54
A. Hasil Penelitian 1. Data Pra tindakan
Kegiatan pra tindakan merupakan kegiatan observasi yang dilakukan sebelum penelitian mengamati kondisi siswa dan permasalahan yang sering terjadi di dalam proses pembelajaran di kelas. Kegiatan pra tindakan ini sangat penting karena melalui kegiatan ini peneliti dapat mengetahui kondisi awal kelas tentang berbagai permasalahan yang terjadi di kelas pada saat proses pembelajaran. Peneliti melakukan kegiatan pra tindakan di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban dengan tujuan mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada di dalam kelas pada saat pelajaran Sosiologi. Kegiatan pra tindakan dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2016 sampai dengan 18 Januari 2016.
Kegiatan pra tindakan diawali dengan melakukan observasi kelas dan wawancara pada hari Jumat tanggal 15 Januari 2016. Peneliti melakukan kolaborasi dengan Ibu Lilis Sumantri S. Sos selaku guru mata pelajaran Sosiologi SMA N 1 Mojolaban. Setelah melakukan observasi selama proses pembelajaran Sosiologi, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kolaborator. Observasi situasi pembelajaran Sosiologi kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari Jumat, 15 Januari 2016 dan Senin, 18 Januari 2016. Materi yang sedang dibahas pada saat kegiatan pra tindakan adalah tentang materi kebudayaan dalam masyarakat multikultural dengan kompetensi dasar menganalisis perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Pada observasi yang dilakukan pada hari Senin, 18 Januari 2016 satu jam pelajaran diisi dengan kegiatan observasi proses pembelajaran sosiologi kemudian pada jam kedua diisi dengan pemberian post-test untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal Sosiologi. Dari
tahap pra tindakan, permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran dapat diketahui. Hasil identifikasi masalah tersebut adalah :
a. Ditinjau dari segi proses
Terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran Sosiologi di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016, baik yang berasal dari guru ataupun siswa, yaitu : (1) Pada saat mengajar guru sering menerapkan metode menghafal. Padahal dalam kurikulum KTSP siswa harus dituntut tidak sekadar hafal namun juga paham terhadap materi pembelajaran sehingga metode menghafal ini masih kurang efektif. Saat peneliti melaksanakan kegiatan observasi di kelas XI IPS 2, selama dua jam pelajaran pembelajaran diisi dengan penjelasan materi dari guru dengan metode ceramah. Kemudian ketika guru sudah selesai menjelaskan materi, siswa diberi waktu beberapa menit untuk menghafalkan materi di LKS kemudian guru menanyai beberapa siswa hal ini dilaksanakan agar siswa dapat menghafal materi dengan cepat; (2) Kerja sama antara siswa masih kurang terlihat dalam kegiatan diskusi. Dalam kegiatan diskusi, siswa masih terlihat pasif dan hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk di diskusikan. Biasanya hanya siswa yang memang berkemampuan tinggi saja yang menonjol terlihat aktif dalam kegiatan diskusi. Pembentukan kelompok siswa dalam kegiatan diskusi dengan cara siswa memilih anggota kelompoknya sendiri atau dibentuk dengan urutan absen. Hal ini menyebabkan siswa secara terus menerus hanya berkelompok dengan teman yang sama; (3) Guru masih belum menggunakan berbagai macam media pembelajaran yang beragam seperti media powerpoint, video, gambar, dan lain-lain. Media yang digunakan guru pada saat peneliti melaksanakan observasi hanya media papan tulis dan spidol saja. Selain itu karena guru lebih sering mengajar dengan metode ceramah saja sehingga guru tidak membutuhkan media pembelajaran yang beragam. Dari hasil wawancara, guru mengatakan selain menggunakan metode ceramah guru hanya pernah menerapkan
model pembelajaran kooperatif Number Head Together saja. Dimana penerapan model pembelajaran Number Head Together ini menggunakan media kartu bernomor; (4) Siswa masih kurang aktif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat rendah. Ketika siswa diminta oleh guru untuk bertanya mengenai materi yang sedang dipelajari, tidak ada siswa yang mengangkat tangan dan bertanya. Hal tersebut membuat kegiatan pembelajaran di kelas terkesan seperti tidak hidup karena interaksi yang tercipta hanya berjalan satu arah. Kemudian berdasarkan hasil wawancara pun guru membenarkan memang di kelas XI IPS 2 ini minat dan motivasi belajar siswa masih sangat minim sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar.
b. Ditinjau dari segi hasil belajar siswa
Pada kegiatan wawancara yang telah dilakukan pada saat kegiatan pra tindakan, guru menyatakan bahwa hasil belajar di kelas XI IPS 2 adalah hasil yang terendah dibandingkan dengan kelas XI IPS lainnya yang diajar oleh beliau. Hal ini peneliti buktikan dengan melihat hasil Ulangan Semester 1 kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI IPS 4. Dari data nilai Ulangan Akhir Semester I dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas XI IPS 1 mencapai 76,75 dan siswa yang belum tuntas dari nilai KKM sejumlah 19 siswa ; nilai rata-rata kelas XI IPS 2 mencapai 76,02 dan siswa yang belum tuntas dari nilai KKM sejumlah 25 siswa; nilai rata-rata kelas XI IPS 3 mencapai 76,82 dan siswa yang belum tuntas dari nilai KKM sejumlah 15 siswa; nilai rata-rata kelas XI IPS 4 mencapai 77,11 dan siswa yang belum tuntas dari nilai KKM sejumlah 21 siswa.
Pada saat pra tindakan yakni pada tanggal 18 Januari 2016 diadakan tes evaluasi kognitif yang diberikan oleh guru. Soal tes berupa soal pilihan ganda sejumlah 25 soal. Materi untuk tes evaluasi pra tindakan ini adalah terkait dengan materi kebudayaan dalam masyarakat
Multikultural. Siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari hasil evaluasi pra tindakan hampir 50% siswa mendapatkan nilai dibawah KKM, dimana dari 35 siswa hanya 18 siswa yang dinyatakan tuntas dan 17 siswa lainnya dinyatakan tidak tuntas KKM. Bila dilihat dari nilai rata-rata kelas, nilai kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban juga masih dibawah KKM yakni sebesar 73,37. Hal ini menunjukkan hasil belajar Sosiologi kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban masih rendah ditambah terjadi kesenjangan nilai yang cukup besar di antara siswa. Siswa yang mendapatkan nilai diatas 90 hanya sekitar 3 % atau 1 siswa saja, yang mendapatkan nilai diatas 80 sekitar 43 % atau 15 siswa yang mendapatkan nilai diatas 70 sekitar 14 % atau 5 siswa, dan yang mendapatkan nilai dibawah 70 sekitar 40 % atau sekitar 14 siswa. Daftar nilai pra tindakan siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Daftar Nilai Evaluasi Pra Tindakan Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban Tahun Pelajaran 2015/2016
No Nama Siswa Nilai Kategori Nilai
1 Adhik Dewi Kustina 96 Tuntas
2 Adhitya Khurniawan 60 Tidak Tuntas
3 Akmal Syehabudin 80 Tuntas
4 Alfi Royani 88 Tuntas
5 Amin Nur Huda 60 Tidak Tuntas
6 Anggita Dian Pratiwi 72 Tidak Tuntas
7 Aprilia Dwi Kumara Sari 64 Tidak Tuntas
8 Arvian Jalu Jiwan P 60 Tidak Tuntas
9 Berliana Widyaningrum 80 Tuntas
10 Cinthia Nur Afifah 80 Tuntas
11 Claudia Tamaradewy 84 Tuntas
12 Dayun Eryadi 64 Tidak Tuntas
13 Della Wahyu Tri Utami 88 Tuntas
14 Dewi Diyah Falupi 80 Tuntas
15 Dina Nur Yahya 84 Tuntas
No Nama Siswa Nilai Kategori Nilai
18 Elvian Nur Rahma R 80 Tuntas
19 Fidiyawati 84 Tuntas
20 Fitri Ayu Larasati 84 Tuntas
21 Hanggun Fatmala M 68 Tidak Tuntas
22 Hanung Thohir 76 Tuntas
23 Ifang Wahyu Driyan Tama 52 Tidak Tuntas
24 Ikhwan Abdur Rohman 64 Tidak Tuntas
25 Leo Dirgantara 52 Tidak Tuntas
26 Mayudaning Cecya Yojana 68 Tidak Tuntas
27 Miliyanto Mustofa 64 Tidak Tuntas
28 Putri Dwi Pertiwi 84 Tuntas
29 Ratna Tria Kusumastuti 72 Tidak Tuntas 30 Raviesta Agustina Eka Putri 72 Tidak Tuntas 31 Rifkhi Fauzian Rismawan 56 Tidak Tuntas
32 Rina Noviandari 60 Tidak Tuntas
33 Runtini 80 Tuntas
34 Sagita Dian Savira 84 Tuntas
35 Septian Wisudawan 64 Tidak Tuntas
Total Nilai 2568
Nilai Rata-rata 73,37
Prosentase Ketuntasan 51 %
Gambar 4.1 Diagram presentase ketuntasan nilai evaluasi pra tindakan kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016
Tidak
Tuntas
49%
Tuntas
51%
Presentase Ketuntasan
Berdasarkan diagram 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar Sosiologi pada materi kebudayaan dalam masyarakat multikultural di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban terdapat 18 siswa (51%) yang tuntas dari nilai KKM sedangkan 17 siswa (49%) dinyatakan tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih belum maksimal.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan maka perlu adanya penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu cara agar masalah belajar dapat terselesaikan dan meningkat kualitas belajarnya. Salah satu cara yang ditempuh agar tujuan pembelajaran dapat tercapai adalah dengan penerapan model pembelajaran yang tepat. Peneliti memutuskan memilih salah satu model pembelajaran kooperatif untuk diterapkan di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban yaitu model Teams Games Tournament tindakan, peneliti ingin mencoba menerapkan model Teams Games Tournament. Dengan penerapan model Teams Games Tournament ini siswa akan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak bosan. Alasan peneliti memilih model Teams Games Tournament karena peneliti melihat siswa di kelas XI IPS 2 karena dengan penerapam model Teams Games Tournament ini kegiatan diskusi kelas akan lebih menyenangkan dan menarik, selain itu juga dapat meningkatkan kerja sama diantara siswa. Dengan menerapkan model Teams Games Tournament ini setelah guru membahas materi kemudian akan diadakan permainan yang dapat meingkatkan minat belajar siswa. Selain itu materi yang akan dibahas pada saat itu adalah materi Masyarakat Multikultural, materi tersebut bukanlah materi yang membutuhkan tingkat analisis yang tinggi dari siswa sehingga cocok untuk diterapkan pada model pembelajaran Teams Games Tournament ini.
Model pembelajaran Teams Games Tournament ini memang dirancang agar proses pembelajaran lebih menyenangkan karena adanya games dan tournament. Apalagi dengan dilengkapi adanya reward bagi kelompok pemenang maka hal ini akan menumbuhkan minat belajar siswa sehingga siswa mampu menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Jika
semua siswa dapat menguasai materi yang diajarkan maka hasil belajar siswa pun akan meningkat. Dalam Teams Games Tournament siswa akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan tingkat nilai yang heterogen. Mereka harus bekerja sama untuk mencapai keberhasilan dalam kelompok. Dalam pelaksanaan model pembelajaran Teams Games Tournament juga akan disajikan permainan-permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Tahapan Teams Games Tournament meliputi presentasi kelas, kerja tim, game dan tournament. Point utama yang paling penting dalam model Teams Games Tournament ini adalah kerja sama antar individu satu sama lain karena tanpa adanya kerja sama dari anggota tim maka keberhasilan tim tidak akan tercapai.
2. Hasil Tindakan Siklus I a. Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Kegiatan tindakan siklus I ini mulai dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 Januari 2016. Adapun rincian jadwal dari tindakan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Siklus I Pertemuan
Ke-
Hari & Tanggal Jam Kegiatan
1 29 Januari 2016 07.45 – 09.15 Penyampaian materi Bab 3 yaitu tentang masyarakat Multikultural sub materi
pokok pengertian
masyarakat multikultural, karakteristik masyarakat multikultural dan kategori-kategori dalam masyarakat multikultural serta menjelaskan bagaimana pembelajaran model Teams Games Tournament, dilanjutkan dengan pembagian kelompok, pembagian kelompok ini
disesuaikan dengan hasil evaluasi pra tindakan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan game kuis yang dilakukan secara berkelompok dengan cara permainan rebut soal
2 01 Februari 2016 09.30 – 11.00 Pada pertemuan kedua ini pembelajaran diawali dengan me review kembali materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan sub bab faktor yang mempengaruhi dalam masyarakat multikultural, faktor-faktor penyebab masyarakat multikultural dan kategori-kategori masyarakat multikultural di Indonesia kemudian dilanjutkan dengan kegiatan game kuis yang
dilakukan secara
berkelompok dengan cara permainan rebut soal, dan pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal post-test sebagai evaluasi siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran telah disesuaikan antara RPP guru dan masukan dari peneliti. Kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban kemudian diterapkan pada kelas yang bersangkutan. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model Teams Games Tournament. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, pelaksanaan tindakan siklus I akan dilakukan dengan dua kali pertemuan dimana pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi dan juga melaksanakan diskusi kelompok
dengan model Teams Games Tournament dimana games yang dilakukan dengan cara rebut soal. Yang dimaksud games rebut soal di sini ialah kelas dibagi menjadi beberapa team atau kelompok kemudian guru menyediakan beberapa gulungan kertas soal yang diletakkan di tengah kelas kemudian ketika games dimulai semua team dipersilahkan untuk mengambil soal dan menjawabnya di papan tulis, hal ini terus dilakukan sampai soal sudah habis team yang menjawab banyak soal dengan jawaban benar adalah team terbaik sehingga akan mendapatkan reward dari guru. Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini peneliti bertindak sebagai observer. Peneliti bertugas mendokumentasikan berlangsungnya proses pembelajaran. Berikut uraian pelaksanaan tindakan pada siklus I :
1) Pertemuan Pertama siklus I (2 x 45 menit) a) Pendahuluan
(1) Apersepsi
(a) Guru mengawali kegiatan dengan memberikan salam “Selamat Pagi”
(b) Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dengan cara mengatur tempat duduk menyuruh siswa yang duduk di belakang untuk menempati tempat duduk yang kosong didepan dan melakukan presensi dengan cara menanyakan siapa saja yang tidak hadir (pada saat pertemuan tersebut ada satu siswa yang tidak berangkat dikarenakan sakit)
(c) Guru menanyakan materi minggu lalu yaitu tentang kebudayaan dalam masyarakat multikultural kepada beberapa siswa di kelas guna mengingat kembali dan dapat mengaitkannya dengan materi pada hari ini
(2) Memotivasi
(a) Guru menjelaskan gambaran materi tentang masyarakat multikultural dengan mengucapkan bahasa daerah dari berbagai daerah seperti bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa betawi, bahasa madura dan bahasa batak.
(b) Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran kepada siswa hal ini agar siswa mengetahui apa yang akan dipelajari
b) Kegiatan Inti (1) Eksplorasi
(a) Guru menampilkan gambar tentang tempat ibadah yang ada dalam masyarakat (masjid, gereja, pura, klenteng, dan wihara) dan beberapa suku bangsa di Pulau Jawa (suku bangsa Sunda, Jawa, Madura, dan Betawi) yang ditampilkan. (b) Guru bertanya kepada siswa untuk memancing siswa dengan
pertanyaan “mengapa di Indonesia terdapat beranekaragam agama dan suku?” kemudian beberapa siswa diminta untuk menganalisis gambar tersebut dan memberikan contoh keanekaragaman lainnya yang ada di Indonesia
(c) Siswa dapat menganalisis serta menjawab pertanyaan dari guru mengenai pengertian masyarakat multikultural, karakteristik masyarakat multikultural dan kategori masyarakat multikultural
(2) Elaborasi
(a) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 7 siswa (kelompok ditentukan berdasarkan nilai hasil evaluasi pra tindakan)
(b) Guru membagi dan mengatur meja atau tempat bagi masing-masing kelompok untuk melakukan games
(c) Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing dan duduk di meja yang telah ditentukan oleh guru
(d) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran Teams Games Tournament dan menanyakan kepada siswa apa masih ada yang kurang jelas terhadap penjelasan guru mengenai model pembelajaran Teams Games Tournament
(e) Guru menginstruksikan apa yang harus dilakukan setiap kelompok, dimana masing-masing kelompok harus menunjuk ketua yang bertugas untuk mengambil soal yang guru dan sekretaris yang bertugas untuk menulis jawaban di papan tulis
(f) Guru menyediakan beberapa kertas soal dan beberapa spidol warna yang nantinya akan digunakan untuk menulis jawaban di papan tulis
(g) Guru membagikan spidol warna yang berbeda-beda kepada setiap kelompok hal ini bertujuan agar nantinya pada saat menjawab soal di papan tulis mudah untuk mengetahui kelompok mana yang menjawab soal
(h) Setelah semua siswa dirasa siap untuk melaksanakan diskusi Teams Games Tournament maka diskusi bisa dimulai
(i) Setiap kelompok mendiskusikan soal yang telah mereka dapat
(j) Setelah berdiskusi kemudian sekretaris menulis jawaban di papan tulis
(3) Konfirmasi
(a) Guru mengajak siswa untuk mengoreksi jawaban yang ditulis oleh masing-masing kelompok di papan tulis
(b) Guru menyuruh kelompok yang memegang soal untuk membacakan soal yang akan dikoreksi
(c) Guru memberikan refleksi pada kinerja siswa yang dirasa masih salah dan menjelaskan kembali point-point yang dirasa masih kurang jelas
(d) Siswa dipersilahkan untuk bertanya materi yang belum dipahami dan guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa.
c) Penutup
(2) Guru bertanya kepada siswa apakah sudah memahami materi pada hari ini
(3) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
(4) Guru menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduk semula dan merapikan tempat duduk
(5) Guru mengajak siswa untuk mengulangi kembali materi apa saja yang telah dipelajari pada hari ini
(6) Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang sudah dipelajari pada hari ini dan juga materi pada pertemuan berikutnya
(7) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam 2) Pertemuan Kedua siklus I (2x45 menit)
a) Pendahuluan (1) Apersepsi
(a) Guru mengawali kegiatan dengan memberikan salam "Selamat Siang"
(b) Guru mempersiapkan kelas dengan melakukan presensi (pada saat pertemuan tersebut ada satu siswi yang tidak berangkat dikarenakan sakit) kemudian guru menyuruh siswa untuk mengeluarkan LKS Sosiologi
(c) Guru menanyakan materi minggu lalu yaitu tentang pengertian masyarakat multikultural, karakteristik masyarakat multikultural, dan kategorisasi masyarakat multikultural kepada beberapa siswa di kelas guna mengingat kembali tentang materi masyarakat multikultural dan dapat mengaitkannya dengan materi pada hari ini (2) Memotivasi
(a) Guru menyuruh beberapa siswa untuk merapikan bajunya (b) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran
b) Kegiatan Inti (1) Eksplorasi
(a) Guru menjelaskan tentang materi Faktor yang mempengaruhi masyarakat multikultural, faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia serta kategori-kategori masyarakat di Indonesia dengan metode ceramah
(b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang masih belum dimengerti
(2) Elaborasi
(a) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 7 siswa (kelompok masih sama dengan kelompok minggu lalu)
(b) Guru membagi dan mengatur meja atau tempat bagi masing-masing kelompok untuk melakukan games
(c) Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing dan duduk di meja yang telah ditentukan oleh guru
(d) Guru menyediakan beberapa kertas soal dan beberapa spidol warna yang nantinya akan digunakan untuk menulis jawaban di papan tulis
(e) Guru menginstruksikan apa yang harus dilakukan setiap kelompok, dimana masing-masing kelompok harus menunjuk ketua yang bertugas untuk mengambil soal yang guru dan sekretaris yang bertugas untuk menulis jawaban di papan tulis
(f) Setelah semua siswa dirasa siap untuk melaksanakan diskusi Teams Games Tournament maka diskusi bisa dimulai
(g) Setiap kelompok mendiskusikan soal yang telah mereka dapat
(h) Setelah berdiskusi kemudian sekretaris menulis jawaban di papan tulis
(a) Guru mengajak siswa untuk mengoreksi jawaban yang ditulis oleh masing-masing kelompok di papan tulis
(b) Guru menyuruh kelompok yang memegang soal untuk membacakan soal yang akan dikoreksi
(c) Guru memberikan refleksi pada kinerja siswa yang dirasa masih salah dan menjelaskan kembali point-point yang dirasa masih kurang jelas
(d) Siswa dipersilahkan untuk bertanya materi yang belum dipahami dan guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa.
c) Penutup
(1) Guru mengumumkan kelompok diskusi yang terbaik
(2) Guru memberikan reward untuk kelompok yang mendapatkan point tertinggi atau kelompok pemenang
(3) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
(4) Guru memberikan evaluasi (post-test) terkait dengan materi masyarakat multikultural (pengertian masyarakat multikultural, karakteristik masyarakat multikultural, kategorisasi masyarakat multikultural, faktor yang mempengaruhi masyarakat multikultural, faktor penyebab keberagaman masyarakat di Indonesia dan kategorisasi masyarakat multikultural di Indonesia)
(5) Guru memberikan waktu 5 menit untuk siswa belajar
(6) Guru mengkondisikan siswa untuk menyimpan seluruh catatan mata pelajaran Sosiologi.
(7) Guru membacakan aturan kegiatan evaluasi
(8) Guru membagikan soal tes dengan bentuk pilihan ganda dan meminta siswa untuk mengerjakan soal sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
(10) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
b. Capaian Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban merupakan hal yang sangat penting karena menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa peneliti mengadakan evaluasi di akhir siklus I. Tes evaluasi yang diujikan pada akhir siklus I ini terdiri dari soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dengan materi yang sudah dijelaskan sebelumnya pada siklus I yaitu pengertian masyarakat multikultural, karakteristik masyarakat multikultural, kategori-kategori dalam masyarakat multikultural, hambatan-hambatan dalam masyarakat multikultural, faktor-faktor penyebab masyarakat multikultural dan kategori-kategori masyarakat multikultural di Indonesia.
Berdasarkan tes hasil belajar siklus I dapat diketahui bahwa siswa kelas XI IPS 2 yang telah mencapai peningkatan belajar. Hasil evaluasi siklus I menunjukkan sekitar 28 siswa dikatakan tuntas dan 7 siswa dinyatakan masih belum tuntas. Presentase ketuntasan nilai Sosiologi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Mojolaban pun meningkatkan yang awalnya sekitar 51% menjadi 80 %. Meskipun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas KKM namun hasil tersebut tetaplah dikatakan berhasil dimana mendapatkan hasil belajar sosiologi kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban mendapatkan nilai rata-rata 81 dimana yang ditargetkan dalam indikator kinerja penelitian adalah nilai KKM 75. Selain mengalami peningkatan hasil belajar semua. Pada kesimpulannya siklus I ini persentase dan nilai rata-rata kelas ini sudah mencapai target yang ditentukan, yaitu 75% dan nilai rata-rata kelas ≥ 75. Daftar nilai evaluasi tindakan siklus I kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Daftar nilai evaluasi tindakan siklus I kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016
No Nama Siswa Nilai Kategori Nilai
1 Adhik Dewi Kustina 100 Tuntas
2 Adhitya Khurniawan 85 Tuntas
3 Akmal Syehabudin 80 Tuntas
4 Alfi Royani 85 Tuntas
5 Amin Nur Huda 60 Tidak Tuntas
6 Anggita Dian Pratiwi 90 Tuntas
7 Aprilia Dwi Kumara Sari 65 Tidak Tuntas
8 Arvian Jalu Jiwan P 80 Tuntas
9 Berliana Widyaningrum 85 Tuntas
10 Cinthia Nur Afifah 85 Tuntas
11 Claudia Tamaradewy 85 Tuntas
12 Dayun Eryadi 85 Tuntas
13 Della Wahyu Tri Utami 90 Tuntas
14 Dewi Diyah Falupi 85 Tuntas
15 Dina Nur Yahya 85 Tuntas
16 Dwi Astutik 95 Tuntas
17 Dyah Putri Pamungkas 80 Tuntas
18 Elvian Nur Rahma R 85 Tuntas
19 Fidiyawati 85 Tuntas
20 Fitri Ayu Larasati 85 Tuntas
21 Hanggun Fatmala M 80 Tuntas
22 Hanung Thohir 80 Tuntas
23 Ifang Wahyu Driyan Tama 75 Tuntas
24 Ikhwan Abdur Rohman 65 Tidak Tuntas
25 Leo Dirgantara 70 Tidak Tuntas
26 Mayudaning Cecya Yojana 85 Tuntas
27 Miliyanto Mustofa 80 Tuntas
28 Putri Dwi Pertiwi 85 Tuntas
29 Ratna Tria Kusumastuti 85 Tuntas
30 Raviesta Agustina Eka Putri 80 Tuntas 31 Rifkhi Fauzian Rismawan 65 Tidak Tuntas
32 Rina Noviandari 85 Tuntas
33 Runtini 70 Tidak Tuntas
34 Sagita Dian Savira 85 Tuntas
35 Septian Wisudawan 70 Tidak Tuntas
Total Nilai 2835
Nilai Rata-rata 81,00
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada siklus I
Gambar 4.3 Diagram presentase ketuntasan nilai evaluasi siklus I kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016 Berdasarkan tabel 4.3, grafik pada gambar 4.2 dan diagram pada gambar 4.3 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban mencapai 80 %. Siswa yang telah tuntas dalam KKM
Pra Tindakan Siklus I
Nilai rata-rata 73,37 81 68 70 72 74 76 78 80 82
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Tidak Tuntas 20%
Tuntas
80%
pada evaluasi siklus II ini sebanyak 28 siswa atau sekitar 80 %, sedangkan siswa yang masih belum tuntas dari nilai KKM sebanyak 7 siswa atau sekitar 20 %. Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa setelah penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 29 %, dari yang sebelumnya pada masa pra tindakan ketuntasan belajar siswa hanya 51 % menjadi 80 %. Kemudian nilai rata-rata kelas pun meningkat 7,37, dari yang sebelumnya pada masa pra tindakan nilai rata-ratanya 73,37 meningkat menjadi 81 pada siklus pertama.
c. Refleksi
Berdasarkan analisis evaluasi kognitif pada tindakan siklus I, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 28 siswa atau 80% siswa telah dikatakan tuntas pada siklus I ini. Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa hasil belajar siswa telah meningkat dan telah dapat mencapai target keberhasilan yang telah ditetapkan pada siklus I. Dimana target keberhasilannya nilai rata-rata kelas diharapkan 75% tuntas. Ketercapaian target keberhasilan hasil belajar selama proses pembelajaran siklus I sebagai berikut :
Tabel 4.4 Ketercapaian Target Keberhasilan pada Siklus I Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang
Ditargetkan Kriteria
Hasil Belajar Siswa
Keberhasilan Ketercapaian
Berhasil
75 % 80 %
Setelah pelaksanaan tindakan siklus I, guru dan peneliti secara bersama melakukan refleksi terhadap kelangsungan proses pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan model Teams Games Tournament. Namun demikian, guru bersama peneliti tetap mendiskusikan hal-hal yang dianggap masih kurang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran karena memang pelaksanaan pembelajaran dalam siklus I masih terdapat beberapa kelemahan yang harus diperbaiki guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti merasa ada beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran siklus I yaitu :
1) Pada saat pelaksanaan evaluasi siklus pertama masih ditemukan beberapa siswa yang mencontek teman nya. Berkaitan dengan masalah tersebut yang harus dilakukan guru adalah lebih memberikan ketegasan kepada siswa yang masih mengerjakan soal evaluasi dengan cara mencontek pekerjaan teman nya. Guru juga harus meyakinkan bahwa semua siswa telah paham terhadap materi yang akan di evaluasi sehingga semua siswa dapat mengerjakan soal secara individu dengan baik.
2) Dalam menjelaskan materi pembelajaran guru masih terlalu cepat menjelaskan sehingga banyak siswa yang masih kurang memahami materi pelajaran. Hal ini dikarenakan guru masih khawatir akan kekurangan waktu sehingga guru terkesan terburu-buru saat menjelaskan materi pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru kolaborator, guru menyampaikan beberapa kelemahan yang masih terjadi di dalam proses pembelajaran. Berikut peneliti uraikan kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan siklus I , yaitu :
1) Pada saat pembahasan soal kuis Teams Games Tournament, soal hanya dipegang oleh kelompok yang mengambil kertas soal tersebut sehingga kelompok yang lain hanya dapat mendengarkan soal ketika sedang dibacakan oleh kelompok yang memilih soal tersebut. Hal ini membuat siswa menjadi tidak memperhatikan soal yang sedang dibahas dan hanya diam ketika ditanya apa jawaban yang tepat untuk soal yang sedang dibahas. Guru menyarankan seharusnya soal dicantumkan pada power point agar kelompok yang tidak memegang kartu soal yang sedang dibahas dapat memperhatikan soal di layar LCD dan kegiatan pembahasan soal dapat berjalan dengan baik. Dengan cara tersebut semua siswa pun akan memperhatikan saat pembahasan soal dan akan lebih memahami soal.
2) Pemberian reward untuk kelompok pemenang atau kelompok yang mendapatkan point tertinggi pada saat games sebaiknya diberikan setiap akhir pembelajaran bukan pada akhir siklus berikutnya agar pada pembelajaran berikutnya siswa menjadi lebih bersemangat karena mengetahui akan adanya reward jika mereka mendapatkan point tertinggi dalam menjawab pertanyaan pada saat pelaksanaan games.
3) Pembagian kelompok lebih efektif ketika diumumkan pada awal pembelajaran sebelum guru menjelaskan materi sehingga siswa dapat langsung berkumpul dengan teman satu kelompoknya untuk mendengarkan dan memperhatikan guru pada saat penjelasan materi. Setelah penjelasan materi selesai, guru bisa langsung melaksanakan permainan rebut soal. Hal ini dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan juga lebih efektif.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I ini memiliki kelemahan-kelemahan yaitu siswa masih banyak yang menyontek pada saat pelaksanaan tes evaluasi, guru masih terlalu cepat pada saat menjelaskan materi pembelajaran sehingga banyak siswa yang masih kurang memahami materi pelajaran, saat pembahasan soal kuis Teams Games Tournament soal hanya dipegang oleh kelompok yang mengambil kertas soal tersebut sehingga kelompok yang lain hanya dapat mendengarkan soal ketika sedang dibacakan oleh kelompok yang memilih soal tersebut, pemberian reward untuk kelompok pemenang atau kelompok yang mendapatkan point tertinggi pada saat games sebaiknya diberikan setiap akhir pembelajaran bukan pada akhir siklus, pembagian kelompok lebih efektif ketika diumumkan pada awal pembelajaran. Dari semua kelemahan-kelemahan tersebut peneliti merancang pembelajaran yang lebih baik untuk dilaksanakan pada siklus ke II. Hasil refleksi ini dijadikan sebagai tolak ukur apa yang perlu diperbaiki pada saat pelaksanaan tindakan siklus ke II yang diharapkan akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 3. Hasil Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament dapat dikatakan sudah baik karena telah memenuhi aspek ketercapaian namun masih bisa ditingkatkan lagi. Pelaksanaan tindakan siklus II lebih difokuskan pada perbaikan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I sehinggadiharapkan akan mampu meningkatkan ketercapaian hasil.
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Kegiatan tindakan siklus II ini mulai dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 12 Februari 2016. Adapun rincian jadwal dari tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Siklus II
Pertemuan Ke- Hari dan Tanggal Jam Kegiatan
1 12 Februari 2016 07.45 – 09.15 Pada siklus II pertemuan pertama pembelajaran masih menerapkan model
Teams Games
Tournament
pembelajaran diawali dengan me review kembali materi pada minggu lalu kemudian dilanjutkan penyampaian materi Bab 3 yaitu tentang masyarakat Multikultural sub materi pokok sikap-sikap yang diharapkan dan sikap-sikap yang harus dihindari dalam masyarakat multikultural, dilanjutkan dengan pembagian kelompok, pembagian kelompok ini disesuaikan dengan hasil evaluasi siklus I, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan game kuis yang dilakukan secara berkelompok dengan cara permainan rebut soal
2 19 Februari 2016 07.45 – 09.15 Pada pertemuan kedua ini pembelajaran diawali dengan me review kembali materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan sub bab pola hubungan antar
kelompok dalam
masyarakat multikultural kemudian dilanjutkan dengan kegiatan game kuis yang dilakukan secara berkelompok dengan cara permainan rebut soal, dan pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal post-test sebagai evaluasi siklus II
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran telah disesuaikan antara RPP guru dan masukan dari peneliti. Kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban kemudian diterapkan pada kelas yang bersangkutan. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model Teams Games Tournament. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, pelaksanaan tindakan siklus II akan dilakukan dengan dua kali pertemuan dimana pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi dan juga melaksanakan diskusi kelompok dengan model Teams Games Tournament dimana games yang dilakukan dengan cara rebut soal. Yang dimaksud games rebut soal di sini ialah kelas dibagi menjadi beberapa team atau kelompok kemudian guru menyediakan beberapa gulungan kertas soal yang diletakkan di tengah kelas kemudian ketika games dimulai semua team dipersilahkan untuk mengambil soal dan menjawabnya di papan tulis, hal ini terus dilakukan sampai soal sudah habis team yang menjawab banyak soal dengan jawaban benar adalah team
terbaik sehingga akan mendapatkan reward dari guru. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini peneliti bertindak sebagai observer. Peneliti bertugas mendokumentasikan berlangsungnya proses pembelajaran. Berikut uraian pelaksanaan tindakan pada siklus II :
1) Pertemuan Pertama siklus II (2 x 45 menit) a) Pendahuluan
(1) Apersepsi
(a) Guru mengawali kegiatan dengan memberikan salam “Selamat Pagi”
(b) Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran dengan cara mengatur tempat duduk menyuruh siswa yang duduk di belakang untuk menempati tempat duduk yang kosong didepan dan melakukan presensi dengan cara menanyakan siapa saja yang tidak hadir (pada pertemuan tersebut semua ada dua siswa yang tidak berangkat)
(c) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 7 siswa (kelompok ditentukan berdasarkan hasil evaluasi siklus I, kelompok dibentuk secara heterogen dari siswa yang mendapat nilai rendah, sedang dan tinggi)
(d) Guru menyuruh siswa untuk berkumpul dengan teman sekelompok nya, hal ini dilakukan agar dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan juga agar siswa bisa lebih fokus pada saat penyampaian materi oleh guru
(e) Guru menanyakan materi minggu lalu yaitu tentang faktor yang mempengaruhi masyarakat multikultural, faktor penyebab keberagaman masyarakat di Indonesia dan kategorisasi masyarakat di Indonesia kepada beberapa siswa di kelas guna mengingat kembali dan dapat mengaitkannya dengan materi pada hari ini
(a) Guru menyuruh siswa memasukkan buku-buku atau tugas-tugas yang tidak berkaitan dengan pelajaran sosiologi agar siswa bisa fokus dalam pembelajaran
(b) Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran kepada siswa hal ini agar siswa mengetahui apa yang akan dipelajari
b) Kegiatan Inti (1) Eksplorasi
(a) Guru menjelaskan tentang materi sikap-sikap yang diharapkan dalam masyarakat multikultural dan sikap-sikap yang harus dihindari dalam masyarakat multikultural
(b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru terkait materi tersebut
(2) Elaborasi
(a) Guru menyediakan beberapa kertas soal dan beberapa spidol warna yang nantinya akan digunakan untuk menulis jawaban di papan tulis
(b) Guru menginstruksikan apa yang harus dilakukan setiap kelompok, dimana masing-masing kelompok harus menunjuk ketua yang bertugas untuk mengambil soal yang guru dan sekretaris yang bertugas untuk menulis jawaban di papan tulis
(c) Setelah semua siswa dirasa siap untuk melaksanakan diskusi Teams Games Tournament maka diskusi bisa dimulai
(d) Setiap kelompok mendiskusikan soal yang telah mereka dapat secara berebut
(e) Setelah berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing kemudian sekretaris menulis jawaban di papan tulis
(3) Konfirmasi
(a) Guru mengajak siswa untuk mengoreksi jawaban yang ditulis oleh masing-masing kelompok di papan tulis
(b) Guru memberikan refleksi pada kinerja siswa yang dirasa masih salah dan menjelaskan kembali poin-poin yang dirasa masih kurang jelas
(c) Siswa dipersilahkan untuk bertanya materi yang belum dipahami dan guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa.
c) Penutup
(1) Guru mengumumkan kelompok diskusi yang terbaik
(2) Guru memberikan reward untuk kelompok yang mendapatkan point tertinggi atau kelompok pemenang
(3) Guru bertanya kepada siswa apakah sudah memahami materi pada hari ini
(4) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
(5) Guru menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduk semula dan merapikan tempat duduk
(6) Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang sudah dipelajari pada hari ini dan juga materi pada pertemuan berikutnya
(7) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam 2) Pertemuan Kedua siklus II (2x45 menit)
a) Pendahuluan (1) Apersepsi
(a) Guru mengawali kegiatan dengan memberikan salam "Selamat Pagi"
(b) Guru mempersiapkan kelas dengan melakukan presensi kemudian guru menyuruh siswa untuk mengeluarkan LKS Sosiologi
(c) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 7 siswa (kelompok masih sama dengan kelompok minggu lalu)
(d) Guru menyuruh siswa untuk berkumpul dengan teman sekelompok nya, hal ini dilakukan agar dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan juga agar siswa bisa lebih fokus pada saat penyampaian materi oleh guru
(e) Guru menanyakan materi minggu lalu yaitu tentang sikap-sikap yang diharapkan dalam masyarakat multikultural dan sikap-sikap yang harus dihindari dalam masyarakat multikultural
(2) Memotivasi
(a) Guru menyuruh beberapa siswa untuk merapikan bajunya (b) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran agar
siswa mengetahui materi apa yang akan dipelajari b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
(a) Guru menjelaskan tentang materi pola hubungan antar kelompok sosial pada masyarakat multikultural
(b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang masih belum dimengerti
(2) Elaborasi
(a) Guru menyediakan beberapa kertas soal dan beberapa spidol warna yang nantinya akan digunakan untuk menulis jawaban di papan tulis
(b) Guru menginstruksikan apa yang harus dilakukan setiap kelompok, dimana masing-masing kelompok harus menunjuk ketua yang bertugas untuk mengambil soal yang guru dan sekretaris yang bertugas untuk menulis jawaban di papan tulis
(c) Setelah semua siswa dirasa siap untuk melaksanakan diskusi Teams Games Tournament maka diskusi bisa dimulai
(d) Setiap kelompok mendiskusikan soal yang telah mereka dapat
(e) Setelah berdiskusi kemudian sekretaris menulis jawaban di papan tulis
(3) Konfirmasi
(a) Guru mengajak siswa untuk mengoreksi jawaban yang ditulis oleh masing-masing kelompok di papan tulis
(b) Guru memberikan refleksi pada kinerja siswa yang dirasa masih salah dan menjelaskan kembali poin-poin yang dirasa masih kurang jelas
(c) Siswa dipersilahkan untuk bertanya materi yang belum dipahami dan guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa.
c) Penutup
(1) Guru mengumumkan kelompok diskusi yang terbaik
(2) Guru memberikan reward untuk kelompok yang mendapatkan point tertinggi atau kelompok pemenang
(3) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan cara bertanya kepada beberapa siswa tentang apa yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut
(4) Guru memberikan evaluasi (post-test) terkait dengan materi masyarakat multikultural (sikap-sikap yang diharapkan dalam masyarakat multikultural, sikap-sikap yang harus dihindari dalam masyarakat multikultural, dan pola hubungan antar kelompok sosial pada masyarakat multikultural)
(5) Guru memberikan waktu 5 menit untuk siswa belajar
(6) Guru mengkondisikan siswa untuk menyimpan seluruh catatan mata pelajaran Sosiologi.
(7) Guru membacakan aturan kegiatan evaluasi
(8) Guru membagikan soal tes dengan bentuk pilihan ganda dan meminta siswa untuk mengerjakan soal sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
(10) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
b. Capaian Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban merupakan hal yang sangat penting karena menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa peneliti mengadakan tes kognitif di akhir siklus II. Tes evaluasi kognitif yang diujikan terdisi dari 25 soal pilihan ganda.
Berdasarkan tes hasil belajar siklus II dapat diketahui bahwa siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban telah mencapai ketuntasan belajar 100% dengan nilai rata-rata kelas 89,97. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Sosiologi pada materi Masyarakat Multikultural di SMA N 1 Mojolaban adalah 75. Sebanyak 85,7 % siswa mengalami peningkatan hasil belajar, sementara 3 siswa atau 8,6 % nilainya tetap dan 2 siswa atau sebesar 5,7 % mengalami penurunan. Adapun daftar nilai tindakan siklus II kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Daftar Nilai Tindakan Siklus II kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016
No Nama Siswa Nilai Kategori Nilai
1 Adhik Dewi Kustina 100 Tuntas
2 Adhitya Khurniawan 92 Tuntas
3 Akmal Syehabudin 92 Tuntas
4 Alfi Royani 96 Tuntas
5 Amin Nur Huda 84 Tidak Tuntas
6 Anggita Dian Pratiwi 80 Tuntas
7 Aprilia Dwi Kumara Sari 80 Tidak Tuntas
8 Arvian Jalu Jiwan P 88 Tuntas
9 Berliana Widyaningrum 88 Tuntas
10 Cinthia Nur Afifah 84 Tuntas
11 Claudia Tamaradewy 88 Tuntas
12 Dayun Eryadi 88 Tuntas
No Nama Siswa Nilai Kategori Nilai
14 Dewi Diyah Falupi 96 Tuntas
15 Dina Nur Yahya 88 Tuntas
16 Dwi Astutik 100 Tuntas
17 Dyah Putri Pamungkas 100 Tuntas
18 Elvian Nur Rahma R 96 Tuntas
19 Fidiyawati 88 Tuntas
20 Fitri Ayu Larasati 96 Tuntas
21 Hanggun Fatmala M 96 Tuntas
22 Hanung Thohir 92 Tuntas
23 Ifang Wahyu Driyan Tama 84 Tuntas
24 Ikhwan Abdur Rohman 84 Tidak Tuntas
25 Leo Dirgantara 80 Tidak Tuntas
26 Mayudaning Cecya Yojana 96 Tuntas
27 Miliyanto Mustofa 80 Tuntas
28 Putri Dwi Pertiwi Nilai Tuntas
29 Ratna Tria Kusumastuti 100 Tuntas
30 Raviesta Agustina Eka Putri 92 Tuntas 31 Rifkhi Fauzian Rismawan 84 Tidak Tuntas
32 Rina Noviandari 84 Tuntas
33 Runtini 85 Tidak Tuntas
34 Sagita Dian Savira 92 Tuntas
35 Septian Wisudawan 100 Tidak Tuntas
Total Nilai 3149
Nilai Rata-rata 89,97
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Gambar 4.5 Diagram Presentase Ketuntasan Nilai Evaluasi Siklus II kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016
Berdasarkan tabel 4.6, grafik pada gambar 4.4 dan diagram pada gambar 4.5 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban telah mencapai 100 %. Siswa yang telah tuntas dalam KKM pada evaluasi siklus II ini sebanyak 35 siswa atau 100 % . Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa setelah penerapan model
Siklus 1 Siklus 2 Nilai Rata-rata 81 89,97 76 78 80 82 84 86 88 90 92
Nilai Rata-rata
Tuntas
100%
Presentase Ketuntasan
pembelajaran Teams Games Tournament ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 20 %, dari yang sebelumnya pada masa pra tindakan ketuntasan belajar siswa hanya 80 % menjadi 100 %. Kemudian nilai rata-rata kelas pun meningkat 8,97 , dari yang sebelumnya pada masa pra tindakan nilai rata-ratanya 81 meningkat menjadi 89,97 pada siklus pertama.
c. Refleksi
Dari pelaksanaan pembelajaran sosiologi dengan menerapkan model Teams Games Tournament selama dua siklus ini dapat dibuktikan bahwa setelah penerapan model TGT terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat perbandingan nilai kognitif dari tahap pra tindakan, tindakan siklus I dan tindakan siklus II.
Berdasarkan analisis tes pada siklus II, diketahui bahwa sebanyak 85,7 % siswa mengalami peningkatan hasil belajar, sementara 3 siswa atau 8,6 % nilainya tetap, dan 2 siswa atau sebesar 5,7 % mengalami penurunan hasil belajar. Penurunan hasil belajar bisa terjadi karena setiap siswa memiliki karakteristik masing-masing dan mungkin beberapa siswa merasa kurang siap terhadap penerapan model Teams Games Tournament. Namun secara keseluruhan tetap terjadi peningkatan hasil belajar dimana nilai rata-rata kelas mencapai 89,97 naik 8,97 point dibandingkan siklus I.
Jumlah siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 35 siswa atau 100% dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua siswa telah dikatakan tuntas pada siklus II ini. Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa hasil belajar siswa telah meningkat dan telah dapat mencapai target keberhasilan yang telah ditetapkan pada siklus II. Dimana target keberhasilannya diharapkan 90% siswa tuntas dari nilai KKM. Ketercapaian target keberhasilan hasil belajar selama proses pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Ketercapaian Target Keberhasilan pada Siklus II Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang
Ditargetkan Kriteria
Hasil Belajar Siswa Keberhasilan Ketercapaian Berhasil
90 % 100 %
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dan melihat hasil belajar yang sudah mencapai target pada siklus ke dua, maka peneliti memberikan analisis bahwa guru sudah jauh lebih baik dalam menerapkan model Teams Games Tournament karena dalam siklus II ini guru sudah berpengalaman dan mengetahui berbagai kekurangan atau kesalahan yang ada pada pelaksanaan siklus I sehingga pada siklus II ini guru sudah lebih memahami tentang model pembelajaran Teams Games Tournament dan pembelajaran sudah berjalan lebih efektif daripada pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Dilihat dari hasil belajar siswa sudah tidak terlalu terlihat kesenjangan nilai antara satu siswa dengan yang lainnya. Siswa yang awalnya mendapatkan nilai rendah juga sudah mengalami peningkatan nilai bahkan pada evaluasi siklus II ini sudah tidak ada siswa yang mengalami remedial.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru kolaborator, guru menyampaikan bahwa setelah diadakannya penelitian tindakan kelas di kelas XI IPS 2 dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament dilihat ada beberapa perubahan yaitu :
1) Keaktifan siswa pada saat pembelajaran meningkat. Siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi maupun pada saat pelaksanaan Games. Siswa terlihat lebih termotivasi untuk belajar Sosiologi. Yang sebelumnya pada saat guru menerangkan materi siswa masih banyak yang kurang memperhatikan karena pada pelaksanaan siklus II ini pada saat guru menerangkan materi siswa telah ditempatkan pada kelompok masing-masing sehingga mereka berusaha sebaik mungkin untuk memperhatikan materi pembelajaran agar pada saat Games mereka
dapat menjawab soal-soal dan mendapatkan point tertinggi. Dengan pembagian kelompok di awal pembelajaran juga berpengaruh pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
2) Dengan pelaksanaan model Teams Games Tournament ini minat dan antusias belajar siswa menjadi lebih tinggi dikarenakan siswa menjadi tertarik terhadap pelajaran Sosiologi dikarenakan adanya games yang membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Selain itu pemberian reward untuk kelompok yang mendapatkan point tertinggi juga membuat siswa lebih bersemangat untuk memperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
3) Dilihat dari hasil evaluasi dari pra tindakan, siklus I dan siklus II hasil belajar siswa dilihat mengalami peningkatan yang sangat signifikan
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II adalah guru sudah jauh lebih paham terhadap penerapan model Teams Games Tournament karena guru sudah berpengalaman dan mengetahui berbagai kekurangan atau kesalahan yang ada pada pelaksanaan siklus I, sudah tidak terlihat kesenjangan nilai diantara siswa, keaktifan siswa pada saat pembelajaran meningkat, minat dan antusias belajar siswa menjadi lebih tinggi, dan hasil evaluasi dari pra tindakan, siklus I dan siklus II hasil belajar siswa dilihat mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
4. Perbandingan Hasil Tindakan
Pada penelitian ini, aspek yang dilihat adalah hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament. Peneliti mengamati peningkatan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban selama dua siklus sesuai dengan rencana awal. Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan begitu juga siklus II juga dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Di setiap akhir siklus selalu diadakan tes evaluasi untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament. Hasil
dari evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus maka akan terlihat perbandingan hasil belajar siswa di setiap siklus nya. Adapun perbandingan hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban tahun pelajaran 2015/2016 dari tahap pra tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Sosiologi kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban Tahun Pelajaran 2015/2016 Setiap Siklus
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Adhik Dewi Kustina 96 100 100
2 Adhitya Khurniawan 60 85 92
3 Akmal Syehabudin 80 80 92
4 Alfi Royani 88 85 96
5 Amin Nur Huda 60 60 84
6 Anggita Dian Pratiwi 72 90 80
7 Aprilia Dwi Kumara Sari 64 65 80
8 Arvian Jalu Jiwan P 60 80 88
9 Berliana Widyaningrum 80 85 88
10 Cinthia Nur Afifah 80 85 84
11 Claudia Tamaradewy 84 85 88
12 Dayun Eryadi 64 85 88
13 Della Wahyu Tri Utami 88 90 92
14 Dewi Diyah Falupi 80 85 96
15 Dina Nur Yahya 84 85 88
16 Dwi Astutik 88 95 100
17 Dyah Putri Pamungkas 76 80 100
18 Elvian Nur Rahma R 80 85 96
19 Fidiyawati 84 85 88
20 Fitri Ayu Larasati 84 85 96
21 Hanggun Fatmala M 68 80 96
22 Hanung Thohir 76 80 92
23 Ifang Wahyu Driyan Tama 52 75 84
24 Ikhwan Abdur Rohman 64 65 84
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
26 Mayudaning Cecya Yojana 68 85 96
27 Miliyanto Mustofa 64 80 80
28 Putri Dwi Pertiwi 84 85 100
29 Ratna Tria Kusumastuti 72 85 92
30 Raviesta Agustina Eka Putri 72 80 84
31 Rifkhi Fauzian Rismawan 56 65 84
32 Rina Noviandari 60 85 85
33 Runtini 80 70 92
34 Sagita Dian Savira 84 85 100
35 Septian Wisudawan 64 70 84
Nilai Rata-rata 73,37 81 89,97
Dari tabel 4.8 dapat di ketahui bahwa perolehan nilai rata-rata kelas pada saat pra tindakan adalah 73,37 dimana nilai rata-rata tersebut belum dapat dikatakan mencapai nilai KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Jumlah siswa yang tuntas pada mata pelajaran sosiologi di pra tindakan ini berjumlah 18 anak atau sekitar 51 % sedangkan untuk siswa yang dinyatakan belum tuntas sejumlah 17 anak sekitar 49 %.
Perolehan nilai siswa pada saat tes evaluasi siklus I dapat dilihat bahwa rata-rata kelas yang di peroleh adalah 81. Nilai tersebut sudah membuktikan bahwa adanya peningkatan dari nilai rata-rata pada saat pra tindakan. Nilai tersebut meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran Teams Games Tournament. Jumlah siswa yang tuntas ada 28 siswa atau sekitar 80 % sedangkan untuk siswa yang masih belum tuntas sejumlah 7 siswa atau sekitar 20 %. Meskipun masih ada beberapa siswa yang dinyatakan belum tuntas tetapi nilai rata-rata siswa sudah dapat dikatakan jauh lebih baik dan sudah meningkat dari nilai rata-rata pada tahap pra tindakan.
Pada tes evaluasi siklus II, nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 89,97. Nilai tersebut meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament yang lebih di sempurnakan dari pelaksanaan
tindakan siklus I dengan adanya refleksi. Pada tes evaluasi siklus II ini semua siswa atau 100 % dinyatakan tuntas.
Berikut perbandingan peningkatan hasil belajar siswa antar pra siklus, siklus I dan siklus II yang digambarkan dalam bentuk histogram pada gambar 4.6
Gambar 4.6 Histogram Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Setiap Siklus Berdasarkan histogram pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban mengalami peningkatan setelah penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament. Diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan nilai rata-rata siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban adalah 73,37. Setelah penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament pada siklus pertama terdapat peningkatan sebesar 7,63 point menjadi 81. Sedangkan pada siklus kedua kembali mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 89,97 atau meningkat sebesar 8,97 point. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
KKM 75 75 75 Rata-rata 73,37 81 89,97 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Berikut peneliti sajikan peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban pada saat pra tindakan, siklus I, dan siklus II pada gambar 4.7
Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Setiap Siklus
Berdasarkan grafik pada gambar 4.7 dapat diketahui bahwa dengan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban dilihat dari jumlah siswa yang berhasil melewati batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Berdasarkan hasil tes pra tindakan, sebelum diterapkannya model pembelajaran Teams Games Tournament sebanyak 17 siswa dari 35 siswa tidak memenuhi KKM atau dalam persen sebanyak 49%. Setelah penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament seluruh siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Jumlah siswa yang dapat memenuhi KKM meningkat menjadi 28 orang dengan persentase 80 % pada siklus I. Pada siklus II semua siswa mendapatkan nilai tuntas dari KKM ≥ 75. Persentase ketuntasan pada siklus II sudah mencapai 100%. Dapat dikatakan setelah penerapan model pembelajaran ini semua siswa mampu memenuhi KKM. Grafik hasil belajar siswa antar pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.8
Pra tindakan Siklus I Siklus II
Rata-rata 73,37 81 89,97 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siswa di Setiap Siklus Grafik pada gambar 4.8 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I. Sebanyak 28 siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban telah memenuhi nilai KKM. Pada siklus I dapat dilihat bahwa ada 2 siswa yang mengalami penurunan nilai dan 2 siswa yang mendapatkan nilai tetap dari tahap pra tindakan. Peningkatan hasil belajar dari tahap pra tindakan ke tindakan siklus I adalah sekitar 88 % atau sekitar 31 siswa, sementara 2 siswa atau 5,7 % mengalami penurunan dan 2 siswa atau 5,7 % pula yang nilainya tetap.
Pada siklus II peningkatan hasil belajar sebesar 85,7 % atau sebanyak 30 siswa, sementara 3 siswa atau 8,6 % tetap dan 2 siswa atau sebesar 5,7 % mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena berbagai hal, mungkin karena beberapa siswa merasa materi pada siklus I jauh lebih mudah dipahami daripada materi pada siklus II. Selain hal tersebut mungkin anggapan beberapa siswa yang merasa nilainya sudah cukup baik pada evaluasi siklus I sehingga sedikit meremehkan soal yang dikerjakan pada siklus II. Namun secara rata-rata kelas terjadi peningkatan nilai dari 81 pada siklus I menjadi 89,97 pada siklus II.
0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antar Siklus
Dengan data tersebut dapat diketahui bahwa dengan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Mojolaban.
B. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament pada materi Masyarakat Multikultural. Dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena pembelajaran tidak hanya diisi dengan metode ceramah saja namun juga di variasi dengan games yang membuat siswa menjadi aktif dan bersemangat. Selain itu proses pembelajaran juga tidak terpusat pada guru saja tetapi terpusat pada siswa. Model pembelajaran Teams Games Tournament ini memang dirancang agar proses pembelajaran lebih menyenangkan karena adanya games dan tournament. Apalagi dengan dilengkapi adanya reward, reward di sini sebenarnya bukan hanya sekadar pemberian hadiah berupa barang melainkan bisa dengan pujian atau ucapan selamat dari guru. Bagi kelompok pemenang maka hal ini akan menumbuhkan minat belajar siswa sehingga siswa mampu menguasai materi yang diajarkan oleh guru sedangkan bagi kelompok yang belum menang maka juga bisa menjadi pacuan agar belajar lebih giat dan bisa menjadi kelompok pemenang pada pertemuan berikutnya. Jika semua siswa dapat menguasai materi yang diajarkan maka hasil belajar siswa pun akan meningkat. Selain itu model Teams Games Tournament ini juga dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa karena dengan adanya diskusi kelompok dalam bentuk permainan maka akan membuat siswa dapat lebih efektif dalam berinteraksi dengan teman maupun dengan guru. Dalam Teams Games Tournament siswa akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan tingkat nilai yang heterogen (tinggi, sedang, rendah). Mereka harus bekerja sama untuk mencapai keberhasilan dalam kelompok. Dalam pelaksanaan model pembelajaran
Teams Games Tournament juga akan disajikan permainan-permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Point utama yang paling penting dalam model Teams Games Tournament ini adalah kerja sama antar individu satu sama lain karena tanpa adanya kerja sama dari anggota tim maka keberhasilan tim tidak akan tercapai. Dalam Teams Games Tournament ini juga diperlukan adanya pemberian motivasi antar anggota jadi setiap anggota harus bisa saling memotivasi teman timnya agar mereka dapat berhasil melakukan permainan dan turnamennya. Dengan adanya game dan tournament tersebut maka akan menghidupkan suasana kelas yang sebelumnya sebagian besar siswa pasif dalam pembelajaran menjadi aktif. Selain itu siswa pun nantinya akan lebih memahami pembelajaran karena siswa merasakan model pembelajaran yang menyenangkan sehingga tertarik dalam mempelajari materi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan untuk penyampaian materi dan tes evaluasi kognitif. Kemudian siklus II juga dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan untuk penyampaian materi dan tes evaluasi kognitif. Siklus II dilaksanakan karena setelah pelaksanaan tindakan siklus I masih ditemui beberapa kekurangan atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran sehingga peneliti bersama guru memutuskan untuk dilaksanakan tindakan siklus II dengan memperbaiki semua kekurangan atau kelemahan dari tindakan siklus I.
Pada pelaksanaan tindakan siklus I proses pembelajaran memiliki kelemahan-kelemahan yaitu siswa masih banyak yang menyontek pada saat pelaksanaan tes evaluasi, guru masih terlalu cepat pada saat menjelaskan materi pembelajaran sehingga banyak siswa yang masih kurang memahami materi pelajaran, saat pembahasan soal kuis Teams Games Tournament soal hanya dipegang oleh kelompok yang mengambil kertas soal tersebut sehingga kelompok yang lain hanya dapat mendengarkan soal ketika sedang dibacakan oleh kelompok yang memilih soal tersebut, pemberian reward untuk kelompok pemenang atau kelompok yang mendapatkan point tertinggi pada saat games sebaiknya diberikan setiap akhir pembelajaran
bukan pada akhir siklus, pembagian kelompok lebih efektif ketika diumumkan pada awal pembelajaran.
Menurut Shoimin (2014:203) di dalam penerapan model Teams Games Tournament, model ini juga memiliki kekurangan yaitu:
a. Membutuhkan waktu yang lama.
b. Dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model ini.
c. Guru harus menyiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan. Misalnya, membuat soal untuk setiap meja turnamen atau lomba, dan guru harus tahu urutan akademis peserta didik dari yang tertinggi hingga yang rendah.
Jika dilihat pada kelemahan-kelemahan penerapan model Teams Games Tournament menurut Shoimin (2014) secara garis besar berbeda dengan kenyataan yang terjadi pada penelitian ini. Seperti halnya sudah dijelaskan sebelumnya tentang hasil refleksi yang telah didapat pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru maupun peneliti tidak menemukan kelemahan-kelemahan seperti yang dikemukakan oleh Shoimin (2014). Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua penerapan model Teams Games Tournament akan memiliki kelemahan yang sama tergantung pada pemahaman siswa. Pada kelas XI IPS 2 ini siswa cepat dalam memahami model Teams Games Tournament ini sehingga guru tidak mengalami kesulitan atau kendala dalam menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran ini dan proses pembelajaran dengan menerapkan model Teams Games Tournament ini berjalan lancar tanpa memakan waktu yang lama. Namun peneliti juga setuju dengan kelemahan model Teams Games Tournament yang dikemukakan oleh Shoimin yang menyatakan bahwa penerapan model Teams Games Tournament dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok. Materi pelajaran yang cocok untuk penerapan model ini bukan materi yang membutuhkan tingkat analisis yang tinggi. Seperti halnya materi yang sedang dibahas pada saat peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yaitu materi Masyarakat Multikultural.
Sedangkan hasil dari pelaksanaan siklus II sudah dapat dikatakan jauh lebih baik daripada pelaksanaan tindakan siklus I. Guru sudah jauh
lebih paham terhadap penerapan model Teams Games Tournament karena guru sudah berpengalaman dan mengetahui berbagai kekurangan atau kesalahan yang ada pada pelaksanaan siklus I, sudah tidak terlihat kesenjangan nilai diantara siswa, keaktifan siswa pada saat pembelajaran meningkat, minat dan antusias belajar siswa menjadi lebih tinggi, dan hasil evaluasi dari pra tindakan, siklus I dan siklus II hasil belajar siswa dilihat mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini sesuai dengan kelebihan-kelebihan model Teams Games Tournament yang di jelaskan oleh Shoimin (2014:203) yaitu:
a. Model Teams Games Tournament tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran tetapi peserta didik yang berkemampuan akademis lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan penting dalam kelompoknya.
b. Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
c. Dalam model pembelajaran ini, membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran karena dalam pembelajaran ini guru menjanjikan sebuah penghargaan pada peserta didik atau kelompok terbaik.
d. Dalam pembelajaran peserta didik ini, membuat peserta didik menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen dalam model ini.
Dari kelebihan-kelebihan model Teams Games Tournament menurut Shoimin yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti maupun guru menemukan beberapa kesamaan jika dibandingkan dengan hasil refleksi tindakan siklus II seperti siswa menjadi lebih antusias dan lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran karena dalam pembelajaran ini guru menjanjikan sebuah penghargaan pada peserta didik atau kelompok terbaik. Kemudian penerapan model Teams Games Tournament ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen dalam model ini. Hal ini membuktikan bahwa memang model Teams Games Tournament ini adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan minat dan motivasi