B
Pembahasan aspek keuangan dalam penyusunan RPIJM perlu memperhatikan hasil total
atau produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya bagi
masyarakat dan keuntungan ekonomis secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang
menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil
adanya kegiatan.
Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM yang diperhatikan adalah hasil total
atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam
proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang
menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek
tersebut.
6.2
Komponen Keuangan
6.2.1
Komponen Penerimaan Pendapatan
Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan
Pendapatan terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan (3)
Pendapatan lainnya yang sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen
Pendapatan dan gambaran umum tentang subkomponen Pendapatan di daerah pada
umumnya.
6.2.2
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari :
a. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di atas Air,
Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian
Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur oleh UU No.
34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No.
65/2001 tentang Pajak Daerah.
b. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan
Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir di
Tepi Jalan, Retribusi pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi
Pemadam Kebakaran, dan lain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentang
Retribusi Daerah.
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil deviden BUMD;
dan
d. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar, komisi,
potongan, dan lain-lain yang sah.
6.2.3
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas:
a. Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak (BHBP)
atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam. BHP antara lain: Pajak Bumi
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Pajak
Penghasilan Badan maupun Pribadi; sedangkan BHBP atara lain : kehutanan,
pertambangan umum, perikanan, penambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi,
b. Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan “Celah Fiskal” yaitu selisih antara
Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi Dasar.
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus, misalnya: reboisasi,
penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam.
6.2.4
Komponen Pengeluaran Belanja
Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:
Belanja Operasi
Belanja Modal
Transfer ke Desa/Kelurahan
Belanja Tak Terduga
6.2.5
Komponen Pembiayaan
Komponen Pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam Sistem
Keuangan Daerah. Istilah Pembiayaan berbeda dengan Pendanaan (Funding). Pendanaan
diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan
Pembiayaan diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali. Contoh konkritnya, di dalam SAP-D yang lama, apabila daerah
memperoleh pinjaman, pinjaman tersebut diakui sebagai Penerimaan Pendapatan.
Selanjutnya, Penerimaan Pendapatan dari Pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau
dicatat pembayaran kembali; sedangkan di dalam SAP-D yang baru, apabila daerah
memperoleh Pinjaman, maka diterima sebagai Penerimaan Pembiayaan yang perlu dibayar
kembali. Demikian pula bila daerah memberi pinjaman, maka dikeluarkan sebagai
Pengeluaran Pinjaman karena akan diterima kembali.
6.3
Profil Keuangan Kabupaten Maybrat
Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nornor 29 Tahun 2002 tentang
Penyusunan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara
Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan APPD, maka pada Tahun 2005 ini Kabupaten
Maybrat mulai menerapkan Sistem Penganggaran APBD Berbasis Kinerja, dimana
pelaksanaan program tidak lagi berdasarkan Pendekatan Sektoral yang lebih banyak bersifat
Sentralistik, namun lebih diarahkan kepada Bidang Kewenangan yang bersifat Bottom Up
Planning sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing Instansi Pengguna
Keunggulan Sistem Anggaran Berbasis Kinerja ini dibandingkan dengan Sistem Anggaran
yang lalu adalah bahwa pemanfaatan keuangan oleh Pengguna Anggaran lebih terencana,
efektif, efisien, transparan serta akuntabel. Hal ini guna meminimalisir terjadinya
penyimpangan penggunaan anggaran di luar ketentuan yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Maybrat khususnya
Eksekutif berusaha membenahi sistem penganggaran yang selama ini telah digunakan,
baik berupa penyediaan perangkat keras dan perangkat lunak maupun peningkatan
kualitas sumberdaya aparatur di bidang manajemen anggaran.
Selanjutnya guna mengoptimalkan pelaksanaan APBD, maka ditempuh kebijakan
pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
a. Pendapatandiarahkan pada pengelolaan dan penerimaan yang optimal sesuai potensi
claerah berdasarkan kewenangan yang ada. Sumber-sumber pendapatan meliputi :
Sisa lebih perhitungan Tahun anggaran, Bagian Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan dan Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah. Untuk itu Pemerintah selalu
mengevaluasi dan mencermati sumber-sumber penerimaan daerah yang berasal dari
PAD, Dana Perimbangan, Bantuan Pemerintah Pusat dan Propinsi, Dana Otonomi
Khusus, Dana APBN dan Dana Bantuan Luar Negeri yang akan diarahkan untuk
melaksanakan kegiatan belanja daerah.
b. Belanja Daerah untuk membiayai berbagai kegiatan yang terdiri dari Belanja Aparatur,
Belanja Publik, Belanja Tidak Tersangka, dan pengeluaran lain yang sangat diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.
c. Belanja Tidak Langsung (Aparatur) diarahkan untuk membiayai kegiatan berdasarkan
Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing Unit Kerja Pengguna Anggaran dan
Peningkatan Kesejahteraan Pegawai yang dilakukan secarah terarah, terukur dan
efisien.
d. Belanja Langsung (Modal dan Publik) diarahkan untuk kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Kerakyatan, Pembangunan
Infrastruktur serta kegiatan lainnya sesuai kemampuan daerah.
Pembiayaan Daerah yang meliputi transaksi keuangan untuk keperluan penrimaan dan
pengeluaran daerah.
pembangunan, belanja administrasi umum dan belanja operasi dan pemeliharaan selama
pelaksanaan tugas tersebut (2006 - 2010) menganut prinsip-prinsip:
1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran.
2. Disiplin Anggaran
3. Keadilan Anggaran
4. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran.
Dengan kebijakan makro pengelolaan anggaran yang diarahkan untuk:
1. Meningkatkan pendapatan pajak dan restribusi tanpa menambah beban masyarakat,
tetapi melalui penyederhanaan pungutan, efisiensi biaya administrasi, memperkecil
jumlah tunggakan dan menegakkan sanksi hukum bagi para penghindar pajak.
2. Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan penghematan dibidang belanja daerah sesuai
dengan prioritas.
3. Memprioritaskan anggaran untuk membiayai kegiatan/proyek yang herorientasi pada
upaya melayani masyarakat secara langsung.
Memperhatikan hal di atas dan keadaan di Kabupaten Maybrat yang mengalami hal yang
sama seperti kabupaten lain di Provinsi Papua Barat, terlihat bahwa sumber penerimaan
Kabupaten Maybrat masih didominasi oleh dana perimbangan pusat, yang diikuti oleh
penerimaan lain yang sah.
6.4
Permasalahan dan Analisa Keuangan
6.4.1
Kondisi Keuangan Pemerintahan Kabupaten Maybrat
Bebarapa permasalahan yang sering terjadi terkait dengan sumber-sumber penerimaan
adalah sebagai berikut :
1. Belum terealisasinya peraturan daerah yang menetapkan maupun menyusun konsep
peraturan daerah yang mengarah kepada penataan keuangan dan potensi untuk
kontribusi bagi penerimaan daerah (PAD) sesuai bidang kewenangnan.
2. Perlu menyusun strategi sesuai sektor agar dapat sinergi dengan Pemerintah Atas
(Pusat dan Provinsi) guna mendapat kontribusi pembiayaan yang optimal (bagi hasil,
perimbangan, dana tugas pembantuan, dekonsentrasi maupun Bantuan Luar Negeri).
3. Belum optimalnya/upaya pihak swasta/investor untuk mendukung pembangunan di
segala bidang.
4. Perlu dilaksanakannya APBD secara transparan, efisien, efektif dan akuntabel.
6.4.2
Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten Maybrat
6.4.2.1
Proyeksi Penerimaan dan Belanja
Pendapatan APBD Kabupaten Maybrat sampai saat ini masih bergantung terhadap
penerimaan dari pemerintah pusat (DAU, DAK, OTSUS, MIGAS dan Non MIGAS) dan dan
subsidi Provinsi (PAD, ROYALTI dll). Adapun peran PAD terhadap pendapatan masih begitu
kecil terhadap keseluruhan pendapatan APBD, walaupun setiap tahun mengalami
peningkatan.
6.4.2.2
Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
Kondisi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak di Kabupaten Maybrat, dapat
dilihat bahwa yang memberikan kontribusi terbesar adalah sumber penerimaan Pajak
Bahan Bakar, yaitu sebesar Rp. 4.500.000.000,- pada tahun 2006, sedangkan sumber
penerimaan terkecil adalah dari Pajak Hiburan yaitu sebesar Rp. 49.536.687,- pada tahun
2006. Selanjutnya penerimaan dari sektor retribusi, yang memberikan kontribusi terbesar
adalah Retribusi Pasar yaitu sebesar Rp. 561.395.000,- pada tahun 2006, sedangkan
retribusi terendah adalah Retribusi Pengolahan Hasil Perikanan yaitu sebesar
Rp.12.850.000,-6.4.2.3
Proyeksi
Public Saving
Perhitungan public saving di Kabupaten Maybrat pada tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Maka Public Saving Kabupaten Maybrat :
Public Saving = 1. PAD = Rp. 5.497.622906
2. PBB = Rp.
3. DBH = Rp. 74.883.967785
4. DAU = Rp. 363.532.000
5. DAK = Rp. 26.680.000
6. OTSUS = Rp. 56.481.804
7. BANTUAN PROVINSI = Rp.
= Rp. 8.779.350.895 + = Rp. 81.706.219.580
8. BELANJA WAJIB = Rp. 80.625.351.667
PS = 81.706.219.580 – 80.625.351.667
Tabel 6.1
Realisasi dan Proyeksi APBD Pemerintah Kabupaten Maybrat
% Per % Proyeksi
2009 2010 2009 2010 Tahun Pertumbh 2008 2009 2010 2011 2012
1Belanja Operasi
- Belanja Pegawai 49.679.697.137 - Belanja Barang 30.944.154.530 - Belanja Bunga
- Belanja Subsidi - Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial
Jumlah ( 1)
2Belanja Modal
- Belanja Tanah
- Belanja Peralatan dan Mesin - Belanja Gedung dan Bangunan - Belanja Jalan, I rigasi dan Jaringan - Belanja Aset tetap Lainnya - Belanja Aset lainnya
Jumlah ( 2)
3Transfer ke Desa/ Kel.
- Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi
- Belanja Hasil Pendapatan Lainnya
Jumlah ( 3)
4Belanja Tak Terduga 1.500.000
80.625.351.667
Realisasi APBD
Jumlah Biaya
Proyeksi Uraian Bagian dan Pos
No.
Tabel 6.2
Proyeksi PAD dan Perimbangan
% Per % Proyeksi
2009 2010 2009 2010 Tahun Pertumbh 2008 2009 2010 2011 2012
1 Pendapatan
a. Dana Alokasi Umum 363.532.000 b. Dana Alokasi Khusus 26.680.000 c. Dana Bagi Hasil Pajak
d. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (Non Pajak) 2 Pendapatan Asli Daerah
a. Retribusi 909.263.976 b. Pendapatan Pajak Daerah 20.000 c. Penerimaan Bunga
d. Penerimaan Lain yang sah 8.779.350.875 3 Penerimaan Pembiayaan
a. Penggunaan SI LPA b. Pencarian Dana Cadangan
c. Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat d. Pinjaman Dalam Negeri Pemda Lain e. Pinjaman Dalam Negeri Bank f. Pinjaman Dalam Negeri Non-Bank g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya
i. Penerimaan Kembali pinjaman kpd Pers. Negara j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya
10.078.846.851
Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
Tabel 6.3 TOTAL PUBLI C SAVI NG
Realisasi 2005 - 2010 Sumber Penerimaan
No. Proporsi
6.5
Analisa Kemampuan Keuangan Daerah
Pendapatan APBD Kabupaten Maybrat sampai saat ini masih bergantung terhadap
penerimaan dari pemerintah pusat (DAU, DAK, OTSUS, MIGAS dan Non MIGAS) dan dan
subsidi Provinsi (PAD, ROYALTI dll). Adapun peran PAD terhadap pendapatan masih begitu
kecil terhadap keseluruhan pendapatan APBD, walaupun setiap tahun mengalami
peningkatan.
Sebagi gambaran pada tahun 2009, jumlah Pajak Daerah dapat diperoleh sebesar
Rp.1.232.601.215, Retribusi Daerah sebesar Rp.1.672.465.769, Laba Perusahaan Milik
Dacrah sebesar Rp.2.546.245.200. Jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2008
yang lalu maka untuk PAD murni sebesar Rp.8.810.670.036,11 maka terjadi peningkatan
sebesar 27,1 %.
Namun jika dilihat antara prosentase penerimaan target dan realisasi pada tahun 2009,
dapat dirinci sebagai berikut : PAD target anggaran sebesar Rp.8.436.000000 realisasi
mencapai Rp.11.196.045.826,65 maka tingkat keberhasilannya mencapai 132,72%.
Untuk pajak bumi dan bangunan pada tahun 2009 yang dalam indikator penerimaan
meliputi sektor pedesaan, perkotaan, perhutanan, migas, perkebunan, BPHTB dan non
migas ditargetkan penerimaannya sebesar Rp.13311.810.377,00 sedangkan realisasi nya
rnencapai Rp.94.795.757.247,00 apabila dibandingkan dengan tahun 2004 yang dalam
penentuan target sebesar Rp.2.257.936.906,00 dan realisasinya mencapai
Rp.82.132.418.242,00 maka terjadi penurunan realisasi sebesar Rp.12.663.339.005,00
atau sebesar 13,36 %. Hal ini disebabkan karena pemekaran kabupaten yang terjadi pada
tahun 2009 yang lalu.
6.6
Rencana Pembiayaan Program
6.6.1
Rencana Pembiayaan
Rencana pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya antara lain prasarana
pengembangan permukiman, air bersih, persampahan, air limbah, jalan lingkungan,
drainase dan penataan bangunan, sampai saat ini dibiayai dari beberapa sumber antara
lain : APBD Provinsi, APBD Kabupaten, Dana DAK, Dana Migas dan Dana Otsus. Rencana
pembiayaan prasarana tersebut dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
tingkat urgensi akan kebutuhan prasarana dan sarana tersebut.
6.6.2
Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
Pelaksanaan pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya dilaksanakan oleh
masing-masing SKPD atau instansi terkait yang membidangi pembangunan prasarana
Tabel 6.4
Proyeksi DSCR (Bagian Urusan Kas Dan Perhitungan Perhitungan DSCR dan Kumulatif Pinjaman)
% Per % Proyeksi
2009 2010 2009 2010 Tahun Pertumbh 2008 2009 2010 2011 2012
1 RASI O PERHI TUNGAN DSCR
2 BAGI AN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 5.497.622.906 3 POS DANA ALOKASI UMUM (DAU) 363.532.000 4 POS DANA OTONOMI KHUSUS 56.481.804 5 POS DANA BAGI HASI L (DBH)
Pos Bagi Hasil Pajak 72.362.477.548 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 2.521.490.237 6 POS DANA BAGI HASI L DANA (DBHD) REBOI SASI
7 BELANJA WAJI B
Belanja Pegawai 49.679.697.137 Belanja Anggota DPRD
8 ANGSURAN POKOK PI NJAMAN 9 ANGSURAN BUNGA PI NJAMAN
10 BI AYA LAI N (Biaya Komitmen+ Jasa Giro Perbankan+ Provinsi)
130.481.301.632 DSCR MI NI MAL 2,5
Realisasi APBD Proyeksi
No. Uraian Bagian dan Pos
Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
Tabel 6.5
Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Maybrat
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 209 - 2010 Rata- rata ( % )
( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( % )
1 Pajak Kendaraan Bermotor 2 Pajak Kendaraan di atas Air 3 Pajak Balik Nama
4 Pajak Bahan Bakar
5 Pajak Pengambilan Air Tanah 6 Pajak Hotel
7 Pajak Retoran 8 Pajak Hiburan 9 Pajak Reklame
10 Pajak Penerangan Jalan 11 Pajak Galian Golongan C
Pajak Parkir 12 Pajak lain-lain
0 TOTAL
No. Sumber Penerimaan
Realisasi 2005 - 2010
Tabel 6.6
Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribuís Daerah Kabupaten Maybrat
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata- rata ( % )
( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( % )
1 Retribui Pelayanan Kesehatan 2 Retribusi Pelayanan Persampahan 3 Retribusi Biaya Cetak Kartu 4 Retribusi Pemakaman 5 Retribusi Parkir di Tepi Jalan 6 Retribusi Pasar
7 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 8 Retribusi Pemadaman Kebakaran 9 Retribusi Lain-lain
10 Retribusi Pelayanan Kesehatan
0
No. Sumber Penerimaan
Realisasi 2005 - 2010
TOTAL
Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
Tabel 6.7
Perkembangan Realisasi Penerimaan Laba BUMD, Dinas-dinas, Lain-lain Kabupaten Maybrat
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata-rata (%)
(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)
I PENERIMAAN LABA BUMD - - - -1. Penyertaan modal - - - -2. PDAM - - - -3. BUMD 1 - - - -4. BUMD 2 - - - -II PENERIMAAN DINAS-DINA - - - -1. Dinas Pertanian - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -III PENERIMAAN LAIN-LAIN - - - -1. Penerimaan dari pinjaman - - - -2. Penerimaan - - - -3 - - - -4 - - - -- - - -- - - -No. Sumber Penerimaan
Realisasi 2005 - 2010
TOTAL
Tabel 6.8
Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Bagi Hasil Kabupaten Maybrat
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata-rata (%)
(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)
I Sub Total Bagi Hasil Pajak - - - -1. Pajak Bumi Bangunan (PBB) - - - -2. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan - - - Bangunan (BPHTB) - - - -3. Pajak Penghasilan Badan maupun - - - Pribadi - - - -II Sub Total Bagi Hasil Bukan Pajak - - - -1. Kelautan - - - -2. Penambangan Minyak Bumi - - - -3. Pertambangan Gas Bumi - - - -4. Perikanan - - - -5. Pertambangan Umum - - - -- - - -No. Sumber Penerimaan
Realisasi 2005 - 2010
TOTAL I
- = Data Tidak Tersedia
Tabel 6.9
Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Maybrat
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata- rata ( % )
( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( % )
I Dana Alokasi Umum 363.532.000 I I Dana Alokasi Khusus 26.680.000
1. Reboisasi 2. Kesehatan
3. Sarana Pendidikan
390.212.000 No. Sumber Penerimaan
Realisasi 2005 - 2010
TOTAL I + I I + I I I
Tabel 6.10
Struktur Pengeluaran Belanja SAP-D yang Baru Realisasi 2001 - 2006
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata- rata ( % )
( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( % )
1 Belanja Operasi
- Belanja Pegawai 49.679.697.137
- Belanja Barang 30.944.154.530
- Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial Jumlah (1)
2 Belanja Modal - Belanja Tanah
- Belanja Peralatan dan Mesin - Belanja Gedung dan Bangunan - Belanja Jalan, I rigasi dan Jaringan - Belanja Aset tetap Lainnya - Belanja Aset lainnya Jumlah (2)
3 Transfer ke Desa/ Kel. - Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi
- Belanja Hasil Pendapatan Lainnya Jumlah (3)
4 Belanja Tak Terduga 1.500.000
Jumlah (4)
80.625.351.667 TOTAL I + I I + I I I + I V
No. Sub- Komponen Belanja
Realisasi 2005 - 2010
Tabel 6.11 Struktur Pengeluaran
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata-rata (%)
(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)
1 Penerimaan Pembiayaan - - -
-a. Penggunaan SILPA - - -
-b. Pencairan Dana Cadangan - - -
-c. Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat - - -
-d. Pinjaman Dalam Negeri-Pemda Lain - - -
-e. Pinjaman Dalam Negeri-Bank - - -
-f. Pinjaman Dalam Negeri-Non-bank - - -
-g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi - - -
-h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya - - -
-i. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Negara - - -
-j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah - - -
-k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya - - -
-Jumlah (1) - - -
-2 Pengeluaran Pembiayaan - - -
-a. Pembentukan Dana Cadangan - - -
-b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pem. Pusat - - -
-c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pemda lain - - -
-d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Bank - - -
-e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Non Bank - - -
-f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Obligasi - - -
-g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya - - -
-h. Pemberian Pinjaman kpd Pers. Negara - - -
-i. Pemberian Pinjaman kpd. Pers. Daerah - - -
-j. Pemberian Pinjaman kpd Pemda Lainnya - - -
-Jumlah (2) - - - -- - -
-Pembiayaan Netto (1-2)
No. Sub-Komponen Pembiayaan
Realisasi 2005 - 2010
Tabel 6.12
Rencana Alokasi Pendanaan Kuat Potensial Lemah
APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta 1 Air Minum - - - -2 Drainase - - - -3 Sampah - - - -4 Air Limbah - - - -5 Pengembangan - - -
-Permukiman
6 Tata Bangunan - - - -Lingkungan
Kuat Pembiayaan
No Potensial Lemah