• Tidak ada hasil yang ditemukan

KENYAMANAN VISUAL RUANG PERTEMUAN DENGAN SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN STUDI KASUS GRAND ADMIRAL SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KENYAMANAN VISUAL RUANG PERTEMUAN DENGAN SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN STUDI KASUS GRAND ADMIRAL SEMARANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KENYAMANAN VISUAL RUANG PERTEMUAN

DENGAN SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN

STUDI KASUS GRAND ADMIRAL SEMARANG

TESIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan

Program Magister Teknik Arsitektur

Oleh :

Andrew Kahono S., ST

NIM : 11.94.0004

MAGISTER ARSITEKTUR

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Kerja keras tidak akan menghianati kesuksesan, semakin bijak dan sabar kita menghargai hidup.... maka Tuhan sudah pasti memberikan apa yang kita usahakan”.

(6)

PERSEMBAHAN

1. Tuhan, yang selalu memberikan inspirasi dan semangat serta

kebaikan yang luar biasa.

2. Ayah dan Ibu tercinta, semoga selalu dalam rahmat Tuhan.

3. Saudara seiman, semoga selalu tercurah kebaikan Tuhan.

(7)

ABSTRAK

Pencahayaan buatan secara prinsip dimanfaatkan manusia untuk menggantikan fungsi dari pencahayaan alami. Dalam dunia moderen pencahayaan buatan dicapai setelah ditemukannya lampu sebagai pengganti api. Lighting engineering kini tidak hanya sebagai sumber penerangan umum saja, melainkan juga sebagai salah satu pendukung pencapaian keindahan suatu objek, baik itu di luar maupun di dalam ruangan dengan beragam teknik rekayasa pencahayaan dan efek visualisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sistem pencahayaan buatan pada ruang pertemuan Grand Admiral Ballroom Semarang dalam memenuhi kenyamanan visual, melakukan quisioner untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap kenyamanan visual di ruang pertemuan Grand Admiral Ballroom Semarang, membuat rekomendasi sistem pencahayaan buatan dalam mendukung kinerja pelaku usaha dan pengunjung dalam beraktivitas di ruang pertemuan Grand Admiral Ballroom Semarang.

Kerangka penelitian ini didasari dengan melakukan pengukuran pencahayaan buatan dalam ruang pamer dengan melakukan tinjauan berupa quisioner pengunjung dalam mengevaluasi kenyamaman visual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif rasionalistik dengan menggunakan tiga variabel yaitu pola perilaku konsumen, tata letak dan armatur serta pencahayaan ruangan. Metode penggalian data dan informasi dilakukan dengan cara mengadakan eksplorasi teori-teori para pakar mengenai teori melalui studi observasi dan eksplorasi litelatur serta penjelajahan internet (surfing/searching) sebagai data sekunder, mencari data primer dengan studi kasus dengan cara wawancara, pengamatan/ observasi, dokumentasi untuk mendapatkan kajian data verbal dan data visual dengan pertimbangan proposisi teori dasar, kontek terfokus pada teori pencahayaan buatan dan kenyamanan visual gedung pertemuan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa kesamaan antara standar iluminasi dengan presepsi pengunjung terhadap tingkat kenyamanan visual dengan sistem pencahayaan buatan di Grand Admiral Semarang. Ketentuan standar tingkat iluminasi untuk sebuah ruang pertemuan / ruang sidang hotel dan restauran menurut SNI 03-6575-2001 adalah sebesar 200 lux. Dan dalam hasil penelitian satndar iluminasi di ruang pertemuan di Grand Admiral Semarang berkisar antara 60 – 204 Lux. Namun terdapat pula perbedaan tolak ukur pada beberapa titik yang diteliti, dimana secara kuantitatif standar iluminasi titik ukur tersebut tidak terpenuhi, namun secara presepsi pengunjung, hal tersebut masih dapat diterima. Hal ini didukung dengan pendataan yang didasari dengan pengukuran tingkat iluminasi dan respond dari kuisioner. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pencahayaan buatan di ruang pertemuan Grand Admiral Semarang telah memenuhi ketentuan kenyamanan visual di area yang diteliti.

(8)

ABSTRACT

People used artificial lighting to replaced the function of natural lighting. In modern world, artificial lighting used after lights were found to replaced the existence of fire. Lighting engineering nowadays not only used as general lighting, but also to reach the beauty of an object, even it was in or outside room with many of lighting engineering technic anda visualitation effect. The purposed of this research to reviewing artificial lighting system in Grand Admiral Ballroom Semarang to fulfill the visual comfort, do quitioner tu knowed peoples preception about visual comfort in Grand Admiral Ballroom Semarang, to make a recommendation abaout artificial lighting system which suit to support the activity in there.

This research based on artificial lighting measurement in Grand Admiral Ballroom Semarang compared with quitioner review to evaluated visual comfort. These research used kualitatif rationalistic method using there variable, which are user behavior pattern, layout and type of the lights armature and also the rooms lighting system. Data and information exploration based on expert theory, observation, dan literature exploration anda also internet surfing as secondary data, searching for primery data with case study using interview, observation, documentary to get verbal and visual data with main theory consideration, this research focused on artificial lighting theory and visual comfort for meeting hall.

Based on research exploration there’s some similarity between illumination standart

based on theory with user preception about visual comfort with artificial lighting system in Grand Admiral Ballroom Semarang. Illumination standaritation for meeting room / Ballroom in a hotel and restaurant refer to SNI 03-6575-2001 are 200 lux. Refers to it, illumination observed in Grand Admiral Semarang ranged from 60 to 204 Lux. Further morethere’s also

benchmark differences in some observation, the illumination standart in Quantity weren’t reach perfectly, but in user’s preception it were acceptable. These thing supported with data

collection based on illumination level measurement and quitioner respond. For conclusion, artificial lighting system in Grand Admiral Ballrom Semarang, especially the meeting room, had fulfill the visual comfort in the area under study.

(9)

GLOSARIUM

Acceptable Kenyamanan visual yang dapat diterima

Back Lighting Pencahayaan Dari Belakang

Brightness Kecerahan

Colours rendering Refleksi warna

Direct Lighting Sistem pencahayaan Langsung

Discomfort glare Silau yang menyebabkan ketidaknyamanan melihat

Down Lighting Sistem Pencahayaan dimana bendaran cahaya diarahkan menghadap Ke Bawah

Firmitas Kekuatan

Front Lighting Pencahayaan Dari Depan

Imperceptible Tidak dapat dipersepsikan

Indirect Lighting Pencahayaan Tidak Langsung

Intolerable Gangguan visual yang tidak dapat ditolerir mata

Light colours Warna cahaya

Light directionally

and shadows Arah cahaya dan pembentukan bayangan

Light source Sumber cahaya

Lighting engineering Teknik pencahayaan

Lighting fixture Perlengkapan pencahayaan

Lighting level Jumlah pencahayaan pada permukaan tertentu

(10)

Luminance distribution Distribusi kepadatan cahaya

Luminance of glare Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan mata

Lux satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan

Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi

LUX meter Sebuah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya atau tingkat pencahayaan

Marcus Pollio Vitruvius Perintis arsitektur klasik yang cukup melegenda di seluruh dunia

Screening device Pencegah silau

Side Lighting Pencahayaan dari Samping

Uncom-fortable Kondisi visual yang tidak nyaman

Utilitas Kegunaan

Venustas Keindahan

Up Lighting Pencahayaan Ke Atas

Visual glare Tangkapansilau secara visual dari sumber cahaya

Vocal point Daerah tertentu di dalam ruangan yang pertama kali menarik perhatian mata

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, Tuhan yang maha bijaksana lagi maha mengetahui segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Berkat segala petunjuk, bimbingan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian untuk tesis ini dengan judul Kenyamanan Visual Sebuah Ruang Pertemuan Study Kasus Grand Admiral Semarang ”, Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat kelulusan guna memperoleh gelar Magister Arsitek pada Program Pascasarjana Magister Arsitektur, UNIKA Semarang.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang banyak membantu dalam proses penulisan tesis ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. VG Sri Rejeki, MT, IAI selaku Ketua Program Studi Magister Arsitektur, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

2. Bapak Dr. Ir. A. Ardiyanto, MT, IAI, selaku Sekretaris Program Studi Magister Arsitektur, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

3. Bapak Dr. Ir. A. Rudyanto Soesilo, MSA. Selaku pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu dan tenaga dalam memberikan arahan, bimbingan, kritik, saran serta dorongan semangat kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

4. Bapak Ir. Supriyono MT., selaku pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu dan tenaga dalam memberikan bimbingan, kritik, saran serta dorongan semangat kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

(12)

6. Kedua orang tua dan saudaraku tercinta yang selalu memberi dorongan moral, doa, dan kesempatan untuk melanjutkan Studi Pascasarjana, Magister Arsitek UNIKA Semarang.

7. Staff dan karyawan Fakultas Arsitektur dan Desain UNIKA Semarang. 8. Rekan - rekan kuliah di Program Studi Magister Arsitek UNIKA

9. Semua pihak yang banyak membantu dalam proses penyusunan tesis ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari Tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dalam penulisan tesis selanjutnya.

(13)

DAFTAR ISI

1.7. Refrensi Penelitian Terdahulu ... 5

1.8. Keaslian penelitian ... 6

(14)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Sistem pencahayaan (menurut SNI 03-6575-2001:tata cara perancangan sistem

pencahayaan buatan pada bangunan gedung) ... 12

2.2. Teknik pencahayaan buatan pada ruang ... 14

2.3. Kriteria pencahayaan yang baik ... 16

2.4. Gangguan pada pencahayaan ... 17

2.4.1.Disability Glare (Silau yang menyebabkan ketidakmampuan melihat) . 17 2.4.2.Discomfort Glare (Silau yang menyebabkan ketidaknyamanan melihat) 18 2.4.3.Sistem pemilihan armatur untuk mengurangi discomfort glare ... 19

2.4.4.Sistem evaluasi silau ... 20

2.5. Kenyamanan visual ... 21

2.6. Distribusi luminasi didalam medan penglihatan ... 22

2.7. Kualitas warna cahaya ... 24

3.1.1.Pengertian metode deskriptif kuantitatif ... 35

3.2. Kerangka pembahasan ... 37

3.3. Objek penelitian ... 38

3.4. Waktu Penelitian ... 38

3.5. Peralatan / Instrument penelitian ... 39

(15)

3.7. Metoda penggalian data dan informasi ... 40

3.7.1.Studi lapangan ... 42

3.7.2.Kuisioner ... 43

3.8. Alur pikir penelitian ... 44

3.9. Analisa data dan penyusunan laporan ... 45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA

4.1. Sistem pencahayaan buatan ... 48

4.1.1. Sistem pencahayaan buatan area A ... 50

4.1.1.1. Tingkat Iluminasi area A ... 51

4.1.1.2. Titik lampu dan pencahayaan area A ... 53

4.1.1.3. Warna pencahayaan, renderisasi warna, dan temperature warna pencahayaan area A ... 54

4.1.2. System pencahayaan buatan area B ... 55

4.1.2.1. Tingkat Iluminasi area B ... 55

4.1.2.2. Titik lampu dan pencahayaan area B ... 57

4.1.2.3. Warna pencahayaan, renderisasi warna, dan temperature warna pencahayaan area B ... 59

4.1.3. System pencahayaan buatan area C ... 60

4.1.2.1. Tingkat Iluminasi area C ... 60

4.1.2.2. Titik lampu dan pencahayaan area C ... 61

4.1.2.3. Warna pencahayaan, renderisasi warna, dan temperature warna pencahayaan area C ... 63

(16)

4.2.2. Hasil kuisioner dan wawancara Area A ... 65

4.2.3. Tampilan ruang, presepsi dan psiko-visual terhadap kenyamanan area B 66 4.2.4. Hasil kuisioner dan wawancara area B ... 67

4.2.5. Tampilan ruang, presepsi dan psiko-visual terhadap kenyamanan area C 68 4.2.6. Hasil kuisioner dan wawancara area C ... 70

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA 5.1. Analisa tingkat iluminasi ... 71

5.1.1.Tingkat iluminasi tanpa menggunakan pencahayaan buatan ... 72

5.1.2.Tingkat iluminasi menggunakan pencahayaan buatan... 73

5.1.3.Tingkat iluminasi area A ... 75

5.1.4.Tingkat iluminasi area B ... 79

5.1.5.Tingkat iluminasi area C ... 82

5.2. Analisa system pencahayaan Buatan ... 84

5.3. Analisa Kenyamanan Visual ... 87

5.3.1.Analisa kenyamanan visual area A ... 88

5.3.2.Analisa kenyamanan visual area B ... 89

5.3.3.Analisa kenyamanan visual area C ... 90

5.3.4.Analisa Kenyamanan Visual berdasarkan Persepsi dan Psiko Visual yang Terpengaruh Sistem Pencahayaan ... 91

5.3.4.1. Terang / Kurang Terang ... 91

5.3.4.2. Silau / Tidak Silau ... 92

(17)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 95 6.2. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian penelitian ... 7

Tabel 2.1 Tingkat pencahayaan minimum dan renderasi warna yang direkomendasikan ... 23

Tabel 2.2 Tampak warna terhadap temperatur warna ... 25

Tabel 2.3 Hubungan tingkat pencahayaan dengan tampak warna lampu ... 25

Tabel 2.4 Jenis-jenis lampu ... 34

Table 3.1 Variabel dan Jenis Variabel ... 40

Table 3.2 Variabel, Tolak Ukur dan Metoda Pengambilan Data ... 42

Tabel 4.1 Tabel Tingkat Iluminasi Area A ... 51

Tabel 4.2 Tabel Sistem Pencahayaan Area A ... 53

Tabel 4.3 Tabel Warna pencahayaan, renderisasi warna, dan temperature warna pencahayaan Area A ... 54

Tabel 4.4 Tabel Tingkat Iluminasi Area B ... 55

Tabel 4.5 Tabel Sistem Pencahayaan Area B ... 57

Tabel 4.6 Tabel Warna pencahayaan, renderisasi warna, dan temperature warna pencahayaan Area B ... 59

Tabel 4.7 Tabel Tingkat Iluminasi Area C ... 60

Tabel 4.8 Tabel Sistem Pencahayaan Area C ... 62

Tabel 4.9 Tabel Warna pencahayaan, renderisasi warna, dan temperature warna pencahayaan Area C ... 63

Tabel 4.10 Kuisioner presepsi dan psiko-visual Area A ... 65

Tabel 4.11 Kuisioner presepsi dan psiko-visual Area B ... 67

(19)

Tabel 5.1 Analisa tingkat iluminasi pada saat tidak menggunakan lampu .... 72

Tabel 5.2 analisa tingkat iluminasi pada saat menggunakan lampu ... 74

Tabel 5.3 analisa tingkat iluminasi Area A pada saat siang hari ... 75

Tabel 5.4 analisa tingkat iluminasi Area A pada saat sore dan malam hari .. 76

Tabel 5.5 analisa tingkat iluminasi Area A pada saat menggunakan lampu . 78 Tabel 5.6 analisa tingkat iluminasi Area B pada saat siang hari ... 79

Tabel 5.7 analisa tingkat iluminasi Area B pada saat sore dan malam hari .. 80

Tabel 5.8 analisa tingkat iluminasi Area B pada saat menggunakan lampu . 81 Tabel 5.9 analisa tingkat iluminasi Area C pada saat siang hari ... 82

Tabel 5.10 analisa tingkat iluminasi Area C pada saat sore dan malam hari .. 83

Tabel 5.11 analisa tingkat iluminasi Area C pada saat menggunakan lampu . 84 Tabel 5.12 Sistem Pencahayaan Buatan Grand Admiral Semarang ... 85

Tabel 5.13 Presepsi pengunjung terhadap Karakter area A ... 88

Tabel 5.14 Presepsi pengunjung terhadap Karakter area B ... 89

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Zona pandangan kritis ... 16

Gambar 2.2 Skala luminasi untuk pencahayaan interior ... 18

Gambar 2.3 Lampu pijar dan efisiensi energinya ... 22

Gambar 2.4 Lampu tungsten-halogen ... 23

Gambar 2.5 Lampu neon dan efisiensi energinya ... 25

Gambar 2.6 Perpindahan elektron pada sebuah LED ... 27

Gambar 2.7 Rangkaian suplay LED ... 28

Gambar 3.1 Tampak Depan Grand Admiral ... 38

Gambar 3.2 Lokasi Grand Admiral Semarang ... 38

Gambar 4.1 Pembagian Area ... 46

Gambar 4.2 Ruang Entrance ... 47

Gambar 4.3 Ruang Pertemuan Barat ... 47

Gambar 4.4 Ruang Pertemuan Timur ... 48

Gambar 4.5 Pengaplikasian Lampu direct lighting berupa Downlight dan Spotlight 49 Gambar 4.6 Pengaplikasian Lampu indirect lighting pada plafond ... 50

Gambar 4.7 Tingkat Iluminasi Area A ... 51

Gambar 4.8 Lampu Downlight dan Spotlight Area A ... 52

Gambar 4.9 Titik Lampu dan Pencahayaan Area A ... 53

Gambar 4.10 Warna Pencahayaan,Renderisasi Warna, dan Temperature Warna Pencahayaan Area A ... 54

Gambar 4.11 Tingkat Iluminasi Area B ... 55

Gambar 4.12 Lampu Downlight dan Spotlight area B ... 56

(21)

Gambar 4.14 Implementasi lampu LED Halogen 7 Watt dan Halogen 35 Watt

pada area B ... 58

Gambar 4.15 Warna Pencahayaan,Renderisasi Warna, dan Temperature Warna Pencahayaan Area B ... 59

Gambar 4.16 Tingkat Iluminasi Area C ... 60

Gambar 4.17 Lampu Downlight dan Spotlight area C ... 61

Gambar 4.18 Titik Lampu dan Pencahayaan Area C ... 61

Gambar 4.19 Warna Pencahayaan,Renderisasi Warna, dan Temperature Warna Pencahayaan Area C ... 63

Gambar 4.20 Tampilan ruang area A ... 64

Gambar 4.21 Tampilan ruang area B ... 66

Gambar 4.22 Tampilan ruang area C ... 69

Gambar 5.1 Pembagian area ... 71

Gambar 5.2 suasana Area A pada siang hari tanpa menggunakan lampu ... 73

Gambar 5.3 suasana Area B dan C pada siang hari tanpa menggunakan lampu 73 Gambar 5.4 suasana Area B dan C pada siang hari saat menggunakan lampu . 74 Gambar 5.5 suasana Area A pada siang hari saat menggunakan lampu dan tidak 76 Gambar 5.6 suasana Area A pada sore hari saat menggunakan lampu dan tidak 77 Gambar 5.7 suasana Area A pada saat menggunakan lampu siang dan sore hari 78 Gambar 5.8 suasana Area B pada saat siang hari menggunakan lampu dan tidak 80 Gambar 5.9 suasana Area B pada saat sore hari menggunakan lampu ... 81

Gambar 5.10 suasana Area C pada saat siang hari menggunakan lampu dan tidak 83 Gambar 5.11 aplikasi indirect light pada plafond ... 86

(22)

DAFTAR GRAFIK

Gambar

Grafik 5.3 Terlihat Jelas / Kurang Jelas .........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Mitra Sipantas di BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga, dapat

Dalam perancangan ini, digunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dimana metode ini digunakan untuk peringkasan dan penguraian ulang dari data berupa

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Dan

Bagian lain dari penelitian ini yang telah dipublikasikan sebelumnya mengenai pengaruh pelaksanaan TGM terhadap asupan gizi pasien di Rumah Sakit Umum Daerah

Penangangan Bank gagal yang berdampak sistemik menjelaskan Pasal 1 angka (6) dan(7) Bank Gagal Sistemik adalah bank gagal yang dinyatakan sistemik oleh Komite Koordinasi

Hlm 9 Kemudian Allah berkata, "Hendaklah di dalam air berkeriapan banyak macam makhluk hidup, dan di udara beterbangan banyak burung - burung." Maka Allah

Pengelolaan kawasan Desa Sukarara secara ekowisata dapat dikatakan berhasil memberikan dampak positif baik bagi warga desa, kehidupan social warga desa, perekonomian