• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem

Sumatera 2020

Dalam RTR Pulau Sumater

a

(2)

Progress

Legalisasi

RTR

Pulau

Sumatera

Konsepsi

Tujuan, Kebijakan, Dan

Strategi Rtr Pulau Sumatera

Muatan RTR Pulau Sumatera terhadap

Peta Jalan Menuju Penyelamatan

Ekosistem Sumatera (al: RIMBA)

dalam RTR Pulau Sumatera

2

1

2

3

(3)

a. Kesepakatan 10 Gubernur Di Pulau Sumatera (Oktober

2009-Februari 2010) dan Kesepakatan 17 Esselon I Tim Pelaksana

BKPRN (Mei – Agustus 2010).

b. Penyampaian Raperpres RTR Pulau Sumatera dari Menteri PU

kepada Presiden dengan tembusan Menteri Koordinator

Perekonomian dan Sekretariat Kabinet RI (Oktober 2010).

c. Sidang BKPRN Tingkat Kementerian (25 Januari 2011)

d. Pembahasan harmonisasi dengan Setkab RI (Februari – Juni

2011)

e. Diperkirakan 1 (satu) s.d. 2 (dua) Bulan Raperpres RTR Pulau

Sumatera dapat di

Legalisasi

1. Progress Legalisasi Raperpres RTR Pulau

Sumatera

(4)

ISU-ISU STRATEGIS

PENGEMBANGAN

WILAYAH

PULAU/KEPULAUAN :

a. …..

b. …..

c. …..

S

W

O

T

TUJUAN PENGEMBANGAN

WILAYAH

PULAU/KEPULAUAN:

a. …..

b. …..

c. …..

KEBIJAKAN

STRATEGI

STRATEGI OPERASIONALISASI PERWUJUDAN STRUKTUR DAN

POLA RUANG NASIONAL

Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan

Kebijakan Pembangunan Nasional: - RPJP/RPJMN - RTRWN - Sektor/Bidang Isu Global: - Perubahan Iklim - Krisis pangan - Krisis energi

(5)

123

45

6789

Data Spasial Tematik Ekosistem Penting

(salah satu Pertimbangan dalam RTR

Pulau Sumatera)

Sebaran Tutupan Hutan Alami. Kawasan Kunci Keanekaragaman

Hayati

Kawasan penting bagi Burung Sebaran Badak Sumatera Sebaran Gajah Sumatera Sebaran Orangutan Sumatera

Sebaran Harimau Sumatera DAS Kritis

Sebaran Lahan Gambut di Sumatera

Masukan

Terhadap

RTR

Pulau

Sumatera

(6)

KETENTUAN UMUM

KEDUDUKAN, PERAN, DAN FUNGSI PENATAAN RUANG

TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

STRATEGI OPERASIONALISASI PERWUJUDAN (SOP)

STRUKTUR RUANG

Sistem Perkotaan Nas

Sistem Jar Transportasi Nas

Sistem Jar Energi, Telekom, SDA

POLA RUANG

Kaw Lindung Nas

Kaw Budidaya Nas

Fungsional Kaw Perkotaan

Fungsional Jar. Jalan Nas

Fungsional Jar Jalur Kereta Api

Fungsional Jar ASDP

Fungsional Pelabuhan

Fungsional Bandar Udara

Fungsional Jar. Energi

Fungsional Jar Telekomunikasi

Fungsional Wilayah Sungai

Fungsional Kaw Lindung Nas.

Fungsional Kaw Andalan

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG: INDIKASI PROGRAM UTAMA 5 TAHUNAN

ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

(S I S T E M)

I

N

D

I

V

I

D

U

KOORDINASI DAN PENGAWASAN

(7)

1. terwujudnya pusat pertumbuhan berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan

secara seimbang di Bagian Barat dan Bagian Timur Pulau Sumatera;

2. terciptanya kemandirian energi dan lumbung energi;

3. terciptanya swasembada dan lumbung pangan nasional;

4. terwujudnya kawasan pariwisata berdaya saing internasional di wilayah Bagian Barat

dan Bagian Timur Sumatera;

5. terwujudnya pusat industri pengolahan berbasis daya saing global;

6. terwujudnya kelestarian kawasan lindung dan kawasan berfungsi lindung bervegetasi

hutan paling sedikit 40 (empat puluh) persen;

7. terwujudnya kelestarian kawasan yang memiliki keanekaragaman

hayati hutan tropis basah

;

8. terkendalinya perkembangan kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, dan

kawasan rawan bencana;

9. terwujudnya kawasan perkotaan di pesisir Timur dan pesisir Barat Pulau Sumatera

sebagai pusat pertumbuhan baru;

10. terwujudnya akses pelayanan infrastruktur antarkawasan perkotaan, pusat

pertumbuhan dengan bandar udara dan pelabuhan laut, serta wilayah yang terisolasi

dengan memperhatikan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana alam; dan

11. terciptanya percepatan pengembangan kawasan perbatasan negara sebagai beranda

depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan negara India, Thailand,

Malaysia, Singapura, dan Vietnam dengan memperhatikan keharmonisan aspek

kedaulatan, pertahanan dan keamanan (

security

) negara, kesejahteraan masyarakat

(

prosperity

), dan kelestarian lingkungan hidup (

sustainability

).

(8)

TUJUAN 7:

pelestarian dan pengembangan

keanekaragaman hayati hutan tropis basah

antarkawasan berfungsi konservasi

pengembangan penghubung

KEBIJAKAN 1:

KEBIJAKAN 2:

STRATEGI:

STRATEGI:

Terwujudnya

Kelestarian Kawasan Keanekaragaman Hayati Hutan Tropis Basah

1. melestarikan kawasan konservasi keanekaragaman hayati hutan tropis basah; dan

2. mengembangkan pusat penelitian keanekaragaman hayati hutan tropis basah dunia.

1. menetapkan koridor ekosistem kawasan suaka alam dan pelestarian alam;

2. mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan budidaya yang dilintasi koridor ekosistem

3. melarang keberadaan dan pengembangan kawasan permukiman yang dilintasi koridor ekosistem;

(9)

Aspek yang diakomodasi dalam RTR Pulau Sumatera yaitu :

1.Ekologis (kawasan lindung)

,

2.Ekonomi (kawasan budidaya),

3.Sosial (permukiman)

,

Melalui:

(i)

Penetapan kawasan berfungsi lindung seluas 40% dari luasan pulau,

baik berupa:

a) Hutan konservasi (32,2%) maupun

b) Hutan

lindung

sebagai

bagian

Jaringan

ekosistem

(7.8%),

keduanya sekaligus berfungsi sebagai habitat bagi ekosistem penting

Sumatera (ekosistem gajah, harimau, orang utan, burung, badak,)

keanekaragaman hayati kunci, daerah aliran sungai, lahan gambut.

(ii) Prinsip pembangunan berkelanjutan :

1. Pengembangan kawasan budidaya yang berbasis sumberdaya

alam (40,1%)

2. Penetapan koridor penghubung berfungsi lindung antar kawasan

konservasi dengan fungsi

untuk

memberikan

akses

beraktifitas bagi ekosistem penting di atas, bagian dari jaringan

ekosistem (19,5%).

(10)

Pengaturan

spesifik

dalam

RTR

Pulau

Sumatera

terhadap

koridor

penghubung antar kawasan konservasi ini adalah sebagai berikut:

1. Mengendalikan

pemanfaatan ruang

kawasan budidaya yang

dilintasi koridor

penghubung;

2. Melarang keberadaan

dan pengembangan

kawasan permukiman

yang dilintasi koridor

penghubung;

3. Mengembangkan

infrastruktur hijau yang

dilintasi koridor

(11)

Kawasan Koridor Ekosistem Penting RIMBA

(Riau-Jambi-Sumatera Barat)

Koridor kawasan koridor RIMBA ini terdiri dari

1. kawasan hutan konservasi (TN Kerinci Seblat, TN Berbak, CA Maninjau

Utara, CA Pangean, CA Bukit Bungkuk, CA Cempaka, SM Bukit Rimbang

Baling, dan TWA Sungai Bengkal),

2. Hutan lindung, dan

3. koridor penghubungnya (hutan lindung dan kawasan budidaya).

Pengelolaan kawasan koridor RIMBA :

Salah satu rencana aksi dari

Rencana Jalan Penyelamatan Ekosistem

Sumatera

Kawasan RIMBA ini meliputi :

1. 18 kabupaten/kota dalam 3 provinsi (Riau, Jambi, dan Sumatera Barat),

dengan luas lebih dari 4 juta hektar.

2. Kawasan konservasi (suaka alam, cagar alam,dan taman nasional) = 1,2 jt hektar,

Hutan lindung = 0,61 juta hektar

Hutan produksi = 1,3 juta

Budidaya lainnya = 0,85 juta hektar

(12)

Strategi Operasionalisasi Perwujudan kawasan Rimba:

Strategi operasionalisasi perwujudan

kawasan lindung lainnya

pada Pasal

47 pasal 7 point b:

mempertahankan, melestarikan, dan

mengembangkan kawasan koridor bagi

jenis satwa yang dilindungi serta

mengendalikan

pengembangan

kegiatan budi daya yang dilintasi

koridor ekosistem antara lain:

Koridor RIMBA

(Riau-Jambi-Sumatera Barat) yang menghubungkan Suaka

Margasatwa Bukit Rimbang-Bukit Baling, Cagar Alam Batang Pangean I-Cagar Alam

Batang Pangean II, Taman Nasional Kerinci Seblat, Suaka Margasatwa Bukit Tiga Puluh,

Taman Nasional Berbak, Cagar Alam Maninjau Utara, Cagar Alam Bukit Bungkuk, Cagar

Alam Cempaka, dan Taman Wisata Alam Sungai Bengkal sebagai koridor satwa Gajah,

Harimau, dan Burung;

(13)

Strategi Operasionalisasi Perwujudan Pelestarian Kawasan Lindung Nasional

No

.

Nama Kawasan

Lindung

Strategi Operasionalisasi

1. Suaka Margasatwa

Bukit Rimbang-Bukit

Baling (Riau)

a. Melestarikan kawasan bagi habitat

Harimau Sumatera

dan

orang

utan

b. Mereboisasi/merestorasi secara bertahap seluruh kawasan yang rusak

dengan vegetasi alaminya/ekosistem aslinya

c. Memberikan insentif-disinsentif bagi kegiatan budi daya komersial

untuk merelokasi kegiatannya ke luar kawasan lindung

d. Merelokasi dengan segera kegiatan-kegiatan budi daya komersial

(Hutan Tanaman Industri dan Perkebunan Besar) yang berlokasi pada

lahan yang berkemiringan lebih besar atau sama dengan 40% (empat

puluh persen)

2. Cagar Alam Batang

Pangean

I

(Sumatera Barat)

a. Melestarikan kawasan bagi habitat Harimau Sumatera

b. Mengembangkan fasilitas pendukung kegiatan penelitian

c. Mempertahankan bentuk bentang alam kawasan

d. Mempertahankan luasan dan tutupan vegetasi

e. Menata kembali kawasan kampung beserta akses tradisional

masyarakat adat/lokal yang berada di zone penyangga dengan tidak

mengurangi fungsi lindung kawasan

f. Menetapkan kawasan-kawasan penyangga di sekitar kawasan cagar

alam

(14)

Strategi Operasionalisasi Perwujudan Pelestarian Kawasan Lindung Nasional

No.

Nama Kawasan

Lindung

Strategi Operasionalisasi

3.

Taman Nasional Kerinci Seblat

1. Mempertahankan luasan kawasan taman nasional serta tutupan dan jenis vegetasi alami serta merestorasi kawasan yang rusak sesuai dengan ekosistem aslinya

2. Merelokasi dengan segera kegiatan-kegiatan budi daya komersial (Hutan Tanaman Industri dan Perkebunan Besar) yang berlokasi pada lahan yang berkemiringan lebih besar atau sama dengan 40% (empat puluh persen)

3. Melestarikan habitatbadak, Harimau Sumatera, dan gajah

4. Memanfaatkan zona pemanfaatan bagi kegiatan pariwisata alam dan rekreasi, penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan, pendidikan dan atau kegiatan penunjang budidaya

5. Memelihara zona rimba untuk melindungi area inti dari dampak negatif kegiatan masyarakat 6. Menata kembali kawasan kampung beserta akses tradisional masyarakat adat/lokal yang berada

di zone penyangga dengan tidak mengurangi fungsi lindung kawasan taman nasional 7. Mempertahankan bentuk bentang alam kawasan taman nasional

8. Mendorong peran serta masyarakat untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari jasa lingkungan sebagai upaya pelestarian kawasan taman nasional

4. Cagar Alam Bukit Bungkuk

1. Melestarikan kawasan bagi habitat gajah dan Harimau Sumatera

2. Mempertahankan luasan tutupan dan jenis vegetasi alami dan merestorasi kawasan yang rusak sesuai dengan ekosistem aslinya

3. Mengembangkan fasilitas pendukung kegiatan penelitian 4. Mempertahankan bentuk bentang alam kawasan cagar alam 5. Mempertahankan luasan dan tutupan vegetasi

6. Mengendalikan perluasan permukiman masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan cagar alam

7. Menetapkan kawasan-kawasan penyangga di sekitar kawasan cagar alam

8. Mendorong peran serta masyarakat untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari jasa lingkungan sebagai upaya pelestarian kawasan cagar alam

(15)

INDIKASI PROGRAM UTAMA SUMBER PENDANAAN (*) INSTANSI PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN

I

II

III

IV

2010-2014 2015-2019 2020-2024 2025-2027

Pengembangan Pengelolaan Kawasan Konservasi

Suaka Margasatwa

Bukit Rimbang-Bukit

Baling

Kementerian

Kehutanan

Cagar

Alam

Pangean I

Kementerian

Kehutanan

Taman

Nasional

Kerinci Seblat

Kementerian

Kehutanan

Cagar Alam Bukit

Bungkuk

Kementerian

Kehutanan

(16)

Kawasan Kawasan Lindung

Fungsi Strategi

Operasionalisasi/Program Tahapan 5 Tahunan Instansi

Pelak sana Sumber Biaya I (2010-2014) II (2015-2019) III (2020-2024) V (2025-2027) Taman Nasional Kerinci Seblat

Taman Nasional Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan Lindung Nasional

…… ……. …….. …….. ……. …….. ……. ……….. ……….. ………… ………… ………… ………… ………… 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Rehabilitasi Taman Nasionalyang telah terdegradasi a. merestorasi kawasan yang rusak sesuai dengan ekosistem aslinya

b. Merelokasi dengan segera kegiatan-kegiatan budi daya komersial (Hutan Tanaman Industri dan Perkebunan Besar) yang berlokasi pada lahan yang

berkemiringan lebih besar atau sama dengan 40% (empat puluh persen)

c. Melestarikan habitat

badak, Harimau Sumatera, dan gajah

d. Memanfaatkan zona pemanfaatan bagi kegiatan pariwisata alam dan rekreasi, penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan,

RTRWN

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Sebelumnya kalian telah mempelajari grafik fungsi kuadrat. Daerah Sebelumnya kalian telah mempelajari grafik fungsi kuadrat. Daerah grafik fungsi kuadrat berupa

Hari ini anda akan meninggalkan kota Paris untuk perjalanan dengan pemandangan yang indah disepanjang pedesaan area Champagne, yang terkenal di dunia sebagai

Strategi guru dalam membelajarkan matematika pada materi lingkaran kepada anak tunagrahita di SLB Muhammadiyah Cepu adalah strategi guru dalam membelajarkan

Membuat resume buku- yang terkait dengan situasi dan kondisi Arab sebelum Islam, serta tatanan masyarakat baru yang terbentuk dari masa Nabi hingga Abd.. Diskusi

Anggota genus Aspergillus memiliki karakter makromorfologis yaitu bentuk koloni bulat dengan tepian koloni yang meruncing dan memiliki tekstur seperti kapas (Gambar

Model kedua terdiri dari lima komponen Collage digambarkan dengan empat komponen seperti model pertama ditambah satu komponen kelima dari model rancangan pada gambar-5 dan

Sikap petani responden penerima pinjaman dana BLM-PUAP terhadap Program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) adalah negatif.. Program PUAP (Pengembangan Usaha

1) Pengendalian umum, komputer-komputer yang digunakan oleh para pegawai di Koperasi dipasang (install) antivirus untuk pencegahan virus yang dapat menghilangkan