• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG - Test Repository"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG

TUGAS AKHIR

Oleh : LIA ROFIANI NIM : 20112 010

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)

i

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

Oleh : LIA ROFIANI NIM : 20112 010

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

v MOTTO

“Jangan menyerah, tidak ada yang memalukan dari jatuh,

yang memalukan adalah kalau kau tidak berdiri lagi”

“Teruslah berusaha walau sekelilingmu meragukan kamu.

Teruslah tersenyum karena orang-orang yang kamu sayang menginginkan senyummu.Teruslah bersinar untuk mereka yang ada di kegelapan. Dan percayalah, Tuhan tidak akan mengubah nasib kaumnya tanpa usaha kaum itu.Teruslah melangkah karena orang-orang yang menyayangimu akan selalu

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, dengan ridha-Mu ya Allah… Amanah ini telah

selesai, sebuah langkah telah usai. Namun itu bukan akhir dari

perjalanan ku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.

Dengan kerendahan hati yang tulus, kupersembahkan karya tulis

ini untuk yang termulia, Ayah, Ibu, Kakakku, Abang iparku, dan

juga keponakanku Nayla. Terimakasih atas cintanya, semoga karya

ini dapat mengobati beban kalian walau hanya sejenak, semua

jasa-jasa kalian tak kan kulupakan.

Untuk tulusnya persahabatan yang telah terjalin, spesial untuk

sahabat-sahabatku, dan semua teman-teman DIII Perbankan Syariah Angkatan 2012. Terimakasih… Semoga persahabatan kita

menjadi persaudaraan yang abadi selamanya.

Serta terimakasih kepada semua pihak yang telah

menyumbangkan bantuan dan doa dari awal hingga akhir yang

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayahnya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) dengan judul : STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG ini dengan lancar. Sholawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk golongan umatnya dan mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah.Amin.

Nikmat yang Allah berikan begitu banyak, sehingga tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Sungguh Allah Maha Segalaya, sesembahan yang patut disembah dan tempat meminta pertolongan bagi semua hamba-Nya. Cukup Allah sebagai penolong, karena Dia adalah sebaik-baiknya Penolong.

Dalam penyusunan Tugas Akhir (TA) ini penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan baik berupa moral,materiil maupun spiritual sehingga penyusunan Tugas Akhir (TA) ini dapat terselesaikan. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga;

3. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc.,M.Si selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga;

4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku pembimbing penyusunan tugas akhir yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan serta kritikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini;

(9)

viii

6. Seluruh karyawan dan staff yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug yang telah memberikan informasi dan pengalaman;

7. Kepada Bapak, Ibu dan keluarga besar penulis yang tersayang dan tercinta yang telah memberikan doa dan bimbingan kasih sayang serta dukungan baik moral maupun material;

8. Dan teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan 2012 yang telah berjuang bersama-sama dalam perkuliahan selama tiga tahun ini.

Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir (TA) ini masih terdapat banyak kekurangan, itu semata-mata karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kritik maupun saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun akan penulis terima untuk perbaikan kedepannya.

Salatiga, 10 Agustus 2015

(10)

ix ABSTRAK

Rofiani, Lia. 2015. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug. Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.Jurusan DIII Perbankan Syariah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Fetria Eka Yudiana, M.Si.

Kata kunci :Pemasaran, Gadai Emas, Bank Syariah Mandiri

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Kegunaan ... 5

D. Metode Penelitian ... 6

E. Penegasan Istilah ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 9

(12)

xi

A. Tinjauan Pustaka ... 11

B. Pengertian Pemasaran Bank ... 14

C. Pengertian Strategi Pemasaran ... 15

D. Tujuan Pemasaran Bank ... 16

4. Ketentuan Menggadaikan Barang ... 32

5. Akad Perjanjian Gadai ... 36

6. Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah Dan Konvensinal ... 38

BAB III LAPORAN OBJEK A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri ... 40

B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ... 43

C. Budaya Kerja Bank Syariah Mandiri ... 44

D. Struktur Organisasi ... 46

E. Tanggung Jawab Setiap Bagian ... 48

(13)

xii BAB IV ANALISIS

A. Mekanisme Produk Pembiayaan Gadai Emas... 70

B. Strategi Pemasaran ... 77

C. Kendala Dalam Pemasaran Produk ... 90

D. Data Deskriptif Gadai Emas... 91

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri KCP Gubug ...……..… 46

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah dan Konvensional ………… 38

Tabel 3.1 Profil Perusahaan ……… 42

Tabel 4.1 Fitur Produk Gadai Emas ………... 70

Tabel 4.2 Fitur Promosi Sahabat Emas ……….. 83

Tabel 4.3 Penerapan Strategi Bauran Pemasaran (7P) ………... 86

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Falsafah dasar beroperasionalnya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efisiensi, keadilan, dan kebersamaan.Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atau proporsional masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktifitas (Wibowo dan Untung,2005:33).

Bank syariah mempunyai fungsi berbeda dengan bank konvensional, fungsi bank syariah juga merupakan karakteristik bank syariah.Empat fungsi bank syariah yaitu sebagai manajer investasi, sebagai investor yang berhubungan dengan pembagian hasil usaha yang dilakukan oleh bank syariah, sebagai fungsi sosial, dan jasa keuangan atau perbankan (Wiroso, 2005:4-5).

(17)

2

memuaskan. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai keinginan untuk lebih mendorong perkembangan bank syariah di Indonesia (Antonio, 2001:223).

Upaya mendorong pengembangan bank syariah dilaksanakan dengan memperhatikan bahwa sebagian masyarakat muslim Indonesia pada saat ini sangat menantikan suatu sistem perbankan syariah yang sehat dan terpercaya untuk mengakomodasi kebutuhan mereka terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Pengembangan perbankan syariah juga ditujukan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh sistem perbankan konvensional. Selain itu, sejalan dengan upaya-upaya restrukturisasi perbankan.Pengembangan bank syariah merupakan suatu alternatif sistem pelayanan jasa bank dengan kelebihan yang dimilikinya (Antonio, 2001:223-224).

(18)

3

bank syariah dibanding produk lain, misalnya mudharabah, musyarakah, murabahah, salam dan lain sebagainya (Sudarsono, 2003 :143).

Pemasaran memberi perhatian pada produk dan jasa-jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen, dan kegiatan-kegiatan para pesaing. Fungsi pemasaran terdiri dari tiga komponen kunci:

1. Bauran pemasaran, meliputi unsur-unsur atau elemen-elemen internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi;

2. Kekuatan pasar, meliputi peluang dan ancaman eksternal dimana operasi-operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi;

3. Proses penyelarasan, meliputi proses strategik dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal layak bagi kekuatan pasar.

Bauran pemasaran merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal yang telah dikembangkan dalam pemasaran.Kebanyakan pembahasan mengenai pemasaran memusatkan perhatian sekitar empat komponen kunci bauran pemasaran, yang disebut 4P. Komponen ini meliputi : Produk, Harga, Promosi, dan Tempat (Payne,2000:27-28).

(19)

4

Gadai Emas Bank Syariah Mandiri merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat.Syarat dan ketentuan yang mudah, biaya pemeliharaan yang terjangkau, serta kenyamanan pelayanan yang diberikan merupakan sedikit dari banyak keunggulan yang ditawarkan oleh Gadai Emas Bank Syariah Mandiri.

Atas dasar inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug, dan hasilnya disusun dalam Tugas Akhir (TA) dengan judul : STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG.

B. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang yang demikian, hal yang ingin diteliti oleh penulis yaitu rumusan masalah yang terkait dengan kasus yang akan dibahas pada penelitian Tugas Akhir ini, di antaranya :

1. Bagaimana mekanisme produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang PembantuGubug ?

2. Bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug ?

(20)

5 C. Tujuan dan kegunaan

Penelitian Tugas Akhir ini dibuat untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul di atas, dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui mekanisme produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug;

2. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug;

3. Untuk mengetahui kendala dalam pemasaran produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug.

Selain memiliki tujuan-tujuan yang telah disebutkan diatas, penulis juga memaparkan kegunaan dalam penulisan Tugas Akhir ini, baik bagi mahasiswa, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, maupun bagi pembaca. Adapun kegunaannya antara lain sebagai berikut :

1. Bagi penulis

a. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) di IAIN Salatiga;

(21)

6 2. Bagi IAIN Salatiga

a. Memperkenalkan IAIN Salatiga kepada masyarakat luar khususnya Jurusan DIII Perbankan Syariah;

b. Sebagai tambahan referensi literature serta informasi khususnya bagi mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan DIII Perbankan Syariah. 3. Bagi Pembaca

Sebagai tambahan wawasan tentang strategi pemasaran produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug.

D. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Azwar (1998:5) pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan logika ilmiah.

2. Jenis data yang dibutuhkan

Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu: a. Data Primer

(22)

7

penggunaan instrument pengukuran khusus dirancang sesuai dengan tujuannya (Azwar,1998:36).

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi (Azwar,1998:36). 3. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara

Menurut Moleong (2008:186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Teknik pengumpulan data pada penulisan tugas akhir ini dengan mewawancarai pihak-pihak yang terkait dengan pembiyaan gadai emas, baik dengan bank maupun dengan nasabah.

b. Observasi partisipan

Peneliti terlibat secara langsung dengan objek penelitian. Di sini penulis ikut dalam proses pengumpulan kelengkapan data yang diperlukan.

c. Analisis data

(23)

8 E. Penegasan Istilah

Berikut pengertian dari istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu :

1. Strategi adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai tujuannya (Lamarto,1996:40);

2. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial (Lamarto,1996:7-8);

3. Produk adalah sekumpulan atribut nyata atau tidak nyata yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya (Lamarto,1996:222-223);

4. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit (Antonio,2001:160);

(24)

9

6. Rahn merupakan perjanjian utang piutang antara dua atau beberapa pihak mengenai persoalan benda dan menahan sesuatu barang sebagai jaminan utang yang mempunyai nilai harta (Sudarsono,2003:142);

7. Emas merupakan salah satu logam mulia yang bernilai tinggi, karena emas merupakan nilai tukar selain uang yang digunakan dizaman dahulu sebelum adanya uang seperti sekarang ini.

F. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan merupakan uraian mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematika bab demi bab, dari bab hasil laporan penelitin diperoleh gambaran yang berurutan dan saling terkait. Adapun sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian, penegasan istilah, serta sistematika penulisannya.

BAB II LANDASAN TEORI

(25)

10

ketentuan menggadaikan barang, akad perjanjian gadai, dan persamaan serta perbedaan gadai syariah dengan gadai konvensional.

BAB III LAPORAN OBJEK

Dalam bab ini berisi tentang sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri, visi dan misi, budaya kerja, struktur organisasi, tanggung jawab setiap bagian, serta produk dan jasa yang dimiliki Bank Syariah Mandiri.

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisi tentang mekanisme produk pembiayaan gadai emas yang diamati,meliputi :gambaran umum produk, sistem pengajuan gadai emas, metode penaksiran barang jaminan, dan metode pelunasan barang. Kemudian analisis penerapan strategi pemasaran berdasarkan konsep bauran pemasaran, kendala yang dialami dalam proses pemasaran produk, serta analisis data deskriptif tentang produk pembiayaan gadai emas yang diamati. BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(26)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa telaah pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini.

Prabasanti (2014), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Gadai

Emas Bank Syariah terhadap perolehan feebase Income (Studi kasus

Pegadaian Emas Bank Syariah Mandiri Semarang” memaparkan bahwa prosedur pelaksanaan gadai emas syariah cukup mudah, calon nasabah mengisi formulir dan membawa barang gadai yang berupa emas, penaksirannya sesuai dengan standart harga emas yang ditetapkan oleh divisi usaha syariah, keuntungan dan kerugiannya cukup relevan, kontribusi yang dihasilkan dari produk gadai emas syariah adalah fee based income yang semakin meningkat pendapatan nilainya, fee based income yang dihasilkan merupakan keunggulan dibanding produk lainnya. Penelitian ini menyoroti tentang kontribusi gadai emas terhadap fee based income Bank Syariah itu sendiri, sementara yang akan diteliti oleh penulis adalah tentang sistem pemasaran produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri.

(27)

12

Pembantu Ungaran” menyatakan bahwa prosedur pelaksanaan produk

pembiayaan gadai emas syariah di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran sangat praktis, mudah, serta prosesnya cepat. Produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran juga cukup banyak diminati oleh masyarakat dan banyak masyarakat yang mempercayakan emasnya untuk digadaikan di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran. Penelitin ini jelas berbeda dengan yang akan diteliti oleh penulis, selain perbedaan lokasi, juga topik masalah yang disoroti.

Sriati (2011), dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Peningkatan Motivasi Masyarakat Terhadap Gadai Emas Di BMT Bina Insani Pringapus

Ungaran Jawa Tengah” menyimpulkan bahwa Dari hasil penelitian yang

(28)

13

Susilowati (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Peningkatan Produktivitas Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Ungaran” menyimpulkan bahwa prosedur pembiayaan

(29)

14 B. Pengertian pemasaran bank

Secara umum pengertian manajemen pemasaran bank adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasa-jasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya (Kasmir, 2014:194-195).

Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa manajemen pemasaran bank merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan, baik produk simpanan (giro,tabungan, dan deposito), pinjaman (kredit) atau jasa-jasa bank lainnya. Penyediaan keinginan dan kebutuhan produk bank ini harus dilakukan melalui perencanaan yang matang, baik untuk perencanan jangka pendek maupun jangka panjang.Selanjutnya dilaksanakan oleh bankir yang professional.Kemudian perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian secara terus-menerus agar tidak menyimpang dari yang sudah direncanakan. Pada akhirnya, kegiatan pemasaran bank diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah serta juga akan memberikan kepuasan kepada para nasabahnya.

(30)

15 1. Kebutuhan akan produk bank;

2. Kebutuhan rasa aman berhubungan dengan bank; 3. Kebutuhan kenyaman berhubungan dengan bank; 4. Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai;

5. Kebutuhan untuk persahabatan; 6. Kebutuhan untuk diberi perhatian; 7. Kebutuhan status / prestise; 8. Kebutuhan aktualisasi diri. C. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai tujuannya.Kata strategi berasal dari kata Yunani strategia pada mulanya mempunyai hubungan dengan ilmu atau seni

memimpin dalam kemiliteran. Sebuah strategi adalah rencana akbar yang digunakan sebagai langkah untuk mencapai sasaran yaitu memenangkan peperangan (Lamarto,1996:40).

Pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial (Lamarto, 1996:7-8).

(31)

16

melalui proses pertukaran. Konsep penting dalam studi marketing adalah kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, pertukaran, transaksi dan pasar.

Jadi strategi pemasaran yaitu sebuah rencana dari kegiatan bisnis yang digunakan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran, baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. D. Tujuan pemasaran bank

Setiap tindakan yang dilakukan apakah oleh perusahaan atau badan usaha tertentu mengandung suatu maksud dan tujuan tertentu.Penetapan tujuan ini disesuaikan dengan keinginan pihak manajemen itu sendiri.Badan usaha dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai dilakukan dengan berbagai pertimbangan matang.Kemudian ditetapkan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut (Kasmir, 2014:196).

Menurut Kasmir (2014:197), secara umum tujuan pemasaran bank adalah sebagai berikut :

1. Memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang;

2. Memaksimalkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah;

(32)

17

4. Memaksimumkan mutu hidup dan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.

E. Konsep Pemasaran

Sebelum ilmu marketing berkembang sedemikian rupa dengan tingkat persaingan usaha yang sedemikian ketat, pada zaman dulu orang yang menanam padi maka terus menerus makan padi, nelayan akan terus menerus makan ikan, dan pemburu akan terus menerus makan daging. Lama kelamaan timbul kebosanan dan mereka berpindah tempat untuk menemukan sesuatu yang baru. Ketika dalam perjalanan, orang yang membawa padi akan bertemu dengan orang yang membawa ikan atau daging. Saat itu juga mereka menukarnya.Di tempat itulah akhirnya kita mengenal istilah market atau pasar.Tempat bertemunya antara penjual dan pembeli ini akhirnya disepakati sebagai tempat penukaran resmi yang lama kelamaan dijadikan pasar secara resmi (Arifin, 2004:32-33).

Dalam pemasaran terdapat konsep-konsep dasar marketing yang perlu kita ketahui, yaitu :

1. Bauran Pemasaran atau marketing mix; 2. Segmentasi, targeting dan positioning pasar; 3. Market dan potensial market;

(33)

18 F. Bauran Pemasaran

Menurut Kasmir (2014:213), bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan di antara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain.

Penggunaan bauran pemasaran atau marketing mix dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank.Dalam praktiknya, konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran untuk produk yang berbentuk barang maupun jasa.Khusus untuk produk yang berbentuk jasa diberlakukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang.

Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran atau marketing mix terdiri dari empat P, yaitu :

1. Product (Produk); 2. Price (Harga);

3. Place ( tempat / saluran distribusi); 4. Promotion atau promosi.

Sementara itu, Boom dan Bitner menambahkan dalam bisnis jasa, bauran pemasaran di samping empat P seperti yang dikemukakan di atas, terdapat tambahan tiga P, yaitu:

(34)

19 2. Physical Evidence (bukti fisik); 3. Process (proses).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran atau marketing mix untuk produk jasa jika digabungkan menjadi tujuh P, yaitu :

1. Product (Produk)

Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya, apapun wujudnya selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita, katakan sebagai produk (Kasmir,2014:216).

Dalam praktiknya produk terdiri dari dua jenis, yaitu yang berkaitan dengan fisik atau benda berwujud dan tidak berwujud.Produk yang diinginkan pelanggan, baik berwujud maupun yang tidak berwujud adalah produk yang berkualitas tinggi.Artinya, produk yang ditawarkan oleh bank ke nasabahnya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk bank pesaing. Produk yang berkualitas tinggi ini disebut juga produk plus.

(35)

20

a. Dapat meningkatkan penjualan, mengingat nasabah akan tertarik untuk membeli dan mempertahankan produk yang memiliki nilai lebih dengan terus melakukan transaksi;

b. Menimbulkan rasa bangga bagi nasabah yang memiliki produk plusnya ditengah-tengah masyarakat;

c. Menimbulkan rasa kepercayaan yang tinggi, sehingga dapat mempertahankan nasabah lama dan menggaet nasabah baru;

d. Menimbulkan kepuasan tersendiri bagi nasabah yang bersangkutan. Dalam praktiknya untuk menciptakan produk plus bukanlah perkara mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan atau dengan kata lain kehadiran produk plus sangat tergantung dari berbagai pihak yang terkait produk tersebut. Secara umum produk plus sangat tergantung dari:

a. Pelayanan yang prima, artinya pelayanan terhadap produk yang dijual harus dilakukan secara baik, sehingga nasabah cepat mengerti dan memahami produk tersebut dibandingkan dengan produk lainnya; b. Pegawai yang professional, artinya memiliki kemampuan untuk

menjelaskan dan mempengaruhi nasabah sehingga mau membeli produk yang ditawarkan;

(36)

21

d. Lokasi dan layout gedung dan ruangan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan nasabah selama berhubungan dengan bank. Lokasi yang tidak strategis membuat nasabah malas untuk mendatangi bank. Demikian pula dengan layout ruangan yang tidak baik juga menyebabkan nasabah bosan untuk berhubungan dengan bank;

e. Nama baik bank, menjual jaminan bagi nasabah untuk membeli produk bank. Oleh karena itu, bank harus pandai menjaga nama baik, mengingat jasa bank yang ditawarkan merupakan bisnis kepercayaan. 2. Price (Harga)

Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix.Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,

mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang hendak dicapai (Kasmir,2014:227)

Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut: a. Untuk bertahan hidup

(37)

22 b. Untuk memaksimalkan laba

Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba, dapat ditingkatkan.Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

c. Untuk memperbesar market share

Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah pelanggan meningkat dan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan seperti penentuan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dari pesaing.

d. Mutu produk

Tujuannya adalah memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual ditentukan setinggi mungkin.

e. Karena pesaing

Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing.Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing artinya bunga simpanan di atas pesaing dan bunga pinjaman dibawah pesaing.

3. Place ( tempat / saluran distribusi)

(38)

23

nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan dengan bank.

Menurut Kasmir (2014:240), paling tidak ada dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu cabang, yaitu :

1. Faktor utama (Primer) a. Dekat dengan pasar; b. Dekat dengan bahan baku;

c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan;

d. Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api atau pelabuhan laut atau pelabuhan udara;

e. Tersedianya sarana dan prasarana seperti listrik, telepon, dan lainnya;

f. Sikap masyarakat. 2. Faktor sekunder

a. Biaya untuk invetasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan gedung;

b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut; c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi;

(39)

24

Setelah lokasi diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menentukan layout gedung dan layout ruang kantor. Kedua layout ini saling mendukung kenyamanan nasabah serta keamanan nasabah dalam berurusan dengan bank.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk layout gedung adalah sebagai berikut:

a. Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafit; b. Lokasi parkir luas dan aman;

c. Keamanan di sekitar gedung terjamin;

d. Tersedia telepon umum dan fasilitas lainnya khusus untuk nasabah.

Sementara itu, untuk layout ruangan yang harus diperhatikan adalah :

a. Suasana ruangan terkesan luas dan lega;

b. Tata letak kursi dan meja sesuai dengan urutan proses dokumen; c. Dekorasi dan hiasan dalam ruangan.

4. Promotion atau promosi

(40)

25

Keempat macam sarana promosi yang dapat dilakukan adalah: a. Periklanan (advertising)

Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna menginformasikan, menarik, dan memengaruhi calon nasabahnya. b. Promosi penjualan (sale promotion)

Tujuan promosi penjualan adalah adalah meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah.Promosi penjualan dilakukan untuk menarik minat nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan.

c. Publisitas (publicity)

Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas cermat, kuis serta kegiatan lainnya memalui berbagai media.

d. Penjualan pribadi (Personal selling)

Kegiatan promosi yang keempat adalah penjualan pribadi atau personal selling.Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara

umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning service, satpam sampai pejabat bank.

5. People (orang)

People yaitu semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan

(41)

26

kegiatan untuk karyawan seperti mulai dari kegiatan rekruitmen, pendidikan dan pelatihan, motivasi, balas jasa, dan kerja sama, serta pelanggan yang menjadi nasabah atau calon nasabah (Kasmir,2014:214). 6. Physical Evidence (bukti fisik)

Physical Evidence atau bukti fisik terdiri dari adanya logo atau

simbol perusahaan, motto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan jaminan perusahaan (Kasmir,2014:214).

7. Process (proses)

Process atau proses merupakan keterlibatan pelanggan dalam

pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan, atau kompleksitas prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan (Kasmir,2014:214).

G. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan atau financing merupakan istilah yang dipergunakan dalam bank syariah, sebagaimana dalam bank konvesional disebut dengan kredit atau lending. Dalam kredit keuntungan berbasis pada bunga atau interest based, sedangkan dalam pembiayaan atau financing berbasis pada

(42)

27

Dalam pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan:

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna; d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh;

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

H. Pengertian Gadai Syariah

(43)

28

Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara‟ artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan

secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tembusan (Sudarsono, 2003:141).

Jadi gadai syariah adalah perjanjian utang piutang atara dua atau beberapa pihak dengan menyertakan benda yang memiliki nilai harta sebagai jaminan utang dan dapat diambil sebagai tembusan atas piutang yang telah diberikan sesuai dengan rukun, syarat ataupun ketentuan-ketentuan dalam syariah.

1. Landasan Hukum

“Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu melaksanakan

muamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang

penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan

sebagai pegangan (oleh yang menghutangkan), tetapi jika sebagian kamu

mempercayai sebagian yang lain, maka hendaknya ia bertakwa kepada

Allah SWT” (QS. Al-Baqarah (2):283).

2. Rukun gadai Syariah

(44)

29 1. Ar-rahn (yang menggadaikan)

Orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang akan digadaikan.

2. Al-murtahin ( yang menerima gadai)

Orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang ( gadai).

3. Al-marhun atau rahn (barang yang digadaikan)

Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam mendapatkan utang.

4. Al-marhun bih (hutang)

Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun.

5. Sighat, ijab dan qabul

Kesepakatan anatara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.

3. Syarat gadai syariah 1. Rahin dan Murtahin

Pihak-pihak yang melakukan perjanjian rahn, yakni rahin dan murtahin harus mengikuti syarat-syarat berikut kemampuan, yaitu

(45)

30 2. Shighat

a. Sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan juga dengan suatu waktu dimasa depan;

b. Rahn mempunyai sisi pelepasan barang dan pemberian hutang seperti halnya akad jualbeli. Maka tidak boleh diikat dengan syarat tertentu atau dengan suatu waktu dimasa depan.

3. Marhun bih (utang)

a. Harus merupakan hak yang wajib diberikan atau diserahkan kepada pemiliknya;

b. Memungkinkan pemanfaatan. Bila sesuatu menjadi utang tidak bisa dimanfaatkan, maka tidak sah;

c. Harus dikuantifikasi atau dapat dihitung jumlahnya. Bila tidak dapat diukur atau tidak dikualifikasi rahn itu tidak sah.

4. Marhun (barang)

(46)

31

kurang penting dalam masalah ini. Menurut pendapat ulama

Syafi’iyah, barang yang digadaikan itu memiliki tiga syarat:

a. Berupa hutang, karena barang nyata itu tidak digadaikan;

b. Menjadi tetap, karena sebelumnya tetap tidak dapat digadaikan, seperti jika seorang menerima gadai dengan imbalan sesuatu yang dipinjamnya. Tetapi Imam Malik membolehkan hal ini;

c. Mengikatnya gadai tidak sedang dalam proses penantian terjadi dan tidak menjadi wajib, seperti gadai dalam kitabah.

Secara umum barang gadai harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:

a. Harus diperjualbelikan;

b. Harus berupa harta yang bernilai;

c. Marhun harus bisa dimanfaatkan secara syariah;

d. Harus diketahui keadaan fisiknya, maka piutang tidak sah untuk digadaikan harus berupa barang yang diterima secara langsung; e. Harus dimiliki oleh rahin (peminjam atau penggadai) setidaknya

(47)

32 4. Ketentuan menggadaikan barang

Menurut Sudarsono (2003:146-149), dalam menggadaikan barang di pegadaian syariah harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Barang yang tidak boleh dijual tidak boleh digadaikan. Artinya barang yang digadaikan diakui oleh masyarakat memiliki nilai yang bisa dijadikan jaminan;

2. Tidak sah menggadaikan barang rampasan (di-gasab) atau barang yang dipinjam dan semua barang yang duserahkan kepada orang lain sebagai jaminan. Sebab, gadai bermaksud sebagai penutup utang dengan benda-benda yang digadaikan, padahal barang yang di-gasab, dipinjam dan barang-barang yang telah diserahkan kepada orang lain sebagai jaminan tidaklah dapat digunakan sebagai penutup utang; 3. Apabila utang sudah pasti menjadi tanggungan peminjam, maksudnya

adalah gadai itu tidak sah apabila utangnya belum pasti. Gadai yang utangnya sudah pasti hukumnya sah, walaupun utangnya belum tetap, seperti utang penerima pesanan dalam akad salam terhadap pemesan. Gadai dengan utang yang akan menjadi pasti juga sah, seperti harga barang yang masih dalam masa khiar;

(48)

33

al-Istiqsha‟ serta Abu Khalaf al-Thabari yang diperkuat oleh Ibnu

Rif’ah;

5. Menerima barang gadai oleh pegadaian adalah salah satu rukun akad gadai atas tetapnya gadaian. Karena itu, gadai belum ditetapkan selama barang yang digadaikan itu belum diterima oleh pegadaian. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Baqarah 283, “…maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh orang yang

menerima gadaian)”. Allah SWT menetapkan barang yang digadaikan

itu dipegang oleh penerima gadaian berarti penerimaan barang tersebut menjadi syarat sahnya;

6. Seandainya ada orang menggadaikan barang namun barang tersebut belum diterima oleh pegadaian, maka orang tersebut boleh membatalkannya. Sebab, gadaian yang belum diterima akan akadnya masih jais atau boleh diubah oleh pihak nasabah sebagaimana masa khiar dalam jual beli;

7. Jika barang gadaian tersebut sudah diterima oleh pegadaian, maka akad rahn (gadai) tersebut telah resmi dan dapat dibatalkan atau ditarik kembali;

(49)

34

menjadikan mas kawin atau upah kerja, barang gadaian digadaikan lagi kepada orang lain dan penggadaian tersebut telah menerimanya kepada orang lain itu atau barang gadaian itu di-hibah-kan dan telah diterima kepada penerima hibah. Semua tindakan penggadai tersebut mengakibatkan akad gadai menjadi batal;

9. Kalau nasabah menyewakan barang yang ada dalam gadaian, apakah termasuk pembatalan gadai. Kalau akhir masa sewanya sebelum tiba masa membayar utang tidaklah termasuk penarikan kembali atau pembatalan tanpa ada perbedaan pendapat di kalangan ulama Irak dan al-Mutawali. Ketentuan tersebut juga telah dipastikan oleh Abu hamid dan al-Baghawi dan telah di nas-kan oleh Imam Syafi’I, juga telah di katam-kan oleh Imam Nawawi dalam tambahan Kitab al-Raudhah;

10.Jika masa membayar utang pada gadai lebih awal daripada masa sewa (masa sewanya lebih lama daripada masa gadai) maka tidaklah termasuk pembatalan gadai, apabila kita mengikuti pendapat yang memperbolehkan penggadaian barang yang disewakan dan memperbolehkan penjualan barang yang digadaikan hal ini termasuk kaul yang ashah;

(50)

35

pegadaian tidak wajib menanggung kerusakan baeang gadai, kecuali jika disengaja atau lengah, tak ubahnya dengan amanat-amanat lain; 12.Jika barang gadaian tersebut musnah tanpa ada kelengahan dari pihak

pegadaian, pegadaian tidak wajib menanggung barang tersebut dan jumlah pinjaman yang telah diterima oleh penggadai tidak boleh dipotong atau dibebaskan. Sebab, barang tersebut adalah amanat dari nasabah untuk mendapatkan pinjaman, maka pinjaman itu tidak boleh disebabkan akibat musnahnya barang gadaian itu. Sama halnya dengan kematian orang yang menjamin dalam masalah jaminan, dan kematian orang yang menjadi saksi dalam masalah kesaksian;

13.Seandainya pegadaian mengaku bahwa barang gadaian tersebut musnah, maka pengakuan tersebut dapat dibenarkan dengan disertai sumpah, sebab pegadaian tidak menjelaskan sebab-sebab musnahnya barang tersebut, atau ia menyebutnya tapi tidak jelas. Apabila pegadaian menyebut sebab-sebab musnahnya barang tersebut dengan jelas maka pengakuannya tidak dapat diterima kecuali dengan bukti-bukti. Sebab, pegadaian tersebut bisa menunjukkan bukti-bukti apabila sebab musnahnya barang tersebut jelas. Lain halnya dengan sebab kemusnahan yang samar karena sebab yang samar itu sulit dicari buktinya;

(51)

36

(kesaksian) sebab bukti bagi pegadaian itu tidak sulit, dan lagi barang yang ditangan pegadaian itu untuk piutangnya sendiri, maka pengakuannya tidak dapat diterima kecuali disertai dengan bukti sama halnya dengan pengakuan musta‟ir (peminjam);

15.Jika pegadaian itu lengah atau merusak barang gadaian dengan sengaja dilarang untuk dipergunakan. Diantara contoh kesengajaan atau kelengahan tersebut adalah memanfaatkan barang gadaian, seperti bila barang gadaian berupa binatang yang dapat dinaiki, atau bisa dipergunakan untuk mengangkut barang sehingga binatang sakit. 5. Akad perjanjian gadai

Menurut Sudarsono (2003:149), Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa penggadaian bisa sah dengan dipenuhinya tiga syarat:

1. Harus berupa barang, karena utang tidak bisa digadaikan;

2. Penetapan kepemilikan penggadaian atas barang yang digadaikan tidak terhalang, seperti mushaf;

3. Barang yang digadaikan bisa dijual manakala sudah masa pelunasan hutang gadai.

(52)

37 1. Akad al-Qardul hasan

Akad dilakukan untuk nasabah yang menginginkan menggadaikan barangnya untuk keperluan konsumtif. Dengan demikian, nasabah (rahin) akan memberikan biaya upah atau fee kepada pegadaian (murtahin) telah menjaga atau merawat barang gadaian (marhun).

2. Akad al-Mudharabah

Akad dilakukan untuk nasabah yang menggadaikan jaminannya untuk menambah modal usaha (pembiayaan investasi dan modal kerja). Dengan demikian, rahinakan memberikan bagi hasil (berdasarkan keuntungan) kepada murtahun sesuai dengan kesepakatan, sampai modal yang dipinjam dilunasi.

3. Akad al-Bai Muqayadah

Untuk sementara akad ini dapat dilakukan jika rahin yang menginginkan menggadaikan barangnya untuk keperluan produktif, artinya dalam menggadaikan, rahin tersebut menginginkan modal kerja berupa pembelian barang.Sedangkan barang jaminan yang dapat dijaminkan untuk akad ini adalah barang-barang yang dapat dimanfaatkan atau tidak dapat dimanfaatkan oleh rahin atau murtahin.

(53)

38

up kepada murtahin sesuai dengan kesepakatan pada saat akad

berlangsung sampai batas waktu yang telah ditentukan. I. Persamaan dan perbedaan gadai syariah dengan gadai konvesional

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah dan Konvensional

Persamaan Perbedaan

a. Hak gadai atas pinjaman uang;

a. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara suka rela

(54)

39

seluruh benda, baik harus yang bergerak maupun yang tidak bergerak;

c. Dalam rahn tidak ada istilah bunga;

d. Gadai menurut hukum perdata dilaksanakan melalui suatu lembaga yang di Indonesia disebut Perum pegadaian, sedangkan rahn menurut hukum Islam dapat

dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga.

(55)

40 BAB III LAPORAN OBJEK

A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.

Kehadiran PT Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

(56)

41

bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru PT Bank Susila Bakti.

Sebagai tindaklanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

(57)

42

Perubahan kegiatan usaha PT Bank Susila Bakti menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.PT Bank Syariah Mandiri hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Tabel 3.1 Profil perusahaan Nama PT Bank Syariah Mandiri

Alamat

Wisma Mandiri I

Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 – Indonesia

(58)

43 Faksimili (021) 3983 2989

Situs Web www.syariahmandiri.co.id Tanggal Berdiri 25 Oktober 1999

Tanggal Beroperasi 1 November 1999 Modal Dasar Rp 2.500.000.000.000,- Modal Disetor Rp 1.489.021.935.000,-

Kantor Layanan

864 kantor, yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia

Jumlah jaringan ATM BSM

921 ATM Syariah Mandiri

Jumlah Karyawan 16.945/ Desember 2013

Sumber :www.syariahmandiri.co.id B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

1. Visi

Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. 2. Misi

 Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri

yang berkesinambungan;

 Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran

pembiayaan pada segmen UMKM;

(59)

44

 Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;  Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

C. Budaya Kerja Bank Syariah Mandiri

a. PT Bank Syariah Mandiri adalah bank yang operasionalnya mengacu pada prinsip syariah Islam, yaitu sikap akhlaqul karimah yang berarti budi pekerti yang mulia. Sikap tersebut ditetapkan sebagai budaya perusahaan dan terangkum dalam lima pilar yang disingkat “SIFAT”, berikut penjelasannya :

1. Siddiq (integrasi), menjaga martabat dengan integritas. Awali dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan;

2. Istiqomah (konsistensi), konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri;

3. Fathanah (profesionalisme), profesional adalah gaya kerja kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil; 4. Amanah (tanggungjawab), terpercaya karena penuh

(60)

45

5. Tabligh (kepemimpinan), kepemimpinan berlandaskan kasih sayang. Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan.

b. Doktrin Anti Fraud

Doktrin anti fraud merupakan prinsip yang dipegang teguh oleh seluruh karyawan PT Bank Syariah Mandiri, dan selalu diserukan setiap pagi sebelum mulai bekerja.

 Bismillah perangi fraud, integritas harga mati;  Pahami dan patuhi aturan;

 Jaga diri, jaga keluarga, jaga kawan, jaga BSM.

c. Nilai-nilai perusahaan (ETHIC)

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai PT Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.

Excellence (Imtiyaaz)

Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented);  Teamwork (Amal Jama‟iy)

(61)

46  Humanity (Insaaniyyah)

Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan;  Integrity (Shidiq)

Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi;  Customer Focus (Tafdhiil al-„Umalaa)

Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).

D. Struktur Organisasi

*

Gambar 3.1

(62)

47 Keterangan:

a. Kepala Cabang Pembantu : Teguh Santoso S.E b. Operation Officer : Joko Tri Laksono c. Kepala Warung Mikro : Firmansyah Arief d. Sales Asistant 1 : Tri Joko Wibowo e. Sales Asistant 2 : Trisna Utami Dewi f. Sales Funding Executive : Siti Fatimah g. Officer Gadai : Sri Wahyuni H h. Pelaksana Penaksir Gadai : Arizha Denna M i. Back Office : Arif Tri Hartanto j. Customer Service : Helena Permanasari k. Teller : Dimas Bayu Murti l. Asisten Analis Mikro : Bagus Setyawan m. Admin Pembiayaan Mikro : Noor Fadlilah n. Pelaksana Marketing Mikro :

- Hari Satriyo - Bayu Iwan Suwito - Aries Setyadi

o. Mesengger : Taufik Nur Desa p. Office Boy : Nur Eko Adi P

q. Security :

(63)

48 - Mudjiono

- M Thohirin - Bambang

E. Tanggung Jawab Setiap bagian

Berikut ini adalah penjelasan secara singkat mengenai tanggung jawab setiap bagian pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Gubug:

1. Kepala Cabang Pembantu a. Tanggung Jawab Utama:

1. Memastikan tercapainya target bisnis Cabang Pembantu yang telah ditetapkan meliputi : pendanaan, pembiayaan, fee based, dan laba bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif;

2. Memastikan kepatuhan, tingkat kesehatan dan prudensialitas seluruh aktifitas cabang pembantu;

3. Memastikan pengendalian dan pembinaan cabang pembantu; 4. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah di cabang

pembantu;

5. Memastikan pelaporan (intern dan ekstern) dilakukan secara akurat dan tepat waktu;

6. Memastikan kelengkapan, kerapian dan keamanan dari dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(64)

49

8. Melakukan analisa SWOT secara berkala untuk mengetahui posisi Cabang Pembantu terhadap posisi pesaing di wilayah kerja setempat.

b. Tanggung jawab umum:

1. Membuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja mingguan atau bulanan di bagiannya untuk memastikan kesesuaiannya dengan rencana kerja unit kerjanya;

2. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja seluruh pegawai bawahan langsung, untuk memastikan tercapainya target kerja bagiannya;

3. Melakukan supervisi terhadap proses pekerjaan di seluruh sub-unit bagian, untuk memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana atau target kerja dan Standart of Procedure (SOP) yang berlaku;

4. Membuat dan mengkaji laporan pelaksanaan rencana kerja bagiannya untuk memastikan tersedianya data yang akurat dan mutakhir sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan atasan;

(65)

50

6. Memastikan terlaksananya ITsecurity Awareness, antara lain tidak sharing password, dan standarisasi aplikasi yang telah ditetapkan;

7. Mengusulkan kebutuhan penambahan pegawai di bagiannya sesuai dengan hasil perhitungan Manning Analysis dan kebutuhan Bank; 8. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan, agar

memenuhi persyaratan minimum jabatan sehingga dapat melakukan pekerjaannya sesuai SOP;

9. Mengkaji dan mengusulkan permintaan barang atau peralatan kerja, untuk memastikan penggunaan yang paling efektif terhadap seluruh barang dan peralatan kerja.

2. Operation Office

a. Tanggung jawab utama:

1. Memastikan terkendalinya biaya operasional cabang pembantu (capem) dengan efisien dan efektif;

2. Memastikan dan mengelola transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan;

3. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di kantor cabang pembantu;

(66)

51

5. Memastikan ketersediaan dan keamanan dokumen berharga Bank, seperti: PIN kartu ATM dan key access layanan e-banking lainnya; 6. Memastikan dan mengelola fungsi-fungsi administrasi

kepegawaian, sarana dan prasarana kantor cabang pembantu; 7. Memastikan dan mengelola implementasi Know Your Customer

(KYC) dengan baik; b. Tanggung jawab umum

1. Membuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja mingguan atau bulanan di unitnya, untuk memastikan kesesuaiannya dengan rencana kerja unit kerjanya;

2. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja seluruh pegawai bawahan langsung, untuk memastikan tercapainya target kerja unit;

3. Melakukan supervisi terhadap proses pekerjaan di unitnya, untuk memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana atau target kerja dan SOP yang berlaku;

4. Membuat dan mengkaji laporan pelaksanaan rencana kerja unit untuk memastikan tersedianya data yang akurat dan mutakhir sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan atasan;

(67)

52

6. Memastikan terlaksananya IT Security Awareness, antara lain tidak sharing password, standarisasi aplikasi yang telah ditetapkan;

7. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan, agar memenuhi persyaratan minimum jabatan sehingga dapat melakukan pekerjaannya sesuai standard SOP.

3. Sales Assistant

Tanggung jawab utama:

1. Memastikan kelengkapan persyaratan penandatanganan akad dan pencairan pembiayaan nasabah;

2. Mendokumentasikan current file;

3. Menerbitkan surat peringatan pembayaran kewajiban nasabah; 4. Membuat pengajuan BI/Bank/Trade Checking;

5. Memantau pemenuhan dokumen;

6. Membuat Surat Penolakan atas Permohonan Pembiayaan (SP3) nasabah yang ditolak;

7. Melakukan korespondensi berkaitan dengan pendanaan baik intern dan ekstern;

8. Menyusun laporan portofolio dan profitability nasabah, baik pembiayaan maupun pendanaan, sesuai dengan target cabang pembantu;

(68)

53

10.Menyusun laporan pencapaian target kepala cabang pembantu (Ka Capem) dan Account Officer.

4. Customer Service Representatif (CSR) Tanggung jawab umum:

1. Memberikan informasi produk dan jasa bank kepada nasabah; 2. Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening

tabungan, giro dan deposito;

3. Memblokir kartu Automatic Teller Machine (Kartu ATM) nasabah sesuai permintaan nasabah;

4. Melayani permintaan buku cek atau bilyet giro, surat referensi bank atau surat keterangan bank dan sebagainya;

5. Mendistribusikan salinan rekening koran kepada nasabah;

6. Menginput data customer dan loan facility yang lengkap dan akurat;

7. Memelihara persediaan Kartu ATM sesuai kebutuhan;

8. Menyampaikan dokumen berharga Bank dan Kartu ATM kepada nasabah;

9. Membuat laporan pembukaan dan penutupan rekening, keluhan nasabah serta stock opname kartu ATM;

10.Memproses transaksi pengiriman dan pembayaran melalui Western Union (WU);

(69)

54 5. Teller

Tanggung jawab utama:

1. Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan SOP;

2. Mengelola saldo kas Teller sesuai limit yang ditentukan;

3. Mengelola uang yang layak dan tidak layak edar atau uang palsu; 4. Menjaga keamanan dan kerahasiaan kartu specimen tanda-tangan; 5. Melakukan cash count akhir hari;

6. Mengisi uang tunai di mesin ATM Bank Syariah Mandiri; 7. Menyediakan laporan transaksi harian.

6. Pelaksana Back Office Tanggung jawab utama:

1. Domestic dan Clearing

a. Melaksanakan transaksi transfer, kliring, dan inkaso keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan dan SOP yang berlaku;

b. Melaksanakan transaksi domestic dan kliring lainnya (payroll, payment point, pelimpahan transaksi valas) sesuai ketentuan

dan SOP yang berlaku;

c. Memelihara administrasi dan dokumen seluruh transaksi; d. Menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya; e. Menggunakan wewenang limit transaksi operasional sesuai

(70)

55 2. Loan Admin

a. Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan sebelum fasilitas dicairkan berdasarkan prasyarat/syarat yang telah disepakati;

b. Memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal pembiayaan dengan tertib dan aman;

c. Memutakhirkan data-data nasabah dan persyaratan pembiayaan pasca pencairan;

d. Menyediakan informasi data nasabah; e. Memenuhi data dan informasi jaminan;

f. Membebankan biaya administrasi pembiayaan dan biaya lainnya yang terkait;

g. Menindaklanjuti proses pencairan pembiayaan kepada nasabah. 3. SDI dan GA

a. Menatausahakan gaji pegawai, data lembur pegawai, dan fasilitas pegawai lainnya;

b. Menatausahakan absensi harian pegawai (pagi dan sore hari) dan cuti pegawai;

c. Melakukan proses administrasi kepegawaian ke cabang;

(71)

56

e. Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian sarana serta prasarana kantor;

f. Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor; g. Memastikan pengamanan gedung dan inventaris kantor cabang

pembantu;

h. Membuat laporan realisasi biaya-biaya yang berkaitan dengan logistik, seperti biaya telepon, air, kendaraan bermotor, kebersihan, alat tulis kantor, barang cetakan dan berupaya untuk menekannya;

i. Mengatur penggunaan kendaraan dinas cabang;

j. Membuat laporan proof sheet bulanan atas rekening persediaan barang cetakan atau alat tulis, biaya dibayar dimuka, dan biaya yang akan dibayar.

4. Accounting

a. Melakukan pelaporan kepada Bank Indonesia;

b. Melakukan perhitungan, pelaporan dan pembayaran perpajakan;

c. Melakukan penginputan data untuk pelaporan cabang ke kantor pusat;

d. Menyusun laporan rincian akun-akun tertentu, dalam laporan keuangan (proofsheet);

(72)

57

f. Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh dokumen terkait pelaporan.

7. Officer Gadai

Tanggung jawab utama:

1. Secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan atau pemahaman produk-produk PT Bank Syariah Mandiri dan tatacara pelayanannya termasuk syarat-syarat dari masing-masing jenis produk; 2. Melaksanakan pengumpulan data atau informasi mengenai perkembangan ekonomi, pembangunan, dan dunia usaha setempat untuk dijadikan indikator pengembangan usaha Cabang Pembantu; 3. Mengimplementasikan budaya kerja PT Bank Syariah Mandiri; 4. Menjaga sikap sesuai Code of ConductPT Bank Syariah Mandiri; 5. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan atasan.

8. Pelaksana Penaksir Gadai Tanggung jawab utama:

1. Memastikan kelengkapan dokumen aplikasi Kantor Layanan Gadai (KLG);

2. Memastikan kualitas atau kadar barang jaminan yang dijaminkan; 3. Menindaklanjuti persetujuan dan permohonan pembiayaan Konter

Layanan Gadai hingga limitOfficer gadai;

(73)

58

5. Memutakhirkan dokumen dan data nasabah sesuai kelolaan; 6. Memenuhi seluruh standar layanan gadai.

9. Kepala Warung Mikro (KWM) Tanggung jawab utama :

1. Membuat rencana kerja mingguan atau bulanan di Warung Mikro, untuk memastikan kesesuaiannya dengan rencana unit kerjanya; 2. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja

seluruh pegawai bawahan langsung, untuk memastikan tercapainya target kerja unit;

3. Melakukan supervisi terhadap proses pekerjaan di unitnya, untuk memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana atau target kerja dan SOP yang berlaku;

4. Membuat dan mengkaji laporan pelaksanaan rencana kerja unit untuk memastikan tersedianya data yang akurat dan mutakhir sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan atasan;

5. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan, agar memenuhi persyaratan minimum jabatan sehingga dapat melakukan pekerjaannya sesuai standardan SOP.

10.Asisten Analis Mikro Tanggung jawab utama:

(74)

59

2. Memaksimalkan penilaian atau taksasi terhadap jaminan yang diserahkan oleh nasabah sesuai harga pasar yangberlaku;

3. Memastikan tersedianya Nota Analisa Pembiayaan (NAP) berdasarkan hasil On The Spot (OTS) dan taksasi jaminan;

4. Memastikan adanya persetujuan Komite Pembiayaan Warung Mikro terhadap Nota Analisa Pembiayaan (NAP) yang telah dibuat;

5. Memaksimalkan monitoring kualitas pembiayaan (kolektibilitas 1 dan 2) Warung Mikro.

11.Pelaksana Administrasi Marketing Mikro (APM) Tanggung jawab utama:

1. Memastikan adanya tindak lanjut persetujuan atau penolakan permohonan pembiayaan nasabah;

2. Memastikan dokumen pembiayaan telah dilengkapi sebelum fasilitas dicairkan berdasarkan prasyarat atau syarat yang telah disepakati; 3. Memastikan adanya tindak lanjut terhadap proses pencairan

pembiayaan kepada nasabah;

4. Memastikan proses pencairan pembiayaan sesuai dengan keputusan Komite Pembiayaan;

5. Memastikan pembebanan biaya administrasi pembiayaan dan biaya lainnya yang terkait sesuai jangka waktu yang ditetapkan;

(75)

60

7. Memastikan adanya pemutakhiran data-data nasabah dan persyaratan pembiayaan pasca pencairan;

8. Memastikan tersedianya informasi data nasabah sesuai kebutuhan; 9. Memastikan terpenuhinya data dan informasi jaminan nasabah;

10.Memaksimalkan monitoring penerbitan surat peringatan pembayaran kewajiban angsuran nasabah pembiayaan.

12.Pelaksana Marketing Mikro Tanggung jawab utama:

1. Memaksimalkan hasil pemasaran terhadap calon nasabah mikro yang layak untuk dibiayai;

2. Memastikan adanya pengajuan BI Checking untuk verifikasi profil calon nasabah;

3. Memastikan adanya filtering/scoring terhadap data dan informasi yang diperoleh dari nasabah;

4. Memastikan adanya Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan Mikro (SP3M) untuk persetujuan permohonan pembiayaan kepada nasabah;

5. Memastikan adanya surat penolakan permohonan pembiayaan kepada nasabah untuk penolakan permohonan pembiayaan;

(76)

61

7. Memaksimalkan hasil penagihan terhadap nasabah yang jatuh tempo pembayaran angsuran dan tergolong (kolektibilitas 1 dan 2);

8. Mengoptimalkan hubungan atau relationship antara bank dengan nasabah.

13.Sales Funding Executive

Tanggung jawab utama: 1. Memasarkan Produk;

2. Pemberkasan atau kelayakan data yang diminta dan penilaian kelayakan;

3. Melakukan akad pembiayaan;

4. Maintenance atau monitoring nasabah. 14.Mesengger

Tanggung jawab utama:

1. Menjalankan perintah dari atasan untuk mengirim pesan; 2. Memonitoring nasabah.

15.Office Boy

Tanggung jawab utama:

1. Menjaga kebersihan dan kerapian;

(77)

62 16.Security

Tanggung jawab utama:

1. Menjaga kestabilan keamanan kantor di dalam banking hall maupun di luar bank;

2. Memberikan pelayanan dan informasi sesuai dengan kebutuhan nasabah.

F. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri

PT Bank Syariah Mandiri memiliki 3 jenis produk, yaitu produk pendanaan, produk pembiayaan dan produk jasa. Adapun produk-produk PT Bank Syariah Mandiri selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Produk Pendanaan

Produk pendanaan yang disediakan oleh PT Bank Syariah Mandiri merupakan produk yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beragam.PT Bank Syariah Mandiri hadir dengan berbagai penawaran produk dan layanan berdasarkan prinsip syariah dengan mengutamakan kenyamanan, keamanan, kecepatan dan kemudahan transaksi. Produk-produk pendanaan yang tersedia di PT Bank Syariah Mandiri antara lain:

a. Tabungan BSM

Gambar

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah dan Konvensional
Tabel 3.1 Profil perusahaan
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri KCP Gubug
Tabel 4.1 Fitur Produk Gadai Emas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar, speaker memiliki komponen elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang disebut

Abstrak: Metode membaca merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak, karena bahasa mempunyai peranan yang sangat penting

dispensing serta evaluasi penggunaan obat dalam rangka pelayanan kepada pasien yang terintegrasi dalam asuhan kefarmasian dan sistem jaminan mutu pelayanan. merancang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua variabel, yaitu kompeteni SDM dan tindak lanjut temuan audit yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kualitas

Dari penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara konsumsi

F. Hasil penelitian ini dapat dijadikan guru sebagai metode alternatif yang digunakan dalam pembelajaran menulis puisi bagi siswa. Dapat memberi gambaran mengenai bentuk

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh minat dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Ilmu pengetahuan Sosial pada SMP

50 Cita-cita ini yang akan tergerus diganti dengan cita-cita ideologi yang lain (FPI). Kedua, dampak sosiologis merupakan proses perubahan pola prilaku, interaksi