• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Umum

Pesawat angkat atau alat pengangkat merupakan salah satu jenis peralatan yang bekerja secara periodik untuk mengangkat dan memindahkan suatu barang yang mempunyai beban diluar kapasitas manusia.

Overhead travelling crane atau crane jalan merupakan salah satu jenis alat pengangkat yang banyak digunakan pada sebuah industri, dalam mendukung suatu pekerjaan sehingga waktu yang dibutuhkan dapat lebih efiektif dan efisien. Penggunaan jenis crane bervariatif sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya dari industri yaitu : konstruksi bangunan gedung, industri pesawat terbang, industri kereta api, industri otomotif, industri manufaktur alat berat dan banyak industri lainnya.

Dengan demikian crane dapat didefinisikan sebagai salah satu jenis alat pengangkat yang mampu mengangkat dan memindahkan suatu barang yang banyak digunakan dalam sebuah industri, sehingga memudahkan dalam suatu proses pekerjaan. Jenis crane dapat dikelompokkan menjadi :

1. Crane Stasioner yang dapat berputar (Stationery Rotary Crane), yang pada umumnya merupakan crane tetap dengan tiang miring yang berputar pada sumbu vertikal suatu meja / landasan.

(2)

Gambar 2.1 Crane berlengan Gambar 2.2 Crane Jib dinding ( Pustaka 5, hal 374 ) ( Pustaka 5, hal 374 )

Gambar 2.3 Crane pilar tetap Gambar 2.4 Crane meja berputar

( Pustaka 5, hal 376 ) ( Pustaka 5, hal 376 )

2. Crane yang bergerak pada rel (Cranes traveling on rails), umumnya terdiri dari crane kantilever dan monorel (yang berputar atau tidak) yang bergerak lurus pada suatu jalur khusus (rail).

(3)

Gambar 2.5 Crane kantilever dengan lengan putar bawah ( Pustaka 5, hal 379 )

Gambar 2.6 Crane yang dipasang dilangit-langit ( Pustaka 5, hal 379 )

Gambar 2.7 Tower Crane ( Pustaka 1, hal 187 )

3. Crane tipe Jembatan (Bridge-type cranes), terdiri dari crane yang berjalan pada jembatan gelagar-rangka dan bergerak pada jalur rel yang dibentangkan sepanjang ruangan ataupun ditempat terbuka.

(4)

Gambar 2.8 Crane berpalang tunggal untuk gerakan overhead ( Pustaka 5, hal 385 )

Gambar 2.9 Crane berpalang ganda untuk gerakan overhead ( Pustaka 5, hal 386 )

Gambar 2.10 Crane berpalang ( Pustaka 5, hal 386 )

(5)

Gambar 2.11 Crane semi gantry ( Pustaka 5, hal 387 )

2.2 Diskripsi Alat Pengangkat

Jenis alat pengangkat yang akan dibahas disini adalah jenis “ Single Girder Overhead Traveling Crane “ , jenis alat pengangkat ini mempunyai satu batang beam atau disebut sebagai girder yang dibentangkan dan ditumpukan pada bagian atas end trucks atau disebut juga end carriage, alat pengangkat jenis ini sangat mendukung suatu kegiatan yang dilakukan didalam ruangan karena pengerjaan yang dilakukan dapat lebih aman dan efisien. Kapasitas angkat beban untuk jenis “ single girder “ ini bervariatif antara 0,5 ton sampai dengan 7,5 ton. Sedangkan untuk pengangkatan beban diatas itu dipergunakan jenis “ double girder overhead travelling cranes “, yang biasanya dibutuhkan pada pengangkatan beban yang sangat berat pada industri besar.

Kerusakan pada unit alat, dapat mengakibatkan suatu muatan atau barang yang sedang diangkat terjatuh dan mengakibatkan kerusakan pada muatan yang diangkat dan juga mengancam jiwa manusia, maka untuk merancang suatu alat

(6)

yang bermutu tinggi serta memenuhi spesifikasi pembuatan ( manufacturing specifications ) dan dipilih dengan memperhatikan sertifikat yang diberikan oleh pemasok logam tersebut, secara teknik beban yang digunakan ditentukan oleh standar Negara ( SNI ).

Gambar 2.12 Struktur Overhead Crane

Karakteristik dari alat pengangkat yaitu :

1. Karakteristik utama ( teknis ) alat pengangkat. a. Kapasitas angkat

b. Berat / bobot mati dari alat itu sendiri c. Kecepatan angkat berbagai gerakan d. Tinggi angkat dan ukuran geometri mesin e. Bentangan

(7)

2. Karakteristik umum alat pengangkat.

Semua alat pengangkat termasuk kelompok kerja periodik dan kapasitas per jam dapat dirumuskan sebaai berikut :

Qhr = n.Q

ton/jam --- ( Pustaka 5 hal, 14

)

Dengan : n = jumlah siklus mesin perjam Q = berat muatan

Kapasitas angkat total mesin akan menjadi :

QΣ = (.Q+G ) ton --- ( Pustaka 5 hal, 14

)

Dengan : Q = beban muatan

G = beban ember atau penahan Jumlah siklus per jam adalah :

N =

t

i

Dengan : ∑

t

i = total waktu yang dibutuhkan ( dalam ) detik untuk melakukan

satu siklus yang tergantung pada kecepatan gerakan, jarak perpindahan dan angkatan, waktu yang hilang dalam percepatan dan perlambatan, tingkat penggabungan beberapa operasi sekaligus, dan waktu yang hilang dalam pengisian dan pelepasan muatan.

Kapasitas per jam alat pengangkat akan bernilai konstan bila alat bekerja secara kontinyu pada beban penuh. Beberapa faktor yang diperlukan dalam perhitungan kerja alat pengangkat, sebagai berikut :

1. Beban pada alat.

3600

---

(8)

2. Penggunaan alat harian atau tahunan.

3. Faktor kerja relatif ( jangka waktu alat dihidupkan, DF% ) 4. Temperatur sekitar.

5. Kondisi operasi : ringan (L), sedang (M), berat (H) dan sangat berat (VH) dapat dilihat pada tabel 2 ( lampiran ).

`Beban rata-rata :

K

beban = ……….

Dimana : Qmbeban = nilai beban rata-rata

Qnbeban

= nilai beban nominal

2.3 Komponen Utama Alat Pengangkat ( Unit Hoist )

Yaitu bagian penunjang dari alat pengangkat yang merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam sebuah alat pengangkat. Unit hoist yang berhubungan langsung dengan beban sebagai fungsi utama melakukan pengangkatan atau penurunan beban. Bagian ini terdiri dari :

Gambar 2.13 Unit Hoist ( Pustaka 2, hal 4 )

( Pustaka 5 hal, 9)

Q

mbeban

Q

nbeban

(9)

2.3.1 Kait ( Hook )

Berfungsi sebagai pengait atau pemegang beban yang terbuat dari besi baja tempa bermutu tinggi serta memenuhi spesifikasi dan mampu mengangkat berbagai bentuk barang sesuai dengan jenisnya. Dalam hal pengangkatan beban tidak langsung pada pengait beban digantungkan menggunakan tali anduh yang terbagi menjadi 4 macam anduh yaitu :

1. Anduh rantai (Chain), adalah rantai lasan tak terkalibrasi, digunakan untuk pelayanan kerja berat dan selalu pada temperatur tinggi.

2. Anduh tali rami, memiliki kekuatannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan tali baja, tetapi memiliki keluwesan yang lebih tinggi dan mudah diikat menjadi simpul.

3. Anduh sabuk, merupakan sabuk kain sintetis dengan simpul tetap diujungnya. Biasa digunakan untuk mengangkat beban yang langsung bersentuhan dengan beban tersebut.

4. Anduh tali baja (wire rope), setara dengan anduh rantai, lebih ringan akan tetapi terlalu kaku dan cenderung untuk terpuntir.

Jenis kait yang umum dipakai ada 3 macam, yaitu :

a. Kait tunggal (standard), adalah jenis kait yang paling sering digunakan. Kait tunggal ini mampu mengangkat muatan sampai dengan 50 ton.

b. Kait tanduk, adalah jenis kait yang sama seringnya digunakan seperti kait tunggal, hanya saja muatan yang dapat diangkat hanya sampai 25 ton.

c. Kait segitiga, biasanya digunakan untuk beban yang sangat berat, kait jenis segitiga ini mampu mengangkat muatan sampai diatas 100 ton.

(10)

Gambar 2.14 Kait tempa Standar ( Pustaka 5, hal 86 )

Dalam perencanaan ini, kait yang dipilih adalah kait tunggal, hal ini didasarkan pada kapasitas angkat sebesar 5 ton.

2.3.2 Tali Baja ( Steel Rope )

Tali baja digunakan sebagai sarana untuk pengangkat yang mempunyai sifat yang berbeda dengan rantai dan berfungsi sebagai penarik beban yang fleksibel dan kuat dalam menahan beban secara umum. Keunggulan tali baja yaitu :

1. Lebih ringan (berat per satuan panjang lebih kecil)

2. Lebih tahan terhadap sentakan ( tahan terhadap beban kejut )

3. Operasi yang tenang ( tidak berisik meski pada kecepatan operasi tinggi ) 4. Kehandalan lebih tinggi (dapat digunakan pada kecepatan angkat yang tinggi) 5. Mudah melihat tanda-tanda tali baja akan putus.

Adapun kekurangannya adalah : 1. Tidak tahan terhadap korosi

(11)

3. Dapat mulur atau memanjang

Jenis-jenis lilitan tali baja dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :

Gambar 2.15 Lapisan serat tali baja ( Pustaka 5, hal 31 )

a. Tali pintal silang atau tali biasa

Tali baja jenis ini dikonstuksikan sedemikian rupa sehingga arah pintalan kawat baja berlawanan arah dengan pintalan tali baja sehingga tali ini bersifat netral (tidak cenderung terpuntir).

b. Tali pintal paralel atau jenis lang

Tali ini dapat menahan gesekan lebih baik dan lebih fleksibel, tetapi mudah terpuntir. Jenis ini baik dipakai pada pengangkatan barang dengan gerakan vertikal tetap atau yang ditahan oleh jalur pandu (guiding rail), seperti lift dan peralatan angkat lainnya dan sebagi tali pengela.

c. Tali komposit atau tali pintal balik

Arah pintalan kawat bajanya ada yang searah dan ada juga yang berlawanan dengan arah pintalan tali baja.

(12)

Konstruksi serat tali baja dibuat menurut standar internasional.

 Tali baja dengan konstruksi biasa dimana pintalan kawat baja terdiri dari kawat yang berdiameter sama (gambar A).

 Tali kompon Warrington terdiri dari pintalan kawat yang pada setiap lapisnya mempunyai diameter berbeda (gambar B).

 Tali kompon jenis seale, mempunyai kawat yang berdiameter berbeda pada setiap lapis dan jumlah serta ukuran kawat pada setiap lapisan dipilh sedemikian rupa sehingga tidak saling bersilangan (gambar C).

Gambar 2.16 Konstruksi serat tali baja ( Pustaka 5, hal 31 )

Pemeriksaan kekuatan tali baja dilakukan sebagai berikut. Berdasarkan pada metode penggantungan muatan untuk mencari dengan menyatukan diameter tali dengan rumus :

d

= 1,5 .

δ

. √ i --- ( Pustaka 5 hal, 38 )

Kita peroleh :

δ

= --- ( Pustaka 5 hal, 38 )

Dimana :

δ

= diameter suatu kawat

______ D min d

______ 1,5 . √ i

(13)

d

= diameter tali baja

i

= jumlah kawat dalam tali

Tegangan pada tali yang dibebani pada bagian yang melengkung karena tarikan dan lenturannya adalah :

σ

Σ = = + --- ( Pustaka 5 hal, 38 )

Dengan :

σ

b = kekuatan putus, dalam kg/cm²

K = faktor keamanan tali S = tarikan pada tali (kg) Ftali = penampang berguna (cm²)

E’ = modulus elastisitas yang dikoreksi; E’ = 800.000 kg/cm²

Tegangan tarik maksimum pada tali baja (

S

) adalah :

S =

Dimana :

ɳ = efisiensi sistem puli Q = beban muatan

ɳ1 = efisiensi kerugian tali akibat kekakuannya ketika menggulung

Untuk penampang tali dapat dicari dengan mengambil desain tali dengan jumlah kawat

(

i

)

, maka didapat

F(tali)

= --- ( Pustaka 5 hal, 39 )

Pemeriksaan kekuatan tali baja didapat : ___ K

σ

b ______

n

.

ɳ.ɳ 1 Q _____________________ Q ___ _ σ b K _____ . d Dmin _______ E

1,5

.

√i

_____ Ftali S δE Dmin ___’

(14)

Pputus =

σ

b

.

F

---

( Pustaka 5 hal, 41 )

Sehingga untuk menentukan tegangan tarik maksimum yang diijinkan adalah :

Smax = ---

( Pustaka 5 hal, 40 )

2.3.3 Puli ( Pulley )

Puli dibuat dengan desain tetap dan bebas. Puli dengan poros yang tetap disebut juga puli penuntut, karena berfungsi untuk mengubah arah peralatan pengangkat. Puli berfungsi untuk memudahkan gerak tali baja dalam proses pengangkatan. Puli juga dapat memberikan gaya angkat menjadi setengah kali lebih kecil dari gaya angkat yang sebenarnya dibutuhkan. Semakin banyak puli yang digunakan, maka kebutuhan gaya angkat akan semakin kecil.

Gambar 2.17 Puli yang digunakan ( puli bebas ) ( Pustaka 5, hal 60 )

Pada gambar puli diatas, jarak yang ditempuh oleh titik pada tali baja adalah setara dengan dua kali tinggi jarak angkat beban.

___ P

(15)

Sistem puli didesain dengan tali yang lepas dari puli tetap dengan usaha ideal pada bagian tali yang lepas, adalah :

Z0 = --- ( Pustaka 5 hal, 63)

Dimana :

Q

= beban muatan

Z

= jumlah puli yang digunakan

ε =

faktor hambatan

Efisiensi resultan pada sistem puli :

η

Σ = .

--- --

( Pustaka 5 hal, 63)

Untuk menentukan gaya tarik yang dikenakan pada sistem puli, didapat :

S

=

z

.

h

---

( Pustaka 5 hal, 63)

Dimana :

h

= lintasan pada puli

v

= kecepatan angkat

Untuk menentukan kecepatan tali didapat :

C

= z.v

---

( Pustaka 5 hal, 63 )

Usaha yang sebenarnya :

Z

=

--- ( Pustaka 5 hal, 63 ) _____ Q Z

+1

___________

1

(

ε

. (

z+

1)

___________

(

ε

)

- 1

1

ε

-

1

Z+1 ________ Q

η

Σ

(

Z+1

)

(16)

Gambar 2.18 Sistem puli majemuk ( Pustaka 5, hal 65 )

Sistem puli majemuk ( Gambar 2.18) digunakan untuk membawa beban sampai dengan 25 ton. Perbandingan transmisinya

i

= 2, panjang tali yang tergulung pada setiap setengah bagian dari drum adalah

l =

2h ( h = tinggi angkatan ), kecepatan tali

c = 2v

dan efisiensi

η

≈ 0,94.

2.3.4 Drum

Drum digunakan sebagai tempat gulungan tari penarik dan pengenduran tali baja sehingga terjadi pengangkatan dan penurunan beban. Drum digerakan oleh penggerak menggunakan motor listrik yang putaran outputnya didapat dari transmisi putaran roda gigi dan putaran input motor sehingga didapat putaran output yang sesuai untuk kecepatan angkatnya. Drum untuk tali baja terbuat dari baja cor atau konstruksi lasan.

(17)

Gambar 2.19 Drum ( Pustaka 2, hal 21 )

Dengan memperhitungkan gesekan pada bantalan, efisiensinya

η

≈ 0,95, dimensi diameter drum tergantung pada diameter tali baja. Untuk drum penggerak daya, selalu dilengkapi dengan arus heliks sehingga tali akan tergulung secara seragam sehingga keausannya berkurang. Drum dengan 1 tali penghubung hanya memiliki satu arah heliks ke kanan, sedang drum yang didesain untuk dua tali diberi 2 arah heliks ke kanan dan ke kiri.

Untuk menentukan diameter drum :

d

drum = D min

.

dtali --- ( Pustaka 5 hal, 74 )

Dimana :

Dmin

= untuk 3 lengkungan

d

tali = diameter tali Jumlah lilitan pada drum :

Z = + 2 --- ( Pustaka 5 hal, 74 )

Dimana : H = tinggi angkat muatan; angka dua ditambahkan untuk lilitan yang ____ H

.i

(18)

D = diameter drum

i

= perbandingan sistem tali

S

= kiasan

l

=

zs

Bila dua tali digulung pada satu drum Isistem puli majemuk) panjang total drum akan menjadi :

L

=

+12 s +

l

1 --- ( Pustaka 5 hal, 75 )

Pemeriksaan tegangan pada drum (

σ

comp

)

:

σ

comp = --- ( Pustaka 5 hal, 76 )

Dimana : S = tegangan tarik maksimum pada tali baja ω = tebal dinding drum

2.3.5 Motor Listrik Penggerak Drum

Motor listrik penggerak drum umumnya digunakan pada crane untuk menaikan dan menurunkan serta menggulung tali baja.

Gambar 2.20 Motor pengangkat ( Pustaka 5, hal 372 ) _____ 2H

.i

π.

D ____ S

ω

.

S1

(19)

Daya ditransmisikan dari motor listrik melalui tiga pasang roda gigi ke drum tempat tali pengangkat digulung. Pada kecepatan yang konstan (

v

= konstan), daya yang dihasilkan oleh motor listrik menjadi :

N = (hp) --- ( Pustaka 5 hal, 234 )

Dimana : Q = bobot beban, kg

v

= kecepatan angkat, m/detik

η = efisiensi

Untuk memindahkan putaran ke drum, digunakan kopling flens tetap, sehingga momen pada kopling diperhitungkan sebagai berikut :

I = --- ( Pustaka 5 hal, 289 )

Momen perlawanan statis terhadap poros motor didapat :

M

st = 71620 --- ( Pustaka 5 hal, 292 )

Dimana :

N

mot = daya motor

n

mot = putaran motor

Momen gaya ternilai dari motor tersebut adalah :

M

rated

=

716,2

--- ( Pustaka 5 hal, 300 )

Momen gaya dinamik (

M

dyn) ketika terjadi start awal :

M

dyn = + --- ( Pustaka 5 hal, 293 )

____ Qv 75

η

____ GD

²

4

.

g ____

N

mot

n

mot ____

N

mot

n

mot _________

δ

.

GD

²

.

n

_________ 0,975.Q

.

η

(20)

Dimana :

δ

= koefisien karena pengaruh komponen transmisi mekanis (1,1 ~ 1,25)

t

s = waktu start awal

v

= kecepatan angkat

n

= putaran motor

Pemeriksaan motor terhadap beban lebih. Beban lebih motor pada saat start :

Beban berlebih = --- ( Pustaka 5 hal, 300 )

Beban lebih yang diizinkan tidak boleh melebihi 175% sampai dengan 200%.

2.3.6 Rem

Komponen rem pada alat pengangkat berfungsi untuk pengaturan kecepatan penurunan muatan ataupun menahan beban agaar berhenti pada suatu ketinggian tertentu dan menjamin agar turun naiknya muatan aman.

Berdasarkan cara pengoperasiannya, rem dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Rem Manual

Diantaranya : rem bersepatu atau tromol, rem pita, ren kerucut, rem cakram, rem rachet serta rem dengan gagang pengaman.

2. Rem Otomatis

Meliputi berbagai jenis rem sentrifugal dan yang dioperasikan oleh bobot muatan yang diangkat.

______ Mmaks

Mdaya ot

(21)

Gambar 2.21 Motor pengangkat ( Pustaka 5, hal 372 )

Tekanan satuan pada sepatu rem dihitung dari momen pengereman, didapatkan :

P = --- ( Pustaka 5 hal, 176 )

Dimana : D = diameter tromol rem

μ

= koefisien gesek n

= putaran motor b

= lebar lapisan rem

l

= panjang lapisan rem Q = bobot muatan v

= kecepatan angkat η

= efisiensi motor

Untuk menentukan kecepatan keliling roda depan

(

v

0

)

didapat :

v

0 = --- ( Pustaka 5 hal, 173 ) Sehingga ren penahan pada rem sepatu ganda P.v didapatkan :

f

=

P

.

v --- ( Pustaka 5 hal, 176 )

Batas diizinkan untuk nilai P.v tidak boleh melebihi 15 s/d 30 kg.m/detik.cm². ______

2.M D

.

μ

______

1 2

.

b

.

l ______

π

.

D

.

n

60

(22)

2.4 Troli dan Jembatan Jalan ( Girder )

Troli dan jembatan jalan (girder) merupakan komponen yang berfungsi untuk menggerakkan unit hoisting ketika memindahkan suatu muatan beban.

2.4.1 Troli

Adalah unit bagian yang berfungsi sebagai penggerak hoisting berjalan mendatar ( arah gerakan melintang ruangan ) yang digerakkan oleh roda penggerak yang berjalan pada jembatan jalan (girder) dengan mempergunakan penggerak motor listrik. Beban muatan hoisting dibagi merata pada seluruh roda tumpuan troli. Gaya yang dikenakan pada roda troli adalah :

Pmaks =

kg ---

( Pustaka 5 hal, 237 )

Dimana : Q = bobot beban G0

= bobot troli

Tegangan tekan satuan lokal ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

σ

Rmaks = 600 --- ( Pustaka 5 hal, 260 )

Dimana : k = koefisien kecepaan gelinding roda b

= lebar permukaan kerja beam R = jari-jari roda

Roda penggerak juga akan mengalami resistensi / hambatan gerak total pada jalur horizontal lurus. Untuk menentukan hambatan jalan

(

W

)

digunakan rumus sebagai berikut : W

= (

Q

+

G0

)

μ

.

+ +

μ

1

+

μ

1

²

+

β

______ Q

+

G0

4 ____ P

.

k b

.

R Σ Σ ___ 2

.

k D __ d D ______ 0,024 R __

δ

D __ h R

(23)

--- ( Pustaka 5 hal, 261 )

Dimana : Go = bobot troli

μ

= koefisien gesek bantalan luncur

μ

1 = koefisien hambatan akibat tergelincir

d

= diameter bantalan roda

D = diameter roda

k

= koefisien gesek roda

δ

= besar kelonggaran roda

β’

= faktor koefisien untuk roda bergerak pada bantalan luncur

Gambar 2.22 Mekanisme dan penjala troli crane ( Pustaka 5, hal 237 )

2.4.2 Transmisi Putaran Roda Gigi Troli

Roda gigi disini adalah roda gigi lurus yang mentransmisikan putaran motor listrik ingá putaran roda penggerak troli sehingga didapat kecepatan roda penggerak yang ditentukan. Bahan material yang digunakan disini adalah besi tuang.

(24)

Gambar 2.23 Troli yang digerakkan motor (Ilustrasi gambar)

Maka kecepatan beban vertikal yang diterima untuk tiap roda (

P

v

) adalah :

Vroda =

Perbandingan transmisi roda gigi (i) :

i

=

=

Beban tangensial gigi (WT) :

WT

=

.

Cs --- ( Pustaka 3 hal, 1007 ) Faktor Kecepatan (Cv) : Cv = --- ( Pustaka 3 hal, 1002 ) _____

Z2

Z1 ______________

π

.

Droda

.

Nroda

1000 _____

N2

N1 _________ 4500

.

P V _____

3

3 +

v

(25)

2.4.3 Motor Listrik Penggerak Troli

Motor listrik ini adalah unit penggerak roda troli berjalan diantara batang beam girder, disesuaikan dengan beban angkat maksimum nya. Daya motor ini ditransmisikan melalui roda gigi dan roda troli.

Gambar 2.24 Motor pengangkat (Ilustrasi gambar)

Daya minimum terpasang pada motor untuk gerakkan troli adalah :

Nmot =

(hp)

--- ( Pustaka 5 hal, 292 )

Dimana : W = tahanan terhadap gerak

v

= kecepatan

η

= efisiensi total mekanisme

Untuk menentukan Momen Statis terjadi pada poros motor (

M’

st) adalah :

M

st = 716,2 . --- ( Pustaka 5 hal, 292 )

Sehingga untuk menentukan Momen Dinamik (

M

dyn) pada waktu awal adalah :

M

dyn = + ... ( Pustaka 5 hal, 293 )

_____ W

.v

75η _____ Ptroli

n

_________

δ

.

GD

²

.

n

375

.

t

s ________________ 0,975

.

(

Q

+

Go

)

.

n

.

t

s

.

η

m

(26)

Perhitungan pada motor didapat dengan perhitungan yang sama dengan motor penggerak drum, dan penggerak troli.

2.4.4 Jembatan Jalan / Girder

Jembatan jalan / girder adalah tempat berjalannya troli yang membawa komponen barang / muatan. Dalam rancangan ini girder yang dipilih adalah tipe single girder berdasarkan pada kapasitas muatan yang besar dan faktor keamanan.

Gambar 2.25 Jembatan Jalan / Girder ( Pustaka 2, hal 31 )

Pada umumnya profil yang dipakai sebagai girder adalah profil I beam sesuai spesifikasi standar yang ada. Rumus momen maksimum yang terjadi berdasarkan faktor dinamis adalah :

Mmaks = 1/4.Ψ.(Q

+

Go

).

L

+ 1/8. Ψ.

φ

.

q

.

L

² ...

( Pustaka 4 hal, 265 )

Dimana : Q

= beban angkat maksimum Go

= berat total hoisting

L

= panjang span

q

= berat girder

Ψ

= faktor golongan

φ

= koefisien dinamik

(27)

Untuk menentukan Momen Lentur yang diijinkan pada batang girder :

Mq = G

... ( Pustaka 5 hal, 315 )

Dimana : G

= beban girder troli

Besar defleksi (δ”) digunakan rumus sebagai berikut :

δ"

=

1,2

.

... ( Pustaka 5 hal, 331 )

Dimana : M

= momen akibat beban gerak

e

= modulus elastisaitas untuk baja

sedangkan penentuan defleksi yang diijinkan didapat dengan rumus :

δ"

=

.

L ... ( Pustaka 5 hal, 339 )

2.5 Pembawa Crane (End Carriage)

Berfungsi untuk membawa crane bergerak mendatar arah memanjang ruangan, diatas rel pada jembatan jalan / girder. End Carriage juga merupakan komponen pembawa jembatan jalan / girder crane.

Gambar 2.26 Pembawa Jembatan Jalan / Girder ( Pustaka 2, hal 36 )

Komponen end carriage terdiri dari :

___ L

8

_______ 40

.

M

.

L

²

384

.

e

.

I _____

1

7500 End Carriage

(28)

2.5.1 Roda Jalan Crane

Roda ini berjalan diatas rel, sehingga permukaan rodanya mempunyai alur yang disesuaikan denagan lebar rel.

Gambar 2.27 Roda jalan crane / end carriage ( Pustaka 2, hal 37 )

Tegangan tekan satuan

Rmaks

)

roda terhadap rel jalan dihitung seperti :

σ

Rmaks = 400 --- ( Pustaka 5 hal, 260 )

dimana : P = beban yang diterima setiap roda b = lebar roda

r = jari-jari roda jalan

2.5.2 Transmisi Putaran Roda Gigi

Transmisi putaran roda gigi ini berfungsi untuk memindahkan putara motor atau mereduksi putaran motor ke roda jalan. Rumus untuk mendapatkan kecepatan putaran roda gigi adalah :

Vroda =

Perbandingan transmisi roda gigi (i) : ____ P

.

k b

.

r ______________

π

.

Droda

.

Nroda

1000 _____

Z2

_____ N2

(29)

i = =

Beban tangensial gigi (WT) :

WT =

.

Cs --- ( Pustaka 3 hal, 1007 )

2.5.3 Motor Listrik Penggerak End Carriage

Jumlah motor yang dipakai adalah sebanyak 2 unit yang dipasang pada kedua end carriage. Daya motor terpasang dihitung sebagai berikut :

Pencarriage = (hp) --- ( Pustaka 5 hal, 292 )

dimana : W = tahanan terhadap gerakan, kg

V = kecepatan, m/detik

η = efisiensi total mekanisme

Untuk menentukan tahanan jalan (W) yang akan dilalui end carriage adalah :

W = --- ( Pustaka 5 hal, 138 )

dimana :

ω

= koefisien tahanan gerak / traksi

kg/ton Q = beban angkat maksimum kg

G0

= berat total hoist

kg

Gambar 2.28 Motor Penggerak End Carriage ( Pustaka 2, hal 37 ) _______

4500.P

V

W

.

v

75

.

η

motor ________ ________

ω(

Q+ G0)

1000

Gambar

Gambar 2.3 Crane pilar tetap   Gambar 2.4 Crane meja berputar
Gambar 2.6 Crane yang dipasang dilangit-langit
Gambar 2.8  Crane berpalang tunggal untuk gerakan overhead
Gambar 2.11  Crane semi gantry
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini membuktikan bahwa model penelitian yang menghasilkan uji pengaruh layanan transaksi dan layanan sebelum pembelian terhadap keputusan pembelian melalui

Po pravilu, svaki program inficiran virusom već je u određenoj meri oštećen i potrebno ga je dovesti u ispravno stanje. Ovo se dešava uvek, bez obzira na to da li virus ima

Harus dilakukan sistematik tentang subyek yang diteliti dan berbagai kejadian yang melatarbelakangi agar dapat menjawab pertanyaan penelitian:. • Data sekunder dikumpulkan

Jika %Volume naik, otomatis massa solute akan naik yang menyebabkan konsentrasi semakin besar, sehingga massa yang terkandung dalam larutan juga semakin banyak

Perlindungan hukum terhadap anggota penyimpan dana pada koperasi CU Khatulistiwa Bakti belum sepenuhnya terakomodir dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang

195 DKI Jakarta Jakarta Utara Klinik Your Clinic (Mall Of Indonesia - MOI) Kelapa Gading Ruko Kelapa Gading Square Italian Walk, Blok C No. 51,52,53 N Y Y 196 DKI Jakarta Jakarta

Untuk kelompok yang bijinya tidak tumbuh mungkin disebabkan karena pada proses pengamplasan kemungkinan tidak semua kulit biji terkelupas, masa dormansi dari

Kebutuhan atas hak jaminan kebendaan bagi pesawat terbang makin hari makin mendesak, untuk itu pemerintah perlu segera membuat peraturan yang jelas mengenai hak jaminan kebendaan