Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | B - 71
Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi
Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya,
Makassar
Umi Kalsum(1), Syahriana Syam(2)
(1) Prodi Pengembangan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (2) Prodi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Abstrak
Di kawasan periferi terjadi percampuran antara stuktur lahan perdesaan dan perkotaan. Perkembangan daerah periferi ditandai dengan adanya perubahan fungsi lahan, dari lahan pertanian menjadi non-pertanian dari tahun ke tahun. Perubahan fungsi lahan menyebabkan pertumbuhan jumlah penduduk, sehingga tingkat kebutuhan fasilitas permukiman semakin meningkat pula. Karena itu diperlukan perencanaan penyediaan fasilitas permukiman di kawasan periferi untuk memudahkan masyarakat beraktifitas. Tujuan dari perencanaan ini: (1) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan alih fungsi lahan di Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Makassar melalui komparasi lahan dengan menggunakan aplikasi Google Earth tahun 2003, 2006, 2009, dan 2012 serta data perubahan jumlah penduduk pada tahun yang sama; (2) untuk meng-identifikasi ketersediaan fasilitas permukiman yang ada Kelurahan Sudiang Raya sesuai dengan standar perumahan permukiman; dan (3) membuat arahan perencanaan yang menjadi bahan pertimbangan oleh pemerintah kota Makassar untuk menyediakan kekurangan fasilitas permukiman di kawasan periferi khususnya di Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
Kata-kunci : periferi, fungsi lahan, fasilitas, perencanaan
Pengantar
Bertambahnya penduduk dalam suatu kota selalu diikuti dengan peningkatan kebutuhan lahan. Kondisi perkotaan yang telah padat bangunan dan tidak dapat lagi menampung kegiatan penduduk, menyebabkan terjadinya pengembangan wilayah di daerah-daerah sekitar kota. Seiring dengan pertambahan jumlah pen-duduk dan perkembangan struktur pereko-nomian, kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian cenderung meningkat. Kecenderungan tersebut menyebabkan alih fungsi lahan per-tanian sulit dihindari.
Kota Makassar memiliki total populasi sebanyak 1.339.374 penduduk (Makassar dalam Angka, 2011). Sekitar 29% pertumbuhan penduduk di
area periferi. Di area periferi ke arah Timur (Kawasan Tamalenrea, Biringkanaya), 221.224 jiwa dengan pertumbuhan populasi 2,30%, dan di area periferi ke arah Selatan (Kawasan Tamalate), 154.464 jiwa dengan pertumbuhan populasi 2,08%. Dalam penelitian Wunas dan Natalia (2011) dinyatakan bahwa pertumbuhan populasi di area periferi lebih besar diban-dingkan dengan pertumbuhan populasi Ma-kassar (1,63%).
Dengan pertumbuhan populasi yang kian me-ningkat, penggunaan lahan juga mulai terusik. Lahan yang semula difungsikan sebagai lahan pertanian (bercocok tanam), berangsur-angsur berubah menjadi kawasan pemukiman dan industri. Perubahan alih fungsi lahan ini, diikuti dengan penyediaan fasilitas pubik bagi
ma-syarakat. Daerah periferi Kecamatan Biring-kanaya Kelurahan Sudiang Raya, perubahan alih fungsi lahan menjadi permukiman juga diikuti dengan penyediaan fasilitas publik untuk masya-rakat setempat seperti fasilitas per-ibadatan, pendidikan, dan kesehatan. Untuk itu diperlukan perencanaan fasilitas publik di atas bagi masya-rakat yang tinggal di daerah periferi tersebut.
Metode
Metode yang digunakan yaitu metode kompa-rasi. Komparasi peta yang diperoleh dari Google Earth pada tahun 2003, 2006, 2009, dan 2012 serta komparasi data perubahan jumlah pendu-duk pada tahun yang sama. Metode ini untuk menganalisis faktor alih fungsi lahan. Sedangkan untuk membahas kebutuhan fasilitas yaitu de-ngan menghitung dan membandingkan jumlah fasilitas yang telah ada dengan fasilitas publik sesuai standar jumlah peduduk pendukung. Metode Pengumpulan Data
a. Data sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari instansi-instansi pemerintah seperti: Kantor Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, Bantuan sofware google earth dan arcgis, peraturan-peraturan dan informasi lain yang relevan dengan penelitian
b. Data primer
Penelitian di lapangan untuk mendapatkan data fenomena daerah penelitian yang dilakukan antara lain: observasi; penggalian fenomena lapangan obyek penelitian; men-data men-data primer, pemetaan aktivitas lingku-ngan penelitian.
Lokasi
Wilayah penelitian berada di kawasan periferi Kelurahan Sudiang Raya Makassar degan letak astronomis 119032’13, Bujur Timur dan
5006’29,40’’ Lintang Selatan dengan luas wilayah
8,78 km2 dengan batasan wilayah sebagai
berikut :
a. Utara: Kelurahan Pai dan Kelurahan Sudiang
b. Timur: Kabupaten Maros c. Selatan: Kelurahan Paccerakang d. Barat: Kel. Paccerakkang dan Kel. Daya
Gambar 1. Peta Administrasi Kelurahan Sudiang Raya
Makassar
Analisis
1. Analisis Faktor Alih Fungsi Lahan
a. Kependudukan (pertambahan jumlah
penduduk)
Pertambahan jumlah penduduk dari ta-hun ke tata-hun telah meningkatkan per-mintaan tanah seperti perper-mintaan tanah untuk perumahan dan permukiman sehingga menimbulkan luas area dan persentase lahan pertanian menjadi berkurang akibat terjadinya alih fungsi lahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Perubahan Alih Fungsi Lahan dan Jumlah
Penduduk Fungsi Lahan Jumlah Penduduk (jiwa) Tahun Luas Area (Ha) 26.784 2003 15,08
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | B - 73 dan Permukiman 29.199 43.087 2009 2013 20,05 25,63 Pertanian 26.784 28.092 29.199 43.087 2003 2006 2009 2013 43,18 42,57 38,21 32,62 Sumber: data BPS dan Software Arcgis Terkait Luas Area, 2013
b. Kebutuhan Lahan Untuk Kegiatan Non Pertanian
Kebutuhan lahan untuk kegiatan non-pertanian seperti pembangunan peru-mahan dan permukiman yang memer-lukan lahan yang luas, sebagian besar diantaranya berasal dari lahan pertanian sehingga terjadinya alih fungsi lahan tidak dapat dihindari. Kebutuhan lahan untuk kegiatan non-pertanian dari tahun ke tahun seperti pembangunan peru-mahan dan permukiman terus menga-lami peningkatan dan mengakibatkan luas area pertanian menjadi berkurang (Gambar 2 s/d 5).
Gambar 2. Peta Kondisi Lahan Kelurahan Sudiang
Raya Tahun 2003
Gambar 3. Peta Kondisi Lahan Kelurahan Sudiang
Raya Tahun 2006
Gambar 4. Peta Kondisi Lahan Kelurahan Sudiang
Raya Tahun 2009
Gambar 5. Peta Kondisi Lahan Kelurahan Sudiang
2. Analisis Kebutuhan Fasilitas
Dalam suatu lingkungan kelurahan, sangat dibutuhkan ketersediaan fasilitas publik yang mudah dijangkau oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan jumlah fasilitas pub-lik sesuai standar jumlah peduduk pendu-kung di kelurahan Sudiang Raya Makassar:
Tabel 2. Tabel Ketersediaan Fasilitas Publik Kelurahan
Sudiang Raya
Jenis Sarana dan Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Peduduk Pendukung (jiwa) Fasilitas Yang Tersedia (unit) Pendidikan/ 43.087 TK SD SMP SMA 1.250 1.600 4.800 4.800 14 4 1 2 Kesehatan / 43.087 Puskesmas Posyandu Praktek Dok. Apotik BPS 120.000 30.000 5 000 30.000 30.000 1 10 5 5 1 Peribadatan/ 43.087 Mesjid 2.500 14
Tabel 3. Tabel KeKurangan Fasilitas Publik Kelurahan
Sudiang Raya
Jenis Sarana Kekurangan Fasilitas (unit) Pendidikan TK SD SMP SMA 21 19 8 7 Kesehatan Puskesmas Posyandu Praktek Dokter Apotik BPS - 25 4 - - Peribadatan Mesjid 3
Gambar 6. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas
Per-ibadatan Kelurahan Sudiang Raya
Gambar 7. Peta Wilayah JangkauannFasilitas
Pendidikan (TK)
Gambar 8. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | B - 75
Gambar 9. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas
Pendidikan SMP
Gambar 10. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas
Pendidikan (SMA)
Gambar 11. Peta Wilayah Jangkauan Fasilitas
Kesehatan (Posyandu)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan, maka disimpulkan bahwa:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Kelurahan Sudiang raya di-antaranya:
a. Kependudukan (pertambahan jumlah penduduk)
b. Kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian
2. Terdapat ketidaksesuaian (kekurangan) sebagian jumlah fasilitas yang terdapat di Kelurahan Sudiang Raya diantaranya:
a. Fasilitas Pendidikan (TK,SD, dan SMA) b. Fasilitas Kesehatan (Posyandu dan
Praktek Dokter)
c. Fasilitas Peribadatan (Mesjid)
3. Arahan perencanaan yang dilakukan, yaitu: a. Arahan perencanaan terhadap alih
fungsi lahan yang terdiri atas dua arahan perencanaan, yaitu:
1) Memperkecil dan mengendalikan peluang terjadinya konversi lahan 2) Memberlakukan instrumen
pengen-dalian konversi lahan
b. Arahan perencanaan terhadap fasilitas publik, yaitu:
1) Perencanaan fasilitas pendidikan (TK,SD, dan SMA)
2) Perencanaan fasilitas kesehatan (Posyandu dan Praktek Dokter) 3) Perencanaan fasilitas peribadatan
(Mesjid)
Daftar Pustaka
Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc.
Deri Prahayu. (2008). Makalah Urbanisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Kemenpera RI (2010). Petunjuk Teknis Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri.
SNI 03-1733-2004. (2004). Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.