• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY MENGGUNAKAN TEKNIK BACAAN RUMPANG DI KELAS IVA SD NEGERI KARANGDADAP - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY MENGGUNAKAN TEKNIK BACAAN RUMPANG DI KELAS IVA SD NEGERI KARANGDADAP - repository perpustakaan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1) Percaya Diri

a) Pengertian Percaya Diri

Menurut Utsman (2005: 31) percaya diri adalah berkaitan dengan perasaan bahagia yang dirasakan oleh anak, dan kebahagian itu sendiri terletak pada perasaan aman dan tenang. Rasa percaya diri yang dimiliki oleh seseorang dapat juga dikategorikan sebagai sehatnya jiwa orang tersebut, yang didefinisikan oleh para pakar kejiwaan sebagai keseimbangan antara berbagai anggota kejiwaan yang berbeda, disertai dengan kemampuan untuk menghadapi berbagai krisis kejiwaan yang dihadapi manusia sehari-hari, dan dia mempunyai perasaan bahagia yang positif serta perasaan puas.

Menurut Gutmann (Benninga, 1991: 4) “definition moral education is a concious effort shared by parent, society, and professional educators to help

shape the character of less well educated people”.

Menurut Aunillah (2011: 60) percaya diri merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk membangun karakter percaya diri pada peserta didik:

1) Memberi pujian atas setiap pencapaiannya.

(2)

2) Mengajari peserta didik untuk bertanggung jawab.

Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan cara menugaskan peserta didik untuk menjadi pembawa acara, pimpinan rapat di kelas, dan lain sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan ini akan memberikan rasa tangggung jawab pada diri siswa untuk bersedia menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.

3) Mengajari peserta didik agar bersikap ramah dan senang membantu orang lain. Untuk mengajari peserta didik seperti itu, guru harus selalu ramah terhadap siapa pun sekaligus senantiasa tersenyum kepadanya. Guru juga harus menjadikan segala rutinitas hariannya menjadi menyenangkan.

4) Mengubah kesalahan menjadi “bahan baku” demi kemajuan.

Saat peserta didik melakukan kesalahan, guru harus tetap fokus pada kemajuan yang telah dicapainya, bukan pada kesalahan atau pun kegagalan yang dialaminya.

5) Jangan menegur didepan banyak teman

Guru harus lebih berhati-hati atas setiap hal yang diungkapkan tentang peserta didik. Sebab apabila guru keliru dalam memperlakukannya, maka rasa percaya dirinya justru akan menurun.

6) Mendukung sesuatu yang menjadi minat peserta didik.

Dukungan tidak hanya akan membangun rasa percaya dirinya, tetapi juga akan meningkatkan kadar kreativitasnya.

7) Tidak memanjakan peserta didik.

(3)

Berdasarkan pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sosok yang percaya diri cenderung bisa melawan tantangan hidup yang ada dengan berbuat sesuatu yang bijak dan profesional dengan mengendalikan berbagai perasaan dan emosi seseorang dalam mengantisipasi suatu tindakan dan emosi untuk mencapai tujuan tertentu.

b) Ciri-ciri Percaya Diri

Menurut Lina dan Klara (2010: 16) ciri-ciri individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proposional, antara lain:

a. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan.

b. Tidak terdorong untuk menunjukan sikap menyesuaikan diri demi diterima oleh orang lain atau kelompok lain.

c. Berani menerima dan menanggapi penolakan orang lain serta berani menjadi diri sendiri.

d. Mempunyai pengendalian diri yang baik, dan emosionalnya stabil.

e. Memiliki internal locus of control yakni, memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain.

f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi di luar dirinya.

(4)

c) Ciri-ciri tidak Percaya Diri

Menurut Lina dan Klara (2010: 16) ciri-ciri individu yang tidak mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, antara lain :

a. Berusaha menunjukan sikap konfirmasi, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.

b. Menyimpan rasa takut atau kekhawatiran terhadap penolakan.

c. Sulit menerima realita diri, terlebih menerima kekurangan diri dan memandang rendah kemampuan diri sendiri, namun di lain pihak memasang harapan tidak realistis terhadap diri sendiri.

d. Pesimis, mudah menilai sesuatu dari sisi negatif.

e. Takut gagal, sehingga menghindari resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil.

f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus karena menilai rendah diri sendiri.

g. Selalu menempatkan atau memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai diri sendiri tidak mampu.

h. Mempunyai extrenal locus of control yakni, mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan atau penerimaan serta bantuan orang lain.

d) Indikator percaya diri di sekolah dasar

Menurut Mustari (2011: 69) kisi-kisi indikator percaya diri Antara lain: 1. Berani menyatakan berpendapat.

(5)

3. Harus yakin dan tidak ragu-ragu akan tindakan yang dipilihnya. 4. Jangan mancontek pekerjaan orang lain.

Sedangkan dari pengertian percaya diri diatas dapat disimpulkan indikator percaya diri dalam proses pembelajaran, mencakup beberapa indikator seperti berikut ini:

1. Siswa mampu percaya kepada kemampuan diri sendiri. 2 Siswa berani tampil dihadapan banyak orang.

3 Berani mengungkapkan pendapatnya. 4 Tanggung jawab dengan tugas-tugasnya e) Faktor yang mempengaruhi Percaya Diri

Menurut Utsman (2005: 31-36) faktor–faktor yang mempengaruhi percaya diri anak antara lain sebagai berikut :

a. Pengalaman anak, berbagai pengalaman yang dilalui seorang anak dalam kehidupan mempengaruhi kepribadian anak.

b. Kurang terpenuhinya kebutuhan moril seperti rasa cinta dan kasih sayang. c. Kurang terpenuhinya kebutuhan materiil atau fisik anak.

d. Sifat malu, sifat malu mempunyai pengaruh besar terhadap kepribadian anak. e. Tidak adanya rasa aman dan tidak ada ketenangan, sikap tidak ingin bergaul

dengan anak lain dan rasa khawatir. f) Dampak tidak Percaya Diri

(6)

a. Ketika anak kehilangan rasa percaya diri, maka dia mudah untuk terombang-ambing, dan selalu merasa bahwa orang-orang selalu mengawasi dan melecehkannya.

b. Mempunyai perasaan rendah diri, tidak setara dengan yang lain, selalu ragu, dan malu.

c. Tidak mempunyai keberanian untuk menghadapi manusia. d. Mempunyai kecenderungan untuk bersembunyi.

e. Mengucilkan diri sendiri dari lingkungan.

f. Mempunyai perasaan bahwa kemampuan dan potensi diri sendiri rendah. g. Selalu bergantung pada orang tua, saudara-saudara atau teman.

h. Mempunyai rasa khawatir akan kegagalan dalam melakukan suatu tugas, sekecil apapun tugas itu selalu menghantui. Akibatnya selalu lari dari tanggung jawab.

i. Tidak mampu menghadapi problema yang menghadang hidup.

j. Langsung mengundurkan diri dari berbagai macam pekerjaan atau tugas. k. Cara berpikir serta tingkah laku selalu dikontrol oleh imajinasi dan

fantasinya.

(7)

2) Kemampuan Membaca a. Pengertian Membaca

Menurut Tarigan (2008: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Membaca dapat juga diartikan sebagai suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri maupun orang lain. Membaca juga sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang tertulis.

Sedangkan menurut Frost dan Rowland (1969:398), salah satu cara untuk menikmati bacaan adalah dengan membacanya. Frost dan Rowland menyatakan bahwa:

”one of the important determinants of whether children will enjoy reading is the way in which they have been taught how to read. teachers are influencing children's attitudes in this respect from the very first day that they start to teach reading skills”.

menurut Frost dan Rowland (1969: 395). mengembangkan kebiasaan membaca pada anak dapat dilakukan dengan cara menyediakan bahan bacaan yang disukai dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Frost and rowland menyatakan bahwa:

(8)

Menurut Resmini dan Juanda (2007: 73-74) Membaca adalah kegiatan yang sering kita lakukan, membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan. Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan terpadu yang mencakup beberapa kegiatan, seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Membaca merupakan proses yang sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbahasa.

Iser (1984:31) mengungkapkan bahwa interaction between text and reader is central to the reading of every literary work is the interaction between its structure and its recipient. Therefore an exclusive concentration on either the author’s techniques or the reader’s phychology will tell us little about the reading process itself. This is not to deny the vital importance of each of the two poles, yet separate analysis would anly be conclusive if the relationship were that of transmitter and receiver, for this would presuppose a common code, ensuring accurate communication since the message would only be treveling one way. In literary works, however, the message is the transmitted in two ways, in that the reader receives it by composing it.

(9)

Jadi membaca pada hakekatnya membaca adalah suatu kegiatan yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir agar dapat terjadi interaksi antara pembaca dan teks bacaan. Membaca juga sebagai sarana komunikasi dengan diri sendiri maupun orang lain.

b. Tujuan Membaca

Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting. Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.

Menurut Rahim (2008:11) tujuan dari membaca yaitu mencakup: 1. Kesenangan.

2. Menyempurnakan membaca nyaring. 3. Menggunakan strategi tertentu.

4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik.

5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya. 6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis.

7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi.

8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks.

(10)

Ketika kita membaca suatu bacaan, tujuan yang kita peroleh bukan hanya untuk mencari kata atau gambar namun untuk mengidentifikasi dan memahami makna dari bacaan tersebut seefisien mungkin guna memperoleh informasi yang berguna untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Jenis - jenis membaca

Menurut Resmini (2008: 80-82) jenis – jenis membaca meliputi:

1) Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan umumnya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca.

2) Membaca memindai disebut juga membaca tatap (scanning) merupakan kegiatan membaca yang sangat cepat untuk memperoleh informasi tertentu dari bahan bacaannya.

3) Membaca layap atau membaca sekilas (skimming) adalah membaca yang membuat mata kita bergerak cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mengetahui isi umum atau bagian dalam suatu bacaan.

(11)

5) Membaca nyaring atau membaca bersuara keras merupakan kegiatan membaca yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menyimak.

6) Membaca dalam hati merupakan jenis kegiatan membaca yang berbeda dengan membaca nyaring tetapi memiliki kesamaan tujuan dalam mendalami materi yang terdapat dalam bacaan.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca

Menurut Lamb dan Arnold dalam (Rahim, 2008: 16-30), faktor-faktor yang mempengaruhi membaca permulaan ialah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis.

- Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca.

- Faktor intelektual yaitu suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat. - Faktor lingkungan mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca siswa. - Faktor psikologis mencakup: motivasi, minat, kematangan sosial, ekonomi, dan

penyesuaian diri. 3) Membaca Pemahaman

a. Pengertian membaca pemahaman

(12)

seharusnya dikuasai siswa. Membaca pemahaman memerlukan konsentrasi yang tinggi.

Salah satu kunci memahami suatu bacaan adalah dengan menentukan ide pokok sampai kalimat penjelas sampai ke hal-hal yang secara rinci. Hal ini dilakukan secara lambat dan berulang-ulang agar pesan yang tertulis merasuk ke dalam otak dan hati.

Menurut Gray (1956:7) “Reading with understanding a passange in the vernacular. the passage set should be self-contained, so that it conveys a complete meaning. The subject matter of the passage should be within the understanding and experience of the candidate. The language used should be in the idiom familiar to the candidate”

Menurut Santosa (2008: 3.20) membaca pemahaman merupakan lanjutan dari membaca dalam hati. Membaca pemahaman diberikan mulai di kelas III, membaca tanpa suara dengan tujuan untuk memahami isi bacaan. Untuk mengetahui pemahaman siswa, dapat dilakukan dengan menugasi siwa untuk menceritakan isi bacaan atau dengan mengajukan pertanyaan.

Sedangkan menurut Resmini dan Juanda (2007: 80) membaca pemahaman adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca.

(13)

kemampuan bahasanya melainkan mampu dalam bernalar, berkreativitas dan penghayatan tentang nilai-nilai moral. Namun semua bergantung pada guru yang menyelenggarakan proses belajar mengajar di kelas.

Melalui pengertian diatas, pengajaran membaca pemahaman dapat membuka dunia baru bagi siswa, yaitu dunia buku dan dunia pengetahuan. Melalui pengajaran membaca pemahaman, guru juga memberikan kepada siswa kemungkinan untuk menjelajahi dunia pengetahuan yang sangat luas. Peranan ini akan bertambah besar karena di masa depan sebagian besar informasi disampaikan melalui tulisan.

b. Prinsip-prinsip membaca pemahaman

Menurut Mc Laughlin & Allen ( Rahim, 2008: 3), prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini:

- Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial

- Keseimbangan kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman

- Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar siswa - Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif

dalam proses membaca

- Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna

(14)

- Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca

- Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman - Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan

- Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman

4) Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)

a. Pengertian Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)

Menurut Brady (1947:7) “A models of teaching is defined as a blueprint which can be used to guide the preparation for and implementation of teaching.

Any model selected for teaching will reflect in a dynamic way the values and

perceptions of the selector”.

Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

(15)

Penggunaan metode two stay two stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan

juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, metode

pembelajaran two stay two stray siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dan

dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar

mengajar. Pada dasarnya kembali pada hakekat keterampilan berbahasa yang

menjadi satu kesatuan yaitu membaca, berbicara, menulis dan menyimak. Ketika

siswa menjelaskan materi yang dibahas oleh kelompoknya, maka tentu siswa

yang berkunjung tersebut melakukan kegiatan menyimak atas apa yang di

jelaskan oleh temannya. Ketika siswa kembali ke kelompoknya, siswa

menjelaskan materi apa yang di dapat dari kelompok yang dikunjungi. Siswa

yang kembali tersebut menjelaskan materi yang di dapat dari kelompok lain,

siswa yang bertugas menjaga rumah menyimak hal yang dijelaskan oleh

temannya.

(16)

Menurut Borich (2011: 365) ada komponen-komponen penting yang harus dipahami ketika merencanakan suatu kegiatan dalam pembelajaran kooperatif. Komponen kegiatan dalam pembelajaran kooperatif harus benar-benar diperhatikan agar sesuai dengan tujuan belajar yang akan dicapai dan lebih mengefisienkan waktu sehingga tidak banyak yang terbuang percuma. Keempat komponen tersebut, antara lain seperti yang dikemukakan oleh Borich (2011: 365) di bawah ini:

In planning a cooperative learning activity, you need to decide on the followings : 1) The types of interactions you will have with your students; 2) The types of interactions your students will have with one another; 3) The tasks and materials you will select; 4) The role expectations and responsibilities you will assign.

Keberhasilan belajar siswa akan tercapai apabila terjadi interaksi multi arah antara guru dengan siswa atau siswa yang satu dengan siswa yang lain, sudah dapat berjalan dengan baik. Pemilihan bahan dan sumber belajar yang sesuai dengan materi ajar dan tingkat pemahaman siswa serta hal-hal yang menjadi aturan untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif yang jika dirumuskan dengan jelas dan mudah dipahami maka tujuan belajar pun akan dapat dicapai dengan optimal.

b. Langkah-Langkah Metode Two Stay Two Stray

Menurut Suprijono (2010, 83) langkah-langkah two stay two stray sebagai berikut:

(17)

2. Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan tugas yang harus mereka diskusikan jawabannya.

3. Setelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.

4. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja kelompok dan informasi mereka ke tamu mereka.

5. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

6. Kelompok semula memcocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Two Stay Two Stray

Menurut Safa’at (2012:4) kelebihan dari metode two stay two stray, yaitu:

a. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan

b. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna

c. Lebih berorientasi pada keaktifan siswa.

d. Siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya

e. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.

f. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.

g. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

Sedangkan kekurangan dari metode two stay two stray yaitu:

a. Membutuhkan waktu yang lama

(18)

c. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan

d. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

Untuk mengatasi kekurangan dari metode two stay two stray ini, maka sebelum pembelajaran guru terlebih dahulu mempersiapkan dan membentuk

kelompok-kelompok belajar. Berdasarkan kemampuan akademis tinggi,

kemampuan sedang dan rendah. Pembentukan kelompok memberikan

kesempatan untuk saling membantu, mengajar dan saling mendukung sehingga

memudahkan pengelolaan kelas.

5) Teknik Bacaan Rumpang

a. Pengertian Teknik Bacaan Rumpang

Menurut Damaianti (Sulastri, 1995:71) “The cloze procedure as a method of intercepting a message from transmitter (writer or speaker), mutilating it’s

language pattern by deleting parts, and so administering it to receivers (readers

and listeners) that their attempts to make patterns whole again yield a

considerable number of cloze units”

(19)

kata-kata yang sistematis, ada variasi cara penghilangan yang juga dapat ditempuh. Yaitu dengan cara tidak sistematis. Misalnya setiap kata benda, kerja, sifat, atau semua kata tugas.

Langkah-langkah teknik bacaan rumpang

1. Guru dapat menyiapkan bacaan sebelumnya di rumah. Dari teks yang lengkap itu, kalimat pertama dan terakhir dibiarkan tetap utuh. Hanya kalimat ke-2 dan seterusnyalah yang boleh dihilangkan secara otomatis, misalnya berjarak interval 8-10 kata atau setiap kata ke-8 dihilangkan. Semakin dekat jarak kata yang dihilangkan, semakin sulit siswa menerka isi bacaan.

2. Siswa membaca dan menerka isi bacaan yang telah dirumpangkan dengan seksama dan teliti.

3. Guru dan siswa membahas secara bersama-sama. b. Manfaat Teknik Bacaan Rumpang

Menurut Nurgiyantoro (2001: 185) teknik bacaan rumpang bukan hanya dapat mengukur tingkat pemahaman pembaca namun juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesulitan teks atau menilai tingkat kesulitan teks, tingkat keterbacaan suatu wacana.

(20)

pengetahuan linguistik siswa. Hal ini sangat berguna untuk menentukan tingkat instruksional yang tepat bagi murid-muridnya.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari teknik bacaan rumpangyaitu untuk meningkatkan membaca pemahaman, tingkat keterbacaan wacana serta menilai tingkat kesulitan teks bacaan.

c. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Bacaan Rumpang

Menurut Kamidjan (1996:72) suatu alat ukur tertentu memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan teknik ini meliputi adanya pola interaksi antara pembaca dan penulis, menilai keterbacaan sekaligus keterampilan membaca, teknik ini merupakan alat tes yang bersifat fleksibel dan singkat serta dapat menjangkau jumlah pembaca yang banyak, dapat juga digunakan sebagai alat untuk mengajar di kelas yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan dan melatih siswa untuk berpikir kritis terhadap bacaan. Sedangkan kelemahannya validitas keunggulan pemahaman kurang, pembaca belum tentu mengatasi kepemahaman dari wacana tersebut.

6) Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Teknik Bacaan Rumpang Pada Bahasa Indonesia

(21)

Salah satunya teknik bacaan rumpang. Teknik ini dapat digunakan guru untuk melatih dan mengukur tingkat pemahaman membaca siswa terhadap wacana yang dibacanya. Dengan cara siswa memikirkan dan mencari kata-kata yang tepat untuk mengisi bagian paragraf yang belum lengkap atau rumpang.

Setiap siswa memiliki tingkat penguasaan kosa kata berbeda-beda. Maka dari itu teknik bacaan rumpang ini akan dipadukan dengan metode pembelajaan two stay two stray. Dimana metode two stay two stray ini siswa di ajak untuk

bergotong royong dan berdiskusi secara kelompok untuk melengkapi teks yang

telah dirumpangkan menggunakan teknik bacaan rumpang. Penggunaan metode

two stay two stray akan mengarahkan siswa untuk lebih aktif, baik dalam

berdiskusi kelompok, tanya jawab, menjelaskan dan juga menyimak materi yang

dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan metode two stay two stray

dikarena melalui metode ini dapat meningkatkan percaya diri siswa. Metode ini

juga terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas, siswa dapat saling

bekerjasama dengan teman sekelompoknya, sehingga siswa dapat saling bertukar

informasi dan kosa kata yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut. Karena

setiap siswa tentunya memiliki penguasaan kosakata dan pemahaman yang

berbeda-beda. Guru juga dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit

diatur saat proses belajar mengajar, juga dapat meningkatkan percaya diri siswa

pada saat pembelajaran berlangsung.

Setelah diskusi kelompok selesai, dua anggota kelompok tersebut

meninggalkan kelompoknya dan bertamu kekelompok lain. Dua siswa yang

(22)

informasi yang ada ke tamu mereka. Kemudian dua kelompok yang telah selesai

melaksanakan tugasnya untuk bertamu, mereka kembali kekelompok asal dan

mencocokan serta membahas hasil kerja mereka. Kemudian setiap kelompok

membacakan teks yang telah utuh serta temuannya dalam diskusi kelas.

7) Pengertian Bahasa Indonesia

Menurut Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007) bahasa memiliki peran dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain.

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib diajarkan di Sekolah Dasar di wilayah Indonesia. pembelajaran Bahasa Indonesia penting diajarkan mengacu pada tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

c. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan spiritual, moral, emosional, dan sosial.

(23)

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

Menurut Santosa (2008: 1.2) pengertian bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni, sistematik, mana suka, ajar, manusiawi, dan komunikatif. Disebut sistematik karena bahasa diatur oleh sistem. Setiap bahasa mengandung dua sistem, yaitu sistem bunyi dan sistem makna. Bunyi merupakan suatu yang bersifat fisik yang dapat ditangkap oleh panca indra kita.

Menurut Nasucha (2011:1) Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh elemen bangsa. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tulis.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting saat ini karena dengan bahasa kita dapat menyampaikan hal-hal yang ingin disampaikan atau dituju. Pembelajaran bahasa juga sangat penting diterapkan di sekolah dasar terutama bahasa Indonesia karena dengan bahasa dapat digunakan sebagai alat pemersatu suatu suku bangsa di Indonesia. Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar yaitu baik secara lisan maupun tulis serta dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berbagai aspek bahasa.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

(24)

telah berhasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran two stay two stray dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil analisis dapat dilihat peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 20%. Hasil belajar IPA juga menunjukkan peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 25,8%. Peningkatan nilai rata-rata-rata-rata pada setiap siklusnya yang berdampak positif terhadap ketuntasan belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran membaca di SD diselenggarakan dalam rangka mengembangkan kemampuan membaca. Pada dasarnya setiap guru menginginkan materi pembelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Namun tiap siswa juga memiliki daya kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan. Perbedaan ini bisa dilihat dari seberapa jauh siswa menguasai materi. Ada siswa yang cepat dalam menguasai materi, ada juga siswa yang dapat menguasai materi tetapi dalam waktu yang lama. Hal ini dikarenakan waktu yang tersedia untuk menguasai materi yang sama pada tiap siswa berbeda-beda.

(25)

Secara skematis, kerangka berpikir dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 skema kerangka berpikir D. Hipotesis Tindakan

Gambar

Gambar 2.1 skema kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, hal tersebut sangatlah menarik apabila dilakukan studi yang mendalam tentang persepsi pertanian terhadap pelaksanaan program UPSUS PAJALE khususnya di

Objek yang diteliti adalah jenis Amfibi dari ordo Anura yang teramati di Blok Perlindungan dan Blok Pemanfaatan Tahura Wan Abdul Rachman.. Pengamatan ini dilakukan 3 kali ulangan

dibongkar adalah pelapisan geologi pemikiran Islam yang ter (di) bentuk secara historis, berlapis-lapis dan berlangsung lama, Arkoun menyebutnya sebagai “ortodoksi.” Sebab

Namun pada putusan bawaslu terhadap sengketa verifikasi Partai Bulan Bintang merupakan sengketa verifikasi partai politik peserta pemilu yang dilihat dari segi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan rata-rata siswa kelas VII SMP Kanisius Muntilan yang terbiasa menulis buku harian adalah 66,95 (cukup), (2) kemampuan rata-rata

Nilai koefisien regresi untuk va- riabel pekerjaan berlebih (X3) yaitu -0,349, artinya pengaruh pekerjaan berlebih terhadap ki- nerja karyawan adalah negatif,

Dalam pembuatan berbagai produk, PT Tong Tji Tea Indonesia menggunakan bahan baku berupa pucuk daun teh hijau dan pucuk daun teh hitam. Pemilihan pucuk daun teh sebagai bahan

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatNya, dapat menyelesaikan skrispi ini dengan judul Analisis Kapasitas Saluran Drainase di kampus I Universitas