• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi *Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi *Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

34

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERIODONTITIS DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO

Maria F.Howarto*, N. Mayulu**

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi *Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Program pembangunan kesehatan di Indonesia diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama kelompok ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal. Salah satu penyakit pada ibu hamil yang harus diperhatian karena prevalensinya yang masih cukup tinggi yaitu periodontitis. Periodontitis pada ibu hamil merupakan faktor risiko terjadinya BBLR dan kurang bulan. Wilayah Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado merupakan salah satu pelaksana pelayanan kesehatan. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat, tingkat Provinsi Sulawesi Utara belum mencapai target, termasuk Kota Manado. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi ibu hamil dengan kejadian periodontitis di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif jenis survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel penelitian yaitu keseluruhan dari total populasi yaitu sebanyak 103 responden ibu hamil. Analisis yang digunakan ialah univariat, bivariat dan multivariat dengan uji statistik regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 54 responden (52,4%) memiliki pengetahuan yang baik, responden sebanyak 67 responden (65%) memiliki sikap yang baik, sebanyak 59 responden (57,3%) memiliki motivasi yang baik dan sebanyak 69 responden (67%) memiliki angka kejadian periodontitis yang ringan. Pada analisis bivariat tidak didapatkan hubugan yang bermakna antara pengetahuan (p=0,482, p<0,05), sikap (p=0,000, p<0,05; OR 3,13) dan motivasi (p=0,000, p<0,05; OR 4,65) dengan kejadian periodontitis. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan bahwa motivasi merupakan variabel yang paling dominan dan diikuti variabel sikap berhubungan dengan kejadian periodontitis.

Berdasarkan hasil peneltian dapat disimpulkan bahwa sikap ibu yang baik berhubungan dengan kejadian periodontitis, motivasi ibu yang tinggi berhubungan dengan kejadian periodontitis. Motivasi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian periodontitis. Disarankan agar petugas kesehatan lebih memaksimalkan program kesehatan gigi dan mulut kepada ibu hamil, meningktkan promosi kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan ibu.

Keyword : Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Indeks Periodontal ABSTRACT

Health development program in Indonesia prioritized in efforts to improve the health degree of the mothers and children’ health, especially the most vulnerable group, a group of pregnant women, maternity and baby in the perinatal period. One disease in pregnant women who should be concerned because the prevalence is still high enough is periodontitis. Periodontitis in pregnant women is a risk factor for low birth weight and preterm. Ranotana Weru Primary Health Care is one of the implementing health services in Manado City. Based on the target indicator Healthy Indonesia, North Sulawesi provincial level has not reached the target, including the city of Manado. The purpose of this study is to see how the relationship between knowledge, attitudes and motivation of pregnant women with periodontitis occurrence in Ranotana Weru Primary Health Care in Manado City.

This type of research is descriptive research type of analytic survey with cross sectional study. The amount of sample that is the entirety of the total population of as many as 103 respondents pregnant women. The analysis is univariate, bivariate and multivariate logistic regression test.

The results showed 54 respondents (52.4%) has a good knowledge, 67 respondents (65%) has a good attitude, 59 respondents (57.3%) has a good motivation and 69 respondents (67% ) has a mild periodontitis occurrence. In the bivariate analysis found no significant ties between knowledge (p = 0.482, p <0.05), attitude (p = 0.000, p <0.05; OR 3.13) and motivation (p = 0.000, p <0, 05; OR 4.65) and the occurrence of periodontitis. Results of multivariate logistic regression analysis showed that motivation is the most dominant variable and followed by the attitude variables associated with the incidence of periodontitis. Based on the results of a study, it can be concluded that the attitude of a good mother associated with the occurrence of periodontitis, high maternal motivation associated with the occurrence of periodontitis. Motivation is the most dominant variable associated with the occurrence of periodontitis. It is recommended

(2)

35

that health care workers maximize oral health program for pregnant women, increase health promotion in order to improve the health of mothers.

PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan kesehatan yang mengacu pada Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 yang ingin dicapai ialah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan juga kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Anonim, 2010).

Berdasarakan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2012, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut yaitusebesar 25,9% dan didapatkan sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional.

Periodontitis diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Asia dan Afrika, prevalensi dan intensitas periodontitis terlihat lebih tinggi daripada di Eropa, Amerika dan Australia (Wahyukundari, 2009).Di Indonesia, periodontitis merupakan penyakit kedua terbanyak yang diderita masyarakat (± 73,50%) dan sebesar 4-5% penduduk menderita periodontitis lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang dan lepas (Sriyono, 2009).

Periodontitis pada ibu hamil merupakan faktor risiko terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kurang bulan, dimana status gingiva dari ibu yang melahirkan bayi BBLR kurang bulan lebih buruk dari ibu yang

melahirkan bayi normal (Retnoningrum, 2006).

Penyakit periodontal selama masa kehamilan dapat diminimalisir atau dicegah dengan pemberian informasi dan peningkatan pengetahuan tentang pencegahan penyakit gusi. Pengetahuan ibu yang baik akan mepengeruhi sikap dan motivasi ibu dalam pencegahan penyakit gusi (Habasneh dkk, 2008).

Sarana pelayanan kesehatan dan jumlah tenaga medis merupakan faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat, rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk secara nasional belum mencapai target, termasuk didalamnya yaitu Provinsi Sulawesi Utara khususnya Kota Manado belum mencapai target (Anonim, 2010).

Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado merupakan salah satu pelaksana pelayanan kesehatan. Faktor pelayanan kesehatan secara umum pada ibu hamil sangat penting, tetapi seharusnya ibu hamil juga harus memiliki pengetahuan, sikap dan motivasi yang benar dalam merawat kesehatan gigi dan mulutnya untuk kepentingan ibu dan bayi yang dikandungnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian jenis survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado.

(3)

36 Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juni 2015. Sampel pada penelitian ini ialah keseluruhan total populasi yaitu sebanyak 103 responden.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Hasil Analisis Univariat Variabel Penelitian

a. Distribusi Respoden Menurut Pengetahuan

Distribusi respoden menurut pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Respoden Menurut Pengetahuan

Pengetahuan N %

Baik 54 52,4

Kurang Baik 49 47,6

Total 103 100

Berdasarkan data Tabel 1 di atas, dari 103 responden sebanyak 52,4% responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap kejadian periodontitis dan sebanyak 47,6% memiliki pengetahuan kurang baik.

b. Distribusi Respoden Menurut Sikap Distribusi respoden menurut sikap dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Respoden Menurut Sikap

Sikap n %

Baik 67 65

Kurang Baik 36 35

Total 103 100

Berdasarkan data Tabel 2 di atas, dari 103 responden sebanyak 65% responden memiliki sikap yang baik terhadap kejadian periodontitis dan sebanyak 35% memiliki sikap kurang baik.

c. Distribusi Respoden menurut Motivasi Distribusi respoden menurut motivasi dapat dilihat pada Tabel 3.

(4)

37

Tabel 3. Distribusi Respoden Menurut Motivasi

Motivasi n %

Baik 59 57,3

Kurang Baik 44 42,7

Total 103 100

Berdasarkan data Tabel 3 diatas dari 103 responden, sebanyak 57,3% responden memiliki motivasi yang baik terhadap kejadian periodontitis dan sebanyak 42,7% memiliki motivasi yang kurang baik.

d. Distribusi Responden Menurut Kejadian Periodontitis

Distribusi respoden menurut kejadian periodontitis dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Periodontitis

Periodontitis n %

Baik 69 67

Buruk 34 33

Total 103 100

Berdasarkan data Tabel 4. diatas dari 103 responden, sebanyak 67% responden memiliki angkakejadian periodontitis yang baik dan sebanyak 33% memiliki angka kejadian periodontitis kurang baik.

2. Hasil Analisis Bivariat Penelitian

Hasil tabulasi silang antara pengetahuan, sikap dan motivasi dengan periodontitis pada ibu hamil dapat dilihat pada Tabel 5-7

a. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kejadian Periodontitis

Hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian periodontitis dapat dilihat pad tabel 5.

(5)

38

Tabel 5. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kejadian Periodontitis

Berdasarkan data pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa ibu hamil dengan pengetahuan yang baik terkait kejadian periodontitis yaitu sebanyak 52,4% ibu. Dari 52,4% ibu hamil, yang memiliki indeks kejadian periodontitis kategori ringan sebesar 33% dan yang memiliki indeks kejadian periodontitis kategori berat sebesar 19,4% dan dapat dilihat pula bahwa hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian periodontitis memperoleh nilai p=0,482 sehingga ini dapat dinyatakan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian periodontitis.

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,482 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,482>0,05), maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian periodontitis.

b. Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan Kejadian Periodontitis

Hubungan antara sikap ibu dengan kejadian periodontitis dapat dilihat pada tabel 6.

Pengetahuan

Periodontitis

Ringan Berat Total OR

(95% CI) Nilai p n % n % n % Baik 34 33,0 20 19,4 54 52,4 0,680 (0,29-1,56) 0,482 Kurang Baik 35 34,0 14 13,6 49 47,6 Total 69 67,0 34 32,0 103 100

(6)

39

Tabel 6. Hubungan Antara Sikap Ibu Hamil Dengan Kejadian Periodontitis

Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian ibu dengan sikap yang baik terkait kejadian periodontitis yaitu sebanyak 65% ibu hamil. Dari 65% ibu hamil, yang memiliki indeks kejadian periodontitis kategori ringan sebesar 52,4% dan yang memiliki indeks kejadian periodontitis kategori berat sebesar 12,6% dan dapat dilihat pula bahwa hubungan sikap ibu hamil dengan kejadian periodontitis memperoleh nilai p=0,000 sehingga ini dapat dinyatakan ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan kejadian periodontitis.

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian probabilitas

(signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu hamil dengan kejadian periodontitis. Dilihat dari OR (Odds Ratio) menunjukkan bahwa ibu hamil dengan sikap yang kurang baik berpeluang memiliki kejadian periodontitis kategori baik sebesar 5 kali dibandingkan ibu hamil yang memiliki sikap yang baik.

c. Hubungan antara motivasi ibu hamil dengan kejadian periodontitis

Hubungan antara motivasi ibu hamil dengan kejadian periodontitis dapat dilihat pada tabel 7.

Sikap

Periodontitis

Ringan Berat Total OR

(95% CI) Nilai p n % n % n % Baik 54 52,4 13 12,6 67 65 5,81 (2,37-14,26) 0,00 0 Kurang Baik 15 14,6 21 20,4 36 35 Total 34 33,0 69 67,0 103 100

(7)

40

Tabel. 7 Hubungan Antara Motivasi Ibu Hamil Dengan Periodontitis

Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian ibu dengan motivasi yang baik terkait kejadian periodontitis yaitu sebanyak 57,3% ibu. Dari 57,3% ibu, yang memiliki indeks periodontitis kategori ringan sebesar 48,5% dan yang memiliki indeks periodontitis kategori berat sebesar 8,7% dan dapat dilihat pula bahwa hubungan motivasi ibu dengan kejadianperiodontitis memperoleh nilai p=0,000 sehingga ini dapat dinyatakan ada hubungan antara motivasi ibu dengan kejadian periodontitis.

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian probabilitas

(signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi ibu dengan kejadian periodontitis. Dilihat dari OR (Odds Ratio) menunjukkan bahwa ibu hamil dengan motivasi yang kurang baik berpeluang memiliki kejadian periodontitis sebesar 7 kali dibandingkan ibu yang memiliki motivasi yang baik.

3. Hasil Analisis Multivariat Penelitian Dari hasil uji bivariat menghasilkan nilai p dari variabel sikap dan motivasi di bawah 0,05. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Seleksi Bivariat Penelitian

Variabel p value OR

Pengetahuan 0,482 0.68

Sikap 0,000 5,81

Motivasi 0,000 7,31

Selanjutnya dilakukan analisis multivariat variabel sikap dan motivasi dengan periodontitis. Uji dilakukan dengan analisis

regresi logistik untuk mengetahui variabel yang paling erat hubungannya dengan kejadian periodontitis. Hasil uji multivariat Motivasi

Periodontitis

Ringan Berat Total OR

(95% CI) Nilai p n % n % n % Baik 50 48,5 9 8,7 59 57,3 7,31 (2,89-18,47) 0,00 0 Kurang Baik 19 18,4 25 24,3 44 24,7 Total 34 33 69 67 103 100

(8)

41

dengan menggunakan regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Logistik

Variabel S. E Sig OR

95% C.I Lower Upper

Sikap 5,11 0,23 3,13 1,15 8,53

Motivasi 5,14 0,03 4,65 1,70 12,76

Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa motivasi ibu merupakan variabel yang paling berperan terhadap kejadian periodontitis dengan nilai OR = 4,65 (CI 95% = 1,70-12,76). Hal ini berarti bahwa ibu dengan

motivasi baik berpeluang mengalamikejadian periodontitis kategori ringan sebesar 4 kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki motivasi kurang baik.

PEMBAHASAN

1. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Ranotana Weru masih terdapat kelemahan, dalam hal ini kurangnya informasi peneliti mengenai data jumlah kejadian periodontitis. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya tenaga dokter gigi di Puskesmas Ranotana Weru juga kurangnya perhatian tenaga kesehatan akan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil. Peneliti berusaha agar dapat mengurangi kelemahan dari penelitian menjadi kekuatan dari penelitian ini yakni penelitian ini belum pernah sebelumnya dilakukan di Puskesmas Ranotana Weru dan data mengenai kejadian periodontitis yang kurang di Puskesmas Ranotana Weru belum pernah ada sehingga sangat penting dilaksanakannya penelitian ini agar menjadi masukan bahan evaluasi bagi Puskesmas dalam mengembangkan program-program kesehatan di Puskesmas Ranotana Weru. 2. Hasil Analisis Univariat

a. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Distribusi responden menurut pengetahuan, pada penelitian ini didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 54 responden (52,4%), Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan yang baik sehingga akan mempengaruhi kehidupan yang sehat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arisanty di Puskesmas Bahu Manado pada 50 responden ibu hamil, didapatkan hasil sebanyak 78,8% responden memiliki pengetahuan yang baik..

Banyak orang yang keliru memilih cara pengobatan yang tepat, hal ini disebabkan mereka tidak tahu tentang penyebab penyakit dan upaya pencegahannya. Pengetahuan yang rendah terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat menjadi faktor penyebab timbulnya penyakit gigi dan mulut. Pengetahuan responden mengenai pentingnya

(9)

42 pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dapat membantu meminimalkan terjadinya komplikasi selama kehamilan serta mengurangi terjadinya penyakit gigi dan mulut (Mushinah, 2014).

b. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Distribusi responden berdasarkan sikap ibu, pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu yang memiliki sikap yang baik yaitu sebanyak 67 responden (65%). Pada penelitian yang dilakukan oleh Hajikazemi di Iran (2008) pada 320 responden wanita hamil, didapatkan 34,4% responden yang memiliki sikap yang baik. Kesadaran yang ditunjukkan melalui sikap responden yang baik menunjukkan bahwa responden mempunyai kesediaan untuk berubah. Salah satu teori perubahan perilaku yang dikemukakan oleh WHO, menyatakan bahwa salah satu alasan seseorang menunjukkan sikap dalam hal memperoleh kesehatan yaitu suatu inovasi yang dapat memotivasi responden. Melalui inovasi dan program kesehatan, responden mengadopsi nilai-nilai yang baik berkaitan dengan upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, sehingga mereka memiliki kesediaan untuk berubah (Thomas dkk, 2008). Dampak yang timbul dari pemberian inovasi ini terhadap perubahan sikap seseorang akan memakan waktu yang lama, namun bila sikap tersebut berhasil diadopsi masyarakat maka sikap hidup sehat selama hidup akan terus dilakukan (Muhsinah, 2014).

c. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi

Distribusi responden berdasarkan motivasi ibu, pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu yang memiliki motivasi yang baik yaitu sebanyak 59 responden (57,3%), demikian juga ibu yang memiliki motivasi yang kurang baik yaitu sebanyak 44 responden (42,7%).

Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh dan termasuk juga dirongga mulut, yang dapat dilihat pada gusi dan gigi. Pengaruh kehamilan pada kesehatan rongga diawali dari terjadinya gingivitis yang berlanjut menjadi periodontitis. Kebersihan mulut cenderung diabaikan pada masa awal kehamilan karena timbulnya rasa mual dan muntahdi pagi hari, menyebabkan ibu kehilangan motivasi untuk menjaga kesehatan rongga mulut. Pemberian perawatan preventif dapat mengurangi terjadinya resiko periodontitis pada saat kehamilan.

d. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Periodontitis

Distribusi responden berdasarkan kejadian periodontitis pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu yang mengalami periodontitis yang ringan yaitu sebanyak 69 responden (67%). Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatian kesehatan dirinya dengan baik sehingga akan mempengaruhi kehidupan yang sehat.

Penelitian oleh Wiyatini dkk (2014) di Puskesmas Kabupaten Demak dengan total 63 sampel mendapatkan hasil yaitu responden memiliki proporsi periodontitis terbesar merupakan responden berpendidikan

(10)

43 tamat SD untuk kelompok periodontitis (57%) dan proporsi terbesar responden berpendidikan tamat SMA untuk kelompok tidak periodontitis (41%).

Penyakit periodontal merupakan kondisi yang terjadi karena adanya inflamasi dan kerusakan dari sturktur tulang yang menyokong gigi geligi. Infeksi rongga mulut yang bersifat kronik ini disebabkan karena hadirnya karakteristik biofilm yang masuk ke dalam jaringan dan sturktur dari periodontal yang dikembangkan oleh bakteri yang ada dalam rongga mulut. Biofilm dari plak gigi tersebut merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari matriks yang adhesiv. (Heather, 2008).

3. Hasil Analisis Bivariat

a. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kejadian Periodontitis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kejadian periodontitis yaitu sebanyak 54 responden tetapi yang memiliki indeks periodontal ringan sebesar 33% (34 responden) dan yang memiliki indeks periodontal berat sebesar 19,4% (20 responden). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik berpengaruh terhadap indeks periodontal.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian periodontitis. Tidak terdapatnya hubungan mengenai pengetahuan dengan kejadian periodontitis, salah satunya dapat dipengaruhi dari tingkat sosial ekonomi. Hal ini diasumsikan bahwa dilihat dari pekerjaan responden, didapatkan

bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai IRT sebanyak 66%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki pendapatan yang tetap sehingga akan mempengaruhi cara menjaga kesehatan gigi dan mulut responden.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vogt dkk (2012) pada 334 responden wanita hamil di Brazil, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian periodontitis yang dikarenakan kebiasaan dari ibu hamil mengonsumsi rokok dan alkohol, sehingga berpengaruh pada kondisi jaringan periodontal selama masa kehamilan. Rokok dan alkohol akan merusak jaringan periodontal ibu dan akan berpengaruh pada sistem pembentukan benih gigi janin dan akan mengakibatkan kasus kelahiran BBLR (Ovadia dkk, 2007).

b. Hubungan Antara Sikap Dengan Kejadian Periodontitis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang baik tentang kejadian periodontitis yaitu sebanyak 67 responden, tetapi yang memiliki indeks periodontal ringan sebesar 52,5% (54 responden) dan yang memiliki indeks periodontal berat sebesar 12,6% (13 responden). Hal ini menunjukkan bahwa sikap ibu yang baik berpengaruh terhadap indeks periodontal. Adanya sikap ibu yang baik ini diharapkan agar ibu dapat menerapkan bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat menurunkan angka kejadian periodontitis.

(11)

44 Pada penelitian yang dilakukan oleh Arisanty (2009) yang berjudul Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil yang dilaksanakan di Puskesmas Bahu Manado menyatakan bahwa sikap ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan baik dengan perolehan skor sebesar 558 (93%). Setiap ibu hamil perlu menjaga kesehatan selama kehamilan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Sikap ibu dalam menjaga kesehatan gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor personal, sosial ekonomi dan pengetahuan mengenai hubungan kesehatan gigi dan mulut (Herijulianti dkk, 2008).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang baik dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan upaya untuk mencegah terjadinya kejadian periodontitis selama masa kehamilan. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan meliputi anjuran untuk menyikat gigi 2 kali sehari sehabis sarapan dan malam sebelum tidur, rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, mengonsumsi buah dan sayuran yang mengadung vitamin A dan C.

c. Hubungan Antara Motivasi Dengan Kejadian Periodontitis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi yang baik tentang kejadian periodontitis yaitu sebanyak 59 responden, tetapi yang memiliki indeks periodontal ringan sebesar 48,5% (50 responden) dan yang memiliki indeks periodontal berat sebesar 8,7% (9 responden).

Motivasi merupakan dorongan dan rangsangan yang ada didalam diri seseorang sehingga membuat orang tersebut melakukan tindakan atau aktivitas (Herijualianti, 2002). Motivasi memiliki peran atau fungsi bagi manusia sebagai motor penggerak bagi manusia, menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan tujuan atau cita-cita dan menyeleksi perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan guna mencapai tujuan dengan menyampigkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu (Hamzah, 2008).

4. Hasil Analisis Multivariat

Variabel Yang Paling Dominan Terhadap Kejadian Periodontitis

Dari hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel motivasi ibu merupakan variabel yang paling berperan terhadap kejadian periodontitis. Hal ini berarti bahwa variabel yang dominan berhubungan dengan kejadian periodontitis ialah motivasi ibu, jadi motivasi ibu yang baik akan membuat penurunan angka kejadian periodontitis sebesar 4 kali dibandingkan dengan motivasi ibu yang kurang baik.

Didapatkan adanya hubungan antara motivasi dengan kejadian periodontitis ini dapat disebabkan dengan dorongan dari dalam yang kuat, maka ibu tidak merasa keberatan untuk merawat kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah terjadinya periodontitis. Kaitan motivasi dengan perawatan gigi yaitu, motivasi dibutuhkan seseorang sebagai pendorong kemauan untuk

(12)

45 melaksanakan perawatan gigi secara baik dan benar. Perawatan kesehatan gigi dan mulut bukan suatu hal yang mudah dan membutuhkan energi juga waktu yang khusus karena banyak hal yang harus diperhatikan.

Motivasi ibu hamil merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai, bahwa tindakannya dalam menjaga kesehatan rongga mulut akan membuat ibu dan bayi dalam kandungan aman. Jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkan itu. Jika harapan memperoleh hal yang diinginkan itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah. Dilihat dari hal diatas, sangat perlu dilakukan edukasi kepada para ibu hamil untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut dalam upaya mencegah terjadiya periodontitis selama kehamilan agar bayi dalam kandungan ibu lahir sehat (Heather dkk, 2008).

KESIMPULAN

1. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian periodontitis.

2. Terdapat hubungan antara sikap ibu hamil dengan kejadian periodontitis.

3. Terdapat hubungan antara motivasi ibu hamil dengan kejadian periodontitis. 4. Motivasi merupakan variabel yang paling

dominan dengan kejadian periodontitis di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado.

SARAN

1. DinasKesehatan Kota Manado

Membuat progam pelatihan pada petugas kesehatan dalam promosi kesehatan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan kepada ibu-ibu yang datang untuk memeriksakan kehamilan agar dapat memotivasi ibu untuk menjaga kesehatan rongga mulutnya.

2. Bagi Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado

Diharapkan partisipasi dari dokter gigi, perawat gigi dan petugas kesehatan lainnya untuk lebih memaksimalkan program pelayanan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil, mengajarkan bahwa tentang pentingnya pemeriksaan rutin ke dokter gigi selama kehamilan, pentingya mengajarkan cara menyikat gigi yang benar dan makanan-makanan yang baik bagi kesehatan rongga mulut.

3. Masyarakat

Khususnya ibu-ibu hamil diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan penyakit periodontal dan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan (dengan membaca media cetak, menonton televise dan rajin untuk meminta informasi pada petugas kesehatan) sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan calon bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Profil Kesehatan Sulawesi Utara.

(13)

46 Bakti Husada. 2012. Pusat Data dan

Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Hal 8.

Arisanty, A. D., P. J. Kaunang, dan V. Wowor. 2009. Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil Di Puskesmas Bahu Manado. Jurnal e-GiGi (Eg). Vol 3. No 1. Hal 131-140.

Habashneh, R. A., S.H. Aljundi., and H.A. Alwaeli. 2008. Survey Medical

Doctors’ Attitudes and

Knowledge Of The Association

Between Oral Health and

Pregnancy Outcomes. Jordan. Int J Dent Hygine. Vol 6. No 1. Hal 214-220.

Hajikazemi, E., O. Fateme., H.M. Shoaleh., N. Soghra and H. Hamid. 2008. The Relationship Between Knowledge, Attitude, And Practice Of Pregnant Women About Oral And Dental Care. Iran. Euro J. Vol 24. No 4. Hal 556-561.

Heather, J., and K. A. Boggess. 2008. Periodontal Diseases and Adverse Pregnancy Outcomes: A Review Of The Evidence and Implications

For Implications For Clinical Practice. Journal of Dent, Hygiene. Vol 82. No. 3

Herijuliati E., T. Indriani, dan S. Artini. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC. Jakarta.

Muhsinah., E. Yuniarrahmah., dan B. I. Sukmana. 2014 Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Hamil Dengan Perilaku Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Poli Kandungan RSUD Banjarbaru. Vol 2. No 2. Hal110-114.

Ovadia, R., R. Zidrok., and R. M. D. Romero. 2007. Relationship

Between Pregnancy And

Periodontal Disease. Mexico. Vol 14. No 1. Hal 10-14.

Sriyono, N,W. 2009. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Guna Meningkatkan Kualitas Hidup. Rapat Terbuka Majelis Guru Besar 8 Desember. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Thomas, N.J., P.F. Middelton., and C.A. Crowther. 2008. Oral and Dental

Health Care Practices In

Pregnant Women In Autralia. Biomed Central. Vol 8. No 13. Hal 1-6.

(14)

47 Retnoningrum, D. 2006. Gingivitis Pada

Ibu Hamil Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Bayi Berat Badan Lahir Rendah Kurang Bulan di RS. dr. Kariadi Semarang. Artikel Ilmiah. Semarang: Fakultas KedokteranUniversitas

Diponegoro.

Vogt, M., A.W. Sallum., J.G. Cecatti., and S.S. Morais. 2012. Factor

Associated With The

Prevalence Of Periodontal

Dissease In Low-Risk

Pregnant Women. Brazil.

Reproductive Health Journal. Vol 9. No 3. H 1-8.

Wahyukundari, M,A. 2009. Perbedaan

Kadar Matrix

Metalloproteinase-8 Setelah Scaling Dan Pemberian Tetrasiklin Pada Penderita Periodontitis Kronis. Jurnal PDGI. Vol 58 No. 1.

Wiyatini, T., H. Setyawan., dan S. Hadisaputro. 2014. Faktor-Faktor Lokal Dalam Mulut dan Perilaku Pencegahan Yang Berhubungan Dengan Periodontitis (Studi Kasus Di Tiga Puskesmas Kabupaten Demak). Artikel publikasi UNDIP

Gambar

Tabel 2. Distribusi Respoden Menurut Sikap
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Periodontitis
Tabel 5. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kejadian Periodontitis
Tabel 6. Hubungan Antara Sikap Ibu Hamil Dengan Kejadian Periodontitis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan bahwa gugusan sensor gas (electronic nose) dapat digunakan untuk membedakan antara cumi-cumi yang

Proses penambahan fonem terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku, proses penambahan fonem terdapat 2 kata dasar.. Dan

Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan bagi perusahaan untuk menjalankan perusahaannya secara berkelanjutan, yang salah satunya adalah dengan

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat

Pengujian kedua menggunakan turbin aliran silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 24 yang dibuat dari pipa dibelah, runner yang digunakan ini adalah runner yang dibuat

Pengaruh Lama waktu fermentasi terhadap Kadar Protein Pada Gambar di atas dapat dilihat bahwa semakin lama waktu fermentasi maka kadar protein yang dihasilkan meningkat.. Hal

Berdasarkan matriks SWOT dapat disusun beberapa alternatif strategi pemasaran berdasarkan bauran pemasaran, yaitu (1) strategi produk dengan melakukan modifikasi