,13 rpm pada kecepatan angin 5,97 m/s, sedangkan jari-jari
kincir ( ) sebesar 0,3 m. Dengan demikian besarnya :
= 1,735
4.2.5 Perhitungan Koefisien Daya ( )
Koefisien daya ( ) dapat dihitung dengan persamaan (10) yang
pembahasannya terdapat pada sub Bab 2.4.4
dengan :
: koefisien daya, %
: daya kincir, watt
38
Untuk contoh perhitungan diambil contoh pada Tabel 4.1 no. 1 tanpa
pembebanan variatif rangkaian lampu (0). Besarnya daya kincir ( didapatkan
dari perhitungan pada sub Bab 4.2.3 sebesar 17,23 watt. Sedangkan besarnya daya
angin ( ) didapatkan dari perhitungan pada sub Bab 4.2.1 sebesar 68,795 watt.
Maka didapatkan koefisien daya ( )sebesar:
4.3 Hasil dan Pembahasan
Dari pengumpulan data melalui beberapa pengujian maka diketahui hasil
perhitungan sebagai berikut :
Tabel 4.4. Data hasil perhitungan kincir dengan diameter 92 cm, tinggi 60 cm
40
41
Tabel 4.5. Data hasil perhitungan kincir dengan diameter 74,3 cm, tinggi 74,3 cm
42
Tabel 4.5. (lanjutan) Data hasil perhitungan kincir dengan diameter 74,3 cm, tinggi 74,3 cm
43
Tabel 4.5. (lanjutan) Data hasil perhitungan kincir dengan diameter 74,3 cm, tinggi 74,3 cm
44
Tabel 4.6. Data hasil perhitungan kincir dengan diameter 60 cm, tinggi 92 cm
46
Unjuk kerja dari berbagai kincir angin yang dapat dilihat pada Grafik batas
betz (Betz limit, atas nama ilmuwan Jerman Albert Betz) seperti pada Gambar 4.1.
Betz menyebutkan bahwa energi kinetik yang dapat dikonversi menjadi energi
47
Gambar 4.1 Grafik Betz Limit
(Sumber: http://www.intechopen.com/articles/show/title/wind-turbines-theory-the-betz-equation-and-optimal-rotor-tip-speed-ratio)
4.3.1 Grafik Hubungan Antara Putaran Poros dan Torsi
Dari hasil perhitungan yang terlihat pada tabel 4.4 maka didapatkan grafik
hubungan antara putaran poros dan torsi untuk kincir angin dengan diameter 92
48
Gambar 4.2. Grafik hubungan antara putaran poros dan torsi untuk kincir dengan diameter 92 cm, dan tinggi 60 cm
Dari hasil perhitungan yang terlihat pada tabel 4.5 maka didapatkan grafik
hubungan antara putaran poros dan torsi untuk kincir angin dengan diameter 74,3
cm dan tinggi 74,3 cm, yang dapat dilihat pada Gambar 4.3
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
49
Gambar 4.3. Grafik hubungan antara putaran poros dan torsi untuk kincir dengan diameter 74,3 cm, dan tinggi 74,3 cm
Dari hasil perhitungan yang terlihat pada tabel 4.6 maka didapatkan grafik
hubungan antara putaran poros dan torsi untuk kincir angin dengan diameter 60
cm dan tinggi 92 cm, yang dapat dilihat pada Gambar 4.4
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
50
Gambar 4.4. Grafik hubungan antara putaran poros dan torsi untuk kincir dengan diameter 60 cm, dan tinggi 92 cm
4.3.2 Grafik Hubungan Antara Torsi dan Daya Kincir
Dari hasil perhitungan yang terlihat pada tabel 4.4 maka didapatkan grafik
hubungan antara daya kincir dan torsi untuk kincir angin dengan diameter 92 cm
dan tinggi 60 cm, yang dapat dilihat pada Gambar 4.5
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
51
Gambar 4.5. Grafik hubungan antara torsi dan daya kincir untuk kincir dengan diameter 92 cm, dan tinggi 60 cm
Dari hasil perhitungan yang terlihat pada tabel 4.5 maka didapatkan grafik
hubungan antara daya kincir dan torsi untuk kincir angin dengan diameter 74,3 cm
dan tinggi 74,3 cm, yang dapat dilihat pada Gambar 4.6
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
52
Gambar 4.6. Grafik hubungan antara torsi dan daya kincir untuk kincir dengan diameter 74,3 cm, dan tinggi 74,3 cm
Dari hasil perhitungan yang terlihat pada tabel 4.6 maka didapatkan grafik
hubungan antara daya kincir dan torsi untuk kincir angin dengan diameter 60 cm
dan tinggi 92 cm, yang dapat dilihat pada Gambar 4.7
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
53
Gambar 4.7. Grafik hubungan antara torsi dan daya kincir untuk kincir dengan diameter 60 cm, dan tinggi 92 cm
4.3.3 Grafik Hubungan Antara Terhadap tip speed ratio (TSR)
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.4, didapatkan grafik hubungan antara
koefisien daya dan untuk kincir dengan diameter 92
cm dan tinggi 60 cm. yang dapat dilihat pada Gambar 4.8
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
54
Gambar 4.8. Grafik hubungan antara terhadap untuk kincir dengan diameter 92 cm, dan tinggi 60 cm
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.5, didapatkan grafik hubungan antara
koefisien daya dan untuk kincir dengan diameter
74,3 cm dan tinggi 74,3 cm. yang dapat dilihat pada Gambar 4.9
55
Gambar 4.9. Grafik hubungan antara terhadap untuk kincir dengan diameter 74,3 cm, dan tinggi 74,3 cm
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.6, didapatkan grafik hubungan antara
koefisien daya dan untuk kincir dengan diameter 60
cm dan tinggi 92 cm. yang dapat dilihat pada Gambar 4.10
56
Gambar 4.10. Grafik hubungan antara terhadap untuk kincir dengan diameter 60 cm, dan tinggi 92 cm
Unjuk kerja dari ketiga kincir ditunjukkan dalam grafik dibawah ini
Gambar 4.11. Grafik hubungan antara terhadap untuk ketiga kincir
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
57 4.4Pembahasan
Pada prinsip kerjanya angin akan memutar sudu kincir angin sehingga
memutar poros yang akan diteruskan ke berbagai aplikasi, misalnya diteruskan ke
generator untuk menghasilkan listrik, atau ke transmisi lain yang digunakan untuk
menggiling gandum dan lain-lain.
Pada grafik betz limit terlihat bahwa koefisien daya tertinggi untuk kincir
angin Savonius adalah 31%. Sedangkan koefisien daya dari data penelitian
didapatkan koefisien daya tertinggi sebesar 46,7% pada kincir angin dengan
diameter 60, tinggi 92 cm. Hal ini terjadi karena pada saat pembuatan model
kincir angin dilakukan perubahan pada sudu, sudu dirancang agar angin yang
menuju sudu akan bergerak menuju sudu yang lain, sehingga kincir angin dapat
berputar lebih cepat. Selain itu model kincir angin dibuat dari bahan-bahan yang
ringan.
Dari perhitungan dapat diketahui bahwa daya pada kincir model pada:
1. Diameter 92 cm sebesar 27 watt pada kecepatan angin 5,99 m/s
2. Diameter 74,3 cm sebesar 33 watt pada kecepatan angin 6,138 m/s
3. Diameter 60 cm sebesar 38 watt pada kecepatan angin 6,18 m/s
Daya tertinggi diperoleh pada kincir dengan diameter 60 dan tinggi 92 cm
yaitu sebesar 38 watt pada kecepatan angin 6,18 m/s. Karena pada kincir angin
poros kincir berputar lebih cepat jika dibandingkan dengan dua variasi ukuran
58
Sedangkan koefisien daya pada masing-masing kincir adalah:
a. Diameter kincir 92 cm sebesar 42,29% pada kecepatan angin 5,91 m/s,
putaran poros 157,87 rpm.
b. Diameter kincir 74,3 cm sebesar 46,654% pada kecepatan angin 6,087
m/s, putaran poros 182,167 rpm.
c. Diameter kincir 60 cm sebesar 50,51% pada kecepatan angin 6,00 m/s,
putaran poros 226,85 rpm.
Pemilihan material yang ringan mengakibatkan semakin meningkatnya efisiensi
kincir angin. Putaran poros yang terukur pada pengujian adalah sebesar :
a. 215,13 rpm pada kincir angin dengan diameter 92 cm
b. 266,67 rpm pada kincir angin dengan diameter 74,3 cm
c. 329,23 rpm pada kincir angin dengan diameter 60 cm
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa koefisien daya (unjuk kerja)
dari ketiga variasi model kincir angin adalah kincir angin dengan diameter 60 cm,
tinggi 92 cm, karena pada model kincir ini daya kincir yang dihasilkan lebih besar
59
b. Ketika dilakukan perubahan kecepatan angin pada pengujian kincir
dengan diameter 92, 74,3 dan 60 cm, semakin tinggi kecepatan angin
maka torsi dan daya kincir akan semakin besar juga. Kecepatan angin
yang semakin tinggi mengakibatkan poros kincir berputar lebih cepat.
Kincir dengan ukuran diameter 60 cm, tinggi 92 cm menghasilkan
putaran yang lebih tinggi
c. Koefisien daya tertinggi untuk kincir dengan ukuran:
a. Diameter 92 cm, tinggi 60 cm sebesar 35% dengan TSR 1,15
b. Diameter 74,3 cm, tinggi 74,3 cm sebesar 34% dengan TSR 1,4
c. Diameter 60 cm, tinggi 92 cm sebesar 46,7% dengan TSR 1,3
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara koefisien
60
sampai 329,23 rpm) maka koefisien daya dan juga akan semakin
tinggi.
d. Koefisien daya tertinggi berada pada kincir angin dengan diameter 60,
tinggi 92 cm, karena pada kincir ini dihasilkan daya kincir dan putaran
yang paling tinggi diantara dua variasi kincir lainnya
5.2 Saran
Beberapa hal penting yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya:
1. Berat material dibuat seringan mungkin, untuk meningkatkan koefisien
daya (unjuk kerja) kincir angin
2. Poros kincir yang digunakan harus ringan dan tidak oleng pada saat
kincir berputar
3. Bentukan kincir dibuat sempurna
DAFTAR PUSTAKA
Burton, Tony., David Sharpe., Nick Jenkins, & Ervin Bossanyi. (2001). Wind Energy Handbook, New York : Penerbit John Wiley
Kadir, Abdul. 2010. Energi Sumber Daya Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi Ekonomi. Jakarta : Penerbit UI Press.
Pudjanarsa, Astu., Djati Nursuhud. (2008). Mesin Konversi Energi. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Prabowo, Eko, Andryanto, Stefanus. (2011). Unjuk Kerja Model Kincir Angin Poros Vertikal Dengan Empat Sudu Yang Membuka dan Menutup Secara Otomatis Dengan Variasi Diameter. Skripsi universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kincir_angin, 15 Mei 2011
Lampiran 1 Tabel Sifat Umum Udara
Lampiran 1 Tabel Sifat Umum Udara