• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian dilakukan pada kelompok ternak Kania yang berada di Kelurahan Tajur Halang. Baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Desain penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang sengaja dipengaruhi oleh variabel independen aktif (booklet). Sedangkan kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak dipengaruhi oleh variabel itu (Nasution, 2007).

Desain penelitian merupakan desain kelompok kontrol non-ekivalen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak (Ruseffendi, 1994). Desain penelitian ini termasuk desain kuasi eksperimental. Pengelompokkan hanya dilakukan kepada peternak yang memiliki sapi laktasi kurang dari sama dengan 10 ekor sapi. 4.1 Desain Penelitian

BAB IV

METODE PENELITIAN

Keterangan: O = observasi/pengkuran

X1= perlakuan (penyuluhan dengan booklet)

(2)

keduanya terdapat di tempat ini. Waktu pelaksanaan penelitian selama tiga pekan yaitu tanggal 14 Desember 2009–4 Januari 2010.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi

Jumlah peternak yang menjadi anggota kelompok ternak Kania di Desa Tajur Halang sebanyak 58 orang dengan berbagai jumlah sapi yang dimiliki. Data per 31 Desember 2009 menyebutkan bahwa jumlah sapi laktasi keseluruhan sebanyak 16 ekor. Dari jumlah itu, kepemilikan setiap peternak terhadap sapi laktasi tidak merata. Bahkan ada yang memang tidak memiliki sapi laktasi atau sedang tidak memiliki sapi laktasi karena sedang tidak menghasilkan susu.

Sebagian besar dari keseluruhan peternak memiliki sapi laktasi antara 1–3 ekor yaitu sejumlah 37 orang peternak. Sedangkan jumlah peternak yang memiliki sapi laktasi antara 4–6 ekor sebanyak lima orang.

Sampel

Penentuan responden yang dijadikan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode Purposive Sampling, yaitu dengan memilih peternak yang memiliki sapi laktasi dengan jumlah kurang dari/ sama dengan 10 ekor sapi. Pemilihan dilakukan karena peternak tersebut dianggap mempunyai tingkat perhatian yang cukup tinggi terhadap ternaknya dan bukan merupakan usaha sambilan. Alasan lain pemilihan kelompok peternak ini yaitu karena akses mereka terhadap informasi dianggap terbatas. Jumlah total sampel adalah 20 orang dari kelompok ternak Kania Tajur Halang.

(3)

4.4 Tahapan Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini melalui tahapan-tahapan yang secara terinci diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap pertama adalah uji coba instrumen penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengukur reliabilitas instrumen penelitian atau kuesioner yang dipakai. Uji coba instrumen ditujukan kepada kelompok peternak yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kelompok yang diteliti. Kelompok peternak yang dipilih peneliti adalah kelompok peternak yang berada di Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor.

2. Tahap kedua yaitu tahap observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan peternakan di Kelompok Ternak Kania sekaligus untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan peneliti. Untuk memperoleh informasi-informasi, peneliti berkomunikasi secara intensif dengan seorang informan yang sekaligus menjabat sebagai sekretaris kelompok.

3. Tahap ketiga adalah pelaksanaan penelitian. Penyuluhan dilaksanakan pada hari Senin 21 Desember 2009 di sekretariat Kelompok Ternak Kania. Secara rinci, tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut.

a. Pengukuran awal (pretest) terhadap pengetahuan responden. Sebelumnya responden sudah diarahkan untuk membagi diri menjadi dua kelompok. Satu kelompok berfungsi sebagai kelompok ekspesimen, yaitu kelompok yang mendapatkan booklet di awal sehingga mereka bisa menyimak penyuluh menyampaikan materi

(4)

sebagai kelompok kontrol, yaitu kelompok yang mendapatkan booklet di akhir sehingga mereka hanya bisa menyimak penyuluh menyampaikan materi saja.

Pengukuran awal dilakukan dengan meminta responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah termuat di dalam kuesioner (Lampiran 2). Pertanyaan kuesioner berjumlah 20 soal dengan tipe soal Benar-Salah. Sedangkan kuesioner tentang karakteristik peternak (Lampiran 1) diberikan kepada peternak satu minggu sebelum penyuluhan.

b. Pemberian perlakuan (penyuluhan). Penyuluh menyampaikan materi penyuluhan selama 30 menit kepada responden setelah pretest selesai dilakukan. Responden dihimbau untuk menyimak materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh. Setelah penyuluh selesai menyampaikan materi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab selama 45 menit.

c. Pengukuran akhir (posttest). Posttest dilakukan segera setelah pelaksanaan penyuluhan. Pertanyaan yang diajukan pada saat posttest ini sama dengan pertanyaan yang diberikan pada saat pretest. Sedangkan yang menjadi pembeda antara keduanya adalah dalam hal waktu pelaksanaannya. Pretest dilakukan sebelum responden diberi

treatment berupa penyuluhan, sedangkan posttest dilakukan setelah

(5)

4. Tahap keempat adalah pengumpulan data. Jawaban responden pada kuesioner tentang karakteristik maupun kuesioner pretest dan posttest dikumpulkan menjadi satu untuk mempermudah proses pengolahan data. 5. Tahapan kelima adalah pengolahan data. Dalam penelitian ini untuk

melakukan uji statistik digunakan operasi SPSS. 6. Tahapan keenam adalah penarikan kesimpulan.

Selengkapnya tahapan-tahapan penelitian tersebut diilustrasikan pada Gambar 2 di bawah ini.

4.5 Definisi Operasional

Secara operasional variabel-variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Umur adalah usia responden pada saat penelitian dilakukan dalam satuan tahun yang dibulatkan ke ulang tahun terdekat. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Usia muda adalah usia responden antara 22-37 tahun. Usia sedang adalah usia responden antara 38-53 tahun. Usia tua adalah usia responden antara 54-70 tahun.

2. Jenis kelamin dibedakan atas dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala nominal.

(6)

Gambar 2. Tahapan penelitian

3. Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan resmi tertinggi responden yang dicapai sampai dengan saat penelitian dilakukan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Pendidikan rendah adalah tingkat pendidikan formal responden yang tamat atau tidak tamat Sekolah Dasar. Pendidikan menengah adalah tingkat pendidikan formal responden yang Disertai Pemberian Booklet (Kelompok Eksperimen) Posttest (Pengukuran Akhir) Pemberian Materi Penyuluhan tentang Tatalaksana Beternak Sapi

Perah Tanpa Pemberian Booklet (Kelompok Kontrol) Pretest (Pengukuran Awal) Observasi Awal Pengumpulan Data Pengolahan Data Penarikan Kesimpulan Uji Coba Instrumen

(7)

tamat atau tidak tamat Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Menengah Atas. Pendidikan tinggi adalah tingkat pendidikan formal responden yang tamat atau tidak tamat perguruan tinggi.

4. Pengalaman mengikuti penyuluhan adalah frekuensi responden dalam mengikuti penyuluhan-penyuluhan tentang peternakan sapi perah yang terbagi menjadi kategori pernah mengikuti dan tidak pernah mengikuti. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala nominal.

5. Pengalaman beternak adalah waktu lamanya beternak dengan menghitung jumlah tahun dari awal beternak sampai saat penelitian dilakukan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Pengalaman beternak selama 2-9 tahun merupakan kategori pengalaman sedikit, pengalaman beternak selama 10-17 tahun merupakan kategori pengalaman sedang dan pengalaman beternak selama 18-27 tahun merupakan kategori pengalaman banyak.

6. Pendapatan keluarga adalah jumlah rata-rata pendapatan per bulan yang diperoleh dari pekerjaan suami atau istri (dalam rupiah) saat penelitian dilakukan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Pendapatan rendah adalah 100.000-2.300.000 rupiah, pendapatan sedang adalah 2.300.001-4.600.000 rupiah dan pendapatan tinggi adalah 4.600.001-7.000.000 rupiah.

(8)

4.6 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari arsip dokumen kelompok ternak Kania. Sedangkan data primer diperoleh dari hasil wawancara, kuesioner dan melihat langsung kondisi peternak. Data primer untuk mengetahui beberapa karakteristik peternak sapi perah meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pengalaman mengikuti penyuluhan, pengalaman beternak dan pendapatan keluarga.

Data bagian kedua yang dikumpulkan adalah data peningkatan pengetahuan peternak tentang tatalaksana beternak sapi perah setelah diberi perlakuan. Data ini diperoleh dari hasil pretest dan posttest.

Pretest dan posttest diberikan dalam bentuk pertanyaan pilihan

Benar-Salah yang berjumlah 20 soal. Penilaian hasil dilakukan dengan skala interval. Pengumpulan data digunakan kuesioner. Kuesioner terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan-pertanyaan karakteristik peternak. Sedangkan bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan tentang tingkat pengetahuan peternak mengenai tatalaksana beternak sapi perah.

4.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas Instrumen

Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah diusahakan sesuai dengan data dan informasi tentang peternakan sapi perah di kelompok ternak Kania dan literatur yang berkaitan dengan hal di atas.

(9)

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan mengunakan rumus tersebut adalah 0,37 (Lampiran 3). Winarno dalam Ruseffendi (1994) menyatakan bahwa nilai koefisien reliabilitas antara 0,20 – 0,40 dikatakan rendah tapi ada. Guilford

dalam Ruseffendi (1994) juga menyebutkan bahwa nilai koefisien reliabilitas

antara 0,20 – 0,40 dikatakan rendah. Dengan hasil seperti ini, maka peneliti melakukan perbaikan kuesioner sebelum kuesioner tersebut diberikan kepada responden penelitian. Bentuk perbaikan yang dilakukan adalah dengan menghilangkan atau mengganti istilah-istilah yang sulit dimengerti. Hal ini dilakukan dengan harapan untuk mempermudah responden penelitian pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

Untuk menentukan reliabilitas instrumen penelitian yang digunakan diujicobakan terlebih dahulu. Pengujian reliabilitas dilakukan pada peternak sapi perah yang karakteristiknya hampir sama dengan peternak di Tajur Halang yaitu 10 orang peternak sapi perah di Kebon Pedes Kota Bogor. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan formula Kuder-Richardson 21 (KR-21). Adapun formula tersebut adalah:

Reliabilitas Instrumen

 

Keterangan:

r = koefisien reliabilitas (pendekatan)

b = banyaknya soal

DB = deviasi baku

(10)

4.8 Analisis Data

Data diperoleh dari hasil penelitian ini, selanjutnya diolah dan dianalisis dengan analisa statistik deskriptif berupa frekuensi, persentase, Frekuensi Kumulatif (FK), persentil dan rataan skor. Data yang diperoleh juga diolah dan dianalisis dengan analisa statistik inferensial berupa uji beda tingkat pengetahuan responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilibatkan dalam penelitian, dengan operasi SPSS independent samples t-test dan paired samples t-test (versi 17).

Gambar

Gambar 2. Tahapan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Scramble dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada

Apabila kepuasan total yang diperoleh dari mengkonsumsi kedua barang tersebut ditunjukkan dengan persamaan TU = 2 X2 + y2 , maka untuk memperoleh kepuasan total (total utility)

Berdasarkan hasil analisis teknis dan ekonomis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Muatan kapal 3-in-1 terdiri dari 488 orang

Berdasarkan dari hal tersebut penelitian ini diperlukan agar dapat mengetahui pengambilan keputusan karir pada siswa yang mengikuti SC ditinjau dari orientasi masa depan dan

Namun, untuk kesempurnaan hidup di dunia secara bermasyarakat, Ilmu Mengurus Diri atau ilmu agama sahaja tidak mencukupi meskipun ia merupakan ilmu yang

Kedua, keinginan untuk berhasi secara keuangan, yaitu individu yang yakin bahwa mereka tidak pernah akan kaya dengan bekerja bagi orang lainb. Bagi mereka pengusaha

Ruang Operasi V dilapisi dengan Pb yang berguna untuk mengurangi radiasi (khusus penggunaan C–Arm), dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian-bagian operasi,