SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Humas
Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh
Kevin Doklas Torang NIM 6662101132
KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
iv
gandum dan anggur.”
(Mazmur 4:8)
v
@Chaadicted Mengenai Pesan Akun Twitter Porno. Pembimbing I Iman Mukhroman, S.Sos.,M.Si., dan Pembimbing II Rangga Galura G, Dipl.Ing.,M.Si
Media sosial sebagai sarana komunikasi semakin diperlukan oleh sebagian besar kalangan, terutama remaja yang tidak jarang menggunakannya sebagai sarana aktualisasi diri. Namun media sosial seperti Twitter sendiri memiliki sisi negatif, yaitu keberadaan akun Twitter porno. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi followers remaja @Chaadicted mengenai pesan Twitter porno. Dalam teori Stimulus Organisme Respon menunjukkan bahwa stimulus khusus yang diolah oleh organisme menghasilkan reaksi atau respon tertentu pula. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survei, dengan menggunakan teknik simple random sampling untuk melakukan pengambilan sempel. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 83.100 akun, diolah menggunakan rumus Taro Yamane presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% diperoleh sempel sebanyak 100 akun. Peneliti mengumpulkan informasi dengan cara menyebarkan kuisioner pada followers remaja @Chaadicted. Hasil analisis deskriptif menunjukkan persentasi sebesar 70,8%, menjelaskan bahwa responden menganggap kegiatan yang dilakukan oleh akun Twitter porno adalah hal yang wajar. Proses penyeleksian yang dilakukan responden sampai kepada tahap memperhatikan tweet lama, meluangkan waktu, serta membuat akun alternatif untuk mempermudah pengaksesan Twitter porno. Responden mengorganisasikan pesan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman seks mereka dengan akun Twitter porno. Sementara hasil interpretasi pesan yang timbul membuat responden menganggap bahwa hubungan diluar nikah adalah hal yang umum untuk dilakukan.
vi
Followers of @Chaadicted About The Messages from Twitter Porn Account. Supervisor I Iman Mukhroman, S.Sos.,M.Si., and Superviser II Rangga Galura G, Dipl.Ing.,M.Si
Social Media as communication instrument is very important for the society, especially for the teenagers that use it as self actualization tools. However Twitter itself has the negative side, which is the existence of Twitter porn account. This study was done to see how deep the perception of teenage followers of @Chaadicted about the messages from twitter porn account. Stimulus Organism Response Theory explained that certain stimulus that was prepared by an organism produce some reaction or certain response as well. This study is using the quantitative phenomenological. Survey was the method that used in this study, with simple random sampling technique that helped researcher to decide some appropriate samples. The population was 83.100 accounts that has been processed by Taro Yamane formula, with 10% precision and 90% level of confidence than obtain samples of about 100 accounts. Researcher was collected the information by distribute the questionnaires to teenage followers of @Chaadicted. The analysis of the descriptive show presentation as much as 70,8%, it means that respondents perceive the tweets activities and upload pornographic photos is a common things. Respondents see the older post of porn Twitter accounts, give some extra times to see their post, then made a fake account so they can easily access that porn accounts. Respondents do the organization process based on their cognition and sex experience with porn Twiter accounts. Then the tweet of porn Twitter accounts that respondents see, leads their thought that free sex is a common thing to do.
vii
atas kasih dan penyertaanNya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Persepsi Followers Remaja @Chaadicted Mengenai Pesan Akun Twitter Porno dengan baik adanya. Penulis menyadari begitu banyak rintangan dan hambatan yang penulis harus lewati dalam penyusunan tugas akhir ini, namun hanya kasih Kristus yang memampukan penulis untuk tetap bertahan dan terus berjuang sampai akhir.
Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat sidang untuk mendapat gelar sarjana (S1) Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis sangat bersyukur akan karena ada begitu banyak pihak yang turut mendukung penulis didalam penyelesaian skripsi ini, baik itu melalui dukungan semangat, doa, saran, kritik, dan bimbingan sehingga itu menjadi motivasi bagi penulis didalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada setiap pihak yang terkait, diantaranya: 1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
viii Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Burhanudin M, SE, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik. 6. Bapak Iman Mukhroman S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing I skripsi
yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Rangga G Gumelar, Dipl. Ing., M.Si. selaku dosen pembimbing II skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orang tua penulis Bapak Bernhard Silitonga, dan Ibu Nursiti Sirait, terimakasih atas doa dan dukungan yang tak pernah putus, juga untuk kesabaran memberi dukungan moril dan materil. Semoga kelulusan penulis boleh tetap membanggakan kedua orang tua penulis.
9. Adik penulis Ivan Darma Julianto Silitonga yang selalu mendukung, memberikan semangat, serta mendoakan penulis
10. Keluarga besar Silitonga dan Sirait yang selalu mendoakan penulis dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.
11. Kawan-kawan SMOKER Akbar, Gusti, Hafid, Mulyana, Fachri, Darwis, Lathanza, dan Zahira yang selalu membawa penulis high disaat penulis down, terima kasih.
ix
14. Kawan-kawan FISIP secara khusus kawan-kawan ilmu komunikasi Didon, Aceh, Tompel, Ami, Ida, Dede, dll terima kasih untuk pembelajaran serta pengalaman yang kita lewati bersama. Fadli dan keluarga yang telah memberikan tempat singgah. Kepada Marwan, Oki, Ajeng, Didit, Fika, Yosi, Bia, Wildi, Age, serta Fajar yang telah menemani serta memberikan masukan kepada penulis selama proses pembuatan karya ilmiah ini.
15. Keluarga besar mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA angkatan 2010 juga mahasiswa UNTIRTA lainnya yang mau menerima peneliti sebagai teman, terima kasih atas perkenalan, persahabatan dan pengalaman yang berkesan selama perkuliahan.
16. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan masyarakat pada umumnya.
Jakarta, 4 Juli 2015
x
LEMBAR PERSETUJUAN………... ii
LEMBAR PENGESAHAN……….... iii
MOTTO………. iv
ABSTRAK………. v
ABSTRACT………vi
KATA PENGANTAR………... vii
DAFTAR ISI………. x
DAFTAR TABEL……….. xiii
DAFTAR DIAGRAM………xv
DAFTAR GAMBAR………. xvii
DAFTAR LAMPIRAN………. xviii
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2 Rumusan Masalah ………. 7
1.3 Identifikasi Masalah ………...8
1.4 Batasan Masalah………. 8
1.5 Tujuan Penelitian ………... 9
1.6 Manfaat Penelitian ………. 9
BAB II LANDASAN TEORI……… 10
2.1 Komunikasi Massa ……….10
xi
2.3.1 Akun Twitter Porno ……….15
2.4 Pesan ……….. 16
2.5 Persepsi ……….. 17
2.5.1 Pengertian Persepsi ………..17
2.5.2 Proses Pembentukan Persepsi ………. 21
2.6 Teori S-O-R ………... 21
2.7 Kerangka Berpikir … ……….25
2.8 Oprasionalisasi Variabel ………... 28
2.9 Penelitian Terdahulu ……….. 29
BAB III METODE PENELITIAN……….. 33
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ……… 33
3.2 Teknik Penelitian ………... 34
3.3 Paradigma Penelitian ………. 34
3.4 Instrumen Penelitian ……….. 36
3.5 Sifat Penelitian ………... 39
3.6 Jenis Data ………... 40
3.7 Populasi dan Sampel Penelitian ……… 40
3.7.1 Populasi ……….. 40
3.7.2 Sampel ………. 40
3.7.3 Teknik Penarikan Sampel ………41
xii
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ………47
4.1.1 Gambaran Umum Twitter ………. 47
4.2 Deskripsi Data ………51
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ………..61
4.3.1 Deskripsi Variabel Persepsi (Variabel X) ……….62
4.4 Analisis Deskriptif Data ……….109
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ………. 110
BAB V PENUTUP……… 117
5.1 Kesimpulan ……… 117
5.2 Saran ……….. 118
DAFTAR PUSTAKA ……….. 120
xiii
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ……… .30
Tabel 3.1 Skala Likert ...38
Tabel 3.2 – Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ...45
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ...46
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ...53
Tabel 4.2 Usia Responden ...54
Tabel 4.3 Pekerjaan Responden ...56
Tabel 4.4 Frekuensi Mengakses Akun Twitter Porno...58
Tabel 4.5 Jumlah Akun yang Difollow Responden ...59
Tabel 4.6 Jumlah Tweet yang Diunggah Responden...61
Tabel 4.7 Mean dan Median Variabel X...63
Tabel 4.8 Keinginan 1 ...64
Tabel 4.9 Keinginan 2 ...66
Tabel 4.10 Keinginan 3...68
Tabel 4.11 Ketertarikan 1...70
Tabel 4.12 Ketertarikan 2...72
Tabel 4.13 Ketertarikan 3...74
xiv
Tabel 4.17 Motivasi 4 ...83
Tabel 4.18 Pengetahuan 1 ...85
Tabel 4.19 Pengetahuan 2 ...87
Tabel 4.20 Pengetahuan3...89
Tabel 4.21 Pengalaman 1 ...91
Tabel 4.22 Pengalaman 2...93
Tabel 4.23 Makna 1 ...95
Tabel 4.24 Makna 2 ...97
Tabel 4.25 Makna 3 ...99
Tabel 4.26 Ekspresi 1...101
Tabel 4.27 Ekspresi 2...103
Tabel 4.28 Ekspresi 3...105
Tabel 4.29 Ekspresi 4...107
xv
Diagram 4.2 Usia Responden...55
Diagram 4.3 Pekerjaan Responden ...57
Diagram 4.4 Frekuensi Mengakses Akun Twitter Porno...59
Diagram 4.5 Jumlah Akun Porno yang Difollow ...60
Diagram 4.6 Jumlah Tweet yang Diunggah...62
Diagram 4.8 Keinginan 1 ...66
Diagram 4.9 Keinginan 2 ...68
Diagram 4.10 Keinginan 3 ...70
Diagram 4.11 Ketertarikan 1...72
Diagram 4.12 Ketertarikan 2...74
Diagram 4.13 Ketertarikan 3...76
Diagram 4.14 Motivasi 1 ...78
Diagram 4.15 Motivasi 2 ...80
Diagram 4.16 Motivasi 3 ...82
Diagram 4.17 Motivasi 4 ...84
Diagram 4.18 Pengetahuan 1 ...86
Diagram 4.19 Pengetahuan 2 ...88
xvi
Diagram 4.23 Makna 1 ...96
Diagram 4.24 Makna 2 ...98
Diagram 4.25 Makna 3 ...100
Diagram 4.26 Ekspresi 1...102
Diagram 4.27 Ekspresi 2...104
Diagram 4.28 Ekspresi 3...106
Diagram 4.29 Ekspresi 4...108
xvii
Gambar 2.2 Model S-O-R...23
xviii
1 1.1 Latar Belakang
Dalam proses komunikasi, media adalah salah satu elemen pokok yang
diperlukan agar proses penyampaian pesan dapat berlangsung. Media dapat
dicirikan sebagai perantara yang menghubungkan komunikan dengan
komunikator yang memiliki beberapa klasifikasi tersendiri. Penggunaan media
dapat mempermudah proses penyampaian pesan yang dimaksudkan oleh
komunikator. Media dapat berupa benda atau bahkan pesan itu sendiri, seperti
lisan atau percakapan.1
Setiap saatnya media mengalami perubahan yang cukup signifikan,
munculnya inovasi baru memberikan efisiensi serta kemudahan bagi para
penggunanya. Perkembangan ini didorong oleh penemuan-penemuan baru dalam
bidang teknologi. Berawal dari telepon, kemudian radio dan televisi mulai
memberikan warna baru dalam dunia pertelekomuniasian. Berkembangnya
teknologi serta kebutuhan pasar membuat para pemilik media ikut
mengembangkan sayapnya dalam bisnis media massa itu sendiri. Mulai mencuat
istilah konvergensi media atau pengintegrasian media-media konvensional dengan
media digital/new media.
Kemunculan new media sangat membantu jalannya proses komunikasi. Tentu saja perkembangan tersebut sangat berperan dalam pembentukan proses
komunikasi jarak jauh. Dalam keadaan apapun setiap orang dapat melakukan
percakapan ataupun mengakses informasi sesukanya. Namun, perkembangan ini
tidak serta merta membawa perubahan yang baik bagi para penggunanya. Banyak
dari mereka yang belum mampu mengimbangi perkembangan tersebut secara
baik. Oleh karena itu, manusia sebagai pengguna media dituntut untuk lebih
selektif dalam pemilihan konten-konten yang ditawarkan.
Secara langsung maupun tidak langsung, sadar maupun tidak sadar akan
ada efek yang nantinya ditimbulkan oleh media tersebut. Situasi ini semakin
diperburuk dengan munculnya oknum-oknum yang mencari keuntungan atau
kesenangan semata, tanpa menghiraukan dampak negatif bagi pengguna lainnya.
Misalnya keberadaan situs-situs yang berisikan konten pornografi didalamnya.
Situs yang seharusnya tidak mudah untuk diakses oleh masyarakat ini, kemudian
menjadi konsumsi publik.
Kemudian fenomena akun porno (realava) di Twitter, selanjutnya disebut
realava, yang muncul di awal tahun 2012-an. Pada dasarnya akun realava ini
termasuk dalam golongan akun alternatif atau akun lain yang dimiliki oleh satu
pengguna. Perlu kita ketahui bahwa, tidak selalu kata alternatif ini berkonotasi
negatif. Sebab, esensi dari akun alternatif itu sendiri yaitu sebagai sarana untuk
mengekspresikan sisi lain dari kepribadian sang pengguna. Seperti akun
@Poconggg yang dikelola oleh Arief Muhammad. Tweet yang diunggah oleh
akun ini bersifat humoris yang banyak disukai oleh kaum remaja sekarang.
mengandung pornografi dan berdampak negatif, yang kemudian disebut AlterEgo.
Dalam golongan akun alternatif inilah realava atau akun twitter porno dikenal.
Akun ini tidak segan-segan mengunggah tweet yang berbau pornografi,
bahkan foto bagian tubuhnya untuk dipertontonkan kepada pengguna twitter
lainnya. Tentu saja tidak ada keraguan dalam diri mereka untuk melakukan hal
tersebut, sebab foto yang mereka unggah tidak disertai wajah serta identitas asli
mereka. Namun ada beberapa akun yang rutin mengunggah wajahnya dengan
tagar #JumatRealava. Tidak hanya itu, sebagian dari mereka menyediakan jasa
prostitusi online, seperti phone sex, chat sex, maupun real sex. Dengan sengaja mereka mencantumkan tarif yang bervariasi sesuai dengan jasa yang mereka
tawarkan.
Keberadaan akun twitter porno ini tidak kalah meresahkannya
dibandingkan dengan fenomena situs-situs pornografi. Namun sayangnya belum
ada penanganan yang serius dari Kementerian Komunikasi dan Informasi
(Kemenkominfo) terkait keberadaan akun-akun tersebut.
Seperti yang dilansir oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul
Sembiring, bahwa Kemenkominfo sudah membendung dengan memblokir situs
negatif. Sejauh ini Kemenkominfo sudah memblokir lebih dari 1 juta situs
pornografi. Namun diakui Tifatul, kementeriannya belum mengakses seluruh
situs. Masih banyak konten porno yang tersebar melalui media sosial seperti
Twitter. "Yang penting blokir di dada dan hati."2
Langkah yang dilakukan oleh Kemenkominfo dirasa kurang berpengaruh
dalam hal memblokir akses pornografi yang seharusnya dilakukan secara
keseluruhan. Sebab pemblokiran secara keseluruhan dapat melindungi anak dari
kebobrokan moral, karena pornografi di Indonesia bukan hanya masuk lewat situs
berbasis blog atau website porno saja, melainkan juga melalui jejaring sosial
Twitter. Hal ini dirasa bertambah buruk disaat kita semua tahu bahwa remaja
Indonesia sangat konsumtif akan keberadaan jejaring sosial ini.3
Remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa dimana bahwa
pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan
yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual. Menurut WHO Remaja
adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi4.
Di masa remaja akan ada pembentukan identitas personal yang stabil,
kesadaran yang meliputi perubahan dalam pengalaman dan peran yang mereka
miliki, dan memungkinkan mereka untuk menjembatani masa kanak-kanak yang
telah mereka lewati dan masa dewasa yang akan mereka masuki. Pemahaman
mengenai seksualitas seseorang merupakan bagian dari upaya pembentukan
identitas personal yang stabil, karena dengan mengembangkan sikap yang sehat
mengenai keberadaan diri sebagai makhluk seksual, seseorang juga memahami
nilai-nilai, keyakinan, sikap, dan batasan-batasan yang dimilikinya, dan akan
memampukannya untuk dapat merasa nyaman menjadi dirinya sendiri.5
Pemahaman tentang seksualitas yang dibutuhkan oleh remaja inilah yang
akhirnya mendorong mereka untuk mencari tahu sendiri arti kata seks tersebut.
Namun melihat sistem kebudayaan timur yang berlaku di Indonesia, dirasa sulit
untuk memberikan pendidikan seks sejak dini kepada para anak-anak maupun
remaja. Kata seks dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan, bahkan
sering sekali pandangan negatif mucul disaat pembicaraan tentang seks ini baru
saja dimulai. Padahal pendidikan seks sendiri adalah hal yang sangat penting
untuk diketahui sejak dini, agar nantinya seseorang tidak terjerumus dalam
persepsi yang salah dan bahkan melakukan hal yang menyimpang akibat
kesalahan persepsi tersebut. Minimnya pembekalan tentang seks itulah yang
akhirnya membawa remaja untuk mencari tahu dari sumber yang tidak
seharusnya.
Keingintahuan mereka tentang seks yang tidak mereka dapat dari sekolah
maupun orang tua, akhirnya mereka dapati melalui internet. Namun bukanya
mencari informasi mengenai pedidikan seks, yang ada justru mencari visualisasi
seks itu sendiri. Sebagai remaja yang masih dalam tahap pembentukan jati diri,
dimana pandangan maupun persepsi mereka masih dapat dipengaruhi. Maka tidak
mustahil muncul keinginan dari para remaja yang melihat pornografi tersebut
untuk mencoba dan mengimplikasikan apa yang mereka lihat. Berbekal
pendidikan minim, mencari informasi dari sumber yang salah, dan didukung
dengan rasa ingin tahu yang kuat, akhirnya berdampak pada salah persepsi tentang
hal yang ingin diketahui.
Dalam buku Psikologi Komunikasi karangan Jalaluddin Rakhmat, persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang dieroleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi juga ditentukan faktor
personal dan strukturan. Faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar,
kebutuhan, motif, dan pengetahuan terhadap obyek psikologis.6 Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai
dalam masyarakat.
Seorang remaja yang melihat tweet serta foto porno yang disebarkan oleh
akun realava di Twitter, pasti akan memberikan pengaruh terhadap persepsinya
nanti, entah hal tersebut akan ditafsirkan secara benar ataupun salah. Bisa saja
remaja itu menganggap perilaku tersebut adalah hal yang wajar dilakukan oleh
orang yang sedang dalam masa pubertas seperti dirinya, atau mungkin dia
mempersepsikanya sebagai hal yang hanya boleh dilakukan oleh orang yang telah
diikat oleh hubungan suami istri.
Kesalahan persepsi tentang hal ini pun semakin parah karena didukung
dengan keanehan budaya masyarakat yang ada di Indonesia. Dimana
masyarakatnya berpikiran kolot dengan alasan budaya timur tapi dalam bertindak
mengikuti budaya barat. Seperti para remaja saat ini yang menganggap seks
pranikah sebagai suatu hal yang biasa karena terpengaruh oleh budaya barat yang
melegalkan seks di usia remaja.
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan objek penelitian kepada para
followers akun @Chaadicted yang termasuk kedalam kategori remaja. Penentuan
objek penelitian ini dilakukan atas dasar pengetahuan objek terhadap keberadaan
akun twitter porno. Para followers akun @Chaadicted dirasa cukup kompeten dan
mengetahui keberadaan akun porno/ konten yang telah merambah ke dalam
twitter ini. Dengan alasan ini, peneliti mengharapkan setiap responden yang akan
terpilih dalam penelitian ini benar-benar dapat mendukung berhasilnya penelitian
ini.
Munculnya fenomena akun twitter porno menarik perhatian peneliti untuk
mengetahui Persepsi Followers Remaja @Chaadicted Mengenai Pesan Pada Akun
Twitter Porno. Peneliti ingin mengetahui seperti apakah gambaran yang ada di
masyarakat mengenai pesan pada akun twitter porno ini, khususnya dalam hal
persepsi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
“Sejauhmana persepsi followers remaja akun @Chaadicted mengenai pesan pada
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka identifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Sejauhmana penyeleksian pesan yang dilakukan oleh followers remaja
@Chaadicted mengenai tweet dan foto yang diunggah akun Twitter
porno?
2. Sejauhmana pengorganisasian pesan yang dilakukan oleh followers remaja
@Chaadicted mengenai tweet dan foto yang diunggah oleh akun Twitter
porno?
3. Sejauhmana interpretasi yang timbul setelah para followers remaja
@Chaadicted melihat tweet dan foto yang diunggah oleh akun Twitter
porno?
1.4 Batasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga
dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan
diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang hanya berisikan
uraian situasi/ peristiwa penelitian dan tidak menarik hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi
2. Responden yang dipilih adalah followers akun @Chaadicted yang
termasuk dalam kategori remaja.
3. Penelitian ini hanya ditujukan untuk mengetahui bagaimanakah persepsi
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyeleksian pesan yang dilakukan oleh followers
remaja @Chaadicted mengenai tweet dan foto yang diunggah akun Twitter
porno.
2. Untuk mengetahui pengorganisasian pesan yang dilakukan oleh followers
remaja @Chaadicted mengenai tweet dan foto yang diunggah oleh akun
Twitter porno.
3. Untuk mengetahui interpretasi pesan yang timbul setelah para followers
remaja @Chaadicted melihat tweet dan foto yang diunggah oleh akun
Twitter porno.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan
memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di
lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan
10
2.1 Komunikasi Massa
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin comunis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama.7
Menurut Carl Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication memunculkan istilah science of communication mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas-asas pentrasmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap.8 Pada Hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
Jadi komunikasi dapat dilakukan antar individu yang memiliki kesamaan dalam hal bahasa maupun makna. Komunikasi juga dapat dikatakan sebagai sebuah seni menyampaikan pendapat ataupun pemikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan membentuk opini ataupun sikap sang komunikan.
Pembentukan opini secara luas juga dapat dilakukan melalui media massa atau dapat disebut sebagai proses komunikasi massa. Komunikasi massa menurut
7
Deddy Mulyana.2002.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 41
8
Joseph A. Devito adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ia juga mengatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio, visual, atau audio visual.9
Komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai pesan yang dikomunikasikan menggunakan media massa serta melibatkan sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim secara serentak dan sesaat.
Liliweri sendiri berpendapat, bahwa komunikasi massa sebenarnya sama seperti bentuk komunikasi lainnya, dalam arti memiliki unsur-unsur seperti: sumber (orang), bidang pengalaman, pesan, saluran, gangguan dan hambatan, efek, konteks maupun umpan balik. Sekalipun berbagai pengertian komunikasi telah dikemukakan oleh berbagai kepustakaan, namun demikian secara umum komunikasi massa sebenarnya merupakan suatu proses yang melukiskan komunikator secara profesional menggunakan teknologi pembagi dalam menyebar luaskan pengalaman yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak.10
Komunikasi massa sendiri memiliki suatu unsur yang istimewa, yaitu penggunaan saluran. Teknologi pembagi atau media dengan massa yang disebut saluran itu dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh, misalnya buku, pamflet, majalah, surat kabar, warkat pos, rekaman-rekaman, televisi, gambar-gambar poster, dan bahkan saat ini ditambah lagi dengan
9
Onong Uchjana Effendy.Op.Cit.h. 13
10
komputer serta aplikasinya dengan jaringan telepon serta satelit.11
Dapat disimpulakan bahwa komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media modern yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan, misalnya pembaca surat kabar, pengguna internet, pendengar radio, penonton televisi dan film. Inilah yang mempermudah manusia sebagai makhluk sosial untuk berkomunikasi serta mengumpulkan berbagai informasi sesuai kebutuhannya masing-masing.
2.2 Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa Inggris “teenager” yakni manusia usia 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan.12 Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. WHO juga mendefinisikan remaja adalah suatu masa ketika13:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernyasampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan para aspek sosial-ekonomi yang penuh menjadi keadaan yang relatif lebih mandiri.
11
Ibid. Marhaeni Fajar. 2009. Hal 222
12
Romauli.Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta: Nuha Medika. Hal 48
13
Sedangkan menurut Depkes RI adalah anak yang berusia antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi.
Dari beberapa definisi remaja diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa serta ditandai dengan berkembangnya aspek-aspek fisik, psikis, dan sosial.
2.2.1 Kurun Waktu Masa Remaja
Terdapat batasan usia pada remaja yang difokuskan pada perubahan upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Batasan-batasan ini dibagi menjadi tiga14:
a. Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung ada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.
b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun), masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja mulai
14
mengembangkan kematangan tingkah laku. Belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vaksional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.
c. Masa remaja akhir (19-22 tahun), masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan sense of personal identity.Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.
2.3 Twitter
Twitter merupakan situs jejaring sosial pertemanan yang memungkinkan para penggunanya dapat mendapat relasi dengan mendaftarkan dirinya pada situs tersebut. Twitter adalah jejaring sosial micro-blogging, yang memfasilitasi anda sebagai pengguna, dapat memberikan update (perbaruan) informasi tentang diri anda, bisnis, dan lain sebagainya.15
Twitter bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah berkicau, hal ini sesuai dengan fungsinya situs twitter yang memungkinkan penggunanya untuk mengatakan apa saja yang sedang dilakukan dan dipikirkan untuk diketahui banyak orang.
Teknologi yang melatarbelakangi twitter sendiri berupa teknologi web berbasis Internet Relay Chat (IRC). Pemprograman web interface pada twitter
15
memakai pemprograman Ruby on Rails Framework. Dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008, sebuah pesan ditangani oleh sebuah antrian coding server pada Ruby yang dinamakan Starling. Namun sejak 2009, sistem tersebut telah secara bertahap digantu dengan perangkat lunak yang dinamakan Scala, yaitu sebuah layanan aplikasi pemprograman antarmuka (Application Programming Interface/ API), yang memungkinkan layanan web dan aplikasi lainnya untuk saling berintegrasi dengan twitter.16
Twitter dapat memaksa pengguna menggunakan keterampilannya berfikir singkat dan langsung pada pokok. Keterampilan yang penting adalah dalam berfikir jelas dan berkomunikasi secara efektif.
2.3.1 Akun Twitter Porno
Fenomena akun Twitter porno (realava) ini muncul di awal tahun 2012-an. Pada dasarnya akun realava ini termasuk dalam golongan akun alternatif atau akun lain yang dimiliki oleh satu pengguna.
Perlu kita ketahui bahwa, tidak selalu kata alternatif ini berkonotasi negatif. Sebab, esensi dari akun alternatif itu sendiri yaitu sebagai sarana untuk mengekspresikan sisi lain dari kepribadian sang pengguna. Seperti akun @Poconggg yang dikelola oleh Arief Muhammad. Tweet yang diunggah oleh akun ini bersifat humoris yang banyak disukai oleh kaum remaja sekarang.
Namun seiring berjalannya waktu, banyak akun alternatif dengan genderberbeda bermuculan. Akun ini mengunggahtweet, foto, serta link video yang mengandung pornografi dan berdampak negatif, yang kemudian disebut
16
AlterEgo. Dalam golongan akun alternatif inilah realava atau akun twitter porno dikenal.
Akun ini tidak segan-segan mengunggah tweet yang berbau pornografi, bahkan foto bagian tubuhnya untuk dipertontonkan kepada pengguna twitter lainnya. Tentu saja tidak ada keraguan dalam diri mereka untuk melakukan hal tersebut, sebab foto yang mereka unggah tidak disertai wajah serta identitas asli mereka. Namun ada beberapa akun yang rutin mengunggah wajahnya dengan tagar #JumatRealava. Tidak hanya itu, sebagian dari mereka menyediakan jasa prostitusi online, sepertiphone sex, chat sex,maupunreal sex. Dengan sengaja mereka mencantumkan tarif yang bervariasi sesuai dengan jasa yang mereka tawarkan.
2.4 Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu yang disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat, atau propaganda.17 Pesan-pesan yang didistribusikan dari komunikator kepada komunikan jelas tidak selalu menggunakan kata-kata verbal semata, dimana terkadang terdapat pesan-pesan yang berwujudkan simbol atau lambang (non-verbal).
Jadi pesan adalah setiap pemberitahuan kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang dikirim dari satu orang ke orang lain. Pesan merupakan seperangkat labang bermaka yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa gagasan atau pendapat yang sudah dituangkan dalam satu bentuk
17
komunikasi yang kemudian diteruskan kepada orang lain atau komunikan.
Di Twitter sendiri Update status dinamakan pesan singkat untuk melakukan update terhadap status di twitter. Karena hanya berupa pesan singkat, maka jumlah karakter yang bisa diketik hanya terbatas maksimal 140 karakter.18
2.5 Persepsi
2.5.1 Pengertian Persepsi
Kata persepsi sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Namun apa itu persepsi? Menurut pengertian dari beberapa ahli yang telah disimpulkan secara sederhana yaitu proses pembentukan makna dari stimulus-stimulus yang diberikan baik berupa objek, informasi, peristiwa, dan sebagainya. Untuk memberikan gambaran lebih jelas lagi, berikut pengertian persepsi menurut beberapa ahli.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi dapat memberi makna pada stimuli inderawi (Sensor Stimuli)
Wood menjelaskan persepsi adalah proses aktif dari seleksi, pengorganisasian dan interpretasi terhadap manusia, objek, peristiwa, situasi dan aktifitas. Persepsi merupakan suatu proses yang aktif. Manusia tidak pasif dalam menerima rangsangan.19
Kemampuan manusia untuk aktif dalam menerima rangsangan, memilih dan mengolahnya menjadi sebuah persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal di sekelilingnya pula. Karenanya Sereono dan Bodaken,
18
Widya Hermawan.Op.Cit.h.23
19
juga Pearson dan Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: Seleksi, organisasi, dan interpretasi.20
1. Seleksi
Seleksi adalah proses pemilihan stimulus tertentu, dari sekian banyak stimulus yang diterima oleh individu. Ketika rangsangan-rangsangan bersaing untuk mendapatkan perhatian kita, kita hanya dapat fokus pada salah satu rangsangan saja. Oleh karena itu kita harus menolak rangsangan-rangasangan lainnya.21
Seleksi dipengaruhi oleh sensasi dan atensi. Sensasi atau pengindraan terjadi ketika makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra dalam tubuh memiliki andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia.
Sementara perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek. Perhatian sendiri dibagi menjadi beberapa macam22:
a) Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul secara spontan. Perhatian ini erat hubungannya dengan minat individu. Bila individu telah memiliki minat terhadap suatu objek, maka terhadap objek itu biasanya timbul perhatian yang spontan, secara otomatis perhatian itu akan timbul.
b) Perhatian reflektif, perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya. Dengan
20
Deddy mulyana.Op.cit. h.169
21
Michael Gambel.Communication Works.New York: Random House inc. Hal.53
22
demikian dapat dikatakan bahwa perhatian reflektif akan timbul bila adanya faktor pendorong yang aktif.
c) Perhatian statis, perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama
d) Perhatian dinamis, perhatian yang mudah berubah, mudah berpindah, mudah bergerak dari objek yang satu ke objek yang lain.
Perhatian sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi oleh faktor biologis (lapar, haus dan sebagainya); faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, lelah, penglihatan atau pendengaran kurang sempurna, cacat tubuh dan sebagainya); dan faktor-faktor sosial budaya seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman masa lalu, kebiasaan dan bahkan faktor-faktor psikologis seperti ketertarikan, keinginan, motivasi, pengharapan dan sebagainya.23
Dalam hal ini, penulis ingin menelaah tiga dari keseluruhan faktor yang mempengaruhi perhatian atau atensi yaitu, keinginan, motivasi dan ketertarikan.24 Keinginan dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan bebas, memutuskan, melatih mengendalikan diri, serta bertindak. Kemudian motivasi adalah suatu proses psikologis yang ada dalam diri setiap orang, suatu gaya dorong (inner drives) yang akan menghasilkan perilaku untuk menghasilkan suatu tindakan atau kegiatan.
23
Deddy Mulyana.Op .Cit.h. 169
24
Sementara ketertarikan menurut Brigham merupakan kecenderungan untuk menilai seseorang atau suatu kelompok secara positif, untuk mendekatinya, dan untuk berperilaku secara positif padanya.
2. Organisasi
Wood menjelaskan bahwa seseorang dapat mengorganisasikan persepsinya dengan cara mengolah dan memproses pengalaman serta pengetahuannya dengan menggunakan struktur kognitif atau framework yang dibagun seseorang dengan mengambil informasi tentang lingkungannya.25
Menurut David Krench, pengorganisasian pesan dibagi menjadi dua bagian, yaitu26:
a) Frame of Reference, yaitu kerangka pengetuahan yang dimiliki serta dipengarui dari pendidikan, bacaan, penelitian, dll.
b) Frame of Experience, yaitu berdasarkan pengalaman yang telah dialami serta tak terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya.
3. Interpretasi
Menurut Deddy Mulyana interpretasi adalah inti dari proses berlangsungnya kegiatan persepsi. Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses seleksi serta pengorganisasian pesan menghasilkan pemaknaan serta pembentukan ekspresi terhadap stimulus tersebut.27
25
Julia Wood.Op. Cit. h.42
26
Tiara Prasilia. 2007.Studi Persepsi Resiko Keselamatan Berkendara serta Hubungannya dengan konsep Locus of Control pada Mahasiswa FKM UI yang Mengendarai Motor.Skripsi. Hal.14
27
2.5.1 Proses Pembentukan Persepsi
Gambar 2.1 Skema Pembentukan Persepsi28
Persepsi
Proses pembentukan persepsi dimulai dengan penerimaan rangsangan dari berbagai sumber oleh alat indra yang dimiliki, setelah itu diberikan respon sesuai dengan penilaian dan pemberian arti terhadap rangsangan lain. Kemudian objek penerima menyeleksi dan memilih salah satu rangsangan tersebut untuk menghemat perhatian. Setelah diseleksi, rangsangan diorganisasikan berdasarkan bentuk, sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Setelah rangsangan tersebut diseleksi dan diatur, proses selanjutnya adalah penafsiran. Dikatakan telah terjadi persepsi disaat data atau rangsangan yang diterima telah ditafirkan oleh objek penerima. Sedangkan faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman, dan proses belajar.
2.6 Teori S-O-R (Stimulus - Organisme - Respon)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Stimulus Organisme Respon (S-O-R). Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan
28
efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan yang terlebih dahulu memilih pesan yang diinginkan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal atau simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.29
Menurut stimulus organisme respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara perasaan dan reaksi komunikan. Menurut model ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu pula.30 Maka unsur-unsur dari teori ini adalah Pesan (Stimulus, S), Komunikan (Organisme, O), Efek (Respon, R).
Hovland mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari:
a) Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak, berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme, berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
b) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) dan dimengerti, maka stimulus ini akan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
29
S. Djuarsa Sendjaja.Teori Komunikasi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.159
30
c) Organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk betindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). d) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan,
maka stimulus tersebut mempunyai efek tidakan dari individu tersebut.
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Peran stimulus adalah untuk meyakinkan organisme untuk memberikan perhatian lebih. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.
Hovland, Janis, dan Kelly mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting, yaitu:
a) Perhatian b) Pengertian c) Penerima
Gambar 2.2 Model S-O-R31
31
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya yaitu mengolah dan menerima pesan sehingga terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.32
Maka setelah terjadinya proses-proses di dalam diri komunikan, maka perubahan yang terjadi adalah:
a) Perubahan kognitif, pada perubahan ini pesan ditujukan kepada komunikan, bertujuan hanya untuk mengubah pikiran komunikan.
b) Perubahan afektif, dalam hal ini adapun tujuan komunikator bukan saja hanya untuk diketahi oleh komunikan, melainkan ingin menimbulkan suatu bentuk perasaan tertentu seperti rasa iba, sedih, terharu, gembira, puas, dan lain sebagainya.
c) Perubahan behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Teori S-O-R menurut peneliti sangat cocok digunakan dalam penelitian ini, karena dalam penelitian ini peneliti ingin menelaah persepsi atau respon dari followers remaja akun @Chaadicted sebagai responden yang digunakan dalam penelitian ini.
32
2.7 Kerangka Berpikir
Situs sosial media kini telah menjadi kebutuhan pokok dari masyarakat, terutama masyarakat di kota-kota besar. Twitter misalnya, adalah media sosial yang paling populer saat ini. Kemudahan serta tampilan yang sederhana mampu menarik sebagian pecinta sosial media sebelumnya, facebook, untuk berpindah ke twitter. Pengguna twitter saat ini lebih banyak didominasi oleh kalangan remaja yang memiliki tuntutan tersendiri akan penggunaan sosial media seperti twitter ini. Kebutuhan para pengguna untuk berkomunikasi serta mengekspresikan diri telah terlayani oleh karena keberadaan twiter.
Namun dengan segala hal positif yang ditawarkan, twitter tentu saja dapat memberikan dampak negatif yang mungkin akan mempengaruhi para penggunanya. Terutama kepada para remaja yang masih dalam tahap pembentukan jati diri.
para followers remaja @Chaadicted mengharapkan stimulus khusus yang diberi oleh beberapa akun twitter porno lainnya.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Devidoff menjelaskan bahwa stimulus (S) yang diterima oleh indra akan menjadi sesuatu yang berarti apabila telah diorganisasikan (O) dan diinterpretasikan (R).
Sesuai apa yang menjadi bahan penelitian penulis, maka berdasarkan pendekatan teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon) efek dari komuinikasi yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara perasaan dan reaksi komunikan. Menurut model ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu pula.33
Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak, berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme, berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme dan dimengerti, maka stimulus ini akan dilanjutkan kepada proses berikutnya. Organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk betindak demu stimulus yang telah diterimanya (bersikap). Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan, maka stimulus tersebut mempunyai efek tidakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
33
Berdasarkan paparan diatas, maka ketika akun twitter porno mengunggah tweet serta foto yang berbau pornografi, akan memberikan efek tertentu bagi para pengguna twitter lainnya. Terutama kepada pengguna yang mengikuti (followers) salah satu akun twitter porno, misal followers akun @Chaadicted. Sebab stimulus yang diberikan oleh tiap akun porno adalah stimulus khusus yang memang diharapkan oleh para followersnya.
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Organisme
Followers Remaja @Chaadicted
Stimulus
Tweet dan Foto Akun Twitter Porno
Respond
Persepsi
2.8 Operasionalisasi Variabel
Tabel 2.1 Oprasionalisasi Variabel Penelitian
Sumber: Deddy Mulyana (2005; 168-181)
Variabel Dimensi Indikator Skala
1 2 3 4
Persepsi
1. Seleksi
2. Pengorganisasian
3. Interpretasi
Keinginan Ketertarikan Motivasi
Berdasarkan Pengetahuan Berdasarkan Pengalaman
Pembentukan Makna Pembentukan
Ekspresi
Likert
Likert
2.9 Penelitian Terdahulu
Terdapat tiga penelitian yang dianggap relevan dan ada keterkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Ketiga penelitian terdahulu tersebut adalah "Persepsi Mahasiswa Untirta Mengenai Pesan Pada Akun Twitter SBY" oleh Nuni Kusiah yang dilakukan pada tahun 2013, penelitian tersebut menggunakan motode penelitian kuantitatif dengan memfokuskan pada faktor pembentuk persepsi yang dilakukan oleh Mahasiswa Untirta terhadap pesan pada akun twitter SBY. Persamaan tersebut terletak pada pemilihan variabel terikat yaitu persepsi serta menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Sementara perbedaan terletak pada pemilihan responden serta teori utamanya yaitu Teori Perbedaan Individu(Individual Defference).
Penelitian lain yang dianggap relevan adalah "Situs Porno dan Persepsi Remaja Tentang Seks Pranikah" oleh Hanita Fajriannita Lubis yang dilakukan pada tahun 2010, penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan memfokuskan pada faktor pembentuk persepsi yang dilakukan oleh pelajar SMA di kota Medan terdhadap situs porno di internet. Persamaan tersebut terletak pada pemilihan teori utama yang sama dengan penulis yaitu S-O-R untuk menganalisa perubahan atau pembentukan persepsi khalayak. Sementara perbedaannya terletak pada objek penelitian dimana penelitian tersebut memilih situs porno sebagai objek. Sementara penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih kepada persepsi follower akun twitter porno mengenai tweet atau foto yang diunggah oleh akun porno tersebut.
XL Super Ampuh Versi Tukul Arwana "Ndeso" oleh Reni Tri Arini pada tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif yang mana juga diterapkan oleh penulis. Persamaan lainnya terdapat pada pemilihan variabel penelitian, yaitu persepsi. Adapun perbedaan terdapat pada pemilihan objek penelitian dan teori yang digunakan Penelitian ini menggunakan Cognitive Response Theory, sementara penulis menggunakan teori S-O-R untuk menelaah persepsi objek penelitian.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti Noni Kusiah Hanita Fajriannita Lubis Reni Tri Arini
untuk ikut berperan, dalam artian
memberikan tanggapan tertentu.
porno. Tetapi
pengaksesan situs porno ini membuat mayoritas objek ingin melakukan apa yang
33 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Metodologi dibentuk dari kata ”metodes” (cara, teknik, atau prosedur) dan “logos” (ilmu). Jadi metodologi riset merupakan suatu pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode riset. Sedangkan metode merupakan suatu
prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang
sistematik.34
Penelitian persepsi remaja dalam hal ini followers remaja @chaadicted
mengenai pesan pada akun twitter porno ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Riset kuantitatif menggambarkan atau menjelaskan masalah yang
hasilnya dapat digeneralisasikan, dengan demikian tidak terlalu mementingkan
kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data
sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh
populasi.35
Secara sederhana, ciri-ciri penelitian kuantitatif menurut Wallace (1973)
adalah penelitian yang :
1 Melibatkan lima komponen informasi ilmiah, yaitu teori, hipotesis,
observasi, generalisasi empiris, dan penerimaan atau penolakan
hipotesis
2. Mengandalkan adanya populasi dan teknik penarikan sampel.
3. Menggunakan kuisioner untuk pengumpulan datanya.
34
Rakhmat Kriyanto, 2008.Teknik Praktis Riset Komunikasi Cetakan KetigaJakarta: Kencana Prenada Media Group. hal. 49.
35
4. Mengemukakan variabel-variabel penelitian dalam analisis datanya.
5. Berupaya menghasilkan kesimpulan secara umum, baik yang berlaku
untuk populasi dan/atau sampel yang diteliti
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki pusat
permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti, kemudian peneliti
mendefinisikan serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas dan
mudah dimengerti. Setelah masalah penelitian diformulasikan, maka didesain
rancangan penelitian yaitu desain, model penelitian. Desain ini nantinya menuntun
pelaksana penelitian secara keseluruhan mulai dari awal hingga akhir penelitian.36
3.2 Teknik Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik survey, teknik penelitian
survey merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan
terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh
jawaban yang diperoleh penulis dicatat, diolah, dan dianalisis.37 Pertanyaan terstruktur/sistematis tersebut dikenal dengan istilah kuesioner.
3.3 Paradigma Penelitian
Metode penelitian kuantitatif mengkaji teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Peneliti diharuskan melakukan penelitian sesuai data yang ada di lapangan. Oleh
sebab itu, paradigma yang untuk penelitian ini adalah paradigma positivistik.
36
Ibid., h.68.
37
Sebab pardigma positivistik bersifat mengukur segala sesuatu atau gejala secara
positif atau pasti sehingga dapat dikuantifikasikan.38
Paham ini dirintis oleh seorang filsuf asal Prancis bernama Auguste Comte
pada abad ke 19. Auguste Comte lahir pada tanggal 19 Januari di Montepllier,
Prancis bagian selatan, pada tahun 1789 dan meninggal dunia di kota Paris, 5
September tahun 1857. Ayahnya adalah seorang Katolik taat dan termasuk kaun
'royalis' yang menentang revolusi. Pada saat ia berusia 14 tahun Conte
menyatakan diri bahwa secara alamiah ia berhenti percaya pada Tuhan dan
menjadi seorang 'republikan.'
Paradigma positivistik (fakta sosial) menganggap realitas itu sebagai
sesuatu yang empiris atau benar-benar nyata dan dapat diobservasi. Dalam
meneliti, peneliti dan obyek yang diteliti bersifat independen dan saling tidak
berinteraksi. Cara menelitinya bisa dengan percobaan atau manipulasi sehingga
dapat dikontrol obyektivitasnya. Menurut positivistik, fenomena sosial dipahami
dari perspektif luar berdasarkan teori-teori yang ada. Maka dalam pandangan
positivistik:
1. Realitas adalah fenomena yang keberadaannya ditentukan oleh fenomena
lain,
2. Realitas sosial dapat diklasifikasikan dan keberadaannya dapat
digambarkan dalam sebuah simbol dengan atribut tertentu
38
3.4 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan penguuran terhadap fenomena
sosial maupun alam, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu
alat ukur yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulan data.39
Instrument penelitian sendiri merupakan sebuah alat ukur untuk mengukur
data dilapangan. Alat ukur adalah alat bantu yang menentukan bagaimana dan apa
yang harus dilakukan dalam mengumpulkan data. Dengan demikian, alat ukur ini
sangat penting untuk mencari data dengan cara membatasi kebenaran dan
ketepatan hingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan ketetapan dari data
dilapangan, sehingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan masalah dengan
tidak meluas.40
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah Kuisioner (Angket). Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi
oleh responden. Disebut juga angket. Tujuan penyebaran adalah mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden.41 Menurut
Sugiyono kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.42
39
Ibid.,h.102
40
Rahmat Kriyantono.Op.Cit.h. 94
41
Ibid. Hal.97
42
Topik dari penelitian ini adalah mencari tahu bagaimana persepsi followers
remaja @Chaadicted mengenai pesan pada akun twitter dewasa. Untuk membuat
instrumen yang baik dalam penelitian ini dibutuhkan populasi yang pernah
melihat postingan atau tweet dari akun twitter dewasa. Para followers salah satu
akun dewasalah yang sudah pasti mengetahui tentang keberadaan akun twitter ini.
Kuisioner yang akan dibuat peneliti berisi tentang pernyataan sesuai
dengan objek penelitian yang nantinya akan disebarkan kepada responden yang
telah ditentuan. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja
yang aktif dalam menggunakan twitter, namun yang diambil sebagai sampel yang
memiliki kriteria tertentu yaitu menjadi followers dari akun twitter @Chaadicted dan individu yang akan menjadi responden telah ditentukan melaui sampel.
Pembobotan skor kuisioner menggunakan skala likert. Menurut sugiyono,
skala likert adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk
mengisi skala likert dalam instrumen penelitian telah disediakan alternatif
jawaban dari setiap butir pertanyaan dan responden dapat memilih satu dari
jawaban yang sesuai. Setiap butir bernilai 1 sampai 4 disesuaikan dengna
alternatif-altenatif jawaban yang dilihih dari masing-masing pernyataan.43Peneliti menggunakan skala likert 4 pilihan dengan menghilangkan pilihan netral
(ragu-ragu) untuk menghindari kecenderungan responden yang bersikap netral, hal ini
dilakukan oleh peneliti agar mendapat informasi yang pasti.
Keempat penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut:
43
Tabel 3.1 Skala Likert
Untuk menilai hasil kuisioner digunakan rumus rentang skala yang
dijelaskan oleh Riduwan44: Rentang Skala =
=
Maka skala penilaian nilai rata-rata untuk jawaban hasil kuisioner adalah:
1,00 - 1,75 = sangat tidak baik/ sangat rendah
1,76 - 2,50 = tidak baik/ rendah
2,51 - 3,25 = baik/ tinggi
3,26 - 4,00 = sangat baik/ sangat tinggi
Seluruh pernyataan yang diajukan penulis kepada responden melalui
kuisioner bersifat positif. Dari presentasi hasil jawaban yang diberikan oleh
respponden dengan melakukan perhitungan analisis deskriptif maka penulis dapat
menyimpulkan apakah persepsi followers remaja @Chaadicted mengenai pesan
pada akun twitter dewasa.
44
Riduwan. 2009.Metode & Teknik Penyusunan Proposal Penelitian.Bandung: Alfabeta. Hal.132
Pilihan Skor
SS (Sangat Setuju) 4
S (Setuju) 3
TS (Tidak Setuju) 2
STS (Sangat Tidak Setuju) 1
Nilai tertinggi - Nilai terendah Nilai tertinggi
4 – 1 4
3.5 Sifat Penelitian
Penulis menggunaan metode deskriptif kuantitatif dimana penulis
mencoba untuk memaparan dan menafsirkan data yang ada untuk memperoleh
gambaran secara sistematis mengenai persepsi followers remaja @Chaadicted
mengenai pesan pada akun twitter dewasa.
Secara harfiah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat
gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak
mengadakan akumulasi data besar belaka.45
Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk:46
1. Mengumpulan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada
2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi atau praktek yang
berlaku membuat perbandingan atau evaluasi
3. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan
rencana mereka dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Adapun metode deskriptif kuantitatif yang dipilih dalam penelitian hanya
ingin melukiskan keadaan yang sebenarnya tanpa bermaksud untuk mencari
hubungan ataupun menguji hipotesis, dan juga metode ini mampu mengumpulkan
informasi yang akurat secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.47
45
Jalaludin Rakhmat. 2004.Metode Penelitian Komunikasi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.24-25
46
Ibid.h. 24-25
47
3.6 Jenis Data
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan data primer sebagai
sumber data yang dipakai. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber
data yang pertama atau tangan pertama di lapangan. Data perimer pada penelitian
ini didapat dari hasl kuisioner yang disebarkan kepada responden penelitian yaitu
followers akun @Chaadicted yang tergolong dalam golongan remaja.
3.7 Populasi dan Sampel Penelitian
3.7.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kuantitas atau karakter tertentu yang ditetapkan oelh penulis
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.48
Pengertian lainnya bahwa populasi adalah semua unit yang menjadi
objek penelitian. Menurut Sudjana totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu
dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang dipelajari
sifat-sifatnya dinamakan populasi.49
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh followers akun
@Chaadicted sebanyak 83.100 akun. Dikerenakan setiap followers akun
twitter dewasa, seperti followers @Chaadicted memiliki pengetahuan
mengenai keberadaan akun twitter dewasa.
3.7.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen tertentu dari sebuah
48
Kriyanto.Op.Cit.h.61
49
populasi. Dalam menentukan sampel digunakan metodologi sampling yang
representatif. Metode sampling yang representatif pada dasarnya menyangkut
masalah serta memiliki ciri-ciri yang terdapat dalam sampel yang terbatas
tersebut, serta dapat mewakili keadaan sebenarnya dalam keseluruhan
populasi. Realitanya, seorang peneliti tidak akan dapat menjamin bahwa
sampelnya benar-benar representatif, namun paling tidak sesuai dengan
prosedur yang ditentukan oleh metode sampling yang dipilih.50
3.7.3 Teknik Penarikan Sampel
Pada penelitan ini peneliti menggunakan metode simple random sampling, dalam teknik ini, sampel dipilih secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk
dipilih sebagai sempel penelitian51Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya
mengambil sampel yang memenuhi syarat-syarat tertentu saja, yaitu followers
akun @Chaadicted yang tergolong dalam usia remaja.
Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan populasi followers
@Chaadicted.yang berjumlah 83.100 akun dan kemudian ditarik menjadi
sampel. Untuk menghitung ukuran sampel maka digunakan rumus Taro
Yamane dengan presentasi kesalahan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%.
Rumus Yamane ini digunakan untuk popilasi yang besar serta didapat dari
pandangan proporsi populasi. Rumus Yamane:
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
d = Presisi (Sampling Error)
Sehingga :
Analisis data dimaksudkan untuk menganalisis seluruh data yang telah
terkumpul dari responden atau sumber lain yang terkumpul. Setelah data terkupul
maka dilakukan pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk dianalisis.
Dalam penelitian ini teknik pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti
adalah:
1 Pengeditan (Editing)
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang
diperlukan terhadap data penelitian, yaitu untuk memudahkan proses
pemberian kode dan pemprosesan data melalui teknik statistic.52
52
Pengendalian dilakukan sebagai upaya menghindari kesalahan, pengecekan
kelengkapan, pengisian lembaran atau relevansi jawaban dari angket.
2 Pemberian Kode (Coding)
Pemberian kode adalah proses identifikasi data penelitian ke dalam
score numeric atau karakter simbol-simbol tertentu.53 Teknik coding ini dilakukan sebelum atau sesudah pengisian angket dan proses pemberian
kode untuk memudahkan pada saat memasukan ke dalam sistem program
komputer.
3 Tabulasi
Tabulasi adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk
table-tabel.54 Dalam tabulasi ini keseluruhan hasil kuisioner dijumlahkan dan dicari nilainya dengan menggunakan table fekuensi sebagai dasar untuk
menganalisis data. Pada penelitian ini menggunakan skala likert sebagai metode pengukuran, skalalikertdigunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seeorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
4 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan variabel. Dala analisis deskriptif ini perhitungan yang
digunakan untuk mengetahui tingkat persentase skor jawaban dari variabel
yang ditentukan adalah dengan rumus:
h.166
53
Ibid. h.166
54